Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

AKUNTANSI PENAMAMAN DANA BANK (PADA


AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAINNYA) DAN
AKUNTANSI JASA BANK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Akuntansi Industri Khusus

Dosen Pengampu : Hamdani, SE, M.Si, Ak, CA

Oleh

TITIN ERNAWATI C1C114241 (No.Urut )

MAYA RAMADHANIYATI C1C115087 (No.Urut 35)

KELOMPOK 8

KELAS GANJIL

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang berkat petunjuk
danhidayah-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul “Akuntansi
Penanaman Dana Bank” yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Industri Khusus .
Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi tentang akuntansi
penanaman dana bank pada aktiva tetap dan aktiva lainnya dan akuntansi jasa bank .
Penyusunan makalah ini tidak sedikit menemukan kesulitan namun berkat dorongan serta
doa restu dari berbagai pihak, Alhamdulillah semua itu dapat teratasi. Namun
diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang memerlukannya.

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ………………………………………………………………………………… i


Halaman Kata Pengantar ………………………………………………………………………... ii
Halaman Daftar Isi ……………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang 2

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah 2

1.4 Manfaat Penulisan Makalah 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………... 1


2.1 Akuntansi Penanaman Dana Bank 2

2.1.1 Aktiva Tetap 2

2.1.2 Aktiva Lainnya 2

2.2 Akuntansi Jasa Bank 2

2.2.1 Pengiriman Uang (Transfer) Dalam Negeri 2

2.2.2 Inkaso Dalam Negeri 2

2.2.3 Surat Kredit Berdokumentasi Dalam Negeri (SKBDN) 2

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………… 1


3.1 Kesimpulan 2

3.2 Saran 2

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat telah mengetahui dan paham mengenai tentang istilah bank. Bank
merupakan lembaga keuangan yang mengandalkan dana masyarakat yang
disimpan sebagai sumber dari berlangsungnya kegiatan usaha. Sebagai lembaga
keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana yang
(sementara) tak dipergunakan untuk kemudian menyalurkan kembali dana
tersebut ke masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Fungsi untuk mencari dan
selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposito) turut mempengaruhi
pertumbuhan suatu bank,sebab volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan
tentunya akan menentukan pula volume dana yang dikembangkan oleh bank
tersebut dalam bentuk penanaman dana yang menghasilkan. Banyaknya dana yang telah
terhimpun akan mempengaruhi pula pada banyaknya dana yang telah terhimpun akan
mempengaruhi pula pada banyaknya dana yang akan dikembangkan oleh
bank tersbut dalm bentuk penanama modal yang menghasilkan.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa saja jenis kredit yang diberikan oleh bank ?
2.Bagaimana prosedur akuntansi kredit ?
3.Apa itu kartu kredit ?
4.Pihak-Pihak apa saja Yang Terkait Dan Syarat Pemegang Kartu Kredit ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui mengenai surat berharga dalam akuntansi perbankan
2. M engetahui jenis kredit yang diberikan oleh bank dan pros edur
pengajuannya
3. Mengetahui arti dari kartu kredit dan pihak-pihak yang tekait dan syarat
pemegang kartu kredit

1
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis, dapat memberikan informasi tentang penanaman dana bank kepada
pembaca khususnya mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Akuntansi Industri
Khusus.
2. Bagi pembaca, mengetahui tentang penanaman dana bank dan bagi masyarakat
dapat mengetahui bagaimana prosedur peminjaman kredit ke bank.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Penanaman Dana Bank

2.1.1 Aktiva Tetap

2.1.1.1 Definisi Aktiva Tetap


Aktiva tetap atau aktiva non-produktif adalah aktiva berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih
dahulu, yang digunakan dalam operasional bank, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam rangka kegiatan normal bank dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun. contoh aktiva tetap adalah gedung, kantor, tanah,
kendaraan.

Aktiva tetap adalah aktiva tidak produktif sehingga jumlahnya


perlu dibatasi atau pada umumnya jumlahnya relatif kecil dibandingkan
aktiva produktif bank. Penempatan dana pada aktiva tetap dan inventaris
yang berlebihan akan membahayakan bank itu sendiri karena di samping
akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari nilai
penempatan tersebut, juga akan berakibat pada kesulitan likuiditas.

2.1.1.2 Bentuk Pengeluaran untuk perolehan Aktiva Tetap


Pada prinsipnya aktiva tetap yang diperoleh akan dicatat sebesar
harga perolehannya yaitu harga beli ditambah biaya-biaya yang terjadi
untuk menempatkan aktiva tersebut pada kondisi dan tempat yang siap
dipergunakan. Biaya-biaya dimaksud misalnya biaya pemasangan, bea
masuk, biaya pengangkutan, biaya balik nama, dan sebagainya.
Penempatan aktiva tetap tersebut selanjutnya dinilai sebesar harga buku
yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Pengeluaran-
pengeluaran untuk memperoleh dan penggunaan aktiva tetap dapat
dikelompokan menjadi dua macam pengeluaran, yaitu:

3
1) Pengeluaran modal
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran untuk
memperoleh manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode
akuntansi. Contohnya : peembayaran untuk pembelian mobil,
biaya balik nama, dan sebagainya.
2) Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang
dilakukan untuk memperoleh manfaat yang hanya bisa dirasakan
dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Contohnya :
pembelian oli, pembelian bensin, dan reparasi.

