Anda di halaman 1dari 120

KARYA ILMIAH AKHIR

PENERAPAN ISOMETRIC HANDGRIP EXERCISE DAN SLOW DEEP


BREATHING DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RISIKO
PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA WADUNG ASRI WARU SIDOARJO

SITI QOMARIYAH, S.Kep


1120020097

DOSEN PEMBIMBING:
Erika Martining Wardani S.Kep., Ns., M.Ked Trop

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
KARYA ILMIAH AKHIR

PENERAPAN ISOMETRIC HANDGRIP EXERCISE DAN SLOW DEEP


BREATHING DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RISIKO
PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA WADUNG ASRI WARU SIDOARJO

SITI QOMARIYAH, S.Kep


1120020097

DOSEN PEMBIMBING:
Erika Martining Wardani S.Kep., Ns., M.Ked Trop
Setelah nama beri tanda koma

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021

i
KARYA ILMIAH AKHIR

PENERAPAN ISOMETRIC HANDGRIP EXERCISE DAN SLOW DEEP


BREATHING DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RISIKO PERFUSI
MIOKARD TIDAK EFEKTIF PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
DESA WADUNG ASRI WARU SIDOARJO

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Profesi Ners (Ns)

SITI QOMARIYAH, S.Kep


1120020097

DOSEN PEMBIMBING:
Erika Martining Wardani S.Kep., Ns., M.Ked Trop

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN


KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Siti Qomariyah, S.Kep

NIM : 1120020097

Tanda Tangan :

Tanggal :
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep


breathing dengan masalah keperawatan risiko perfusi miokard
tidak efektif pada penderita hipertensi di Desa Wadung Asri
Waru Sidoarjo
Penyusun : Siti Qomariyah, S.Kep
NIM : 1120020097
Pembimbing : Erika Martining Wardani, S.Kep.,Ns.,M.ked. Trop

Disetujui Oleh :

Pembimbing :
Erika Martining Wardani, S.Kep.,Ns.,M.ked. Trop: ..............................................
NPP. 15071018

Mengetahui
Ka. Prodi Profesi Ners

Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP. 0206713

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep breathing dengan masalah
keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif pada penderita hipertensi di Desa
Wadung Asri Waru Sidoarjo

KARYA ILMIAH AKHIR INI TELAH DISETUJUI

Pada Tanggal,

Oleh :

Pembimbing :

Erika Martining Wardani, S.Kep.,Ns.,M.ked Trop


NPP. 15071018

Mengetahui,
Ka. Prodi Profesi Ners

Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep NPP. 0206713

v
Karya Ilmiah Akhir ini telah diajukan oleh:
Nama : Siti Qomariyah, S.Kep
NIM : 1120020097
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep
breathing dengan masalah keperawatan risiko perfusi
miokard tidak efektif pada penderita hipertensi di Desa
Wadung Asri Waru Sidoarjo

Oleh Tim Penguji Program Studi : Profesi Ners


Pada Tanggal,

Tim Penguji, TTD

Ketua

1. Ketua Penguji
Erika Martining Wardani S.Kep., Ns., M.Ked Trop.............................................
NPP. 15071018
2. Penguji 1
Lono Wijayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.......................................................
NPP. 0408761
3. Penguji 2
Chilyatiz Zahroh, S.Kep.,Ns.,M.Kep....................................................
NPP. 110481

Mengetahui,
Ka. Prodi Profesi Ners

Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP. 0206713

vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, saya yang


bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Qomariyah


NIM : 1120020097
Program Studi : Profesi Ners
Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan J
enis Karya : Karya Ilmiah Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Penerapan Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing Dengan Masalah
Keperawatan Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Pada Penderita Hipertensi Di
Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Surabaya Pada Tanggal :


Yang menyatakan,

Siti Qomariyah, S.Kep


1120020097
vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah
Akhir ini dengan judul “Penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep
breathing dengan masalah keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif pada
penderita hipertensi di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo” sebagai persyaratan
Pendidikan Akademik untuk menyusun Karya Ilmiah Akhir dalam rangka
menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners di Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Erika Martining Wardani S.Kep., Ns., M.Ked Trop sebagai dosen
pembimbing yang dengan penuh perhatian mendampingi dan mengarahkan
penulis dalam menyusun Karya Ilmiah Akhir.
2. Nama penguji
3. Siti Nurjanah, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Profesi Ners.
4. Hj. Yanis Kartini, S.K.M, M.Kep., selaku Dekan Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan. Skrg bkn bu yanis dekannya
5. Prof. DR. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng., selaku Rektor Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya.
6. Kepada Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi
hingga terselesainya Karya Ilmiah Akhir ini.
7. Kepada teman-teman semua yang mendukung, membantu dan mendoakan
dalam penyelesaian Karya Ilmiah Akhir ini.
8. Kepada responden yang bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini.sebutkan ny/ tn siapa dan siapa kan responden hny 2 org
9. Nama, selaku Kepada Bapak Kepala Desa Wadung Asri yang bersedia
mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di Desa.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal dan
perbuatan yang telah di berikan dan penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah
Akhir ini belum sempurna, oleh karena itu saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan penulis demi perbaikan Karya Ilmiah Akhir ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Karya Ilmiah Akhir ini dapat bermanfaat
baik bagi penulis dan pihak yang membutuhkannya.

Surabaya, tgl dan bulan 2021


Penulis,

Siti Qomariyah, S. Kep


ABSTRAK

Hipertensi telah menjadi masalah kesehatan yang umum bagi keluarga.


Penyakit ini akan menyerang siapa saja terutama pada saat lansia, karena lansia
merupakan tahap akhir dari proses penuaan yang mengalami kemunduran baik
fisik, mental dan sosial. Penuaan menyebabkan perubahan degeneratif yang
rentan terhadap penyakit. Banyak lansia yang masih menghiraukan masalah
tersebut. Masalah disini lbh menjelaskan masalah kep nya Tujuan dari karya
ilmiah ini adalah menerapkan asuhan keperawatan gerontik pada Ny.M dan Ny.P
dengan masalah keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif menggunakan
penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep breathing. Mengetahui
efektifitas penerapan …….
Jenis penelitian karya ilmiah ini adalah kualitatif dengan pendekatan
kasus, subyek yang digunakan yaitu dua pasien tn/ny siapa dengan masalah
keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif. Lokasi penelitian di Wadung
Asri dilakukan 3 hari tindakan selama 1 minggu maksudnya? 3 hr atau seminggu?
Tindakan ini dilakukan brp lama? Instrumen pengumpulan data menggunakan
apa? Wawancara kah, observsi kah atau apa? menggunakan metode pengumpulan
data meliputi pengkajian, menetukan diagnosa apa? Medis? Atau kep?, membuat
intervensi, melaksanakan tindakan (implementasi), dan mengevaluasi.
Hasil studi kasus penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep
breathing dengan masalah keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif pada
Ny.M dan Ny.P penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan perfusi miokard
pada pasien 1/2 apakah di hari yg sama tjd peningkatan? yang ditandai dengan
dengan perubahan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.? Masa hny
tensi yg lain terkait perfusi miokard?
Penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep breathing efektif
dalam…… dapat digunakan oleh perawat dalam melakukan upaya preventif dan
kuratif pada pasien lansia yang mengalami ketidakefektifan risiko perfusi miokard
terhadap peningkatan tekanan darah sehingga lansia dapat meningkatkan
pemeliharaan kesehatan dan kualitas hidupnya. Saran bagi perawat apa?

Kata Kunci : Tekanan darah, isometric handgrip exercise dan, slow deep breathing,
Risiko perfusi miokard
ABSTRACT

Perbaiki sesuai saran di bhs indo


Hypertension has become a common health problem for families. This disease
will attack anyone, especially at the time of the elderly, because the elderly is the
final stage of the aging process that declines both physically, mentally and
socially. Aging causes degenerative changes that are prone to disease. Many
elderly people still ignore this problem. The purpose of this scientific work is to
apply gerontic nursing care to Mrs. M and Mrs. P with nursing problems at risk
of ineffective myocardial perfusion using the application of isometric handgrip
exercise and slow deep breathing.
This type of research is a qualitative research with a case approach, the subjects
used are two patients with nursing problems at risk of ineffective myocardial
perfusion. The research location in Wadung Asri was carried out 3 days of action
for 1 week using data collection methods including assessment, determining
diagnoses, making interventions, carrying out actions (implementation), and
evaluating.
The results of the case study of the application of isometric handgrip exercise and
slow deep breathing with nursing problems at the risk of ineffective myocardial
perfusion in Mrs. M and Mrs. P showed an increase in myocardial perfusion with
changes in blood pressure reduction in patients with hypertension.
The application of isometric handgrip exercise and slow deep breathing can be
used by nurses in carrying out preventive and curative efforts in elderly patients
who experience ineffective myocardial perfusion risk for increasing blood
pressure so that the elderly can improve health maintenance and quality of life.

Keywords: Blood pressure, isometric handgrip exercise and slow deep breathing,
Myocardial perfusion risk
DAFTAR ISI

Sampun Dalam...................................................................................................................i
Lembar Judul......................................................................................................................ii
Lembar Pernyataan Orisinalitas..........................................................................................iii
Lembar Persetujuan............................................................................................................iv
Lembar Pengesahan............................................................................................................v
Lembar Pernyataan Publikasi Karya Ilmiah Akhir............................................................vii
Kata Pengantar....................................................................................................................viii
Abstrakix
Abstrak x
Daftar Isi.............................................................................................................................xi
Daftar Tabel........................................................................................................................xiii
Daftar Lampiran.................................................................................................................xiv
Daftar Singkatan, simbol dan istilah..................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................5

Lengkap
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman

Lengkapi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Lampiran Halaman
Lampiran

Lengkapi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah disini lbh ke alasan saudara mengambil judul dg mk itu

knp?

Hipertensi telah menjadi masalah kesehatan yang umum bagi keluarga.

Namun hanya sebagian kecil penderita hipertensi yang mengontrol tekanan

darah dan menjalani pengobatan (Sihotang, 2020). Hipertensi atau tekanan

darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah

secara abnormal dan terus-menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan

darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan

sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal

(Majid, 2019). Hipertensi terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk

memompa darah demi terpenuhinya kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh yang

jika dibiarkan maka akan menganggu fungsi organ lain seperti jantung dan

ginjal. Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan

diastolik atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai

tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg

dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Majid, 2019).

Penyebab hipertensi saat ini secara pasti belum dapat diketahui, tetapi

gaya hidup berpengaruh besar terhadap kasus ini. Terdapat beberapa faktor

yang menjadi resiko terjadinya hipertensi, seperti usia, jenis kelamin, merokok,

dan gaya hidup kurang aktivitas yang dapat mempengaruhi ke obesitas


(Tirtasari & Kodim, 2019 dalam Hariawan, 2020). Kurangnya aktivitas fisik

meningkatkan resiko menderita hipertensi, hal itu terjadi karena proses

ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Orang yang

tidak aktif cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi

sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,

makin besar dan sering otot jantung memompa, maka makin besar tekanan

yang dibebankan pada arteri sehingga tekanan darah akan meningkat (Anggara

& Prayitno, 2013 dalam Karim, 2018). Keadaan tersebut dapat ditandai dengan

adanya kelelahan atau kelemahan fisik yang dialami oleh penderita hipertensi.

Respon abnormal dari tekanan darah terhadap ketidaknyamanan saaat

beradaptasi.

Prevelensi hipertensi menurut WHO (World Health Organization) pada

tahun 2018 prevelensi hipertensi di dunia sebesar 40% dan rata-rata dimulai

pada usia 25 tahun. Menurut (Riskesdas, 2018) menyatakan bahwa angka

hipertensi yg mengalami masalah kep prefusi itu brp di dunia, indo, jatim, sda

dan di tempat saudara akan melakukan penelitian? di Indonesia yang didapat

melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 36,3 persen, sedangkan

pravelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan umur untuk kelompok umur 45-

54 tahun sebesar 35,6 persen, kelompok umur 55-64 tahun sebesar 45,9 persen,

kelompok umur 65-74 tahun sebesar 57,6 persen, dan untuk kelompok umur 75

tahun keatas sebesar 63,8 persen. Pravelensi hipertensi di Jawa Timur yang

didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 8,01 persen. Dari

hasil wawancara kepada penderita hipertensi di dapatkan hasil 6 dari 8 orang di

RT 03 RW 03 Desa Wadung Asri Dalam yang mengalami hipertensi


disebabkan karena mereka kurang melakukan olahraga sehingga ketika mereka

melakakukan ativitas yang berat mereka akan sering mengalami gejala seperti

pusing dan mudah kelelahan.

Pencegahan utama hipertensi telah menjadi tantangan kesehatan

masyarakat global. Pedomaan penatalaksanaan hipertensi saat ini

merekomendasikan peningkatan aktivitas fisik sebagai sarana untuk mencegah

hipertensi (Wen, 2017 dalam Aziz, 2019). Aktivitas fisik dapat menjadi

upaya promotif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien dengan

hipertensi resisten (Araujo, 2018 dalam Aziz, 2019). Aktivitas fisik yang

dilakukan secara teratur dapat menyebabkan perubahan-perubahan misalnya

jantung akan bertambah kuat pada otot polosnya sehingga daya tampung besar

dan konstruksi atau denyutnya kuat dan teratur, selain itu elastisitas pembuluh

darah akan bertambah karena adanya relaksasi dan vasodilatasi sehingga

timbunan lemak akan berkurang dan meningkatkan kontraksi otot dinding

pembuluh darah tersebut (Karim, 2018 dalam Adam, 2019). Sebab

akibat/dampak apa? Shg sampai terjadi masalah kep

Upaya penatalaksanaan pasien penderita hipertensi dengan risiko

perfusi miokard tidak efektif dalam menanganinya yaitu melakukan penerapan

terapi non farmakologi yaitu sebutkan teraopi yg saudara gunakan apa disertai

jurnal (silahkan diringkas? standart asuhan keperawatan dengan melakukan

Terapi Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing. Terapi Isometric

Handgrip Exercise merupakan bentuk latihan statis yang terjadi bila otot

berkontraksi tanpa adanya perubahan pada panjang otot atau pergerakan sendi

yang terlihat. Latihan ini dapat dilakukan dimana saja, intensitas dari ringan ke
sedang, penggunaan alat relatif lebih murah dan waktu yang diperlukan relatig

lebih sedikit membuat latihan ini memiliki potensial untuk kepatuhan pada

klien cara penulisan literaturnya masa begini? (Carlson et al, 372 2018. Jurnal

Keperawatan Silampari (1) 2014). Latihan isometrik yang dikembangkan

sebagai salah satu terapi latihan untuk menurunkan tekanan darah adalah

dengan menggunakan handgrip. Handgrip merupakan alat yang biasa

digunakan untuk mengukur kekuatan genggaman tangan yang sangat penting

untuk setiap aktivitas sehari-hari dan olahraga. Latihan isometric handgrip

dapat menurunkan reaktivitas kardiovaskuler terhadap stressor psikofisiologis

pada orang dengan tekanan darah tinggi (Badrov,Harton, Millar, 2013).

Selain latihan isometric handgrip excersice terapi non farmakologis

yang bisa dilakukan pada penderita hipertensi adalah dengan slow deep

breathing exercise. Latihan pernafasan dalam dan lambat (slow deep breathing)

merupakan terapi modalitas non farmakologis yang dapat memicu terjadinya

peningkatan sensitivitas dan mengurangu aktivitas simpastis dan aktivasi

chemoreflex, yang menunjukkan efek berpotensi menguntungkan dalam

hipertensi.

Menurut Amandeep (2015) latihan slow deep breathing memiliki efek

yang sangat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan kecemasan

melalui slow deep breathing pada penderita hipertensi didapatkan hasil

penurunan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik, sistolik sebesar 18,78

mmHg dan diastolik 8,89 mmHg. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

slow deep breathing merupakan salah satu intervensi keperawatan yang bisa

dilakukan secara mandiri serta dapat dilakukan secara mandiri serta dapat
mempengaruhi terjadinya penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Latihan slow deep breathing dapat memberikan stimulasi pada saraf otonom

serta memberi efek pada respon saraf simpatis yang memicu terjadinya

pelepasan neurotransmiter epinefrin dan noreprinefrin serta saraf parasimpatis

yang melepaskan neurotransmiter asetilkolin. Respon saraf simpatis dan saraf

parasimpatis berbanding terbalik saat melakukan latihan slow deep breathing,

dimana saraf simpatis akan menignkatkan aktivitas tubuh sedangkan saraf

parasimpatis menurunkan aktivitas tubuh (Pal, Velkumary, & Madanmohan,

2004; Tarwoto, 2011).

Terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi salah satunya ialah dengan

meningkatkan aktivitas fisik pasien dan dengan latihan pernapasan. Pada

penelitian ini aktivitas fisik yang bisa diberikan kepada pasien dengan

hipertensi adalah isometric handgrip exercise, sedangkan latihan pernapasan

diberikan intervensi slow deep breathing exercise. Meskipun kedua intervensi

ini sudah pernah dilakukan akan tetapi penerapannya di Indonesia masih jarang

dan intervensi yang diberikan hanya fokus pada satu intervensi saja,

khususnya di provinsi Jawa Timur belum ada penelitian yang sama

sebelumnya yaitu melihat perbedaan isometric handgrip exercise dan slow

deep breathing exercise terhadap perubahan tekanan darah penderita

hipertensi.

