MANAJEMEN
KEUANGAN
C. PENDANAAN SEKETIKA/SPONTAN
Pendanaan spontan tidak perlu melalui perundingan formal untuk menambah atau
mengurangi kredit (negosiasi). Pendanaan spontan berupa hutang dagang. Terdapat 3
tipe hutang dagang:
1. Open Account
Pembeli mengirimkan barang disertai faktur dengan dilengkapi jenis, jumlah
barang, harga dan jumlah total.
3. Trade Acceptance
Penjual menarik draft kepada pembeli yang menyatakan kapan draft tersebut
dibayar. Draft tersebut dijamin oleh bank yang akan membayar darft tersebut.
Contoh pendanaan spontan yang paling banyak dipergunakan oleh perusahaan adalah
hutang dagang, kalau perusahaan selalu membeli barang dagangan secara kredit
dengan jangka waktu 3 bulan, pembelian dalam satu tahun senilai Rp 3.000 juta, maka
rata-rata hutang dagang yang dimiliki perusahaan akan sebesar:
Pembelian
Rata−Rata Utang Dagang= = XXX unit
PerputaranUtang
Dengan demikian:
Rp 3.000 juta
Rata−Rata Utang Dagang= =Rp750 juta
4
Apabila pembelian yang dilakukan meningkat, misalnya menjadi Rp 3.300 juta, maka
rata-rata hutang dagang akan meningkat menjadi:
Rp 3.300 juta
Rata−Rata Utang Dagang= =Rp825 juta
4
Contoh tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pembelian sebesar 10% juga akan
meningkatkan hutang dagang sebesar 10%. Karena itulah dalam metode peramalan
keuangan sering dipergunakan metode persentase penjualan, dan diaplikasikan untuk
rekening hutang dagang.
e. Secured Loans
Istilah ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kredit dengan dengan
memberikan aktiva tertentu sebagai agunan kredit tersebut.
1. Menjaminkan Piutang
Dengan cara ini piutang dipergunakan sebagai agunan untuk memperoleh kredit
jangka pendek. Untuk itu akan dibuat perjanjian antara kreditur dan debitur yang
merinci transaksi kredit tersebut. Jumlah kredit akan dinyatakan dalam persentase
dari piutang yang dijaminkan. Umumnya debitur membayar processing fee (biasanya
sekitar 1% dari piutang yang dijaminkan), yang dimaksud sebagai biaya untuk me-
Review dan menganalisis piutang yang dijaminkan.
5. Compensating Balances
Perhitungan tingkat bunga akan menjadi berbeda sama sekali apabila bank
mengharuskan debitur memelihara Compensating Balances. Compensating
Balancesadalah saldo rekening yang harus dipertahankan sesuai dengan
besarnya kredit yang ditarik.
c) Model Stone
Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan tetapi lebih memberikan
perhatian pada manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi
kas yang optimal. Ketika saldo mencapai batas pengendalian tertinggi
d) Model Persediaan (Model Baumol)
Suad Husnan (2002:112) dalam William Baumol (1952)
mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam perusahaan mirip
dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas
yang tinggi, perusahaan akan mengalami kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang
lebih menguntungkan (sebaliknya).
Konsep pemesanan sediaan yang paling ekonomis (EOQ/ Economic Order
Quantity) bertujuan untuk meminimumkan biaya persediaan (biaya simpan
dan biaya pesan).
Persamaan untuk EOQ (Q) = (2oS/C)1/2
Persamaan untuk Kas Optimal (C*) = ( 2 F D / k ) 1/2 18
D= Total jumlah tambahan kas yang diperlukan setiap periode perencanaan
(per tahun)
C = Jumlah yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau peminjaman (Saldo
Kas)
F = Biaya Tetap dari penjualan sekuritas atau peminjaman
K= Tingkat pendapatan bunga yang hilang (biaya kesempatan) karena
memegang kas
Biaya Kesempatan = ( C / 2 ) k
Biaya Transaksi = ( D / C ) F
Misalnya kebutuhan kas setiap periodenya selalu sama. Apabila pada awal
periode jumlah kas = Q, maka sedikit demi sedikit saldo kas akan mencapai
0. Pada saat mencapai 0, perusahaan perlu merubah aktiva lain (misalnya
2. Aliran Kas
Aliran kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran
kas keluar (cash out flow). Alirankas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu
(intermittent).
1) Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan produk secara tunai,
penerimaan piutang).
Aliran kas masuk intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan
pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank,
penjulan AT yang tdk terpakai).
2) Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian bahan mentah,
gaji karyawan)
Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran untuk pembayaran
dividen, bunga,pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham,
pembelian AT).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kas
1) Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya
perusahaan melakukan penjualanbarang, baik secara tunai maupun
secara kredit. Bila dilakukan secara tunai, maka otomatis
langsungberpengaruh terhadap kas. Akan tetapi jika dilakukan secara
angsuran, maka perubahan ini akan terjadiuntuk beberapa saat kedepan.
Perubahan tentunya akan menyebabkan uang kas bertambah.
2) Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan memnbeli
sejumlah barang, baik bahan baku,bahan tambahan, atau barang
keperluan lainnya, yang tentunya akan berakibat mengurangi jumlah
uangkas.
3) Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan
mengeluarkan sejumlah biayayang sudah menjadi kewajiban perusahaan
untuk membiayai aktivitas perusahaan, seperti membayar gaji,upah,