Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN TERPADU DAN URGENSINYA DALAM

PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR

Elizar *)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Universitas Muhammadiyah Kotabumi

Abstract

Integrated learning models is a learning that is associated with an increased


ability and characters of student in elementary school. School as one of the
means and facitating role in shaping the young generation and motivate the
studens to give to become savvy genaration, independent, creative, and
innovative.To anticipate the occurrence of inefficiency in implementing the
learning program should be planned with the best. Prior to the implementation of
a learning program conducted there are some things that must be considered,
planning before setting up learning programs need, designing and organizing
learning evaluation, is used as an effort to obtain information to assess the
success of a program. One of some efforts that could be done to improve
students’ skill, as prospective teachers, in implementing an active learning was
that by implementing integrated learning. It covered modelling a lecturer as a
model in implementing integrated learning in the class and it integratef active
learning models in fragmented, connected, sequenced, shared, webbed, threaded,
integrated, immersed, and networked.

Kata Kunci: urgensi, pembelajaran terpadu, pendidikan karakter, siswa SD.

A. PENDAHULUAN Indonesia turun dari posisi 58 menjadi 62


Kompleksitas masalah yang dihadapi dan tergolong rendah dibanding kan dengan
suatu negara akan berimbas pada negara-negara tetangga.
pendidikan. Pendidikan merupakan Sebenarnya, kurikulum pendidikan
komponen terpenting dalam upaya untuk Indonesia tidak kalah dari kurikulum
mencerdaskan anak bangsa dan negara-negara maju, tetapi
memajukan bangsa. Pengelolaan pelaksanaannya yang masih jauh dari
pendidikan yang tidak profesional berakibat harapan. Banyak yang dituangkan dalam
pendidikan semakin terpuruk. Kenyataan kurikulum yang senantiasa mengalami
ini terbukti dengan turunnya indeks perubahan, namun pada prakteknya yang
pembangunan pendidikan Education dilakukan di lapangan tidak banyak
Development Indeks (EDI) peringkat perubahan.

*) Dosen Universitas Muhammadiyah Kotabumi


Edukasi Lingua Sastra Volume 17 Nomor 2

Pembelajaran terpadu di sekolah pembelajaan terpadu, prinsip dan jenis-jenis


dasar merupakan salah satu tuntuan pembelajaran terpadu dan urgensinya dalam
kurikulum yang dilaksanakan dengan pembentukan karakter anak.
memperhatikan konteks perkembangan
anak yang memiliki kebutuhan, minat dan B. KONSEP PEMBELAJARAN
karakteristik yang berbeda. Dengan TERPADU
pembelajaran terpadu diharapkan dapat Pembelajaran terpadu (integrated
mengembangkan pengetahuan, sikap, learning) sebagai suatu konsep dapat
ketrampilan dengan karakter yang diartikan sebagai suatu pendekatan
diharapkan. dengan optimal pada anak. pembelajaran yang terdiri beberapa mata
Fenomena saat ini, suatu konnsekwensi pelajaran untuk memberikan pengalaman
dari implementasi kurikulum yang banyak yang bermakna (meaningfull) kepada anak.
menuntut anak untuk mengerjakan Bermakna diartikan dalam pembelajaran
aktivitas atau tugas-tugas yang melebihi terpadu sebagai suatu bentuk pemahaman
kapasitas dan kebutuhan mereka. Anak anak akan konsep-konsep yang mereka
terkesan pasif, bergantung pada guru, pelajari melalui pengalaman langsung dan
berlaku sebagai robot yang hanya menghubungkannya dengan konsep lain
merespon segalanya dari guru. Anak-anak yang sudah mereka pahami.
kurang memiliki pengalaman Pembelajaran terpadu berfokus
pembelajaran yang alamiah dan langsung pada proses yang dilakukan anak saat
(direct experiences) dan pengalaman- berusaha memahami isi pembelajaran
pengalaman sensorik yang membentuk berbentuk pengetahuan maupun
dasar kemampuan pembelajaran abstrak keterampilan yang harus dikembangkan
menjadi tidak tersentuh. sebagai hasil pembelajaran. Aminuddin
Disadari atau tidak di dalam dalam (Asep dan Hermini; 2007:5)
pendidikan telah dilakukan praktik yang mengemukakan bahwa pengertian
kurang layak dan membentuk karakter yang pembelajaran terpadu dalam konteks
tidak baik pada anak. Praktek pendidik pelaksanaan di sekolah dasar dapat dilihat
sesuai dengan perkembangan anak sebagai:
(developmentally approriate practice) jauh 1. pendekatan pembelajaran (learning
dari yang diharapkan di sekolah, khususnya approach) yang menghubungkan
sekolah dasar. Kajian tentang hal ini berbagai mata pelajaran yang
menjadi dasar tulisan ini, yang selanjutnya mencerminkan dunia nyata di
akan mengaitkan dalam bahasan konsep sekeliling anak serta dalam rentang

