Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ammar Ghifari Ramadhan

Kelas : X MIPA 4

KISAH PEMBUNUH NAGA

Alkisah…hiduplah seorang petani tua yang sangat miskin. Ia bernama Pak


KARMIN, meskipun ia sangat miskin, tetapi istrinya ngak kalah cantik dengan artis-
artis K-POP Korea sekarang ini. tapi sayangnya istrinya sudah meninggal akibat
penyakit panu campur kutil yang dideritanya selama belasan tahun. Ia meninggal
setelah melahirkan bayinya yang lahir kembar empat. Semua bayi yang dilahirkannya
berjenis kelamin laki-laki.

Putranya yang pertama diberi nama MUJI MEN, yang kedua diberi nama
MUJI PLUS, yang ketiga diberi nama MUJI BAGI, & yang terakhir diberi nama
MUJI KALI. Masing mempunyai tanda lahir yang unik, yaitu berupa tahi lalat. MUJI
MEN mempunyai banyak tahi lalat di sekujur tubuh, namun tahi lalatnya setiap hari
berkurang satu. MUJI PLUS hanya mempunyai satu tahi lalat, tetapi tahi lalatnya
selalu bertambah satu setiap hari. MUJI BAGI mempunyai tahi lalat ang dapat
berpindah kepada orang yang ada didekatnya. Dan yang terakhir MUJI KALI
mempunyai tahi lalat yang bertambah dan berkurang.

Pak KARMIN sangat sedih karena ditinggal bidadarinya. Selain itu dia juga
harus bertanggung jawab merawat keempat anak kembarnya. Hari demi hari pak
KARMIN merawat keempat anak kembarnya dengan penuh kerepotan. Tak terasa
mereka semua sudah beranjak dewasa. Pada suatu sore sang papi mengumpulkan
keempat anaknya, ada pesan penting yang akan disampaikan oleh sang papi. Setelah
semua berkumpul papipun menyampaikan pesannya :

“Anak-anakku…PERHATIAN!!!, sekarang kalian sudah gede-gede, baik itu gede


palanya ataupun gede badannya. kalian musti pergi belajar alias menuntut ilmu,
karena papi tidak punya macem-macem fasilitas atau Bahasa kerennya kismin, maka
kalian terpaksa harus berangkat dengan modal kalian sendiri-sendiri.”, “Jadi,…mulai
detik ini kalian kuijinkan pergi, untuk mencari kepandaian kalian masing-masing tuk
bekal kalian kelak. OKEY…Apak kalian mengerti???” kata papi sambil melotot.

“Yes…PAPI !!!” mereka semua serempak menjawab.

Setelah berkemas mereka berkumpul didepan rumah untuk melaksanakan


upacara perpisahan dengan papi mereka. Diselingi dengan isak tangis yang dibuat-
buat,… petani itu melepas keempat anaknya untuk berburu ilmu ke pelosok negri.
Nama : Ammar Ghifari Ramadhan

Kelas : X MIPA 4

“daaah papi…., see you next time !”. kata MUJIMEN sebagai putra tertua.

“selamat jalan anakku…., hati hati di jalan ya….” Sahut papi sambil mengusap air
matanya yang mengalir deras .

Setelah berjalan jauh hingga mehabiskan banyak energi, akhirnya tibalah


mereka di sebuah lembah yang bernama lembah pemisah. Disana mereka berempat
berpisah, MUJIMEN ke utara, MUJI PLUS ke selatan, MUJI BAGI ke barat, dan
MUJI KALI ke timur. Mereka berpisah dan berjanji akan berkumpul lagi di lembah
pemisah setelah 6 tahun ajaran.

Sementara itu, Pak KARMIN masih sibuk bercocok tanam di ladang miliknya, ia
mencangkul hampir seharian, namun tiba-tiba cangkulnya terantuk sebuah benda
yang amat keras.
“PRANK…!!!”, “aduh….benda apa ini kok keras sekali “ katanya dalam hati. Setelah
memeriksanya ternyata sebuah guci yang terbuat dari tembaga. Guci itu terkunci
rapat dengan gembok yang sudah mulai berkarat. Pak KARMIN memukul gembok
itu dengan cangkulnya sehingga terbukalah guci tembaga tersebut.

Asap tebal mengepul keluar dari dalam guci bersama dengan seekor siluman naga
besar .
“Hahaha…..uhuk…uhuk…uhuk, aduh siapa yang bakar sampah ini, aku sampai
batuk !” kata sang naga, “akhirnya aku bebas dari guci sialan ini, sekarang waktunya
balas dendam, akan aku culik anak kepala desa yang cantik untuk kujadikan
permaisuriku, sebagai balasan karena ayahnya telah memenjarakanku di guci sialan
ini. Hahahaha……..” sang naga terbang tinggi mencari lokasi target.

Pak KARMIN merasa berdosa karena telah melepaskan sang naga yang jadi tawanan
kepala desa.

