Anda di halaman 1dari 16

 Update

 Opinions
 Publikasi
 Buletin SmongNews
 Covid-19

 About
 People
 Research Clusters
 Publication
 Services
 Network
 Infrastructure
 Contact
Hasil Survei II: RISIKO INDIVIDU
TERHADAP VIRUS CORONA (COVID-19)
DI PROVINSI ACEH
April 1, 2020 ssd Berita, COVID-19, Kegiatan, Update 0

Latar Belakang

 Situasi Aceh pasca pemberlakuan social/physical distancing – untuk menghambat laju


penyebaran virus corona (Corona Virus Disease 2019/COVID-19) – dapat dikatakan belum pada
taraf yang aman meski masih terkendali hingga laporan ini disampaikan. Hal ini tercermin dari
bertambahnya Pasien dalam Pemantauan (PDP) menjadi 44 orang. Lima diantaranya dinyatakan
positif COVID-19 (data Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tanggal 31 Maret 2020).

Pada laporan survei I yang dilakukan oleh Tsunami and Disaster Mitigation Research Center
Universitas Syiah Kuala (TDMRC Unsyiah) (lihat tautan berikut:
http://tdmrc.unsyiah.ac.id/hasil-kajian-penerapan-socialphysical-distancing-antisipasi-covid-19-
di-aceh/), persentase responden yang belum menerapkan anjuran social/physical distancing
cukup besar. Masih banyak pula responden yang melakukan aktivitas di luar rumah untuk
keperluan tidak penting  (seperti ke warung kopi dan resepsi pernikahan). Kondisi tersebut tentu
bertolak belakang dengan upaya mencegah/menghambat laju penyebaran virus COVID-19.

Sebagai bagian dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Universitas Syiah Kuala, tim
Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) melakukan survei lanjutan guna
mengetahui tingkat risiko dan keterpaparan individu. Tim survei terdiri dari Rina Suryani Oktari,
M.Si (koordinator), Dr. Syamsidik, dan Prof. Dr. Khairul Munadi.

Tujuan utama survei II adalah untuk memotret gambaran tingkat risiko individu di Provinsi Aceh
terhadap bahaya virus Corona. Instrumen survei yang disebarluaskan sekaligus dimaksudkan
sebagai perangkat evaluasi/uji mandiri (self-assessment tool) bagi responden, untuk mengetahui
tingkat kerentanan dirinya terhadap bahaya virus corona.

Metode

 Survei ini dilaksanakan dengan menggunakan metode incidental sampling yang merupakan
bagian dari nonprobability sampling. Ini bermakna bahwa sampel yang diambil tidak diberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi populasi data yang menjadi target. Piranti Google
Forms digunakan untuk disebarkan ke masyarakat Aceh menggunakan beberapa media daring,
seperti:

 situs Satgas Covid-19 Unsyiah (http://covid19.unsyiah.ac.id/2020/03/26/ingin-tahu-


seberapa-berisiko-anda-terhadap-virus-corona/);
 situs Pemerintah Aceh (https://covid19.acehprov.go.id/halaman/tdmrc-unsyiah);
 Call Center Covid-19 di seluruh Kabupaten/ Kota;
 akun Twitter dan Facebook.

Survei dilaksanakan pada 26-31 Maret 2020,  mensasar populasi penduduk di Aceh. Kuesioner
dalam piranti survei disusun berupa 27 pertanyaan tertutup. Kuesioner terdiri dari tiga bagian.
Bagian pertama terkait identitas responden. Bagian kedua terkait kesediaan responden
memberikan izin datanya digunakan sebagai bagian penelitian. Dan bagian ketiga memuat
pertanyaan-pertanyaan yang menggali sikap, perilaku, dan aktivitas responden terkait dengan
kerentanan diri terhadap virus Corona. Pada bagian ketiga tersebut, kerentanan responden dinilai
menurut potensi tertularnya virus di luar rumah, di dalam rumah, dan aktivitas yang
meningkatkan imunitas diri dan kondisi fisiknya.

Secara keseluruhan, terdapat 5.005 responden yang mengisi formulir secara daring. Dari jumlah
tersebut, 4.624 responden menyetujui jawabannya menjadi sumber data untuk  analisis kajian ini.
Laporan ringkas berikut disusun berdasarkan jawaban dari 4.624 responden yang setuju tersebut.