2
Pembelajaran Terpadu dan Urgensinya dalam Pengembangan Karakter Anak Sekolah Dasar
(Elizar)

kemampuan dan perkembangan anak tampaknya lebih ditujukan pada


sekolah dasar; keterlibatan anak dalam pembelajaran
2. cara untuk mengembangkan secara aktif dan terlibat dalam proses
pengetahuan (kognitif) dan pembuatan keputusan untuk tindakan
keterampilan (psikomotor) anak secara belajarnya. Pendekatan ini lebih condong
serempak (simultan); pada penerapan konsep belajar sambil
3. mengaitkan atau menggabungkan melakukan sesuatu dan aktif melakukan
sejumlah konsep dalam beberapa aktivitas belajarnya (learning by doing and
mata pelajaran yang berbeda, dengan hand on activty).
harapan anak akan belajar dengan lebih
baik dan bermakna (meaningfull) dalam C. KARAKTERISTIK
mengikuti proses pembelajaran. PEMBELAJARAN TERPADU
Dengan konsep terpadu, pembelajaran Anak sekolah dasar bersifat holistik
untuk anak dirancang menggunakan suatu dalam perkembangan. Dengan kepribadian
tema tertentu sebagai pusat perhatian yang yang berkembang secara menyeluruh
(center of interest) yang berorientasi pada memuntut perlakukan yang khusus, sesuai
praktek pembelajaran yang sesuai dengan dengan karakteristik perkembangan dan
kebutuhan perkembangan anak kebutuhannya. Dalam praktik pendidikan
(developmentally approoriiiate practice). sering hal ini terlupakan yang berakibat
Pendekatan ini berangkat dari teori banyak praktik pendidikan di bangku
pembelajaran yang menolak proses sekolah dasar malah dikhawatirkan banyak
latihan/hafalan (drill) sebagai dasar yang mengganggu aspek perkembangan
pembentukan pengetahuan dan struktur anak tersebut.
intelektual anak. Teori pembelajaran ini Terkesan sebagai satu konnsekuensi
dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, dari implementasi kurikulum belakangan,
(termasuk teori Piaget) yang menekankan yang cenderung banyak menuntut anak
bahwa pembelajaran itu haruslah untuk mengerjakan aktivitas atau tugas-
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan tugas yang melebihi kapasitas dan
perkembangan anak. kebutuhan mereka. Anak terkesan pasif,
Topik atau tema pada pembelajaran tergantung pada guru, berlaku sebagai
terpadu dipilih dan dikembangkan oleh robot yang hanya merespon segalanya dari
guru bersama-sama dengan anak. Jika guru. Banyak anak kehilangan pengalaman
dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran yang alamiah dan langsung
konvensional maka pembelajaran terpadu (direct experiences) dan pengalaman-

