Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga professional bertanggung jawab dan berwenang
memberikan pelayanan keperawanan secara mandiri dan berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangannya, terutama terkait dengan lingkup
praktik dan perawat. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat
professional melalui kerjasma bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkupwewenang
dan tanggung jawabnya. Lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan
professional meliputi sistem klien (individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat) dalam rentang sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan. Untuk
penerapan praktik keperawatan tersebut perlu ketetapan (legislasi) yang mngatur
hak dan kewajiban perawat yang terkait, dengan pekerjaan profesi.

Dalam rangka perlindungan hukum tersebut, perawat perlu diregistrasi,


disertifikasi dan memperoleh ijin praktik (lisensi). Departemen Kesehatan RI telah
mengeluarkan Kepmenkes No 1239/2001 tentang “Registrasi dan Praktik Perawat”,
Ketetapan ini perlu dijabarkan lebih lanjut, maka Direktorat Pelayanan
Keperawatan bekerjasama dengan Bagian HUKMAS Departemen Kesehatan dan
organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyusun
petunjuk pelaksanaan Kepmenkes No 1239/2001 yang meliputi hak, kewajiban dan
wewenang, tindakan keperawatan, persyaratan praktik keperawatan, mekanisme
pembinaan dan pengawasan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Praktik Keperawatan Profesional?
2. Apa Saja Falsafah Praktik Keperawatan Profesional?
3. Apa saja Hakikat Praktik Keperawatan Profesional?
4. Apa saja Fokus Praktik Keperawatan Profesional?
5. Bagaimanakah Lingkup kewenangan perawat?
6. Bagaimana Nilai-Nilai Profesional Praktik Keperawatan?
7. Bagaimanakah Praktik Keperawata Profesional?
8. Bagaimanakah Registrasi dan Praktik Perawat ?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau
tenaga medis dapat memahami praktik keperawatan,registrasi dan praktik perawat.

D. Manfaat
Manfaat makalah ini di buat oleh kami agar kami memahami dan
mengaplikasikan langsung dalam praktik di lapangan hususnya mengenai praktik
keperawatan professional,registrasi dan praktik perawat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Praktik Keperawatan Profesional


Praktik keperawatan profesional adalah tindakan mandiri perawat
profesional melalui kerjasama bersifat kolaborasi dengan pasien atau klien dan
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawab. (Nurse, Ferry.2012.”Praktik Perawat
Profesional).
Praktik keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan
system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan
keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).
Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia
dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial.
Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktik
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang
kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien.
Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya
dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan
professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka
upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan
di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang
kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata
keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
Registrasi keperawatan merupakan proses administrasi yang harus
ditempuh oleh seseorang yang ingin melakukan pelayanan keperawatan kepada
orang lain sesuai dengan kemampuan atau kompetensi yang dimilikinya.
Kompetensi adalah kepemilikan kemampuan tertentu atau beberapa kemampuan
untuk memenuhi persyaratan ketika menjalankan suatu peran.

3
Kewajiban registrasi perawat sesuai dengan kepmenkes No. 1239 / 2001
adalah lisensi SIP, SIK, dan SIPP. Namun, peraturan tentang SIIP diatur secara
terpisah sejak dikeluarkan Permenkes No. 148 / 2010. Perawat yang belum
memiliki SIK belum berhak untuk melaksanakan asuhan keperawatan atau
tindakan keperawatan dipelayanan kesehatan.
Praktik perawat yang dimaksud yaitu melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri. Bagi
perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada fasilitas pelayanan
kesehatan wajib memiliki SIK (surat izin kerja). Pembuatan SIK diatur dalam
kepmenkes 1239/2001. Pada pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa “perawat yang
melaksanakan praktik keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan wajib
memiliki SIK”.

B. Falsafah Praktik Keperawatan Profesionalisme.

Sebagian besar dasar falsafah praktik keperawatan profesional disusun


merujuk kepada konsep praktik profesional dan teori keperawatan. Falsafah
praktik pemikiran yang sama untuk mengemban tugas keperawatan, tetapi
disetiap negara pernyataan yang disusun juga disesuaikan dengan nilai dan
latar belakang budayanya.
Dalam lokakarya nasional bulan Januari, 1983 telah disepakati adanya
profesinalisasi keperawatan, dengan menetapkan pengertian keperawatan,
falsafah keperawatan dan peran/ fungsi perawat.
Adapun pengertian falsafah keperawatan menurut beberapa pakar
keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Falsafah Keperawatan menurut Florence Nightingale (Modern nursing)


yaitu melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative
proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu
proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien.
2. Falsafah Keperawatan menurut Martha Rogers, 1970 yaitu bahwa
keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi

4
kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan
penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.
3. Falsafah Keperawatan menurut Jean Watson (Caring).Caring adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mencakup suatu hal berperikemanusiaan, orientasi
ilmu pengetahuan manusia ke proses kepedulian pada manusia, peristiwa,
dan pengalaman. Ilmu pengetahuan caring meliputi seni dan umat manusia
seperti halnya ilmu pengetahuan.Perilaku caring meliputi mendengarkan
penuh perhatian, penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab,
menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat suatu keputusan
4. Falsafah Keperawatan menurut Betty Neuman.Newman menggunakan
pendekatan manusia utuh dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan
sistem terbuka dan konsep stresor.

