Anda di halaman 1dari 8

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN DALAM BIDANG BISNIS

LAPORAN
Disusun untuk Mata Kuliah Aplikasi Informasi dan Teknologi 1

Disusun oleh:
Akbar Maulana Sadewa (205254003)
Emi Destiani (205254013)
Salsabila Novanisa (205254029)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020
 Pengertian Algoritma
Algoritma biasanya didefinisikan sebagai rangkaian terurut langkah-langkah yang
logis dan sistematis yang disusun untuk menyelesaikan suatu masalah.

 Pengaruh Algoritma dalam Bidang Bisnis


Algoritma pada dasarnya digunakan dalam urutan pengambilan langkah dan dipakai
untuk memproduksi keluaran yang spesifik. Dalam modern bisnis, algoritma ada di mana
saja. Mesin pencari seperti Google, algoritmalah yang membangunnya untuk
mengurutkan triliunan data dan tidak menutup kemungkinan bahwa algoritma sudah
menguasai semuanya.

Dilihat dari dunia marketing, algoritma banyak mengambil peran dalam pengambilan
keputusan dan keputusan-keputusan yang bersifat strategis. Dengan data yang ada dan
terbukti kebenarannya, algoritma bisa otomatis membuat keputusan di dalam skala yang
ditentukan dan untuk mengurangi sumber yang ada menjadi sebuah sumber yang sia-sia.

Dalam pembangunannya, algoritma dapat membuat suatu keputusan kompleks dan


memecahnya menjadi bagian-bagian yang kecil. Di dunia marketing, algoritma dipunyai
di tiap-tiap perusahaan. Seperti di Instagram, setiap update terdapat penambahan-
penambahan algoritma yang ada untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan tersebut
dan berdampak besar terhadap marketing mereka.
 Data Flow Diagram (DFD)
Diagram alir data adalah diagram yang digunakan untuk memodelkan sistem secara
logik. Seperti halnya bagan alir dokumen, diagram alir data pun dapat digunakan baik
pada tahap analisis maupun tahap desain, namun kecenderungan diagram ini lebih cocok
digunakan untuk tahap desain karena dengan diagram tersebut batasan ruang lingkup
sistem terlihat sangat jelas sehingga pekerjaan pengembangan sistem yang dilakukan
dapat lebih fokus. Terdapat beberapa ahli yang pernah mendefinisikan simbol-simbol
DFD diantaranya Gane/Serson dan Yourdon/De Marco yang mendefinisikan simbol
DFD sebagai berikut.

Pemodelan DFD diawali dengan pembuatan context diagram. Secara simbol, DFD
dan context diagram menggunakan jenis dan bentuk simbol yang sama, namun secara
aturan terdapat perbedaan antara pemodelan DFD dan context diagram, dimana pada
context diagram hanya diizinkan sebuah simbol proses saja sedangkan pada DFD dapat
lebih dari satu simbol proses. Selain itu context diagram ditujukan untuk
menggambarkan interaksi sistem dengan lingkungan luar, sedangkan pada DFD juga
digambarkan hubungan antar proses didalam sistem.
Beberapa tujuan dibuatnya sebuah DFD atau DAD pada sistem yang dibuat, antara lain
1. Menggambarkan fungsi-fungsi yang mentrasformasikan aliran data.
2. Memberikan indikasi mengenai bagaimana data ditrasformasikan pada sata data
bergerak melalui sistem.

FUNGSI DFD ATAU DAD


1. Sebagai alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem yang
digunakan untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional
yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun
komputerisasi.
2. DFD digunakan sebagai alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya
pada fungsi sistem.
3. DFD merupakan alat perancang sistem yang berorientasi pada alur data.

LEVEL PADA DFD


Dalam pembuatan DAD atau DFD terdapat 3 level, yaitu:
1. Diagram Konteks
Diagram Konteks menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili seluruh
proses yang terdapat didalam suatu sistem. Diagram konteks sering dikatakan sebagai
diagram nomol 0 (nol), karena diagram ini merupakan tingkatan tertinggi dalam DFD.
Diagram ini sangat sederhana untuk diciptakan karena pada diagram konteks sama
sekali tidak memuat penyimpanan. Hal itu dilakukan karena semua entitas eksternal
yang ditujukan pada diagram konteks yang berisi aliran-aliran data utama menuju dan
dari sistem.
2. Diagram Nol (Diagram level-1)
Diagram level nol merupakan pemecahan dari diagram konteks, diagram ini memuat
penyimpanan data.
3. Diagram Rinci
Merupakan diagram yang digunakan untuk menguraikan atau pemecahan proses yang
ada dalam diagram nol.

