Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PAPER PANCASILA

“Nilai Perwujudan Demokrasi Pancasila Terhadap Maraknya Aksi


Demonstrasi” Dosen: EDHY SUDARSONO, S.H, S.E, M.M

NAMA : ARYAHIYYAH FARDELA FAMI


NIM : 2032500726

UNIVERSITAS BUDI LUHUR


ABSTRAK
Nilai Perwujudan Demokrasi Pancasila Terhadap Maraknya Aksi Demonstrasi
Oleh:
ARYAHIYYAH FARDELA FAMI (2032500726)

Paper ini membahas mengenai permasalahan di Indonesia yang selalu diluapkan


dengan aksi-aksi demo. Adanya aksi anarkis tersebut sesungguhnya bukan disebabkan oleh
sistem di Indonesia sendiri yang menggunakan sistem demokrasi. Namun lebih pada
kurangnya pemahaman masyarakat umum maupun khusus akan nilai-nilai yang terkandung
dalam demokrasi, yakni nilai Pancasila.
Sistem demokrasi Pancasila justru menjadi karakter asli masyarakat Indonesia, yakni
terserap dalam sikap gotong royong. Gotong royong merupakan natura dari bangsa Indonesia.
Dengan demikian, sistem demokrasi Pancasila didasari oleh sikap gotong royong. Maka dari
itu perlu menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat Indonesia bagaimana menghidupi nilai-
nilai Pancasila demi terwujudnya kehidupan politik yang damai dan bermufakat.

Kata kunci: Demokrasi, Pancasila, Gotong royong.


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara pasti memiliki bentuk pemerintahan yang dianggap cocok untuk
mengatur segala kehidupan politik di negaranya. Dengan begitu diharapkan seluruh
lapisan masyarakat maupun para petinggi negara mampu menjalin relasi yang baik demi
pengembangan negara. Kemerdekaan Indonesia telah menciptakan jembatan emas bagi
kemajuan Indonesia sendiri. Dalam kesempatan emas tersebut Indonesia diharuskan
menjadi negara yang mandiri, dalam arti Indonesia harus memiliki sistem pemerintahan
untuk membangun peradabannya sendiri. Dari situlah para pelopor kemerdekaan
mengusulkan sumbangan-sumbangan emasnya bagi negara yang baru belajar mandiri
tersebut.
Demokrasi dipilih sebagai sistem pemerintahan di Indonesia dengan berbagai proses
yang tentu tidak instan. Demokrasi ialah sistem pemerintahan yang diatur oleh rakyat,
dari rakyat dan untuk rakyat. Disini peran rakyat jusru sangat penting, pemimpin negara
hanya menjadi penyaring dan pemberi keputusan atas suara-suara rakyat. Namun tidak
semua keputusan diambil dari suara rakyat umum secara penuh, sebab terdapat para
wakil rakyat yang telah dipilih dan dipercaya oleh rakyat untuk menjadi wakil suara
mereka, yakni para DPR/DPRD dan MPR. Dengan begitu para wakil rakyat menjadi
wadah aspirasi masyarakat umum yang diharapkan mampu menjamin kesejahteraan
masyarakat umum.
Jauh dari harapan para pelopor proklamator, sistem demokrasi justru menjadi wadah
bagi masyarakat untuk meluapkan kebebasannya. Dengan sistem yang terbuka pada
suara rakyat tersebut, bukan berarti bahwa mereka dapat menggunakan suaranya dengan
begitu semena-mena. Dapat dilihat dimana saat ini begitu marak demo masa, baik oleh
masyarakat maupun mahasiswa yang ingin menyuarakan kehendak mereka. Ini juga
menjadi refleksi bagi negara kita, siapakah sebenarnya yang salah? Para demonstran
yang begitu mudahnya menyuarakan kehendak mereka dengan emosional lewat demo-
demo? Atau para petinggi negara yang memang sudah keterlaluan melakukan tindakan
yang mengecewakan bagi mereka? Atau negara kita yang salah memilih sistem
demokrasi yang justru menjadi belenggu bagi Indonesia sendiri? Hal ini akan saya bahas
lebih dalam bagaimana kinerja sistem pemerintahan di Indonesia yang telah “digodhok”
sedemikian rupa oleh pelopor kemerdekaan, kemudian akan saya kaitkan dengan teori di
perkuliahan Pancasila mengenai bentuk Negara Demokrasi.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa latar belakang/alasan masyarakat melakukan aksi demo?
2. Bagaimana sikap pemerintah terhadap banyaknya aksi demo?
3. Sistem Demokrasi yang seperti apa yang dimaksud para pelopor kemerdekaan?
4. Dimana peran Demokrasi Pancasila dalam memerintah masyarakatnya?
5. Bagaimana solusi untuk memperkecil maraknya aksi demo?