3
Edukasi Lingua Sastra Volume 17 Nomor 2

pengalaman sensorik yang membentuk demikian, anak dapat memahami


dasar kemampuan pembelajaran abstrak konsep-konsep tersebut secara utuh.
anak menjadi tidak tersentuh. 5. Pembelajaran terpadu bersifat
Karakteristik inilah yang menjadikan luwes (fleksibel) sebab guru dapat
pembelajaran terpadu memiliki ciri khas mengaitkan bahan ajar satu mata
dibandingkan dengan pembelajaran pelajaran dengan mata pelajaran
konvensional. Terdapat beberapa lainya.
karakteristik yang perlu dipahami dari 6. Hasil pembelajaran dapat
pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berkembang sesuai dengan minat
berikut. dan kebutuhan anak. Dengan
1. Berpusat pada anak (student demikian, anak diberi kesempatan
centered). Hal ini sesuai dengan untuk mengoptimalkan potensi yang
pendekatan belajar modern yang lebih dimilikinya (Asep dan Resmini,
banyak menempatkan anak sebagai 2007:7).
subjek belajarukan objek belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung D. PRINSIP-PRINSIP
kepada anak (direct experiences). PEMBELAJARAN TERPADU
Dengan pengalaman langsung ini, Terdapat beberapa prinsip yang perlu
anak dihadapkan pada sesuatu diperhatikan dalam pelaksanaan
pengalaman nyata (konkret) sebagai pembelajaran terpadu di sekolah dasar,
dasar untuk memahami hal-hal yang terutama pada saat penggalian tema- tema,
lebih bersifat abstrak. pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian.
3. Pemisahan antarmata pelajaran Dalam proses penggalian tema-tema perlu
menjadi tidak begitu jelas. Bahkan, diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
dalam pelaksanaan di kelas-kelas 1. Tema hendaknya tidak terlalu
awal sekolah dasar, fokus luas, tetapi dengan mudah dapat
pembelajaran diarahkan kepada digunakan untuk memadukan mata
pembahasan tema-tema yang paling pelajaran.
dekat berkaitan dengan kehidupan 2. Tema harus bermakna, maksudnya
anak. tema yang dipilih untuk dikaji harus
4. Menyajikan konsep-konsep dari memberikan bekal bagi anak untuk
berbagai mata pelajaran dalam suatu belajar selanjutnya.
proses pembelajaran. Dengan 3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak.

4
Pembelajaran Terpadu dan Urgensinya dalam Pengembangan Karakter Anak Sekolah Dasar
(Elizar)

4. Tema yang dikembangkan harus Jenis-jenis pembelajaran terpadu


mampu menunjukkan sebagian ditinjau dari cara memadukan konsep,
besar minat anak. keterampilan, topik, dan unit tematisnya,
5. Tema yang dipilih hendaknya maka terdapat sepuluh cara atau model
mempertimbangkan peristiwa- dalam merencanakan pembelajaran terpadu.
peristiwa otentik yang terjadi di Kesepuluh cara atau model tersebut, yaitu:
dalam rentang waktu belajar. (1) fragmented, (2) connected, (3) nested,
6. Temia yang dipilih hendaknya (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7)
mempertimbangkan kurikulum yang threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan
berlaku serta harapan masyarakat. (10) networked. (Robin Fogarty dalam
7. Tema yang dipilih hendaknya Asep dan Resmini, 2007:21). Secara
juga mempertimbangkan singkat kesepuluh cara atau model tersebut
ketersediaan sumber belajar. (Asep dapat diuraikan sebagai berikut:
dan Resmini, 2007:14)
Dalam proses pelaksanaan 1. Model Penggalan (Fragmented)
pembelajaran terpadu ini guru memegang Fragmented merupakan salah satu
peran sebagi fasilitator dalam pengajaran. model pembelajaran terpadu yang ditandai
Oleh karena pembelajaran akan menjadi adanya pemaduan yang terjadi dalam satu
efektif jika guru tdak bersikap otoriter mata pelajaran. Sebagai contoh, dalam
atau menjadi single actor yang pembelajaran bahasa Indonesia, materi
mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran tentang membaca, menyimak
pembelajaran. Selaian itu karena dan menulis dapat dipadukan dalam materi
pembelajaran dapat berbentuk kegiata keterampilan berbahasa. Dalam proses
kelompok maka pemberian tanggung pembelajarannya, indikator dari materi
jawab individu dan kelompok harus jelas. tersebut dilaksanakan pada jam yang
Hendaklah guru bersikap akomodatif berbeda secara terpisah.
terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan 2. Model Keterhubungan (Connected)
pembelajaran, tetapi muncul dalam proses Model connected dilandasi oleh
pembelajaran sebagai bentuk respon dari anggapan bahwa indikator-indikator
anak terhadap peristiwa belajar anak. pembelajaran dapat dipayungkan pada
induk mata pelajaran tertentu. Indikator-
E. JENIS-JENIS PEMBELAJARAN indikator pembelajaran kosakata, struktur,
TERPADU membaca dan mengarang misalnya, dapat