Penyataan falsafah keperawan di Indonesia adalah sebagai berikut :

• Perawatan merupakan bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan


mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari

• Kegiatan dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulihan, serta


pemeliharaan kesehatan dengan penekanan kepada upaya pelayanan utama
(PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperwatan
(Ibrahin C., 1988).

C. Hakekat Praktik Keperawatan


Hakikat praktik keperawatan adalah Senatiasa mengabdi kepada kemanusiaan
atau berbentuk pelayanan humanistik mendahulukan kepentingan kesehatan klien
askep merupakan inti praktik keperawatan hubungan profesional perawat – klien
mengacu pada sistem interaksi secara positif atau hubungan terapiutik,
karakteristik hubungan profesional :
1. Berorientasi pada kebutuhan klien,
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan,
3. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah klien,

5
4. Memahami kondisi klien degan berbagai keterbatasan,
5. Memberi penilaian berdasarkan norma yg disepakati,
6. Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri,
7. Berkewajiban membina hubungan saling percaya,
8. Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan,
9. Berkomunikasi secara efektif.

D. Fokus Praktik Keperawatan Profesionalisme


Fokus praktik keperawatan adalah upaya kesehatan dunia dan nasioanal pada
saat ini kesehatan masyarakat merupakan fokus utama dengan target populasi total,
tujuan sesuai yang dicanangkan who (1985) :
1. Pencegahan primer,
2. Peningkatan kesehatan,
3. Perawatan diri,
4.Peningkatan kepercayaan diri.

E. Lingkup Kewenangan Perawat.


Kewenangan keperawatan adalah hak dan otonomi untuk melaksanakan
asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan tingkat pendidikan dan posisi yang
dimiliki. Lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan professional
pada kondisi sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan ( mulai dari konsepsi
sampai meninggal dunia), mencangkup hal- hal berikut :

1. Asuhan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yg diberikan pada anak


berusia mulai dari 28hari sampai 18 tahun .
2. Asuhan keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatan klien wanita pada
masa subur dan neonates (bayi baru lahirsampai 28hari sampai keadaan sehat).
3. Asuhan medical bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 th sampai 60 th
dengan gangguan fungsi tubuh baik karena trauma atau kelainan fungsi tubuh,
4. Asuhan keperawatan jiwa yaitu asuhan keperawatan pada semua usia yang
mengalami berbagai masalah kesehatan jiwa.

6
5. Asuhan keperawatan keluarga yaitu asuhan keperawatan pada klien keluarga
sebagai unit terkecil dalaam masyarakat sebagai akibat pola penuyesuaian
keluarga yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga.
6. Asuhan keperawatan komunitan yaitu asuhan keperawatan kepada klien
masyarakat pada kelompok di wilayah tertentu pada semua usia sebagai akibat
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
7. Asuhan keperawatan gerontik yaitu asuhan keperawatan pada klien usia 60 th ke
atas yang mengalami proses penuaan dan permasalahannya. Kewenangan
Perawat terkait di lingkup di atas mencakup hal-hal berikut : 1. Melaksanakan
pengkajian keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
di sarana kesehatan yang meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual klien. 2.
Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan
utama yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien. 3. Menyusun rencana
untuk tindakan keperawatan sederhana dan konpleks pada individu, keluarga,
masyarakat di sarana kesehatan. 4. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
tingkat kesulitan. 5. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan. 6. Mendokumentasikan hasil keperawatan yg dilaksanakan.

Asuhan keperawatan yang dilakukan bersifat sebagai berikut :


1. Independen atau mandiri artinya asuhan keperawatan ( dari enetapan
diagnosis keperawatan sampai dengan intervensi dan evaluasi ) dilakukan secara
mandiri oleh perawat.
2. Interdependen-kolaboratif artinya asuhan yang dilakukan dengan
berkolaborasi atau bekerja sama dengan profesi lain.
Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah keperawatan sebagai
suatu profesi, yaitu sebagai berikut :
1. Menggunakan pendekatan holistic
2. Didasaarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
3. Asuhan yang diberikan bersifat “manusiawi”
4. Pelayanan atau bantuan yang diberikan berdasarkan kebutuhan objektif klien
5. Asuhan ditujukan untuk mengatasi masalah keperawatan klien

7
F. Nilai-Nilai Profesional Praktik Keperawatan.

Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan dibagi menjadi :

a. Nilai intelektual
Terdiri dari 3 komponen yang terkait, yaitu :
1. Body of knowladge yang melandasi praktik profesional.
2. Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu pengetahuan.
3. Penggunaan pengetahuan dalam berpikir kritis dan kreatif.

b. Nilai komitmen moral Prilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral sebagai
berikut:
1. Benificience yang berarti sebagai seseorang profesional perawat harus selalu
mengupayakan tiap keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien (johnstone,1994).
2. Adil berarti tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial
budaya, ekonomi, tetapi memperlakukan klien sebagai individu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
3. Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha menempati janji,
memberikan harapan yang memadai, memiliki komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
c. Otonomi, kendali, dan tanggung gugat
• Otonomi berarti kebebasan dari kewenangan melakukan tindakan secara
mandiri.
• Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu
atau orang.

• Tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah


dilakukan.

8
G. Sistem Pengaturan Praktik Keperawatan.
Kita semua tahu bahwa profesi perawat adalah bagian dari profesi pelayanan
kesehatan yang mana didalam semua aktifitas pelayanannya telah diatur didalam
UU Nomer 36 tahun tentang Kesehatan dan dalam pembagian tenaganya juga telah
diatur dalam PP Nomer 32 tentang tenaga kesehatan dan yang terbaru
PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
perawat.
Dalam hal pengaturan praktik perawat diatur dalam pasal 2, 8, 9,11 dan 12,
PERMENKES 148 Tahun 2010 yang berbunyi :
Pasal 2
(1) Perawat dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan.
(2) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
fasilitas pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri dan/atau praktik mandiri.
(3) Perawat yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
perpendidikan minimal Diploma III(DIII) keperawatan.
Dalam pasal ini perawat diberi wewenang untuk melaksanakan praktik
mandiri di rumah selain bekerja pada institusi kesehatan lainya, ini adalah
merupakan suatu penghargaan buat profesi perawat yang mana pada
PERMENKES yang lama tidak mengatur hal ini.
Pasal 6
“Dalam menjalankan praktik mandiri, perawat wajib memasang papan
nama praktik keperawatan”.
Pasal 8
(1) Praktik keperawatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama, tingkat kedua, dan tingkat ketiga.
(2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan pada,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
(3) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui kegiatan :
a. Pelaksanaan asuhan keperawatan
b.Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan dan pemberdayaan
masyarakat.

9
c. Pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.
(4) Asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a meliputi
pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan.
(5) Implementasi keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi
penerapan perencanaan dan pelaksaan tindakan keperawatan.
(6) Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi
pelaksanaan prosedur keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan
konseling kesehatan.
(7) Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dapat memberikan obat bebas dan/atau 0bat bebas terbatas.

Pada pasal ini menitik beratkan pada kewenangan, tugas dan fungsi
perawat terutama pada pelayanan kolaboratip di rumah sakit dan atau ditempat
kerja yang pada tanggungjawab keseluruhan tidak pada perawat saja melainkan
tim pelayanan kesehatan, kecuali pada pada ayat (4) dan ayat (7) yang
memberikan kewenangan yang bersifat mandiri.

Pasal 9

“Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai dengan kewenangan


yang dimiliki.”

Perawat dalam melakukan praktik,perawat diwajibkan mematuhi stantar


etik dan standar prosedur operasional agar terhindar dari masalah hukum, dan
untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai yang diharapkan kedua belah pihak
baik pasien maupun perawat.

Pasal 11 dan 12 yang berisikan hak dan kewajiban perawat serta hak dan
kewajiban pasien .

H. Hak dan Kewajiban Perawat

10
Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau
badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewjiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau harus dilakukan seseorang atau
suatu badan hokum. Menurut Prakosa, 1988. “dalam mengklasifikas hak asasi
manusia menurut sifatnya.” biasanya dibagi atau dibedakan dalam beberapa jenis
yaitu :

1. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi), yang meliputi kemerdekaan menyatakan


pendapat dan memeluk agama, kebebasan bergerak dan sebagainya.
2. Property rights (hak asasi untuk memiliki sesuatu), yang meliputi hak untuk
membeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara berlebihan oleh
pemerintah termasuk hak untuk mengadakan suatu perjanjian dengan bebas.
3. Rights of legal equality, yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan
sederajat dalam hukum dan pemerintahan.
4. Political Rigths (hak asasi politik), yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan dengan ikut memilih atau dipilih, mendirikan partai politik,
mengadakan petisi dan lain-lain.
5. Social and Cultur Rights (hak-hak asasi sosial dan kebudayaan), diantaranya hak
untuk memilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai.
6. Procedural Rights, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan jaminan
perlindungan misalnya dalam hal penggeledahan dan peradilan.

Adapun hak-hak perawat sendiri adalah :

1. Hak-hak Perawat

a. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan


tugas sesuai profesinya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No 23 tahun
1992 tentang kesehatan pasal 53 ayat (1) sebagai berikut : “Tenega kesehatan
berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya”. Dan menurut Undang-undang Nomer 36 tahun 2006
tentang kesehatan pasal 27 ayat 1 menyebutkan sebagi berikut : “Tenaga
kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan pprofesinya”. Kemudian menurut PP Nomer

11
32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan bab iv standart profesi dan perlindungan
hukum pasal 24 ayat (1) sebagai berikut : “ Perlindungan hukum diberikan
kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai standart profesi
kesehatan”. Sedangkan menurut PERMENKES No 148 tahun 2010 tentang izin
dan penyelenggaraan praktik perawat pasal, 11a menyebutkan sebagai berikut : “
Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai hak : Memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik keperawatan sesuai standar”.

b. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi


sesuai dengan latar belakang pendidikanya. Hal ini sesuai dengan PP Nomer 32
tahun 1996 tentang tenaga kesehatan pasal 10 ayat (1),(2), yaitu :
1) Setiap tenaga kesehatan memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti
pelatihan di bidang kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.
2) Penyelenggara dan / atau pimpinan sarana kesehatan bertanggungjawab atas
pemberian kesempatan kepada tenaga kesehatan yang ditempatkan dan / atau
bekerja pada sarana kesehatan yang bersangkutan untuk meningkatkan
ketrampilan atau pengetahuan melalui pelatihan di bidang kesehatan.
Dan pasal 11 ayat (1),(2), yaitu :
1) Pelatihan dibidang kesehatan dilaksanakan dibalai pelatihan tenaga kesehatan
atau tempat pelatian lainya.
2) Pelatihan dibidang kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah dan /
atau masyarakat.