 Entity Relationship Diagram (ERD)


Merupakan sebuah model untuk menyusun database agar dapat menggambarkan
data yang mempunyai relasi dengan database yang akan didesain. Diagram ERD
biasanya berhubungan langsung dengan diagram data flow untuk menampilkan
konten data store. Ketiga hal tersebut dapat membantu memvisualisasikan bagaimana
data saling terhubung dan berguna untuk mengonstruksi basis data relasional.
Beberapa komponen penyusun ERD:
1. Entitas
Kumpulan objek yang dapat diidentifikasikan secara unik atau saling berbeda.
Simbol dari entitas biasanya digambarkan dengan persegi panjang. Selain itu, ada
juga “Entitas Lemah” yang dilambangkan dengan gambar persegi panjang kecil di
dalam persegi panjang yang lebih besar. Disebut entitas lemah karena harus
berhubungan langsung dengan entitas lain sebab dia tidak dapat teridentifikasi
secara unik.

2. Atribut
Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk
mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Atribut kunci merupakan hal
pembeda atribut dengan entitas. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips dan
terbagi menjadi beberapa jenis:
- Atribut kunci (key): atribut yang digunakan untuk menentukan entitas secara
unik. Contoh: NPWP, NIM (Nomor Induk Mahasiswa).
- Atribut simpel: atribut bernilai tunggal yang tidak dapat dipecah lagi (atomic).
Contoh: alamat, tahun terbit buku, nama penerbit.
- Atribut multinilai (multivalue): atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk
setiap entitas instan. Contoh: nama beberapa pengarang dari sebuah buku
pelajaran.
- Atribut gabungan (composite): atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang
lebih kecil dengan arti tertentu. Contoh: nama lengkap yang terbagi menjadi
nama depan, tengah, dan belakang.
- Atribut derivatif: atribut yang dihasilkan dari atribut lain dan tidak wajib
ditulis dalam diagram ER. Contoh: usia, kelas, selisih harga.
3. Relasi
Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang
berbeda. Gambar relasi diwakili oleh simbol belah ketupat. Relasi juga terbagi
menjadi beberapa jenis:
- One to one: setiap entitas hanya bisa mempunyai relasi dengan satu entitas
lain. Contoh: siswa dengan nomor induk siswa
- One to many: hubungan antara satu entitas dengan beberapa entitas dan
sebaliknya. Contoh: guru dengan murid dan sebaliknya.
- Many to many: setiap entitas bisa mempunyai relasi dengan entitas lain, dan
sebaliknya. Contoh: siswa dan ekstrakurikuler.

4. Garis
Garis yang menghubungkan antar atribut untuk menunjukkan hubungan entitas
pada diagram ER.

 Contoh penulisan Algoritma


Terdapat tiga cara penulisan Algoritma:
1. Structured English (SE)
SE merupakan alat yang cukup baik untuk menggambarkan suatu algoritma.
Dasar dari SE adalah Bahasa Inggris, namun kita dapat memodifikasi dengan
Bahasa Indonesia sehingga kita boleh menyebutnya sebagai Structured
Indonesian (SI). Algoritma seperti pada Contoh 5.10 dan 5.11 merupakan
algoritma yang ditulis menggunakan SI. Karena dasarnya adalah bahasa sehari-
hari, maka SE atau SI lebih tepat untuk menggambarkan suatu algoritma yang
akan dikomunikasikan kepada pemakai perangkat lunak.
2. Pseudocode
Pseudocode mirip dengan SE. Karena kemiripan ini kadang-kadang SE dan
Pseudocode dianggap sama. Pseudo berarti imitasi atau tiruan atau menyerupai,
sedangkan code menunjuk pada kode program. Sehingga pseudocode adalah kode
yang mirip dengan instruksi kode program sebenarnya. Pseudocode didasarkan
pada bahasa pemrograman yang sesungguhnya seperti BASIC, FORTRAN atau
PASCAL. Pseudocode yang berbasis bahasa PASCAL merupakan pseudocode
yang sering digunakan. Kadang-kadang orang menyebut pseudocode sebagai
PASCAL-LIKE algoritma. Apabila Contoh 5.10 ditulis dalam pseudocode
berbasis bahasa BASIC akan tampak seperti pada contoh 5.12.
Contoh 5.12. Pseudocode.
1. Start
2. READ alas, tinggi
3. Luas = 0.5 * alas * tinggi
4. PRINT Luas
5. Stop
Pada Contoh 5.12 tampak bahwa algoritma sudah sangat mirip dengan bahasa
BASIC. Pernyataan seperti READ dan PRINT merupakan keyword yang ada
pada bahasa BASIC yang masing-masing menggantikan kata "baca data" dan
"tampilkan". Dengan menggunakan pseudocode seperti di atas, maka proses
penterjemahan dari algoritma ke kode program menjadi lebih mudah.

3. Flowchart
Flowchart atau bagan alir adalah skema/bagan (chart) yang menunjukkan aliran
(flow) di dalam suatu program secara logika. Flowchart merupakan alat yang
banyak digunakan untuk menggambarkan algoritma dalam bentuk notasi-notasi
tertentu.
REFERENSI

https://rekayasa-komputer.blogspot.com/2013/10/contoh-penulisan-algoritma.html
https://www.dewaweb.com/blog/entity-relationship-diagram/
https://abroidablog.wordpress.com/2018/11/11/dfd-data-flow-diagram/

Anda mungkin juga menyukai