Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU FIQIH

“Hadas dan Najis”

Di susun Oleh Kelompok 3


Anggota Kelompok :
Sri Rahma Sari (17710035)
Muhammad Agisna Subhan (17710029)
Alifnur Sayyidassadat Tawakkal (17710022)

PROGRAM STUDI SYSTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indanya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Nabi
Muhammada Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena, telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah “Ilmu Fiqih” yang berjudul “Hadas dan Najis”.
Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, Penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki
karya-karya saya diwaktu-waktu mendatang.

Tabalong, 23 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

1.4. Metode Penulisan......................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1. Pengertian Najis........................................................................................3

2.2. Pembagian Najis........................................................................................3

2.3. Macam-Macam Najis................................................................................4

2.3.1. Darah yang mengalir..........................................................................4

2.3.2. Daging Babi.......................................................................................5

2.3.3. Tinja dan air kencing manusia...........................................................5

2.3.4. Kotoran dan air kencing hewan yang diharamkan dagingnya...........5

2.3.5. Wadi...................................................................................................6

2.3.6. Bangkai..............................................................................................6

2.3.7. Tulang Bangkai..................................................................................6

2.4. Najis Yang Berlaku Khusus Untuk Wanita...............................................7

2.4.1. Darah Haid.........................................................................................7

2.4.2. Darah Nifas........................................................................................7

ii
2.4.3. Darah Wiladah...................................................................................8

2.4.4. Cara Mensucikan Najis......................................................................8

2.5. Pengertian Hadats......................................................................................8

2.6. Macam-Macam Hadats..............................................................................8

2.7. Larangan-larangan orang yang berhadats..................................................9

BAB III..................................................................................................................18

KESIMPULAN......................................................................................................18

3.1 Kesimpulan..............................................................................................18

3.2 Saran........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

2.3.1. Latar Belakang


Ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap,
Tuhannya dan dengan ibadah manusia akan mendapat ketenangan dan
kebahagian di dunia sangat bermacam-macam seperti sholat, puasa, haji,
jihad, membaca Al-qur’an, dan lainnya. Dan setiap ibadah memiliki syarat –
syarat tertentu untuk dapat melakukannya, dan ada pula yang tidak memiliki
syarat mutlak untuk melakukannya. Diantara ibadah yang memiliki syarat –
syarat diantaranya haji, yang memilki syarat-syarat, yaitu mampu dalam
biaya perjalananya, baligh, berakal, dan sebagainya. Dan contoh lain jika
kita akan melakukan ibadah sholat maka syarat untuk melakukan ibadah
tersebut ialah kita wajib terbebas dari segala najis maupun dari hadast, baik
hadast besar maupun hadast kecil.
Kualitas pahala ibadah juga dipermasalahan jika kebersihan dan
kesucian diri seseorang dari hadast maupun najis belum sempurna. Maka
ibadah tersebut tidak akan diterima. Ini berarti bahwa kebersihan dan
kesucian dari najis maupun hadast merpuakan keharusan bagi setiap
manusia yang akan melakukan ibadah, terutama sholat, membaca Al-
Qur’an, naik haji, dan lain sebagainya.

2.3.2. Rumusan Masalah


Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka
dapat disusunlah rumusan masalah sebagai berikut.
a. Apakah yang dimaksud dengan Hadas dan Najis ?
b. Apa macam-macam Hadas dan Najis ?
c. Apa perbedaan Najis dengan Hadats ?
d. Bagaimana cara mensucikannya ?
2

