Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT

YANG DIBINA OLEH :

Dian Saputra Marzuki, S.KM., M.Kes

ETIKA KESEHATAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

OLEH:

AMANDA RIA AMELIA

K011201188

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat – Nya serta karunia – Nya yang senantiasa tercurahkan kepada penulis,
sehingga makalah individu ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu dan harapan
penulis. Makalah Etika Kesehatan yang penulis susun ini membahas mengenai Etika
Kesehatan di Era Revolusi Industri 4.0. Makalah ini dikaji berdasarkan perkembangan
Industri dan teknologi masa kini beserta hubungannya dengan Etika Kesehatan di
lingkungan Masyarakat. Selain itu, dalam penyajian materi ini pun tak terlepas dari
bimbingan Bapak Dian Saputra Marzuki.

Dalam penyajian makalah ini, banyak hambatan dan tantangan yang penulis
temui, namun dengan segala bantuan serta tidak terlepas dari rahmat – Nya, masalah –
maasalah tersebut dapat teratasi dengan baik. Dengan demikian, penulis berterimakasih
kepada pihak – pihak lain yang membantu penulis dalam menyusun makalah ini,
semoga mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Namun demikian, manusia tidak luput dari kesalahan sehingga dengan


berlakunya fakta tersebut, penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna, baik dari penyusunannya maupun isi makalahnya. Oleh karena itu, penulis
sangat menghargai segala masukan dan kritik dari pembaca mengenai makalah penulis
ini. Sehingga diharapkan, dengan kritik dn masukan tersebut, penulis dapat menyusun
makalah berikutnya degan lebih baik lagi.

Sekian, semoga makalah ini bermanfat bagi kita semua.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI….......…………………………………………………………………………iii

PENDAHULUAN

Latar belakang…………………………..…………………………………………………..…4

Rumusan Masalah…………………...………………...………………………………………4

Tujuan…………………………………………...…………………………………………….5

Manfaat ……………………………………………………………………………………….5

PEMBAHASAN
A. Etika
Kesehatan………………...……………………………………………….……………….6
B. Revolusi Industri 4.0………………………………………………………………………7
C. Dampak Revolusi Industri 4.0 Terhadap Kesehatan…………………………….......……9
D. Tantangan dan Hambatan Revolusi Industri 4.0 Terhadap Etika Kesehatan..…………..11
E. Solusi Terhadap Tantangan…………………………………………………….……..…12
PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………….………...14

Saran………………………………………………………………………………….……….15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….......…………………………..…16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kehidupan dunia modern ini pasti tidak bisa terlepas dari pengaruh teknologi maupun
industri. Dengan adanya kebutuhan industri ini, maka pastilah ada pembaharuan maupun
inovasi baru yang berkaitan dengan bidang industri. Dalam decade akhir ini, telah mencapai
inovasi dalam Revolusi Industri yaitu tipe 4.0, atau biasa disebut Cyber Physical System.
Era Revolusi Industri ini menerapkan konsep otomatisasi dalam perkembangan
industrinya. Seperti contoh, yaitu AI (Artifical Intelegence), IoT, dan sejenisnya.
Revolusi Industri ini tidak hanya berdampak pada bidang teknologi saja, namun juga
brdampak pada bidang lain seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi,, dan berbagai aspek
kehidupan lainnya. Seperti contoh, dampak dalam bidang kesehatan yaitu lebih
memudahkan dalam penggunaan fasilitas kesehatan. Dalam penerapannya di bidang
kesehatan, banyak masyarkat yang sudah mengakses fasilitas E-Health, dimana fasilitas
tersebut berfokus pada bidang pelayanan kesehatan berbasis teknologi. Namun adanya sisi
positif ini tidak terlepas dari sisi negative, sehingga diperlukan suatu analisis dalam
menemukan solusi menghadapinya.
Di bidang kesehatan, tentu tak bisa dipisahkan dengan etika kesehatan. Oleh karenanya,
dengan adanya Revolusi Industri ini, masih diperlukan analisis dan kajian yang berkaitan
dengan penerapan ettika kesehatan dalam pengaplikasian Revolusi Industri. Dengan
adanya pengkajian dan analisis tersebut, maka akan dengan mudah ditemukan permasaahan
yang kemungkinan timbul atau penerapan yang menyimpang dari etika kesehatan, disertai
dengan analisis solusinya.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa itu Etika Kesehatan?
2. Bagaimana proses Revolusi Industri 4.0 terjadi?
3. Apa dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap kesehatan?
4. Bagaimana tantangan dan hambatan Revolusi Industri 4.0 terhadap etika kesehatan
5. Bagaimana solusi terhadap tantangan tersebut?
1.3.Tujuan

