Anda di halaman 1dari 17

Data Integration

Modul Sybase Power Designer

DisusunOleh :
Putu Agus Yoga Suryadinatha (15101153)

I Komang Wahyu Widhiantara (14101143)

Rizky Hartono (14101642)

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER INDONESIA (STIKI)


TAHUN AJARAN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN

Sybase Power Designer adalah sebuah paket program desain tools yang digunakan untuk
membuat visualisasi, dokumentasi dan mendesain suatu sistem perangkat lunak. Paket ini
meliputi:
1. Process Analyst Model (PAM)
2. Data Architect tools
3. Application modeler tools
4. Metawork tools

1. Process Analyst Model

Process analyst adalah suatu Powerdesigner tool yang memungkinkan untuk


menggambarkan aliran informasi dari suatu proses di dalam sistem informasi. Suatu
PAM menunjukkan bagaimana data diubah dan menunjukkan proses fungsional yang
berlaku untuk data itu.

Produk ini adalah merupakan suatu alat (tools) yang dapat digunakan untuk membuat
pemodelan aliran informasi suatu sistem perangkat. Dengan menggunakan produk
software ini diharapkan dapat :

- Membangun model fungsional ( OMT) dan diagram arus data


- Menggunakan lambang sesuai dengan berbagai metoda didukung: OMT,
Yourdon/Demarco, Gane& Sarson, dan SSADM
- Menciptakan suatu hirarki proses
- Customize dan mencetak laporan model
- Menggunakan data item dari suatu Data Konseptual Model ( CDM)
- Menggunakan OLE teknologi untuk menghubungkan rancangan model ke aplikasi
lain

Suatu PAM memungkinkan untuk:


- Meneliti proses dari suatu sistem
- Menghadirkan proses ini dalam wujud suatu model
- Menciptakan suatu struktur pohon hirarkis [yang] mewakili proses ini

2. Data Architect

Data architect adalah sebuah tools yang digunakan untuk mendesain suatu data base.
Tools ini akan memberikan keuntungan yaitu akan dapat memberikan dua tingkat
pendekatan dalam desain pemodelan data yaitu tingkat konseptual atau logikal (CDM ;
Conseptual data Model) dan tingkat fisikal (PDM : Physical data Model). Dengan
menggunakan data architect kita akan dapat :
- Membuat Model suatu sistem informasi dengan menggunakan suatu entity-
relationship diagram. Model ini disebut Conceptual Data Model (CDM)
- Menghasilkan suatu Physical Data Model ( PDM) untuk suatu target database
management sistem ( DBMS), mempertimbangkan pokok-pokok dari DBMS
- Mengcustumize PDM untuk menyesuaikan performa tingkah laku dan fisik
- Menghasilkan script database untuk target DBMS
- Menghasilkan suatu referensi integritas jika mereka didukung oleh target database
- Meng-customize dan mencetak laporan model
- Merekayasa balik aplikasi dan database dan aplikasi
- Menggambarkan atribut yang diperluas untuk PDM object

3. Application modeler tools


a. CDM(Conceptual Data Model)
Suatu CDM menghadirkan keseluruhan struktur logis dari suatu database, yang mana
tidak terikat pada jenis apapun perangkat lunak atau penyimpanan data struktur. Suatu
model konseptual sering berisi object data yang belum diterapkan didalam fisik
database [Itu] memberi suatu penyajian yang formal menyangkut data yang diperlukan
untuk menjalankan perusahaan atau suatu aktivitas bisnis.
CDM mempunyai beberapa peran sebagai berikut :
- Menghadirkan organisasi data di (dalam) suatu format grafis
- Memverifikasi kebenaran disain data
- Menghasilkan PDM yang (mana) menetapkan implementasi phisik (menyangkut)
database
Suatu CDM menggambarkan interaksi dari beberapa objek berikut:
Objek Keterangan
Domain Satuan nilai-nilai daerah di mana suatu data item sah
Data item Potongan informasi dasar
Entity atribut Potongan informasi dasar yang terberkait dengan suatu entity
Entity Orang kesatuan, tempat, hal atau konsep yang mempunyai
karakteristik kepada perusahaan dan sekitar yang anda inginkan
untuk menyimpan informasi
Relationship Nama asosiasi atau koneksi antar entity
Inheritance link Hubungan khusus yang menggambarkan suatu kesatuan sebagai
kasus khusus dari suatu kesatuan yang lebih umum

b. PDM (Physical data model)