2.1.1.3 Cara memperoleh dan mencatat perolehan Aktiva Tetap


Aktiva tetap yang dimiliki oleh bank dapat diperoleh melalui
berbagai cara yaitu :

1) Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembelian


Pembelian aktiva tetap yang relatif besar, umumnya akan
mendapatkan diskon (potongan harga). Potongan harga ini
merupakan pengurang terhadap harga beli yang selanjutnya
menurunkan harga perolehan.
a. Pembelian Tunai
Apabila pembelian dilakukan secara tunai, bank akan
membayar sebesar harga perolehan. Pembelian tersebut
bisa dilakukan (dibayar) oleh kantor pusat atau kantor
cabang
Contoh :
Bank BNI Cabang Bandung membeli tanah seluas 300
m2@ Rp. 1.000.000,00. Biaya peralatan tanah Rp.
5.000.000,00, biaya notaris Rp. 7.500.000,00, biaya
perantara Rp. 15.000.000,00 semuanya secara tunai tunai.
Pencatatannya adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

4
Aktiva Tetap dan Inventaris-Tanah 327.500.000
Kas 327.500.000

b. Pembelian Kredit
Aktiva tetap dapat diperoleh secara kredit. Perolehan aktiva
tetap secara kredit akan menimbulkan biaya bunga. Untuk
itu perlu dipisahkan antara pengeluaran modal dengan
pengeluaran pendapatan. Biaya bunga merupakan
pengeluaran pendapatan, sehingga harus dikapitalisasikan
dalam harga perolehan aktiva. Biaya bunga harus dicatat
tersendiri.
Contoh :
Bank BNI membeli aktiva tetap berupa mobil X secara
kredit kepada PT. Rajawali
2) Perolehan Aktiva Tetap dengan Surat Berharga
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara ditukar dengan surat
berharga. Dengan cara ini, aktiva tetap yang diperoleh dinilai
sebesar nilai wajar. Bila tidak diperoleh nilai wajar aktiva tetap,
maka didasarkan pada nlai pasar sekuritas. Jadi tergantung aktiva
mana yang lebih layak berdasarkan bukti yang tersedia. Sedangkan
perbedaan nilai pasar sekuritas dengan nilai nominal dicatat
sebagai agio dan disagio. Agio sekuritas adalah selisih nilai pasar
sekuritas diatas nilai nominal. Disagio sekuritas adalah selisih nilai
pasar sekuritas dibawah nilai nominal sekuritas. Sekuritas yang
dapat dipertukarkan misalnya saham, obligasi.
Contoh :
Bank BCA membeli sebidang tanah seluas 500 m 2dengan cara
ditukar dengan saham biasa 10.000 lembar. Harga kurs pada saat
pertukaran 102%. Maka pencatatan transaksi ini adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Aktiva Tetap dan Inventaris-Tanah 1.020.000.000
Saham Biasa 1.000.000.000

5
Agio Saham Biasa 20.000.000

3) Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembuatan Sendiri


Untuk memperoleh aktiva tetap dan inventaris, suatu bank dapat
membuat sendiri. Contoh pembuatan almari, meja, dan perabot
yang lain. Bank dapat mempekerjakan tukang kayu untuk
membuatnya sesuai dengan desain yang diinginkan oleh bank. Bila
ini yang dilakukan bank maka harga perolehan aktiva tetap yang
dibuat atau dibangun sendiri meliputi semua biaya yang terjadi
berkenaan dengan pembuatan aktiva tersebut hingga siap
digunakan. Biaya yang timbul dan menjadi komponen harga
perolehan adalah bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead. Untuk biaya overhead bisa dibebankan berdasarkan tarif
atau berdasarkan kenaikan atau tambahan biaya overhead akibat
pembuatan aktiva tersebut.
4) Perolehan Aktiva Tetap Dari Sumbangan/Hibah/Hadiah
Perlakuan akuntansi untuk aktiva tetap yang diperoleh dengan cara
ini sedikit menyimpang dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Pencatatan aktiva dari hibah/hadiah sebesar
harga pasarnya, tetapi bila untuk memperoleh aktiva ini perlu
pengorbanan maka Bank hanya akan menerima nilai bersihnya.
Contoh :
Bank BCA menerima hibah dari pemerintah berupa tanah dan
gedung. Harga pasar tanah Rp.400.000.000,00 dan harga gedung
Rp.200.000.000,00. Maka pencatatannya adalah :

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Aktiva Tetap dan Inventaris-Tanah 400.000.000


Aktiva Tetap dan Inventaris-Gedung 200.000.000
Modal Hibah 600.000.000

6
2.1.1.4 Prosedur pencatatan penggunaan Aktiva Tetap
Untuk menggunakan aktiva tetap bank, maka diperlukan biaya.
Biaya-biaya ini merupakan pengeluaran pendapatan sehingga
dibukukan tersendiri. Biaya-biaya dimaksud misalnya biaya reparasi
dan pemeliharaan, biaya penggantian yang relatif kecil dan sebagainya.
Jurnal yang diperlukan untuk membukukan pengeluaran ini adalah :

Bila biaya pemeliharaan dan reparasi tidak menambah umur

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Biaya reparasi dan pemeliharaan xxx


Kas xxx

Bila biaya pemeliharaan dan reparasi menambah umur aktiva tetap

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Akumulasi Aktiva tetap xxx

Kas xxx

2.1.1.5 Prosedur Depresiasi Aktiva Tetap


Penggunaan aktiva tetap yang dilakukan secara terus-menerus
akan mengakibatkan aktiva tetap aus. Untuk itu nilai aktiva tetap harus
dialokasikan setiap periode untuk mengimbangi penurunan manfaat
yang telah diberikan. Secara umum dapat dijelaskan bahwa depresiasi
aktiva tetap dilakukan oleh bank karena :

1) Faktor fisik, artinya aktiva tetap tersebut dipakai terus menerus


sehingga aus baik karena umur atau karena kerusakan.
2) Faktor fungsional, faktor ini dikaitkan dengan ketidakmampuan
untuk memenuhi produktivitas sehingga perlu diganti atau
memang adanya perkembangan teknologi yang menuntut aktiva
tetap tersebut harus diganti

7
Dengan pertimbangan tersebut, maka selanjutnya perlu
mengalokasikan harga perolehan kedalam biaya depresiasi. Untuk
mengalokasikan biaya depresiasi setiap periode pelaporan harus
diketahui :

1) Harga perolehan
2) Umur ekonomis
3) Nilai residu

Depresiasi merupakan beban terhadap laporan laba rugi bank


selama periode tertentu. Beban ini harus sudah diperhitungkan paling
lambat pada akhir tahun ke dalam perhitungan beban dan
pendapatan.cara perhitungan aktiva tetap bervariasi menurut jenis
aktiva dan umurnya. Untuk aktiva tetap bergerak seperti kendaraan,
akan disusutkan lebih cepat dibanding dengan aktiva tetap gedung
yang tidak bergerak. Hal ini berdasarkan pada sifat dari aktiva tetap
tersebut yang dipengaruhi oleh faktor keusangannya.

