itu
infeksi
odontogenik
merupakan
fokal
infeksi
yang
dapat
memyebabkan Septicemboli, infeksi meluas melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe
menyebabkan metastase bakteri sekunder ke paru-paru, otak , hati, ginjal dan organorgan lainnya. (Berini, et al, 1999)
Karakter klinis dari selulitis adalah suatu proses inflamasi yang disertai demam
dan kondisi umum pasien yang buruk, kelainan hematologik seperti peningkatan jumlah
leukosit dan laju endap darah. Penanggannya dengan pemberian antibiotik dan tindakan
drainase jika diperlukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.2.9
1.2.10
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Pada makalah ini akan dibahas tentang penyakit selulitis dan konsep asuhan
keperawatannya
1.3.2
Tujuan Khusus
Manfaat
Diharapkan makalah ini mampu memberi informasi kepada pembaca tentang
Yaitu dengan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung dengan teknik auskultasi,
palpasi, dari ujung kepala sampai ujung kaki secara menyeluruh.
5.4 Metode Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.
5.5 Metode Dokumentasi
Yaitu setiap hasil pemeriksaan atau tindakan yang dilakukan pada klien selalu dilakukan
pendokumentasian, dengan cara pencatatan sebagai bahan pembuktian atas hasil tindakan yang
dilakukan.
1.6
Ruang Lingkup
Dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. K dengan kasus Selulitis pada pre operasi, dan
post operasi di instalasi ruang rawat inap SungkaimRumah Sakit Umum Daerah Sekayu,
pengkajian dilakukan dari tanggal 23 November 2013 sampai dengan tanggal 29 November
2013.
2.1 Pengorganisasian Seminar
Ketua
: Jenwari
Wakil Ketua
: Ardi Dwi Saputra
Sekretaris
: Resa Mawar Ranti
Bendahara
: Meisy Paberia
Moderator
: Yuliah
Presentator
: Patimah
Operator
: Reza Kurniawan
Anggota
: 1. Rangga Saputra
2. Tri Rahmalia
3. Nur Annisa Al-Azim
4. Yulita Sasmita
5. Vivin Novita Sari
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN
2.1
2.1.1
Seiring dengan upaya mewujudkan visi dan misi Kabupaten Musi Banyuasin tersebut,
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
23 tahun 2005, tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(BLU), Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu mengalami perubahan status institusi dari Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kabupaten Musi Banyuasin ke Badan Layanan Umum Daerah
Musi Banyuasin berdasarkan Surat keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor : 451 Tahun 2008
pada tanggal 31 Maret 2008, tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu sebagai
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.
Tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin mengubah status kelembagaan
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah
memberi kewenangan dalam pengelolaan keuangan dan tetap sebagai Badan Layanan Umum
nirlaba dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Dalam melaksanakan
kegiatannya, BLUD berfungsi social, professional dan etis dengan pengelolaan yang ekonomis
serta tidak semata-mata mencari keuntungan.
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu dalam upaya menjadikan pelayanan RSUD Sekayu
sebagai Rumah Sakit Daerah yang berstandar Internasional, merupakan rumah sakit rujukan dari
2 (dua) buah rumah sakit (RSUD Bayung Lincir dan RSUD Sungai Lilin), 25 (dua puluh lima)
unit Puskesmas, 103 (Seratus tiga) Puskesmas Pembantu, 142 (Seratus empat puluh dua) Poli
Klinik Desa dan 22 (dua puluh dua) unit Puskesmas Keliling serta sebagai lahan praktek bagi
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan Institusi Pendidikan
Kesehatan lain yang berada di Propinsi Sumatera Selatan.
Selain melayani masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin dengan Jamkesmas Muba
Semesta (bagi penduduk Muba), juga melayani masyarakat luar kabupaten baik dengan
Jamkessos Sumsel Semesta, maupun Jamkesmas Nasional, sehingga RSUD Sekayu mempunyai
peranan yang cukup besar dalam menunjang pelayanan kesehatan di Kabupaten Muba dan
sekitarnya, dengan pelayanan unggulan di bidang Penyakit Dalam khususnya Diabetes dan
Klinik-klinik Rawat Jalan.