PDM adalah merupakan suatu implementasi phisik dari database. Dengan PDM, kita
dapat mempertimbangkan secara detil tentang implementasi phisik nyata. PDM
mmemasukkan kedalam laporan perangkat lunak atau penyimpanan data struktur. Kita
dapat memodifikasi PDM untuk menyesuaikan batasan phisik (physical constrain) atau
hasil rancangan. PDM mempunyai beberapa peran sebagai berikut :
- Menghadirkan organisasi phisik data di (dalam) suatu format grafis
- Menghasilkan catatan untuk modifikasi dan pembuatan database
- Menggambarkan batasan (constrain) dan referensi integritas
- Menghasilkan extended atribut
- Merekayasa balik database yang ada
- Memperbaharui suatu CDM

Ada beberapa jalan untuk membuat suatu PDM:


- Membuat suatu PDM dari suatu CDM
- Membuat suatu PDM sejak dari awal mula
- Mengkonversi dari suatu database ke dalam suatu PDM

Suatu PDM menggambarkan interaksi dari beberapa object berikut :


Objek Keterangan
Table Kumpulan dari baris-baris (record) dan kolom-kolom (fields)
Column Struktur data yang berisi data item atau attribute didalam suatu baris
(record), suatu model persamaan dari kolom database (fileds)
Primary key colomn yang memiliki nilai unik mengidentifikasikan suatu baris
dalam tabel
Foreign key colomn yang memiliki nilai tergantung dari primary key dalam tabel
yang lain (relation tabel)
Index Struktur data yang didasarkan pada suatu kunci (key), didasarkan
pada kecepatan akses dan nilai control tertentu
Reference hubungan antara primary key dan foreign key dari tabel yang berbeda
view Struktur data yang merupakan hasil dari query sql dan dibangun dari
data di dalam satu atau banyak tabel

4. Metaworks
Metaworks merupakan kamus adalah suatu alat untuk me-manage pengembangan
aplikasi di dalam suatu kelompok lingkungan perangkat lunak. Dengan menggunakan
Metaworks kamus kita dapat:
- Menciptakan profil dan rekening/tg-jawab untuk para pemakai kamus
- Menciptakan proyek, model dan submodels, dan menugaskan [mereka/nya] ke para
pemakai
- Mengunci dan membuka kunci model
- Menyuling/Menyadap dan memperkuat model dan submodels
- Membandingkan definisi obyek dan mengatur konflik data
- Membuat kamus query
- Memodifikasi object di (dalam) kamus

Apa yang merupakan tujuan dari suatu kamus? Bagian ini menjelaskan bagaimana
kamus Metaworks dapat membantu untuk mengembangkan aplikasi.
1. Memungkinkan kerjasama sekelompok
Manakala mengembang;kan aplikasi yang besar diperlukan pembagian dan
organisasi tenaga kerja. Hal ini dimungkinkan untuk menyimpan atau memelihara
aplikasi yang besar seghingga dapat dikendalikan dalam dunia waktu nyata. Para
pengembang dapat Berbagi informasi, membuat aplikasi secara bersama-sama.
2. Memastikan integritas data
Team perancang memberikan permasalahan yang serupa kepada user lain yang
jumpai di (dalam) multiuser database. Para perancang mungkin punya daerah
tanggung jawab yang tumpang-tindih dan boleh mengakses data yang sama secara
serempak, hal ini akan dapatmembahayakan integritas data. Oleh karena itu perlu
komunikasi dan kerjasama secara saksama dan kontinyu antar anggota.
Kamus Metaworks membantu pengembang memastikan integritas data selagi
sejumlah besar para pemakai mengijinkan untuk mengakses data yang sama.
3. Memastikan konsistensi
Yang tidak kalah penting untuk team perancang aplikasi adalah pemusatan
data. Dengan ituteam perancang dapat menggunakan kembali bagian-bagian dari
model, adalah mungkin untuk membangun aplikasi tambahan selagi pemeliharaan
model tetap (konsisten). Sehingga keseluruhan proses pengembangan akan
menjadi lebih efisien. Kamus Metaworks memusatkan data disain untuk semua
sistem informasi aplikasi dan dapat memastikan kecocokan dan konsistensi dari
aplikasi yang berbeda .
4. Memungkinkan data untuk bersama
Di dalam banyak organisasi, aplikasi jarang beroperasi dengan bebas dari satu/
orang ke orang lain. Operasi mandiri akan bisa dipastikan di dalam data
inconsistencies dan akan mendorong kearah suatu gangguan di dalam sistem
informasi. Kamus Metaworks membantu team perancang mengatur definisi
daerah dan data. [kamus metaworks akan menyimpan semua data di dalam sistem
informasi, dan mungkin dapat digunakan untuk proyek yang berbeda. Hal ini
memungkinkan semua para perancang, mengikuti hak akses yang sudah dikenal
mereka