Berdasarkan uraian data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Isometric Handgrip Exercise Dan Slow

Deep Breathing Dengan Masalah Keperawatan Risiko Perfusi Miokard Tidak


Efektif Pada Penderita Hipertensi Di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan

Terapi Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing Dengan Masalah

Keperawatan Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Pada Anggota Keluarga Yang

Mengalami Hipertensi Di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo”?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui Penerapan terapi isometric handgrip exercise dan slow deep

breathing untuk menurunkan tekanan darah pada anggota keluarga yang

mengalami Hipertensi Dengan Masalah Keperawatan risiko perfusi miokard

tidak efektif di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan

risiko perfusi miokard tidak efektif pada Ny.M dan Ny.P di Desa Wadung

Asri Waru Sidoarjo.

b. Melakukan perencanaan keperawatan dengan masalah keperawatan risiko

perfusi miokard tidak efektif pada Ny.M dan Ny.P di Desa Wadung Asri

Waru Sidoarjo.

c. Mengimplementasikan terapi isometric handgrip exercise dan slow deep

breathing dengan masalah keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif

pada Ny.M dan Ny.P di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo.

d. Mengevaluasi terapi isometric handgrip exercise dan slow deep breathing

dengan masalah keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif pada


Ny.M dan Ny.P di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo.

e. Mengambarkan rencana tindak lanjut asuhan keperawatan medikal

bedah.

1. Menganalisis masalah kesehatan penderita ….. di …….

2. Menganalisis masalah keperawatan …….pada pasien ………di ……….

3. Menganalisis asuhan keperawatan kepada pasien kelolaan, dengan masalah

keperawatan ….pada pasien ………di ……….

4. Menganalisis penerapan Evidenced Based in Nursing mengenai sebutkan terapi yg

saudara lakukan……. pada pasien ……dengan masalah keperawatan ……….. di ……

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Pendidikan

Karya Ilmiah ini dapat menjadi data dasar dan kelengkapan literatur

bagi perkembangan pada institusi pendidikan keperawatan khususnya

manfaat dalam penerapan terapi isometric handgrip exercise dan slow deep

breathing dengan masalah keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif

pada anggota keluarga yang mengalami hipertensi di Desa Wadung Asri

Waru Sidoarjo.

b. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Karya Ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi untuk

menciptakan mutu pelayanan kesehatan yang lebih profesional dengan

pengetahuan perawat yang tinggi dalam penerapan terapi isometric


handgrip exercise dan slow deep breathing dengan masalah keperawatan

risiko perfusi miokard tidak efektif pada anggota keluarga yang mengalami

hipertensi di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo.

2. Manfaat Praktis

Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi

anggota keluarga agar lebih mandiri dalam melakukan pencegahan terhadap

penyakit hipertensi, serta dapat menjadikan masukan bagi pelayanan

kesehatan khususnya perawat keluarga dalam menjalankan peran dan

fungsinya sebagai educator dan konselor bagi anggota keluarga dalam

memberikan asuhan keperawatan mulai dari tindakan promotif dan

preventif.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

LITERATUR YG DIGUNAKAN 10 TAHUN TERAKHIR JIKA SKRG

TAHUN 2021 MAKA BUKU YG DIGUNAKAN MIN TAHUN 2011 CEK

KEMBALI PERHALAMAN

A. Konsep Dasar

1. Konsep Hipertensi

a. Definisi Hipertensi

Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan

darah secara abnormal dan terus-menerus pada beberapa kali

pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor

risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal (Majid, 2019).

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan

meningkatnya resiko hipertensi, gagal jantung, serangan jantung dan

kerusakan (Adib, 2013).


b. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi berdasarkan etiologi menurut Majid (2019).

a. Hipertensi esensial (primer)

Sembilan puluh persen penderita hipertensi mengalami hipertensi

esensial (primer). Penyebabnya secara pasti belum diketahui.

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi

ensensial, yaitu faktor genetik, stres dan psikologis, faktor

lingkungan, dan diet (peningkatan pengunaan garam dan

berkurangnya asupan kalium atau kalsium).

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder lebih mudah dikendalikan dengan penggunaan

obat- obatan. Penyebab hipertensi sekunder diantaranya adalah

berupa kelainan ginjal, seperti: obesitas, retensi insulin,

hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan, seperti konstrasepsi

oral dan kortikosteroid.

Klasifikasi berdarakan derajat hipertensi menurut Majid (2019).

a. Klasifikasi derajat hipertensi berdasarkan JNC-8 Tabel 2.1

Klasifikasi Hipertensi

Derajat Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 Dan < 80
Pre-hipertensi 120-139 Atau 80- 89
Hipertensi derajat I 140- 159 Atau 90- 99
Hipertensi derajat II ≥160 Atau ≥100
Sumber : (Bell, dkk., 2015)

b. Klasifikasi menurut ESH dan ESC

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan European Society of


Hipertension (ESH) dan European Society of Cardiology (ESC)

Kategori Tekanan Sistolik Tekanan


(mmHg) Diastolik
Optimal <120 Dan <80
Normal 120-129 dan/atau 80-84
Normal tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi derajat I 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi derajat II 160-179 dan/atau 100-109
Hipertensi derajat III ≥180 dan/atau ≥110
Hipertensi Sistolik ≥140 dan <90
terisolasi
(Sumber : ESH & ESC, 2013)

c. Etiologi Hipertensi

Hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekucup,

dan total periferal resistance (TPR). Peningkatan kecepatan denyut jantung

dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus

SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik

sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Akan tetapi, peningkatan

denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekucup,

sehingga tidak menimbulkan hipertensi (Majid, 2019).

Peningkatan volume sekucup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila

terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan akibat

gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam

yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau oldesteron maupun

penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan

garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan


peningkatan volume diastolik akhir, sehingga terjadi peningkatan volume

sekucup dan tekanan darah. Peningkatan preload biasanya berkaitan

dengan peningkatan sistolik (Majid, 2019).

Peningkatan TPR yang berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan

rangsangan saraf atau hormon pada arteriol atau responsivitas yang

berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut

akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan TPR,

jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian

menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melintasi

pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebabkan peningkatan dalam

afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan

diastolik (Majid, 2019).

Jika peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin

mulai mengalami hipertrofi (membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan

ventrikel akan oksigen semakin meningkat, sehingga ventrikel harus

mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, saraf-saraf otot juga mulai tegang

melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya akan menyebabkan

penurunan kontraktilitas dan volume sekucup (Majid, 2019).

d. Patofisiologi Hipertensi

Patofisiologi hipertensi belum diketahui. Sejumlah kecil klien

antara 2-5% memiliki penyakit dasar ginjal atau adrenal yang

menyebabkan peningkatan tekanan darah. Namun, masih belum ada

penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi. Kondisi inilah yang disebut


sebagai “hipertensi esensial”. Sejumlah mekanisme fisiologis terlihat

dalam pengaturan tekanan darah normal, yang kemudian dapat turut

berperan dalam terjadinya hipertensi esensial (Majid, 2019). Penyebab

hipertensi primer tidak diketahui, meskipun telah banyak penyebab

yang dapat diidentifikasi. Penyebab ini memungkinkan banyak faktor,

termasuk :

a. Arterosklerosis

b. Meningkatnya pemasukan sodium

c. Baroreseptor

d. Renin secretion

e. Renal exoretion dari sodium dan air

f. Faktor genetik dan lingkungan

Peningkatan cairan dan peningkatan resistensi periferal merupakan

dua dasar mekanisme penyebab hipertensi. Banyak yang menduga bahwa

hipertensi memberatkan pembentukan plaque. Pihak lain menemukan

bahwa plaque berisi arteri yang menyebabkan tekanan darah meningkat.

Peranan ahli gizi dalam pemasukan sodium dan hipertensi juga

kontroversial. Studi empiris menyatakan terdapat hubungan antara

tingginya sodium pada individu yang berdampak pada tingginya tekanan

darah. Sebaliknya, turunnya tekanan darah diikuti dengan pengurangan

sodium dalam diet (Majid, 2019).

Beroreseptor (proses reseptor) mengontrol peregangan dinding

arteri dengan menghalangi pusat vasokonstriksi medula. Ketidakcocokan

sekresi renin juga meningkatkan perlawanan periferal. Iskemia arteri


ginjal menyebabkan pembebasan dari renin, precusor dari angiostensen

II. Precusor ini menyebabkan kontriksi arteri dan meningkatnya tekanan

darah, kelanjutan dari kontriksi pembuluh-pembuluh darah yang

menyongkong terjadinya vascular sclerosis dan merugikan pembuluh

darah. Di sini, terdapat penebalan intra-arteriolar dan penempatan

kembali dari kelembutan otot dan garis jaringan elastik dengan jaringan

fibriotik. Peredaran dan nekrosis (kematian jaringan), selanjutnya

merusak pembuluh darah dan menggagalkan meningkatnya perlawanan

vaskular (Majid, 2019).

e. Manifestasi Klinis Hipertensi

Menurut (Haryono dan Setyaningsih, 2013), beberapa resiko yang

mempengaruhi hipertensi adalah:

a. Jenis Kelamin

Faktor yang tidak dapat dikendalikan. Hipertensi lebih banyak terjadi

pada pria yang bila terjadi pada usia dewasa muda, namun lebih banyak

menyerang wanita setelah usia 55 tahun, sekitar 60% penderita

hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan

hormon setelah menopause (Haryono dan Setyaningsih, 2013).

b. Umur

Faktor yang tidak dapat dikendalikan. Semakin tua umur seseorang

maka semakin tinggi tekanan darahnya. Sejalan dengan bertambahnya

usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah.

c. Genetik
Faktor ysng tidak dapat dikendalikan. Adanya genetic dari keluarga

tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai resiko dua kali

lebih besar untuk menderita hipertensi. Individu dengan orang tua

hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita

hipertensi dari pada orang yang tidak memiliki keluarga dengan riwayat

hipertensi.

d. Obesitas atau kegemukan

Factor yang dapat dikendalikan. Resiko relative untuk menderita

hipertensi pada orang kegemukan lima kali lebih tinggi dibandingkan

dengan seseorang yang berat badannya normal.

e. Kurang olahraga

Factor yang dapat dikendalikan. Kurangnya aktivitas fisik menaikkan

resiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya resiko untuk menjadi

gemuk. Orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung

lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada

setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus memompa

semakin besar pula kekuatan yang mendesak arteri.

f. Kebiasaan merokok

Factor yang dapat dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan

tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung, dan stroke.

g. Mengonsumsi garam berlebih

Factor yang dapat dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan

darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita


diabetes, hipertensi, usia lanjut, dan orang yang berkulit hitam.

h. Kolesterol

Factor yang dapat dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam

darah, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh

darah. Hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan

akibatnya tekanan darah akan meningkat.

i. Mengkonsumsi alcohol

Factor yang dapat dikendalikan. Banyak penelitian membuktikan bahwa

alcohol dapat merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk

pembuluh darah. Kebiasaan minum alcohol berlebihan termasuk salah

satu factor resiko hipertensi

j. Konsumsi kafein

Factor yang dapat dikendalikan. Kafein yang terdapat di kopi, the,

maupun minuman coba bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Factor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi

mengandung 75-200 mg kafein, dimana dalam satu cangkir kopi

tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg.

k. Stress

Hubungan stress dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf dapat

menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress

berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.

f. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

Menurut (Sa’diyah, 2018), beberapa pemeriksaan penungjang

pendukung masalah hipertensi adalah:


1). Hemoglobin: ntuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume

cairan.

2). BUN dan Creatinin: memberikan informasi tentang fungsi ginjal

3). Glukosa: mengkaji hiperglikemia yang diakibatkan oleh

peningkatan kadar katekolamin (meningkatnya hipertensi).

4). Kalium serum: peningkatan kadar kalsium dapat menyebabkan

hipertensi.

5). Kalium serum: hipokalemi dapat mengindikasi adanya aldonsentron

utama atau menjadi efek samping diuretik.

6). Kolesterol dan triselda serum: peningkatan kadar dapat

mengindikasi pencentus untuk pembentukan plak ateromatosa (efek

kardiovaskuler).

7). EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit hipertensi.

8). Foto Thorax: menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,

pembesaran jantung.

g. Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas

dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan

dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90

mmHg (Nuratif, 2015).

Prinsip penatalaksanaan penyakit hipertensi meliputi : a.Terapi tanpa

Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi


ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.

Terapi tanpa obat ini meliputi :

1) Diet, yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

a) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

b) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

2) Penurunan berat badan

3) Penurunan asupan etanol

4) Menghentikan merokok

5) Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang

dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang

mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan

dinamis seperti jalan kaki, lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-

lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60- 80% dari kapasitas

aerobik atau 72- 87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona

latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20–25 menit berada dalam

zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali perminggu dan paling

baik 5 kali perminggu.

6) Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

a) Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk

menunjukkan pada subyek tanda- tanda mengenai keadaan tubuh

yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan


biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik

seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis

seperti kecemasan dan ketegangan.

b) Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk

mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih

penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh

menjadi rileks Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan). Tujuan

pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan

pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga

pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi

lebih lanjut.

b. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan

darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat

hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi

umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.

Pengobatannya meliputi :

1) Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE

inhibitor

2) Step 2

Alternatif yang bisa diberikan :


a) Dosis obat pertama dinaikkan

b) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

c) Ditambah obat ke–2 jenis lain, dapat berupa diuretika, beta

blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,

vasodilator.

3) Step 3

Alternatif yang bisa ditempuh

a) Obat ke-2 diganti

b) Ditambah obat ke-3 jenis lain

4) Step 4

Alternatif pemberian obatnya

a) Ditambah obat ke-3 dan ke-4

b) Re-evaluasi dan konsultasi

c) Follow Up untuk mempertahankan terapi

h. Komplikasi Hipertensi

Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan komplikasi pada

organ-organ tubuh yaitu sebagai berikut :

a. Komplikasi pada otak (Stroke).

Aliran darah di arteri terganggu dengan mekanisme yang mirip

dengan gangguan aliran darah di arteri koroner saat serangan jantung

atau angina. Apabila otak kekurangan oksigen dan nutrisi akibat

pembuluh darah di otak tersumbat, maka akan mengakibatkan

terjadinya stroke.

b. Komplikasi pada Mata.


Hipertensi dapat mempersempit dan menyumbat arteri dimata,

sehingga menyebabkan kerusakkan pada retina. Keadan ini disebut

penyakit vaskuler retina. Jika berkepanjangan dapat menyebabkan

retinopati dan berdampak kebutaan.

c. Komplikasi pada Jantung.

Suatu keadaan dimana secara progresif jantung tidak dapat

memompa darah keseluruh tubuh secara efisien. Jika fungsi semakin

memburuk, maka akan timbul tekanan balik dalam system sirkulasi

yang menyebabkan kebocoran dari kapiler terkecil paru. Hal ini

akan menimbulkan sesak napas dan menimbulkan pembengakkan di

kaki dan pergelangan kaki.

d. Komplikasi pada Ginjal.

Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal mengkerut

(vasokontriksi) sehingga aliran nutrisi ke ginjal terganggu dan

menyebabkan kerusakan sel-sel ginjal yang pada akhirnya terjadi

gangguan fungsi ginjal. Apabila tidak segera ditangani dapat

menyebabkan gagal ginjal kronik atau bahkan gagal ginjal terminal

(Nuratif, 2015).
i. WOC Hipertensi jelaskan secara detail hingga muncul masalah kep

B1-B6

WOC

Hipertensi Esensial Hipertensi Sekunder

Hipertensi

Kerusakan veskuler pembuluh darah

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi pada pembuluh darah sistemik

Peningkatan afterloud

Risiko perfusi miokard tidak efektif

Pengobatan farmakologis Pengobatan Non-Farmakologis

1. Diet
2. Penurunan Berat Badan
3. Penurunan asupan etanol
4. Menghentikan merokok
5. Latihan fisik (Isometric
Handgrip Execise)
6. Edukasi psikologis (Teknik
relaksasi: Slow Deep Breathing
Obat-obatan

2. Konsep Isometric Handgrip Exercise

a. Definisi

Latihan isometrik merupakan bentuk latihan static yang terjadi bila otot

berkontraksi tanpa adanya perubahan pada panjang otot berkontraksi

tanpa adanya perubahan pada panjang otot atau opergerakan sendi yang
terlihat. Terdapat 2 jenis latihan isometrik yaitu: muscle setting exercise

dan latihan isometrik dengan tahanan. Muscle setting exercise

merupakan latihan isometrik intensitas rendah dengan sedikit sedikit

atau tanpa tahanan sedangkan latihan isometrik dengan tahanan

digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot bila terdaoat nyeri gerak

sendi (Basuki, 2008).

b. Manfaat

Latihan isometrik selain terbukti menurunkan tekanan darah, latihan ini

juga bermanfaat untuk mencegah atrofi otot, membangun volume otot,

meningkatkan stabilitas otot, meningkatkan stabilitas sendi, serta

mengurangi edema. Latihan dengan menggunakan handgrip memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dengan menggunakan handgrip

yakni jauh lebih sederhana, tidak membutuhkan fasilitas atau ruangan

yang banyak untuk melakukan latihan, tidak memakan waktu yang

banyak dan tidak terpengaruh oleh cuaca karena dapat dilakukan di

dalam ruangan. Kelemahannya lebih berfokus pada alat yang hanya

digunakan satu orang pada satu waktu (Owen et al., 2010).

c. Langkah-langkah

Langkah-langkah dalam melakukan isometric handgrip exercise

menurut Mortiner & McKunw (2011) antara lain:

1). Dalam keadaan duduk, melakukan kontraksi isometric (memegang

handgrip) dengan satu tangan selama 45 detik.


