Anda di halaman 1dari 28

MODUL PERKULIAHAN

MANAJEMEN
KEUANGAN

SUMBER PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK


DAN MODEL PENGELOLAAN KAS
PERUSAHAAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Fakultas Ekonomi dan Akuntansi F041700004 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk
Bisnis
13
Abstract Kompetensi
Pemahaman tentang sumber Setelah mempelajari pokok
pembiayaan jangka pendek dan bahasan ini, diharapkan
model pengelolaan kas perusahaan mahasiswa mampu memamahi dan
menjelaskan tentang sumber
pembiayaan jangka pendek dan
model pengelolaan kas perusahaan
Bab 13
Sumber Pembiayaan Jangka Pendek dan
Model Pengelolaan Kas Perusahaan
A. PENDAHULUAN
Pembagian aktifitas pendanaan berdasarkan jangka waktunya adalah jangka pendek
(bentuknya kredit modal kerja dan jangka panjang (bentuknya kredit investasi). Kredit
jangka pendek terdiri pendanaan spontan dan pendanaan yang memerlukan negosiasi.

B. PENDANAAN JANGKA PENDEK


1. Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek
Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang,
persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar,
kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba
dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan.
Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko
tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.
2. Pengertian Pendanaan Jangka Pendek
            Pendanaan jangka pendek merupakan utang yang mempunyai jangka waktu
satu tahun yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan aktiva lancer sebagai
modal kerja perusahaan.
3. Tipe dan Jenis-jenis Pendanaan Jangka Pendek
Dalam jangka pendek bisa dikelompokkan menjadi dua tipe atau jenis, yaitu
pendanaan spontan, dan pendanaan tidak spontan. Pendanaan spontan adalah
sumber dana yang ikut berubah apabila aktifitas perusahaan berubah.
Sedangkan pendanan tidak spontan mengharuskan perusahaan untuk
melakukan negoisasi untuk menambah atau mengurangi dana yang
dipergunakan oleh perusahaan.
a) Pendanaan spontan
Jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya
tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan).
1) Contoh pendanaan spontan yang paling banyak digunakan oleh
perusahaan adalan hutang dagang. Jika perusahaan selalu memberi
barang dagangan secara kreditdengan jangka waktu 3 bulan, dan
pembelian selama satu tahun senilai Rp.3.000 juta, maka rata-rata hutang
dagang yang dimiliki perusahaan akan sebesar,
Rata-rata hutang dagang = Rp.3.000juta / 4 = Rp.750 juta

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
2) Apabila pembelian yang dilakukan meningkat, misalnya menjadi
Rp.3.300 juta maka rata-rata hutang dagang juga akan meningkat
menjadi,
Rata-rata hutang dagang = Rp.3.300 juta / 4 =  Rp.825 juta
3) Contoh tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pembelian sebesar
10% juga akan meningkatkan hutang dagang sebasar 10%. Karena itulah
dalam metode peramalan keuangan sering dipergunakan metode
presentase penjualan, dan diaplikasikan untuk rekening hutang dagang.
4) Secara umum terdapat tiga tipe hutang dagang, yaitu open account, notes
payable, dan trade acceptance.
5) Penjualan secara kredit mungkin akan memberikan persyaratan
tertentu, seperti misalnya 2/10 net 30. Ini berarti pembeli bisa
memperoleh discountkalau membayar di hari ke 10 (lewat hari tersebut
tidak memperolehdiscount), dan paling lambat membayar pada hari ke
30.
6) Untuk persyaratan 2/10 net 30 sebenarnya penjual menawarkan tingkat
bunga yang cukup menarik. Kalau pembeli tidak
memanfaatkan discounttersebut, maka sebenarnya mereka kehilangan
kesempatan untuk memperoleh harga 2% lebih murah karena tidak
sedia membayar 20 hari lebih cepat (selisih antara hari ke 30 dan ke 10).
Dengan demikian maka tingkat bunga efektif  yang ditawarkan penjual
adalah,
Umumnya karena tujuan pemberian discount adalah untuk
mempercepat pembayaran, maka discount yang ditawarkan harus cukup
menarik untuk dimanfaatkan.
7) Selain hutang dagang, pendanaan spontan juga bisa berasal dari
rekening-rekening yang oleh akuntansi diklasifikasikan sebagai
rekening accruals.

b) Pendanaan tidak spontan


Pendanaan tidak spontan yaitu jenis pendanaan  yang tidak berubah
secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (contohnya
adalah sumber dana yang diperoleh dengan hutang kepada bank
1) Sumber dana ini menunjukan bahwa perusahaan harus melakukan
perjanjian formal untuk memperolehnya. Sumber yang utama adalah
kredit modal kerja dan commercial paper. Kredit modal kerja diperoleh
dari bank, sedangkan commrcial paper dijual di pasar uang (meskipun
pembelihya mungkin juga bank)
2) Kredit modal kerja, diberikan dengan pagu tertentu (misalnya Rp.200
juta). Perusahaan tidak harus mengambil pagu kredit tersebut, tetapi bisa

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
mengambil sesuai dengan keperluannya. Bunga yang dibayar adalah dari
kredit yang diambil.
3) Sebelum bank memberikan kredit, bank akan melakukan analisis kredit,
yang pada dasarnya untuk mengetahui itikad dan kemampuan debitur
(perusahaan) dalam membayar kerdit yang mereka terima. Dala dunia
penbankan dikenal istilah 5 C’s of credit, yaitu character (watak dan
kejujuran pamimpin perusahaan), capacity (kemampuan manajemen),
capital (modal perusahaan), collateral (agunan kredit),
condisions (kondisi bisnis).
4) Commercial paper (CP) merupakan sekuritas jangka pendek yang
diterbitkan oleh perusahaan, yang menyatakan bahwa tanggal tertentu
perusahaan tersebut bersedia membayar sejumlah yang tercantum dalam
sekuritas tersebut. Sekuritas ini kemudian dijual
dengan discount.Discount efektif yang ditawarkan oleh perusahaan yang
menerbitkancommercial paper tersebut biasanya di atas suku bunga
deposito tetapi dibawah suku bunga kredit. Untuk meningkatkan
bonafiditas commercial paper, beberapa CP “dijamin” oleh bank
(dikatakan bahwa bank melakukan endosemen).
5) Kredit usaha kecil, untuk membantu pendanaan usaha kecil pemerintah
Indonesia menentukan bahwa 20% kredit yang disalurkan harus
dinyatakan dalam bentuk kredit usaha kecil (KUK). Yang menarik adalah
bahwa KUK ini bunganya tidak disubsidi oleh pemerintah. Maksimum
kredit adalah Rp.200 juta (kemudian ditingkatkan menjadi Rp.250 juta).
Kredit bisa dipergunakan untuk investasi maupun modal kerja.
6) Non-cash loan. Perusahaan juga bisa memperoleh dana dalam bentuk
jaminan dari bank. Contoh endosemen yang dilakukan oleh bank
terhadap CP adalah salah satu bentuk non-cash loan. Dengan endosemen
bank CP yang diterbitkan perusahaan laku dijual. Berarti perusahaan
memperoleh dana. Kalau kemudian perusahaan tidak bisa melunasi CP
tersebut, bank tersebutlah yang akan melunasi. Bank tersebut kemudian
menagih ke perusahaan. Apabila perusahaan tetap tidak bisa
membayar, non-cash loanini kemudian diubah menjadi kredit biasa oleh
bank (cash loan), lengkap dengan perjanjian kreditnya.

