Analisa Batubara Bacaaan
Analisa Batubara Bacaaan
Sepfitrah
Abstrak
Kualitas batubara perlu diketahui untuk menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan untuk
ditambang.Kualitas batubara disetiap tempat penambangan mempunyai nilai yang berbea-beda.Untuk mengatasi nilai
kalor yang rendah, perusahaan melakukan metode blending atau pencampuran dengan batubara kualitas
tinggi.Komposisi pencampuran haruslah tepat agar didapat kualitas batubara yang paling optimal.Untuk itu perlu
dilakukan penelitian lebih mendalam tentang kualitas batubara di provinsi Riau.Untuk menentukan kualitas batubara
digunakan metoe analisis proksimat dan analisis ultimat. Hasil analisis batubara dari tambang yang ada di Riau, yaitu di
Logas, berada pada kategori batubara muda dengan nilai kalor 5264 KCal/kg, kurang dari 5700 Kcal/kg. Batu bara dari
tambang Selensen dan Pangkalan memiliki nilai kalor yang hamper mendekati, masing-masing 6525 KCal/kg dan 6754
Kcal/kg, batubara ini masuk dalam kategori Sub bituminous. Batura muda yang ada di Logas cenderung memiliki unsur
pencemar udara besar.Untuk mengurangi dampak pencemaran udara dari unsur pengotor tersebut dapat dilakukan
dengan proses blending dengan batubara yang memiliki kualitas lebih baik, seperti dari Selensen maupun dari
Pangkalan.
PENDAHULUAN
Riau tidak hanya kaya akan minyak bumi serta oleh derajat coalification (rank).Umumnya,
dan produksi Crude Palm Oil (CPO). Tapi, juga untuk menentukan kualitas batubara dilakukan
punya cadangan batubara yang melimpah. analisa kimia pada batubara yang diantaranya
Mencapai 2,37 miliar ton (sumber: ESDM RI). berupa analisis proksimat dan analisis ultimat.
Potensi ini tersebar di Kabupaten Indragiri Hilir, Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan
Indragiri Hulu, Kuantan Singingi, Rokan Hulu kadar air (moisture), zat terbang (volatile matter),
dan Kampar. Sejauh ini terdapat lima perusahaan karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash),
tambang batubara di provinsi Riau dengan total sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk
produksi lebih kurang 1,82 juta ton/tahun, dengan menentukan kandungan unsur kimia pada
produksi terbesar dihasilkan oleh PT. Riau Bara batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen,
Harum sebesar 1,2 juta ton/tahun. nitrogen, sulfurdan unsur tambahan lainnya.
Batubara telah digunakan untuk jangka
waktu yang lama sebagai penghasil TINJAUAN KEPUSTAKAAN
tenaga.Sebagai bahan bakar, batubara memiliki
Kualitas Batubara
nilai kalor yang tinggi. Nilai kalor batubara
Setiap tambang memiliki karakter batubara
bervariasi tergantung pada kadar abu, kadar air
yang berbeda-beda, terutama dari segi
dan jenis batubara-nya. Setiap tambang
kualitasnya.Kualitas batubara adalah sifat fisika
menghasilkan batubara dengan nilai kalor yang
dan kimia dari batubara yang mempengaruhi
bervariasi.
potensi kegunaannya.Kualitas batubara ditentukan
Kualitas batubara adalah sifat fisika dan
oleh maseral dan mineral matter penyusunnya,
kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi
serta oleh derajat coalification (rank).
kegunaannya.Kualitas batubara ditentukan oleh
maseral dan kandungan mineralpenyusunnya,
Maseral merupakan suatu material yang Seri peringkat batubara (The coal rank Series):
terdapat didalam batubara yang hanya terlihat 1. Gambut, adalah bagian permulaan seri
dengan menggunakan mikroskop. Maseral koalifikasi. Gambut memiliki kandungan air
dari batubara terbagi atas tiga golongan grup hingga 90 %, tetapi kebanyakan akan hilang
maceral, yaitu Vitrinite, Liptinite, dan dengan pengeringan, memiliki kandungan
Inertinite. Liptinit tidak berasal dari materi karbon antara 50 -60 %.
yang dapat terhumifikasikan melainkan 2. Batu bara muda ( Brown Coal), Batas
berasal dari sisa tumbuhan atau dari dari jenis bawah batubara mudda adalah total moisture
tanaman tingkat rendah seperti spora, content 70% (ash free), equivalen dengan
ganggang (algae), kutikula, getah tanaman nilai kalori sekitar 1800 KCal/kg dan batas
(resin) dan serbuk sari (pollen). Berdasarkan atasnya pada nilai kalori 5700 KCal/kg.
morfologi dan bahan asalnya, kelompok 3. Batu bara tua (Hard coal), bila batubara
liptinite dapat dibedakan menjadi sporinite berwarna hitam dan garis-garis coklat
(spora dan butiran pollen), cutinite (kutikula), menunjukkan ciri khas batu bara tua. Pada
resinite (resin/damar), exudatinite (maseral klas 3 – 9 berhubungan dengan batu bara
sekunder yang berasal dari getah maseral bituminous dan klas 0 - 2 dengan batubara
liptinite lainnya yang keluar pada proses antrachite.
pembatubaraan), suberinite (kulit kayu/serat 4. Graphite, secara teoriris adalah tingkatan
gabus), fluorinite (degradasi dari resinite), terakhir dari batubara yang mencapai 100%
liptodetrinite (detritus dari maseral liptinite konsentrasi kandungan karbon.