Ditempat lain MUJI MEN telah berhasil mendapatkan seorang guru yang
mengajarkannya ilmu ‘meringankan tangan’ yaitu ilmu mengambil sesuatu dengan
secepat kilat. Sedangkan MUJI PLUS mempelajari ilmu merajut benang yang terbuat
dari sarang laba-laba. MUJI BAGI mendapatkan ilmu ‘teropong sakti’ yaitu melihat
benda yang jauh menjadi dekat, dan setelah di upgrade hingga level 10 maka dia
dapat menembus benda padat. Terakhir MUJI KALI memperoleh benda pusaka
Nama : Ammar Ghifari Ramadhan

Kelas : X MIPA 4

‘senapan bunting’ yang apa bila digunakan dengan kekuatan penuh mempunyai daya
ledak yang melebihi bom atom.

6 tahun sudah berlalu sesuai perjanjian maka mereka harus berkumpul lagi
di lembah pemisah. Keempat anak kembar tersebut berpamitan kepada guru masing-
masing. Dalam suasana haru dengan iringan lagu ‘terima kasih guru’ mereka pergi
meninggalkan tempat mereka belajar.

Sementara itu keadaan desa sedang kacau, naga berhasil menculik putri
kepala desa. Keadaan desa kian mencekam, siaga satu hingga jam malam pun
diberlakukan oleh kepala desa. Pak KARMIN mencoba menghubungi keempat
putranya dengan ‘telepati(telepon hati)’ untuk segera pulang karena desa dalam
keadaan kacau. Tetapi tidak berhasil. Akhirnya Pak KARMIN pun pasrah.

Di lembah pemisah keempat saudara kembar berkumpul saling melepas


kangen. Mereka saling berbagi dengan kelebihan masing-masing. Ditengah candaan
mereka tiba-tiba “ngrau….” Sebuah suara terdengar keras menggelegar, membuat
seisi lembah ketakutan, hewan berlarian, burung-burung beterbangan.

“MUJI BAGI gunakan ‘teropong sakti’mu untuk melihat apa yang terjadi !” perintah
MUJI MEN.

“baik, kakak.” Jawab MUJI MEN, “aku tidak melihat apa-apa kakak, objek terlalu
jauh dari jangkauan ‘teropong sakti’ku” kata MUJI MEN.

“baiklah, saudara-saudaraku ayo kita cari sumber suara tersebut!” teriak MUJIMEN
sambil berlari.

Keempat saudara kembar itupun berlari secepat kilat mencari dari mana sumber suara
itu berasal. Tibalah mereka dikampung halaman mereka.

“adik-adikku bukankah ini kampung kelahiran kita ?” tanya MUJI MEN.

“betul kakak, ini kampung kita, tapi kenapa sepi sekali ya, biasanya ramai orang
berlalu-lalang” kata MUJI KALI.

“kita tanya saja sama papi, apa yang terjadi pada kampung kita ?” kata MUJI PLUS.
Nama : Ammar Ghifari Ramadhan

Kelas : X MIPA 4

“SETUJU !!!” serempak mereka menjawab. Mereka segera menuju kerumah tempat
mereka tinggal dahulu.

Sesampainya mereka dirumah, papi tampak sangat bahagia karena anak-


anaknya pulang. Papi pun menceritakan apa yang terjadi pada desa mereka. Papi
memohon kepada anak-anaknya untuk bersatu mengusir naga yang telah membuat
kekacauan di desa mereka.

Merekapun berkumpul untuk menyusun strategi penyerangan kepada naga.

“MUJI BAGI gunakan teropong saktimu untuk mengetahui lokasi obyek” kata MUJI
MEN.

“Siap kakak, obyek berada di 100 derajat bujur timur, dan 35 derajat lintang selatan,
dia bersembunyi dalam sebuah gua tempat para gerilyawan kita dulu bersembunyi.”
Kata MUJI BAGI.

“baiklah, sekarang MUJI PLUS kamu rajut sarang laba-laba di depan gua, kemudian
MUJI BAGI pancing naga itu supaya keluar, setelah keluar, MUJI PLUS jerat dia
dengan jaring laba-laba, aku akan masuk untuk menyelamatkan putri, terakhir MUJI
KALI tugasmu menghancurkan naga dengan ‘senapan bunting’. Bagaimana semua
sudah jelas ?” kata MUJI MEN sebagai penyusun strategi.

“SIAP KAKAK !!!”

Semua pergi melaksanakan tugas masing-masing dan misi pun di mulai. Jaring laba-
laba telah selesai dibuat, MUJI BAGI segera menuju ke mulut gua dan memancing
sang naga keluar.

“hei….naga …, ayo keluar…lawan aku !!!” teriak MUJI BAGI.

Naga pun keluar dan menyerang MUJI BAGI, dengan sigap MUJI BAGI
meloncat menghindari serangan sang naga, MUJI PLUS yang sudah siap segera
menjerat naga dengan jaringnya. Disaat naga telah terjerat MUJI MEN masuk ke
dalam gua untuk menyelamatkan sang putri, MUJI MEN membawa putri menjauh
dari naga. Setelah jauh MUJI MEN pun berteriak
Nama : Ammar Ghifari Ramadhan

Kelas : X MIPA 4

“MUJI KALI, tembbbaaaak……!!!”

“BOOOOM” dentuman senapan bunting memporak-porandakan badan sang naga.

Naga pun mati, meninggalkan bangkai, seluruh warga desa keluar rumah dan
bersorak gembira atas keberhasilan keempat saudara kembar. Kini desa kembali
seperti dahulu kala. TAMAT

Anda mungkin juga menyukai