C. PENDANAAN SEKETIKA/SPONTAN
Pendanaan spontan tidak perlu melalui perundingan formal untuk menambah atau
mengurangi kredit (negosiasi). Pendanaan spontan berupa hutang dagang. Terdapat 3
tipe hutang dagang:
1. Open Account
Pembeli mengirimkan barang disertai faktur dengan dilengkapi jenis, jumlah
barang, harga dan jumlah total.

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
2. Notes Payable
Berarti pembeli secara resmi membuat pernyataan berhutang kepada penjual
sertai kapan utang tersebut akan dilunasi

3. Trade Acceptance
Penjual menarik draft kepada pembeli yang menyatakan kapan draft tersebut
dibayar. Draft tersebut dijamin oleh bank yang akan membayar darft tersebut.

Contoh pendanaan spontan yang paling banyak dipergunakan oleh perusahaan adalah
hutang dagang, kalau perusahaan selalu membeli barang dagangan secara kredit
dengan jangka waktu 3 bulan, pembelian dalam satu tahun senilai Rp 3.000 juta, maka
rata-rata hutang dagang yang dimiliki perusahaan akan sebesar:
Pembelian
Rata−Rata Utang Dagang= = XXX unit
PerputaranUtang
Dengan demikian:
Rp 3.000 juta
Rata−Rata Utang Dagang= =Rp750 juta
4
Apabila pembelian yang dilakukan meningkat, misalnya menjadi Rp 3.300 juta, maka
rata-rata hutang dagang akan meningkat menjadi:
Rp 3.300 juta
Rata−Rata Utang Dagang= =Rp825 juta
4
Contoh tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pembelian sebesar 10% juga akan
meningkatkan hutang dagang sebesar 10%. Karena itulah dalam metode peramalan
keuangan sering dipergunakan metode persentase penjualan, dan diaplikasikan untuk
rekening hutang dagang.

D. PENDANAAN YANG MEMERLUKAN NEGOSIASI


Sumber daya ini menunjukkan bahwa perusahaan harus melakukan perjanjian formal
untuk memperolehnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari money market credit
ataupun short-term loans yang berasal bank dan perusahaan pembiayaan.

1. Money Market Credit


Commercial Paper (CP) merupakan sekuritas jangka pendek yang diterbitkan oleh
perusahaan (umumnya perusahaan besar dan mapan), yang menyatakan bahwa
pada tanggal tertentu perusahaan tersebut bersedia membayar sejumlah yang

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
tercantum dalam sekuritas tersebut. Instrumen keuangan ini kemudian dijual
kepada pada pemodal di pasar uang.

2. Kredit Jangka Pendek


Untuk maksud-maksud penyajian, sering kali menjadi konvenien untuk memisahkan
kredit jangka pendek menjadi dua jenis, yaitu unsecured loans dan secured loans.
Umumnya perusahaan pembiayaan (finance companies) tidak ada yang menawarkan
usecured loans, karena perusahaan yang memerlukan usecured dapat memperoleh
loans tersebut dari bank dengan memperoleh bunga yang lebih murah. Unsecured
loans merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan tanpa suatu
agunan fisik tertentu.

a. Kredit Berdasarkan Transaksi


Meminjam di bawah kesepakatan credit line atau revolving credit agreement
seringkali dirasa kurang konvenien atau agak mahal apabila perusahaan hanya
memerlukan kredit jangka pendek untuk satu tujuan saja. Sebagai misal,
perusahaan kontraktor memerlukan kredit jangka pendek sebelum perusahaan
tersebut menerima pembayaran dari pemberi pekerjaan.

b. Line of Credit (Batas Kredit)


Line of credit merupakan kesepakatan antara bank dan debitur yang menyatakan
jumlah maksimum kredit yang dapat dinikmati oleh debitur.

c. Revolving Credit Agreement (Kesespakatan Kredit Bergulir)


Perjanjian ini merupakan komitmen legal yang diberikan oleh bank untuk
menambah jumlah kredit sampai dengan jumlah tertentu.

d. Tingkat Bunga Kredit


Kalau penentuan tingkat bunga pada berbagai instrumen keuangan (yaitu CP dan
banker’s acceptance) lebih banyak ditentukan oleh pasar, maka penentuan
tingkat bunga untuk unsecured loans lebih banyak ditentukan oleh negosiasi
antara debitur dan bank.

e. Secured Loans
Istilah ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kredit dengan dengan
memberikan aktiva tertentu sebagai agunan kredit tersebut.

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
E. PENDANAAN DENGAN MEMANFAATKAN PIUTANG DAGANG
Pemanfaatan piutang dagang untuk memperoleh dana jangka pendek dapat dilakukan
dengan menjaminkan (pleding) piutang tersebut kepada kreditur, atau menjualnya
(factoring) keperusahaan anjak piutang (atau juga bank).

1. Menjaminkan Piutang
Dengan cara ini piutang dipergunakan sebagai agunan untuk memperoleh kredit
jangka pendek. Untuk itu akan dibuat perjanjian antara kreditur dan debitur yang
merinci transaksi kredit tersebut. Jumlah kredit akan dinyatakan dalam persentase
dari piutang yang dijaminkan. Umumnya debitur membayar processing fee (biasanya
sekitar 1% dari piutang yang dijaminkan), yang dimaksud sebagai biaya untuk me-
Review dan menganalisis piutang yang dijaminkan.

2. Menjual (factoring) piutang


Sebagai alternatif menjamin piutang, banyak perusahaan di industri-industri seperti
garmen, tekstil, dan furniture menjual (atau melakukan factoring) piutang dagang
mereka. Piutang dijual kepada perusahaan anjak piutang (atau bank) yang akan
mengambil alih resiko penagihan piutang tersebut seandainya ada piutang yang
tidak tertagih (cara ini disebut sebagai without recourse).

F. PENDANAAN DENGAN MEMANFAATKAN PERSEDIAAN


Persediaan merupakan sumber kedua yang dapat dimanfaatkan unttuk memperoleh
kredit jangka pendek. Ada beberapa cara untuk menggunakan persediaan sebagai
agunan guna memperoleh secured loans. Cara-cara tersebut adalah floating atau
blancet lien, chattel mortgage field warehouse receipt, terminal warehouse receipt.

1. Floating atau Blanket Lien


Dengan perjanjian ini, debitur memberikan hak (legal right) kepada debitur atas
barang-barang (persedian) yang dijadikan agunan. Cara ini merupakan cara yang
paling sederhana tetapi paling tidak aman bagi kreditur.

2. Chattel Mortgage Agreement


Untuk meningkatkan kendali atas persediaan tersebut, kreditur bisa melakukan
identifikasi atas barang-barang tertentu (misalnya dengan nomor identifikasi).

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
3. Field Warehouse Financing Agreement
Kendali yang lebih baik atas barang-barang yang dijadikan sebagai agunan dapat
makin ditingkatkan apabila dipergunakan field warehouse agreement. Dengan ini
persediaan yang dijadikan agunan akan dipisahkan dari persediaan lain, dan
dikelola oleh pihak ketiga yang merupakan perusahaan pengelola pergudangan.

4. Perhitungan Tingkat Bunga


Salah satu faktor yang sering menjebak calon debitur adalah informsi tentang
tingkat bunga. Kreditur mungkin menyebut tingkat bunga yang relatif rendah,
tetapi tidak menjelaskan bagaimana basis perhitungannya. Pada umumnya
terdapat tiga metode perhitungan tingkat bunga yaitu collect basis, discount basis
dan add on basis.