2.3.3. Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memberikan wawasan yang utuh, akhlak dan memahami Hadats dan Najis
a. Untuk mengetahui pengertian Najis dan Hadast ?
b. Bagaimana memahami tentang Najis dan Hadast dalam ilmu Fiqih ?
2.3.4. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode
kepustakaan yang mengambilkan informasi dari internet dan buku-buku
sumber yang berkompeten dalam permasalahan Ilmu Fiqih .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Najis
Najis merupakan lawan dari thaharah yaitu segala sesuatu yang kotor
dan menjijikan dalam pandangan syara’. Najis ialah suatu benda yang kotor
dan menjadi penghalang kesahnya shalat. Shalat tidak akan sah jika tubuh,
pakaian, atau tempat orang yang mengerjakan shalat itu terkena najis,
seperti bangkai, tulang dan rambut bangkaim kecuali bangkai manusia, ikan
dan belalang . Najis juga dapat diartikan sebagai suatu kotoran yang harus
dibersihkan oleh orang muslim dan mengharuskannya untuk mencuci segala
sesuatu yang dikenainnya . Allah SWT, berfirman dalam QS.Al-Muddatsit
(74): 4
“dan pakaianmu bersihkanlah.” (QS.Al-Muddatstsir (74):4)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan dri” (QS, Al-Baqarah (2) :
222 )
“Bersuci (bersih) adalah sebagian iman” (HR. Imam Muslim)

2.2. Pembagian Najis


Secara umum najis dibagi menjadi dua macam, yaitu: najis hukmi
dan najis a’ani
a. Najis Hukumiya : yaitu najis yang sudah tidak terlihat bendanya,
atau najis yang diyakini adanya, tetapi tidak nyata sifat zatnya,
bau, atau warnanya. Seperti bekas air kencing yang sudah tidak
terlihat, tidak berbau dan tidak berasa.
b. Najis ainiyah : yaitu najis yang masih tanpak nyata jelas, baik
warnanya 9masih terlihat dengan jelas), baunya (masih tercium
paket). Najis ‘A’ini’ terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1) Najis Mukhaffafah merupkan najis yang ringan, seperti air
kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan belum
makan apa-apa selain asih dari ibu.
4

2) Najis Mughaladhah ialah najis yang berat, yaitu najis anjing ,


babi dan keturunnya.
3) Najis mustawassitha yaitu najis sedang, tidak ringan juga berat,
yaitu najis selain dua najis tersebut. Seperti
a) Bangkai, baik bangkai binatang haram maupun binatang
yang halal tetapi tidak di sembelih dengan ketentuan
syara, dan kecuali bangkai manusia ikan dan belalang
b) Segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur kecuali
mani.
c) Bagian anggota badan binatang yang terpisah ketika masih
hidupnyam kecuali bulunya.
d) Kotoran binatang termasuk ikan.
e) Darah dan sebagainya.

2.3. Macam-Macam Najis


Najis terbagi menjadi dua macam: pertama, najis yang berlaku umum
pada laki-laki dan perempuan. Kedua, najis yang berlaku khusus bagi
perempuan. Najis yang disepakati kenajisannya oleh ulama :
2.3.5. Darah yang mengalir
Darah yang mengalir, yakni darah yang mengucur deras,
missal darah yang mengalir dari hewan yang disembelih, kecuali jika
hanya dalam kadar sangat sedikit, maka darah tercipratan tersebut
tergolong najis yang di ma’fu (ditolerir).
Mengenai darah yang tidak mengalir para ulama berfatwa
sebagai berikut.
Ibnu mujallaz suatu hari ditanya mengenai darah yang terdapat
di tempat penyembelihan kambing atau darah yang ada dibagian atas
periuk penggodokan. Ia menjawab, “ tidak apa-apa di ma’fu karena
yang dinajiskan adalah darah yang mengalir”. Hal ini diperkuat lagi
dengan hadist riwayat daroi Aisyah ra : ia berkata bahwa: Kami
5

