Anda di halaman 1dari 3

Bank Mandiri yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 merupakan bagian dari program

restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Empat bank milik pemerintah
yang bergabung menjadi bank Mandiri tersebut adalah Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank
Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.

Dari penyatuan empat bank pemerintah yang memiliki core banking system yang berbeda-beda, data
center yang berbeda-beda, serta infrastruktur baik hardware, software maupun jaringan yang berbeda-
beda maka pada awal bank Mandiri melakukan evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank
legacy. Dan pada akhirnya bank Mandiri memutuskan untuk mengembangkan SIE nya dengan cara
memodifikasi sistem core banking Bank Exim (BEST) untuk memenuhi kebutuhan standar produk awal
bank Mandiri yang kemudian disebut dengan MASTER (Mandiri Sistem Terpadu).

Berdasar hasil evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy tersebut sistem core
banking Bank Eximlah yang dianggap terbaik dari keempat sistem yang ada pada keempat legacy bank
dan yang paling memungkinkan untuk direkomendasikan sebagai standar sistem paling memungkinkan
untuk diimplementasikan sesuai dengan time frame legal merger.

Sistem core banking bank Exim telah diimplementasikan pada lebih dari 200 cabang, dan terdapat 40
karyawan bank Exim memahami sistem tersebut dengan baik.

MASTER hanya sebuah solusi sementara jangka pendek untuk dapat secepatnya beroperasi dalam
satu platform. MASTER tidak dapat mendukung kebutuhan bisnis dan visi bank Mandiri untuk masa
mendatang karena MASTER dibuat pada pertengahan tahun 1980an untuk keperluan bank dengan
segmen korporasi, sedangkan bank Mandiri menyasar pada segmen yang berbeda denga bank Exim
yaitu segmen ritel

Selain itu, arsitektur sistem MASTER dikembangkan dengan konsep branch- centric yang tidak dapat
mendukung konsep hub and spoke. Disamping itu database yang dimiliki oleh MASTER ini cukup
terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan customer view dan segmentasi nasabah yang
diperlukan.

Selanjutnya dilakukan benchmarking aplikasi MASTER yang dilakukan di IBM Center Rochester dan
diketahui bahwa MASTER tidak dapat memenuhi kebutuhan bank Mandiri. Dari sini, pihak manajemen
bank Mandiri sepakat untuk mengganti core banking sistemnya dengan sistem off- the-shelf from the
market yang dapat mendukung bisnis dan visi bank Mandiri, dan tidak mendesain ulang sistem MASTER.

Setelah itu dilakukan penggantian sistem MASTER ke system eMAS (Enterprise Mandiri Advanced
System) yang project pilotnya dilakukan dalam dua tahap. Sistem eMAS dijalankan senilai US$ 173 juta
selama 3 tahun yang mencakup empat inisiatif utama yaitu:

Memperkaya dan memperbarui delivery channel.

Membangun sistem core banking baru yang terintegrasi.

Membangun MIS didukung teknologi Data Warehouse terkini.

Memperkuat dan memperbarui sistem infrastruktur yang reliable.

didukung oleh anggota tim sebanyak 500 orang, 32 proyek, 18 sistem interfaces dan 128 sub modul.

Pada bank Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pengelolaan data, yaitu:

Timeless: data harus tersedia pada watunya untuk mengantisipasi perubahan bisnis yang cepat.

Usability: data harus sesuai dengan kebutuhan user.

Completeness: data yang lengkap akan dapat memberikan gambaran bisnis yang lebih baik, sehingga
pada saat pemasukan data (data entry), field-field penting telah dibuat mandatory dan default value.

Correctness: ketepatan data untuk digunakannya parameter table untuk meminimalisir kesalahan
pengetikan (typing error).

Precision: memastikan bahwa data tetap lengkap dan sesuai (tidak ada data yang hilang atau berubah).

Lack of abiguity: kesamaan persepsi atas data diperlukan untuk menghindari misinterpretasi.

Untuk mendukung penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan konsisten
maka dibentuk Enterprise Information Architecture yang bersifat "agile & adaptive" dan comply dengan
Basel II.

Saat ini, sebagian besar proses pelaporan telah berjalan secara otomatis, meski terdapat beberapa
yang masih diperlukan adanya intervensi atau pengontrolan dari unit terkait dalam hal ini eksekutif
untuk dilakukan adjustment sesuai keputusan manajemen, maupun adanya temuan audit internal dan
eksternal.
Walaupun demikian, diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih terasa terdapat kekurang optimalan
waktu pemrosesan pembentukan data menjadi informasi, serta kurangnya pemahaman terhadap
kebutuhan laporan dan data yang tersedia. Untuk itu diperlukan upaya performance tuning pada
database maupun program, termasuk simplifikasi laporan dan reengineering proses pembentukan
laporan.

Pihak bank Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks dengan menggunakan Business
Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business Intelligence sudah digunakan oleh unit bisnis untuk
pengambilan berbagai keputusan strategis, meskipun sementara ini penggunaannya masih dalam tahap
sales dan marketing product.

Tetapi, untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun datamart (subset dari Data
warehouse yang berisi data yang lebih spesifik yang bersifat departemental) yang lebih komprehensif
dan peningkatan pemahaman, baik oleh IT maupun user, yaitu pihak manajemen puncak yang tetkait
untuk menghindari adanya kesalahan interpretasi (mis- interpretation).

Semua sistem Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dikembangkan oleh Berca Tim, dengan teknologi
yang digunakan adalah :

DB Server: Oracle DB 10g R2 di SunOS

IBM DataStage sebagai Engine ETL

OLAP CUBE (MOLAB): Essbase Oracle

Front End: SAP Excelsius BO dan SAP BO Webi

Gambar 8. Model Sistem Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dengan MASTER

Anda mungkin juga menyukai