5
Edukasi Lingua Sastra Volume 17 Nomor 2

dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa tergarap saat anak memakai kata-kata,
dan Sastra Indonesia. Penguasaan indikator- membuat ungkapan dan mengarang puisi.
indikator pembelajaran tersebut merupakan
keutuhan dalam membentuk kemampuan 4. Model Urutan/Rangkaian
berbahasa dan bersastra. Hanya saja (Sequenced)
pembentukan pemahaman, keterampilan Sequenced merupakan model
dan pengalaman secara utuh tersebut tidak pembelajaran terpadu dalam bentuk
berlangsung secara otomatis. Untuk itu, pemaduan topik-topik antar mata pelajaran
guru harus menyusun indikator-indikator yang berbeda secara paralel. Isi cerita
pembelajaran dan proses pembelajarannya dalam roman sejarah misalnya, topik
secara terpadu dan utuh. pembahasannya secara paralel atau dalam
jam yang sama dapat dipadukan dengan
3. Model Sarang (Nested) ikhwal sejarah perjuangan bangsa,
Nested merupakan salah satu model karakteristik kehidupan sosial masyarakat
pembelajaran terpadu yang melakukan pada periode tertentu maupun topik yang
pemaduan berbagai bentuk penguasaan menyangkut perubahan makna kata. Topik-
konsep keterampilan melalui sebuah topik tersebut dapat dipadukan
aktivitas pembelajaran. Contohnya, pada pembelajarannya pada alokasi jam yang
satuan jam tertentu seorang guru sama. Guru dapat menyusun kembali urutan
memfokuskan kegiatan pembelajaran pada topik, bagian dari unit, guru dapat
pemahaman tata bentuk kata, makna kata, mengutamakan prioritas kurikulum
dan ungkapan dengan saran pembuahan daripada hanya mengikuti urutan yang
keterampilan dalam mengembangkan daya dibuat penulis dalam buku teks, membantu
imajinasi, daya berpikir logis, menentukan anak memahami isi pembelajaran dengan
ciri bentuk dan makna kata-kata dalam lebih kuat dan bermakna (maningfull).
puisi, membuat ungkapan dan menulis
puisi. Pembelajaran berbagai bentuk 5. Model Bagian (Shared)
penguasaan konsep dan keterampilan Shared merupakan model
tersebut keseluruhannya tidak perlu pembelajaran terpadu dengan bentuk
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. pemaduan pembelajaran indikator
Keterampilan dalam mengembangkan daya pembelajaran tentang kewarganegaraan
imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini dalam PPKN misalnya, dapat bertumpang
disikapi sebagai bentuk keterampilan yang tindih dengan butir pembelajaran dalam
Tata Negara, PSPB, dan sebagainya. Guru