iv
1. Untuk mengetahui etika kesehatan.
2. Untuk mengetahui proses terjadinya Revolusi Industri 4.0.
3. Untuk mengetahui dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap kesehatan.
4. Untuk mengetahui tantangan dan hambatan Revolusi Industri 4.0 terhadap kesehatan.
5. Untuk mengetahui solusi terhadap tantangan Revolusi Industri 4.0 bagi kesehatan.
1.4.Manfaat
1. Dapat menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca mengenai Revolusi
Industri 4.0 terhadap kesehatan.
2. Dapat membuka kesadaran bagi semua pihak mengenai dampak yang ditimbulkan.
3. Dapat menjadi bahan diskusi mengenai analisis penulis yang dirasa kurang tepat bagi
pembaca.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika Kesehatan
Perkembangan etika kesehatan pada dasarnya dapat dilihat pada tiga fase, yaitu
etika kesehatan pada masa Hipokrates, pada abad pertengahan, dan pada masa
kedokteran modern. Etika kesehatan menurut Leenen, suatu etika khusus dengan
menerapkan nilai – nilai dalam bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, etika kesehatan jelas mencakup penilaian
terhadp gejala kesehatan yang disetujui, dan juga mencakup suatu rekomendasi
bagaimana bersikap bertindak secara pantas dalam bidang kesehatan.
Menurut Thirouz, praktik dalam etika kesehatan mencakup :
1. Penangan pasien yang tidak tertolong
2. Dengan sengaja mengizinkan pengakhiran penderitaan pasien atas permintaan
pasien sendiri, pembatasan perilaku, dan persetujuan tindakan setelah pemberiaan
informasi
3. Bioetika, fertiliasi, dan kelahiran
4. Pelayanan kesehatan dan pembiayaannya
5. Kependudukan dan pengendalian kelahiran, aborsi, sterilisasi, dan pemanfaatan
sumber daya kesehatan yang langka
6. Transplantasi organ dan hemodialisa
7. Pengungkapan dan kerahasiaan informasi kesehatan

Etika kesehatan masyarakat adalah suatu tatanan moral berdasarkan sistem nilai
yang berlaku secara universal dalam eksistensi mencegah perkembangan resiko pada
individu, kelompok dan masyarakat yang mengakibatkan penderitaan sakit dan
kecacatan, serta meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk hidup sehat dan
sejahtera.
Dalam bidang kesehatan terdapat beberapa bidang etik yang sudah berkembang
yaitu etika klinis, etika penelitian, dan etika profesi, yang seluruhnya bernaung dalam
satu payung yang disebut Bioetik. Di antara ketiga bidang etik itu, etika kesehatan
masyarakat merupakan topik yang relatif paling baru. Tidak mengherankan jika pada
praktisi kesehatan masyarakat telah lebih dulu mengenal bidang etika lain sebelum etika

6
kesmas. Namun demikian seluruh bidang etika tersebut sama-sama memiliki empat
prinsip utama bioetika (Ortmann dkk, 2016) yaitu

1. Memberi manfaat bagi manusia (beneficence)

2. Tidak melakukan perbuatan/tindakan yang memperburuk manusia (Nonmaleficence)

3. Respek/menghormati manusia (respect for persons/autonomy); dan

4. Bertindak adil (justice)

Suatu rumusan kode etik seharusnya merefleksikan standar moral universal.


Standar moral universal tersebut menurut Scwhartz (dalam Ludigdo, 2007) meliputi :

1. Trustworthiness, kepercayaan (meliputi honesty/kejujuran, integrity/ketulusan hati,


reliability/yang dipercaya, dan loyality).
2. Respect/penghormatan (meliputi perlindungan dan perhatian atas hak asasi
manusia).
3. Responsibility/tanggungjawab (meliputi juga accountability/hal yang harus
dipertnggungjawabkan).
4. Fairness/kejujuran/keadilan/kewajaran (meliputi penghindaran dari sifat tidak
memihak dan mempromosikan persamaan).
5. Caring/perhatian/ketelitian/perawatan/perlindungan (meliputi misalnya
penghindaran atas tindakan-tindakan yang merugikan dan tidak perlu).
6. Citizenship/kewarganegaraan (meliputi penghormatan atas hukum dan
perlindungan lingkungan).