2). Kemudian membuka genggaman dari istirahat selama 15 detik.

3). Kembali melakukan kontraksi isometric (menggunakan handgrip)

dengan tangan yang lain selama 45 detik. (prosedur diulang,

sehingga masing-masing tangan mendapatkan 2 kali kontruksi,

jumlah total durasi selama latihan sebanyak 180 detik atau 3

menit).

4). Pada saat melakukan genggaman disertai dengan latihan mengambil

dan menghembuskan nafas secara teratur.

3. Konsep Slow Deep Breathing

a. Definisi

Slow Deep Breathing adalah teknik yang tepat dalam melakukan

relaksasi yang dilakukan dengan mengatur nafas yang memberikan efek

untuk merileksasikan dengan aturan nafas yang teratur, nafas secara

dalam dan lambat (Martini 2006 dalam Tarigan et al.2020). latihan slow

deep breathing adalah tindakan yang dilakukan secara sadar untuk

mengatur pernafasan secara lambat dan dalam sehingga menimbulkan

relaksasi. Relaksasi dapat diaplikasikan sebagai terapi non farmakologis

untuk mengatasi stress, hipertensi, ketegangan otot, nyeri dan gangguan

pernafasan (Tarwontot, 2012).

Slow Deep Breathing adalah metode bernafas yang frekuensi

nafasnya kurang atau sama dengan 10 kali permenit dengan fase

ekshalasi yang panjang (Breathesy, 2006 dalam Sumartini & Miranti

2019). Pada saat relaksasi terjadi perpanjangan serabut otot,

menurunnya pengiriman impuls saraf ke otak, menurunnya aktivitas


otak, dan fungsi tubuh yang lain, karateristik dari respon relaksasi

dutandai oleh menunrunnya denyut nadi, jumlah pernafasan dan

penurunan tekanan darah (Potter & Perry, 2006 dalam Sumartini &

Miranti 2019).

Slow Deep Breathing berpengaruh terhadap modulasi sistem

kardiovaskuler yang akan meningkatkan flaktuasi dari interval

frekuensi pernafasan dan berdampak pada peningkatan efektivitas

barorefleks serta dapat berkontribusi terhadap penurunan tekanan darah

(Sepdianto et al, 2010 dalam Sumartini & Miranti 2019).

b. Manfaat

1). Menurunkan tekanan darah

Slow Deep Breathing memberi manfaat bagi hemodinamik tubuh.

Slow deep breathing memiliki efek peningkatan fluktuasi dari

interval frekuensi pernafasan yang berdampak pada penurunan

aktivitas barorefleks dan dapat mempengaruhi tekanan darah

(Sepdianto et al., 2010 dalam Sumartini & Miranti, 2019). Slow deep

breathing juga meningkatkan central inhibir=tori rhytmus sehingga

menurunkan aktivitas saraf simpatis yang akan menyebabkan

penurunan tekanan darah pada saat barorefleks diaktivasi. Slow deep

breathing dapat mempengaruhi peningkatan volume sehingga

mengaktifkan hearing-breure-reflex yang berdampak pada

penurunan aktivitas kemorefleks, peningkatan sensitivitas

barorefleks, menurunkan aktivitas saraf simpatis, dan menurunkan

tekanan darah. Slow deep breathing dapat meningkatkan aktivtas


saraf simpatis dan meningkatkan suhu kulit perifer sehingga

mempengaruhi penurunan frekuensi denyut jantung, frekuensi nafas

dan aktivitas elektromiografi (Kaushik et al, 2006)

2). Menurunkan kadar glukosa darah

Slow deep breathing memiliki manfaat sebagai penurunan kadar gula

darah pada penderita diabetes melitus. Menurut (Tarwoto, 2012)

menyatakan slow deep breathing memberi pengaruh terhadap kerja

saraf otonom dengan mengeluarkan neurotransmitter endorphin.

Neurotransmitter endorphin menyebabkan penurunan aktivtias saraf

simpatis, peningkatan sarar parasimpatis, peningkatan relaksasi

tubuh dan menurunkan metabolisme. Hal tersebut menyebabkan

kebutuhan tubuh terhadap insulin akan menurun.

3). Menurunkan nyeri

Slow deep breathinf menyebabkan penurunan aktivtias saraf

simpatis, peningkatan relaksasi tubuh, dan menurunkan aktivitas

metabolisme. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan otak dan

konsumsi otak akan oksigen berkurang sehingga menurunkan respon

nyeri tubuh.

4). Menurunkan tingkat kecemasan

Slow deep breathing merupakan salah satu metode untuk membuat

tubuh lebih relaksasi dan menurunkan kecemasan. Relaksasi akan

memicu penurunan hormone stress yang akan dapat mempengaruhi

tingkat kecemasan (Andarmoyo, 2013). (Sepdianto et al., 2010)

melakukan penelitian dan didapatkan hasil bahwa slow deep


breathing dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada penderita

hipertensi.

c. Langkah-langkah

Langkah-langkah melakukan latihan slow deep breathing sebagai

berikut:

1). Atur posisi dengan posisi duduk atau berbaring

2). Kedua tangan pasien diletakkan diatas perut.

3). Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melakui

hidung

4). Tahan napas selama tiga detik rasakan perut mengembang saat

menarik napas.

5). Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan nafas

secara perlahan selama enam detik, rasakan perut bergerak ke

bawah.

6). Ulangi langkah 1 sampai 5 selama 15 menit, selingi istirahat singkat

setiap 5 kali

7). Latihan slow deep breathing dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi

dan sore hari.

4. Konsep Keperawatan Gerontik BUAT APA? BIDANG KEILMUAN

SAYA JUGA KMB BUKAN GERONTIK

a. Definisi Keperawatan Gerontik

Keperawatan gerontic adalah suatu bentuk pelayanan professional yang

didasarkan pada ilmu dan kiat/Teknik keperawatan yang bersifat

komprehensif terdiri dari bio-psiko-sosial-spiritual yang holistic,


ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (UU RI No.38 tahun

2014). Pengertian lain dari keperawatan gerontic adalah praktek

keperawatan yang berkaitan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

disimpulkan keperawatan gerontic adalah suatu bentuk praktek

keperawatan professional yang ditujukan pada lansia baik sehat maupun

sakit yang bersifat komprehensif terdiri dari pengkajian, diagnosis

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

b. Fokus Keperawatan Gerontik

1). Peningkatan Kesehatan (health promotion) upaya yang dilakukan

adalah memelihara Kesehatan dan dan mengoptimalkan kondisi

lansia dengan menjaga perilaku yang sehat. Contohnya adalah

memberikan Pendidikan Kesehatan tentang gizi seimbang pada

lansia, perilaku hidup bersih dan sehat serta manfaat olahraga.

2). Pencegahan penyakit (preventif) upaya umtuk menjaga terjadinya

penyakit karena proses penuaan dengan melakukan pemeriksaan

secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin terjadinya

penyakit, contohnya adalah pemeriksaan tekanan darah, gula darah,

kolesterol secara berkala, menjaga pola makan, contohnya makan 3

kali sehari dengan jarak 6 jam, jumlah porsi makanan tidak terlalu

banyak mengandung karbohidrat (nasi, jagung, ubi) dan mengatur

aktifitas dan istirahat, misalnya tidur selama 6-8 jam/24 jam.

3). Mengoptimalkan fungsi mental. Upaya yang dilakukan dengan

bimbingan rohani, diberikan ceramah agama, sholat berjamaah, dan


melakukan terapi aktivitas kelompok, misalnya mendengarkan

music bersama lansia dan menebak judul lagunya.

4). Mengatasi gangguan penglihatan kesehatan yang umum.

Melakukan upaya Kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan

pada penyakit yang diderita lansia, terutama lansia yang memiliki

resiko tinggi terhadap penyakit, misalnya pada saat kegiatan

Posyandu Lansia.

c. Fungsi Keperawatan Gerontik

1). Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan

produktif.

2). Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal

mungkin.

3). Membantu mempertahankan dan meingkatkan semangat hidup

lansia (Life Support).

4). Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit

(kronis atau akut).

5). Memelihara kemandirian lansia yang skait seoptimal mungkin.

d. Fungsi Perawat Gerontik

Menurut Eliopoulus (2005), fungsi perawat adalah:

1). Guide Persons of all ages toward a healthy aging procces

(membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tia

yang sehat).

2). Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua).

3). Respect the tight of older adults and ensure other do the same
(menghormati hak orang dewasa yang lebih tua dan memastikan

yang lain melakukan hal yang sama).

4). Overse and promote the qulity of service delivery (memantau dan

mendorong kualitas pelayanan).

5). Notice and reduce risks to health and well big (memperhatikan serta

mengurangi resiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan).

6). Teach and support caregives (mendidik dan mendorong pemberi

pelayanan kesehatan).

7). Open channels for continued growth (membuka kesempatan dan

lansia supaya mampu berkembang sesuai kapasistasnya).

8). Listen and support (mendengarkan semua keluhan lansia dan

memberikan dukungan).

5. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Lansia merupakan kelompok yang memiliki berbagai perubahan seperti

fisik, mental dan sosial akibat proses penuaan dan suatu proses yang

tidak dapat dihindari dan dialami oleh seluruh manusia. Hipertensi telah

menjadi masalah kesehatan yang umum bagi keluarga terutama pada

lansia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana

terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus-menerus

pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu

atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya

dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Majid, 2019).

Upaya preventif memberikan biaya yang lebih efektif dan menurunkan


komplikasi. Salah satu upaya preventif yaitu melakukan penerapan

standart asuhan keperawatan dengan melakukan Terapi Isometric

Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing. (Carlson et al, 372 2018.

Jurnal Keperawatan Silampari (1) 2014).

Wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap pasien terkait

masalah keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif adalah

seseorang yang berisiko mengalami penurunan sirkulasi arteri coroner

yang dapat menganggu metabolism miokard.

IDENTITAS : TERBANYAK USIA BRP? JENIS KELAMIN APA?

PENDIDIKAN APA? PEKERJAAN APA?

KU

RPS

RPD

RPK

PEMERIKSAAN FISIK B1-B6

BUKANKAH SPT ITU

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis adalah suatu pernyataan tentang sintesis analisis data.

Diagnosis keperawatan adalah respon manusia terhadap masalah

kesehatan aktual atau risiko dan potensial, serta perawat diberi

kewenangan untuk mengatasi. Ada tiga bagian diagnosis yaitu

menggambarkan masalah, respon, atau keadaan, identifikasi faktor

etiologi berkaitan dengan masalah. serta tanda dan gejala yang

merupakan karakteristik masalah.


Diagnosa yang ditegakkan sesuai dengan Standard Diagnosa

Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah risiko perfusi miokard tidak

efektif dengan definisi berisiko mengalami penurunan sirkulasi arteri

coroner yang dapat menganggu metabolism miokard. Diagnosa

keperawatan yang bisa di angkat adalah Risiko perfusi miokard tidak

efektif dibuktikan dengan hipertensi dengan nomor diagnosa D. 0014

(PPNI, 2016).

SEBUTKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN YG MUNGKIN

MUNCUL DI WOC MU (B1-B6) JD ADA 6 DIAGNOSA MEDIS

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan gerontik terdiri atas beberapa tahapan, yaitu :

memprioritaskan diagnosis, menetapkan sasaran intervensi yang

diharapkan, menetapkan tujuan yang diharapkan, dan menetapkan

intervensi keperawatan. Intervensi keperawatan memiliki kriteria hasil

yang merupakan standard evaluasi dan merupakan gambaran faktor-

faktor sebagai petujuk bahwa tujuan telah tercapai. Berdasarkan tautan

SLKI perfusi miokard dengan tujuan perfusi miokard meningkat setelah

dilakukan 3 kali tindakan keperawatan selama satu minggu durasi

(Isometric Handgrip Exercise 3 menit/hari dan Slow Deep Breathing 15

menit/hari) dengan kriteria hasil (1) nyeri dada cukup meningkat, (2)

mual cukup meningkat, (3) muntah cukup meningkat, (4) tekanan darah

cukup membaik. Sedangkan berdasarkan tautan SIKI, Intervensi yang

diangkat untuk diagnosa Risiko perfusi miokard tidak efektif adalah

Perawatan Jantung (1.02075) menggunakan terapi isometric handgrip


exercise dan slow deep breathing yaitu meningkatkan upaya untuk

menurunkan tekanan darah (PPNI, 2018). Berdasarkan Evidance Based

Practice (EBP) yang dilakukan oleh Juli Andri (2020) tentang efektivitas

isometric handgrip exercise dan slow deep breathing terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi, ditemukan hasil bahwa tekanan

darah pada penderita hipertensi mengalami penurunan berdasarkan hasil

uji Wilcoxon rank test diperoleh nilai p value 0,002 (p value < 0,05). Hal

ini dapat dikatakan bahwa intervensi Terapi Isometric Handgrip

Exercise dan Slow Deep Breathing dapat menurunkan tekanan darah

pada penderita hipertensi.

BUAT KOLOM MASA SPT INI?

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan kegiatan

keperawatan gerontik dalam proses keperawatan gerontik. Fokus pada

tahap implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya, tetapi yang sangat penting dalam

implementasi keperawatan gerontik adalah melakukan tindakan-tindakan

berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan atau mengatasi kondisi

tidak sehat, mencegah penyakit, dan dampak pemulihan. Implementasi

ini dilakukan sebagai upaya pemeliharaan kesehatan bagi lansia agar

tetap hidup sehat dan produktif baik secara sosial maupun ekonomis.

Implementasi yang diberikan dalam karya ilmiah akhir ini adalah terapi

Isometric Handgrip Exercise dan Slow Deep Breathing yang akan

dilakukan sebanyak tiga kali perlakuan selama seminggu dengan


dilakukan cek tekanan darah sebelum dan sesudah implementasi.

Penerapan Terapi Isometric Handgrip Exercise dan Slow Deep

Breathing diawali dengan persetujuan klien menggunakan informed

concent. Selanjutnya melakukan kontrak waktu pelaksanaan dengan klien

dan menjelaskan tujuan terapi yang diimplementasikan dan melakukan

hypnosis sesuai dengan langkah-langkah Isometric Handgrip Exercise

dan Slow Deep Breathing.

CARI LAGI TERKAIT MASALAH KEP BUKAN FOKUS KE

GERONTIK

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu proses yang memungkinkan administrator

mengetahui hasil programnya dan berdasarkan hasil tersebut

mengadakan penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif. Jadi

evaluasi tidak sekadar menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi

juga mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa

yang bisa dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut (Kemenkes, 2016).

CARI LAGI EVALUSI YG SEHARUSNYA BGMN

6. Peran Perawat

Dalam melaksankan keperawatan, menurut Hidayat (2012) perawat

mempunyai peran dan fungsi sebagai perawat sebagai berikut :

1. Pemberian perawatan (Care Giver)

Peran perawat adalah memberikan pelayanan, sebagai perawat, pemberian


pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan

asah,asih,dan asuh.

2. Sebagai advokat keluarga

Selain melakukan tugas utama dalam merawat, perawat juga mampu sebagai

advokat keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal seperti

dalam menentukan haknya sebagai klien.

3. Pencegahan penyakit

Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan

sehingga setiap dalam melakukan asuhan keperawatan harus selalu

mengutamakan Tindakan pencegahan terhadap timbulnya masalah baru

sebagai dampak dari penyakit atau masalah yang diderita.

4. Pendidik

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, perawat harus mampu

berperan sebagai pendidik, sebab beberapa pesan dan cara mengubah

perilaku pada pasien atau keluarga harus selalu dilakukan dengan

Pendidikan kesehatan khususnya dalam keperawatan

5. Konseling

Konseling merupakan upaya perawat dalam melaksanakan perannya dengan

memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh

pasien maupun keluarga.

6. Kolaborasi

Kolaborasi merupakan Tindakan kerja sama dalam menentukan Tindakan

yang akan dilaksanakan oleh perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan

keperawatan pasien tidak dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat


tetapi harus melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, psikolog,

dan lain-lain, mengingat pasien merupakan individu yang kompleks/yang

membutuhkan perhatian dalam perkembangan.