makan daging , semestara darah menggaris (membekas dalam bentuk


garis-garis) diatas periuk.
Menurut Al-Hasan seorang muslim bisa sholat dalam kondisi
luka-luka. Diriwayatkan secara shahih bahwa Umar pernah shalat
sementara darah terus mengucur dari lukanya. Sedangkan Abu
Hurairah juga tidak mempermasalahkan satu tetes atau dua tetes
darah yang mengucur sewaktu menunaikan shalat. Berdasarkan
atsar-atsar diatas, darah kutu (serangga), dan darah yang keluar
akibat jerawat merupakan najis yang dima’fi selagi tidak mengalir.
Abu Mujalaz juga pernah ditanya mengenai nanah yang menempel
pada anggota badan lain atau pakaian. Ia menjawab, tidak apa-apa
karena yang disebut kenajisannya adalah darah, bukan nanah,
sedangkan menurut Ibnu Taimiyah, wajib mencuci kain dari nanah
beku dan nanah yang bercampur dengan darah.
2.3.6. Daging Babi
Para ulama menyepakati kenajisan daging babi, berdasarkan
firman Allah SWT sebagai berikut:
“katakanlah: Tidak ku jumpai di dalam wahyu yang
disampaikan kepadaku makanan yang diharamkan kecuali bangkai,
atau darah yang mengalir, atau daging babi, karena itu najis.” QS.
Al-‘An’am-145 (‘mengenai bulu babi, menurut pendapat ulama yang
terkuat, dibolehkan untuk di ambil benang jahit.
2.3.7. Tinja dan air kencing manusia
Para ahli fiqih sepakat bahwa tija dan air kencing manusia
termasuk benda najis, selain air kencing dan tinja para Nabi dan air
kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun kecuali air asih
ibunya.
2.3.8. Kotoran dan air kencing hewan yang diharamkan dagingnya
Para ulama sepakat mengenai kotoran dan air kencing hewan
yang daging nya haram dimakan termasuk barang najis, merujuk
pada hadis narasi Ibnu Mas’ud RA. Ia bercerita bahwa: Nabi SAW,
6

pergi ke katusm lalu beliau menyuruhku membawahkan tiga buah


butir batu pada beliau. Aku hanya menemukan dua butir batu saja,
dan tidak memperoleh yang ketiga. Akhirnya aku ambil kotoran
hewan, lalu aku menyerahkannya pada beliau. Nabi SAW, hanya
mengambil dua butir batu saja dan melemperkan kotoran tersebut,
seraya berkata, “Sesungguhnya ia najis”.
2.3.9. Wadi
Wadi adalah air atau cairan yang kental dan keruh yang keluar
mengiringi kencing. Para ulama bersepakat benda wadi hukumnya
najis. Aisyah mengakatakan “Wadi yang keluar setelah kencing
harus dicuci bersih, baik yang keluar dari laki-laki maupun
perempuan, kemauan ia cukup berwudhu dan tidak perlu madi
(wajib).
2.3.10. Bangkai
Hewan yang mati tanpa disembelih ssecara syar’I hukumnya
najis, sebagaimana firman Allah SWT, dalam QS.Al-An (6): 145
“Katakanlah: tiadalah aku peroleh dalam wahtu yang
diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang
hendak memakannya, kecuali kalua makanan itu bangkai atau darah
yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu
kotor.” (QS.Al-An’am (6): 145).
Tidak termasuk dalam kategori ini bangkai ikan dan belalang
keduannya tidak dianggap najis melainkan tetap suci, merujuk hadits
Ibnu Umar berkata Rasulullah SAW bersabda:
“ Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun
bangkai yang dihalalkan bagi kita adalah bangkai ikan dan belalang,
sementara darah yang dihalalkan bagi kita adalah hati dan limpa”.
2.3.11. Tulang Bangkai
Menurut imam malik, Asy-Syafi’I dalam qaul (pendapat) yang
mashurm dan ahmad, tulang tulang bangkai hewan, tanduk, dan gigi
7

hewan yang telah menjadi bangkai hukumnya najis, baik bangkai


hewan yang halal maupun hewan yang haram.
Sedangkan menurut kalangan ulama mazhab Hanafi dan Ats-
Tsauri hal tersebut suci, merujuk pada penuturan Ibnu Abbas RA.
“sesungguhnya yang diharamkan dari bangkai adalah apa yang dapat
dimakan darinya, yaitu dagingnya. Sedangkan kulit, gigi, tulang,
bulu dan wolnya tetap halal.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA. Bahwa “Nabi SAW,
bersabda mengenai domba: “mengapa kalian tidak ambil kulitnya,
lalu kalian masak , dan manfaatkannya? Para sahabat menjawab, “Ia
kan najis.” Nabi menukas,” sesungguhnya yang diharamkan hanya
memakannya”.
Mengenai air susu bangkai adalah suci, menurut pendapat yang
unggul di antara pendapat ulama, karena para sahabat ketika berhasil
menaklukan negara Iraq, mereka memakan keju orang-orang
Majusai yang bekerja sebagai pemerah susu, padahal sembelihan
mereka dianggap seperti bangkai.