Hasil

 Dari 4.624 responden yang menjawab hingga tanggal 29 Maret 2020, 54,5% merupakan
perempuan. Mayoritas responden memiliki tingkat Pendidikan Sarjana/S1 (sekitar 52%). Jenis
pekerjaan terbanyak kedua para responden adalah lulusan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah yaitu sekitar 30%. Gambar 1 menunjukkan distribusi responden menurut jenis kelamin.
Sedangkan Gambar 2 menunjukkan distribusi pendidikan terakhir para responden.

Gambar 1. Distribusi presentase


responden berdasarkan jenis kelamin (n = 4.624).
 

G
ambar 2. Distribusi responden menurut jenjang pendidikan terakhir.

Gambar 3. Distribusi responden menurut tempat Kabupaten/Kota domisili.

Mayoritas tempat tinggal para responden berada di Banda Aceh (sekitar 37%), Aceh Besar
(sekitar 16%) dan Aceh Barat (sekitar 6%). Selebihnya persentase para responden dari
Kabupaten/Kota lain, masing-masing kurang dari 6%. Perlu  diberi catatan bahwa berdasarkan
tempat domisili, distribusi jumlah responden tidak proporsional dengan jumlah populasi
penduduk setiap Kabupaten/Kota. Lebih lanjut, beberapa Kabupaten/Kota, seperti Aceh Jaya,
Aceh Singkil, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues, jumlah respondennya kurang dari 100 orang. Ini
berarti gambaran hasil tiap Kabupaten/Kota tidak dapat mewakili gambaran asal Kabupaten/Kota
tersebut. Ini merupakan salah satu ciri penelitian yang menerapkan incidental sampling. Gambar
3 memperlihatkan distribusi para responden menurut tempat domisilinya.

Pada Gambar 4, disajikan distribusi para responden menurut kelas umur. Mayoritas para
responden pada survei ini berusia kurang dari 26 tahun (sekitar 37%). Jumlah yang signifikan
juga ditunjukkan pada kelas usia antara 26 sampai 35 tahun (sekitar 30%). Hanya 1% saja dari
responden yang berusia di atas 55 tahun. Oleh karena itu, survei ini kurang dapat
menggambarkan kerentanan pada kelompok usia lanjut (kelompok umur paling berisiko terhadap
virus Corona).

Gambar 4. Distribusi umur para responden.

1. Gambaran Tingkat Risiko terhadap Bahaya Virus Corona


Secara umum, hasil studi memperlihatkan bahwa mayoritas responden di Provinsi Aceh
memiliki tingkat risiko sedang (49,99%) dan risiko rendah (49,71%) untuk terpapar virus
Corona. Sebanyak 0,35% responden berada di tingkat risiko tinggi. Dengan kata lain, sekitar
50% berisiko rendah, dan 50% dalam kelompok berisiko sedang dan tinggi. Hal ini cukup
mengkhawatirkan mengingat penyebaran virus corona (COVID-19) ini semakin cepat di
berbagai negara. Karena itu, perlu upaya serius untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam
menyelamatkan nyawa melalui langkah-langkah mitigasi yang agresif, baik oleh pemerintah
maupun masyarakat sendiri.

Grafik pada Gambar 5 memperlihatkan tingkat risiko para responden menurut jenis kelamin.
Dalam kelompok risiko rendah, lebih banyak responden perempuan daripada laki-laki.
Sedangkan dalam kelompok berisiko sedang dan tinggi, lebih banyak responden laki-laki
daripada responden perempuan.

Berdasarkan tingkat pendidikan, responden dengan pendidikan terakhir sampai SD merupakan


kelompok  yang memiliki persentase paling besar dengan risiko tinggi terhadap virus Corona 
(lihat Gambar 6).

Gambar 5. Tingkat risiko individu responden terhadap virus Corona berdasarkan jenis kelamin.

 
Gambar 6. Tingkat risiko para responden terhadap virus corona berdasarkan jenjang pendidikan
responden.

Gambar 5. Tingkat risiko para responden terhadap virus Corona berdasarkan usia.