Pasal 12 ayat (1),(2). Sebagai berikut :


1) Pelatihan dibidang kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah
dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2) Pelatihan dibidang kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
dilaksanakan atas dasar ijin menteri.

Menurut PERMENKES No 148 tahun 2010 tentang izin dan


penyelengaraan praktik perawat pasal 12 ayat (2) yang berbunyi, yaitu : “
Perawat dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan

12
profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi profesi.

c. Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan


peraturan perundang-undangan serta standar dan kede etik profesi. Hal ini
selaras dengan UU No 36 tahun 2006 tentang kesehatan pasal 24 ayat (1), dan
(2), yang berbunyi sebagai berikut :

1) “ Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 harus memenuhi


ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan, dan standar prosedur oprasional.

2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) diatur oleh organisasi profesi. Selanjutnya menurut PERMENKES
No 148 tahun 2010 dalam pasal 9 menyebutkan bahwa : “ Perawat dalam
melakukan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.”

d. Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarga
tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang
diberikan. Hal ini sesuai dengan PERMENKES No 148 tahun 2010 tentang izin
dan penyelengaraan praktik perawat yang termaktub dalam pasal 11 yang
berbunyi : “ Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai hak:
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan / atau
keluarganya.”

e. Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan /
kesehatan secara terus-menerus. Hal ini selaras dengan UU Nomer 23 tahun
1992 tentang kesehatan yang tersirat dalam pasal 57 ayat 3 yang berbunyi
sebagai berikut : “ Sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentngan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dibidang kesehatan.

13
Sebagaimana bunyi pasal 9 ayat (1) dan (2), PP Nomer 32 tahun 1992 tentang
tenaga kesehatan sebagai berikut :
1) Pelatihan dibidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan ketrampilan atau
penguasaan pengetahuan dibidang kesehatan.
2) Pelatihan dibidang kesehatan dapat dilakukan secara berjenjang sesuai dengan
jenis tenaga kesehatan yang bersangkutan.”

f. Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh intitusi
pelayanan maupun oleh klien.

g. Perawat berhak mendapatka jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang


dapat menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun stres emosional. Hal ini
sesuai dengan PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik perawat, pasal 11 yang berbunyi sebagai berikut :
“Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai hak : Memperoleh jaminan
perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya.”

h. Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan


pelayanan kesehatan.

i. Parawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien dan / atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainya.

j. Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ketempat tugas lain, baik melalui
anjuran maupun pengumuman tertulis karena diperlukan, untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan
atau aturan perundang- undangan lainya.

14
Sedangkan Kewajiban perawat adalah:
a. Perawat wajib mematuhi semua peratuaran intitusi yang bersangkutan.
b. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan
standar profesi dan batas kegunaanya. Kewajiban perawat ini telah oleh PP
Nomer 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang termaktub dalam pasal 21
ayat (1) dan (2) yang berbunyi sebagai berikut :
1) Setiap tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi tenaga kesehatan.
2) Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dalam ayat (1) ditetapkan oleh
menteri.
Hal ini tercantum dalam dalam PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 tentang
izin dan penyelenggaraan praktek perawat dalam pasal 8 dan pasal 9 yang
berbunyi :
1) Praktik pelayanan keperawatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama, tingkat kedua, dan tingkat ketiga;
2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada
indivudu, keluarga, kelompok, dan masyarakat;
3) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui kegiatan:
a. Pelaksanaan asuhan keperawatan
b. Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan
masyarakat

c. Pelaksanaan tindakan keperawatankomplementer.

1. Asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Huruf a


Meliputi Pengkajian, Penetapan diagnosa keperawatn, perencanaan,
implementasi, evaluasi keperawatan.
2. Implementasi keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi
penerapan perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.

15
3. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi
Pelaksanaan prosedur keperawatan, observasi keperawatan, Pendidikan
dan konseling kesehatan.
4. Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
ayat (4) dapat menggunakan obat bebas dan / atau obat bebas terbatas.