Cara menyusutkan aktiva tetap akan bergantung kepada


metode perhitungan yang diterapkan. Beberapa metode depresiasi
aktiva tetap dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Metode garis lurus (Straight Line Method)


Dalam metode ini aktiva tetap akan disusutkan dengan jumlah
sama setiap tahunnya dari nilai yang dapat disusutkan. Besarnya
nilai depresiasi pertahun dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut.

Harga Perolehan−Nilai Residu


Umur Ekonomis

2) Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

8
Dalam metode jam jasa diasumsikan bahwa aktiva tetap yang
bersangkutan akan lebih cepat rusak kalau digunakan secara
penuh. Beban depresiasi di sini sangat bergantung pada jumlah jam
kerja yang digunakan. Rumus untuk metode ini adalah :

Harga Perolehan−Nilai Residu


Jam Jasa

3) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method)


Metode ini akan memperhitungkan beban depresiasi berdasarkan
nilai-nilai angka digit yang menurun setiap tahunnya sehingga
beban depresiasi akan menurun setiap tahunnya.
Besarnya depresiasi setiap tahunnya akan diperhitungkan dengan
cara sebagai berikut.

Digit Tahun
(Nilai Perolehan-Nilai Residu) x
Jumlah DIgit Tahunan

2.1.2 Aktiva Lainnya

2.1.2.1 Aktiva Lainnya


Aktiva lain-lain adalah pos-pos yang tidak dapat secara layak
digolongkan dalam aktiva tetap, dan juga tidak dapat digolongkan
dalam aktiva lancar, investasi atau penyertaan maupun aktiva tak
berwujud. Seperti aktiva tetap yang tidak digunakan, piutang kepada
pemegang saham, beban yang ditangguhkan dan aktiva lancar lainnya
disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain

2.1.2.2 Definisi Kredit Bea Siswa


Kredit bea siswa adalah kewajaran bagi bank untuk memberikan
bantuan kepada seseorang yang karena kehendaknya ingin melanjutkan
pendidikan di salah satu sekolah atau perguruan tinggi. Bagi mereka

9
yang tidak memiliki dana untuk melanjutkan pendidikan tersebut dapat
saja mencari bank yang menjual produk kredit khusus untuk para siswa
dimana kreditnya harus dipergunakan untuk tujuan pendidikan lanjutan.

Kredit bea siswa merupakan satu produk yang dijual oleh suatu
bank kepada pihak ketiga, yaitu nasabah, selama nasabah tersebut
menjalankan atau menikmati pendidikan. Pelunasannya dilakukan pada
saat nasabah tersebut sudah tamat pendidikan dan telah bekerja
sehingga memiliki kesangguapn untuk melunasi hutangnya. Pelunasan
lainnya dapat dilakukan secara berkala apabila kredit sekaligus
diberikan di muka.

2.1.2.3 Prosedur Pencatatan Kredit Bea Siswa


Akuntansi untuk kredit bea siswa akan dibedakan saat
pencatatannya untuk pemberian kredit dan setiap kali terjadi peunasan
cicilan. Pada saat pelunasan, harus diakui adanya pendapatan bunga dan
penerimaan cicilan yang akan mengurangi hutang pokok nasabah.

Perhitungan bunga dilakukan dengan cara perhitungan


majemuk, yaitu terhadap saldo hutang nasabah diperhitungka bunga
berbunga. Sebagai contoh seseorang mendapatkan kredit bea siswa
sebesar Rp. 1.800.000,00. Jangka waktu tiga tahun dengan suku bunga
12% setahun. Cicilan perbulan sebesar :

Rp. 1.800.000,00 = PVA(36,12%)*cicilan

Rp. 1.800.000,00 = 30,1075*cicilan

Cicilan = Rp. 59.785,77

Pada akhir bulan ke-36 besarnya cicilan akan sama denga cicilan pokok

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Debitur- Bea Siswa Rupiah 1.800.000,00
Kas 1.800.000,00

10
Pada bulan ke-1 yaitu saat menerima pelunasan cicilan pertama akan dicatat
dengan ayat jurnal sebagai berikut.

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Kas 65.074
Debitur-Bea Siswa 38.074
Pendapatan Bunga-Bea
27.000
Siswa

Pada bulan ke-2 yaitu pada saat menerima pelunasan cicilan kedua akan
dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Kas 65.074
Debitur- Bea Siswa 38.645
Pendapatan bunga
26.429
beasiswa

2.1.2.4 Definisi Kredit Delegasi


Salah satu jenis produk kredit yang dijual oleh suatu bank
adalah kredit delegasi. Kredit delegasi merupakan perlimpahan
wewenang penggunaan dana debitur yang telah direalisasikan yang
dipergunakan untuk tujuan tertentu oleh pihak yang ditunjuk oleh
nasabah debitur tersebut.

2.1.2.5 Prosedur Pencatatan Kredit Delegasi


Akuntansi untuk kredit delegasi meliputi beberapa peristiwa
sebagai berikut:

Sebagai contoh, Tuan Bambang mendapatkan kredit delegasi


dari Bank BCA – Cabang Jakarta sebesar Rp.5.000.000,00. Dengan
bunga sebesar 19% setahun. Jangka waktu kredit setahun. Biaya provisi
kredit sebesar Rp.50.000,00

1) Pada saat persetujuan atau pemberian kredit

11
Pada saat persetujuan kredit akan dicatat penerimaan-penerimaan
yang berasal dari provisi, sedangkan pagu yang diberikan harus
dicatat dalam rekening administratif. Ayat jurnal untuk transaksi di
atas adalah sebagai berikut.