7. Pengambilan keputusan etik

Dalam mengambil keputusan, perawat mempunyai peran yang sangat

penting sebab perawat selalu berhubungan dengan pasien kurang lebih 24

jam selalu disamping pasien, maka peran perawatan sebagai pengambil

keputusan etik dapat dilakukan oleh perawat, seperti akan melakukan

Tindakan pelayanan keperawatan

8. Peneliti

Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat

pasien. Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan

pasien, yang dapat dikembangkan untuk perkembangan teknologi

keperawatan. Peran perawat sebagai peneliti dapat dilakukan dalam

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien.

7. Evidance Based in Nursing


Tabel 7.1 Tabel Evidance Based in Nursing
Nama dan Judul Metode Jumlah Lama
Tahun Penelitian Penelitian Sampel Pelaks Hasil Penelitian
Jurnal a-
naan
Juli Andri Efektivitas Isometric Quasy 22 orang 3 hari Bahwa Ada
Handgrip Exercise Dan experiment Pengaruh Efektivitas
Jurnal Slow Deep Breathing dengan Pre Isometric Handgrip
Kesehatan Ecercise Terhadap Test and Exercise Dan Slow
Volume 2 Perubahan Tekanan Post Test Deep Breathing
Nomor 1 Darah Pada Penderita Group Ecercise Terhadap
(2020) Hipertensi Penurunantekanan
Darah Pada
Penderita Hipertensi
Rizky Efektivitas Isometric Quasy 44 orang 2 Ada Pengaruh Bahwa
Zainuddin Handgrip Exercise experime minggu Latihan Isometric
Dalam Menurunkan nt dengan Handgrip Exercise
Jurnal Tekanan Darah Pada Pre Test Dapat Menurunkan
Keperawatan Pasien Hipertensi and Post Tekanan Darah
Volume 9 Test Sistolik Dan Diastolic
No.2 Group Pada Pasien Dengan
(2020) Hipertensi
Ni Putu Pengaruh Slow Deep Quasy 12 orang 1 Adanya Pengaruh
Sumartnini Breathing Terhadap experiment minggu Slow Deep
Tekanan Darah Pada dengan non Breathing Terhadap
Jurnal Penderita Hipertensi Di equivalent Tekanan Darah
Keperawatan Puskesmas Ubung Group Lansia Hipertensi Di
Volume 4 Lombok Tengah Puskesmas Ubung
No.2 Lombok Tengah
(2021)
Carlos Efektivitas Isometric Quasy 40 orang 5 hari Ada Pengaruh
Handgrip Exercise experiment Bahwa Latihan
Jurnal Dalam Menurunkan dengan Pre Isometric Handgrip
Keperawatan Tekanan Darah Pada Test and Exercise Dapat
Volume 3 Pasien Hipertensi Di Post Test Menurunkan
No.1 Aemidale, NSW, Group Tekanan Darah
(2018) Australia Sistolik Dan
Diastolic
Tri Surmani Effectiveness of Quasy 19 orang 1 Bahwa kedua
dkk isometric handgrip experiment minggu Latihan berpengaruh
and exercise in breath dengan Pre terhadap perubahan
Jurnal Ilmu to reduce hypertension Test and gejala hipertensi
Keperawatan symtoms in Post Test
Nasional hypertension patients Group
Volume 20
(2019)
BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan

Karya ilmiah akhir ini menggunakan pendekatan studi kasus, studi kasus

adalah studi kasus yang dilakukan dengan cara meniliti permasalahan

melalui satu kasus asuhan keperawatan yang terdiri dari unit tungggal.

Data yang dikumpulkan adalah data dari hasil wawancara langsung

terhadap klien dan pengamatan langsung terhadap klien. Setelah data

terkumpul, peniliti menyimpulkan masalah, dan menentukan prioritas

masalah kemudian membuat rencana tindakan yang dilakukan terhadap

kluen. Intervensi yang dilakukan adalah Penerapan Isometric Handgrip

Exercise dan Slow Deep Breathing pada penderita hipertensi dengan

masalah keperawatan Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Pada Penderita

Hipertensi Di Wadung Asri Waru Sidoarjo yang ditunjuk sebagai sampel

studi kasus.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi dalam penelitian dilaksanakan di Rumah Ny.M dan Ny.P

Wadung Asri RT 03 Kelurahan Wadung Asri Kecamatan Waru

Kabupaten Sidoarjo. Adapun pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas

beberapa pertimbangan antara lain:

a. Terdapat pasien yang mengalami risiko perfusi miokard tidak

efektif pada pasien hipertensi di Wadung Asri RT 3 Kabupaten

Wadung Asri Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.


b. Belum pernah dilakukan PENELITIAN YANG SAMA TERKAIT

penerapan terapi Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep

Breathing sebelumnya di Wadung Asri RT 3 Kabupaten Wadung

Asri Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

c. Mengingat masih dalam masa pandemi sehingga studi kasus

dilakukan di sekitar lingkungan rumah penelitian.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada 3 Juli Juni 2021 sampai 10 Juli 2021 di

Wadung Asri RT 3 Kabupaten Wadung Asri Kecamatan Waru

Kabupaten Sidoarjo.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian studi kasus ini adalah Ny.M dan Ny.P yang menderita

hipertensi di Wadung Asri RT 3 Kabupaten Wadung Asri Kecamatan

Waru Kabupaten Sidoarjo,

D. Pengumpulan Data

1. Pengkajian dengan metode wawancara, anamnese, observasi terhadap

pasien secara langsung dengan masalah keperawatan risiko perfusi

miokard tidak efektif.

2. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan persetujuan ke

kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya kemudian surat dari

kampus ditujukan kepada RT dan RW ditempat penelitian. Setelah

mendapatkan ijin dan mendapatkan surat pengantar dari RT dan RW

peniliti melakukan kunjungan rumah kepada calon responden.

Menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat


penelitian. Responden yang bersedia diminta untuk menandatangani

lembar persetujuan responden. Peneliti memberitahukan bahwa

penelitian ini tidak memberikan dampak buruk pada responden. Lalu

peneliti menjelaskan alur penelitian, setelah itu mengukur tekanan

darah pasien sebelum melakukan penerapan terapi Isometric Handgrip

Exercise dan Slow Deep Breathing kemudian mengukur tekanan darah

kembali.

3. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh

dan pengkajian proses perumusan diagnosa diawali dengan melakukan

analisa data, pencetusan diagnosa. Analisa dilakukan untuk

mengelompokkan data hasil pengkajian menjadi data subyektif (DS)

dan data objektif (DO).

4. Intervensi keperawatan mengacu pada buku SDKI, SLKI, SIKI.

E. Pengolahan Data

Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta,selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada selanjutnya dituangkan dalam

opini pembahasan. Urutan dalam analisa data adalah :

1. Pengumpulan data MAKSUDNYA? KAN SBLMNYA SDH ?

CARAMU MENGOLAH DATA ITU SPT APA?

Data dikumpulkan dari hasil WOD (Wawancara, observasi, dokumen).

Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam

bentuk transkrip.

2. Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori

Data dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan


lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip. Data yang terkumpul,

dibuat koding yang telah dibuat oleh peneliti dan mempunyai arti

sesuai dengan topik penelitian yang diterapkan, data objektif dianalisis

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingan nilai

normalnya.

3. Penyaji data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun

teks naratif. Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan

menuliskan inisial pada identitas dari responden.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terbaru

F. Etika Penelitian

Dalam studi kasus ini, penulis menerapkan etika penelitian sebagai

berikut:LITERATURNYA

1. Informend concent (lembar persetujuan peneliti)

Lembar persetujuan penelitian ini di berikan kepada responden yang

bersangkutan (Ny.M dan Ny.P) . UTK APA DISEBUTKAN NAMA

PASIENNYA? Tujuannya adalah agar responden (Ny.M dan Ny.P)

mengetahui maksud dan tujuan dari diadakan penelitian serta dampak

selama pengumpulan data. Apabila responden (Ny.M dan Ny.P)

bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan, dan bila

menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)


Untuk menjaga kerahasiaan identitas nama responden (Ny.M dan

Ny.P) saat penelitian, maka peneliti tidak mencantumkan nama

lengkap responden pada lembar observasi, tetapi bisa hanya

menggunakan nomer, nama inisial dan tanda tangan dari responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan tentang informasi mengenai identitas nama responden

dijamin oleh peneliti, dan tidak akan disebarluaskan dikalangan

umum, hanya kelompok data yang diperlukan saja yang akan

dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Beneficiency (Berbuat baik)

Peneliti melakukan penelitian terhadap responden (Ny.M dan Ny.P)

dengan baik. Penelitian ini bertujuan memberikan manfaat yang baik

kepada responden yaitu memberikan terapi isometric handgrip

exercise dan slow deep breathing untuk menurunkan tekanan

darahnya.

5. Non maleficience (Tidak merugikan)

Penelitian ini bersifat baik dan tidak merugikan responden (Ny.M dan

Ny.P). Peneliti melakukan sesuatu yang tidak membahayakan bagi

responden. Jadi apabila ada tekanan darah responden yang mengalami

peningkatan (hipertensi) maka peneliti dapat memberikan Health

Education seperti menginstruksikan untuk melakukan terapi

isometric handgrip exercise dan slow deep breathing selama 7 hari

berturut-turut dengan durasi waktu 10 menit agar dapat menurunkan

tekanan darahnya.
6. Justice (Keadilan)

Peneliti dalam melakukan penelitian bersifat adil, jadi tidak membeda-

bedakan antar responden (Ny.M dan Ny.P).


BAB 4

LAPORAN KASUS

A. Pasien Ny. M

1. Pengkajian Keperawatan

PASIEN 1 : Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Juli 2021 pada Ny.M yang

berusia 61 tahun yang terdapat di Wilayah RT 03 RW 03 Wadung Asri

Dalam. Ny.M merupakan ibu rumah tangga, beragama islam serta bersuku

Jawa dengan Pendidikan terakhir SLTA. Ny.M mengeluh nyeri dada, lemah,

detak jantung berpompa cepat jika digunakan aktivitas berat dan berkurang

jika digunakan istirahat, tidak merasa nyaman saat melakukan aktivitas karena

sakit kepala yang ia rasakan.

BUAT APA? SAUDARA COPAS PNY SIAPA? KAN JUDULNYA TDK

MEMBAHAS GERONTIK????????? FOKUSKAN PADA PENGKAJIAN

SPT KELUHAN UTAMANYA, RPS, PEMERIKSAAN FISIK BGMN B1-B6

TP FOKUSKAN PDA MASALAH KEP DG PERFSI ITU SPT APA?? Hasil

pengkajian : Klien 1 terlihat lemah, gelisah, GCS: 456 Ny.M, TD: 160/100

mmHg, Nadi: 101x/menit, BB: 52 kg, Tinggi 148 cm berdasarkan klasifikasi

hipertensi menurut Bell, 2015 tergolong hipertensi derajat II yaitu sedang.

Hasil Indek Katz Ny.M memliki kriteria A yaitu kemandirian, pada penilaian

Barthel Indeks Ny.M memiliki nilai total 100 termasuk dalam penilaian

(mandiri). Dari hasil tingkat intelektual Ny.M termasuk dalam kategori

penilaian fungsi intelektual utuh dengan salah 1. Penilaian kognitif dari fungsi

mental Ny.M memiliki skor 30 termasuk dalam kategori nomal tidak ada

gangguan kognitif. Berdasarkan penilaian tingkat depresi back pada Ny.M


yaitu memilki nilai 4 masuk dalam kategori depresi tidak ada atau minimal.

Berdasarkan hasil depresi geratik yesavge termasuk dalam kategori not

depressed (tidak depresi atau normal) dengan total nilai 5.

PASIEN 2

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasakan analisa data hasil pengkajian pada Ny.M didapatkan 2 diagnosis

keperawatan yang ke satu Yaitu Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif

dibuktikan dengan hipertensi, pada diagnosa ke dua yaitu IntoleransiAktivitas

berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan tekanan darah tinggi,

merasa tidak nyaman setelah aktivitas. SELAIN INI APA YG HRS LBH

DAHULU DISELESAIKAN?

3. Intervensi Keperawatan

KOK SPASINYA SPT INI YA TDK SAMA DG YG ATASNYA.

Penyusunan perencanaan keperawatan untuk mengatasi risiko perfusi

miokard tidak efektif yaitu menggunakan penerapan isometric

handgrip exercise dan slow deep breathing. Disini peneliti akan

menerapkan dua kali tindakan kepada pasien selama 3 hari durasi

(Isometric Handgrip Exercise 3 menit/hari dan Slow Deep Breathing 15

menit/hari). Pada kasus ini peneliti menentukan intervensi yang akan

diberikan pada masing-masing pasien dengan tujuan dan kriteria hasil

pada masing-masing masalah keperawatan dan diagnosa keperawatan

yang muncul. Intervensi yang diberikan kepada masing-masing pasien

berlandaskan pada buku SLKI (Standar Luaran Keperawatan

Indonesia), SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia).


Intervensi yang diberikan pada Ny.M dengan masalah keperawatan

risiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan dengan hipertensi

yaitu dengan SLKI perfusi miokard dengan tujuan perfusi miokard

meningkat setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan selama 3

hari tindakan dengan kriteria hasil (1) nyeri dada cukup meningkat, (2)

takikardia cukup membaik, dan (3) tekanan darah cukup membaik.

Rencana tindakan yang diberikan kepada Ny.M adalah berdasarkan

tautan SIKI intervensi yang diangkat diagnosa pemeliharaan kesehatan

tidak efektif salah satunya adalah Perawatan Jantung (1.02075). Dalam

kasus ini untuk meningkatkan risiko perfusi miokard tidak efektif

dengan memberikan Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep

Breathing.

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan implementasi keperawatan latihan Isometric Handgrip Exercise

Dan Slow Deep Breathing dilakukan pada tanggal 05 Juli 2021 pukul 09.00

WIB dengan memberikan edukasi tentang penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi dengan cara melakukan latihan Isometric Handgrip Exercise

3 menit/hari dan Slow Deep Breathing 15 menit/hari dilakukan denan benar

dan secara rutin olahraga nafas dalam dan lambat.

Pengaplikasian latihan Isometric Handgrip Exercise dan slow deep breathing

dengan memberikan edukasi dan konseling cara menurunkan tekanan darah

pada penderita hipertensi, mendemostrasikan cara melakukan Isometric

Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing yang dilakukan oleh Ny.M dan

perawat sebagai konselor. MKSDNYA?


5. Evaluasi Keperawatan BUAT NARASI

Evaluasi keperawatan dilakukan pada tanggal 7 Juli 2021 pada pukul 15.00

WIB

a. Data Subjektif

Klien mengatakan merasakan manfaat dari latihan Isometric Handgrip

Exercise dan slow deep breathing yaitu menjadikan klien mengalami

penurunan pada tekanan darah dengan cara mengukur tekanan darah

menggunakan sphygmomanometer. Ny.M mengatakan nyeri dada sudah

berkurang .

b. Data Objektif

Pasien melakukan konseling dengan perawat, pasien mendemostrasikan

cara melakukan latihan Isometric Handgrip Exercise dan slow deep

breathing dengan baik dan mengikuti perawat. Didapatkan hasil :

1) Tekanan darah di hari pertama melakukan latihan Isometric Handgrip

Exercise dan slow deep breathing sebelum 160/100 mmHg dan sesudah

melakukan 159/98 mmHg

2) Tekanan darah dihari kedua melakukan latihan Isometric Handgrip

Exercise dan slow deep breathing sebelum 158/99 mmHg dan sesudah

melakukan 157/87 mmHg

3) Tekanan darah dihari ketiga melakukan latihan Isometric Handgrip

Exercise dan slow deep breathing sebelum 145/90 mmHg dan sesudah

melakukan 135/80 mmHg

c. Analisa Implementasi

Masalah keperawatan teratasi sebagian


d. Planning

Melakukan pemantauan latihan Isometric Handgrip Exercise dan slow

deep breathing pada Ny.M dengan cara kolaborasi dengan anggota

keluarganya untuk memantau lanjutan. Hal ini dilakukan supaya Ny.M

rutin melakukan Isometric Handgrip Exercise dan slow deep breathing.

B. Pasien . Ny.P

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Juli 2021 pada Ny. P yang berusia 59 tahun

yang terdapat di Wilayah RT 03 RW 03 Wadung Asri Dalam. Ny. P beragama islam

serta bersuku jawa dengan Pendidikan terakhir SLTA, pekerjaannya wiraswasta. Ny.

P mengeluh nyeri dada, sering pusing saat melakukan aktivitas berat, terkadang mual

disertai muntah, tidak merasa nyaman saat melakukan aktivitas karena sakit

kepala yang ia rasakan.

Hasil pengkajian : Klien 2 terlihat lemah, GCS: 456 Ny. P, TD: 168/92

mmHg, Nadi: 96x/menit, BB: 57 kg, Tinggi 152 cm berdasarkan klasifikasi

hipertensi menurut Bell, 2015 tergolong hipertensi derajat II yaitu sedang.