Dan dalam pasal 9 juga menyebutkan sebagai berikut yang


berbunyi: “Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki.”Perawat wajib menghormati hak klien /
Pasien. Hal ini juga telah diatur dalam PP Nomer 32 tahun 1996 tentang
tenaga kesehatan yang termuat dalam pasal 22 ayat (1) dan (2) yang
berbunyi :
1) Tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya
berkewajiban untuk :
a. Menghormati hak pasien;
b. Menjaga kerahasian identitas dan data kesehatan pribadi pasien;
c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan
yang akan dilakukan;
d. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan
e. Membuat dan memelihara rekam medik.
2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
lebih lanjut oleh menteri. Sama hal dengan PP, PERMENKES juga
mengatur tentang hal ini yaitu didalam PERMENKES Nomer 148
tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat, yang
termaktub dalam pasal 12 ayat (1)a, yang berbunyi : “Dalam
melaksanakan praktik, perawat wajib untuk :
a. Menghormati hak pasien;
b. Melakukan rujukan;
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan klien/pasien
dan pelayanan yang dibutuhkan.
e. Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan;
f. Melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis;

16
g. Mematuhi standar.

d. Perawat wajib merujuk klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain
yang mempunyai keahlian atau kemapuan yang lebih baik bila yang
bersangkutan tidak dapat mangatasinya. Kewajiban perawat ini diatur
dalam PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 tentang izin dan
penyeleggaraan praktik perawat yang tertuang dalam pasal 12 ayat 1b yang
menerangkan bahwa : “Dalam melaksanakan praktik, perawat wajib
untuk : Melakukan rujukan.”
e. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan
dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan dan
standar profesi yang ada.
f. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan
ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama
tidak mengganggu klien yang lainnya.
g. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan
terkait lainya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada klien.
h. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan
keperawatan yang diberikan kepada klien dan / atau keluarganya sesuai
dengan kemampuanya. Hal ini telah di atur dalam PP Nomer 32 tahun
1996 tentang tenaga kesehatan yang tersirat dalam pasal 22 ayat 1c yang
berbunyi : “Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan
tugas profesinya berkewajiban untuk : Memberikan informasi yang
berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan.” Kewajiban
ini termaktub dalam PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 tentang izin
dan penyelenggaraan praktik perawat, pasal 12 ayat 1d yang berbunyi :
“Dalam melaksanakan praktik, perawat wajib untuk: Memberikan
informasi tentang masalah kesehatan klien / pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan.”
i. Perawat wajib meminta persetujuan kepada pasien dan / atau keluarga
terhadap tindakan yang akan dilakukan.Hal ini sesuai dengan isi PP Nomer

17
32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang tercantum dalam pasal 22
ayat (1)d yang berbunyi sebagai berikut : “Bagi tenaga kesehatan jenis
tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk :
Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan” Didalam
PERMENKES Nomer 148 tahun 2010 juga mengantur tentang hal ini
yaitu didalam pasal 12 ayat (1)e yang berbunyi : “Dalam melaksanakan
praktik, perawat wajib untuk : Meminta persetujuan tindakan keperawatan
yang akan dilakukan”
j. Perawat wajib membuat dokumentasi asuahan keperawatan secara akurat
dan berkesinambungan. Hal ini telah diatur dalam PERMENKES Nomer
148 tahun 2010 yang termuat dalam pasal 12 ayat 1f, yang berbunyi :
“Dalam melaksanakan praktik, perawat wajib untuk : Melakukan
pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis.”

I. Legislasi Keperawatan.

Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau


penyempurnaan perangkat hukumyang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat
dalam praktik keperawatan (Sand,Robbles1981).
Prinsip dasar legislasi untuk praktik keperawatan:
1. Harus jelas membedakan tiap katagori tenaga keperawatan.
2. Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab aatas system keperawatan.
3.Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai ketetapan.
4. Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan perawat.
Fungsi legislasi keperawatan:
1. Memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang
diberikan.
2. Memelihara kualitas layanan keperawatan yang diberikan
3. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap katagori tenaga keperawatan.
4. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.
5. Memotivasi pengembangan profesi.
6. Meningkatkan proffesionalisme tenaga keperawatan.

18
Legislasi keperawtan mencakup 3 komponen yaitu registrasi, sertifikasi, dan
lisensi.

L. Registrasi

Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada


badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah
terdaftar diizinkan memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat terdaftar, perawat
harus telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan
pendaftaran dengan nilai yang diterima. Izin praktik maupun registrasi harus
diperbaharui setiap satu atau dua tahun.

Tujuan registrasi :
a. Menjamin kemamapuan perawat untuk melakukan praktik keperawatan sesuai
dengan kewenangan dan kompetensinya.
b. Mempertahankan prosedur penatalaksanaan secara objektif terhadap kasus
kelalaian tugas atau ketidak mampuan melaksanakan tugas sesuai dengan standar
kompetensi.
c. Mengidenttifikasi jumlah dan kualifikasi perawat professional dan vokasional
yang akan melakukan praktik keperawatan sesuai dengan kewenangan dan
kompetensi masing-masing.

Registrasi meliputi 2 kegiatan berikut :


1. Registrasi administrasi adalah kegiatan mendaftarkan diri yang dilakukan setiap
tahun, berlaku untulk perawat professional dan vokasional.
2. Registrasi kompetensi adalah registrasi yang dilkakukan setiap 5 tahun untuk
memperoleh pengakuan ,mendapatkan kewenangan dalam melakukan praktik
keperawatan ,berlaku bagi perawat professional.
Perawat yang sudah teregistrasi mendapat Surat Izin Perawat(SIP) dan nomer
register.Perawat yang sudah melakukan registrasi akan memperoleh kewenangan
dan hak berikut :
1. Melakukan pengkajian
2. Melakukan terapi keperawatan.
3. Melakukan observasi.