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Kas 50.000
Pendapatan komisi provisi 50.000

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Rekening Administratif Rupiah-
5.000.000
Delegasiyang telah disetujui

2) Pada saat penarikan


Setiap penarikan akan menambah saldo debitur dari nasabah yang
bersangkutan. Transaksi penarikan dapat saja dilakukan pada
cabang lain di lokasi nasabah mendapat kredit delegasi berada.
Sebagai contoh, saudara Adit yang merupakan pihak yang diberi
wewenang untuk menarik kredit delegasi, kemudian menarik kredit
secara tunai sejumlah Rp.2.000.000,00 di Cabang Bandung. Oleh
Cabang Bandung akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut.

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


RAK-Cabang Jakarta 2.000.000
Kas 2.000.000
Oleh Cabang Jakarta, selaku cabang yang memberikan kredit
transaksi ini akan dibukukan dengan ayat jurnal.

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Debitur Delegasi-Tn. Bambang 2.000.000
RAK-Cabang Bandung 2.000.000

12
Pada saat ini rekening administratif juga harus dikurangi dengan
jumlah sebesar Rp. 2.000.000,00 karena pagu akan berkurang. Ayat
jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut.

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Rekening Administratif Rupiah-Kredit
Delegasi yang disetujui 2.000.000

3) Pada saat pelunasan


Kredit yang dilunasi akan mengurangi saldo kredit debitur nasabah
yang bersangkutan dan akan dicatat pada sisi kredit. Sisa bunga
yang belum terbayar harus diperhitungkan dan diterima oleh bank.
Sebagai contoh, diasumsikan seluruh kredit yang telah ditarik
sebesar Rp. 5.000.000,00 dan hendak dilunasi secara tunai setelah
periode satu tahun. oleh Bank BCA-Cabang Jakarta harus
memperhitungkan jumlah yang harus diterima yang terdiri dari
hutang pokok dan bunga
Rp. 5.000.000,00 + (Rp. 5.000.000,00 x 19%) = Rp.5.950.000,00
Oleh Bank BCA – Cabang Jakarta akan dicatat dengan ayat jurnal
sebagai berikut.

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Kas 5.950.000

Tagihan Bunga Debitur Delegasi 950.000

Debitur Delegasi-Tuan Bambang 5.000.000

Dengan diterimanya pelunasan ini maka kredit tersebut


dinyatakan lunas dan ayat jurnal administratif tidak usah lagi
dibuat karena sudah bersaldo nihil melalui penarikan-pnearikan
yang dilakukan oleh nasabah.

13
2.2 Akuntansi Jasa Bank

Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi,
yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan, sebagai lembaga
yang memperlancar peredaran uang serta sebagi lembaga yang memberikan jaminan
kepada nasabahnya. Di bawah ini akan dibahas mengenai contoh jasa-jasa perbankan.

2.2.1 Pengiriman Uang (Transfer) Dalam Negeri

2.2.1.1 Pengertian Transfer


Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan
sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang
ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima
transfer.
Dalam arti lain, transfer adalah kiriman uang yang diterima bank
termasuk hasil inkaso yang ditagih melalui bank tersebut yang akan
diteruskan kepada bank lain untuk dibayarkan kepada nasabah
(transfer).
Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan
adanya hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila
satu cabang mendebet cabang lain mengkredit.

2.2.1.2 Jenis Transfer


a) Transfer Keluar
Salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan
lalu lintas pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar.
Media untuk melakukan transfer ini adalah secara tertulis ataupun
melalui kawat. Pembatalan Transfer keluar : Bila terjadi pembatalan
transfer, haruslah diperhatikan bahwa pembatalan tersebut hanya
dapat dilakukan bila transfer keluar belum dibayarkan kepada si
penerima uang dan untuk itu bank pemberi amanat harus memberi

14
perintah berupa “stop payment” kepada cabang pembayaran.
Pembayaran pembatalan ini baru dapat dilakukan oleh bank pemberi
amanat kepada nasabah pemberi amanat hanya apabila telah
diterima berita konfirmasi dari bank pembayar bahwa memang
transfer dimaksud belum dibayarkan.

Adalah salah satu jenis pengiriman uang yang dapat


menyederhanakan lalu lintas pembayaran adalah dengan pengiriman
uang keluar (transfer keluar). Media untuk melakukan transfer ini
adalah secara tertulis (mail transfer) ataupun melalui kawat (Wire
transfer). Pengamanan dalam transfer keluar ini adalah kode rahasia
seperti nomor tes dari setiap transfer masuk dan keluar. Apabila
terjadi kesalahan dalam nomor tes, pada prinsipnya transfer tersebut
harus di tolak.

Keuntungan bagi bank yang melaksanakan transfer keluar


adalah sebagai sarana untuk menciptakan pendapatan dalam bentuk
komisi, peningkatan pelayanan pada para nasabah, peningkatan
pangsa pasar bank, dan segi promosi lainnya.

Pengirima uang dilakukan oleh bank dengan cara


memerintahkan cabang lain untuk membayar sejumlah uang tertentu
kepada beneficiary (orang yang berhak menerima transfer) yang
berdomisili di kota tertentu. Dengan demikian terjadi hubungan
antar kantor antar cabang pemberi amanat dan pembayar transfer.

b) Transfer Masuk
Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu
cabang untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang
beneficiary. Dalam hal ini bank pembayar akan membukukan hasil
transfer kepada rekening nasabah beneficiary bila ia memiliki
rekening di bank pembayar. Transfer masuk tidak dikenakan lagi

15
komisi karena si nasabah pemberi amanat telah dibebankan
sejumlah komisi pada saat memberikan amanat transfer.
Dalam hal transfer masuk ditujukan kepada bukan nasabah
bank pembayar ,hasil transfer akan ditampung dalam rekening 
“Hasil Transfer Yang Dapat Dibayar” .Rekening ini akan tetap
outstanding hingga hasil transfer dibayarkan kepada neneficiery.
Khusus transfer masuk kepada nasabah  yang langsung
dimasukkan kedalam rekening yang bersangkutan, tidak dapat
dibatalkan karena etis perbankan tidak dapat mengurangi atau
mendebit rekening seseorang tanpa persetujuan si pemilik rekening
bersangkutan. Pembatalan transfer  masuk hanya dapat dilakukan
apabila transfer  dibayarkan yang lazim dilakukan pada beneficery
yang bukan nasabah bank.