5. Fitur yang dimiliki Process Analyst


Process Analyst digunakan untuk membuat model beraliran data (data flow model), yang
disini disebut PAM (ProcessAnalyst Model). Hal-hal yang dapat dilakukan:
- Membuat data flow diagram (DFD)
- Menggunakan simbol yang berhubungan dengan metode yang di-support, yaitu: OMT,
Yourdon/DeMarco, Gane&Sarson, dan SSADM
- Membuat hirarki proses
- Mengkustomisasi dan mencetak model report
- Menggunakan data item dari Conceptual Data Model (CDM)
- Penggunaan teknologi OLE untuk me-link model dengan aplikasi lain.

6. Konsep Dasar
Semua metodologi yang diimplementasikan dalam ProcessAnalyst menggunakan konsep
pemrosesan data yang sama. Process Analyst men-support empat metodologi:
- Object Modeling Technique (OMT) functional model
- Yourdon/DeMarco
- Gane & Sarson
- Structured System Analysis and Design Methodology (SSADM)
Untuk memilih metoda dalam ProcessAnalyst:
1. Pilih menu File, lalu Model Options.
2. Pilih radio button dalam groupbox Method.
Untuk memulai, pilih method OMT Functional Model.
Pada bagian Data items/Domain, isi checkbox Enforce dan Data type.
Pada bagian Model type, isi checkbox Context model.
3. Click OK
Maka Tools palette dan simbol objek dalam model berubah.

7. Beberapa Definisi
- Process: "Black box" yang menerima data, mentransformasikannya dan memberikan
hasil (output).
- Process decomposition: Memecah process menjadi beberapa level hirarki yang lebih
rendah.
- External entity: Sumber data yang digunakan dalam model.
- Data store: Lokasi pada sistem di mana data di simpan untuk sementara atau
permanen.
- Data flow: Perpindahan data antar komponen dalam sistem.
BAB II
KOMPONEN APLIKASI PROSES

Menu
Toolbar

Tools

Workspace

Gambar 1. Tampilan utama ProcessAnalyst

Seperti tampak pada gambar di atas, maka tampilan program terdiri dari komponen-
komponen:
1. Menu, terdiri dari 8 komponen menu utama, yaitu File, Edit, Dictionary, Arrange, Format,
View, Window, dan Help.
2. Toolbar, merupakan shortcut yang menunjuk pada sub menu yang paling sering diakses.
3. Tools, digunakan untuk menggambar objek-objek dalam model yang bersangkutan.
4. Workspace, digunakan untuk tempat meletakkan objek-objek yang dipilih.