2.1.2
2.1.3
R
I
2.1.5
MOTTO
e.
1. Gedung A
Poliklinik
Farmasi
IGD
Radiologi
Rehabilitasi Medik
Klinik Bungur (VCT)
Ruang Humas
ICU/ICCU/NICU
Kebidanan (VK dan Neonatus)
Kamar Bedah
Haemodialis
Rekam Medik
2. Gedung B
Ruang Perawatan Rawat Inap
Kelas III noninfeksi diberi nama Ruang Sungkai
Kelas III infeksi diberi nama Ruang Medang
Kelas II diberi nama Ruang Meranti (Bangsal Kebidanan dan Neonatus)
Kelas I diberi nama Ruang Tembesu
Kelas VIP diberi nama Ruang Petanang
Ruang Bidang Keperawatan RSUD Sekayu
3. Gedung C
Ruang Gizi
Laundry
Mushollah
Bermain Anak (Penitipan Anak)
Ruang Makan Karyawan
Sekretariat Rumah Sakit Sayang Ibu Dan Bayi (RSSIB)
Ruang Tim Pengendali Asuransi dan Klaim (TPA)
Haemodialisa
4. Gedung D
IPSRS
Bengkel
Genset
Kamar Jenazah
Instalasi Gas Medis
Rumah sakit semakin memantapkan diri dengan melengkapi fasilitas dan sarana
penunjang dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Dengan kapasitas 159 tempat
tidur. Dengan perincian sebagai berikut :
NO.
URAIAN
JUMLAH
10
Kelas I (Petanang)
20
Kelas II (Meranti)
20
22
40
40
2.2
ICU
NICU
Neonatus
TOTAL
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sekayu mengacu pada Peraturan Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin dimana ada 1 (satu) Kepala Bagian dan 3 Kepala Bidang yang
membantu Direktur dalam menyelenggarakan operasional RSUD Sekayu ini. Selain itu dibantu
juga dengan Komite Medik dan Staf Medik Fungsional. Setiap Bagian dan Bidang dibantu oleh 2
(dua) orang pejabat structural. Adapun susunan organisasi RSUD Sekayu pada tahun 2013,
sebagai berikut :
1. Direktur RSUD Sekayu (Plt)
: Dr.H.Azmi Dariusmansyah
: Hapzih, SST,SKM, MM
: Fazilah, SKM
: Yulrizal,SKM
: Mursidah,Am.Keb
:H.Asmapit, S.Kep,SKM,M.Kes
: Dr.Ira Puspita M
: Zalmah, HY, SE
: Plh. Elliya, SE
: Elliya, SE
: Padul Arpa, S.Sos, M.Si
6. Kepala Instalasi :
1) Instalasi Rawat Jalan
: Dr. Ernaliya
: Dr.Febriyanto K ,Sp B
5) Instalasi ICU
: Dr. Joko
6) Instalasi Farmasi
7) Instalasi Laboratorium
8) Instalasi Radiologi
: Dr.Agus Perwira,Sp.Rad
: Dr. Jalalin,SpRM
: Farida, SKM
: Fauziah,SKM
: M.Firanha,Amd
: Sumartono, AmK
2. Kepala Ruang OK
: Rohimi,SKM
: Marni Elyzah,Am.Kep
: Ratna Dewinta,AmK
: Farida Yazid,S.Kep
: Yulia Sylvianti,Am.Kep
: Irma Subriani,Am.Kep
: Nirwana,Am.Kep
: Zuryati, Am.Keb
: Suaibatul AM. Am.Kep
: Sri Mulyani,Am.Keb
: Lukman Afriadiansyah,Apt
: Fauziah,Am.KL,SKM
Supervisor Administrasi
1) H.Asmafit,S.Kep,SKM,M.Kes
2) Taufik,S.Pd
3) Tendy Yosef,Am.Kep
4) Fadilawati,SE
: Nirwan Gautama
: Leni Marlina, SKM
: Edy Sumantri,SKM
: Nurhidayat Arifianto,SKM
: Sri Suryani,Am.Ft
5) Yulrizal,SKM
6) Irman Madani
b. Supervisor Administrasi
1) Yulia Sylvianti,Am.Kep
2) Suaibatul Aslamiah Mair,Am.Kep
3) Nirwana,Am.Kep
4) Sumartono,Am.Kep
5) R.A Nurhidaya Oktaria,Am.Keb,SKM
6) Marni Elyzah,Am.Kep
7) Bambang Suprianti.SKM
8) Rohimi,SKM
BAB III
KONSEP TEORI
3.1 Definisi
Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan
subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada
kulit, meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti sisi entri dan ini biasanya
terjadi pada ekstrimitas bawah (Tucker, 1998 : 633).
Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian jaringan
subkutan (mansjoer, 2000; 82).
Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar kedalam bidang jaringan (Brunner
dan Suddarth, 2000 : 496).
Jadi selulitis adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri stapilokokus
aureus, streptokokus grup Adan streptokokus piogenes.
3.2 Klasifikasi
Menurut Berini, et al (1999) selulitis dapat digolongkan menjadi :
3.2.1
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial,
yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya sangat
lunak dan spongius. Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.
3.2.2
3.2.1.2
3.2.1.1.1
Ludwigs Angina
3.2.1.1.2
3.2.1.1.3
3.2.1.1.4
3.2.1.1.5
Selulitis Kronis
Selulitis
kronis
adalah
suatu
proses
infeksi
yang
berjalan
lambat
karena terbatasnya virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi
pada pasien dengan selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan
yang adekuat atau tanpa drainase.
3.2.1.3 Selulitis Difus yang Sering Dijumpai
Selulitis
difus
yang
paling
sering
dijumpai
adalah Phlegmone
Angina Ludwigs . Angina Ludwigs merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia
sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang-kadang sampai mengenai
spasia pharingeal (Berini, Bresco & Gray, 1999 ; Topazian, 2002).
Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai
satu sisi/ unilateral disebut Pseudophlegmon.
3.3
Etiologi
Manifestasi Klinik
Patofisiologi
Patofisiologi menurut Isselbacher (1999; 634) yaitu :
Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan
kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering berjangkit pada orang
gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang
pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan system vena
dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan
kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia. Selulitis
yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A,
sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait berkembang
bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang
mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan.
Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan
oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan
pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran. Ulkus kulit yang tidak
nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi.
Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda
asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah
3.7.1
3.6
Pathway
3.7
Pemeriksaan Laboratorium
3.7.2
diperlukan,
menunjukkan adanya organisme campuran (Issebacher 1999:634)
3.7.3
3.8
Penatalaksananan
Rawat inap di rumah sakit, Insisi dan drainase pada keadaan terbentuk abses.
Pemberian antibiotik intravena seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat atau
tidak digunakan, infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral pada pasien diluar rumah
sakit, analgesik, antipretik. Posisi dan imobilisasi ekstrimitas, Bergantian kompres
lembab hangat ( Long, 1996 : 670).
3.9
Therapi
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ
lainnya, yaitu :
a.
b.
c.
antibiotik jika:
demam tinggi.
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi
terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Terapi rawat jalan dengan injeksi ceftriakson (rocephin) memberi perlindungan
24 jam dan dpt menjadi pilihan bagi beberapa pasien selulitis.
3.10
2) Luka di kulit
3) Riwayat penyakit pembuluh darah perifer, diabetes
4) Baru menjalani prosedur jantung, paru-paru atau gigi
5) Pemakaian obat imunosupresan atau kortikosteroid
BAB IV
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
4.1
Konsep Pengkajian
4.1.1
Biodata
Keluhan utama
Apakah pasien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini apakah pasien
alkoholisme dan malnutrisi
4.1.5
Kebiasaan sehari-hari
Biasanya selulitis ini timbul pada pasien yang higine atau kebersihanya jelek
4.1.7
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran
:Cukup baik
: composmetis,lemah,pucat
TTV
Kepala
Mata
infeksi
Hidung
Leher
Dada
:I
kelainan
: Pa
: I
abdomen
: Pe
:A
Pemeriksaan penunjang
Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan,
4.2
Diagnosa keperawatan
4.2.1
jaringan.