Hasil Indek Katz Ny. P memliki kriteria A yaitu kemandirian, pada penilaian

Barthel Indeks Ny. P memiliki nilai total 100 termasuk dalam penilaian

(mandiri). Dari hasil tingkat intelektual Ny. P termasuk dalam kategori

penilaian fungsi intelektual utuh dengan salah 1. Penilaian kognitif dari fungsi

mental Ny. P memiliki skor 30 termasuk dalam kategori nomal tidak ada

gangguan kognitif. Berdasarkan penilaian tingkat depresi back pada Ny. P


yaitu memilki nilai 4 masuk dalam kategori depresi tidak ada atau minimal.

Berdasarkan hasil depresi geratik yesavge termasuk dalam kategori not

depressed (tidak depresi atau normal) dengan total nilai 5.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasakan analisa data hasil pengkajian pada Ny.P didapatkan 2 diagnosis

keperawatan yang ke satu Yaitu Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif

dibuktikan dengan hipertensi, pada diagnosa ke dua yaitu Intoleransi Aktivitas

berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan tekanan darah tinggi,

merasa tidak nyaman setelah aktivitas.

3. Intervensi Keperawatan

Penyusunan perencanaan keperawatan untuk mengatasi risiko perfusi miokard

tidak efektif yaitu menggunakan penerapan isometric handgrip exercise dan

slow deep breathing. Disini peneliti akan menerapkan dua kali tindakan kepada

pasien selama 3 hari durasi (Isometric Handgrip Exercise 3 menit/hari dan

Slow Deep Breathing 15 menit/hari). Pada kasus ini peneliti menentukan

intervensi yang akan diberikan pada masing-masing pasien dengan tujuan dan

kriteria hasil pada masing-masing masalah keperawatan dan diagnosa

keperawatan yang muncul. Intervensi yang diberikan kepada masing-masing

pasien berlandaskan pada buku SLKI (Standar Luaran Keperawatan

Indonesia), SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia). Intervensi yang

diberikan pada Ny.P dengan masalah keperawatan risiko perfusi miokard tidak

efektif berhubungan dengan hipertensi yaitu dengan SLKI perfusi miokard

dengan tujuan perfusi miokard meningkat setelah dilakukan tindakan tindakan

keperawatan selama 3 hari tindakan dengan kriteria hasil (1) nyeri dada cukup
meningkat, (2) Mual cukup meningkat, (3) muntah cukup meningkat dan (4)

tekanan darah cukup membaik . Rencana tindakan yang diberikan kepada Ny.P

adalah berdasarkan tautan SIKI intervensi yang diangkat risiko perfusi miokard

tidak efektif salah satunya adalah Perawatan Jantung (1.02075). Dalam kasus

ini untuk meningkatkan risiko perfusi miokard tidak efektif dengan

memberikan Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing.

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan implementasi keperawatan latihan Isometric Handgrip Exercise

Dan Slow Deep Breathing. dilakukan pada tanggal 08 Juli 2021 pukul 09.00

WIB dengan memberikan edukasi tentang penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi dengan cara melakukan latihan Isometric Handgrip Exercise

Dan Slow Deep Breathing. dilakukan dengan benar dan secara rutin olahraga

nafas dalam dan lambat.

Pengaplikasian latihan Isometric Handgrip Exercise dan slow deep breathing

dengan memberikan edukasi dan konseling cara menurunkan tekanan darah

pada penderita hipertensi, mendemostrasikan cara melakukan Isometric

Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing yang dilakukan oleh Ny. P dan

perawat sebagai konselor.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan pada tanggal 10 Juli 2021 pada pukul 15.00

WIB

e. Data Subjektif
Klien mengatakan merasakan manfaat dari latihan Isometric Handgrip

Exercise dan slow deep breathing yaitu menjadikan klien mengalami

penurunan pada tekanan darah dengan cara mengukur tekanan darah

menggunakan sphygmomanometer. Ny. P mengatakan nyeri dada, mual,

dan muntah sudah berkurang.

f. Data Objektif

Pasien melakukan konseling dengan perawat, pasien mendemostrasikan

cara melakukan latihan Isometric Handgrip Exercise dan slow deep

breathing dengan baik dan mengikuti perawat. Didapatkan hasil :

4) Tekanan darah di hari pertama melakukan latihan Isometric Handgrip

Exercise dan slow deep breathing sebelum 160/100 mmHg dan sesudah

melakukan 159/98 mmHg

5) Tekanan darah dihari kedua melakukan latihan Isometric Handgrip

Exercise dan slow deep breathing sebelum 158/99 mmHg dan sesudah

melakukan 157/87 mmHg

6) Tekanan darah dihari ketiga melakukan latihan Isometric Handgrip

Exercise dan slow deep breathing sebelum 145/90 mmHg dan sesudah

melakukan 135/80 mmHg

g. Analisa Implementasi

Masalah keperawatan teratasi sebagian

h. Planning

Melakukan pemantauan latihan Isometric Handgrip Exercise dan slow

deep breathing pada Ny. P dengan cara kolaborasi dengan anggota

keluarganya untuk memantau lanjutan. Hal ini dilakukan supaya Ny. P


rutin melakukan Isometric Handgrip Exercise dan slow deep breathing.

BAB 5

ANALISIS SITUASI

A. Profil Lahan Praktik

Penelitian ini dilakukan di Desa Wadung Asri dengan luas 106,124 m2.

Kondisi umum RW 03 Desa Wadung Asri Dalam Kec. Waru Kab.

Sidoarjo. Batas wilayah RW 03 Desa Wadung Asri Dalam Kec. Waru

Kab. Sidoarjo adalah sebelah utara berbatasan dengan kali rungkut, sebela

selatan berbatasan dengan brebek badongan, dan sebelah timur berbatasan

dengan lapangan futsal Wadung Asri. Dari data jumlah penduduk

sebanyak ±1.300 jiwa. Jumlah penduduk menururt jenis kelamin laki-laki

sebanyak ±530 jiwa sedangkan perempuan ±689. Satu RW dibagi menjadi

7 RT, setiap RT terdiri dari 50-60 Kepala Keluarga, total Kepala Keluarga

pada tahun 2021 sebanyak 423. KAN SAUDARA BUKAN

MENGAMBIL KOMUNITAS JD BUAT APA BATAS2 WILAYAH?

PASIEN TSB JIKA SAKIT BEROBAT KMN? Desa tersebut memiliki

beberapa fasilitas kesehatan antara lain terdapat 1 polindes dengan

pelayanan yang tersedia meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persanlinan, imunisasi dan KB. Selain polindes juga terdapat fasilitas

kesehata lain yaitu posyandu lansia, dimana di Desa tersebut memiliki 8

RW dan dimasing-masing RW terdapat 1 posyandu lansia. Pelaksanaan

posyandu lansia di RW 03 dilaksanakan 4 bulan sekali dimana kegiatannya

meliputi pemeriksaan fisik seperti penimbangan berat badan, pengukuran


tekanan darah, dan nadi serta pemeriksaan kadar gula darah, selain itu juga

terdapat konseling dan pemberian obat-obatan sesuai dengan keluhan.

B. Analisis Masalah Keperawatan

F : HASIL PENELITIAN

T : TEORI YG MENDUKUNG

O : OPINI PENELITI

CEK KEMBALI APAKAH SAUDARA SDH MENULISKANNYA?

Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 03 Juli 2021 yaitu klien yang

berusia 61 tahun merupakan warga dari desa Wadung Asri Dalam RT 03

RW 03 dan klien 2 yang berusia 59 tahun merupakan warga dari desa

Wadung Asri Dalam RT 03 RW 03. Klien 1 mengidap hipertensi sudah

kurang lebih 1 tahun, sedangkan klien 2 sudah 7 tahun lebih mengidap

hipertensi, kedua klien mengeluh nyeri dada sejak 5 hari yang . Klien 2

juga mengatakan sering pusing saat melakukan aktivitas berat, terkadang

mual disertai muntah.

Pada kedua kasus yang telah dikaji, ditemukan masalah keperawatan yang

sama pada diagnose pertama yaitu risiko perfusi miokard tidak efektif

berhubungan dengan hipertensi. Risiko perfusi miokard tidak efektif

menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (2017) didefinisikan

sebagai berisiko mengalami penurunan sirkulasi arteri coroner yang dapat

menganggu metabolisme miokard. Pada kasus ini penyebabnya adalah

perubahan afterloud yaitu peningkatan tekanan darah melebihi batas

normal pada kedua klien.

Pengobatan penyakit hipertensi dapat berupa farmakologis dan


nonfarmakologis. Pengobatan hipertensi membutuhkan waktu yang lama

oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk menggunakan pedekatan

nonfarmakologis yang sifatnya alami untuk menurunkan tekanan darah

dengan cara melakukan aktivitas fisik Isometric Handgrip Exercise dan

teknik relaksasi slow deep breathing. (Nike setyaningrum, dkk, 2017).

C. Analisis Implementasi

1. Implementasi Keperawatan

F : HASIL PENELITIAN

T : TEORI YG MENDUKUNG

O : OPINI PENELITI

CEK KEMBALI APAKAH SAUDARA SDH MENULISKANNYA?

Hipertensi dapat diatasi dengan pengobatan farmakologis dan non

farmakologis. Pengobatan farmakologis merupakan pengobatan

dengan menggunakan obat-obatan yang dapat membantu

menurunkan serta menstabilkan tekanan darah (Susilo &

Wulandari, 2011). Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan

untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada

hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi: diet,

penurunan berat badan, penurunan asupan etanol, menghentikan

merokok, latihan fisik, edukasi psikologis contphnya (teknik

biofeedback dan teknik relaksasi).

Implementasi yang dipilih pada kasus ini untuk menangani


hipertensi adalah terapi latihan fisik isometric handgrip exercise

dan terapi relaksasi slow deep breathing yang dipercaya dapat

menurunkan hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian Juli

Andri (2020) dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan

Pre Test and Post Test Group. Simpulan dari penelitian ini adalah

adalah isometric handgrip exercise dan slow deep breathing

berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi.

Studi kasus ini menggunakan dua responden yaitu Ny.M

(Responden 1) dan Ny.P (Responden 2). Klien diberikan terapi

isometric handgrip exercise dan slow deep breathing setiap pagi

selama 3 hari berturut-turut dengan durasi (Isometric Handgrip

Exercise 3 menit/hari dan Slow Deep Breathing 15 menit/hari).

Sebelumnya klien telah dilakukan pengukuran tekanan darah

terlebih dahulu kemudian dilakukan evaluasi di akhir setelah

diberikan terapi tersebut dengan mengukur ulang tekanan darah

dan didapatkan hasil ada penurunan tekanan darah pada hari ketiga

implementasi.

2. Evaluasi Keperawatan

F : HASIL PENELITIAN

T : TEORI YG MENDUKUNG

O : OPINI PENELITI

CEK KEMBALI APAKAH SAUDARA SDH MENULISKANNYA?


Berikut merupakan table hasil tekanan darah klien setelah

diberikan terapi Isometric Handgrip Exercise 3 menit/hari dan

Slow Deep Breathing 15 menit/hari. INI MASUKAN DI

IMPELENTASI

Tekanan Darah Ny M Tekanan Darah Ny P


Waktu
Kunjungan Pre Post Pre Post
Pengkajian Pengkajian
Tekanan darah Tekanan Darah
160/100mmHg 168/92 mmHg
Tindakan 1 163/100 159/100 165/90 160/92
mmHg mmHg mmHg mmHg
Tindakan 2 155/95 150/83 150/100 147/84
mmHg mmHg mmHg mmHg
Tindakan 3 145/90 135/76 145/90 140/78
mmHg mmHg mmHg mmHg
Dilihat dari hasil akhir tekanan darah pada responden di hari kedua terjadi

penurunan tekanan darah pada kedua responden. Namun, ditinjau dari

rentang normal tekanan darah, angka ini masih terbilang cukup tinggi

dalam kategori hipertensi).

D. Keterbatasan Implementasi Keperawatan

1. Pada saat dilakukan terapi kesulitan membagi waktu. Namun hal

tersebut dapat diatasi dengan kontrak jadwal kepada masing-masing

klien. SPASINYA TDK RATA

2. Implementasi yang dilakukan peneliti dengan melakukan isometric

handgrip exercise dapat menurunkan tekanan darah memiliki Teknik

dan cara tersendiri untuk dilakukan agar efekftif dan memberikan hasil

yang diinginkan. Namun, teknik dan tata cara yang benar tidaklah

mudah dilakukan oleh tenaga non professional dan tidak mempunyai

alat handgrip. Sehingga, besar kemungkinan terapi ini tidak akan


dilanjur atau dilakukan secara kontinu oleh penderita hipertensi dengan

alas an tidak tahu cara melakukannya secara mandiri.

E. Alternatif Problem Solving Yang Dapat Dilakukan

1. Peneliti mengatur jadwal waktu kepada klien agar bisa dilakukan

edukasi dan pemberian terapi kepada klien.

2. Peneliti meminta bantuan klien agar kooperatif selama Tindakan

dengan terlebih dahulu memberikan edukasi atau penjelasan tentang

terapi yang akan dilakukan. Untuk hasil yang lebih maksimal,

diperlukan terapi yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menangani

kasus hipertensi. Solusi yang dapat ditawarkan yaitu dengan melibatkan

keluarga penderita untuk membantu memberikan terapi secara

konsisten dan berkelanjutan. Peneliti dapat bekerja sama dengan

keluarga penderita untuk mengajarkan Teknik atau tata cara yang benar

dalam memberikan terapi isometric handgrip exercise dan slow deep

breathing untuk menurunkan tekanan darah. Peneliti dapat menjelaskan

dan mendemonstrasikan kepada penderita dengan didampingi kekuarga

dan memberikan materi berupa leaflet atau berupa gambar sebagai

pengingat.

BAB 6

PENUTUP

A. Kesimpulan ISI SESUAI SARAN DI TUJUAN

1. Pengkajian dilakukan

2. Diagnosa keperawatan prioritas yang muncul yaitu sama-sama risiko perfusi


miokard tidak efektif

3. Intervensi keperawatan dilakukan dengan SDKI, SIKI, dan SLKI

4. Implementasi yang dilakukan adalah menerapkan isometric handgrip

exercise dan slow deep breathing selama 3 hari berturut-turut durasi

(Isometric Handgrip Exercise 3 menit/hari dan Slow Deep Breathing 15

menit/hari) lalu mengukur tekanan darah kembali dengan menggunakan

tensimeter dan stetoskop.

5. Evaluasi setelah tindakan keperawatan dilakukan dengan kemampuan pasien

untuk menurunkan tekanan darah pasien, hasil menunjukkan terdapat

penurunan tekanan darah pada kedua pasien

6. Penerapan isometic handgrip exercise dan slow deep breathing efektif

dilakukan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien dengan masalah

risiko perfusi miokard tidak efektif

B. Saran

1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Diharapkan adanya penelitian lain dengan inovasi implementasi yang

berbeda dari penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep breathing

atau melakukan inovasi dalam tindakan yang lain serta jumlah responden

yang lebih banyak dalam mengatasi masalah keperawatan risiko perfusi

miokard tidak efektif pada lansia FOKUS KE KMB BUKAN LANSIA

2. Bagi Pelayanan Asuhan Keperawatan

Diharapkan kegiatan penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep

breathing dapat dilakukan oleh pelayanan kesehatan sebagai alternatif

tindakan non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah pada lansia


FOKUS KE KMB BUKAN LANSIA

DAFTAR PUSTAKA MANA?


Lampiran 1

Surat permohonan Ijin Pengambilan Data Awal dan Penelitian

?
Lampiran 2

Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal dan Penelitian

?
Lampiran 3
Lembar Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada,
Yth. Warga Desa Wadung Asri
Di Sidoarjo
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan Karya Ilmiah Akhir Progam Studi Profesi
Ners, saya selaku mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya :
Nama : Siti Qomariyah
NIM :1120020097
Bermaksud mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian yang berjudul “PENERAPAN ISOMETRIC
HANDGRIP EXERCISE DAN SLOW DEEP BREATHING DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN RISIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK
EFEKTIF PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA WADUNG ASRI
WARU SIDOARJO”. Semua informasi akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk peneliti. Informasi ini diberikan hanya ditujukan untuk
pengembangan ilmu kesehatan khususnya bidang keperawatan komunitas dan
tidak dipergunakan untuk maksud lain.
Sidoarjo, 5 Juli 2021
Hormat Saya
Peneliti

Siti Qomariyah, S.Kep


1120020097
Demikian permohonan ini, atas kerja sama dan partisipasi anda sebagai
responden, peneliti mengucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Lampiran 4
Persetujuan mengikuti penelitian

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No.Telp/HP :

Menyatakan telah memperoleh informasi lengkap dan diberikan kesempatan


untuk menanyakan segala sesuatu yang ingin saya ketahui, saya bersedia
mengikuti penelitian yang berjudul:
“Penerapan Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing Dengan
Masalah Keperawatan Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Pada Penderita
Hipertensi Di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo”
Saya juga dapat menolak menjawab pertanyaan yang diberikan atau menarik diri
dari persetujuan ini suatu saat tanpa sanksi apapun. Demikian persetujuan ini
dibuat memahami sepenuhnya terhadap informasi yang telah diberikan kepada
saya tanpa adanya paksaan.