1. Pembuatan Root Process


Langkah pertama dalam membuat model adalah membuat root process, yaitu fungsi yang
mengelompokkan semua fungsi lain dalam domain analisis. Dari root process inilah
proses-proses lain dapat diturunkan.
1.1 Membuka Model Baru
Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Jalankan aplikasi ProcessAnalyst.
2. Pilih menu File | Save As, maka kota dialog File Save As muncul.
3. Ketikkan nama file. Nama file ini secara otomatis akan memiliki ekstension
.PAM.
4. Klik OK, maka model siap dibuat.
1.2 Membuat dan Mendefinisikan Proses
Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Klik Process pada Tools, dalam Tools digambarkan sebagai kotak dengan gambar
lingkaran yang didalamnya berwarna putih.
2. Klik pada workspace.
Simbol proses akan muncul di tempat yang di-klik dengan label Prcs_n, di mana n
merupakan jumlah objek dengan urutan penciptaan objek. Angka yang tampak di
atas nama proses adalah process identification number, yang mengindikasikan
urutan penciptaan proses.
3. Klik kanan pada simbol proses yang baru dibuat tadi, kemudian pilih menu
Properties, maka akan tampil Process Properties.
4. Ketikkan nama proses di dalam textbox Name.
5. Klik tombol yang terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code
secara otomatis, sama dengan nama proses.
6. Klik OK, maka label Prcs_n tadi akan berganti menjadi nama proses.

1.3 Membuat dan Mendefinisikan External Entity


Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Klik External Entity pada Tools, dalam Tools digambarkan sebagai gambar
bujursangkar yang berwarna putih.
2. Klik pada workspace.
Simbol external entity akan muncul di tempat yang diklik dengan label Entt_n, di
mana n merupakan jumlah objek dengan urutan penciptaan objek.
3. Klik kanan pada external entity yang baru dibuat, kemudian pilih menu
Properties maka akan tampil External Entity Properties.
4. Ketikkan nama external entity pada textbox Name.
5. Klik tombol yang terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code secara
otomatis sama dengan nama external entity.
6. Klik OK, maka label Entt_n tadi akan berganti menjadi nama external entity.

1.4 Membuat Data Store


Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Klik Data Store pada Tools. Dalam Tools digambarkan sebagai dua garis sejajar
dengan warna putih di antara kedua garis tersebut.
2. Klik pada workspace.
Simbol data store akan muncul di tempat yang diklik dengan label Stor_n, di
mana n merupakan jumlah objek dengan urutan penciptaan objek.
3. Klik kanan pada data store yang baru dibuat, kemudian pilih menu Properties
maka akan tampil Data Store Properties.
4. Ketikkan nama data store pada textbox Name.
5. Klik tombol yang terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code secara
otomatis sama dengan nama data store.
6. Klik OK, maka label Stor_n tadi akan berganti menjadi nama data store.

1.5 Membuat Data Flow antar Objek


Digunakan untuk me-link antar objek pada satu level DFD. Langkah-langkah yang
dilakukan:
1. Klik Data Flow pada Tools. Dalam Tools digambarkan sebagai anak panah yang
menghubungkan dua lingkaran kecil.
2. Klik objek pertama yang akan dihubungkan, misalnya sebuah external entity,
kemudian tahan sejenak. Kemudian drag mouse ke objek kedua yang akan
dihubungkan, misalnya sebuah proses, kemudian lepaskan tombol mouse.
Simbol data flow akan muncul di tempat yang diklik dengan label Flow_n, di
mana n merupakan jumlah objek dengan urutan penciptaan objek.
3. Klik kanan pada data flow yang baru dibuat, kemudian pilih menu Properties
maka akan tampil Data Flow Properties.
4. Ketikkan nama data flow pada textbox Name.
5. Klik tombol yang terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code secara
otomatis sama dengan nama data flow.
6. Klik OK, maka label Flow_n tadi akan berganti menjadi nama data flow.

Tampilan flow dapat diatur sehingga tidak akan tumpang tindih dengan flow lain.
Misalnya saja titik pusat flow yang terdapat pada suatu proses dapat diatur dipatahkan
bentuknya. Caranya:
1. Pilih flow yang akan dibengkokkan.
2. Tekan CTRL sambil meng-klik bagian tengah flow.
3. Drag flow ke arah lain untuk membuatnya patah.