lainnya), alginite (ganggang) dan bituminite Umumnya, untuk menentukan kualitas
(degradasi material algae). batubara dilakukan analisa kimia pada batubara
coalification (rank) yang diantaranya berupa analisis proksimat dan
Rank (peringkat) berarti posisi batubara analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan
tertentu dalam garis peningkatan transformasi untuk menentukan jumlah air (moisture), zat
dari gambut melalui batubara mudadan terbang (volatile matter), karbon padat (fixed
batubara tua hingga grafit. Proses carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan analisis
transformasi fisika dan kimia yang tetap ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan
disebut colification (carbonification). unsur kimia pada batubara seperti : karbon,
Peringkat batubara adalah equivalent dengan hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur
derajat metamorphism. tambahan dan juga unsur jarang.
samabatubara. Kadar air akan menurunkan efektivitas penangkapan abu pada peralatan
kandungan panas per kg batubara, dan electrostatic precipitator.
kandungannya berkisar antara 0,5 hingga g. Ukuran (Coal size)
10%. Ukuran butir batubara dibatasi pada rentang
c. Zat terbang (Volatile Matter atau VM) butir halus (pulverized coal ataudust coal)
Bahan yang mudah menguap dalam batubara dan butir kasar (lump coal).Butir paling halus
adalah metan, hidrokarbon, hydrogen, untuk ukuran maksimum 3 milimeter,
karbonmonoksida, dan gas-gas yang tidak sedangkan butir paling kasar sampai dengan
mudah terbakar, seperti karbon dioksida dan ukuran 50 milimeter.
nitrogen. Bahan yang mudah menguap
merupakan indeks dari kandungan bahan METODOLOGI PENELITIAN
bakar bentuk gas di dalam batubara.
Kandunag bahan yang mudah menguap Kegiatan utama dari penelitian ini adalah
berkisar antara 20 hingga 35%. melakukan pengujian terhadap sampel batubara
d. Kadar abu (Ash content, satuan persen dari tambang yang ada di Logas, Pangkalan dan
berat) Selensen. Sebelum diuji sampel batubara
Abu merupakan kotoran yang tidak akan dilakukan preparasi terlebih dahulu.Preparasi
terbakar. Kandungannya berkisar antara 5% sample batubara merupakan rangkaian tahapan
hingga 40%. Kandungan abu akan terbawa pengurangan berat dan ukuran dari gross sample
bersama gas pembakaran melalui ruang bakar secara sistematis sampai pada berat dan ukuran
dan daerah konversi dalam bentuk abu yang sesuai untuk analisa di laboratorium.
terbang (fly ash) yang jumlahnya mencapai
80 persen dan abu dasar sebanyak 20 persen. Tahapan proses preparasi sample meliputi :
Semakin tinggi kadar abu, secara umum akan
mempengaruhi tingkat pengotoran (fouling), 1. Air Drying/Pengeringan
keausan, dan korosi peralatan yang dilalui. 2. Crushing/Pengecilan ukuran butiran
e. Kadar karbon (Fixed Carbon atau FC) 3. Mixing/Pencampuran sample
Nilai kadar karbon diperoleh melalui 4. Dividing/Pengecilan berat sample
pengurangan angka 100 dengan jumlah kadar
air (kelembaban), kadar abu, dan jumlah zat Setelah dilakukan preparasi barulah sampel
terbang. Nilai ini semakin bertambah seiring diuji di laboratorim meliputi pengujian :
dengan tingkat pembatubaraan.Kadar karbon
dan jumlah zat terbang digunakan sebagai 1. Tingkat ketergerusan (Hardgrove
perhitungan untuk menilai kualitas bahan Grindability Index atau HGI)
bakar, yaitu berupa nilai fuel 2. Kadar kelembaban (Moisture, satuan
ratio sebagaimana dijelaskan di atas. persen berat)
f. Kadar sulfur (Sulfur content) 3. Zat terbang (Volatile Matter atau VM)
Kandungan sulfur dalam batubara terbagi 4. Kadar abu (Ash content, satuan persen
dalam pyritic sulfur, sulfate sulfur, berat)
dan organic sulfur. Namun secara umum, 5. Kadar karbon (Fixed Carbon atau FC)
penilaian kandungan sulfur dalam batubara 6. Kadar sulfur (Sulfur content)
dinyatakan dalam Total Sulfur (TS). 7. Ukuran (Coal size)
Kandungan sulfur berpengaruh terhadap
tingkat korosi sisi dingin yang terjadi pada Adapun langkah-langkah penelitian ini
elemen pemanas udara, terutama apabila mengikuti diagram alir metodologi penelitian
suhu kerja lebih rendah dari pada titik embun seperti terlihat pada Gambar 1.
sulfur, di samping berpengaruh terhadap
Survei
Lapangan Grafik Perbandingan Nilai HGI
& Studi Batubara
62 63
58.93
Sampling 56
65
60
55
Tambang : TBS (Logas ), 50
Pangkalan, Selensen
Pengujian
40
30 Grafik Perbandingan Nilai Kalor
20
10 Batubara
4000
2000
Gambar 5. Nilai fixed carbon
0
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Analisis Proksimat, NilaiKalori,
KadarSulfur Batubara.
Sukandarrumidi, 2009, Batubara & Gambut,
http://artikelbiboer.blogspot.com,
Holman and Gadja, Experimental Methods for
Engineers, 3rd ed. McGraw-Hill, Tokyo,
1981.
Kadarohman, A.,dkk, 2003, Kimia, Vol 2,
Cetakan III, SSC Intersolusi, Yogyakarta,.
Purba, M., Kimia 2000, Jilid 2A, Erlangga,
Jakarta, 2000..
Suyanto, D., 1998, Ringkasan Kimia, Mitra Gama
Widya, Yogyakarta,
UNEP, Bahan bakar dan Pembakaran,
www.energyefficiencyasia.org