Bab II - 31
Bab II - 31
TINJAUAN PUSTAKA
Pemikiran mengenai negara hukum sebenarnya sudah sangat tua, jauh lebih tua
dari usia ilmu negara itu sendiri, gagasan itu merupakan gagasan modern yang multi
perspektif dan selalu aktual. Apabila melihat sejarah, perkembangan pemikiran filsafat
mengenai negara hukum dimulai sejak tahun 1800 S.M.10 Perkembangannya terjadi
sekitar abad ke-19sampai dengan abad ke-20. Menurut Jimly Ashiddiqie, gagasan
memiliki arti bahwa setiap tindak tanduk negara serta penguasa baik dalam rangka
haruslah selalu memperhatikan kondisi masyrakat sekitar serta tidak boleh melenceng
Hakim13 adalah negara berlandaskan atas hukum dan keadilan bagi warganya.
Artinya adalah segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau
10
S.F. Marbun, 1997, Negara Hukum dan Kekuasaan Kehakiman, Jurnal Hukum Ius Quia
Iustum, No. 9 Vol. 4, h. 9
11
Jimly Ashiddiqie, Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di
Indonesia, Jakarta, Ichtiar Baru van Hoeve,1994 h. 11
12
Muhammad Tahir Azhary, Negara Hukum Suatu Studi Tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat
Dari Segi Hukum Islam, Implementasinya Pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini. Jakarta,
Bulan Bintang, 1992, h.72-74.
13
Abdul Aziz Hakim, Op.Cit, h. 8
10
11
penguasa, semata-mata berdasarkan hukum atau dengan kata lain diatur oleh hukum
negara dibatasi oleh hukum yang berarti segala sikap, tingkah laku dan perbuatan
baik dilakukan oleh penguasa atau aparatur negara maupun dilakukan oleh para
istilah “Negara Hukum” berarti suatu negara yang di dalam wilayahnya meliputi:
mengemukakan bahwa elemen dari negara hukum antara lain :1) adanya jaminan
14
Ibid, h. 9
15
Lihat. Abdul Aziz Hakim,Op.Cit, h. 10
16
ibid
11
12
Dicey17 salah seorang pemikir Inggris yang juga seorang penulis buku
mengemukakan, ada tiga (3) unsur utama the rule of law, yakni;
hukum, yaitu negara hukum formil atau negara hukum klasik dan negara hukum
materiil atau negara hukum yang bersifat modern. Perbedaan kedua model negara
hukum tersebut terletak pada tugas negara. Dalam negara hukum formil, tugas negara
dalam negara hukum materiil, tugas negara tidak hanya sekedar menjaga ketertiban
saja, melainkan juga untuk mencapai kesejahteraan rakyat untuk mencapai keadilan (
17
Ibid, h. 13
18
Uthrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia,Jakarta, Ichtiar,1962. h.9
12
13
merupakan antitesis dari konsep negara hukum klasik, yang didasari oleh pemikiran
menjadikan negara mempunyai sifat intervensionis, artinya bahwa negara selalu akan
ambil bagian dalam setiap gerak dan langkah masyarakat dengan alasan untuk
tidak jarang tugas negara menjadi sangat luas dan menjangkau setiap aspek
negara tertentu negara juga masuk dalam kehidupan privat warga negaranya (missal :
Indonesia sebagai negara yang lahir pada era modern, tentu tidak lepas dari
pengaruh model-model negara hukum yang telah ada sebelumnya. Namun, Maria
Farida berpendapat21 bahwa prinsip negara hukum Indonesia adalah negara pengurus
ini hampir sama dengan konsep negara hukum kesejahteraan. Hal tersebut juga
IV. Hal yang menjadikan prinsip negara hukum Indonesia mirip dengan kesejahteraan
19
W. Riawan Tjandra, Hukum Sarana Pemerintahan, Jakarta, Cahaya Atma Pustaka,2014.h.1
20
Anthony Giddens, The Third Way : Jalan ketiga Pembangunan Demokrasi Sosial, Jakarta,
Gramedia,1998.h. 100
21
Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-undangan (Dasar-Dasar dan Pembentukannya),
Jakarta, Kansius,1998. h.1
13
14
adalah frasa “kesejahteraan” yang dipertegas dalam aline IV, pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tersebut. Penegasan tersebut
(Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945). Namun, juga menjadikan kesejahteraan rakyatnya
kata kewenangan, yang diartikan sebagai hak dan kekuasaan untuk bertindak,
Dalam literatur ilmu politik, ilmu pemerintahan, dan ilmu hukum kita juga
arti bahwa “ada satu pihak yang memerintah dan pihak lain yang diperintah” (the rule
berkaitan dengan hukum. Kekuasaan yang tidak berkaitan dengan hukum oleh Henc
22
Kamal Hidjaz. Efektivitas Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Sistem Pemerintahan
Daerah Di Indonesia. Makassar, Pustaka Refleksi,2010. h. 35
23
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1998, h.
36
14
15
van Maarseven disebut sebagai “blote match”,24 sedangkan kekuasaan yang berkaitan
dengan hukum oleh Max Weber disebut sebagai wewenang rasional atau legal, yakni
wewenang yang berdasarkan suatu sistem hukum. Hal ini dipahami sebagai suatu
kaidah-kaidah yang telah diakui serta dipatuhi oleh masyarakat dan bahkan yang
memiliki makna yang sama dengan wewenang karena kekuasaan yang dimiliki oleh
a. hukum
b.kewenangan (wewenang)
c. keadilan
d.kejujuran
e. kebijakbestarian, dan
f. kebijakan.26
Kekuasaan merupakan inti dari penyelenggaraan Negara agar Negara dalam
keadaan bergerak (de staat in beweging) sehingga Negara itu dapat berkiprah,
bekerja, berkapasitas, berprestasi, dan berkinerja melayani warganya. Oleh karena itu
24
Suwoto Mulyosudarmo, Kekuasaan dan Tanggung Jawab Presiden Republik Indonesia,
Suatu Penelitian Segi-Segi Teoritik dan Yuridis Pertanggungjawaban Kekuasaan, Surabaya,
Universitas Airlangga, 1990, h. 30
25
Philipus M. Hadjon, Tentang Wewenang,Surabaya, Makalah, Universitas Airlangga, ,
tanpa tahun, h. 1
26
Rusadi Kantaprawira, Hukum dan Kekuasaan, Makalah, Yogyakarta, Universitas Islam
Indonesia, 1998, h.37-38
15
16
laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu sesuai
complex) dimana jabatan-jabatan itu diisi oleh sejumlah pejabat yang mendukung hak
kekuasaan mempunyai dua aspek, yaitu aspek politik dan aspek hukum, sedangkan
kewenangan hanya beraspek hukum semata yang artinya; kekuasaan itu dapat
(inkonstitusional),
digunakan dalam bentuk kata benda dan sering disejajarkan dengan istilah
“bevoegheid” digunakan dalam konsep hukum publik maupun dalam hukum privat.
Dalam konsep hukum kita istilah kewenangan atau wewenang seharusnya digunakan
tepatnya pada pasal 1 angka (6) kewenangan diartikan sebagai kekuasaan badan
27
Miriam Budiardjo, Op.Cit, h. 35
28
Rusadi Kantaprawira, Op.Cit, h. 39
29
Phillipus M. Hadjon, Op.Cit, h. 20
16