4.2.2
4.2
Rencana keperawatan
4.3.1
jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 2x24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
a.
Ubah posisi sesering mungkin, pertahankan garis tubuh untuk menccegah penekanan
dan kelelahan
R/ posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk
relaksasi seoptimal mungkin.
Bantuan dan ajarkan penanganan terhadap nyeri, penggunaan imajinasi, relaksasi dan
distraksi
R/ teknik relaksasi dsan distraksi bisa mengurangi rasanyeri yang dirasakan pasien.
4.3.2
b.
kulit bersih,
c.
d.
suhu normal.
Intervensi:
-
R/ pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam
menentukan tindakan selanjutnya.
-
Pertahankan
istirahat
di tempat
tidur
dengan
peningkatan
ekstremitas
dan
mobilitasasi
R/ sirkulasi yang lancar bisa mempercepat proses penyembuhan luka.
-
4.3.3
Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi
Mengenai
Demonstasikan perawatan luka dan balutan, ubah prosedur, tekankan pentingnya teknik
aseptic
R/ agar keluarga dapat melkukan perawatan secara aseptik di rumah sehingga luka bisa
sembuh.
Implementasi
interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada
situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah
selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah
dilakukan dan bagaimana respon pasien.
4.5
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini
adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan
dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan
tercapai :
1.
Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang
ditetapkan di tujuan.
2.
Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang
BAB V
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH SELULITIS PADA NY. K DI
KAMAR I INSTALASI RAWAT INAP KELAS III SUNGKAI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SEKAYU
PENGKAJIAN
A.
IDENTITAS KLIEN
Nama
: Ny K
Umur
: 54 tahun
Suku
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Status
: Kawin
Alamat
: Ny. S
Umur
: 31 tahun
Suku
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Hub.Dg. Klien
: Anak
Alamat
Tgl. Masuk RS
: 21-11-2013
Tgl. Pengkajian
: 23-11-2013
No. Register
: 16.81.10
Ruangan
Diagnosa Medis
: Selulitis
B.
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
sudah mengeluh kakinya bengkak kemerahan dengan timbulnya benjolan yang pecah
mengeluarkan darah dan nanah, klien juga merasakan nyeri pada kaki kirinya.
3. Riwayat penyakit sekarang
2013 pada pukul 18.00 WIB di antar oleh perawat ke Ruang Operasi dan kembali ke
Rawat Inap Sungkai pada pukul 19.30 WIB di jemput oleh perawat Sungkai dalam
keadaan belum sadar penuh karena efek dari anastesi lokal yang diberikan saat operasi
berlangsung.
4. Riwayat kesehatan masa lalu
kesehatan
keluarga
Anggota
Ket :
= Klien
= Perempuan
= Laki - laki
= Tinggal Serumah
Penjelasan :
No
Nama
Umur
Keterangan
Tn Y
54 tahun
Suami
60 tahun
Klien
2
Ny K
7. Kebiasaan sehari-hari
1.
Pola nutrisi
2.
Makan
Minum
Nyeri ulu hati
Mual
Pantangan
Diet
Masalah
Makan
Minum
Nyeri ulu hati
Mual
Pantangan
Diet
Masalah
: 3 kali sehari
: 8 gelas / hari
: Ada
: Ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada masalah
: 3 kali sehari
: 8 gelas / hari
: Ada
: Ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada masalah
Pola eliminasi
BAB
: 1 x 1 hari
Warna
: Coklat kekuningan
Konsistensi
: Tidak ada
BAK
: 4 x 1 hari
Warna
: Kuning bening
Pemasangan kateter : Tidak ada
BAB
: 1 x 1 hari
Warna
: Coklat kekuningan
Konsistensi
: Tidak ada
BAK
: 3 x 1 hari ( + 600 cc )
Warna
: Kuning bening
Pemasangan kateter : Tidak ada
Masalah
3.
Masalah
Tidur siang
Tidur siang
4.
05.00 WIB)
Masalah
: Tidak ada masalah
Personal Hygine
Mandi
: 2 x / hari
Mandi : 2 x / hari (hanya di lap)
Pola sikat gigi : 3 x / hari
Pola sikat gigi : 1 x / hari
Kebiasaan memotong kuku : setiap Kebiasaan memotong kuku : selama di
minggu
rumah sakit belum memotong kuku
Kebiasaan mencuci rambut : 2 x / Kebiasaan mencuci rambut : 2x/
hari
hari
Kebiasaan mengganti pakaian : 2 x / Kebiasaan mengganti pakaian :2x /
hari
hari
C.
1.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Composmentis
Tanda-tanda vital
No
1
Tanggal/Jam
Vital Sign
Pre Operasi
23 Nov 2013 / 15.00 TD
WIB
Nadi
Pernapasan
Suhu
24 Nov 2013 / 12.00 TD
GCS
: 90/60 mmHg
: 90 x/m
: 25 x/m
: 37,0C
: 100/70 mmHg
15
15
WIB
Nadi
Pernapasan
Suhu
25 Nov 2013 / 05.00 TD
WIB
Nadi
Pernapasan
Suhu
: 92 x/m
: 25 x/m
: 37,0C
: 90/50 mmHg
: 88 x/m
: 24 x/m
: 36,4 C
: 110/60 mmHg
: 91 x/m
: 25 x/m
: 37,0C
Post Operasi
25 Nov 2013 / 19.30 TD
WIB
Nadi
Pernapasan
Suhu
26 Nov 2013 / 06.00 TD
WIB
Nadi
Pernapasan
Suhu
26 Nov 2013 / 12.00 TD
WIB
Nadi
Pernapasan
Suhu
26 Nov 2013 / 18.00 TD
WIB
Nadi
Pernapasan
Suhu
27 Nov 2013 / 06.00 TD
WIB
Nadi
Pernapasan
Suhu
27 Nov 2013 / 12.00 TD
WIB
Nadi
Pernapasan
: 80/50 mmHg
: 87 x/m
: 27 x/m
: 37,0C
: 90/50 mmHg
: 90 x/m
: 25 x/m
: 37,0C
: 90/60 mmHg
: 90 x/m
: 25 x/m
: 37,0C
: 100/60 mmHg
: 93 x/m
: 26 x/m
: 37,0C
: 100/60 mmHg
: 91 x/m
: 27 x/m
: 36,0C
: 100/60 mmHg
: 94 x/m
: 25 x/m
15
12
14
14
Suhu
TD
Nadi
Pernapasan
Suhu
TD
Nadi
Pernapasan
Suhu
TD
Nadi
Pernapasan
Suhu
TD
Nadi
Pernapasan
Suhu
TD
Nadi
Pernapasan
Suhu
TD
Nadi
Pernapasan
Suhu
TD
Nadi
Pernapasan
Suhu
: 37,0C
: 110/70 mmHg
: 93 x/m
: 24 x/m
: 36,5C
: 90/70 mmHg
: 89 x/m
: 23 x/m
: 36,0C
: 90/80 mmHg
: 92 x/m
: 24 x/m
: 37,0C
: 90/70 mmHg
: 91 x/m
: 25 x/m
: 36,7C
: 90/60 mmHg
: 85 x/m
: 22 x/m
: 36,0C
: 90/70 mmHg
: 90 x/m
: 24 x/m
: 36,7C
: 90/70 mmHg
: 87 x/m
: 24 x/m
: 37,0C
14
15
15
15
15
15
15
15
Kepala
Struktur
Rambut
Lain lain
Orientasi
: Simetris
: Hitam
: tidak ada masalah
Waktu
Tremor
Tics
Kelumpuhan
Kejang
: Tidak Ada
:Tidak Ada
: Tidak Ada
Pendengaran / Telinga
Struktur
: Simetris
Fungsi Pendengaran
: Tidak Ada
Serumen
Lain lain
: Ada
: tidak ada masalah
Penglihatan
Schlera
: Putih Jernih
Konjungtiva
Visus
: Merah Muda
: 6/6
Penciuman / Hidung
Stuktur
Fungsi Penciuman
Secret hidung
6.
: Simetris
: Mampu membedakan bau-bauan
: Tidak Ada
Pengecapan / Mulut
Keadaan gigi
: Tidak utuh
Keadaan Lidah
: Kotor
Faring
Fungsi Pengecapan
Lain-lain
7.
Tenggorokan/leher
Inspeks
Bentuk
: Simetris
Radang Tenggorokan
Keadaan Jakun
: Tidak Ada
: Datar
Kesulitan Menelan
: Tidak Ada
Dada
Struktur Dada
: Simetris
Irama Pernapasan
: Reguler
Bunyi nafas
Bunyi Jantung
Palpitasi
: Tidak Ada
Edema
: Ada
Abdomen
Inspeksi
Asites
: Tidak Ada
Palpasi
Nyeri Tekan
: Ada
Pembesaran hati
: Tidak Ada
ulit
Pre Operasi
Inspeksi
Warna
: Pucat
Kondisi Kulit : Nyeri
: Ada
Post Operasi
Inspeksi
Jenis Luka : Luka excisi pembedahan
Lokasi
luka : Kaki kiri/ sinistra
bawah
Warna luka : Merah muda
Panjang luka : 23 cm
Kedalaman luka : Diantara lapisan
Palpasi
Suhu : Normal
Turgor : Tidak elastis
Kelembaban : Lembab
Kebersihan
Struktur
Edema
12.
: Bersih
: Simetris
: Tidak ada
Ekstremitas
Ukuran
: Atas : Simetris
Bawah: Simetris
Fraktur
Hematoma
Bawah : Ada
Anastesi/kebas
Prostesi/alat bantu
Persendian
ROM
:
: Atas : Aktif
Bawah : Pasif
Kekakuan
Luka
Nyeri
: Ada
Skala nyeri
:8
Lokasi
Durasi
: Sepanjang hari
Lordosis
(-)
Kyphosis ( - )
Scoliosis
D.
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Laboratorium
Tanggal
: 22 November 2013
Hasil
Nilai Normal
Pemeriksaan
Parameter
Hematologi
(Perempuan dewasa)
Hematokrit
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
CBC
31
9,0
33100
225000
0
2
0
88
4
6
35-47 %
12,3-15,3 gr/dl
5500-10000/mm3
150-450 ribu /mm3
0-1 %
2-4 %
0-8 %
50-70%
25-40 %
2-8 %
2,2
25,7 mg/dl
101
200 mg/dl
270
97
200 mg/dl
200 mg/dl
Ket
E.
PROGRAM PENGOBATAN
No
Tanggal
Pemberrian
Nama Obat
Dosis Obat
Cara
Pemberian
21 Nov 2013
Ceftriaxon
Ranitidin
Ketorolac
IVFD RL
2x1 amp/5ml
2x1ml/5mg
3x1ml/30mg
Gtt 20 x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
22 Nov 2013
Cefepime
Ketorolac
Ranitidin
Ondansentron
Sucralfat
IVFD RL
2x1amp/5ml
3x1ml/30mg
2x1/5mg
2x1amp/4mg
3x1stm
Gtt 20 x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
oral
Iv
23 Nov 2013
Cefepime
Ketorolac
Ranitidin
Ondansentron
Sucralfat
IVFD RL
2x1amp/5ml
3x1ml/30mg
2x1/5mg
2x1amp/4mg
3x1stm
Gtt 20 x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
oral
Iv
24 Nov 2013
Cefepime
Ketorolac
Ranitidin
Ondansentron
Secralfat
IVFD RL
2x1amp/5ml
3x1ml/30mg
2x1/5mg
2x1amp/4mg
3x1stm
Gtt 20 x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
oral
Iv
Post Operasi
25 Nov 2013
keterolac
Cefipime
Ondonsentron
Ranitidin
Paracetamol Cifo
Cefoferazon
IVFD RL
3x1amp/30m
g
2x1amp/5mg
2x1amp/4mg
2x1/5mg
3x1/100mg
2x1amp/1g
Gtt 20 x/m
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
Iv
26 Nov 2013
27 Nov 2013
28 Nov 2013
29 Nov 2013
Cefipime(stop)
Ondonsentron(stop)
Ranitidin
Paracetamol
Cifo(stop)
Cefoferazon
Sucralfat
dulcolax
IVFD RL
2x1amp/5mg
2x1amp/4mg
2x1/5mg
2x1/100mg
Iv
Iv
Iv
Iv
2x1amp/1g
3x1stm
2x1
Gtt 20 x/m
Iv
ORAL
Rektal
IV
Cefipime(stop)
Ondonsentron(stop)
Ranitidin
Paracetamol
Cifo(stop)
Cefoferazon
Sucralfat
dulcolax
IVFD RL
2x1amp/5mg
2x1amp/4mg
2x1/5mg
2x1/100mg
Iv
Iv
Iv
Iv
2x1amp/1g
3x1stm
2x1
Gtt 20x/m
Iv
Oral
Rektal
Iv
Cefipime(IC)
Ondonsentron(stop)
Ranitidin
Paracetamol
Cifo(stop)
Cefoferazon
Ketorolac
IVFD RL
2x1amp/5mg
2x1amp/4mg
2x1/5mg
2x1/100mg
Iv
Iv
Iv
Iv
2x1amp/1g
3x1ml/30mg
Gtt 20x/m
Iv
Iv
Iv
Cefipime(stop)
Ondonsentron(stop)
Ranitidin
Paracetamol
Cifo(stop)
Cefoferazone
Metrodinazole fls
Keterolac
Sucralfat sirup
dulcolax
IVFD RL
2x1amp/5mg
2x1amp/4mg
2x1/5mg
2x1/100mg
Iv
Iv
Iv
Iv
2x1amp/1g
3x1 100ml
3x1ml/30mg
3x1stm
2x1
Gtt 20x/m
Iv
Iv
Iv
Oral
Supose
Iv
F.
DATA PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan takut kehilangan kaki kirinya dengan tingkat kecemasan ringan.
Klien dan keluarga dapat menerima keadaannya saat ini dan merasa yakin bahwa
keadannya akan kembali seperti semula.
G.
DATA SPIRITUAL
Klien sebelum masuk rumah sakit suka beribadah (shalat wajib), namun setelah
masuk rumah sakit klien tidak pernah menjalankan ibadah seperti biasa melainkan klien
hanya berdoa saja.
H.
DATA SOSIAL
Selama klien di rumah sakit dapat berinteraksi dengan orang lain jika dimintai
pertanyaan.
I.
Sejak 1 hari yang lalu klien masuk rumah sakit dengan keluhan sepanjang kaki tungkai
kiri klien merah-merah yang di sertai bengkak juga benjolan yang berisikan nanah dan
darah secara tidak henti-henti, klien mempunyai riwayat penyakit asam urat lebih
kurang 3 tahun yang lalu hingga sekarang, sehingga klien merasa badannya lemah dan
kakinya terasa nyeri saat di gerakkan.
Pada pemeriksaan penunjang di lakukan pemeriksaan darah yang didapat hasil
Hematokrit : 31, Hemoglobin : 9,0, Leukosit : 33100, Trombosit : 225000, leukosit
eosingal : 2, leukosit segmen : 88, leukosit limfosit : 4, leukosit menosil : 6, Asam urat
perempuan : 2,2, Glukosa sewaktu : 101, Total kolesterol : 270, Trigliserida 97, dan juga
di lakukan pemeriksaan EKG, tetapi tidak ditemukan adanya kelainan.