6
Pembelajaran Terpadu dan Urgensinya dalam Pengembangan Karakter Anak Sekolah Dasar
(Elizar)

lebih mudah dalam menggunakannya perkembangan era globalisasi yang penuh


sebagai langkah awal maju secara penuh dengan persaingan.
menuju model terpadu yang mencakup
empat disiplin ilmu, dengan 8. Model Keterpaduan (Integrated)
menggabungkan disiplin ilmu serupa yang Integrated merupakan pemaduan
saling tumpang tindih akan memungkinkan sejumlah topik dari mata pelajaran yang
mempelajari konsep yang lebih dalam. berbeda, tetapi esensinya sama dalam
sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang
6. Model Jaring Laba-laba (Webbed) semula terdapat dalam mata pelajaran
Webbed merupakan model yang Matematika, Bahasa Indonesia,
paling popular. Model ini bertolak dari Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan
pendekatan tematis sebagai pemadu bahan Sosial, agar tidak membuat muatan
dan kegiatan pembelajaran anak. Dalam kurikulum berlebihan cukup diletakkan
hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya
pembelajaran baik dalam mata pelajaran Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks
tertentu maupun lintas mata pelajaran yang membaca yang merupakan bagian mata
diikuti anak. Model pembelajaran ini pelajaran. Bahasa Indonesia, dapat
mengikat sebuah tema yang diminati anak. dimasukkan butir pembelajaran yang dapat
dihubungkan dengan Matematika,
7. Model Galur/ benang (Threaded) Pengetahuan Alam, dan sebagainya.
Threaded merupakan model
pembelajarn terpadu yang bentuk pemaduan 9. Model Celupan/Terbenam
bentuk keterampilan misalnya, melakukan (Immersed)
prediksi dan estimasi dalam matematika, Immersed adalah salah satu model
ramalan terhadap kejadian-kejadian, pembelajaran terpadu yang dirancang untuk
antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan membantu anak dalam menyaring dan
sebagainya. Bentuk threaded ini berfokus memadukan berbagai pengalaman dan
pada meta-curriculum. Pada model ini pengetahuan dihubungkan dengan medan
antara lain: konsep berputar sekitar penggunaannya. Anak pada model ini
metakurikulum yang menekankan pada saling bertukar pengalaman dan
perilaku metakognitif; materi untuk tiap pemanfaatannya pembelajaran. Setiap anak
mata pelajaran tetap murni, dan anak dapat mempunyai ketertarikan mata pelajaran
belajar bagaimana seharusnya belajar di yang berbeda maka secara tidak langsung
masa yang akan datang sesuai dengan laju anak yang lain akan belajar dari anak

7
Edukasi Lingua Sastra Volume 17 Nomor 2

lainnya. Mereka terpacu untuk dapat akan bertambah dan tumbuh dinamis dan
menghubungkan mata pelajaran yang satu maju sesuai dengan tuntutan perkembangan
dengan yang lainnya. zaman.
10. Model Jaringan (Networked) Disadari bahwa karakter pribadi
Networked merupakan model seseorang sebagian besar dibentuk oleh
pemaduan pembelajaran yang pendidikan, baik secara formal, informal
mengandaikan kemungkinan pengubahan maupun informal yang diselenggarakan
konsepsi, bentuk pemecahan masalah, secara bertahap dan saling berhubungan.
maupun tuntutan bentuk keterampilan baru. Proses atau tahapan tersebut dilakukan
Hal ini dilakukan setelah anak mengadakan secara sistematis dan dengan
studi lapangan dalam situasi, kondisi, mempertimbangkan fase pertumbuhan dan
maupun konteks yang berbeda-beda. perkembangan anak didik yang dilakukan
Belajar dianggap sebagai proses yang secara terus menerus sepanjang hidup.
berlangsung secara kontiniu dan memiliki Pada dasarnya karakter berasal dari
hubungan timbal balik antara pemahaman bahasa Yunani yang berarti ”to mark”
dan kenyataan yang dihadapi anak. Pada (menandai) dan memfokuskan pada
model ini adalah anak memperluas bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan
wawasan pengetahuan pada satu atau dua dan tindakan nyata atau prilaku sehari-hari.
mata pelajaran secara mendalam dan sempit "Sejalan dengan pendapat tersebut Dali
sasarannya. Gulo (dalam Asmani, 2011:28) mengatakan
”Karakter adalah kepribadian ditinjau dari
F. URGENSI PEMBELAJARAN titik tolak etis atau moral, yang biasanya
TERPADU UNTUK PENDIDIKAN mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang
KARAKTER DI SEKOLAH relatif tetap”. Karakter ini dapat ditanamkan
DASAR melalui upaya pendidikan.
Di sekolah dasar pendidikan karakter
Internalisasi nilai karakter di sekolah merupakan salah satu upaya dalam
menuntut peran aktif dan keterlibatan seara membentuk anak secara utuh (holistik),
bersama-sama antara pemerintah, masyakat yaitu mengembangkan anak dari aspek
dan orang tua. Sekolah perlu difasiltasi fisik, emosi, sosial, kreativitas, dan
untuk dapat mengembangkan budaya intelektual secara optimal. Harapannya,
sekolah (school culture), terutama dengan nilai-nilai karakter tersebut anak
penanamananya di usia dini, bahkan dari dapat memanfaatkan pengetahuan yang
usia SD. Dengan demikian, sekolah-sekolah