5. Compensating Balances
Perhitungan tingkat bunga akan menjadi berbeda sama sekali apabila bank
mengharuskan debitur memelihara Compensating Balances. Compensating
Balancesadalah saldo rekening yang harus dipertahankan sesuai dengan
besarnya kredit yang ditarik.

A. Model Pengelolaan Kas Perusahaan


1. Pengertian Kas
Kas adalah Uang Tunai dan jumlah rekening Giro di Bank, dimana setiap
perusahaan memiliki jumlah kas yang berbeda-beda tergantung pada kondisi
perusahaan bersangkutan
2. Pengelolaan Kas
Kas merupakan aktiva yang “tidak menghasilkan laba” (non earning asset).
Karena kas tidak memberikan penghasilan atau bunga. Kas dibutuhkan antara
lain untuk membayar gaji, membeli bahan baku, membeli aktiva tetap,
membayar pajak, melunasi hutang, membayar dividen, dan lain-lain.
Sasaran dari pengelolaan kas adalah meminimumkan jumlah kas yang harus
ditahan perusahaan dan digunakan untuk memperlancar aktivitas bisnis yang
normal namun pada saat yang sama perusahaan harus memiliki kas yang
cukup/memadai, dengan tujuan agar biaya pengelolaan kas menjadi minimum
3. Anggaran Kas
Perusahaan dapat mengestimasi/memperkirakan kebutuhan kasnya sebagai
bagian dari proses penyusunan anggaran umum, atau proses peramalan, dengan
menyusun anggaran kas. Proses penyusunan anggaran kas pertama perusahaan

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
meramalkan penjualan, lalu aktiva tetap dan persediaan yang diperlukan
kemudian menentukan saat pembayaran yang harus dilakukan. Informasi ini
digabungkan dengan proyeksi tentang penundaan pada pengumpulan piutang,
pembayaran pajak, pembayarana dividen dan bunga. Semua informasi ini
disimpulkan dalam anggaran kas (cash budget). Jadi anggaran kas adalah suatu
tabel yang menyajikan arus kas (penerimaan, pengeluaran, dan saldo kas) untuk
sebuah perusahaan dalam suatu periode tertentu. Pada umumnya perusahaan
menggunakan suatu anggaran kas bulanan yang diramalkan untuk satu tahun
kedepan ditambah anggaran kas harian atau mingguan yang lebih rinci untuk
bulan mendatang. Anggaran kas bulanan digunakan untuk tujuan perencanaan
dan anggaran harian atau mingguan untuk mengendalikan kas yang sebenarnya
Anggaran kas memberikan informasi yang lebih rinci mengenai arus kas masa
depan perusahaan dari pada laporan keuangan yang diramalkan.

Suatu anggaran kas umumnya terdiri dari 3 bagian :


a) Pengumpulan dan pembelian yang mencatat pengumpulan kas dari
penjualan dan pembelian bahan baku secara tunai
b) Penambahan dan pengurangan kas,
c) Surplus kas atau kebutuhan hutang, mencatat kebutuhan kumulatif
perusahaan akan hutang dan surplus kas kumulatif.
Contoh Anggaran Kas (Cash Budget)
Anggaran Kas PT Sejahtera (dalam jutaan rupiah)
MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES
I. LEMBAR KERJA PENAGIHAN DAN PEMBELIAN
(1) Penjualan (kotor) 200 250 300 400 500 350 250 200
Penagihan
(2) Selama bulan penjualan :
(0,2)(0,98)(month’s sales) *59 78 98 69 49 39
(3) Selama bulan pertama setelah
penjualan 175 **210 280 350 245 175
0,7(previous month’s of sales)
(4) Selama bulan kedua setelah
bulan penjualan 20 25 ***30 40 50 35
0,1(sales 2 month ago)
(5) Total Penagihan (Baris 2+3+4) 254 313 408 459 344 249
Pembelian

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
(6) 0,7(dari penjualan bulan 210 280 350 245 175 140
berikutnya)
(7) Pembayaran (pembelian 210 280 350 245 175 140
bulan lalu)
II. KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN KAS PADA BULAN BERSANGKUTAN
(8) Penagihan (dari bagian I) 254 313 408 459 344 24
(Baris 5) 9
(9) Pembayaran untuk pembelian 210 280 350 245 175 140
(dari bag I) (Baris 7)
(10) Upah dan Gaji 30 40 50 40 30 30
(11) Sewa 15 15 15 15 15 15
(12) Beban lainnya 10 15 20 15 10 10
(13) Pajak 30 20
(14) Pembayaran untuk 100
pembangunan pabrik
(15) Total Pembayaran ( Line 9- 265 350 465 415 230 21
14) 5
(16) Keuntungan atau kerugian (11) (37) (57) 44 114 34
kas bersih selama bulan
tersebut (Baris 8 -15)
III. LOAN REQUIREMENT OR CASH SURPLUS
(17) Kas pada awal bulan jika 15 4 (33) (90) (46) 68
tidak dilakukan peminjaman
(18) Kas kumulatif (Baris 16+17) 4 (33) (90) (46) 68 102
(19) Saldo kas yang ditargetkan 10 10 10 10 10 10
(20) Surplus kas atau pinjaman
kumulatif yang diperlukan
(6) (43) (100) (56) 58 92
untuk menjaga target saldo
kas sebesar $10 ( Baris 18-
19)

4. Teknik-teknik manajemen Kas


a) Sinkronisasi Arus Kas

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Situasi dimana arus kas masuk diselaraskan dengan arus kas keluar ,
sehingga memungkinkan suatu perusahaan mempertahankan saldo kas
untuk keperluan transaksi yang rendah
b) Mempercepat proses kliring cek
Pengkliringan cek (Clearing cek) adalah proses pengkonversian suatu cek
yang ditulis dan dikirimkan menjadi uang kas dalam rekening yang dibayar.
Ketika seorang pelanggan membayar hutang dengan menulis dan
mengirimkan cek, ini tidak berarti bahwa dananya langsung tersedia bagi
perusahaan penerima (kreditur). Kebanyakan dari kita telah diberitahu oleh
seseorang, bahwa cek itu sedang dalam pengiriman/perjalanan, dan kita juga
biasa menyetorkan cek ke rekening kita kemudian diberitahu bahwa tidak
bisa ditarik cek atas`setoran tersebut sebelum proses pengkliringan cek (cek
clearing) selesai. Bank kita harus terlebih dahulu memastikan bahwa cek
yang kita setorkan adalah baik dan dananya tersedia sebelum memberi kita
uang kas. Dalam praktek mungkin cukup banyak yang diperlukan perusahaan
untuk memproses cek yang diterima sampai dananya bisa digunakan. Cek
umumnya dikliring melalui bank sentral (Federal Reserve System atau Bank
Indonesia di Indonesia), lamanya waktu yang diperlukan pengkliringan cek
tergantung pada jauhnya jarak antara bank tertarik dan bank penagih. Cek-
cek umumnya dikliringkan melalui Bank Sentral sekitar dua hari , tetapi
penangguhan akibat pengiriman lewat pos dapat memperlambat proses
keterlibatan Bank Sentral.
c) Memanfaatkan masa mengambang
Masa mengambang didefinisikan sebagai perbedaan antara saldo yang
diperlihatkan dalam buku cek sebuah perusahaan (atau perorangan) dan
saldo pada catatan bank. Contoh anggaplah sebuah perusahaan rata-rata
menulis cek sejumlah Rp 500.000 perhari ,dan diperlukan waktu enam hari
agar cek-cek tersebut dikliringkan dan dikurangkan dari rekening bank
perusahana tersebut. Hal ini akan mengkibatkan buku cek perusahaan
tersebut menunjukkan saldo Rp 30.000.000 lebih kecil dari pada saldo dalam
catatan bank. Perbedaan ini disebut pengeluaran mengambang
(disbursement float). Jadi pengeluaran mengambang adalah nilai dari cek-cek
yang telah kita tulis tetapi yang masih diproses sehingga belum dikurangkan
dari saldo rekening kita oleh bank.
d) Mempercepat penerimaan
Para manajer keuangan telah mencari cara-cara untuk menagih piutang lebih
cepat sejak transaksi kredit dimulai. Meskipun penerimaan kas merupakan
tanggung jawab manajer keuangan ,kecepatan cek-cek dikliringkan
tergantung pada sistem perbankan. Beberapa teknik sekarang digunakan
untuk mempercepat penagihan maupun menyampaikan dana ketempat
dimana dana tersebut diperlukan, termasuk (1) kotak khusus yang

