Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ANALISIS SWOT

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah manajemen keperawatan

Disusun oleh :
Indah Nurhasanah
CKR0170079
Semester VI (Enam)
S1- Keparawatan B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


TAHUN AJARAN
2019/2020
GAMBARAN MANAJEMEN RUANGAN X RSUD PELITA HARAPAN
KABUPATEN KUNINGAN

Rumah Sakit Umum Daerah ‘Pelota Harapan ’ Kabupaten Kuningan didirikan pada tahun 2010
dengan memiliki visi sebagai Rumah Sakit Rujukan terbaik di wilayah III Jawa Barat Tahun
2021. Adapun misinya yaitu memberikan dan mengutamakan kepuasan kepada pelanggan,
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, menyediakan Prasarana dan Sarana
sesuai dengan standarisasi Rumah Sakit, mengembangkan Rumah Sakit sebagai tempat Diklat
dan Penelitian, meningkatkan kesejahteraan yang memadai bagi pegawai, meningkatkan
hubungan kemitraan dengan skateholder.

Rumah sakit Pelita Harapan merupakan rumah sakit pemerintah sebagai satuan kerja perangkat
daerah yang menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD) secara penuh. Salah satu ruang rawat unap yang ada di RS Pelita Harapan yaitu Ruanga
“X”. Ruang X ini merupakan ruangan baru yang rencananya akan dijdikan percontohan model
bagi ruangan lainnya. Ruangan X ini karena baru masih mencari pola atau metode penugasan
yang pas dengan kehasan ruang rawat penyakit dalam kelas III. Ruangan X ini memiliki
kapasitas tempat tidur 40 dengan rata-rata BOR per bulan 95 %. Adapun SDM perawat yang ada
dirunagn terdiri dari 1 Kepala ruangan dengan pendidikan Ners, 6 orang perawat dengan
pendidikan Ners dan 6 dengan pendidikan D3, ditambah 1 tenaga ADM. Berdasarkan data
kepegawaian jumlah perawat yang pernah mengikuti pelatihan sebagi berikut : PPI 6 orang,
Manajemen bangsal 1 orang, Metode penugasan 3 orang, BTCLS 9 orang.

Pada saat penerimaan pasien baru biasanya dari IGD menghubungi ruangan X dan pasien
tersebut dibawa ke ruangan X, setelah sampai di Ruangan X, perawat yang menerima hanya
meminta untuk segera dipindahkan ke tempat tidur pasien tersebut dan hanya mengambil rekam
medis pasien saja. Pada saat operan seluruh perawat mendatangi tiap bed pasien, akan tetapi
kegiatan pre dan post conference belum maksimal dilakukan. Begitupula terlihat penulisan
diagnosa keperawatan antara satu perawat degan perawat yg lain berbeda-beda.

Adapun fasilitas lain yang ada di Ruang X yairu :


1) Koridor ruang cempaka atas terletak di tengah, memisahkan antara ruang perawat, kamar
1 dan 2, ADM, dan kamar ISO dengan kamar 5,6,7, ruang cuci alat, ruang neuro,
musola, dan gudang.
2) Koridor ruang X bawah terletak di tengah, memisahkan antara ruang ISO TBC, ruang
perawat, kamar 3, gudang dengan WC petugas, ruang cuci alat, kamar 1, ruang ISO B20.
3) Lantai terlihat bersih, bewarna putih dan tidak licin. Lantai dibersihkan setiap hari oleh
Cleaning Service.
4) Terdapat 7 tempat sampah di ruanagn belum ada pemilahan jenis sampah.
5) Di ruang X atas terdapat pintu diujung utara koridor. Pintu sering d pakai untuk keluar
masuk pasien dan keluar yang menjenguk.
6) Di ruang X bawah terdapat pintu diujung selatan koridor. Pintu sering d pakai untuk
keluar masuk pasien dan keluar yang menjenguk.
7) Terdapat 2 pot tanaman besar plastik untuk memperindah koridor.
8) Tidak terdapat brankar.
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kelebihan Kekurangan Peluang Ancaman
Menyediakan Keterampilan kerja Semakin Masyarakat
pelayanan sesuai dari tenaga meningkatanya semakin kritis
dengan SOP rumah kesehatan masih fasilitas ruanga terhadap perubahan
sakit sangat kuranng inap yang memiliki pelayanan yang ada,
kapasitas 40 pasien yang menginginkan
adanya pembenahan
setiap waktu.
Tenaga paramedis, Masih terjadi Mendapat Dukungan
perawat maupun perbedaan penulisan dukungan penuh manajemen
bidan diagnosis anatar dari pemerintah terhadap SOP masih
berpendidikan tenaga kesehatan sangat rendah maka
minimal D-III dapat menghambat
kecepatan dan
kepuasan
masyarakat
SDM yang cukup Belum maksimalnya Dapat bekerjasama Masyarakat yang
disetiap ruangan di pelaksanaan pre dan dengan kementrian mulai dapat menilai
lengkapi dengan post conference untuk mendapatkan pelayanan rumah
tenaga ADM pelatihan dan sakit dengan baik
siminat untuk
meningkatakan
pelayanan tenaga
kesehatan yang
profesional