19
4. Memberikan pendidikan dan konseling kesehatan.
5. Melakukan intervensi medis yang didelegasikan.
6. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan.

Perawat yang tidak teregistrasi ,secara hukum tidak memiliki kewenangan


dan hak tersebut.Registrasi berlaku untuk semua perawat professional yang
bermaksud melakukan praktik keperawatan di wilayah Negara republic Indonesia ,
termasuk perawat berijasah luar negeri.

Mekanisme registrasi terdiri dari mekanisme registrasi administrative dan


mekanisme registrasi kompetensi yang dilakukan melalui 2 jalur,yaitu :
1. Ujian registrasi nasional, dan
2. Pengumpulan kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Registrasi yang dilakukan perawat yang baru lulus disebut regustrasi awal
dan registrasi selanjutnya di sebut registrasi ulang.

K. Sertifikasi

Sertifikasi adalah proses pengakuan terhadap peningkatan pengetahuan,


keterampilan ,dan perilaku (kompetensi) seorang perawat dengan memeberikan
ijasah atau sertifikat.

Tujuan sertifikasi :
a. Menyatakan pengetahuan ,keterampilan ,dan perilaku perawat sesuai dengan
pendidikan tambahan yang diikutinya.
b. Menetapkan klasifikasi ,tingkat dan lingkup praktik keperawatan sesuai
pendidikan tambahan yang dimilikinya.

c. Memenuhi persyaratan registrasi sesuai area praktik keperawatan.

 Lisensi

Lisensi berupa kewenangan kepada seorang perawat yang sudah teregristasi


untuk melaksanakan pelayanan praktik keperawatan.Lisensi merupakan suatu
kehormatan bukan suatu hak .Semua perawat seyogyanya mengamankan hak ini

20
dengan mengetahui standar pelayanan yang dapat diterapkan dalam suatu tatanan
praktik keperawatan. Tujuan lisensi :
a. Memberi kejelasan batas kewenangan tiap katagori tenaga keperawatan untuk
melakukan praktik keperawatan.
b. Mengesahkan atau member bukti untuk melekukan praktek keperawatan
professional.

 Mekanisme Legislasi

Persyaratan legislasi antara lain berupa kemampuan (kompetensi) yang diakui,


tertuang dalam ijazah dan sertifikat. Registasi meliputi dua hal kegiatan berikut.
1. Registrasi administrasi; adalah kegiatan mendaftarkan diri yang dilakukan setiap
tahun, berlaku untuk perawat professional dan vokasional.
2. Registrasi kompetensi; adalah registrasi yang dilakukan setiap 5 tahun untuk
memperoleh pengakuan, mendapatkan kewenangan dalam melakukan praktik
keperawatan, berlaku bagi perawat profesional.
Perawat yang tidak teregristrasi, secara hukum tidak memiliki kewenangan
dan hak tersebut. Regristrasi berlaku untuk semua perawat profesional yang
bermaksud melakukan praktik keperawatan di wilayah Negara Republik Indonesia,
termasuk perawat berijazah luar negeri. Mekanisme regristasi terdiri dari mekanisme
registrasi administratif dan mekanisme registrasi kompetensi yang dilakukan melalui
2 jalur yaitu :

1. Ujian registrasi nasional

2. Pengumpulan kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku

 Mekanisme Sertifikasi

1.Perawat teregistrasi mengikuti kursus lanjutan di area khusus praktik keperawatan


yang ddiselenggarakan oleh institusi yang memenuhi syarat.
2.Mengajukan aplikasi disertai dengan kelengkapan dokumen untuk ditentukan
kelayakan diberikan sertifikat.
3.Mengikuti proses sertifikasi yang dilakukan oleh konsil keperawatan.

21
4.Perawat register yang memenuhi persyaratan, diberikan serifikasi oleh konsil
keperawatan untuk melakuakan praktik keperawatan lanjut.

 Mekanisme Lisensi

Perawat yang telah memenuhi proses registrasi mengajukan permohonan


kepada pemerintah untuk memperoleh perizinan / lisensi resmi dari pemerintah.
Perawat yang telah teregistrasi dan sudah memiliki lisensi disebut perawat register,
dan dapat bekerja di tatanan pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan
keperawatan.

L. Pentingnya Sistem Regulasi /Pengaturan


Regulasi keperawatan (regristrasi & praktik keperawatan)adalah kebijakan atau
ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas profesinya
dan terkait dengan kewajiban dan hak.
Tujuan Regulasi :
Tujuan umum regulasi keperawatan adalah melindungi masyarakat dan
perawat,sedangkan tujuan khusus regulasi adalah:
1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan;
2. Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan;
3. Menetapkan standar pelayanan keperawatan
4. Menapis IPTEK keperawatan
5. Menilai boleh tidaknya praktik;
6. Menilai kesalahan dan kelalaian.