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
ditempatkan dekat dengan para nasabah dan (2) permintaan agar para
nasabah membayar melalui kawat (wire) atau pendebetan otomatis
- Kotak pos khusus adalah satu alat manajemen kas yang paling tua . Dalam
suatu sistem kotak pos khusus (lockplan), cek-cek yang datang dikirimkan
ke kotak pos ketimbang kekantor pusta perusahaan. Jadi kotak pos khusus
(lockbox plan) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mempercepat
penagihan dan mengurangi masa mengambang melalui penggunaan kotak-
kotak pos didaerah tempat yang dibayarkan.
- Pembayaran melalui kawat atau pendebetan otomatis

Keseimbangan resiko pengembalian dapat dibagi menjadi dua tujuan utama


dalam sistem manajemen kas yaitu :
1. Harus ada kas cukup untuk memenuhi kebutuhan mengeluarkan yang timbul
dari kegiatan bisnis biasa
2. Investasi dalam saldo kas yang tak dipakai harus diminimumkan.
5. Penentuan saldo kas sasaran
Tindakan mencairkan sekuritas menjadi kas dapat menimbulkan biaya-biaya
yaitu : biaya pemesanan, biaya telepon saat penukaran, upah pialang untuk
transaksi dll. Ada berbagai model yang dapat digunakan untuk menentukan
saldo kas yang dikehendaki, berikut akan dibahas sbb:
a) Model H.G. Guthmann
Menurut Bambang Riyanto (2012:95), Model H.G. Guthmann ini
menyatakan bahwa jumlah kas yang ada di dalam perusahaan yang “well
finance” hendaknya tidak kurang dari 5 % sampai 10 % dari jumlah aktiva
lancar. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
Perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan
tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin tinggi turnover ini makin
baik, karena ini berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tetapi
cash turnover yang berlebih-lebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah
kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume sales yang
bersangkutan.
b) Model Miller dan Orr
Miller dan Orr mengasumsikan bahwa aliran kas masuk dan keluar tidak
konstan (berfluktuasi). Miller and Orr menentukan batas pengendalian atas
dan batas pengendalian bawah serta saldo kas yang ditargetkan.

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Rumus yang disajikan Miller and Orr:
Z = [ (3 o σ2)]1/3 4i
Z = Jumlah kas yang diinginkan perusahaan
o = biaya tetap untuk melakukan transaki
σ2 = varian arus kas masuk bersih harian
i = bunga harian untuk investasi pada sekuritas

c) Model Stone
Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan tetapi lebih memberikan
perhatian pada manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi
kas yang optimal. Ketika saldo mencapai batas pengendalian tertinggi
d) Model Persediaan (Model Baumol)
Suad Husnan (2002:112) dalam William Baumol (1952)
mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam perusahaan mirip
dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas
yang tinggi, perusahaan akan mengalami kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang
lebih menguntungkan (sebaliknya).
Konsep pemesanan sediaan yang paling ekonomis (EOQ/ Economic Order
Quantity) bertujuan untuk meminimumkan biaya persediaan (biaya simpan
dan biaya pesan).
Persamaan untuk EOQ (Q) = (2oS/C)1/2
Persamaan untuk Kas Optimal (C*) = ( 2 F D / k ) 1/2 18
D= Total jumlah tambahan kas yang diperlukan setiap periode perencanaan
(per tahun)
C = Jumlah yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau peminjaman (Saldo
Kas)
F = Biaya Tetap dari penjualan sekuritas atau peminjaman
K= Tingkat pendapatan bunga yang hilang (biaya kesempatan) karena
memegang kas
Biaya Kesempatan = ( C / 2 ) k
Biaya Transaksi = ( D / C ) F
Misalnya kebutuhan kas setiap periodenya selalu sama. Apabila pada awal
periode jumlah kas = Q, maka sedikit demi sedikit saldo kas akan mencapai
0. Pada saat mencapai 0, perusahaan perlu merubah aktiva lain (misalnya

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
sekuritas) menjadi kas sebesar Q. Permasalahannya adalah berapa jumlah
sekuritas yang harus diubah menjadi kas setiap kali diperlukan yang akan
meminimumkan biaya karena memiliki kas dan biaya karena merubah
sekuritas menjadi kas.

A. Motivasi Perusahaan Mengadakan Kas


Kas dan surat berharga merupakan jenis aktiva yang paling likuid bagi
perusahaan. Pengertian kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash
on hand) dan dana yang disimpan dibank dalam berbagai bentuk seperti
deposito, rekening Koran. Kas merupakan alat tukar yang memungkinkan
manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya.
Surat berharga adalah bentuk penanaman dana perusahaan dalam jangka
waktu pendek yang bersifat sementara, sehingga apabila perusahaan
membutuhkan kas, maka surat berharga akan dijual dan hasilnya dapat
digunakan untuk membiayai koperasional perusahaan.
1. Motif dalam Menyimpan Kas
Terdapat empat motif dasar dalam menyimpan kas yaitu:
1) Motif Bertransaksi (Transactions Motive)
Motif transaksi artinya uang kas digunakan untuk melakukan
pembelian dan pembayaran,sepertipembelian barang atau jasa,
pembayaran gaji, upah utang, dan pembayaran lainnya. Kas keluar dan
kas masuk tidak selalu tersinkronisasi. Jika kas keluar > kas masuk,
perusahaan bisa menghadapimasalah likuiditas.
2) Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive)
Motif berjaga-jaga, artinya uang kas digunakan untuk berjaga-
jaga sewaktu dibutuhkan uang kasuntuk keperluan yang tidak
terduga.Misalnya pada saat perusahaan mengalami kerugian tertentudan
harus menutupi kerugian tersebut sesegera mungkin.
3) Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Motif spekulasi, artinya uang kas digunakan untuk mengambil
keuntungan dari kesempatan yangmungkin timbul diwaktu yang akan
datang, seperti turunnya harga bahan baku secara tiba-tibaakan
menguntungkan perusahaan dan diperkirakan kemungkinan akan
meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dalam hal ini perusahaan
akan memiliki kesempatan untuk membeli dengan uang kas yang
dimilikinya, dan menjualnya pada saat harga naik.
4) Kebutuhan saldo Kompensasi (Compensating Balance)

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Motif saldo kompensasi merupakan salah satu alasan perusahaan
untuk mengadakan kas.Perusahaan memiliki saldo kas tertentu di bank
dalam bentuk rekening giro, sebagai kompensasiatas jasa pelayanan yang
diberikan bank kepada perusahaan. Sejumlah dana berupa
saldominimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam
rekening giro, sehingga perusahaantidak perlu membayar jasa pelayanan
tertentu kepada bank. Dengan adanya saldo ini, bank dapatmeminjamkan
dana kepada nasabah dengan jangka waktu yang lebih lama. Bank akan
memperolehpenghasilan bunga yang merupakan biaya jasa tidak
langsung yang harus dibayar olehnasabah tersebut.