2.2.2 Inkaso Dalam Negeri

2.2.2.1 Pengertian Inkaso 
Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh nasabah (baik
perusahaan maupun perorangan) untuk melakukan penagihan terhadap
surat-surat berharga (baik yang berdokumen maupun yang tidak
berdokumen) yang harus dibayar setelah pihak yang bersangkutan
(pembayar atau tertarik) berada ditempat lain (dalam atau luar negeri)
menyetujui pembayarannya. Dalam arti lain, Inkaso merupakan
kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa
penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota
lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.

2.2.2.2 Jenis Inkaso


1) Inkaso Keluar
Inkaso keluar adalah merupakan suatu kegiatan untuk
menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah bank
lain.Disini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk

16
menagih warkat tersebut kepada seseorang nasabah bank lain dikota
lain.
Pada inkaso keluar , transaksi ini bersifat bersyarat dan oleh
sebab itu harus dibukukan dalam rekening administratif . Artinya ,
bank akan membayar sejumlah uang kepada si pemberi amanat .
dalam hal ini nasabah , apabila hasil inkaso dinyatakan berhasil .
dengan demikian , rekening administrative akan muncul disebelah
kredit.
Dalam kegiatan inkaso keluar , seluruh transaksi sebelum
diperoleh kepastian berhasil tidaknya akan dibukukan dalam
rekening administrative sebelah kredit dalam rekening warkat inkaso
yang di terima. Rekening ini  akan tetap outstanding sampai inkaso
dinyatakan berhasil.

2) Inkaso masuk
Inkaso masuk merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang
telah diterbitkan oleh nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank
hanya memeriksa kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan
warkat kepada pihak ke tiga.
Dalam kegiatan inkaso masuk ,bank hanya memeriksa
kecukupan dana dari nasabah yang telah menerbitkan warkat kepada
pihak ketiga. Apabila ternyata dananya mencukupi , maka bank
hanya mendebit rekening nasabah bersangkutan dan mengkredit
hubungan antar kantor.
Dalam inkaso masuk, bank tertarik bersifat pasif, berbeda
dengan inkaso keluar, dimana bank pemberi amanat bersifat aktif.
Dalam inkaso masuk juga tidak akan dibukukan dalam rekening
administrative karena sifat transaksinya sudah jelas, yaitu ada atau
tidak adanya dana dari nasabah yang telah menarik warkat yang
bersangkutan.

17
2.2.3 Surat Kredit Berdokumentasi Dalam Negeri (SKBDN)

Jasa perdagangan yang dapat diberikan untuk memperlancar transaksi


perdagangan dalam negeri adalah menerbitkan Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN atau sering dikenal Letter of Credit(L/C) dalam negeri ). Dalam
Peraturan Bank Indonesia No : 5/6/PBI/2003 tanggal 2 Mei 2003 yang dimaksud
dengan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal
sebagai "Letter of Credit" (L/C) Dalam Negeri adalah setiap janji tertulis
berdasarkan permintaan tertulis Pemohon (Applicant) yang mengikat Bank
Pembuka (Issuing Bank) untuk:
a. Melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya, atau mengaksep
dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima
b. Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada
penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang
ditarik oleh penerima; atau
c. Memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik
oleh penerima, atas penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan dan
kondisi SKBDN dipenuhi.
Jasa perdagangan yang dapat diberikan untuk memperlancar transaksi
perdagangan dalam negeri adalah menerbitkan Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN atau sering dikenal Letter of Credit (L/C) dalam negeri ). Dalam
Peraturan Bank Indonesia No : 5/6/PBI/2003 tanggal 2 Mei 2003 yang dimaksud
dengan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal
sebagai "Letter of Credit" (L/C) Dalam Negeri adalah setiap janji tertulis
berdasarkan permintaan tertulis Pemohon (Applicant) yang mengikat Bank
Pembuka (Issuing Bank) untuk:
a. Melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya, atau mengaksep dan
membayar wesel yang ditarik oleh penerima;
b. Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada
penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik
oleh penerima; atau

18
c. Memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh
penerima, atas penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan dan kondisi
SKBDN dipenuhi.

Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit


Berdokumen merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka
pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli
sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.
Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC
terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan
adalah berupa penangguhan pembayaran.

2.2.3.1 Bentuk Dan Jenis L/C


1) Revocable Letter Of Credit
Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa
pemberitahuan lebih dahulu kepada beneficiary. Dari ketentuan
tersebut menunjukan bahwa suatu L/C yang dapat ditarik kembali
atau dibatalkan tidak menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak
bank dan beneficiary. Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat
apabila disebut L/C karena tidak mengandung jaminan bahwa wesel-
weselnya akan dibayar ketika diajukan, mengingat pembatalan
mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary. Oleh
karena itu bentuk L/C yang demikian kurang disukai oleh penjual
dan jarang dipergunakan.

2) Irevocable Letter Of Credit


Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa
persetujuan semua pihak baik pembeli, penjual, maupun pihak bank
yang bersangkutan. Selama jangka waktu berlakunya yang
ditentukan dalam L/C, issuing bank tetap menjamin untuk
membayar, mengaksep, atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik

19
atas L/C tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang ditetapkan
didalamnya terpenuhi.
3) Confirmed Irrevocable Letter Of Credit
Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit standing
bank itu ditambahkan pada kredit standing pembeli dalam L/C yang
bersangkutan. Namun demikian dapat terjadi kredit standing
daripada issuing bank tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini
timbul apabila misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa
mempunyai reputasi internasional sehingga pihak penjual
memandang perlu untuk meminta jaminan kepada advising bank.
Dalam hal ini penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka
suatu confirmed L/C.
4) Transferable Letter Of Credit
Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk
meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan
pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak
melakukan negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu
seluruhnya atau sebagian kepada satu pihak ketiga atau lebih.
5) Back To Back Letter Of Credit
Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya
pada transferable L/C yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan
dengan melalui pedagang perantara atau dalam keadaan dimana
hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan
oleh peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Walaupun ada
persamaan demikian tetapi tidak berarti bahwa ketentuan-ketentuan
yang berlaku terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku juga bagi
back to back L/C.
6) Red Clause Letter Of Credit
Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu
menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang
didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank yang

20
dilakukan sebelum dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan.
Atas dasar inilah maka red clause L/C termasuk dalam golongan
yang disebut anti cipatory credit.
7) Green Ink Clause Letter Of Credit
Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause
L/C, yakni juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum
pengapalan barang-barang dilakukan.
8) Revolving Letter Of Credit
Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan
pembeli sering terjadi serentetan transaksi secara kontinyu dan
teratur baik waktu maupun jumlah. Adapun cara pembayarannya
dapat dilakukan dengan pembukaan L/C seperti yang telah
diutarakan di atas untuk masing-masing transaksi.
9) Stand By Letter Of Credit
Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh
pihak beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini
apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau
gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank
yang bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas
penyerahan selembar sight draft dan surat pernyataan dari
beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak
dapat melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar pinjaman
atau memenuhi kewajiban lain itu.

2.2.3.2 Prosedur Transaksi Letter Of Credit


1) Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang
hingga terjadi kesepakatan.
2) Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu
bank (bank pembuka L/C)

21
3) Setelah L/C DN dibuka, oleh bank pembuka L/C segera
memberitahukan kepada bankpembayar bahwa L/C DN telah
dibuka dan agar disampaikan kepada si penjual barang.
4) Penjual barang mendapat pemberitahuan dari bank pembayar
bahwa pembeli telah membuka L/C barang dagangan sudah dapat
segera dikirim. Disini penjual barang meneliti apakah L/C terjadi
perubahan dari syarat yang telah disetujui semula.
5.Pihak penjual menghubungi maskapai pelayaran atau perusahaan
angkutan lainnya untuk mengirimkan barang-barang ke tempat
tujuan.
5) Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan
pengangkutan bahwa barang telah datang, maka pihak pembeli
harus membuatkan certificate of receipts atau konosemen yang
harus diserahkan kepada bank pembayar dan penjual. Hal ini
dilakukan setelah memeriksa kebenaran L/C dengan faktur atau
barang yang dikirim oleh si pembeli.
6) Atas dasar konosemen penjual segera menghubungi bank pembayar
dengan menunjukan dokumen L/C dan surat pengantar dokumen
disertai denga wesel yang berfungsi sebagai penyerahan dokumen
dan penagihan pembayaran kepada bank pembayar.
7) Bank pembayar setelah menerime dokumen dari penjual segera
menghubungi bank pembuka L/C. Oleh bank pembuka L/C segera
memberitahukan penerimaan dokumen dilampiri dengan
perhitungan-perhitungannya kepada pembeli.
8) Pembeli menerima dokumen dari bank pembuka L/C
9) Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya atas jual beli
tersebut kepada bank pembuka L/C.
10) Bank pembuka L/C memberi konfirmasi penerimaan dokumen dan
sekaligus memberitahukan bahwa si pembeli telah membayar.
Dengan demikian memberi ijin kepada bank pembayar untuk

22
melakukan pembayaran kepada si penjual. Kemudian semua arsip
disimpan.
11) Oleh bank pembayar akan dilakukan pembayaran dengan
memperhatikan diskonto atau perhitungan wesel.

2.2.3.3 Proses dan langkah-langkah L/C
1) Negosiasi jual beli
2) Pembeli mengajukan LC
3) Bank memeriksa pengajuan LC nasabah
4) Apabila bank setuju, nasabah wajib setor jaminan
5) LC ditujukan kepada bank penerus
6) Advising Bank meneruskan LC ke produsen
7) Produsen mengirim barang
8) Produsen menyerahkan dokumen pengiriman barang kepada
advising bank
9) Advising bank tidak langsung memberikan pembayaran, sebagai
bank penerus selanjutnya meneruskan penagihan kepada Issuing
bank.
10) Issuing bank meneliti keabsahan dokumen dan kesesuaiannya
dengan isi perjanjian
11) Setelah dinyatakan sah maka issuing bank melakukan pembayaran
melalui advising bank.
12) Advising bank meneruskan pembayaran kepada produsen
13) Issuing bank menagih kewajiban pembayaran pembelian barang
kepada buyers
14) Buyers membayar tagihan kepada issuing bank.