M. Registrasi dan Praktik Keperawatan Sesuai Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001.

Perawat sebagai tenaga propesional bertanggung jawab dan berwenang


memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangan. Untuk itu perlu
ketetapan untuk mengatur tentang hak dan kewajiban seseorang terkait dengan
pekerjaan atau propesi (legislasi). Legislasi dimaksudkan untuk memberikan
pengertian dan perlindungan hokum bagi tenaga keperawatan dan

22
masyarakat.untuk memberikan perlindungan tersebut di atas, perawat perlu di
registrasi, disertifikasi dan memperoleh izin praktik (lisensi). Rangkaian
kegiatan registrasi, sertifikasi dan praktik dilaksanakan oleh pejabat pemerintah
Kantor Dinas Kesehatan dan organisasi propesi (PPNI). Setiap lulusan
pendidikan perawat yang akan menjalankan pekerjaan keperawatannya wajib
memiliki surat izin perawat (SIP) yang di keluarkan oeh pejabat yang berwenang
(Dinas Kesehatan Provinsi) sebagai persaratan untuk mendapatkan surat izin
kerja (SIK) dan atau surat izin Praktik perawat (SIPP). Keperawatan sebagai
propesi dimanifestasikan antara lain melalui praktik profesi yang di atur dalam
suatu ketetapan hukum yaitu Kepmenkes no 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang
registrasi dan praktik keperawatan (Revisi Kepmenkes nomor
647/Menkes/SK/IV/2000) sehingga diharapkan perlindungan terhadap
kepentingan masyarakat terjamin melalui akuntabilitas perawat dalam peraktik.

 Tujuan Regulasi

Tujuan umum regulasi keperawatan adalah “melindungi masyarakat dan


perawat”, sedangkan tujuan khusus regulasi adalah :
1. mempertahakan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan;
2. melindugi masyarakat atas tindakan yang dilakukan;
3. menetapkan standar pelayanan keperawatan;
4. menapis IPTEK keperawatan;
5. menilai boleh tidaknya praktik;
6. menilai kesalahan dan penialaian.
Sesuai dengan Udang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan :
• Pasal 32 (ayat 4) : “pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan
berdasarkan ilmu dengan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu.”

• Pasal (ayat 1dan 2): (ayat 1) “tenaga kesehatan berhak memperoleh


perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya” (ayat 2) “Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajibn untuk memenuhi kewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien.”

23
Pada Kepmenkes No. 1239 tahun 2001(pasal 16), dalam melaksanakan
kewenangannya perawat berkewjiban untuk :
1. Menghormati hak pasien;
2. Merujuk kasus yang tidak dapat di tangani;
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
belaku;
4. Memberikan informasi;
5. Meminta persetujuan tindakan yang akan diajuakan;

6. Melakukan catatan perawatan dengan baik.

Regulasi perlu mengatur prasyarat pelayanan keperawatan bermutu


sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat sebagai penerima jasa layanan
keperawatan harus didukung adanya beberapa factor berikut .
1. kualifikai dan jumlah tenaga yang memadai
2. sarana dan prasarana yang memadai
3.Iklim kerja yang kondusif
4. budaya organisasi yang mendukung
5. stuktur oranisasi memfasilitasi kewenangan membuat keputusan
6. proteksi risiko kerja dan tindak kekerasan
7. jenjang karier dan engembangan staf yang tertata
8. jasa, insentif dan sistem penghargaan yan sesuai

Dalam Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 pasal 38,dijelaskan bahwa perawat
yang sengaja :
1. Melakukan praktik keperawatan tanpa izin;
2. Melakukan praktik keperawatan tanpa mendapat pengakuan/adaptasi;
3. Melakukan praktik keperawatan yang tidak sesuai dengan ketentuan pasal 16;
4. Tidak melaksanakan kewajiban sesuai pasal 17;

24
Akan di pidana sesuai ketentuan pertaturan pemerintahan (PP) No .35
Tahun 1996 pasal 35, yang berbunyi.

Berdasarkan ketentuan pasal 86 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992


tentang:
1. Melakukan upaya kesehatan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 4
ayat (1);
2. Melakukan upaya kesehatan tanpa melakuakan adaptasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 ayat (1);
3. Melakuakan upaya ksehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenaga
kesehatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1);
4. Tidak melaksanakan kewajiaban sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat
(1); Dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
Pada PP No. 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan pasal 33, dijelaskan dalam
hal- hal berikut :
1. Dalam rangka pengawasan, mentri dapat mengambil tindakan disiplin
terhadap tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi tenaga kesehatan.
2. Tindakan disiplin dapat berupa :
a. Teguran

b. Pencabutan izin untuk melakuakan upaya kesehatan.