2. Aliran Kas
Aliran kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran
kas keluar (cash out flow). Alirankas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu
(intermittent).
1) Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan produk secara tunai,
penerimaan piutang).
Aliran kas masuk intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan
pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank,
penjulan AT yang tdk terpakai).
2) Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian bahan mentah,
gaji karyawan)
Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran untuk pembayaran
dividen, bunga,pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham,
pembelian AT).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kas
1) Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya
perusahaan melakukan penjualanbarang, baik secara tunai maupun
secara kredit. Bila dilakukan secara tunai, maka otomatis
langsungberpengaruh terhadap kas. Akan tetapi jika dilakukan secara
angsuran, maka perubahan ini akan terjadiuntuk beberapa saat kedepan.
Perubahan tentunya akan menyebabkan uang kas bertambah.
2) Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan memnbeli
sejumlah barang, baik bahan baku,bahan tambahan, atau barang
keperluan lainnya, yang tentunya akan berakibat mengurangi jumlah
uangkas.
3) Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan
mengeluarkan sejumlah biayayang sudah menjadi kewajiban perusahaan
untuk membiayai aktivitas perusahaan, seperti membayar gaji,upah,

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
telepon, listrik, pajak, biaya pemeliharaan yang tentunya akan
mengakibatkan uang kas akanbertambah.
4) Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya jika
dalam memperoleh sumberdana perusahaan melakukan pinjaman ke
bank atau ke lembaga lain, maka perusahaan tentu akanmembayar
angsuran pinjaman tersebut, selama beberapa waktu , hal ini tentunya
akan mengakibatkanberkurangnya uang kas.
5) Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan
hendak melakukanpenambahan kapasitas produksi seperti pembelian
mesin-mesin baru, atau pembangunan gedung ataupabrik baru. Hal ini
juga dapat terjadi bila perusahaan hendak melakukan ekspansi kebidang
usaha lainnya.
6) Adanya penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan memperoleh
tambahan kas dari pendapatan,baik yang berkaitan langsung dengan
kegiatan perusahaan maupun pendapatan yang tidak langsung.
Jelasbahwa pendapat ini akan mempengaruhi jumlah uang kas.
7) Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan
memperoleh sejumlah uang dari lembagapeminjam, seperti bank atau
lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan menamabah jumlah uang
kas dalam periode tersebut.
8) Dan faktor lainnya.
Disamping faktor yang dapat mempengaruhi kas perusahaan terdapat
pula faktor-faktor yang tidakmempengaruhi perubahan jumlah uang kas,
yaitu:
a. Adanya penghapusan dan pengurangan nilai buku dari aktiva.
b. Penghentian pengguanaan aktiva yang sudah habis umur ekonomisnya
(disusut) dan tidak dapat dipakai lagi.
c. Adanya pembenaan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi,
omortisasi, deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan biaya kas).
d. Adanya pengakuan kerugian piutang dan penghapusan piutang karena
sudah tidak dapat ditagih lagi.
e. Adanya pembayaran deviden dalam bentuk saham.
f. Adanya penyisihan atau pembatasan pengguanaan laba.
g. Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki.
4. Manajemen Kas Versus Manajemen Likuiditas
Dalam membahas manajemen kas perlu dibedakan antara manajemen kas
yang sesungguhnya dan manajemen likuiditas.Perbedaan ini sering
merupakan sumber ketidakjelasan karena istilah kas dalam praktik sering
digunakan untuk dua pengertian yang berbeda. Pertama, kas yang merujuk
pad akas sesungguhnya yang ada di perusahaan. Kedua, manajer keuangan
sering menggunakan istilah kas tetapi meliputi juga surat-surat berharga,
yang kadang-kadang disebut setara kas.

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaan manajemen kas dengan manajemen likuiditas adalah jelas.
Manajemen likuiditas berkaitan dengan jumlah optimal aktiva likuid yang
harus dimiliki perusahaan, sedangkan manajemen kas lebih erat kaitannya
dengan mengoptimalkan mekanisme untuk pengumpulan dan pendistribusian
kas.
B. Memahami Float dalam manajemen kas
Dalam praktik bisnis, suatu perusahaan yang sudah besar pada umumnya
menggunakan jasa bank untuk memfasilitasi berbagai transaksi yang dilakukan
perusahaan. Sering kali terdapat perbedaan antara saldo kas yang ada dalam
catatan buku perusahaan dan saldo yang ada pada rekening perusahaan di bank.
Perbedaan inilah yang dikenal dengan istilah float, yang mencerminkan dampak
dari adanya cek perusahaan yang masih dalam proses kliring.
1. Disbursement Float (Pengeluaran mengambang)
Cek yang ditulis perusahaan akan menimbulkan disbursement float,
karena akan menurunkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan, tetapi
belum mengubah saldo kas perusahaan di bank sampai dengan cek tersebut
diuangkan. Sebagai contoh, perusahaan General, mempunyai 100 juta
rekening menggunakan cek Rp 100 juta. Saldo kas pada catatan buku
perusahaan akan segera berkurang sebesar iro di bank. Pada tanggal 8
Oktober 2008 perusahaan membeli bahan baku dan membayar dengan Rp
100 juta.
Bank perusahaan General tidak akan mengetahui cek tersebut sampai
saat diuangkan ke bank, misalkan tanggal 15 Oktober 2008. Dengan demikian
sampai dengan cek diuangkan, saldo kas perusahaan di bank akan lebih tinggi
sebesar Rp 100 juta dibandingkan dengan saldo kas dalam catatan buku
perusahaan. Jadi, sebelum 8 Oktober 2008 perusahaan General mempunyai
zero float.
Float = firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Posisi perusahaan General antara 8 Oktober sampai dengan 15 Oktober 2008 adalah:
Disbursement float = firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 0
= Rp 100 juta
Selama cek dalam proses kliring, perusahaan dapat memperoleh manfaat
dengan menginvestasikan sementara kas yang ada di bank pada surat
berharga, sehingga perusahaan memperoleh bunga.
2. Collection float dan net float