Atau flow dapat diatur bentuknya dengan cara:


1. Klik kanan data flow, kemudian pilih menu Line Style.
2. Pilih salah satu style atau bentuk data flow yang tersedia.

2 Medekomposisikan (Decompose) Root Process


Root process merupakan proses pada tingkatan teratas hirarki proses (atau dalam konteks
DFD disebut juga DFD level 0). Root process merupakan suatu proses yang melingkupi
proses-proses lain. Untuk mengidentifikasikan proses-proses lain ini, maka dilakukan
dekomposisi terhadap root process.

1. Mendekomposisi Proses
Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Pilih proses yang akan didekomposisi.
2. Klik kanan pada proses tersebut, kemudian pilih Decompose, maka akan muncul
window lain yang merupakan workspace bagi DFD level selanjutnya.
3. Untuk kembali ke awal, pilih menu Window, dan pilihlah Window yang
diinginkan.

2. Membuat dan Menghubungkan Proses


Langkah-langkah pembuatan proses di dalam workspace baru ini sama saja
dengan pembuatan proses seperti yang sudah dijelaskan pada bagian 3.2. Langkah
untuk menghubungkan antar proses pun sama seperti sudah dijelaskan pada bagian
3.3.
Yang berbeda adalah pada DFD level setelah 0 (1, 2 dan selanjutnya), akan ada
yang disebut migrated flow, yaitu data flow yang terhubung ke proses yang lebih
tinggi. Hal ini ditandai dengan penamaan data flow, yang secara otomatis terbentuk
ketika dilakukan pendekomposisian, dan nama data flow-nya diapit oleh kurung siku.
Yang perlu dicatat adalah migrated flow tidak bisa terhubung langsung dengan data
store. Sedangkan cara penyambungannya dengan proses lain adalah, tarik ujung data
flow yang belum tersambung, tahan mouse, dan gerakkan mouse ke arah objek yang
ingin dihubungkan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketika membuka properti proses, maka
klik kotak Lowest Level jika proses tidak akan di-decompose lagi. Sedang jika tidak,
biarkan kotak tanpa diklik.

3. Menampilkan Process Tree


Ketika kita mendekomposisi suatu proses, kita menciptakan sub proses. Untuk
melihat hirarki atau tingkatan proses, dapat digunakan Process Tree. Langkah-
langkah yang dilakukan:
1. Pilih menu Dictionary | Subprocesses | Process Tree, maka akan muncul
Process Tree window. Process Tree memberikan pandangan umum terhadap
proses dan memungkinkan kita untuk menemukan suatu proses dalam diagram
dengan menggunakan button Find.
2. Klik Close.

3. Memeriksa Model
ProcessAnalyst dapat memeriksa apakah suatu PAM secara metodologi sudah benar.
Adanya pesan error dan warning menandakan masih terdapat masalah dalam PAM.
Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Pilih menu Dictionary | Check Model. Maka akan muncul window yang
menunjukkan proses pemeriksaan dan akan menampilkan pesan error dan warning.
Pesan terakhir menunjukkan apakah model benar atau tidak.
2. Klik OK.

4. Mengatur Tampilan
1. Menambahkan Title Box
Title box adalah kotak yang berisi informasi tentang model yang sedang dibuat.
Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Pastikan bahwa kita sedang berada di root process dengan memilih menu
Window.
2. Pilih menu Edit | Add Title, maka title box akan muncul di tengah-tengah
model.
3. Klik kanan pada title box, kemudian pilih menu Properties maka akan tampil
Subprocess Properties.
4. Ketikkan nama proyek pada textbox Project Name, kemudian klik tombol
yang terdapat disamping textbox Project Code, sehingga nama code secara
otomatis sama dengan nama proyek.
5. Ketikkan nama proses pada textbox Name, kemudian klik tombol yang
terdapat disamping textbox Code, sehingga nama code secara otomatis sama
dengan nama proses.
6. Isikan nama Anda pada textbox Author.
7. Isikan versi model yang sedang dibuat pada textbox Version.
8. Klik OK.

2. Mengubah Warna Window


Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Pilih menu Window | Window Color.
2. Klik suatu warna pada palet.
3. Klik OK, maka warna background model berubah sesuai dengan warna yang
dipilih.

3. Menampilkan Model di Tengah Halaman


Langkah-langkahnya:
1. Klik button Zoom to Current Page pada toolbar.
2. Pilih button Grabber pada Tools yang berbentuk tangan.
3. Klik model, kemudian drag ke tengah-tengah halaman.