8
Pembelajaran Terpadu dan Urgensinya dalam Pengembangan Karakter Anak Sekolah Dasar
(Elizar)

dimilikinya untuk hal-hal yang positif karakter, diharapkan terjadi perkembangan


(Muslich, 2013:23). pribadi peserta didik yang akhirnya mampu
Zubaedi (2012:17) mengatakan secara mandiri meningkatkan dan
bahwa pendidikan karakter adalah upaya menggunakan pengetahuaanya, mengkaji
penanaman kecerdasan dalam berpikir, dan menginternalisasi serta memper-
penghayatan dalam bentuk sikap, dan sonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
pengamalan dalam bentuk perlakuan yang mulia sehingga terwujud dalam prilaku
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang sehari-hari. Dimilikinya kepribadian yang
menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam berkembang dengan beberapa kecerdasan
interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, mampu menyelesaikan masalah yang
antarsesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai berbeda sesuai dengan konteks kehidupan
tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, yang dihadapi (Elizar, 2009:16).
sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan Di Indonesia, pendidikan karakter
berpikir termasuk kepanasaran akan bangsa sebenarnya telah berlangsung lama,
intelektual, dan berpikir logis. jauh sebelum Indonesia merdeka. Ki Hajar
Di sekolah dasar pendidikan karakter Dewantara sebagai pahlawan pendidikan
dapat diintegrasikan ke dalam pelaksanaan nasional memiliki pandangan tentang
semua kegiatan pembelajaran. Mulyasa pendidikan karakter sebagai azas Taman
(2005:1) mengatakan bahwa ”pendidikan Anak, dengan tujuh prinsip sebagai berikut.
karakter merupakan proses berkelanjutan a. Hak sesorang untuk mengatur diri sendiri
dan tidak pernah berakhir (never ending dengan tujuan tertibnya persatuan dalam
process), sehingga menghasilkan perbaikan kehidupan umum.
yang berkesinambungan (continious quality b Pengajaran berarti mendidik anak agar
improvement), yang ditujukan pada merdeka batinnya, pikirannya, dan
terwujudnya sosok manusia masa depan, tenaganya.
dan berakar pada nilai-nialai budaya b. Pendidikan selaras dengan kehidupan.
bangsa.” Hal ini sejalan dengan tujuan c. Kultur . yang selaras dengan kodrat harus
pendidikan karakter yang dikatakan oleh dapat memberi kedamaian hidup.
Asmani (2011:42), yaitu” penanaman nilai d. Harus bekerja menurut kekuatan sendiri.
dalam diri anak dan pembaruan tata e. Perlu hidup dengan berdiri sendiri.
kehidupan bersama yang lebih menghargai f. Dengan tidak terikat lahir dan batin
kebebasan individu”. dipersiapkan untuk memberikan
Lebih lanjut Asmani (2011:43) pelayanan kepada peserta didik (Juhri,
mengemukakan bahwa melalui pendidikan 2010:65).