Kepala ruangan Sistem pelayanan Bertambahnya


minmal rumah sakit masih minat pasien untuk
berpendidikan ners belum berjalan mendapatkan
dengan baik seperti perawatan di kelas
yang diharapkan III

SDM yang aktif Berkembangnya


dan telah mengkuti metode-metode
berbagar seminar pelayanan baru
dan pelatihan yang dapat
diterapkan di RS

Dilakukan pre da .
pro conference

2.     Analisis IE Metriks ( Internal-Eksternal Matriks)


Internal Factor Analysis Summary

Faktor Strategi Nilai Nilai ×


No Bobot
Internal (IFAS) -3 -2 -1 +1 +2 +3 Bobot
1 Menyediakan
pelayanan sesuai
dengan SOP rumah +2 0,10 +0,20
sakit

2 Keterampilan kerja dari


tenaga kesehatan masih -1 0,10 -0,10
sangat kuranng kurang
3 Tenaga paramedis,
perawat maupun bidan
berpendidikan minimal +1 0,13 +0,13
D-III
4 Masih terjadi perbedaan
penulisan diagnosis
-3 0,13 -0,39
anatar tenaga kesehatan

5 SDM yang cukup


disetiap ruangan di
lengkapi dengan tenaga +2 0,07 +0,14
ADM

6 Belum maksimalnya
pelaksanaan pre dan
-2 0,11 -0,22
post conference

7 Kepala ruangan minmal


berpendidikan ners +2 0,10 +0,20

8 Sistem pelayanan
rumah sakit masih
belum berjalan dengan -2 0,05 -0,10
baik seperti yang
diharapkan
9 SDM yang aktif dan
telah mengkuti berbagar
+3 0,16 +0,48
seminar dan pelatihan

10 Dilakukan pre da pro +2 0,05 +0,10


conference

Total 1 +0,44

Eksternal Factor Analysis Summary

Faktor Strategi Nilai Nilai ×


No Bobot
Internal (IFAS) -3 -2 -1 +1 +2 +3 Bobot
1 Semakin
meningkatanya fasilitas
ruanga inap yang
+2 0,15 +0,30
memiliki kapasitas 40
pasien

2 Masyarakat semakin
kritis terhadap
perubahan pelayanan
yang ada, yang -1 0,08 -0,08
menginginkan adanya
pembenahan setiap
waktu.
3 Mendapat dukungan
penuh dari pemerintah +2 0,10 +0,2
4 Dukungan manajemen
terhadap SOP masih
sangat rendah maka
dapat menghambat -2 0,09 -0,18
kecepatan dan kepuasan
masyarakat

5 Dapat bekerjasama
dengan kementrian
untuk mendapatkan
pelatihan dan siminat
untuk meningkatakan +3 0,13 +0,39
pelayanan tenaga
kesehatan yang
profesional

6 Bertambahnya minat
pasien untuk
mendapatkan perawatan +2 0,05 +0,1
di kelas III

7 Berkembangnya +2 0,12 +0,24


metode-metode
pelayanan baru yang
dapat diterapkan di RS

8 Masyarakat yang mulai


dapat menilai pelayanan
rumah sakit dengan -2 0,10 -0,2
baik

9 Rs dapat meningkatkan
pelayanan dengan
+1 0,07 +0,07
ruangan baru

10 Masyarakat sudah bisa


memilih milih rumah
sakit berdasarkan -2 0,11 -0,22
pelayanan

Total 1 +0,62

3.   Hasil Analisis SWOT

Opportunity

0,44

weakness strength
0.62

Threat
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui RS pelita harapan terletak di kuadran I artinya strategi
pertumbuhan cepat / agresif. Kuadran I merupakan situasi yang menguntungkan karena rumah
sakit memiliki peluang dan kekuatan yang baik dan bisa dioptimalkan dengan cara
meminimalisir segala kelemahan dan ancaman.
            Strategi yang digunakan adalah mendukung strategi agresif yang bertujuan untuk
memajukan program serta meminimalisir kelemahan yang berasal dari pemberi pelayanan
kesehatan. Cara yang digunakan antara lain :
1.      Meningkatkan mutu pelayanan dengan memperbaiki dan mengembangkan  sarana dan
prasarana yang ada.

2.      Mengadakan pelatihan yang dikhususkan tenaga kesehatan yang lainnya untuk memperbaiki
kualitas SDM
3.      Meningkatkan pelayanan pada pasien sesuaiSOP

Anda mungkin juga menyukai