B. Revolusi Industri 4.0


Revolusi Industri (RI) pertama yang dimulai sejak 1784 memperkaryakan air
dan kekuatan uap untuk mekanisasi sistem produksi. RI kedua yang dimulai tahun 1870
menggunakan daya listrik untuk melangsungkan produksi masal. Sedangkan RI ketiga
yang dimulai tahun 1969 menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi informasi
untuk otomatisasi proses produksi. Sekarang dunia telah memasuki era baru RI
keempat, di mana kekuatannya bertopang pada Revolusi Industri ketiga. Dalam abad
ini, RI ini ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi sehingga kita melihat suatu
area baru yang terdiri dari tiga bidang ilmu independen: fisika, digital dan biologi.

7
RI keempat bertopang pada RI ketiga, dengan ciri transformasi yang berbeda
dari revolusi sebelumnya. RI keempat bahkan menjadi fokus utama perdebatan pada
Pertemuan. Tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum, WEF) pada
tanggal 2013 Januari 2016 di Davos, Swiss. Setidaknya ada tiga hal yang membedakan
RI keempat dibanding RI sebelumnya. Tiga hal tersebut menjadi alasan mengapa
transformasi yang terjadi saat ini bukan merupakan suatu perpanjangan revolusi digital,
namun lebih merupakan suatu revolusi transformasi baru.
Pertama, inovasi dapat dikembangkan dan menyebar jauh lebih cepat dari
sebelumnya. Kecepatan terjadinya terobosan-terobosan baru pada era ini terjadi pada
skala eksponensial dan bukan lagi pada skala linear. Kedua, penurunan biaya produksi
marjinal dan munculnya platform yang dapat menyatukan dan mengkonsentrasikan
beberapa bidang keilmuan terbukti meningkatkan output pekerjaan. Transformasi ini
mengakibatkan perubahan dengan ruang lingkup yang begitu luas sehingga
menyebabkan perubahan pada seluruh sistem produksi, manajemen, maupun tata
kelola. Ketiga, revolusi secara global ini akan berpengaruh besar dan terbentuk di
hampir semua negara di dunia, di mana cakupan transformasi ini terjadi pada setiap
bidang industri, dan bahkan akan mempunyai dampak menyeluruh pada level sistem
di banyak tempat. Dunia sedang memasuki era Revolusi Industri 4.0, yaitu era yang
merupakan periode perkembangan baru ketika beberapa teknologi yang meliputi
teknologi fisik, teknologi digital dan teknologi biologis masing-masing telah mencapai
perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada bidangnya masing-masing.
Ketiga teknologi tersebut merupakan pendorong teknologi utama atau yang paling
mendasar untuk Revolusi Industri 4.0.
Teknologi digital memiliki pengaruh yang cukup besar yang dimungkinkan
dapat meningkatkan sebagian besar inovasi dan kemajuan yang datang dengan
gelombang Revolusi Industri 4.0. Teknologi ini dapat menghubungkan seluruh dunia
secara digital. Salah satu aspek yang mewujudkan teknologi digital adalah Internet of
Things (IoT).
Tujuan dan sasaran dari Internet of Things (IoT) adalah untuk membuat kita
berkomunikasi berkomunikasi dengan yang lainnya sehingga tercapai keinginan atau
tujuan bersama. Internet of Things (IoT) merupakan pendorong mendasar yang kuat,
yang dapat menemukan, mengidentifikasi dan dapat melacak serta memantau suatu
subyek, dan bahkan dapat memicu peristiwa terkait dalam waktu nyata.

