PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga professional bertanggung jawab dan berwenang
memberikan pelayanan keperawanan secara mandiri dan berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangannya, terutama terkait dengan lingkup
praktik dan perawat. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat
professional melalui kerjasma bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkupwewenang
dan tanggung jawabnya. Lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan
professional meliputi sistem klien (individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat) dalam rentang sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan. Untuk
penerapan praktik keperawatan tersebut perlu ketetapan (legislasi) yang mngatur
hak dan kewajiban perawat yang terkait, dengan pekerjaan profesi.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Praktik Keperawatan Profesional?
2. Apa Saja Falsafah Praktik Keperawatan Profesional?
3. Apa saja Hakikat Praktik Keperawatan Profesional?
4. Apa saja Fokus Praktik Keperawatan Profesional?
5. Bagaimanakah Lingkup kewenangan perawat?
6. Bagaimana Nilai-Nilai Profesional Praktik Keperawatan?
7. Bagaimanakah Praktik Keperawata Profesional?
8. Bagaimanakah Registrasi dan Praktik Perawat ?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau
tenaga medis dapat memahami praktik keperawatan,registrasi dan praktik perawat.
D. Manfaat
Manfaat makalah ini di buat oleh kami agar kami memahami dan
mengaplikasikan langsung dalam praktik di lapangan hususnya mengenai praktik
keperawatan professional,registrasi dan praktik perawat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kewajiban registrasi perawat sesuai dengan kepmenkes No. 1239 / 2001
adalah lisensi SIP, SIK, dan SIPP. Namun, peraturan tentang SIIP diatur secara
terpisah sejak dikeluarkan Permenkes No. 148 / 2010. Perawat yang belum
memiliki SIK belum berhak untuk melaksanakan asuhan keperawatan atau
tindakan keperawatan dipelayanan kesehatan.
Praktik perawat yang dimaksud yaitu melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri. Bagi
perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada fasilitas pelayanan
kesehatan wajib memiliki SIK (surat izin kerja). Pembuatan SIK diatur dalam
kepmenkes 1239/2001. Pada pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa “perawat yang
melaksanakan praktik keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan wajib
memiliki SIK”.
4
kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan
penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.
3. Falsafah Keperawatan menurut Jean Watson (Caring).Caring adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mencakup suatu hal berperikemanusiaan, orientasi
ilmu pengetahuan manusia ke proses kepedulian pada manusia, peristiwa,
dan pengalaman. Ilmu pengetahuan caring meliputi seni dan umat manusia
seperti halnya ilmu pengetahuan.Perilaku caring meliputi mendengarkan
penuh perhatian, penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab,
menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat suatu keputusan
4. Falsafah Keperawatan menurut Betty Neuman.Newman menggunakan
pendekatan manusia utuh dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan
sistem terbuka dan konsep stresor.
5
4. Memahami kondisi klien degan berbagai keterbatasan,
5. Memberi penilaian berdasarkan norma yg disepakati,
6. Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri,
7. Berkewajiban membina hubungan saling percaya,
8. Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan,
9. Berkomunikasi secara efektif.
6
5. Asuhan keperawatan keluarga yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga
sebagai unit terkecil dalaam masyarakat sebagai akibat pola penuyesuaian
keluarga yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.
6. Asuhan keperawatan komunitan yaitu asuhan keperawatan kepada klien
masyarakat pada kelompok di wilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
7. Asuhan keperawatan gerontik yaitu asuhan keperawatan pada klien usia 60 th ke
atas yang mengalami proses penuaan dan permasalahannya. Kewenangan
Perawat terkait di lingkup di atas mencakup hal-hal berikut : 1. Melaksanakan
pengkajian keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
di sarana kesehatan yang meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual klien. 2.
Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan
utama yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien. 3. Menyusun rencana
untuk tindakan keperawatan sederhana dan konpleks pada individu, keluarga,
masyarakat di sarana kesehatan. 4. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
tingkat kesulitan. 5. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan. 6. Mendokumentasikan hasil keperawatan yg dilaksanakan.
7
F. Nilai-Nilai Profesional Praktik Keperawatan.
a. Nilai intelektual
Terdiri dari 3 komponen yang terkait, yaitu :
1. Body of knowladge yang melandasi praktik profesional.
2. Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu pengetahuan.
3. Penggunaan pengetahuan dalam berpikir kritis dan kreatif.
b. Nilai komitmen moral Prilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral sebagai
berikut:
1. Benificience yang berarti sebagai seseorang profesional perawat harus selalu
mengupayakan tiap keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien (johnstone,1994).
2. Adil berarti tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial
budaya, ekonomi, tetapi memperlakukan klien sebagai individu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
3. Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha menempati janji,
memberikan harapan yang memadai, memiliki komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
c. Otonomi, kendali, dan tanggung gugat
• Otonomi berarti kebebasan dari kewenangan melakukan tindakan secara
mandiri.
• Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu
atau orang.
8
G. Sistem Pengaturan Praktik Keperawatan.
Kita semua tahu bahwa profesi perawat adalah bagian dari profesi pelayanan
kesehatan yang mana didalam semua aktifitas pelayanannya telah diatur didalam
UU Nomer 36 tahun tentang Kesehatan dan dalam pembagian tenaganya juga telah
diatur dalam PP Nomer 32 tentang tenaga kesehatan dan yang terbaru
PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
perawat.
Dalam hal pengaturan praktik perawat diatur dalam pasal 2, 8, 9,11 dan 12,
PERMENKES 148 Tahun 2010 yang berbunyi :
Pasal 2
(1) Perawat dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan.
(2) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
fasilitas pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri dan/atau praktik mandiri.
(3) Perawat yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
perpendidikan minimal Diploma III(DIII) keperawatan.
Dalam pasal ini perawat diberi wewenang untuk melaksanakan praktik
mandiri di rumah selain bekerja pada institusi kesehatan lainya, ini adalah
merupakan suatu penghargaan buat profesi perawat yang mana pada
PERMENKES yang lama tidak mengatur hal ini.
Pasal 6
“Dalam menjalankan praktik mandiri, perawat wajib memasang papan
nama praktik keperawatan”.
Pasal 8
(1) Praktik keperawatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama, tingkat kedua, dan tingkat ketiga.
(2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan pada,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
(3) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui kegiatan :
a. Pelaksanaan asuhan keperawatan
b.Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan dan pemberdayaan
masyarakat.
9
c. Pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.
(4) Asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a meliputi
pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan.
(5) Implementasi keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi
penerapan perencanaan dan pelaksaan tindakan keperawatan.
(6) Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi
pelaksanaan prosedur keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan
konseling kesehatan.
(7) Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dapat memberikan obat bebas dan/atau 0bat bebas terbatas.
Pada pasal ini menitik beratkan pada kewenangan, tugas dan fungsi
perawat terutama pada pelayanan kolaboratip di rumah sakit dan atau ditempat
kerja yang pada tanggungjawab keseluruhan tidak pada perawat saja melainkan
tim pelayanan kesehatan, kecuali pada pada ayat (4) dan ayat (7) yang
memberikan kewenangan yang bersifat mandiri.
Pasal 9
Pasal 11 dan 12 yang berisikan hak dan kewajiban perawat serta hak dan
kewajiban pasien .
10
Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau
badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewjiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau harus dilakukan seseorang atau
suatu badan hokum. Menurut Prakosa, 1988. “dalam mengklasifikas hak asasi
manusia menurut sifatnya.” biasanya dibagi atau dibedakan dalam beberapa jenis
yaitu :
1. Hak-hak Perawat
11
32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan bab iv standart profesi dan perlindungan
hukum pasal 24 ayat (1) sebagai berikut : “ Perlindungan hukum diberikan
kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai standart profesi
kesehatan”. Sedangkan menurut PERMENKES No 148 tahun 2010 tentang izin
dan penyelenggaraan praktik perawat pasal, 11a menyebutkan sebagai berikut : “
Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai hak : Memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik keperawatan sesuai standar”.
12
profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi profesi.
d. Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarga
tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang
diberikan. Hal ini sesuai dengan PERMENKES No 148 tahun 2010 tentang izin
dan penyelengaraan praktik perawat yang termaktub dalam pasal 11 yang
berbunyi : “ Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai hak:
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan / atau
keluarganya.”
13
Sebagaimana bunyi pasal 9 ayat (1) dan (2), PP Nomer 32 tahun 1992 tentang
tenaga kesehatan sebagai berikut :
1) Pelatihan dibidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan ketrampilan atau
penguasaan pengetahuan dibidang kesehatan.
2) Pelatihan dibidang kesehatan dapat dilakukan secara berjenjang sesuai dengan
jenis tenaga kesehatan yang bersangkutan.”
f. Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh intitusi
pelayanan maupun oleh klien.
i. Parawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien dan / atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainya.
j. Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ketempat tugas lain, baik melalui
anjuran maupun pengumuman tertulis karena diperlukan, untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan
atau aturan perundang- undangan lainya.
14
Sedangkan Kewajiban perawat adalah:
a. Perawat wajib mematuhi semua peratuaran intitusi yang bersangkutan.
b. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan
standar profesi dan batas kegunaanya. Kewajiban perawat ini telah oleh PP
Nomer 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang termaktub dalam pasal 21
ayat (1) dan (2) yang berbunyi sebagai berikut :
1) Setiap tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi tenaga kesehatan.
2) Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dalam ayat (1) ditetapkan oleh
menteri.
Hal ini tercantum dalam dalam PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 tentang
izin dan penyelenggaraan praktek perawat dalam pasal 8 dan pasal 9 yang
berbunyi :
1) Praktik pelayanan keperawatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama, tingkat kedua, dan tingkat ketiga;
2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada
indivudu, keluarga, kelompok, dan masyarakat;
3) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui kegiatan:
a. Pelaksanaan asuhan keperawatan
b. Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan
masyarakat
15
3. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi
Pelaksanaan prosedur keperawatan, observasi keperawatan, Pendidikan
dan konseling kesehatan.
4. Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
ayat (4) dapat menggunakan obat bebas dan / atau obat bebas terbatas.
16
g. Mematuhi standar.
d. Perawat wajib merujuk klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain
yang mempunyai keahlian atau kemapuan yang lebih baik bila yang
bersangkutan tidak dapat mangatasinya. Kewajiban perawat ini diatur
dalam PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 tentang izin dan
penyeleggaraan praktik perawat yang tertuang dalam pasal 12 ayat 1b yang
menerangkan bahwa : “Dalam melaksanakan praktik, perawat wajib
untuk : Melakukan rujukan.”
e. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan
dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan dan
standar profesi yang ada.
f. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan
ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama
tidak mengganggu klien yang lainnya.
g. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan
terkait lainya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada klien.
h. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan
keperawatan yang diberikan kepada klien dan / atau keluarganya sesuai
dengan kemampuanya. Hal ini telah di atur dalam PP Nomer 32 tahun
1996 tentang tenaga kesehatan yang tersirat dalam pasal 22 ayat 1c yang
berbunyi : “Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan
tugas profesinya berkewajiban untuk : Memberikan informasi yang
berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan.” Kewajiban
ini termaktub dalam PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 tentang izin
dan penyelenggaraan praktik perawat, pasal 12 ayat 1d yang berbunyi :
“Dalam melaksanakan praktik, perawat wajib untuk: Memberikan
informasi tentang masalah kesehatan klien / pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan.”
i. Perawat wajib meminta persetujuan kepada pasien dan / atau keluarga
terhadap tindakan yang akan dilakukan.Hal ini sesuai dengan isi PP Nomer
17
32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang tercantum dalam pasal 22
ayat (1)d yang berbunyi sebagai berikut : “Bagi tenaga kesehatan jenis
tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk :
Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan” Didalam
PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 juga mengantur tentang hal ini
yaitu didalam pasal 12 ayat (1)e yang berbunyi : “Dalam melaksanakan
praktik, perawat wajib untuk : Meminta persetujuan tindakan keperawatan
yang akan dilakukan”
j. Perawat wajib membuat dokumentasi asuahan keperawatan secara akurat
dan berkesinambungan. Hal ini telah diatur dalam PERMENKES Nomer
148 tahun 2010 yang termuat dalam pasal 12 ayat 1f, yang berbunyi :
“Dalam melaksanakan praktik, perawat wajib untuk : Melakukan
pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis.”
I. Legislasi Keperawatan.
18
Legislasi keperawtan mencakup 3 komponen yaitu registrasi, sertifikasi, dan
lisensi.
L. Registrasi
Tujuan registrasi :
a. Menjamin kemamapuan perawat untuk melakukan praktik keperawatan sesuai
dengan kewenangan dan kompetensinya.
b. Mempertahankan prosedur penatalaksanaan secara objektif terhadap kasus
kelalaian tugas atau ketidak mampuan melaksanakan tugas sesuai dengan standar
kompetensi.
c. Mengidenttifikasi jumlah dan kualifikasi perawat professional dan vokasional
yang akan melakukan praktik keperawatan sesuai dengan kewenangan dan
kompetensi masing-masing.
19
4. Memberikan pendidikan dan konseling kesehatan.
5. Melakukan intervensi medis yang didelegasikan.
6. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan.
Registrasi yang dilakukan perawat yang baru lulus disebut regustrasi awal
dan registrasi selanjutnya di sebut registrasi ulang.
K. Sertifikasi
Tujuan sertifikasi :
a. Menyatakan pengetahuan ,keterampilan ,dan perilaku perawat sesuai dengan
pendidikan tambahan yang diikutinya.
b. Menetapkan klasifikasi ,tingkat dan lingkup praktik keperawatan sesuai
pendidikan tambahan yang dimilikinya.
Lisensi
20
dengan mengetahui standar pelayanan yang dapat diterapkan dalam suatu tatanan
praktik keperawatan. Tujuan lisensi :
a. Memberi kejelasan batas kewenangan tiap katagori tenaga keperawatan untuk
melakukan praktik keperawatan.
b. Mengesahkan atau member bukti untuk melekukan praktek keperawatan
professional.