3. Pengambilan tindakan disiplin dengan memperhatikan ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berlaku.

Mekanisme Registrasi

a. Registrasi awal/ SIP awal


- Pimpinan penyelenggaraan pendidikan perawat wajib menyampaikan
laporan secara tertulis kepaa kantor dinas kesehatan provinsi mengenai
peserta didik yang baru lulus, selambat- lambatnya 1(satu) bulan setelah

25
dinyatakan lulus dalam pendidkan keperawatan. Bentuk dan isilaporan
sebagimana dimaksud untuk menggunakan formulir I Kepmenkes 1239
tahun 2001 (terlampir).
- Bagi perawat yang sudah bekerjasebelum Kepmenkes 1239/2001
diterbitkan untukm memperoleh SIP juga mengajuakan permohonan
registrasi menggunakan from A yang diusulkan oleh kepala instansi tempat
yang bersangkutan bekerja.
- Formulir A yang telah diisi beserta kelengkapan registrasi, dikirimkan
kepada kepala kantor Dinas Kesehatan Provinsi tempat institusi pendidikan
berada selambat –lambatnya satu (1) bulan setelah menerima ijazah
pendidikan keperawat. Kelengkapan registrasi sebagai mana yang dimaksud
meliputi :

 foto kopi ijazah pendidikan keperawatan


 surat ketrangan sehat dari dokter
 Pas poto hitam putih 4x6 sebanyak 2 lembar dan 3x4 sebanyak 2 lembar

b. Registrasi Ulang/SIP ulang


- Perawat yang akan melakukan registrasi ulang,6 (enam) bulan sebelum
berakhir masa berlakunya SIP, mengajuakan permohonan kepengurus PPNI
kabupaten atau kota, untuk memperoleh rekomendasi PPNI.

- Mengajukan permohonan registrasi ulang ke kantor dinas keshatan Provinsi


dengan melampirkan kelengkapan registrasi ulang sebagi berikut :

 foto kopi ijazah pendidikan keperawatan


 surat ketrangan sehat dari dokter
 Pas Poto ukuran hitam putih 3x4 sebanyak 2 lembar, dan ukuran 4x6
sebanyak 2 lembar
 rekomendasi PPNI

- Persyaratan memperoleh rekomendasi dari PPNI


1. Memiliki 30 SPK (Satuan Kredik Partisipasi) yang terdiri dari :
• pengalaman kerja sebagai perawat minimal 1 (satu) tahun terakhir, bagi yang
tidak memenuhi akan mendapatkan perlakuan khusus klau perlu megikuti;

26
•Kegiatan-kegiatan ilmiah (seminar,lokakarya,menulisbuku,penelitian,dll);
• Pelatiahn –pelatihan atau setifikasi .
2. Tidak sedang menjalani hukuman pelanggaran kode etik oleh organissi
propesi;
3. Merupakan anggota PPNI;
4. Membayar biaya administrasi sebesar Rp. 1.00.000,- (seratus ribu rupiah)
melalui bang Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Izin Praktik Perawat

Izin praktik perawat adalah bukti tertulis yang menerangkan kewenangan


perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan bentuk praktik
keperawatan yang dulakuakanya. Sasaran izizn praktik perawat adalah semua
perawat yang akan melaksanakana praktik keperawatan.

Keluaran proses mendapatkan perizinan praktik perwat adalah dalam bentuk


surat izin kerja (SIK) dan atau surat izin praktik perawat (SIPP). SIK hanya berlaku
pada satu tempat sarana.

Pelayanan kesehatan dan SIP hanya berlaku untuk satu tempat praktik
perorangan/kelompok ketika yang bersangkutan mendapatkan izin untuk melakukan
praktik perawat. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIK atu SIPP adalah Kantor
Dinas Kesehatan Kabupataen/ Kota tempat yang bersangkutan akan melaksnakan
praktik keperawatan. Jenis perizinan adalah perizinan awal dan perizinan ulang.
Perizinan awal awl diajuakan untuk SIK diajukan oleh perawat selambat-lambatnya
satu bulan setelah di terima bekerja pada suatu institusi pelayanan ksehatan,
sedangkan SIPP awal diajukan oleh perawat sebelum yang bersangkutan melakukan
prakti perorangan/kelompok. SIK awal awal bagi perwat yang sudah bekerja.

27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.

Praktik Keperawatan Profesional adalah tindakan mandiri perawat


profesional melalui kerjasama bersifat kolaborasi dengan pasien atau klien dan
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawab. (Nurse, Ferry.2012.”Pratik Perawat
Profesional”. Registrasi keperawatan merupakan proses administrasi yang harus
ditempuh oleh seseorang yang ingin melakukan pelayanan keperawatan kepada
orang lain sesuai dengan kemampuan atau kompetensi yang dimilikinya.

Praktik perawat yang dimaksud yaitu melaksanakan tindakan asuhan


keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri. Bagi
perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada fasilitas pelayanan
kesehatan wajib memiliki SIK (surat izin kerja).

B. Saran.

Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan mampu memahami dan


mengaplikasikan semua hal mengenai praktik keperawatan profesional,registrasi
dan praktik perawat untuk saat ini dan masa yang akan datang.

28
DAFTAR PUSTAKA

Sumber; A. Aziz Alimul Hidayat (2007),Pengantar Konsep Dasar


Keperawatan,Salemba Medika,Jakarta.

Priharjo Robert. Konsep dan Prespektif Praktik Keperawatan Profesional,


Jakarta EGC,2008

Kusnanto, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC :


Jakarta.

http://pondokmerana.blogspot.com/2013/03/makalah-praktik-keperawatan.html
(Di akses tanggal 15 Maret 2014 Pukul 09.25 WIB) PRAKTIK KEPERAWATAN P

29

Anda mungkin juga menyukai