2.4. Najis Yang Berlaku Khusus Untuk Wanita


2.4.1. Darah Haid
Darah haid adalah darah yang keluar dari kemaluan
perempuanketika dalam kondisi sehat, bukan karena penyakit
maupun akibat kehamilan. Dari Asma binti Abu Bakar RA.
Rasulullah SAW, bersabda mengenai darah haid “Engkau kikis,
engkau gosok dengan air lalu siramlah, kemudian engkau boleh
shalat dengan pakaian itu (mutaffaq alai) adapun mengenai bekas
najis itu masih membekas setelah di sucikan dengan air dan
digosokan maka tidak apa-apa.
2.4.2. Darah Nifas
Nifas menurut Bahasa adalah melahirkan, sedangkan menurut
istilah ialah darah yang keluar dari kemaluan wanita pada saat
8

sesudah melahirkan atau belum melebihi 15 hari setelahnya, baik


melahirkan secara normal maupun premature
2.4.3. Darah Wiladah
Wiladah adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan
bersamaan dengan melahirkan.
2.4.4. Cara Mensucikan Najis
a) Apabila najis mugaffafah sesuatu atau benda yang terkena najis
ini, cukup dipercikkan dengan air, meskipun tidak sampai
mengalir.
b) Apabila najis mugalladha, benda yang terkan najis baik berupa
darah, kotoran atau jilatan angjing, maka mensucikannya dengan
cara najis harus dihilangkan terlebih dahulu, kemudian dicuci
tujuh kali, salah satu diantaranya dicampur dengan debu.
c) Apabila najis mutawashitha, jika najis berupa kotoran maka
harus dibuang terlebih dahulu, kemudian disucikan dengan air
hingga hilang warnanya. Baunya, rasanya, dan tidak berbahaya,
umpama warna atau sifat-sifatnya sukar dihilangkan. Atau
dengan cara mengalirkan air terhadap benda yang terkena najis
sampai hilang najisnya dan unsur sifatnya (Warna, Bau, Rasa).

2.5. Pengertian Hadats


Secara Bahasa Al Hadats ( ‫ ) الحدث‬dalam Bahasa Arab berarti sesuatu
yang baru ( ‫دیث‬EEE‫) الح‬, maksudnya sesuatu yang sebelumnya tidak ada
kemudian menjadi ada. Sedangkan secara isitilah Hadats adalah keadaan
tidak suci pada seseorang yang telah baligh dan berakal sehat, timbul karena
datangnya sesuatu yang ditetapkan oleh hukum syara’ sebagai yang
membatalkan keadaan suci. Hadats dapat juga diartikan sebagai suatu
keadaan badan yang tidak suci atau kotor dan dpat dihilangkan dengan cara-
cara tertentu seperti wudhu, tayamum, dan mandi wajib.
2.6. Macam-Macam Hadats
9

A. Hadats kecil yaitu suatu keadaan seseorang yang tidak suci yang
disebabkan oleh sesuatu dan bersucinya bisa menggunakan dengan
berwudhu atau tayamum.
B. Hadats Besar yaitu keadaan seseorang yang tidak suci yang di sebabkan
oleh sesuatu dan bersucinya harus dengan mandi wajib, dan tayamum
(jika tidak ada air)

1) Hal-hal menyebabkan Hadats kecil


a) Kelauarnya sesuatu dari lubang kubul dan dubul
b) Hilangnya akal karena mabuk, gila , atau tidur
c) Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan
d) Menyetu kemaluan tanpa penghalang

2) Hal-hal yang menyebabkan hadats besar


a) Bersetubuh
b) Keluarnya Mani
c) Meninggal Dunia
d) Haid
e) Nifas
f) Wiladah

2.7. Larangan-larangan orang yang berhadats


A. Hadats Kecil
1) Sholat
2) Thowaf
3) Menyentuh dan membawa mushaf Al-Qur’an. Sebagian ulama ada
yang membolehkan menyentuh dan membawa mushaf bagi orang
yang berhadars kecil
B. Hadats Besar
1) Sholat
2) Thowaf
10