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Cek yang diterima perusahaan akan menimbulkan collection float, yang
akan segera meningkatkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan tetapi
tidak segera menimbulkan perubahan pada saldo kas perusahaan di bank.
Sebagai contoh, perusahaan General pada tanggal 20 Oktober 2008 menerima
cek dari pelanggan Rp 100 Juta. Perusahaan mencatat penerimaan cek
tersebut pada buku perusahaan General sehingga meningkatkan saldo kasnya
sebesar Rp 100 juta menjadi Rp 200 Juta. Akan tetapi tambahan saldo kas
tidak tampak pada saldo kas perusahaan General di Bank, sampai cek tersebut
diuangkan ke bank pelanggan pada tanggal 30 Oktober 2008. Sebelum 20
Oktober 2008 posisi perusahaan General adalah:
Float = firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Posisi perusahaan General antara 20 Oktober sampai dengan 30 Oktober 2008 adalah:
Disbursement float = firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 200 juta
= -Rp 100 juta
Pada umunya, aktivitas pembayaran (disbursement) akan menghasilkan
disbursement float dan aktivitas pengumpulan (collection) akan
menghasilkan Collection float. Jumlah dari disbursement float dan collection
float disebut net float. Net float pada saat tertentu menunjukkan seluruh
perbedaan antara firm’s available balance dan Firm’s book balance. Jika net
float positif, berarti disbursement float lebih besar dari collection float, dan
firm’s available balance lebih besar dari Firm’s book balance. Jika firm’s
available balance dlebih kecil dari Firm’s book balance, berarti perusahaan
mempunyai net collection float.
Perusahaan seharusnya lebih memerhatikan net float dan available
balance lebih besar dari book balance. Jika manajer keuangan mengetahui cek
yang telah ditulis perusahaan belum dikliringkan selama beberapa hari,
manajer keuangan dapat mempertahankan saldo kas yang rendah di bank,
sehingga memungkinkan perusahaan untuk menginvestasikannya.
Sebagai contoh, rata-rata penjualan perusahaan Exxon Mobil per hari
mencapai USD 690 juta. Jika pengumpulan kas Exxon Mobil dapat dipercepat
satu hari saja, maka perusahaan akan mempunyai kas USD690 juta untuk
diinvestasikan. Misalkan tingkat keuntungan sebesar 001% per hari, maka
jumlah bunga yang diperoleh setiap hari sebesar USD69.000.
3. Mengelola disbursement float

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Sebagaimana kita ketahui, keterlambatan waktu pembayaran dapat
bersumber dari pengiriman check, pemrosesan check, dan penagihan.
Disbursement float dapat ditingkatkan dengan menuliskan check pada bank
yang bertempat di lokasi yang jauh secara geografis atau menuliskan check
dari kantor pos yang terpencil. Dilihat dari sudut pandang etika dan ekonomi
taktik yang digunakan untuk meningkatkan disbursement float masih dalam
perdebatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa argumen antara lain:
1) Secara ekonomi pada umumnya setiap syarat pembayaran selalu
mencantumkan diskon di mana diskon tersebut lebih besar bila
dibandingkan dengan keuntungan dari meningkatkan disbursement float.
2) Secara etika menunda pembayaran yang sudah jatuh tempo merupakan
prosedur bisnis yang tidak etis. Disamping itu terdapat konsekuensi
negatif yaitu rusaknya hubungan dengan pemasok. Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola disbursement float, salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan semaksimal
mungkin diskon yang diberikan oleh pemasok dan memperbaiki
pengendalian terhadap pengeluaran.
C. Manajemen Float
Manajemen Float mencakup pengendalian penerimaan dan pengeluaran
kas. Tujuan penerimaan kas adalah mempercepat pemasukan kas dan
mengurangi periode antara saat pelanggan melakukan pembayaran dan saat kas
tersedia di perusahaan. Tujuan pengeluaran kas adalah untuk mengendalikan
pembayaran dan meminimalkan biaya yang terkait dengan proses pembayaran.
Total waktu penerimaan atau pengeluaran kas dapat dibagi menjadi tiga
komponen, yaitu: mailing time, processing delay, dan availability delay.
a. mailing time, adalah bagian dari proses penerimaan dan pembayaran,
saat cek masuk dalam sistempengiriman
b. processing delay adalah waktu yang diperlukan oleh penerima cek
untuk memproses pembayaran danmenyimpannya di bank
c. Availability delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk kliring cek
dalam sistem perbankan.Mempercepat penerimaan kas meliputi
pengurangan satu atau lebih komponen waktu tersebut.
1. Mengukur float
Mengukur Float Besar kecilnya float tergantung pada jumlah dollar atau
rupiah dan waktu penundaan. Sebagai contoh, misalkan perusahaan Anda
mengirim check senilai Rp500 ribu setiap bulan. Dibutuhkan waktu lima hari
waktu pengiriman untuk sampai ditempat tujuan (mailing time), dan satu hari
bagi penerima untuk menyampaikan check tersebut kepada bank penerima
(processing delay). Bank penerima memproses check selama tiga hari
(availability delay). Dengan demikian total waktu adalah 9 hari.

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Dalam kasus ini Berapa rata-rata disbursement float per hari ? Pertama,
perusahaan Anda punya Rp 500 ribu float selama sembilan hari, dengan
demikian total float adalah 9 x Rp 500 ribu = Rp 4.500.000,- . Kedua, jika
diasumsikan satu bulan adalah 30 hari, maka rata-rata float per hari adalah :
Average daily float = Rp 4.500.000,- / 30 = Rp 150.000,-
Hal ini berarti bahwa rata-rata perhari book balance perusahaan anda Rp
150.000 lebih rendah daripada available balance di bank. Jika terjadi lebih
dari satu kali penerimaan atau pembayaran dalam setiap bulan,
perhitungannya menjadi sedikit kompleks.
Contoh, perusahaan Anda menerima dua macam penerimaan setiap
bulan:AmountProcessing and availability delay
Total float
1. Rp 5.000.000 X 9 = Rp 45.000.000
2. Rp 3.000.000 X 5 = Rp 15.000.000
= Rp 60.000.000
Berdasarkan informasi tersebut jika satu bulan sama dengan 30 hari, maka
dapat dihitung:
Average daily float = Total float / Total days = Rp 60.000.000 / 30 = Rp
2.000.000
Dengan demikian rata-rata per hari sebanyak Rp 2.000.000 kas yang tidak
diterima dan tidak tersedia.
2. Biaya Float
Biaya yang timbul dengan adanya collection foat bagi suatu perusahaan
adalah berupa opportunity cost karena perusahaan tidak dapat segera
menggunakan kas. Paling tidak perusahaan dapat memperoleh bunga, jika kas
untuk investasi telah tersedia.
Sebagai Contoh, Perusahaan Lambo, mempunyai ratarata penerimaan
check per hari Rp1.000.000,dan rata-rata tertimbang penundaan selama tiga
hari. Dengan demikian average daily float = 3 x Rp1.000.000 = Rp3.000.000.
Hal ini berarti ada Rp 3.000.000 dana yang tidak menghasilkan bunga dalam
satu hari.
3. Electronic Data Interchange
Electronic Data Interchange (EDI) merupakan istilah yang menunjukkan
perkembangan praktik yang secara langsung berkaitan dengan pertukaran
informasi elektronik antara berbagai bentuk bisnis. Salah satu bagian penting
penggunaan EDI adalah financial EDI atau FEDI, yang merupakan pengiriman
data finansial secara elektronik antarpihak sehingga mengurangi penggunaan