8
Adapun peranan lainnya, di antaranya yaitu berperan dalam rumah pintar,
logistik lalu lintas, keamanan publik, perlindungan lingkungan, kesehatan pribadi dan
bidang lainnya.
Adapun teknologi fisik merupakan teknologi yang paling terkenal di era
Revolusi Industri 4.0 karena memiliki dampak paling langsung pada kehidupan sehari-
hari. Terdapat dua manifestasi fisik uatama, yaitu kendaraan otonom dan pencetakan
3D.
Kendaraan yang dimaksud merupakan kendaraan yang mengemudi sendiri,
dengan kata lain disebut tanpa pengemudi atau robot, yang memungkinkan mobil tanpa
harus menggunakan teknik produksi kendaraan bersama dengan sensor yang canggih,
control pelayaran adaptif, kemudi aktif, navigasi GPS, laser dan radar. Sementara untuk
pencetakan 3D merupakan teknologi yang menciptakan objek fisik menjadi tiga
dimensi dengan mencetak lapisan demi lapisan dari gambar atau model 3D digital.

C. Dampak Revolusi Industri 4.0 Terhadap Kesehatan


Di antara berbagai sektor yang terdampak oleh RI keempat, tampaknya sektor
kesehatan adalah sektor yang paling mungkin mendapatkan keuntungan dari
bergabungnya sistem fisika, digital dan biologi, walaupun sektor ini mungkin juga yang
paling tidak siap menerimanya. Hal ini diperkuat dari hasil survei terhadap 622
pemimpin bisnis dari berbagai industri di seluruh dunia oleh The Economist
Intelligence Unit. Jajak pendapat terhadap para pemimpin bisnis ini menunjukkan
bahwa mayoritas yang signifikan dari para eksekutif tersurvei percaya bahwa
kesehatan adalah sektor yang akan mendapatkan keuntungan besar dari dampak RI
keempat ini. Saat ini teknologi konsumen yang memakai telepon genggam dan alat
kebugaran yang dipakai sehari-hari dapat mengumpulkan berbagai data secara detil
tentang kesehatan dan status kebugaran seseorang.
Data seperti ini berpotensial untuk mentransformasi, tidak hanya kesehatan
individual dan keperluan medisnya, namun juga untuk penelitian kesehatan. Bahkan
ada suatu studi yang juga dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit mengatakan
bahwa 50% dari para dokter percaya bahwa teknologi telepon pintar sangat
memberdayakan pasien agar mereka berperan dalam mengatur kesehatan mereka
secara proaktif. Sementara itu, banyak penyedia layanan kesehatan mengeksplorasi
potensi telemedicine, yaitu suatu pemantauan dan pengobatan pasien dari jarak jauh
melalui sensor yang tersambung ke internet. Diharapkan bahwa telemedicine akan

9
terbukti sangat berharga dalam pengobatan penyakit kronis yang banyak dialami oleh
lansia. Kedepannya, adalah sangat dimungkinkan bahwa warga senior menerima cek-
up medis dengan kenyamanan bahkan di rumah mereka sendiri. Telemedicine juga
dapat membawa perawatan medis kepada masyarakat di lokasi terpencil. Di masa
depan, beberapa aplikasi medis yang sangat hebat muncul dari kombinasi teknologi
fisika, digital dan biologi termasuk pil yang menggabungkan sensor digital untuk
mengatur pelepasan obat; anggota badan robot yang menanggapi pikiran pasien; serta
psikoterapi secara virtual reality.
Secara global, semua teknologi ini diharapkan oleh banyak pihak untuk dapat
berdampak besar bagi kesehatan, seperti halnya ketika penggunaan ilmu statistik
diterapkan pada semua bidang ilmu lainnya di akhir abad ke-19. Tentu saja, sebuah
revolusi yang mendalam sepertinya akan memaksa penyedia layanan kesehatan untuk
secara substansial mengadaptasi praktik kerja mereka. Sayangnya, jajak pendapat Uni
Eropa juga mengungkapkan bahwa kurang dari separuh eksekutif kesehatan (38%)
yang percaya bahwa mereka sudah 'cukup' atau 'sangat' siap untuk Revolusi Industri
Keempat. Hasil jajak pendapat ini menyiratkan bahwa penyedia layanan kesehatan
perlu meningkatkan upaya mereka untuk mengintegrasikan Industri 4.0 ke dalam
kebiasaan hidup mereka. Seperti yang telah terjadi berulang kali di tempat lain, jika
mereka tidak siap, peran mereka akan digantikan oleh pasukan dari startups digital
yang siap untuk mengambil bisnis mereka.
Dalam suatu penelitian biologi, salah satu cabang yang penting yaitu studi
genetika, seperti rekayasa genetika. Adapun kemajuan-kemajuan yang telah dicapai
pada era Revolusi Industri 4.0 yaitu mengurangi biaya, meningkatkan kemudahan dan
efisiensi dalam teknologi dan sekuensing genetik, pengaktifan dan pengeditan.
Dalam menyelesaikan Proyek Genom Manusia biasanya membutuhkan waktu
lebih dari sepuluh tahun, dengan biaya 2,7 x 109 USD. Akan tetapi saat ini genom dapat
diselesaikan dalam beberapa jam dengan biaya kurang dari 1000 USD.
Di sisi perawatan, sistem komputer supercom IBM Watson dapat membuat
rencana perawatan yang ditujukan pada pasien kanker, dengan cara membandingkan
data masa lalu pasien, perawatan dan informasi genetik dengan memperbarui
pengetahuan medis hanya dalam beberapa menit.
Selain itu, kemajuan rekayasa genetik membantu orang-orang untuk mematuhi
hasil pertanian yang lebih tinggi dengan meningkatkan ketahanan, efektivitas, dan
produktivitas tanaman.