Surabaya 5 Juli 2021


Peneliti Yang Membuat Pernyataan

…………………………… ……………………………
Sanksi 1 Sanksi 2

…………………………… ……………………………
Lampiran 5
Lembar Penjelasan Penelitian Untuk Disetujui

PENJELASAN PENELITIAN UNTUK


DISETUJUI

Nama Peneliti : Siti Qomariyah

Alamat : Jalan Wadung Asri Dalam


Judul : Penerapan Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep
Penelitian Breathing Dengan Masalah Keperawatan Risiko Perfusi
Miokard Tidak Efektif Pada Penderita Hipertensi Di
Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo

A Tujuan penelitian dan penggunaan hasilnya


Tujuan penelitian ini adalah para lansia dengan hipertensi dapat
melakukan penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep
breathing ini untuk untuk menurunkan tekanan darah.

B Manfaat bagi peserta penelitian


Penelitian ini memiliki dampak pada bapak/ibu mengganggu
kenyamanan dan meluangkan waktu untuk di ukur tekanan darah
sebelum dan setelah dilakukan terapi isometric handgrip exercise dan
slow deep exercise.
C Metode dan prosedur kerja penelitian
Apabila bapak/ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
Bapak/ibu mendatangani lembar persetujuan rangkap dua, satu untuk
bapak/ibu simpan dan satu untuk peneliti. Prosedur penelitian
selanjutnya yaitu :
1. Bapak/ibu akan dimintai keterangan mengenai data diri
2. Bapak/ibu akan dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat penelitian
oleh peneliti
3. Bila peneliti memerlukan data tambahan tentang diri bapak/ibu
untuk keperluan penelitian maka peneliti dapat mendatangi rumah
bapak/ibu.
4. Peneliti akan melakukan tes glukosa darah sebelum dan sesudah
terapi
isometric handgrip exercise dan slow deep breathing diterapkan
5. Apabila ada pertanyaan dari bapak/ibu silahkan ditanyakan kepada
peneliti

D Resiko yang mungkin timbul


Dalam penelitian ini tidak ada resiko berat yang akan timbul, hanya saja
bapak/ibu merasakan sakit saat di tusuk untuk dilakukan tes glukosa darah.
Bapak/ibu juga harus lebih meningkatkan kenyamanan saat dilakukan
isometric handgrip exercise dan slow deep breathing

E Efek samping penelitian


Penelitian ini tidak memiliki efek samping apapun.
F Jaminan kerahasiaan
Semua informasi data bapak/ibu selama penelitian akan dicatat dan
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan. Informasi tersebut hanya akan
digunakan dengan tidak mengungkapkan identitas bapak/ibu. Semua
informasi yang dikumpulkan tetap menjadi rahasia dan tidak akan
disebutkan dalam hasil penelitian, laporan atau publikasi kepada siapapun
di luar studi penelitian
G Hak untuk menolak menjadi subyek penelitian
Subjek penelitian memiliki hak untuk menolak tanpa adanya sanksi/denda
dalam penelitian ini.
H Partisipasi berdasarkan kesukarelaan dan hak untuk mengundurkan
diri
Keikutsertaan bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak
ada unsur paksaan. Subjek penelitian memiliki hak untuk mengundurkan
diri tanpa adanya sanksi/denda dan dapat memutuskan tidak bersedia.
I Subjek dapat dikeluarkan dari penelitian
Jika subjek penelitian tidak sesuai dengan prosedur penelitian, maka
peneliti berhak mengeluarkan subjek dari penelitian tanpa adanya
sanksi/denda apapun.
J Hal-hal yang perlu diketahui
Segala pertanyaa dan klarifikasi terkait penelitian ini dapat melalui Siti
Qomariyah wa 081515899900 atau email
1130016016@student.unusa.ac.id. Demikian atas perhatian dan
kesediaan bapak.ibu, saya sampaikan terima
kasih.

Surabaya, 5 Juli 2021

Peneliti Yang Menerima Penjelasan

(……………………………) (……………………………)

Saksi 1 Saksi 2

(……………………………) (……………………………)
Lampiran 6
Lembar Persetujuan Tindakan Medis

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur/Jenis kelamin :

Alamat :

Nomor Telepon/Hp :

Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan dan kesempatan untuk


menanyakan yang belum dimengerti, dengan ini memberikan

PERSETUJUAN

Untuk dilakukan tindakan medis berupa pemeriksaan fisik dan pengambilan


darah. Dengan judul penelitian “Penerapan Isometric Handgrip Exercise Dan
Slow Deep Breathing Dengan Masalah Keperawatan Risiko Perfusi Miokard
Tidak Efektif Pada Penderita Hipertensi Di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo”
Sewaktu-waktu saya berhak mengundurkan diri.

Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran diri tanpa paksaan.

Surabaya, 5 Juli 2021

Yang membuat pernyataan

(……………………………)

Saksi 1 Saksi 2

(……………………………) (……………………………)
Lampiran 7
Pengunduran Diri

PENGUNDURAN DIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No.Telp/HP :

Dengan ini menyatakan MENGUNDURKAN DIRI sebagai subyek penelitian


yang berjudul:
“Penerapan Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing Dengan
Masalah Keperawatan Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Pada Penderita
Hipertensi Di Desa Wadung Asri Waru Sidoarjo”
Demikian surat pengunduran diri ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
adanya unsur paksaan.

Surabaya 5 Juli 2021


Yang Membuat Pernyataan

………………………………..
Sanksi 1 Sanksi 2

…………………………….. ………………………………...
Lampiran 8
Lembar Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan Lansia dengan Hipertensi

1. Pengkajian
a. Data Biografis Klien
Tabel 1. Data Biografis Pasien
Identitas Pasien Klien 1 Klien 2
Nama Ny.M Ny.P
Alamat Wadung Asri Dalam Wadung Asri Dalam RT
RT 03 RW 03 03 RW 03
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Kriteria Umur Elderly (61) Middle age (59)
Status Perkawinan Menikah Menikah
Agama Islam Islam
Suku Jawa Jawa
Pendidikan Tamat SLTA Tamat SLTA
Tempat Tinggal Rumah Sendiri Rumah Sendiri
Sumber Pendapatan Suami Suami
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Sumber : Data Primer 2021

b. Riwayat
Penyakit
Tabel 2. Data Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Ny.M Ny.P
Keluhan Utama Hipertensi Hipertensi
KAN BUKAN
DIAGNOSA MEDIS?
KELUHANNYA PADA
SAAT PENGKAJIAN
ITU APA?
Penyakit saat ini Klien mengatan nyeri Klien mengeluh nyeri
dada, lemah, detak jantung dada, sering pusing
berpompa cepat jika saat melakukan
digunakan aktivitas berat aktivitas berat,
dan berkurang jika terkadang mual disertai
digunakan istirahat. muntah.

Riwayat Penyakit Hipertensi Tidak ada


terdahulu
Riwayat Kesehatan Bapak menderita Tidak ada yang
Keluarga Hipertensi Menderita hipertensi

Riwayat Kesehatan Klien mengatakan jarang Selama pandemi covid-


Lingkungan berolahraga, dan juga 19 Klien mengatakan
klien patuh dalam minum jika dirinya sakit tidak
obat yang dikonsumsi, mendatangi dokter hanya
klien mengatakan sudah periksa dibidan desa.
menerapkan makanan dari Klien mengatakan
dokter akan tetapi masih jarang berolahraga, klien
suka maknan yang menghabiskan waktu
mengandung garam. berkerja menjaga toko.

Sumber : Data Primer 2021

c. Perubahan Pola Kesehatan


Tabel 3. Pola Kesehatan
Pola Kesehatan Ny.M Ny.S
Oksigenasi Klien bernafas secara Klien bernafas secara
spontan, tidak spontan, tidak
menggunakan alat bantu menggunakan alat
pernafasan, tidak Nampak bantu pernafasan, tidak
penggunaan otot bantu Nampak penggunaan
pernafasan, klien tidak otot bantu pernafasan,
mengeluh sesak, klien klien tidak mengeluh
mengeluh nyeri dada, sesak, klien mengeluh
pernafasan cuping nyeri dada, pernafasan
hidung (-), tidak ada cuping hidung (-),
suara nafas tidak ada suara nafas
tambahan tambahan
Nutrisi Pola pemenuhan Pola pemenuhan
kebutuhan nutrisi : 2x kebutuhan nutrisi: 3x
sehari tidak teratur sehari
Jumlah makanan yang Jumlah makanan yang
dihabiskan: < setengah dihabiskan: 3 porsi
porsi yang dihabiskan dihabiskan
Frekuensi minum : > 3 Frekuensi minum : > 3
gelas sehari Jenis gelas sehari
Minuman : Air Putih Jenis Minuman :
Air Putih
Pola Eliminasi Eliminasi alvi Eliminasi alvi
Frekuensi BAB : Frekuensi BAB :
1x/hari 1x/hari
Gangguan BAB : Gangguan BAB :
Tidak ada Tidak ada
Eliminasi Uri Eliminasi Uri
Frekuensi BAK: Frekuensi BAK:
>5x/hari >6x/hari
Warna Urine : Jernih Warna Urine : Jernih
Gangguan BAK : Tidak Gangguan BAK :
ada Tidak ada
Istirahat dan Tidur Jumlah waktu tidur : 7 jam Jumlah waktu tidur :
Waktu luang : Santai 6-7 jam
menonton televise Penggunaan waktu
luang : Berkumpul
dengan keluarga

Pola Aktivitas Kegiatan produktif lansia Kegiatan produktif


yang sering dilakukan : lansia yang sering
pekerjaan Rumah dilakukan: pekerjaan
Detak jantung berpompa Rumah
cepat jika digunakan Sering pusing saat
beraktifitas dan berkurang melakukan aktivitas
berat, terkadang mual
jika digunakan istirahat.
disertai muntah.

Pola perawatan diri Kebiasaan mandi : Kebiasaan mandi :


3x/hari 2x/hari
Memakai sabun : ya Sikat Memakai sabun : Ya
Gigi : ya Menggunakan Sikat Gigi : Ya
pasta Menggunakan pasta
gigi : Ya gigi : Ya
Berganti pakaian Berganti pakaian
bersih : > 1x/hari bersih : >1x/hari
Seksual Klien mengatakan masih Klien mengatakan
bisa melayani masih bisa melayani
suami suami
Rekreasi Klien mengatakan sering Klien mengatakan
melakukan rekreasi,tempat selama pandemi tidak
rekreasi yang di kunjungi pernah rekreasi,
adalah wisata religi.
tempat untuk
menghibur diri hanya
menonton televise dan
berkumpul dengan
keluarganya
Sumber : Data Primer 2021
d. Pemeriksaan fisik
Tabel 4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Ny.M Ny.P
Fisik
Tanda-Tanda Vital Tekanan Darah : Tekanan Darah : 168/92
160/100 mmHg mmHg
Nadi : 101x/menit Nadi : 96x/menit RR :
RR : 22x/menit 22x/menit Suhu : 36,2
Suhu : 36 oC o
C
TB : 148 cm TB : 152 cm
BB : 52 kg BB : 57kg
IMT : 23,7 (Obesitas) IMT : 24,7 (Obesitas)
Kesadaran : Kesadaran :
Composmentis Composmentis

Pemeriksaan Fisik
Breathing (B1) 1) Inspeksi : Bentuk dada 1) Inspeksi : Bentuk dada
simetris kaki, benjolan simetris kaki, benjolan (-),
(-), lesi (-) lesi (-)
2) Palpasi : nyeri dada 2) Palpasi : nyeri dada (+)
(+) 3) Perkusi : Bunyi paru sonor
3) Perkusi : Bunyi paru (normal)
sonor (normal) 4) Auskultasi : Irama
4) Auskultasi : Irama nafas teratur,
nafas teratur, vesikuler
vesikuler
Blood (B2) 1) Inspeksi : normal, 1) Inspeksi : normal, benjolan
benjolan (-), lesi (-) (-), lesi (-)
2) Palpasi : nyeri tekan 2) Palpasi : nyeri tekan (-),
(-), CRT < 2s, tebal CRT < 2s
lipatan kulit lebih dari 3) Perkusi : Suara pekak
25 mm 4) Auskultasi : Suara Jantung
3) Perkusi : Suara pekak Normal, S1 S2 tunggal
4) Auskultasi : Suara
jantung Normal, S1 S2
tunggal
Brain (B3) 1) Bentuk kepala normal, 1) Bentuk kepala normal,
bersih, lesi (-), bersih, lesi (-), kerontokan
kerontokan rambut (-), rambut (+), rambut pendek
rambut pendek dan dan beruban
beruban 2) Mata normal, sklera putih,
2) Mata normal, sklera konjungtiva merah muda,
putih, konjungtiva pupil isokor, katarak (-),
merah muda, pupil fungsi penglihatan plus 300
isokor, katarak (-), 3) Tidak ada pembesaran
fungsi penglihatan kelenjar tiroid, tidak ada
plus (baca) pembesaran vena jugularis
3) Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid,
tidak ada
pembesaran vena
jugularis
Bladder (B4) Frekuensi BAK: 1- Frekuensi BAK: > 6x/hari
3x/hari Warna Urine : Jernih Bau :
Warna Urine : Jernih Khas Urine Gangguan BAK
Bau : Khas Urine :
Gangguan BAK : Tidak ada keluhan
4) Tidak ada keluhan
Bowel (B5) I : Tidak ada benjolan, I : Tidak ada benjolan, tidak
tidak ada lesi ada lesi
P : Tidak ada pembesaran P : Tidak ada nyeri tekan, tidak
hati, nyeri tekan di ada pembesaran hati dan limfa,
lambung terasa massa abdomen
P : dullness (+) P : dullness (+)
A : Bising usus 4x/menit A : Bising Usus
Rectum : Normal 4x/menit
BAB : Seminggu Rectum : Normal BAB :
sekali (Konstipasi) Sehari sekali
Konsistensi : Padat Konsistensi : Padat
Bone (B6) Kemampuan Pergerakan Kemampuan Pergerakan
Sendi : Sendi : bebas
bebas Parese : tidak
Parese : tidak Kekuatan Otot :
Kekuatan otot : 5555 5555
5555 5555 5555 4444
4444 4444
Sumber : Data Primer 2021
e. Pengkajian status fungsional Indeks KATZ
Tabel 5. Indeks KATZ (Pengkajian status fungsional)
SKOR KRITERIA Ny.M Ny.S
Kemandirian dalam hal makan, kontinen,
A berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan √ √
mandi.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup
B
sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup
C sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup
D sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan
satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup
E sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup
F sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,
berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut.
Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi,
Lain-
tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C,
lain
D, E, F dan G.
Sumber : Data Primer 2021

Kesimpulan : Dari hasil Indeks Katz didapatkan bahwa Ny.M dan


Ny.P termasuk dalam kriteria A yaitu Kemandirian dalam hal
makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi.

f. Penilaian
Indeks
Barthel
Tabel 6. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
Nilai Ny.M Nilai Ny.S
No Jenis Aktivitas Bantuan Mandiri Bantuan Mandiri
1 Makan 10 10
2 Aktivitas ke toilet
10 10
3 Berpindah dari kursi roda
atau sebaliknya, termasuk 10 10
duduk di tempat tidur
4 Kebersihan diri: cuci 10 10
muka, menyisir,
aktivitas di kamar
mandi (toiletting).
5 Mandi 10 10
6 Berjalan di jalan yang 10 10
datar (jika tidak mampu
berjalan lakukan
dengan kursi roda).
7 Naik turun tangga 10 10
8 Berpakaian termasuk 10 10
mengenakan sepatu
9 Mengontrol defekasi 10 10
10 Mengontrol berkemih 10 10
TOTAL 100 100
Sumber : Data Primer 2021

Keterangan:
Masing- masing indikator penilaian memiliki rentang nilai 5-10
Interpretasi:
0-20 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan berat atau sanagt tergantung
62-90 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

Kesimpulan : Berdasarkan tingkat kemandirian pada Ny.M (Klien


1) didapatankan interpretasi 100 yaitu tingkat kemandirian dan Ny.P
(Klien 2) didapatkan interpretasi 100 yaitu tingkat kemandirian

g. Tingkat Kerusakan Intelektual


Dengan menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionnaire), ajukan beberapa pertanyaan pada daftar di bawah ini!
Tabel 7. SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionnaire)
No Pernyataan Ny.M Ny. P
JB JP B S JB JP B S
1 Tanggal 05 05 √ - 08 08 √ -
berapa hari
ini?
2 Hari apa Senin Senin √ - Jum’at Jum’at √ -
sekarang?
3 Apa nama Rumah Rumah √ - Rumah Rumah √ -
tempat ini?
4 Dimana Wadung Wadung √ - Wadung Wadung √ -
alamat ini? Asri Dalam Asri Dalam Asri Dalam Asri Dalam
RT 03 RW RT 03 RW RT 03 RW RT 03 RW
03 03 03 03
5 Berapa umur 61 61 √ - 59 59 √ -
anda?
6 Kapan anda 1 November 1 November √ - 8 Januari 8 Januari √ -
lahir? 1960 1960 1962 1962
7 Siapa Jokowi Jokowi √ - Jokowi Jokowi √ -
presiden
Indonesia?
8 Siapa Susilo Susilo √ - Susilo Susilo √ -
presiden Bambang Bambang Bambang Bambang
Indonesia Yudhoyono Yudhoyono Yudhoyono Yudhoyono
sebelumnya?
9 Siapa nama Baddriyah Baddriyah √ - Sulik Sulik √ -
ibu anda?
10 Kurangi 3 17 17 √ - 17 17 √ -
dari 20 dan 14 14 14 14
tetap 11 11 11 11
pengurangan
3 dari setiap
angka baru
secara
menurun
Jumlah Total 10 0 10 0
Sumber : Data Primer 2021