C. Tujuan Penulisan
Paper ini ditulis dengan tujuan ingin:
1. Mengetahui latar belakang/alasan masyarakat melakukan aksi demo.
2. Mengetahui sikap pemerintah sendiri terhadap banyaknya aksi demo.
3. Memahami sistem demokrasi yang dicetuskan oleh pelopor kemerdekaan.
4. Mendalami kembali peran Demokrasi Pancasila dalam memerintah masyarakat
Indonesia.
5. Menemukan solusi untuk memperkecil maraknya aksi demo.
PEMBAHASAN
Nilai Perwujudan Demokrasi Pancasila Terhadap Maraknya Aksi Demonstrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat dan
“Kratos” yang berarti kekuasaan. Dengan demikian Demokrasi dapat diartikan sebagai
kekuasaan/kedaulatan yang berasal dari rakyat. Menurut Plato, Demokrasi sendiri merupakan
bentuk negara yang kurang ideal karena sistem ini memuja kebebasan. Plato menegaskan
bahwa apabila warga negara memuja kebebasan, tidak ada pendidikan untuk virtue, tidak ada
harmoni, tidak ada kesejahteraan. Kebebasan yang dimaksus Plato ialah tanpa hukum. Bentuk
negara semacam ini dianggap kurang ideal sebab menimbulkan anarkisme rakyat. Dengan
kata lain, demokrasi memang sangat menerima partisipasi maupun usulan rakyat yang
membawa Indonesia pada masyarakat yang mandiri dan kritis. Namun di sisi lain demokrasi
memicu banyak partisipasi rakyat yang mengatas namakan kebebasan secara tidak
bertanggung jawab, seperti anarkeisme, provokasi, dll.
Sekarang mari kita amati begitu maraknya aksi demo di kota-kota besar, satu yang
menjadi pertanyaan saya, salah siapakah? Pertanyaan tersebut mungkin menjadi pertanyaan
juga bagi banyak orang. Banyak persepsi yang muncul, mungkin salah masyarakat sendiri
yang dengan semudahnya melakukan aksi-aksi anarkis tersebut, mungkin juga salah sistem
Demokrasi di Indonesia yang secara tidak langsung tertanam dalam karakter rakyat Indonesia
dimana masyarakat menjadi begitu bebas mengungkapkan aspirasinya, mungkin juga salah
para wakil rakyat yang sudah melupakan tanggung jawab mereka dan merugikan rakyat
umum. Kita tidak akan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, namun kita akan
mencari solusi bagaimana mengubah pola pikir masyarakat Indonesia dalam menghayati
Demokrasi.
Aksi demo terjadi marak di Indonesia tidak lain dikarenakan masyarakat yang merasa
kehilangan hak-hak nya terkait masalah tertentu, memang dalam hal ini para wakil rakyat
dinilai bersalah karena telah merusak kepercayaan masyarakat umum. Sesungguhnya
permasalahan sosial ini bukan semata-mata karena salah sistem demokrasinya. Jika Plato
menganggap bahwa sistem demokrasi dinilai kurang ideal, para pelopor kemerdekaan justru
telah menggodhok sistem pemerintahan tersebut sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia
sendiri, yakni berpegang pada Dasar Negara. Demokrasi Pancasila adalah sistem
pemerintahan yang bersumber pada suara rakyat dengan dilandasi pada semangat Pancasila.
Rakyat diminta untuk berpartisipasi dalam kemajuan negara, mereka diperkenankan
memberikan aspirasinya sekreatif mungkin, namun tetap berpegang pada nilai-nilai
Pancasila.
Demokrasi Pancasila merupakan natura bangsa Indonesia sendiri dalam berkedaulat.
Natura tersebut tidak lain ialah gotong royong. Dengan demikian, kebebasan manusia diatur.
Kebebasan tidak serta merta dimanfaatkan untuk melakukan aksi anarkis, namun tetap
berpedoman pada sikap gotong royong yang menjadi karakter masyarakat Indonesia. Begitu
juga dengan sikap para wakil rakyat. Mereka telah dipercaya untuk menjadi perwakilan
rakyat umum dan diharapkan mampu memahami serta memajukan kualitas rakyat umum.
Oleh karena itu mereka tidak akan berani melakukan kecerobohan atas dasar egoisitas jika
mereka mampu menghayati makna demokrasi Pancasila sendiri.
Dapat dibayangkan sekarang jika seluruh lapisan masyarakat mampu menghayati
makna demokrasi yang mana telah dicetuskan secara matang oleh para pahlawan proklamator
sendiri, maka damai dan sentosa lah yang ada dalam perjalanan kemajuan negara. Gotong
royong akan menjadi ciri khas masyarakat Indonesia yang selalu dipelihara.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem demokrasi di Indonesia tidak
memiliki kekurangan sebagaimana dinilai oleh Plato, justru demokrasi Pancasila di
Indonesia memiliki keistimewaan dari yang umum. Pancasila memiliki unsur dan nilai
yang begitu kaya, yang mana telah diperas menjadi nilai gotong royong yang hanya
dapat ditemui pada masyarakat Indonesia asli. Sekarang menjadi refleksi bagi rakyat
Indonesia, baik yang berada di kelas bawah maupun kelas atas, apakah sudah memahami
dan menghayati makna sistem demokrasi Pancasila? Inilah yang perlu menjadi perhatian
bagi bangsa ini. Supaya nilai-nilai Pancasila dapat sungguh-sungguh dihidupi demi
perkembangan negara.

B. Saran Penulis
Sistem demokrasi di Indonesia telah dirancang oleh para pahlawan kemerdekaan
dengan begitu matang dan tentu tidak instan, oleh karena itu kita sebagai penikmat dan
penerus kemerdekaan ini senantiasa menjaga keutuhan satu sama lain. Kepandaian dan
kreatifitas memang sangat dibutuhkan demi kemajuan bersama, namun tidak justru
menjadi pemecah belah. Segala permasalahan dapat diselesaikan dengan musyawarah
seperti halnya para proklamator dalam mempersiapkan kemerdekaan. Inilah saatnya kita
berpikir tidak hanya secara kritis, namun juga secara gotong royong. Supaya negara
Indonesia dapat menjaga karakter aslinya yakni gotong royong.
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.


Dewantara, A. (2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam
Kacamata Soekarno).
Dewantara, A. Bagaimana Indonesia Tanpa Adanya Pancasila.
Dewantara, A. NEGARA GOTONG ROYONG SEBAGAI SARI PATI PANCASILA.
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).

Anda mungkin juga menyukai