10
Neuroteknologi dapat membantu kita untuk memantau aktivitas otak dan melihat
bagaimana otak berubah dan berinteraksi dengan dunia luar. Tujuan dari
neuroteknologi adalah untuk memberikan keunggulan kinerja sistem hewan pada mesin
robot.
Diperkirakan pada tahun 2008, industry neuroteknologi telah mencapai nilai
lebih dari 144 x 109 USD, dan secara bertahap-tahap nilai tersebut meningkat dengan
adanya lembaga penelitian dan kombinasi antara aplikasi teknologi informasi dengan
kecerdasan ilmu otak.
Ada semakin banyak perangkat neuroimaging dan neurostimulasi yang masuk
ke pasar, meskipun pada masa relatifnya, neuroteknologi meningkatkan pendidikan,
komunikasi, kecerdasan, kemampuan kognitif, perawatan penyakit, dan militer. Untuk
pengguna individu, aplikasi neuroteknologi sekarang dapat membantu orang lumpuh
mengendalikan kaki palsu atau kursi roda 'dengan pikiran mereka'.
Neurofeedback, merupakan teknologi untuk memonitor aktivitas otak secara
real time, yang menawarkan banyak kesempatan untuk membantu melawan kecanduan,
mengatur perilaku makanan, dan meningkatkan penampilan mulai dari olahraga.
Sedangkan untuk perawatan medis, teknologi ini mampu mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan membandingkan sejumlah besar data terkait aktivitas otak, sehingga
memungkinkan untuk meningkatkan diagnosis dan efisiensi pengobatan gangguan otak
serta masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental. Selain itu, komputer
generasi berikutnya, yang desainnya dipicu oleh ilmu otak, dapat menalar,
memprediksi, dan bereaksi seperti halnya dengan korteks manusia.

D. Tantangan dan Hambatan Revolusi Industri 4.0 Terhadap Etika Kesehatan

Selama manusia menggunakan mesin untuk bekerja maka kebutuhan energi


akan tetap tinggi dan hingga sekarang belum ada sumber energi yang mencukupi bisa
digunakan untuk kegiatan produksi dalam skala yang lebih besar selain dengan
menggunakan bahan bakar fosil.
Tentu penggunaan bahan bakar fosil bukanlah hal yang ramah untuk
lingkungan. Dengan tingginya penggunaan mesin dan juga penggunaan bahan yang
diperlukan untuk membuat alat-alat berteknologi tinggi maka kelestarian alam
lingkungan akan makin terancam. Makin tingginya kegiatan produksi manufaktur juga