4. Mencetak Model
Bila suatu model dicetak, maka yang dicetak adalah proses yang sedang ditampilkan
pada layar. Langkah-langkahnya:
1. Pilih File | Print Graphics.
2. Klik OK.

5. Keluar dari ProcessAnalyst


Caranya:
1. Jika model belum disimpan, pilih menu File | Save.
2. Pilih File | Close, yang akan menutup window PAM.
3. Pilih File | Exit untuk keluar dari proses analis
5. Keuntungan Sybase Power Designer

Sybase Power Designer memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut jika


dibandingkan dengan menggunakan cara manual atau menggunakan aplikasi pembantu
dari vendor, yaitu :
1. Design database mayoritas menggunakan interface berupa tampilan grafik, hal
ini berarti orang yang tidak mengerti bahasa SQL juga bisa menggunakan
software ini untuk membuat database dengan berbagai macam tingkat kesulitan
2. Database dapat diciptakan independen dari RDBMS, Sybase tidak bergantung
pada vendor tertentu saja untuk mengimplementasikan design database yang
telah dibuat pada RDBMS seperti MySQL, Oracle, atau Microsoft SQL Server.
Sybase dapat mengkonstruksikan database yang telah kita buat dalam berbagai
macam RDBMS, bahkan RDBMS yang jarang kita dengar juga didukung oleh
Sybase.
3. Migrasi database menjadi mudah, hal ini dikarenakan Sybase mempunyai fitur
untuk mengkoneksikan diri dengan berbagai macam RDBMS seperti Oracle,
MySQL, dan Microsoft SQL Server untuk mengkonstruksikan database yang
telah didesign pada Sybase.
4. Hampir tidak memerlukan pengetahuan mengenai bahasa SQL, semuanya
dilakukan dengan klik sana sini di Sybase, namun begitu kita dapat melihat
hasil output SQL dari design database yang sudah kita buat

Sybase Power Designer cocok untuk digunakan pada saat kita membutuhkan design
database yang kuat dan fleksibel dan membutuhkan waktu yang cepat untuk konstruksi
database.Software ini juga sering digunakan di perusahaan-perusahaan karena lebih
memudahkan mereka untuk melihat secara grafis dari database tersebut. Sybase Power
Designer hanya di gunakan sebagai alat bantu saja.
BAB III
IMPLEMENTASI

Pada implementasi program aplikasi Power Designer, kami akan membuat sebuah
contoh sistem perpustakaan menggunakan aplikasi power designer. Berikut langkah-
langkahnya:
1. Kita buat dahulu sebuah Context Diagram yang terdiri dari satu buah Proses dan dua
buah Eksternal Entitas

2. Hubungkan Eksternal Entitas pertama dengan sistem menggunakan tool flow, dapat
ditemukan pada tool data flow diagram
3. Untuk mengubah format flow dapat di edit dengan melakukan klik kanan, pilih line style,
dan klik bentuk line yang diinginkan

4. Langkah selanjutnya yaitu memberikan nama data flow, klik double pada line sehingga
muncul seperti ini
Setelah itu klik ok, maka nama line akan berubah

Lanjutkan hingga diagram konteks lengkap


5. Langkah selanjutnya yaitu membuat level 0, klik kanan pada proses peminjaman dan
pengembalian buku, kemudian pilih decompose. Setelah itu tambahkan empat buah
proses dan sebuah database hingga seperti dibawah ini

6. Setelah level 0 selesai dibuat, sekarang kita akan membuat level 1, yaitu perincian dari ke
empat proses di level 0. Langkahnya dengan cara klik kanan pada proses 1.1 pendaftaran,
kemudian klik decompose, kemudian tambahkan dua buah proses seperti gambar
dibawah
7. Gambar di bawah adalah hasil decompose dari Proses 1.2 Memeriksa

8. Gambar di bawah adalah hasil decompose dari Proses 1.3 Meminjam


9. Gambar di bawah adalah hasil decompose dari Proses 1.4 Pengembalian

Anda mungkin juga menyukai