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
kertas dalam pembuatan invoice, penulisan cek, pengiriman, dan pemrosesan.
Secara umum penggunaan EDI memungkinkan penjual mengirim tagihan
secara elektronik kepada pembeli. Penjual kemudian melakukan otorisasi
pembayaran, yang juga dilakukan secara elektronik. Bank yang ditunjuk untuk
menerima pembayaran dari pembeli kemudian mentransfer dana ke rekening
penjual di bank yang berbeda. Secara keseluruhan dampaknya adalah jangka
waktu mulai transaksi sampai penyelesaian transaksi menjadi berkurang
secara berarti, dan float akan turun secara drastis.
D. Pengumpulan dan Konsentrasi Kas
Lamanya waktu yang diperlukan pada setiap komponen proses
pengumpulan kas tergantung pada lokasi perusahaan pelanggan dan bank, serta
efisiensi perusahaan dalam pengumpulan kas.
1. Pengumpulan Kas
Bagaimana perusahaan mengumpulkan kas dari pelanggannya, sebagian
besar tergantung pada sifat bisnis yang dilakukan perusahaan. Pada bisnis
restoran, umumnya para pelanggan membayar secara tunai, cek atau kredit
pada saat terjadi transaksi, dengan demikian tidak ada masalah dalam
penundaan pengiriman. Biasanya dana disimpan di bank lokal dan
perusahaan mempunyai beberapa cara untuk menggunakan dana tersebut.
Jika sebagian besar atau semua pembayaran penerimaan perusahaan
dilakukan dengan cek yang disampaikan melalui pengiriman, semua
komponen waktu pengumpulan menjadi relevan dipertimbangkan.
Perusahaan dapat memilih untuk mengirim cek ke satu lokasi,atau
perusahaan dapat menggunakan beberapa lokasi yang berbeda untuk
mengurangi waktu pengiriman. Perusahaan juga dapat melakukan
pengumpulan sendiri atau menunjuk perusahaan lain yang mempunyai
spesialisasi dalam pengumpulan kas.
Pendekatan yang lain dalam mempercepat pengumpulan kas adalah
dengan melakukan kesepakatan dengan pelanggan untuk melakukan
preauthorized payment. Dengan kesepakatan tersebut, jumlah pembayaran
dan waktu pembayaran ditetapkan di awal. Setelah disepakati, pembayaran
secara otomatis ditransfer dari rekening bank pelanggan ke rekning bank
perusahaan, dan cara ini dapat mengurangi waktu pengumpulan kas.
2. Lockboxes
Ketika perusahaan menerima pembayaran melalui pengiriman cek,
perusahaan harus memutuskan ke mana cek dikirim dan bagaimana
penanganan cek akan ditangani serta disimpan. Pemilihan yang dilakukan
secara hati-hati terhadap jumlah dan lokasi pengumpulan dapat mengurangi
waktu pengumpulan kas secara berarti. Banyak perusahaan menggunakan

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
kantor pos yang dikenal dengan lockbooxes untuk menerima pembayaran
dan mempercepat pengumpulan kas
3. Konsentrasi Kas
Perusahaan dapat memiliki sejumlah titik pengumpulan kas, yang
ditangani oleh banyak bank yang berbeda dan banyak rekening bank.
Perusahaan memerlukan beberapa prosedur untuk memindahkan kas dari
banyak bank ke rekening utama perusahaan, yang disebut dengan cash
concentration. Dalam membangun sistem konsentrasi, perusahaan dapat
menggunakan satu atau lebih concentration banks. Satu concentration bank
mengumpulkan dana yang diperoleh dari bank-bank lokal yang tersebar di
beberapa lokasi yang berbeda.
E. Manajemen Pengeluaran Kas
Dari sudut pandang perusahaan, tujuan dari pengelolaan disbursement
float adalah untuk memperlambat disbursement kas. Untuk itu perusahaan perlu
mengembangkan strategi untuk meningkatkan mailfloat, procesing float, dan
availability float atas cek yang ditulis perusahaan. Disamping itu perusahaan juga
harus mengembangkan prosedur untuk meminimalkan kas untuk tujuan
pembayaran.
1. Meningkatkan Disbursement Float
Sebagaimana telah dipahami, memperlambat pembayaran dapat
mencakup waktu pengiriman check, pemrosesan check, dan pengumpulan
dana. Disbursement float dapat ditingkatkan dengan menulis cek atas bank
yang secara geografis lokasinya jauh. Hal ini akan memperpanjang waktu
yang dibutuhkan untuk kliring cek melalui sistem perbankan.
Taktik untuk memaksimalkan Disbursement float masih menjadi
perdebatan, baik dari sudut pandang etika maupun ekonomi. Syarat
pembayaran sering kali menawarkan potongan yang cukup besar bagi
pelanggan yang membayar lebih cepat. Potongan biasanya lebih besar
daripada penghematan yang diperoleh dari memainkan float. Di samping itu,
pemasok sering tidak menyukai upaya untuk memperlambat pembayaran.
Akibat buruk yang mungkin terjadi adalah hubungan yang kurang baik
dengan pemasok dapat menimbulkan biaya yang mahal.
2. Pengendalian Pengeluaran
Memaksimumkan waktu penundaan pembayaran mungkin merupakan
praktek bisnis yang kurang baik, namun demikian perusahaan berusaha
untuk tetap menahan kas sekecil mungkin dengan menunda waktu
pembeyaran. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan sistem
yang dapat mengelola proses pembayaran secara efisien. Dasar pemikiran
sistem yang demikian adalah perusahaan tidak boleh memiliki kas yang

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


22 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
disimpan di bank melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk
membayar tagihan
3. Zero-Balance Accounts
Dalam sistem zero-balance accounts, perusahaan bekerja sama dengan
bank membuat satu master account dan sejumlah subaccount. Ketika cek
yang ditulis di salah satu subaccount harus dibayar, jumlah dana yang
diperlukan ditransfer dari master account. Dengan cara demikian, saldo kas
pada subaccount tidak perlu ada atau nol.
4. Pengendalian Disbursement Accounts
Dalam sistem ini semua pembayaran yang harus dilakukan pada hari
tertentu telah diketahui pada pagi harinya. Bank memberitahu perusahaan
jumlah uang yang harus dibayar, dan perusahaan mentransfer jumlah yang
dibutuhkan.
F. INVESTASI KELEBIHAN KAS DAN SURAT BERHARGA
Apabila perusahaan memiliki surplus kas untuk sementara waktu,
perusahaan dapat menginvestasikan pada surat berharga jangka pendek di pasar
uang. Pada umumnya, perusahaan besar mengelola sendiri aset keuangan jangka
pendeknya, dan melakukan transaksi melalui bank dan dealer.
Surat berharga adalah surat yang dijual dengan cepat tanpa mengalami
suatu kerugian. Ada dua alasan perusahaan untuk melakukan investasi dalam
surat berharga, yaitu pertama, sebagai pengganti kas, dalam hal ini perusahaan
mempertahankan suatu portofolio surat berharga untuk mengurangi saldo kas
yang terlalu besar untuk sementara dan akan menjualnya kembali jika arus kas
keluar melebihi arus kas masuk. Kedua, sebagai investasi sementara, biasanya
dilakukan untuk membelanjai kegiatan perusahaan yang bersifat musiman atau
untuk membelanjai kebutuhan yang telah direncanakan pada waktu yang akan
mendatang.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu
surat berharga sebagai alternatif untuk menginvestasikan kelebihan kas yang
bersifat sementara, yaitu:
a. Default risk , yaitu risiko kegagalan perusahaan yang menerbitkan surat
berharga untuk melunasi bunga dan pokok pinjaman.
b. Event risk, yaitu risiko suatu kejadian yang tiba-tiba dapat segera
mengakibatkan perusahaan yangmenerbitkan surat berharga dalam
kondisi yang sulit.
c. Interest rate price risk, yaitu risiko turunnya harga pasar suatu surat
berharga karena terjadinya kenaikansuku bunga di pasar.
d. Inflation risk, yaitu risiko inflasi yang akan menurunkan daya beli dari
sejumlah uang.