3) Membaca Al-Qur’an dari Ibnu Umar RA. Berkata: seorang yang


junub dan wanita haid tidak diperbolehkan membaca Al-Qur’an
(HR.Ibnu Majah dan Tirmidzi)
4) Menyentuh dan membawa mushaf Al-Qur;an. Dari Abdullah bin
Abu Bakar: bahwa dalam surat yang ditulis oleh Rasulullah SAW
untuk Amar bin Hazem, terdapat keterangan bahwa tidak boleh
menyentuh Al-Qur’an kecuali orang yang suci. (Diriwayatkan oleh
Imam Malik dalam keadaan mursal, Nasai dan Ibnu Hibban dengan
maushul tapi ma’lul).
5) Berpuasa
6) Beri’tikaf dan berhenti di dalam masjid. Dari Aisyah RA. Berkata:
Hadapkan rumah-rumah ini ke lain masjid, sebab sesungguhnya
aku tidak menghalalkan masjid untuk ditempati orang yang haid
dan junub. (HR. Annasai).
7) Berhubungan suami istri (bersenggama). Dari Abu Hurairah RA,
berkata: Rasulullah SAW bersabda : barang siapa yang bersetubuh
melalui raji istri yang sedang haidh atau menggauli istri melewati
jalan belakangnya atau mendatangai tukang tenung (untuk minta
diramal lalu percaya) maka sungguh telah kufur/ingkar terhadap
apa yang diturunkan kepada Muhammad. (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi).
Perbedaan Najis dan Hadats
Najis Hadats
Berwujud (bentuk benda) Hukum/Keadaan
Membersihkannya tanpa air Harus dengan niat
Kotoran dzahir Kotoran Bathin
11
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Najis merupakan lawan dari thaharah yaitu segala sesuatu yang kotor
dan menjijikan dalam pandangan Syara’. Najis juga diartikan sebagai suatu
benda yang kotor dan menjadi penghalang kesahannya shalat. Shalat tidak
akan sah jika tubuh, pakaian, atau tempat orang yang mengerjakan shalat itu
terkena najis, seperti bangkai, tulang dan rambut bangkai. Kecuali bangkai
manusia, ikan dan belalang
Sedangkan penertian Hadats sendiri secara Bahasa Al hadats dalam
Bahasa Arab berate sesuatu yang baru, maksudnya sesuatu uang
sebelumnya tidak ada kemudian menjadi ada. Atau secara istilah Hadats
adalah keadaan tidak suci pada seseorang yang telah baligh dan berakal
sehatm timbul karena datangnya sesuatu yang ditetapkan oleh hukum syara’
sebagai yang membatalkan keadaan suci. Hadats juga dapat diartikan
sebagai suatu keadaan badan yang tidak suci atau kotor dan dapat
dihilangkan dean cara tertentu seperti wudhu, tayamum, dan mandi wajib.
Adapun mengenai perbedaan antara keduannya yaitu jika najis
memiliki wujud suatu bendanya, sedangkan hadast adalah status hukum
seorang karena melakukan suatu perbuatan atau mengalami suatu kejadian.
Dilihat dari cara mensucikannya jika najis mensucikannya tidak harus
dengan niat sedangkan bersuci dari hadats harus disertai dengan niat. Najis
digambarkan sebagai kotoran dzahir atau tampak, sedangkan hadats berupa
kotoran hati yang tidak tampak.

18
3.2 Saran
Makalah ini dibuat untuk memberi motivasi pada pembaca agar
pembaca dapat lebih memahami tentang Imu Fiqih dan penjelasannya
Semoga makalah ini berguna, saran dan kritiknya saya berharapkan dari
pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Masyhad, abu. 1408 .Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT MG.


Semarang.
Muhammad azzam, Abdul aziz dk. 2013. Fiqih Ibadah. Jakarta: Amzah.
Lajnah bahtsul masa-il, dkk. 2003. Sumber Rujukan Permasalahan Wanita: LBM
PPL 2002 M.
https://nugrahawisnuputra.wordpress.com/2014/12/01/102/
http://sps-makalah.blogspot.com/p/babi-pendahuluan-a.html

20

Anda mungkin juga menyukai