11
akan berbanding lurus dengan tingginya pembuangan limbah yang bisa mengancam
lingkungan hidup secara global.
Berdasarkan analisis penulis sesuai kode etik kesehatan seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, Revolusi Industri 4.0 ini juga memberikan tantangan atau
dampak negative dalam menjalani kode etik kesehatan. Seperti contoh, hal ini
mempengaruhi kode etik caring atau peduli. Jika pasien atau masyarakat menggunakan
Telemadicine dalam memeriksa kondisi kesehatannya, maka yang akan memberi
respon adalah dokter yang telah disalurkan melalui teknologi, yang tidak bisa
memberikan perhatian atau perawatan yang maksimal kepada pasiennya secara
langsung.
Selain itu, pada etika responsibility atau tanggung jawab. Dengan menggunakan
aplikasi, maka dokter atau tenga kesehatan yang melayani pasien yang berkonsultasi
lewat aplikasi digital, tidak akan mengontrol semaksimal mungkin jika dibandingkan
dengan dokter yang melayani pasien secara langsung. Sehingga dokter atau tenaga
kesehatan yang berkaitan tidak bisa atau kuran dalam tanggung jawabnya terhadap
pasien digitalnya.
Dalam etika kejujuran atau fairness, juga sangat rentan. Revolusi Industri 4.0
yang segalanya bekerja sesuai mesin, sangat mudah untuk diretas oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab dan tidak bermoral. Kejujuran mengenai hasil konsultasi pasien
kepada dokternya pun tidak menutup kemungkinan untuk diretas kebenaran atau
faktanya, sehingga baik dokter atau tenaga kesehatan maupun pasien akan tertipu
dengan hasil yang telah diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut.

E. Solusi terhadap Tantangan

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan pemanfaatan teknologi. segala sesuatu
diciptakan bukan tanpa alasan. Segala sesuatu yang diciptakan memang pasti memiliki
manfaat yang baik, oleh karena itu kita harus banyak-banyak bersyukur atas hal tersebut
dan juga harus memanfaatkannya dengan baik dan secukupnya.
Kita tidak boleh terlalu bergantung pada aplikasi atau teknologi tertentu, karena
jika hal tersebut terjadi maka sama saja kita menyiapkan diri kita sendiri menjadi
konsumen pasif yang hanya bisa memanfaatkan teknologi tetapi tidak dapat atau tidak
sanggup untuk memikirkannya.

12
Belakangan ini, keunggulan pasar, spesialisasi dam inovasi serta transportasi
bersatu untuk menghasilkan barang dan kekayaan baru yang belum pernah didapatkan
sebelumnya dalam sepuluh ribu tahun sejarah manusia. Hal tersebut menjadikan
semuanya terbiasa dengan langkah cepat , namun lupa bahwa perjalanan sejarah
manusia masih panjang.
Sebagaimana kita ketahui bahwa apa yang dilakukan mesin maupun teknologi
tertentu, misalnya kalkulator tidak semuanya dapat memberi tahu kita kapasitas untuk
kebaikan dan kejahatan, kapasitas untuk cinta atau kebencian, kapasitas untuk
patriotism atau ketidakpuasan, kapasitas untuk penguraian kebajikan menjadi
keburukan, dan pada saat seperti apa jiwa kita dalam keadaan tenang dan bertindak
dengan teratur.
Diperlukan tiga solusi pintar dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 di dalam
teknologi informasi yaitu smart foundation, smart process, dan smart connectivity.
Smart foundation yaitu bagaimana membangun pondasi IT yang cerdas, smart
process adalah bagaimana membangun proses IT yang cerdas, dan smart
connectivity yakni bagaimana membangun sistem konektivitas IT yang cerdas.
Ada dua cara dalam upaya menyambut Revolusi Industri keempat. Pertama,
menyiapkan dan mengembangkan SDM agar mampu berdaya saing. Kedua, antisipasi
dampak negatif, terutama dehumanisasinya dan mencarikan solusi atau terapinya.
Dalam hal ini peranan psikologi harus dihadirkan untuk mengembangkan dan
memperkaya kekuatan positif manusia. Hal tersebut bisa melalui pendekatan
pengembangan diri yakni kesuksesan, kuat, optimisme, baik, bahagia, sehat dan rasa
cinta. Karena secara harfiah ilmu psikologi Islam merupakan ilmu jiwa perilaku dan
dikaitkan dengan pencipta-Nya.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Etika kesehatan menurut Leenen, suatu etika khusus dengan menerapkan nilai –
nilai dalam bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan. Sedangkan menurut
Soerjono Soekanto, etika kesehatan jelas mencakup penilaian terhadp gejala
kesehatan yang disetujui, dan juga mencakup suatu rekomendasi bagaimana
bersikap bertindak secara pantas dalam bidang kesehatan.
2. Teknologi digital memiliki pengaruh yang cukup besar yang dimungkinkan dapat
meningkatkan sebagian besar inovasi dan kemajuan yang datang dengan
gelombang Revolusi Industri 4.0. Teknologi ini dapat menghubungkan seluruh
dunia secara digital. Salah satu aspek yang mewujudkan teknologi digital adalah
Internet of Things (IoT).
3. Tujuan dan sasaran dari Internet of Things (IoT) adalah untuk membuat kita
berkomunikasi berkomunikasi dengan yang lainnya sehingga tercapai keinginan
atau tujuan bersama. Internet of Things (IoT) merupakan pendorong mendasar yang
kuat, yang dapat menemukan, mengidentifikasi dan dapat melacak serta memantau
suatu subyek, dan bahkan dapat memicu peristiwa terkait dalam waktu nyata.
4. Di antara berbagai sektor yang terdampak oleh RI keempat, tampaknya sektor
kesehatan adalah sektor yang paling mungkin mendapatkan keuntungan dari
bergabungnya sistem fisika, digital dan biologi, walaupun sektor ini mungkin juga
yang paling tidak siap menerimanya. Hal ini diperkuat dari hasil survei terhadap
622 pemimpin bisnis dari berbagai industri di seluruh dunia oleh The Economist
Intelligence Unit.
5. Selama manusia menggunakan mesin untuk bekerja maka kebutuhan energi akan
tetap tinggi dan hingga sekarang belum ada sumber energi yang mencukupi bisa
digunakan untuk kegiatan produksi dalam skala yang lebih besar selain dengan
menggunakan bahan bakar fosil.
6. Tidak ada yang salah dengan pemanfaatan teknologi. segala sesuatu diciptakan
bukan tanpa alasan. Segala sesuatu yang diciptakan memang pasti memiliki