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


23 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
e. Marketability risk, yaitu risiko kesulitan untuk menjual surat berharga
pada tingkat harga yang berlaku dipasar.
f. Return on securities, yaitu tingkat pendapatan dari surat berharga, hal ini
biasanya berkaitan dengantingkat risiko dari surat berharga tersebut.
Semakin besar risiko semakin tinggi tingkat pendapatan yangdisyaratkan.
1. Model Baumol-Allais-Tobin (BAT) dalam Manajemen Kas
Model BAT, merupakan cara klasik dalam menganalisis permasalahan
manajemen kas. Model ini dipakai untuk menentukan saldo kas yang
ditargetkan perusahaan, yaitu saldo kas yang ditentukan berdasarkan
keseimbangan antara biaya penyimpanan kas dan biaya transaksi untuk
memperoleh kas. Model ini hanya cocok untuk diterapkan dalam kondisi
yang bersifat pasti. Model ini mirip dengan model manajemen persediaan
yang dikenal dengan nama economic order quantity (EOQ). Dalam
menentukan saldo kas optimal, model BAT berorientasi pada biaya, yaitu
jumlah biaya penyimpanan kas dan biaya transaksi yang minimal.
Secara matematis besarnya saldo kas optimal dapat dihitung dengan rumus:
C* = √2xTxF
k
Keterangan:
C* = Saldo kas optimal yang diperoleh dengan menjual surat berharga
F = Biaya transaksi yang jumlahnya tetap setiap kali transaksi dilakukan
T = Jumlah kas yang diperlukan selama satu periode tertentu ( biasanya satu
tahun )
k = Biaya opportunity yang timbul karena menyimpan kas.

Berdasarkan model BAT, semakin banyak jumlah kas yang dimiliki


perusahaan, semakin tinggi biaya penyimpanan kas, sedangkan biaya
transaksi semakin rendah. Hal ini terjadi karena biaya transaksi akan
berkurang jika frekuensi transaksi semakin kecil. Dengan demikian, jika
jumlah saldo kas yang dimiliki perusahaan semakin banyak, frekuensi
perusahaan dalam menjual surat berharga untuk memperoleh kas akan
semakin berkurang, sehingga biaya transaksi juga semakin kecil.
Sebagai contoh, misalkan perusahaan membutuhkan kas selama satu
satu tahun sebesar Rp18.000.000 . Biaya setiap kali transaksi Rp250 dan
suku bunga yang relevan adalah 10%. Berdasarkan informasi tersebut, maka
jumlah kas yang optimal adalah:
C*= 2(250)(18.000.000) = Rp300.000
0,10

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


24 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Setelah menghitung C*, sebagai jumlah kas optimal yang ditransfer,
besarnya saldo kas rata-rata selama periode (satu tahun) adalah:
Saldo kas rata-rata = C*= Rp300.000=Rp150.000
2 2
Frekuensi transaksi atau transfer yang harus dilakukan dalam satu tahun
adalah:
Frekuensi transaksi = T = Rp18.000.000 = 60 kali
C* Rp 300.000
Total biaya untuk mempertahankan saldo kas dalam satu tahun adalah:
Total biaya = F(T) + k(C*)
C* 2
= Rp250(60) + 0,10(Rp150.000)
= Rp30.000,-
Berdasarkan asumsi yang digunakan dalam analisis, biaya ini merupakan
biaya minimum untuk mengelola persediaan kas.
Model BAT merupakan model yang sederhana dan sangat logis dalam
menentukan saldo kas yang optimal. Hal ini didasarkan pada sumsi arus kas
keluar yang tetap stabil dan pasti, dan merupakan kelemahan model BAT.
Berikut ini akan dijelaskan model Miller-Orr, yang dirancang sehubungan
dengan keterbatasan model BAT.
2. Model Miller-Orr dalam manajemen kas
Model ini dirancang untuk sistem manajemen kas perusahaan yang arus
kasnya berfluktuasi secara acak dari hari ke hari. Model ini juga
memfokuskan pada saldo kas, tetapi diasumsikan saldo kas berfluktuasi
secara acak dan rata-rata perubahannya sama dengan nol.
Model Miller-Orr bekerja atas dasar saldo kas perusahaan maksimum
sampai dengan batas atas (h) dan saldo kas minimum atau batas bawah (r)
dan target saldo kas (z). Perusahaan mengizinkan saldo kas berfluktuasi
diantara batas atas atau batas bawah. Ketika saldo kas mencapai batas atas
pada T1, perusahaan harus mengubah kas sebesar h-z untuk diinvestasikan
ke dalam surat berharga. Tindakan ini akan menurunkan saldo kas menjadi
z. sebaliknya, jika saldo kas turun sampai dengan batas bawah (r) pada T2,
perusahaan harus menjual surat berharga sebesar z-r untuk dikonversikan
menjadi kas.
Dalam penggunaan model ini, pertama-tama perusahaan harus
menentukan saldo kas minimum sebagai batas bawah (r), hal ini tergantung
pada seberapa besar risiko kekurangan kas yang dapat ditolerir oleh

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


25 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
manajemen perusahaan. Biasanya didasarkan pada saldo kas kompensasi,
yaitu saldo kas minimum yang disyaratkan oleh bank tempat perusahaan
menyimpan kasnya.
Fungsi biaya manajemen kas pada model Miller-Orr dapat dinyatakan
sebagai berikut:
E(c) = bE(N)/T + iE(m)
Keterangan:
E(N) = perkiraan jumlah transfer antara kas dan surat-surat berharga
selama satu periode.
b = biaya setiap kali transaksi
T = jumlah hari dalam satu periode
E(m) = perkiraan saldo kas harian
i = suku bunga harian
Tujuan dari model ini adalah meminimumkan biaya manajemen kas E(c),
dengan variable h sebagai batas atas saldo kas dan z sebagai saldo kas yang
ditargetkan.
Solusi yang dihasilkan oleh Miller -Orr menjadi
Z* = (3bo2) 1/3
4i
Keterangan:
o2 = variance saldo kas harian
Jika diasumsikan probabilitas saldo kas naik adalah 50% dan probailitas
saldo kas turun 50%, dan r = 0, maka batas atas h akan selalu tiga kali lebih
besar dari z :
h* = 3z*
Sebagai contoh, misalkan b = Rp25, m = Rp10, T = 8, i = 20%, r = 0, dan 2 =
m2T = 800, dan satu tahun dianggap sama dengan 365 hari, maka besarnya
z*:
Z*= 3(Rp25)(800) 1/3
4(0,20/365)
= (Rp27.375.000)1/3
= Rp301,38=Rp300, dan
h* = 3(Rp300) = Rp900
Jika r = Rp100, maka h* = r + 3Z* = Rp100 + Rp900 = Rp1.000 dan

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


26 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Z* = Rp100 + Rp300 = Rp400.
Keberhasilan penerapan model Miller-Orr tidak hanya ditentukan oleh
seberapa akurat prediksi tentang kondisi yang direncanakan, seperti
perkiraan frekuensi transfer dan perkiraan saldo kas dengan keadaan yang
sesungguhnya, tetapi juga ditentukan oleh seberapa akurat estimasi
parameter biaya suku bunga.

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


27 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Manajemen Keuangan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


28 Putri Renalita Sutra Tanjung,SE.,MM.,MAk http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai