ANALISA SITUASIONAL
Kabupaten Pidie pada awalnya bernama Rumah Sakit Beureunuen, dan pada
(Medicins Sans Frontier) tepatnya 100 hari setelah musibah gempa & tsunami
terjadi dan pada tanggal 30 April 2005 Rumah Sakit Beureunuen diresmikan
buah gedung utama yang terdiri dari : UGD (2 bed), Ruang ICU (3 bed)
39
40
Masyarakat yang berobat terutama dari kalangan miskin, korban tsunami, dan
Stress Disorder), depresi dan gangguan cemas. Dari bulan Januari sampai
dengan bulan Desember 2005 kunjungan pasien cukup tinggi, yaitu Jumlah
Pasien Rawat inap wanita : 808 pasien, Jumlah pasien Rawat Inap Pria : 567
pasien, Jumlah Pasien Rawat Jalan : 1375 Pasien, Jumlah Pasien Psikososial
Orang.
Pada bulan Januari Tahun 2006 NGO MSF menarik diri dari RSU
Beureunuen dengan alasan masa tanggap darurat pasca tsunami sudah selesai.
Kabupaten Pidie. Pada tahun 2006 total jumlah pasien adalah 4396 pasien.
Kapasitas bed ruang rawat inap meningkat menjadi 18 bed, dan untuk
pelayanan Rawat Jalan sudah dibuka poli umum dan pasien dilayani oleh
dokter umum tetapi pada jadwal tertentu dilayani oleh dokter spesialis yang
dengan dibangunnya empat gedung baru yang didanai oleh BRR dan APBD
bersaing dengan Rumah Sakit lain yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam
poli gigi, dan pelayanan KIA (Persalinan, Rawat Anak, Imunisasi, dan
065/7045, tanggal 1 Juli 2008, namun sampai saat ini RSUD Tgk. Abdullah
Syafii Beureunuen belum ada Kelas. Selanjutnya pada tahun 2009 diusulkan
/3362/2009, dengan nama Rumah Sakit Ibu dan Anak Beureuneun, dengan
nomor: 702 tahun 2012 tentang Penetapan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kabupaten Pidie.
1. Karakteristik Unit
Ruangan Rawat Bedah adalah salah satu ruangan rawat inap yang ada
pasien dengan kasus Bedah yang terdapat 12 tempat tidur terdiri dari 4 ruang
tempat tidur, kamar Alatif memiliki 3 tempat tidur, dan Kamar Almas
berikut:
44
a. Pasien
No Uraian Total
1. Tempat tidur 12
2. Hari Perawatan 4658
3. Jumlah hari dalam periode 365
4. Lama Dirawat 3291
5. Pasien Keluar (H+M) 1367
6. Pasien Mati
> 48 Jam 1
< 48 Jam 1
8. Pasien Mati Seluruhnya 2
Sumber : Data Sekunder Tahun 2020
b. Letak Ruangan
Ruang
WC Gudang
Alatif
Gudang
Ruang
Perawat
ICU
Ruang
ICU
c. Ketenagaan
a. Karakteristik
Ruang Bedah merupakan ruangan dewasa dan anak dengan kasus bedah.
b. Tingkat Ketergantungan
klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri
tanda vital tiap shift, pengobatan minimal, status psikologi stabil dan
jam.
a. Flow of Care
berikut:
yang ada di ruangan baik itu perawat pelaksana yang nantinya akan
d. Pembagian Kerja
Maret 2021 diruang Bedah yang dikepalai oleh Ns. Nurbaiti, S.Kep dan
jumlah staf ruang bedah sebanyak 25 orang terdiri dari D III Keperawatan
pembagian shift dinas terbagi dalam 3 shift yaitu Shift pagi dari pukul
08.00 wib s/d 14.00 wib, shift sore dari pukul 14.00 wib s/d 20.00 wib
dan shift malam dari pukul 20.00 wib s/d 08.00 wib.
e. Pembagian Tugas
1) Jumlah Perawat
b) D IV Kebidanan = 2 Orang
a) Karu : 1 Orang
b) Katim : 5 Orang
c) Pelaksana : 14 orang
49
3) Jumlah Ruangan
f. Job Analisis
1) Kepala Ruangan
Kepala ruangan Bedah saat ini berpendidikan Ners, baru pertama kali
2) Ketua Tim
a) Ketua Tim I
MPKP.
b) Ketua Tim II
50
d) Ketua Tim IV
e) Ketua Tim V
3) Perawat Pelaksana
51
a. Conference
optimal.
optimal
C. Prioritas Masalah
hasil Focus Group Discussion (FGD) 1 (satu) antara mahasiswa Ners K3S
Tabel 3.1
Prioritas Masalah Fungsi Manajemen Keperawatan Di Ruang Bedah
RSUD Tgk Abdullah Syafi’i 2021
Komponen Total
No Masalah Nc: M:2 S:3 A:4 M:5
1
1. Pengelolaan sampah diruangan
4 3 3 1 1 12
yang belum optimal
2. Pelaksanaan ronde
keperawatan yang belum 5 4 3 5 1 18
optimal
3 Pendokumentasian proses
5 4 3 4 1 17
keperawatan belum optimal
Note: Bobot x Skore
keperawatan yang belum optimal di ruang rawat bedah dengan bobot nilai total
tertinggi.
(satu) dan II (dua) pada hari Senin 18 Maret 2021 antara mahasiswa PSIK
dengan kepala ruangan, wakil dan staf ruang rawat bedah penyebab masalah
c. Keterbatasan waktu
1) Kurangnya Komitmen
apakah perawat akan tetap bertahan dalam organisasi atau tidak, yang
55
2) Kurangnya pengetahuan
dan ilegal.
3) Manajemen waktu
sumber yang ada baik sumber daya maupun sumber dana sehingga
teoritis dari 3 hal yang menjadi penyebab pendelegasian tugas yang belum
Tabel 3.2
Daftar Penyebab Masalah pendelegasian tugas yang belum optimal
No Penyebab masalah
1. Kurangnya komitmen
2. Kurangnya pengetahuan
3. Manajemen waktu
Cara Fasilitas
Kurangnya Komitmen
Soft Skill
masalah kepada kepala ruang, wakil kepala ruang dan staf ruang Bedah
dengan cara mewawancarai kepala ruang waka ruangan dan staff mengenai
Accesability, Rediness, Leverage) atau metode Reinke. Hal ini sesuai dengan
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medika Nurul Islam Sigli (2021),
bila persentase yang didapat lebih dari 60% maka metode CARL tidak perlu
dilakukan.
Setiap masalah mempunyai dua aspek yaitu situasi masalah itu sendiri
dengan kepala ruang, wakil kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana di
Ruang Bedah RSUD Abdullah Syafi’i pada tanggal 18 Maret 2021 adalah
cara pendelegasian tugas perawat maka akan meminimalisasi terjadinya hal yang
membuat citra perawat khususnya ruang Bedah dan pihak RSUD Abdullah