Keterangan : Interpretasi:
JB : Jawaban Benar Salah 0-3 = fungsi intelektual utuh
JP : Jawaban Pasien Salah 4-5 = fungsi intelektual kerusakan ringan Salah
B : Benar 6-8 = fungsi intelektual kerusakan sedang Salah 9-10
S : Salah = fungsi intelektual kerusakan berat

Kesimpulan : Dari hasil SPMSQ (Short Portable Mental Status


Questionnaire), didapatkan bahwa Ny.M dan Ny.P menjawab salah
0-3 yaitu memiliki fungsi intelektual utuh
h. Identifikasi Aspek Kognitif dan fungsi mental
Dengan mengunakan MMSE (Mini-Mental State Examination)
Tabel 8. MMSE (Mini-Mental State Examination)
Nilai Jawaban Pasien Nilai Pasien
Jawaban
No Kriteria Maksi
Benar Ny.M Ny.P Ny.M Ny.P
mal
ORIENTASI
1 Menyebutkan Tahun : 5 Tahun : Tahun : 5 5
dengan benar 2021 2021 2021
Tahun : Musim : Musim : Musim :
Musim : Hujan Hujan Hujan
Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :
Hari : 31 31 Lupa
Bulan : Hari : Hari : Hari :
Minggu Minggu Minggu
Bulan : Bulan : Bulan :
Januari Januari Januari
2 Dimana Negara : 5 Negara : Negara : 5 5
sekarang kita Indonesia Indone- Indone-
berada? Provinsi : sia sia
Negara : Jawa Provinsi Provinsi
Provinsi : Timur : Jawa : Jawa
Kabupaten/kot Kabupaten Timur Timur
a: /kota : Kabupa- Kabupa-
Tempat : Surabaya ten/kota : ten/kota :
Wisma : Tempat : Surabaya Surabaya
Rumah Tempat : Tempat :
Wisma : Rumah Rumah
Jamba- Wisma : Wisma :
ngan Jamba- Jamba-
ngan ngan
Nilai Jawaban Pasien Nilai Pasien
Jawaban
No Kriteria Maksi
Benar Ny.M Ny.P Ny.M Ny.P
mal
REGISTRASI

3 Sebutkan 3 Kursi 3 Kursi Kursi 3 3


nama objek Meja Meja Meja
(misal: kursi, Kipas Kipas Kipas
meja, kertas),
kemudian
ditanyakan
kepada klien,
menjawab:
Kursi :
Meja :
Kertas :
PERHATIAN DAN KALKULASI

4 Meminta klien 93 5 93 93 5 5
berhitung mulai 86 86 86
dari 100 79 79 79
kemudian 72 72 72
kurangi 7 65 65 65
sampai 5
tingkat.
Jawaban :
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
MENGINGAT

5 Minta klien Kursi 3 Kursi Kursi 3 3


untuk Meja Meja Meja
menglukosang Kipas Kipas Kipas
ketiga objek
pada poin ke-2
(tiap poin nilai
1)
Nilai Jawaban Pasien Nilai Pasien
Jawaban
No Kriteria Maksi
Benar Ny.M Ny. Ny.M Ny.P
mal
BAHASA

Menanyakan Meja 2 Meja Meja 2 2


pada klien Kursi Kursi Kursi
tentang benda
(sambil
menunjukkan
benda tersebut)
1. Meja
2. Kursi
Minta klien Tidak ada, 1 Tidak Tidak 1 1
untuk dan, jika ada, dan, ada, dan,
menglukosang atau tetapi jika atau jika atau
kata berikut: tetapi tetapi
“tidak ada,
dan, jika atau
tetapi)
Minta klien Pasien 3 Pasien Pasien 3 3
untuk melakukan mengam mengam
mengikuti dengan bil bil
perintah arahan kertas, kertas,
berikut yang melipat melipat
terdiri 3 kertas kertas
langkah. menjadi menjadi
Ambil kertas dua, dua,
ditangan anda, memberi memberi
lipat dulu dan kan ke kan ke
taruh diatas peneliti peneliti
meja.
Perintahkan Pasien 1 Dapat Dapat 1 1
pada klien melakukan melakuk melakuk
untuk hal dengan an sesuai an sesuai
berikut (bila sesuai arahan arahan
aktivitas sesuai arahan
perintah nilai
satu poin.
“tutup mata
anda”
Nilai Jawaban Pasien Nilai Pasien
Jawaban
No Kriteria Maksi
Benar Ny.M Ny.P Ny.M Ny.P
mal

Perintahkan Saya 1 Ny.M 1 1


kepada klien sedang
untuk menulis duduk
kalimat dan
menyalin
gambar

Ny.P

Total Nilai 30 30
Sumber : Data Primer 2021

Interpretasi:
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat

Kesimpulan : Berdasarkan penilaian kognitif mental dari Ny.M (Klien 1) dan


Ny.P (Klien 2) memiliki skor masing-masing 30 dengan interprestasi tidak ada
gangguan kognitif.

i. Pengkajian tingkat depresi


Tabel 9. Depresi Beck. Penilaian tingkat depresi lansia
Skor
Uraian
Ny.M Ny.P
a. Kesedihan
Saya sangat sedih atau tidak bahagia, di mana saya
3 3
tidak dapat menghadapinya
Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak
2 2
dapat keluar darinya
1 1 Saya merasa sedih atau galau.
0 0 Saya tidak merasa sedih.
b. Pesimisme
Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan
3 3
sesuatu dapat membaik tidak
Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk
2 2
memandang ke depan
1 1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa
0 0
depan.
c. Rasa Kegagalan
Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seorang
3 3
(orang tua, suami, istri).
Seperti melihat kebelakang hidup saya, semua yang
2 2
dapat saya lihat hanya kegagalan.
Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada
1 1
umumnya.
0 0 Saya tidak merasa gagal.
d. Ketidakpuasan
3 3 Saya tidak puas dengan segalanya.
2 2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.
1 1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
0 0 Saya merasa puas.
e. Rasa Bersalah
Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak
3 3
berharga
2 2 Saya merasa sangat bersalah
Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian
1 1
dari waktu yang baik.
0 0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
f. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 3 Saya benci diri saya sendiri
2 2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 0 Saya merasa kecewa dengan diri saya sendiri
g. Membahayakan Diri Sendiri
Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya
3 3
mempunyai kesempatan
Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh
2 2
diri
1 1 Saya merasa lebih baik mati
0 0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai
Sumber : Data Primer 2021
Intepretasi:
0-4 = depresi tidak ada atau minima
l 5-7 = depresi ringan
8-15= depresi sedang
>16 = depresi berat
Kesimpulan : Berdasarkan penilaian tingkat depresi Ny.M dengan skor 1 dan
Ny.P dengan skor 2, yaitu klien depresi tidak ada atau minimal

j. Skala
Depresi
Geriatrik
Yesavage
Dengan penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi di nilai poin 1 (nilai 1
poin untuk setiap respon yang cocok dengan jawaban ya atau tidak setelah
pertanyaan). Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.
Tabel 10. Skala Depresi Geriatrik Yesavage
Skala Depresi Geriatik Ny.M Ny.P
No
Yesavage, bentuk singkat Jawaban Skor Jawaban Skor
Apakah pada
1 dasarnya Anda puas Ya 1 Ya 1
dengan
kehidupan Anda?
Sudakah Anda
2 mengeluarkan aktivitas dan Ya 1 Ya 1
minat Anda?
Apakah Anda merasa
3 bahwa hidup Anda Tidak 0 Tidak 0
kosong?
Apakah Anda sering
4 Tidak 0 Tidak 0
bosan?
Apakah Anda mempunyai
5 semangat yang baik setiap Ya 1 Ya 1
waktu?
Apakah Anda takut sesuatu
6 Tidak 0 Tidak 0
akan terjadi pada Anda?
Apakah Anda merasa
7 Ya 1 Ya 1
bahagia di setiap waktu?
Apakah Anda lebih suka
tinggal di rumah setiap
8 waktu malam hari, dari Ya 1 Ya 1
pada pergi dan melakukan
sesuatu yang baru?
Apakah Anda merasa
9 Tidak 0 Tidak 0
bahwa Anda mempunyai
lebih banyak masalah
dengan ingatan Anda dari
pada yang lainnya?
Apakah Anda berfikir
sangat menyenangkan
10 hidup sekarang ini? Ya 1 Ya 1
Apakah Anda merasa Saya
sangat tidak berguna dengan
11 keadaan Anda Tidak 0 Tidak 0
sekarang?
Apakah Anda merasa
12 penuh berenergi? Ya 1 Ya 1
Apakah Anda berfikir
bahwa situasi Anda tak ada
13 harapan? Tidak 0 Tidak 0
Apakah Anda berfikir
bahwa banyak orang yang
14 lebih baik daripada Anda? Ya 1 Tidak 0
Total
8 7
Sumber : Data Primer 2021

Interpretasi :
Skor 0-9 : Not depressed (tidak depresi atau normal) Skor 10-
19 : Mild depression (depresi ringan)
Skor 20-30 : Severe depression (depresi sedang/berat)

Kesimpulan : Dari hasil skala Depresi Geriatrik Yesevage, Ny.M dengan skor 8
dan Ny P dengan skor 7, yaitu klien tidak mengalami depresi atau normal

FOKUS KE KMB
ANALISA DATA
Tabel 11. Analisa data
Ny.M (Klien 1)
No Data Fokus Etiologi Masalah
1 DS : Hipertensi Kategori : Fisiologis
Pasien mengatakan mengatakan Pohon masalah Subkategori : sirkulasi
nyeri dada, detak jantung mn? Kode : D.0014
berpompa cepat jika digunakan
Masalah : Risiko
aktivitas berat dan berkurang
perfusi miokard tidak
jika digunakan istirahat.
efektif
DO : lihat di kriteria Definisi : berisiko
mayor dan minor mengalami penurunan
kemudain di cek pasiennya sirkulasi arteri coroner
apakah ada keluhan tsb? yang dapat menganggu
- Pasien terlihat lemah metabolism miokard.
- Pasien terlihat
menyeringai
- Tekanan Darah
: 160/100 mmHg
- Nadi : 101x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 36 oC
- TB : 148 cm
- BB : 52 kg
- MT : 23,7 (Obesitas)
- Kesadaran : Composmentis
- GCS : 456
2 DS : Kelemahan Kategori : Fisiologis
- Pasien mengatakan Subkategori :
tidak merasa nyaman saat Cari yg lain aktivitas/istirahat
melakukan aktivitas Kode : D.0056
karena sakit kepala yang Masalah :
ia rasakan. Intoleransi aktivitas
DO : Definisi :
- Pasien terlihat lemah Ketidakcukupan energi
- Pasien terlihat untuk melakukan
menyeringai aktivitas sehari-hari
- Tekanan Darah
: 160/100 mmHg
- Nadi : 101x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 36 oC
- TB : 148 cm
- BB : 52 kg
- MT : 23,7 (Obesitas)
- Kesadaran : Composmentis
- GCS : 456
Ny.P (Klien 2 )
No Data Fokus Etiologi Masalah
1 DS : Hipertensi Kategori : Fisiologis
mengeluh nyeri dada, Subkategori : sirkulasi
sering pusing saat Kode : D.0014
melakukan aktivitas berat,
Masalah : Risiko
terkadang mual disertai
perfusi miokard tidak
muntah,
oerbaiki spt pasien 1 cari efektif
kriteria mayor dan minor Definisi : berisiko
mengalami penurunan
DO : sirkulasi arteri coroner
- Pasien terlihat lemah yang dapat menganggu
- Tekanan Darah : metabolism miokard.
168/92 mmHg
- Nadi : 96x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 36,2 oC
- TB : 152 cm
- BB : 57kg
- IMT : 24,7
(Obesitas)
- Kesadaran :
Composmentis
- GCS: 456
2 DS : Kelemahan Kategori :
Pasien mengatakan tidak Fisiologis
merasa nyaman saat Subkategori :
melakukan aktivitas karena aktivitas/istirahat
sakit kepala yang ia
Kode : D.0056
rasakan
Masalah :
Intoleransi aktivitas
DO :
- Pasien terlihat lemah Definisi :
- Tekanan Darah : Ketidakcukupan energi
168/92 mmHg untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
- Nadi : 96x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 36,2 oC
- TB : 152 cm
- BB : 57kg
- IMT : 24,7
(Obesitas)
- Kesadaran :
Composmentis
- GCS: 456
2. Diagnosa Keperawatan sebutkan saja
Tabel 12. Diagnosa Keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.
Ny.M Ny.P
1. Risiko perufsi miokard tidak Risiko perufsi miokard tidak efektif
efektif dibuktikan dengan dibuktikan dengan hipertensi.
hipertensi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan yang dengan kelemahan yang dibuktikan
dibuktikan dengan tekanan darah dengan tekanan darah berubah >20%
berubah >20% dari kondisi dari kondisi istirahat
istirahat

3. Intervensi Keperawatan
Tabel 13 Intervensi Keperawatan Pada Ny M (Klien 1)
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria
No Keperawatan Intervensi SIKI
Hasil SLKI
SDKI
1. Risiko perufsi Setelah dilakukan Perawatan jantung
miokard tidak intervensi selama 3 Kode : 1.11353
efektif kali tindakan Observasi :
dibuktikan diharapkan perfusi 1. Monitor tekanan darah
dengan miokard meningkat 2. Monitor keluahan
hipertensi. dengan kriteria hasil nyeri dada dan
Maksudmya? sebagai berikut : frekuensi nyeri
Pelajari lagi y Kode : L02011 3. Periksa tekanan darah
1. Nyeri dada dari dan frekuesi nadi
skala 3 (sedang) sebelum dan sesudah
menjadi skala 4 aktivitas
(cukup meningkat) Terapeutik :
2. Takikardi skala 3 1. Berikan terapi relaksasi
(sedang)
menjadi skala 4 Edukasi
(cukup membaik) 1. Anjurkan beraktivitas
3. Tekanan darah fisik secara bertahap
skala 3 (sedang)
menjadi skala 4
(cukup membaik)
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi
berhubungan intervensi selama 3 Kode : 1.05178
dengan kelemahan kali tindakan Observasi :
yang dibuktikan
dengan tekanan diharapkan toleransi 1. Identifikasi kelelahan
darah berubah aktivitas meningkat fisik dan emosional
>20% dari kondisi dengan kriteria hasil 2. Identifikasi lokasi dan
istirahat sebagai berikut : ketidaknyamanan selama
Kode : L05047 melakukan aktivitas
1. Kemudahan dalam Terapeutik
melakukan 1. Lakukan Latihan
aktivitas sehari- rentang gerakpasif dan
hari 3 (sedang) atau aktif (isometric
menjadi skala 4 handgrip exercise)
(cukup meningkat) 2. Berikan aktivitas
2. Perasaan lemah distraksi yang
skala 3 (sedang) menenangkan
menjadi skala 4 Edukasi
(cukup menurun) 1. Anjurkan tirah baring
3. Tekanan darah 2. Anjurkan melakukan
skala 3 aktivitas secara bertahap
(sedang) menjadi
skala 4 (cukup
membaik)

Tabel 14 Intervensi Keperawatan Pada Ny.P (Klien 2)


Diagnosa
Tujuan dan
No Keperawatan Intervensi SIKI
SDKI Kriteria Hasil
SLKI
1. Risiko perufsi Setelah dilakukan Perawatan jantung
miokard tidak intervensi selama 3 Kode : 1.11353
efektif dibuktikan kali tindakan Observasi :
dengan hipertensi. diharapkan perfusi 4. Monitor tekanan darah
miokard meningkat 5. Monitor keluahan
dengan kriteria hasil nyeri dada dan
sebagai berikut : frekuensi nyeri
Kode : L02011 6. Periksa tekanan darah
4. Nyeri dada dari dan frekuesi nadi
skala 3 (sedang) sebelum dan sesudah
menjadi skala 4 aktivitas
(cukup meningkat) Terapeutik :
5. Takikardi skala 3 2. Berikan terapi relaksasi
(sedang) Edukasi
menjadi skala 4 1. Anjurkan beraktivitas fisik
(cukup membaik) secara bertahap
6. Tekanan darah
skala 3 (sedang)
menjadi skala 4
(cukup membaik)
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi
berhubungan dengan intervensi selama 3 Kode : 1.05178
kelemahan yang kali tindakan Observasi :
dibuktikan dengan diharapkan toleransi 3. Identifikasi kelelahan
tekanan darah aktivitas meningkat fisik dan emosional
berubah >20% dari dengan kriteria hasil 4. Identifikasi lokasi dan
kondisi istirahat sebagai berikut : ketidaknyamanan selama
Kode : L05047 melakukan aktivitas
4. Kemudahan dalam Terapeutik
melakukan 3. Lakukan Latihan
aktivitas sehari- rentang gerakpasif dan
hari 3 (sedang) atau aktif (isometric
menjadi skala 4 handgrip exercise)
(cukup meningkat) 4. Berikan aktivitas
5. Perasaan lemah distraksi yang
skala 3 (sedang) menenangkan
menjadi skala 4 Edukasi
(cukup menurun) 3. Anjurkan tirah baring
Tekanan darah skala 3 Anjurkan melakukan
(sedang) aktivitas secara bertahap
menjadi skala 4
(cukup membaik)