Gambar 7 memperlihatkan distribusi tingkat risiko para responden terhadap virus corona
menurut kelas usia. Ini menjelaskan bahwa banyak responden yang berumur di bawah 26 tahun
dengan risiko sedang. Sedangkan untuk kelompok responden berusia di atas 55 tahun, persentase
yang memiliki risiko tinggi cukup menonjol dibandingkan kelas umur yang lain.
Selanjutnya, jika ditinjau menurut jenis pekerjaan, maka kelompok petani/buruh memiliki
persentase responden dengan risiko sedang yang dominan dibandingkan kelompok responden
lainnya. Hal ini dapat dijelaskan karena kelompok responden petani/buruh meluangkan waktu
yang cukup banyak di luar rumah (lihat Gambar 8).

Gambar 8.
Tingkat risiko individu responden terhadap virus Corona berdasarkan jenis pekerjaan.

Gambar 9 sampai Gambar 11 memperlihatkan distribusi jawaban para responden yang


mendukung upaya mengurangi risiko tertularnya virus corona. Warna merah pada gambar
tersebut memperlihatkan bahwa kurang dari 50% responden yang memberikan jawaban benar
untuk item pertanyaan tersebut.

2. Potensi Terpapar Virus Corona di Luar Rumah

Untuk mengkaji seberapa besar risiko masyarakat terpapar virus corona di luar rumah, beberapa
pertanyaan diajukan kepada responden. Diantara pertanyaan tersebut termasuk aktivitas di luar
rumah para responden, perilaku hidup bersih dan sehat, sikap memproteksi diri dengan menjaga
jarak, dan menggunakan masker.

Gambar 9 memperlihatkan distribusi jawaban responden yang melakukan upaya mengurangi


potensi tertular virus saat berada di luar rumah. Gambar tersebut memperlihatkan dua item
pertanyaan yang kurang dari 50%, yaitu pertanyaan tentang menyentuh uang yang telah
dipegang orang lain dan pertanyaan untuk tidak pergi ke luar rumah. Tidak menyentuh uang
tanpa sarung tangan saat ini sukar dilakukan mengingat kelangkaan sarung tangan di hampir
semua kota di Aceh. Selain itu, budaya transaksi non-tunai juga belum dipraktekkan secara
meluas di Aceh.

Jika dibandingkan dengan Survei I, persentase responden yang melakukan aktivitas di luar
rumah (saat Survei II ini dijalankan) telah mengalami penurunan. Pada Survei I, sekitar 94%
persen responden masih beraktivitas di luar rumah (dari 4.628 responden). Sedangkan pada
Survei II ini, jumlah responden yang masih beraktivitas di luar turun menjadi sekitar 76% dari
total 4.624 responden. Perlu dicatat bahwa saat survei kedua ini ditutup, Pemerintah Aceh telah
memutuskan penerapan jam malam sejak tanggal 29 Maret hingga 29 Mei 2020. Hal tersebut
diperkirakan mendorong orang untuk tetap tinggal di rumah dan tidak beraktivitas di luar.

 
Gambar 9.Distribusi jawaban responden yang mendukung upaya mengurangi potensi tertular di
luar rumah.

3. Potensi Terpapar Virus Corona di Dalam Rumah

Risiko terjadinya penularan virus corona di dalam rumah juga dikaji melalui beberapa
pertanyaan yang terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal lain yang juga dikaji pada bagian
pertanyaan ini adalah kebiasaan yang dilakukan para responden untuk membersihkan diri setelah
beraktivitas di luar rumah, seperti segera mandi, dan merendam baju/ pakaian bekas dipakai di
luar rumah.

Ga
mbar 10. Distribusi jawaban responden yang mendukung upaya mengurangi potensi tertular di
dalam rumah.

Gambar 10 memperlihatkan distribusi jawaban responden yang melakukan upaya mandiri untuk
menekan tingkat risiko tertular virus corona selama berada di lingkungan rumahnya sendiri.
Terdapat 3 item pertanyaan yang jawaban responden secara total kurang dari 50% yang
mempraktikkan tindakan positif, yaitu tindakan segera mandi setelah kembali ke rumah, tindakan
merendam pakaian bekas pakai di luar rumah ke dalam air panas/sabun, dan tindakan meletakkan
sabun/hand sanitizer di depan pintu masuk rumah dan menggunakannya sebelum memegang
gagang pintu rumah.