9
Edukasi Lingua Sastra Volume 17 Nomor 2

Pendidikan merupakan upaya yang penilai bagi peserta didik dalam


sungguh-sungguh dan senantiasa menjadi pembentukan karakter (Elizar, 2012:60)
garda depan dalam upaya pembentukan Dengan demikian, pembentukan
karakter anak didik. Untuk itu pendidikan karakter anak menuntut kesadaran dan
karakter, di semua tingkat satuan kepedulian guru. Dalam pembelajaran
pendidikan dapat hendaknya dioptimalkan terpadu kegiatan pembelajaran yang
dengan pemanfaatan dan pemberdayaan dilakukan guru akan relevan dengan
semua lingkungan belajar. Untuk itu tingkat perkembangan anak, dan minat dan
melalui Kepemendiknas (2010:41) kebutuhan anak. Utamanya pembelajaran
dinyatakan bahwa pengembangan karakter ini tentu akan mendorong tumbuhnya
dibagi dalam empat pilar, yaitu kegiatan karakter kreatif, inovatif dan mandiri bagi
belajar mengajar di kelas, kegiatan siswa karena pembelajaran sesuai dengan
keseharian dalam bentuk pengembangan kebutuhan dan menantang minat anak.
satuan pendidikan, kegiatan kokurikuler Selain itu pembelajaran terpadu
dan ekstra kurikuler, serta kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran
keseharian di rumah dan masyarakat. colaboratif yang mendorong anak untuk
Sehubungan dengan hal itu, dapat disiplin, amanah, hormat dan santun,
Mulyasa (2011:140) mengemukakan percaya diri, pantang menyerah, keadilan
bahwa kegiatan belajar mengajar di kelas, dan kepemimpinan, baik dan rendah hati,
pendidikan karakter diintegrasikan ke toleransi, dalam bekerjasama selama
dalam substansi maupun kegiatan mata pembelajaran.
pelajaran sehingga memiliki dampak Penerapan pembelajaran terpadu
pengiring bagi berkembangnya karakter diri dapat pula dijadikan upaya meninternalisasi
peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran karakter anak lewat kegiatan kelompok baik
menuntut guru harus mampu memilih serta dalam peranya sebagai anggota kelompok
menggunakan strategi dan metode maupun sebagai pimpinan/ketua kelompok
pembelajaran dan mengikutkan peserta yang dibentuk oleh guru. Karakter anak
didik dalam pengelolaaan pembelajaran yang diharapkan tersebut dimungkinkan
(participating teaching and learning). terwujud karena pembelajaran terpadu
Selain itu seorang pendidik tidak semata diarahkan untuk menumbuhkembangkan
menyampaikan materi untuk kemampuan keterampilan sosial anak seperti kerja
akademis, tetapi juga berfungsi atau sama, toleransi, komunikasi, dan respek
berperan sebagai pemberi teladan, terhadap gagasan orang lain.
motivator, pendorong kreativitas, dan

10
Pembelajaran Terpadu dan Urgensinya dalam Pengembangan Karakter Anak Sekolah Dasar
(Elizar)

Peran guru dalam pembelajaran G. PENUTUP


terpadu dapat mendorong siswa, Pembelajaran terpadu merupakan
memfasilitasi siswa menanggalkan model pembelajaran yang dapat diterapkan
kebiasaan atau praktik-praktik pendidikan di sekolah adasar baik pada kelas rendah
konvensinal. Guru sebaiknya mengarahkan maupun kelas tinggi. Pembelajaran terpadu
anaknya untuk menginternalisasi karakter yang direncanakan dan didesain dan
selama proses dan maupun sebagai wujud dievaluasi dengan baik mendorong anak
capaian pembelajaran yang diharapkan untuk menginternalisasi karakter selama
yang dapat dinilai atau dievaluasi. proses pembelajaran dan sebagai capaian
Pengelolaan pembelajaran terpadu yang pembelajaran. Penerapan akan pembelajarn
efektif bagi guru jika pembelajaran ini terpadu dan dapat meningkatkan efektivitas
direncanakan atau didesain, dilaksanakan pemebelajaran dan pembentuan karakter
serta dievaluasi sesuai dengan kebutuhan siswa sebagai bagian yang harus
dan karakteristik pembelajaran anak dengan diinternalisasi selama proses pembelajaran
mempertimbangan karakteristik anak itu dan hasil diakhir pembelajaran, utamanya
sendiri. karakter mandiri, kreatif, dan inovatif
karena model-model pembelajaran terpadu
sesuai dengan kebutuhan, minat,
karakteristik anak sekolah dasar.

DAFTAR RUJUKAN

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jokyakarta: DIVA Press.

Elizar, 2009. Penerapan Konsep Kecerdasasan Majemuk dalam Proses Pembelajaran. Dalam
Jurnal Edukasi Lingua Sastra. Vol. 7 (1): 15—21.

Elizar. 2012. Pendidikan Karakter di STKIP Muhammadiyah Kotabumi, . Laporan Penelitian


Tidak Diterbitkan. Kotabumi: STKIPM Kotabumi.

Hermawan, Asep dan Herri, Resmini 2007. Materi Pokok Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka.

Juhri, 2010. Landasan Pendidikan dan Wawasan Pendidikan. Metro: Lembaga Penjaminan
Mutu Universitas Muhammadiyah Metro

11
Edukasi Lingua Sastra Volume 17 Nomor 2

Kepmendiknas. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kepmendiknas

Muslich, Masnur. 2013. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Zubaedi. 2012. Skenario Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana

12

Anda mungkin juga menyukai