Mekanisme Legislasi
Mekanisme Sertifikasi
21
4.Perawat register yang memenuhi persyaratan, diberikan serifikasi oleh konsil
keperawatan untuk melakuakan praktik keperawatan lanjut.
Mekanisme Lisensi
M. Registrasi dan Praktik Keperawatan Sesuai Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001.
22
masyarakat.untuk memberikan perlindungan tersebut di atas, perawat perlu di
registrasi, disertifikasi dan memperoleh izin praktik (lisensi). Rangkaian
kegiatan registrasi, sertifikasi dan praktik dilaksanakan oleh pejabat pemerintah
Kantor Dinas Kesehatan dan organisasi propesi (PPNI). Setiap lulusan
pendidikan perawat yang akan menjalankan pekerjaan keperawatannya wajib
memiliki surat izin perawat (SIP) yang di keluarkan oeh pejabat yang berwenang
(Dinas Kesehatan Provinsi) sebagai persaratan untuk mendapatkan surat izin
kerja (SIK) dan atau surat izin Praktik perawat (SIPP). Keperawatan sebagai
propesi dimanifestasikan antara lain melalui praktik profesi yang di atur dalam
suatu ketetapan hukum yaitu Kepmenkes no 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang
registrasi dan praktik keperawatan (Revisi Kepmenkes nomor
647/Menkes/SK/IV/2000) sehingga diharapkan perlindungan terhadap
kepentingan masyarakat terjamin melalui akuntabilitas perawat dalam peraktik.
Tujuan Regulasi
23
Pada Kepmenkes No. 1239 tahun 2001(pasal 16), dalam melaksanakan
kewenangannya perawat berkewjiban untuk :
1. Menghormati hak pasien;
2. Merujuk kasus yang tidak dapat di tangani;
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
belaku;
4. Memberikan informasi;
5. Meminta persetujuan tindakan yang akan diajuakan;
Dalam Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 pasal 38,dijelaskan bahwa perawat
yang sengaja :
1. Melakukan praktik keperawatan tanpa izin;
2. Melakukan praktik keperawatan tanpa mendapat pengakuan/adaptasi;
3. Melakukan praktik keperawatan yang tidak sesuai dengan ketentuan pasal 16;
4. Tidak melaksanakan kewajiban sesuai pasal 17;
24
Akan di pidana sesuai ketentuan pertaturan pemerintahan (PP) No .35
Tahun 1996 pasal 35, yang berbunyi.
Mekanisme Registrasi
25
dinyatakan lulus dalam pendidkan keperawatan. Bentuk dan isilaporan
sebagimana dimaksud untuk menggunakan formulir I Kepmenkes 1239
tahun 2001 (terlampir).
- Bagi perawat yang sudah bekerjasebelum Kepmenkes 1239/2001
diterbitkan untukm memperoleh SIP juga mengajuakan permohonan
registrasi menggunakan from A yang diusulkan oleh kepala instansi tempat
yang bersangkutan bekerja.
- Formulir A yang telah diisi beserta kelengkapan registrasi, dikirimkan
kepada kepala kantor Dinas Kesehatan Provinsi tempat institusi pendidikan
berada selambat –lambatnya satu (1) bulan setelah menerima ijazah
pendidikan keperawat. Kelengkapan registrasi sebagai mana yang dimaksud
meliputi :
26
•Kegiatan-kegiatan ilmiah (seminar,lokakarya,menulisbuku,penelitian,dll);
• Pelatiahn –pelatihan atau setifikasi .
2. Tidak sedang menjalani hukuman pelanggaran kode etik oleh organissi
propesi;
3. Merupakan anggota PPNI;
4. Membayar biaya administrasi sebesar Rp. 1.00.000,- (seratus ribu rupiah)
melalui bang Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Pelayanan kesehatan dan SIP hanya berlaku untuk satu tempat praktik
perorangan/kelompok ketika yang bersangkutan mendapatkan izin untuk melakukan
praktik perawat. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIK atu SIPP adalah Kantor
Dinas Kesehatan Kabupataen/ Kota tempat yang bersangkutan akan melaksnakan
praktik keperawatan. Jenis perizinan adalah perizinan awal dan perizinan ulang.
Perizinan awal awl diajuakan untuk SIK diajukan oleh perawat selambat-lambatnya
satu bulan setelah di terima bekerja pada suatu institusi pelayanan ksehatan,
sedangkan SIPP awal diajukan oleh perawat sebelum yang bersangkutan melakukan
prakti perorangan/kelompok. SIK awal awal bagi perwat yang sudah bekerja.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://pondokmerana.blogspot.com/2013/03/makalah-praktik-keperawatan.html
(Di akses tanggal 15 Maret 2014 Pukul 09.25 WIB) PRAKTIK KEPERAWATAN P
29