4. Implementasi Keperawatan cek kembali y acara penulisan implementasi


spt apa
Tabel 15. Implementasi Keperawatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tindakan 1
Ny.M (Senin, 5 Juli 2021) Ny.P (Kamis, 8 Juli 2021)
Jam Dx Tindakan Jam Dx Tindakan
1. Monitor tekanan 1. Monitor tekanan
??? darah darah
kosong R : Pasien Kooperatif R : Pasien Kooperatif
jamnya H : TD : 163/100 H : TD : 163/100
mmHg mmHg
2. Monitor keluhan 2. Monitor keluhan
nyeri dada dan nyeri dada dan
frekuensi nyeri frekuensi nyeri
R : Pasien kooperatif R : Pasien kooperatif
H : Pasien merasa H : Pasien merasa
enak setelah enak setelah
melakukan terapi melakukan terapi
3. Periksa tekanan 3. Periksa tekanan
darah dan frekuensi darah dan frekuensi
nadi sebelum dan nadi sebelum dan
sesudah melakukan sesudah melakukan
aktivitas aktivitas
R : Pasien Kooperatif R : Pasien Kooperatif
H : tekanan darah H : tekanan darah
semakin cepat semakin cepat setelah
I setelah melakukan 11.00 I melakukan aktivitas
aktivitas 4. Berikan terapi
10.00 4. Berikan terapi relaksasi
relaksasi R : Pasien Kooperatif
R : Pasien Kooperatif H : tekanan darah
H : tekanan darah semakin cepat setelah
semakin cepat melakukan aktivitas
setelah melakukan 5. Anjurkan
aktivitas beraktivitas fisik
5. Anjurkan secara bertahap
beraktivitas fisik R : Pasien Kooperatif
secara bertahap H : pasien mampu
R : Pasien Kooperatif melakukan aktivitas
H : pasien mampu fisik isometric
melakukan aktivitas handgrip exercise
fisik isometric
handgrip exercise

Tindakan 2
Ny.M (Selasa, 6 Juli 2021) Ny.P (Jumat, 9 Juli 2021)
Jam Dx Tindakan Jam Dx Tindakan
6. Monitor tekanan 11. Monitor
darah tekanan darah
R : Pasien R : Pasien Kooperatif
Kooperatif H : TD : 163/100
H : TD : 163/100 mmHg
mmHg 12.Monitor keluhan
7. Monitor keluhan nyeri dada dan
nyeri dada dan frekuensi nyeri
frekuensi nyeri R : Pasien kooperatif
R : Pasien H : Pasien merasa
kooperatif H : enak setelah
Pasien merasa enak melakukan terapi
setelah melakukan 13.Periksa tekanan
terapi darah dan
8. Periksa tekanan frekuensi nadi
darah dan sebelum dan
10.00 I frekuensi nadi 11.00 I sesudah
sebelum dan melakukan
sesudah aktivitas
melakukan R : Pasien Kooperatif
aktivitas H : tekanan darah
R : Pasien semakin cepat
Kooperatif H : setelah melakukan
tekanan darah aktivitas
semakin cepat 14. Berikan terapi
setelah melakukan relaksasi
aktivitas R : Pasien Kooperatif
9. Berikan terapi H : tekanan darah
relaksasi semakin cepat
R : Pasien setelah melakukan
Kooperatif H : aktivitas
tekanan darah 15. Anjurkan
semakin cepat beraktivitas fisik
setelah melakukan secara bertahap
aktivitas R : Pasien Kooperatif
10. Anjurkan H : pasien mampu
beraktivitas fisik melakukan aktivitas
secara bertahap fisik isometric
R : Pasien handgrip exercise
Kooperatif H :
pasien mampu
melakukan
aktivitas fisik
isometric handgrip
exercise

Tindakan 3
Ny.M (Rabu, 7 Juli 2021) Ny.P (Sabtu, 10 Juli 2021)
Jam Dx Tindakan Jam Dx Tindakan
16. Monitor 21. Monitor
tekanan darah tekanan darah
R : Pasien R : Pasien Kooperatif
Kooperatif H : TD : 163/100
H : TD : 163/100 mmHg
mmHg 22.Monitor keluhan
17.Monitor keluhan nyeri dada dan
nyeri dada dan frekuensi nyeri
frekuensi nyeri R : Pasien kooperatif
R : Pasien kooperatif H : Pasien merasa
H : Pasien merasa enak setelah
enak setelah melakukan terapi
melakukan terapi 23.Periksa tekanan
18.Periksa tekanan darah dan frekuensi
darah dan nadi sebelum dan
frekuensi nadi sesudah melakukan
sebelum dan aktivitas
sesudah R : Pasien Kooperatif
melakukan H : tekanan darah
aktivitas semakin cepat setelah
10.00 I R : Pasien 11.00 I melakukan aktivitas
Kooperatif H : 24. Berikan terapi
tekanan darah relaksasi
semakin cepat R : Pasien Kooperatif
setelah melakukan H : tekanan darah
aktivitas semakin cepat setelah
19. Berikan terapi melakukan aktivitas
relaksasi 25. Anjurkan
R : Pasien beraktivitas fisik
Kooperatif H : secara bertahap
tekanan darah R : Pasien Kooperatif
semakin cepat H : pasien mampu
setelah melakukan melakukan aktivitas
aktivitas fisik isometric
20. Anjurkan handgrip exercise
beraktivitas fisik
secara bertahap
R : Pasien
Kooperatif H :
pasien mampu
melakukan aktivitas
fisik isometric
handgrip exercise

1. Evaluasi Keperawatan
Tabel 16. Evaluasi Keperawatan Pada Ny.M dan Ny.P
EVALUASI KEPERAWATAN
Tindakan 1
(Klien 1 Senin 5 Juli 2021 dan klien 2 Kamis 8 Juli 2021)
Ny.M Ny.P
Jam Dx Evaluasi Jam Dx Evaluasi
S: S:
- Klien mengatakan - Klien
badan lemas dan mengatakan
lemah nyeri dada
- Nyeri dibagian berkurang
dada berkurang - Klien
sedikit mengatakan
O: mual dan
19.00 I - Pasien tampak 19.00 I muntah
semangat berkurang
melakukan - Klien
teknik isometric mengatakan
handgrip lebih nyaman
exercise dan dan rileks saat
slow deep diberikan
breathing isometric
- Tekanan darah handgrip
klien exercise dan
slow deep
menuturun
breathing
setelah
melakukan
O:
isometric - Klien tampak
handgrip rileks
exercise dan - Klien mengikuti
slow deep instruksi dari
breathing pre perawat
163/100 mmHg - Klien tampak
dan post bersemangat saat
159/100 mmHg diberikan
A : Masalah teratasi isometric
sebagian handgrip
P : Intervensi exercise dan
dilanjutkan, no …., slow deep
….. breathing
- Tekanan darah
klien menuturun
setelah
melakukan slow
deep breathing
pre 165/95
mmHg dan post
160/92 mmHg
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
Tindakan 2
(Klien 1 Selasa 6 Juli 2021 dan klien 2 Jumat 9 Juli 2021)
Ny.M Ny.P
Jam Dx Evaluasi Jam Dx Evaluasi
S : S:
- Klien - Klien mengatakan
mengatakan nyeri dada
tampak lebih berkurang
bugar - Klien mengatakan
- Klien sudah tidak mual
mengatakan nyeri dan muntah
dadanya - Klien mengatakan
berkurang lebih rileks saat
O: dilakukan
- Klien tampak isometric handgrip
releks dan exercise dan slow
bersemngat
deep breathing
19.00 I melakukan 19.00 I
isometric O :
handgrip - Klien tampak
exercise dan bersemangat saat
slow deep melakukan
brathing isometric handgrip
- Tekanan darah exercise dan slow
klien turun deep brething
setelah - Tekanan darah
melakukan klien turun setelah
isometric melakukan
handgrip isometric handgrip
exercise dan exercise dan
slow deep
slow deep
breathing pre
breathing pre
150/100 mmHg
155/95 mmHg
dan post 147/84
dan post 150/83
mmHg
mmHg A : Masalah
A : Masalah teratasi
teratasi P : Intervensi
P : Intervensi
dilanjutkan
dilanjutkan

Tindakan 3
(Klien 1 Rabu 7 Juli 2021 dan klien 2 Sabtu, 10 Juli 2021)
Ny.M Ny.P
Jam Dx Evaluasi Jam Dx Evaluasi
17.00 I S: I S:
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
dirinya lebih lebih rileks saat
nyaman saat diberikan isometric
dilakukan isometric handgrip exercise
handgrip exercise dan slow deep
dan slow deep breathing yang ke
breathing 3 kali
- Klien mengatakan O:
sudah tidak nyeri - Klien tampak
dada lagi rileks atau tidak
O: tegang
- Klien tampak releks - Tekanan darah
- Klien tampak klien turun
bersemangat saat setelah
dilakukan isometric melakukan
handgrip exercise isometric
dan slow deep handgrip
breathing exercise dan
- Tekanan darah slow deep
klien turun setelah breathing pre
melakukan 145/90 mmHg
isometric dan post 140/78
handgrip exercise mmHg
dan slow deep A : Masalah
breathing pre teratasi
145/90 mmHg P : Intervensi
dan post 135/76 dilanjutkan
mmHg
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Lampiran 7
Lembar Hasil Rekapitulasi Tekanan Tekanan Darah Lansia
Hasil Rekapitulasi Tekanan Darah Lansia Selama Penelitian
Tekanan Darah Ny M Tekanan Darah Ny P
Waktu Kunjungan
Pre Post Pre Post
Pengkajian Pengkajian
Tekanan darah Tekanan Darah
160/100mmHg 168/92 mmHg
Tindakan 1 163/100 159/100 165/90 160/92
mmHg mmHg mmHg mmHg
Tindakan 2 155/95 150/83 150/100 147/84
mmHg mmHg mmHg mmHg
Tindakan 3 145/90 135/76 145/90 140/78
mmHg mmHg mmHg mmHg

Lampiran 9
Dokumentasi buat apa? Kan sifatnya ini rahasia

Responden 1 Ny.M
Responden 2 Ny.P

Lampiran 10 SOP Isometric Handgrip Exercise


Pengertian Latihan isometrik merupakan bentuk latihan static
yang terjadi bila otot berkontraksi tanpa adanya
perubahan pada panjang otot berkontraksi tanpa
adanya perubahan pada panjang otot atau
opergerakan sendi yang terlihat (Basuki, 2008)
Tujuan Efektif untuk penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi dengan masalah risiko perfusi
miokard tidak efektif
Persiapan Alat 1. Alat handgrip
2. Timer
Prosedur Tindakan 1. Persiapan perawat
a). Mencuci tangan
b). Menyediakan lingkungan yang nyaman
2. Persiapan pasien
a). Mengucap salam
b). Perkenalan
c). Menjelaskan tujuan tindakan
d). Kontrak waktu
3. Persiapan lingkungan
a). Menjaga privasi
Pelaksanaan 1. Dalam keadaan duduk, melakukan kontraksi
isometric (memegang handgrip) dengan satu
tangan selama 45 detik.
2. Kemudian membuka genggaman dari istirahat
selama 15 detik.
3. Kembali melakukan kontraksi isometric
(menggunakan handgrip) dengan tangan yang lain
selama 45 detik. (prosedur diulang, sehingga
masing-masing tangan mendapatkan 2 kali
kontruksi, jumlah total durasi selama latihan
sebanyak 180 detik atau 3 menit).
4. Pada saat melakukan genggaman disertai dengan
latihan mengambil dan menghembuskan nafas
secara teratur.

Lampiran 11 SOP Slow Deep Breathing


Pengertian Slow Deep Breathing adalah teknik yang tepat dalam
melakukan relaksasi yang dilakukan dengan
mengatur nafas yang memberikan efek untuk
merileksasikan dengan aturan nafas yang teratur,
nafas secara dalam dan lambat (Martini 2006 dalam
Tarigan et al.2020)
Tujuan 1. Efektif untuk penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi dengan masalah risiko perfusi
miokard tidak efektif
2. Meningkatkan relaksasi fisiologis
Persiapan Alat 1. Timer
Prosedur Tindakan 1. Persiapan perawat
a). Mencuci tangan
b). Menyediakan lingkungan yang nyaman
2. Persiapan pasien
a). Mengucap salam
b). Perkenalan
c). Menjelaskan tujuan tindakan
d). Kontrak waktu
3. Persiapan lingkungan
a). Menjaga privasi
Pelaksanaan 1). Atur posisi dengan posisi duduk atau berbaring
2). Kedua tangan pasien diletakkan diatas perut.
3). Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan
dalam melakui hidung
4). Tahan napas selama tiga detik rasakan perut
mengembang saat menarik napas.
5). Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan
hembuskan nafas secara perlahan selama enam
detik, rasakan perut bergerak ke bawah.
6). Ulangi langkah 1 sampai 5 selama 15 menit,
selingi istirahat singkat setiap 5 kali
Lampiran 12 Leaflet Isometric Handgrip Exercise
TERAPI ISOMETRIC
HANDGRIP EXERCISE Definisi?? Tujuan??

Latihan isometrik merupakan Efektif untuk penurunan


bentuk latihan static yang terjadi tekanan darah pada penderita
bila otot berkontraksi tanpa hipertensi dengan masalah
adanya perubahan pada panjang
risiko perfusi miokard tidak
otot berkontraksi tanpa adanya
OLEH: efektif
perubahan pada panjang otot
MAHASISWA UNUSA
atau opergerakan sendi yang
PROFESI NERS
terlihat
UNIVERSITAS NAHDLATUL
ULAMA SURABAYA

3. Kembali melakukan 4. Pada saat melakukan


kontraksi isometric genggaman disertai dengan
(menggunakan handgrip) latihan mengambil dan
menghembuskan nafas
dengan tangan yang lain
secara teratur.
1. Dalam keadaan duduk, selama 45 detik.
melakukan kontraksi (prosedur diulang,
isometric (memegang sehingga masing-masing
handgrip) dengan satu tangan tangan mendapatkan 2
selama 45 detik . kali kontruksi, jumlah
total durasi selama
2. Kemudian membuka latihan sebanyak 180 ~ Selamat Mencoba ~
genggaman dari istirahat detik atau 3 menit).
selama 15 detik.

Lampiran 13 Leaflet Slow Deep Breathing


TERAPI SLOW DEEP
BREATHING
Definisi?? Tujuan??

Slow Deep Breathing adalah 1. Efektif untuk penurunan


teknik yang tepat dalam tekanan darah pada penderita
melakukan relaksasi yang hipertensi dengan masalah risiko
dilakukan dengan mengatur perfusi miokard tidak efektif
nafas yang memberikan efek 2. Meningkatkan relaksasi
OLEH:
untuk merileksasikan dengan fisiologis
MAHASISWA UNUSA
aturan nafas yang teratur, nafas
PROFESI NERS
secara dalam dan lambat
UNIVERSITAS NAHDLATUL
ULAMA SURABAYA

4). Tahan napas selama tiga 6). Ulangi langkah 1 sampai 5


detik rasakan perut selama 15 menit, selingi istirahat
mengembang saat menarik singkat setiap 5 kali
napas.
1). Atur posisi dengan posisi
duduk atau berbaring
2). Kedua tangan pasien
diletakkan diatas perut.

5). Kerutkan bibir, keluarkan ~ Selamat Mencoba ~


melalui mulut dan
3). Anjurkan melakukan napas hembuskan nafas secara
secara perlahan dan dalam perlahan selama enam
melakui hidung detik, rasakan perut
bergerak ke bawah.

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN PRODI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920,
8284508, FAX (031) 8298582 KAMPUS B RS. ISLAM
JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Lampiran

Lembar konsultasi
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Siti Qomariyah, S.Kep


NIM : 1120020097
Program Studi : Profesi Ners
Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan
Judul KIA : Penerapan isometric handgrip exercise dan slow deep
breathing dengan masalah keperawatan risiko perfusi
miokard tidak efektif pada penderita hipertensi di Desa
Wadung Asri Waru Sidoarjo
Pembimbing : Erika Martining Wardani S.Kep., Ns., M.Ked Trop
No Tanggal Materi Konsultasi Tandan Tangan

Mahasiswa Pembimbing
08-02-2021 Konsul Judul
08-04-2021 ACC Judul

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan

Siti Nurjanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NPP.0206713

Anda mungkin juga menyukai