4. Daya Tahan Tubuh (Imunitas)

Dari aspek tinjauan aktivitas yang mendukung daya tahan diri/imunitas terhadap terjangkitnya
virus Corona, beberapa pertanyaan diajukan kepada responden, seperti kebiasaan olah raga,
minum vitamin dan istirahat cukup. Lebih jauh,  bagian pertanyaan ini juga mengkaji faktor
kerentanan yang dapat meningkatkan risiko tertular virus corona dari aspek fisik seperti usia > 60
tahun, tidak mempunyai penyakit kronik, tidak menjalani kemoterapi, dan tidak merokok.

 
Hasil survei menunjukkan terdapat 1 item pertanyaan, yang jawaban positif para responden tidak
mencapai 50%, yaitu terkait aktivitas berolah-raga. Mengingat anjuran tidak keluar rumah lebih
dominan, maka sulit bagi para responden untuk tetap berada di rumah sembari berolah raga.
Kendala yang dihadapi oleh para responden seperti keterbatasan ruang gerak, ketiadaan
alat/media olah raga turut menyumbang rendahnya para responden yang berolah raga (minimal
30 menit sehari) untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Gambar 11 memperlihatkan distribusi
jawaban para responden terkait kondisi fisik dan perilaku responden yang dapat mengurangi
risiko terhadap bahaya virus Corona.

Gambar 11. Distribusi jawaban responden yang mendukung upaya menjaga daya tahan tubuh
(imunitas).

Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal penting beserta rekomendasi
sebagai berikut:

1. Hasil survei menunjukkan bahwa secara umum, lebih dari 50% dari total 4624 responden
berada dalam kelompok dengan tingkat risiko sedang dan tinggi. Diperlukan upaya serius
dari pemerintah dan semua pihak untuk mengurangi tingkat risiko di masyarakat.

Rekomendasi:

Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah menahan diri untuk keluar rumah, tetap melakukan
physical distancing dengan menjaga jarak lebih dari 1 m jika harus bertemu dengan orang lain,
dan selalu mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer. Merujuk pada UU No. 6 Tahun 2018
tentang Karantina Kesehatan dan PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar dalam rangka percepatan Penanganan CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19),
Pemerintah Aceh perlu secara tegas melakukan pembatasan aktivitas sosial yang berskala besar,
khususnya pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum serta pembatasan kegiatan sosial-
keagamaan. Jika ada individu atau kelompok yang melanggarnya, maka dapat dikenai
sanksi/pidana sesuai kententuan hukum yang berlaku.

2. Masih cukup banyak para responden yang menghabiskan waktu atau beraktivitas di luar
rumah yaitu sekitar 76% dari total 4.624 responden. Lebih dari 90% responden juga
masih menyentuh benda/uang (yang juga disentuh orang lain) yang dapat menjadi media
penyebaran virus Corona. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat para ahli
menyebutkan bahwa virus Corona dapat ditularkan melalui permukaan, terutama yang
telah dipegang oleh orang yang terinfeksi.

Rekomendasi:

Pemerintah diharapkan menyediakan lebih banyak fasilitas wastafel umum di ruang publik,
sehingga masyarakat dapat membersihkan tangan dengan mudah. Hal ini sejalan dengan upaya
pencegahan penyebaran virus corona. Masyarakat diimbau agar selalu waspada untuk tidak
menyentuh mata, hidung atau mulut  setelah memegang benda/uang yang juga disentuh orang
lain. Sedapat mungkin juga mencuci tangan dengan sabun/ hand sanitizer.

3. Masih banyak responden yang belum melakukan upaya proteksi setelah beraktivitas di
luar rumah, seperti meletakkan sabun/ hand sanitizer di pintu masuk, segera mandi, dan
merendam baju/pakaian bekas dipakai di luar rumah. Hal ini berpotensi untuk
menularkan virus corona di dalam rumah.

Rekomendasi:

Masyarakat perlu dihimbau dan menyadari bahwa ketika keluar rumah tanpa proteksi diri yang
cukup, maka kemungkinan tertular akan menjadi besar dan potensi menularkan pada anggota
keluarga pun menjadi tinggi. Masyarakat perlu menjamin anggota keluarganya aman dari
serangan virus dengan senantiasa menjaga kebersihan diri, lingkungan serta menjaga tubuh tetap
sehat dengan imunitas yang kuat.