2.2.3.4 Beberapa Terminologi Perdagangan Dengan SKBDN


1. Bank Pembuka (Issuing Bank) adalah bank yang menerbitkan
SKBDN atas permintaan pemohon (Applicant).

23
2. Bank Penerus (Advising Bank) adalah bank yang meneruskan
SKBDN kepada Penerima (Beneficiary).
3. Bank Tertunjuk (Nominated Bank) adalah bank yang diberi kuasa
untuk melakukan pembayaran atas unjuk, melakukan akseptasi
wesel atau melakukan negosiasi(negotiation).
4. Bank Pengkonfirmasi (Confirming Bank) adalah bank yang
mengkonfirmasi SKBDN dengan mengikatkan diri untuk
membayar, mengaksep/mengambil alih wesel yang ditarikk atas
SKBDN tersebut.
5. Bank Penegosiasi(Negotiating Bank) adalah bank yang melakukan
negosiasi (negotiation)
6. Bank Pembayar (Paying Bank) adalah bank yang melakukan
pembayaran kepada Penerima(Beneficiary) atas penyerahan
dokumen yang telah disyaratkan dalam SKBDN.
7. Bank Peremburs (Reimbursing Bank) adalah bank yang ditunjuk
oleh Bank Pembuka untuk melakukan penggantian pembayaran
(reimbursement) kepada bank pembayar.
8. Bank Pengirim (Remitting Bank) adalah bank yang mengirimkan
dokumen yang disyaratkan dalam SKBDN kepada bank pembuka.
9. Bank Pentransfer (Transferring Bank) adalah bank yang atas
permintaan penerima (Beneficiary) melaksanakan pengalihan
SKBDN, baik sebagian maupun seluruhnya kepada satu/beberapa
pihak lainnya.
10. Bank Tertarik adalah bank yang berkewajiban untuk melakukan
pembayaran atas wesel yang ditarik padanya.
11. Bank Pengaksep (Accepting Bank) adalah bank yang melakukan
akseptasi atas wesel SKBDN.
12. Negosiasi (negotiation) adalah pengambilalihan wesel dan atau
dokumen oleh bank dengan disertai pembayaran.
13. Pemohon(Applicant) adalah orang atau badan usaha yang
mengajukan permohonan untuk membuka SKBDN pada bank

24
14. Penerima(Beneficiary) adalah orang atau badan usaha yang disebut
dalam wesel, SKBDN atau surat perjanjian lainnya yang terkait
dengan SKBDN tersebut sebagai pihak yang berhak menerima
pembayaran.
15. Janji Tertulis adalah janji bank yang dapat dilakukan dengan surat,
teleks, swift, maupun sarana lainnya menurut kelaziman dalam
praktik perbankan.
16. Hari Kerja Perbankan adalah hari kerja bank yang dimulai dari hari
senin sampai dengan hari Jumat kecuali hari libur nasional dan hari
libur khusu yang ditetapkan oleh pemerintah.

2.2.3.5 Mekanisme Sederhana Transaksi Dengan SKBDN

1. Antara pembeli dan penjual barang terjadi kontrak


pemberian/penjualan dengan syarat pembayaran menggunakan
SKBDN.
2. Pembeli membuka SKBDN di Issuing bank sebesar nilai kontrak.
3. Issuing bank memberitahukan kepada Paying bank bahwa SKBDN
atas nama pemohon telah dibuka.

25
4. Paying bank selanjutnya meneruskan ke pihak Beneficiary bahwa
SKBDN telah dibuka.
5. Penjual selanjutnya mengirimkan barang yang diperjanjikan
melalui perusahaan pengangkutan.
6. Bukti penerimaan barang selanjutnya diserahkan kepada pihak
bank dan kepada pihak pembeli.
7. Bank penerbit (issuing bank) memberitahukan kepada bank
pembayar bahwa barang telah diterima sesuai dengan spesifikasi
yang tertulis dalam SKBDN.
8. Bank pembayar meneruskan kepada beneficiary dan melakukan
negosiasi pembayaran.
9. Beneficiary selanjutnya menandatangani wesel yang diterbitkan
bank pembayar.
10. Bank pembayar menyerahkan wesel yang diterbitkan kepada bank
penerbit SKBDN untuk segera dipenuhi.
11. Bank pembayar membebankan kepada pihal applicant untuk
memenuhi seluruh setoran jaminan.
12. Bank penerbit memberikan konfirmasi bahwa seluruh dana untuk
SKBDN dimaksud telah efektif.
13. Bank pembayar melakukan pembayarn kepada Beneficiary.

2.2.3.6 Penerbitan SKBDN


1. Pemohon dan penerima berkedudukan didalam negeri.
2. Dalam hal SKBDN dibuka dalam valuta asinh, Bank Peremburs
dapat berkedudukan diluar negeri.
3. SKBDN hanya dilakukan untuk transaksi perdagangan barang.
4. Dalam hal transaksi perdagangan barang tersebut terkait dengan
transaksi perdagangan jasa yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lai, nilai barang harus lebih besar dari nilai jasa.
5. Transaksi perdagangan barang tersebut hanya dapat dilakukan
dengan batasan bahwa perpindahan barang dilakukan didalm negeri

26
atau perpindahan barang boleh dilakukan dari dalam negeri ke luar
negeri sepanjang SKBDN diterbitkan atas dasar L/C (master L/C)
dan non L/C untuk tujuan ekspor.
6. SKBDN diterbitkan dalam mata uang rupiah.
7. SKBDN dapat diterbitkan dalam valuta asing sepanjang SKBDN
terkait dengan transaksi perdagangan internasional.
8. SKBDN hanya dapat diterbitkan dengan kondisi tidak dapat diubah
dan tidak dapat ditarik kembali atau tidak dapat dibatalkan tanpa
persetujuan dari bank pembuka, bank pengkonfirmasi jika ada dan
penerima.
9. Jangka waktu SKBDN dan jangka waktu penundaan pembayaran
SKBDN ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara pemohon dan
bank pembuka.
10. Dalam menerbitkan SKBDN, bank dapat menetapkan sendiri
besarnya jaminan dan atau setoran tunai dengan
mempertimbangkan bonafiditas pemohon.
11. Dalam hal SKBDN diterbitkan dengan syarat pembayaran dimuka
(red clause), bank wajib menetapkan setoran tunai yang memadai
dengan memperhatikan besarnya uang muka yang ditarik.
12. Permohonan penerbitan SKBDN hanya dapat dilakukan secara
tertulis oleh pemohon atau kuasanya.
13. Bank hanya dapat menerima permohonan penerbit SKBDN apabila
dalam permohonan tersebut sekurang-kurangnya memuat hal-hal
berikut :
a) Nama jelas dan alamat pemohon
b) Nama jelas dan alamat penerima
c) Nilai SKBDN
d) Syarat pembayaran atas unjuk, akseptasi, atau negosiasi
e) Rincian dokumen, seperti dokumen pengangkutan barang dan
atau dokumen lainnya yang dibutuhkan
f) Tanggal terakhir pengajuan dokumen

27
g) Tempat penyerahan dokumen untuk pembayaran atas unjuk,
akseptasi atau negosiasi.
h) Tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo SKBDN
i) Media penerbitan SKBDN: surat, teleks, swift atau sarana
lainnya.
j) Uraian barang
k) Tanggal terakhir pengiriman barang
l) Tempat tujuan pengiriman barang
m) Pernyataan tunduk pada syarat-syarat umum bank untuk
pnerbitan SKBDN.