14
manfaat yang baik, oleh karena itu kita harus banyak-banyak bersyukur atas hal
tersebut dan juga harus memanfaatkannya dengan baik dan secukupnya.

3.2. Saran

Diharapkan kepada generasi millennial, atau mahasiswa, untuk memahami pengaruh


Era Revolusi Industri 4.0 terhadap etika kesehatan. Sehingga dengan demikian,
makalah ini diharapkan dapat membantu generasi muda dalam menelaah pengaruh Era
Revolusi Industri 4.0 terhadap etika kesehatan. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata dan fakta terkait topic yang kami bahas pada makalah kali ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sinambung, Indar. 2020. Konsep dan Perspektif Etika dan Hukum Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Heryana, Ade. (2019). Pengantar Etika Kesehatan Masyarakat. Link :


https://www.researchgate.net/publication/336496442_Pengantar_Etika_Kesehatan_Masyarak
at Diakses 26 Desember 2020.

Tjandrawinata, Raymond. (2016). Industri 4.0: Revolusi Industri abad ini dan pengaruhnya
pada bidang kesehatan dan bioteknologi. Working Paper of Dexa Medica Group.
10.5281/zenodo.49404. Link :
https://www.researchgate.net/publication/293695551_Industri_40_revolusi_industri_abad_ini
_dan_pengaruhnya_pada_bidang_kesehatan_dan_bioteknologi . Diakses pada 26 Desember
2020.

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/ETIKA_KESEHATAN_MASYARAKAT.pptx#:~:text
=Etika%20kesehatan%20masyarakat%20adalah%20suatu,untuk%20hidup%20sehat%20dan
%20sejahtera.

https://fkm.unair.ac.id/begini-tantangan-ahli-kesehatan-masyarakat-di-era-revolusi-industri-
4-0/

https://greatdayhr.com/id/blog/dampak-negatif-revolusi-industri-4-0-di-indonesia/

https://www.kompasiana.com/desfi/5ca924303ba7f7487d1f0503/bagaimana-dunia-
kesehatan-di-era-revolusi-industri-4-0?page=all

https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/mik_4_esensi_etika_profesi_rmik_baru_5.pdf

https://www.liputan6.com/tekno/read/3910099/tiga-solusi-pintar-dalam-menghadapi-
revolusi-industri-40

https://www.umy.ac.id/hadapi-revolusi-industri-4-0-jangan-hilangkan-sifat-
kemanusiaan.html

16
17

Anda mungkin juga menyukai