4. Dari segi karakteristik responden, laki-laki memiliki risiko tertular virus corona lebih
tinggi dibandingkan perempuan. Selain itu responden dengan umur kurang dari 26 tahun
dan lebih dari 55 tahun merupakan kelompok yang memiliki risiko tertular virus Corona
lebih tinggi dibandingkan kelompok umur yang lain. Hal ini disebabkan karena para
responden masih cukup banyak menghabiskan waktu di luar rumah (kelompok umur <26
tahun) dan juga kondisi fisik tubuh para responden (terutama yang berusia di atas 55
tahun).
Rekomendasi:

Untuk mencegah risiko tertular virus corona (Covid-19), masyarakat perlu terus diimbau untuk
mengurangi atau menghentikan sama sekali aktivitas di luar rumah yang tidak penting, seperti:
berkunjung ke rumah tetangga, menghadiri kenduri, dan kegiatan lain yang menghimpun lebih
dari 2 orang. Masyarakat juga perlu meningkatkan intensitas membersihkan tangan dengan
sabun/hand sanitizer pasca melakukan aktifitas sekurang-kurangnya 20 detik, dan selalu mandi
seketika setelah sampai di rumah jika berpergian. Untuk meningkatkan imunitas tubuh, perlu
secara konsisten meluangkan waktu 30 menit untuk berolahraga, berjemur di sinar matahari pagi
antara pukul 08.00-09.00 pagi, serta mengkonsumsi makanan bergizi dan meminum vitamin C
dan E setiap hari. Selanjutnya, merokok dapat meningkatkan risiko infeksi virus corona yang
memperparah komplikasi penyakit akibat Covid-19. Karena itu, kebiasaan merokok perlu
dihentikan agar fungsi paru-paru dapat terjaga.

Ucapan Terimakasih
Tim peneliti TDMRC Unsyiah mengucapkan terimakasih kepada seluruh responden yang telah
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Terimakasih juga disampaikan kepada Tim
Satgas Penanganan COVID-19 dan Pimpinan Unsyiah atas terlaksananya survei ini.

Informasi Kontak:

Info lebih lanjut dapat menghubungi:

Rina Suryani Oktari, M.Si  (okta@tdmrc.org /okta@unsyiah.ac.id)

Dr. Syamsidik. (syamsidik@tdmrc.org)

Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC)

Universitas Syiah Kuala

Jl. Prof. Dr. Ibrahim Hasan, Gampong Pie

Banda Aceh 23233

Website: http://tdmrc.unsyiah.ac.id

Satuan Tugas untuk Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19


Universitas Syiah Kuala

Website: http://covid19.unsyiah.ac.id

Catatan:

Laporan lengkap hasil kajian ini akan disajikan dalam bentuk manuskrip jurnal yang akan
diinformasikan saat diterbitkan. Pemutakhiran informasi terkait ini dapat ditelusuri pada
website TDMRC Unsyiah dan Satgas COVID-19 Unsyiah yang tertera di atas.

Previous article
Next article

Pusat Unggulan IPTEK

MITIGASI BENCANA TSUNAMI

RESEARCHS

PUBLICATIONS

REPORTS

ACTIVITIES

UPDATES

RESEARCH FOCUS

 Tsunami Hazard
 Hydrometeorological Hazard
 Geological Hazard
 Human Security
 Education and Management
 Technology Application
 Socio Economic of Disaster

LINKS

 KEMENRISTEKDIKTI

 SYIAH KUALA UNIVERSITY

 PUI-PT KEMENRISTEKDIKTI
 UNSYIAH LIBRARY

 MAGISTER ILMU KEBENCANAAN

 LPPM UNSYIAH

Open System Information


Disaster Risk Map Information System (DRMIS)

Aceh Tsunami Digital Repository (ATDR)

Buletin Riset SMONGnews

Journal

International Journal of Disaster Management (IJDM)

a research center of Syiah Kuala University.

supported by Pusat Unggulan IPTEK

Copyright tdmrc 2016. Powered by MH Themes

Anda mungkin juga menyukai