2.2.3.7 Akuntansi SKBDN


Penerbitan SKBDN dapat berupa SKBDN yang tidak dapat
dibatalkan dan yang dapat dibatalkan. SKBDN yang tak dapat
dibatalakan merupakan transaksi yang bersifat komitmen, sedangkan
yang dapat dibatalkan merupakan transaksi yang bersifat
kontinjensi(bersyarat). Sebaia komitmen, tak adapt dibatalkan dan ada
kepastian. Sedangkan kontinjensi memberikan indikasi bahwa
kelanjutan transaksi ini akan tergantung bank penerbit, bank
pengkonfirmasi dan bank penerima( transaksi bersyarat).

Contoh :
Penerbitan Sight SKBDN yang ditujukan pada nasabah cabang bank
sendiri.

PT.Sari Utama nasabah Bank Dewi Kuta hendak membeli kayu


Kalimantan 1.000m2 @Rp.1.000.000 kepada PT.Kayu Sejati Pontianak
nasabah Bank Dewi Pontianak. Untuk itu PT.Kayu Sejati meminta PT.Sari
Utama membuka Sight SKBDN. Tanggal 25 Mei 2014 PT. Sari Utama
selanjutnay membuka Sight SKBDN dengan setoran jaminan penuh
kepada Bank Dewi Kuta. Setoran jaminan tersebut beban gironya

28
Rp900.000.000 dan sisanya tunai. Bank Dewi Kuta memungut komisi
penerbitan Rp2.000.000 dan ongkos kawat Rp100.000. Komisi dan
ongkos kawat dibayar oleh PT. Sari Utama

Pencatatan dibank penerbit:


Mencatat pada rekening administrative:

Tgl Rekening Debet(Rp) Kredit(Rp)


25/5/2014 Cr. Sight SKBDN tak dapat 1.000.000.000
dibatalkan dan masih berjalan

Mencatat pada rekening riil (efektif) :

Tgl Rekening Debet(Rp) Kredit(Rp)


25/5/201 Dr. Kas 102.100.000
4
Dr. Giro PT. Sari Utama 900.000.000
Cr. Setoran Jaminan SKBDN 1.000.000.000
Cr. Pendapatan Komisi 2.000.000
Penerbitan
Cr. Pendapatan Ongkos 100.000
Kawat

Akuntansi eksekusi pembayaran di bank penerbit :

Mencatat pada rekening administrative:

Tgl Rekening Debet(Rp) Kredit(Rp)


25/5/2014 Dr. Sight SKBDN tak dapat 1.000.000.000
dibatalkan dan masih berjalan

29
Mencatat pada rekening riil (efektif)

Tgl Rekening Debet(Rp) Kredit(Rp)


25/5/2014 Dr. Setoran Jaminan SKBDN 1.000.000.000
Cr. RAK Cabang Pontianak 1.000.000.000

2.2.3.8 Pengalihan SKBDN

SKBDN yang dapat dialihkan adalah SKBDN dimana penerima


pertama berhak untuk mengajukan permohonan kepada bank penerus
yang membayar, mengaksep atau menegosiasi untuk mengalihkan
SKBDN tersebut baik seluruhnya maupun sebagian kepada satu atau
bebrapa pihak penerima kedua. SKBDN hanya dapat dialihkan jika
didalamnya secara tegas dicantumkan kata “dapat dialihkan” atau
“transferable” sedangkan istilah lainnya tidak diperkenankan.

Contoh :

Setelah PT. Kayu Art mengirimkan barang Furniture, pada tanggal 5 Juli
2014 mengalihkan haknya sebagai beneficiary senilai Rp500.000.000
kepada PT.Jati Utama untuk menutup hutangnya. Dengan pengalihan ini
Bank Dewi Kuta akan menerbitkan wesel usance SKBDN atas nama
PT.Jati Utama ,bukan PT.Kayu Art. Dengan demikian hak-hak taas
efektivitas dana menjadi kepemilikan PT. Jati Utama. Bank Dewi Kuta
selaku bank pembayar mencatat penerbitan wesel atas nama PT. Jati
Utama per 5 juli 2014

Tgl Rekening Debet(Rp) Kredit(Rp)


5/7/2014 Cr. RAK Wesel Usance SKBDN 500.000.000
belum jatuh tempo

30
Bank Dewi Kuta mencatat pada rekening riil (efektif) ketika wesel jatuh
tempo akan dibayar.

Tgl Rekening Debet(Rp) Kredit(Rp)


5/7/2014 Dr. RAK Cabang Jakarta 500.000.000
Cr. Giro PT. Jati Utama 500.000.000

Menihilkan rekening administrative ketika seluruh kewajiban bank


pembayar telah dipenuhi.

Tgl Rekening Debet(Rp) Kredit(Rp)


5/7/2014 Dr. RAK Wesel Usance SKBDN 500.000.000
belum jatuh tempo

31
BAB III

PENUTUP

32
DAFTAR PUSTAKA

Lapoliwa, N., & Kuswandi, D. S. (2011). Akuntansi Perbankan Dalam Valuta Rupiah. Jakarta:
Institut Bankir Indonesia.
Taswan. (2015). Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan - Bank Indonesia. 2008. Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia Buku 2. Jakarta: Bank Indonesia.
https://www.academia.edu/10627867/Makalah_Akuntansi_Jasa_Bank
https://www.scribd.com/doc/80887108/Akuntansi-Jasa-Bank
https://caridokumen.com/download/makalah-penyertaan-dan-aktiva-lainnya

33

Anda mungkin juga menyukai