Klien di rencanakan untuk di operasi pada tanggal 25 November 2013, pukul
18.00 WIB. Klien mendapat program pengobatan pre operasi antibiotika Ceftriaxon
2x1, Ranitidin 2x1, Keterolak 3x1, dan Ivfd Ringer Laktat gtt 20x/m.
J.
WIB. Dalam keadaan kesadaran belum pulih seutuhnya masih dibawah pengaruh
anastesi, di tandai dengan : klien masih apatis, berprilaku selalu ingin tidur (mengantuk),
klien di lakukan operasi debridment + drainase + excisi pada sepanjang tungkai kaki kiri
klien dan pada operasi tersebut klien diberikan penggunaan anastesi total. Klien pun
mulai sadar penuh pada keesokkan harinya setelah operasi berlangsung tepatnya pukul
07.00 WIB.
Prilaku verbal :
-
Klien berprilaku distraksi ketika perawat berusaha untuk menyentuh luka operasinya.
Tanda-tanda vital : TD : 110/80, Pulse : 84 x/m, RR : 22 x/m, Temp : 37,0 C. Program
pengobatan post operasi : Cefepime 2x1, Ranitidin 2x1, Ondonsentron 2x1, Paracetamol
Cifo 3x1, Cefoferazon 2x1
ANALISA DATA
PRE OPERASI
Nama Klien
: Ny K
Umur
: 54 tahun
Ruang rawat
: Sungkai
No
Data
DS :
Klien
No. Reg
Etiologi
Invasi
mengatakan nyeri
: 16.81.10
pada
: Tj. Agung
Masalah
bakteri Nyeri
streptococcus
haemolyticus
beta
DO :
Klien tampak meringis
Klien tampak menahan nyeri yang
di deritanya
Peradangan
jaringan
di
TD
: 90/60 mmHg
bawah kulit (subkutis)
Temp : 37OC
Pols : 90x/m
RR
: 25x/m
Mengiritasi daerah sekitar
Skala nyeri :8
Frekuensi : Sepanjang hari
Durasi : Hilang timbul
Lokasi : kaki kiri
Merangsang reseptor nyeri
dari sistem saraf pusat
mengeluarkan
zat-zat
prostaglandin, tradikinin, dan
histamin
nyeri
2
DS :
Pre operasi selulitis
Klien
mengatakan
ia
takut
kehilangan tungkai kaki kirinya
setelah operasi berlangsung nanti
Klien juga mengatakan ia tidak
Ansietas
Prioritas Masalah :
Nyeri
Ansietas
Diagnosa Keperawatan :
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
54
tahun
Dx Medis : Selulitis
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alamat
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
1.
2.
Kaji skala nyeri, lokasi, ka
beratnya serta frekuensinya
3.
Yakinkan klien bahwa
mengetahui nyeri yang di alami k
dan perawat akan membantuny
menghadapi nyeri tersebut
4.
Ajarkan klien strategi
untuk meredakan nyeri, managemen
5.
Identifikasi dan dorong kl
menggunakan strategi yang men
keberhasilan pada nyeri sebelumny
6.
lainnya
2.
Tupan :
1.
Klien tidak lagi mengalami
kecemasan
Tupen :
Dalam waktu 1 x 24 jam
klien mengetahui tentang
prosedur operasi yang akan
di
laksanakan
dengan
kriteria :
Raut muka klien menjadi
cerah
Klien terlihat tenang
TD : 120/80 mmHg
Pulse : 80 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 36,5C
2.
Kaji tingkat pengetahua
tentang prosedur operasi
3.
Kaji tanda verbal dan no
kecemasan klien tentang prosedur o
4.
klien
5.
Dampingi dan bantu klie
persiapan operasi sesuai dengan
yang akan di laksanakan pada klien
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
54
tahun
Dx Medis : Selulitis
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alamat
NO
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
23-11-13
05.00 WIB
1.
Mengobservasi tanda-tanda vital pada kl
TD
Temp
Pols
RR
: 90/60 mmHg
: 37 0C
: 90 x/m
: 25 x/m
05.15 WIB
2.
Mengkaji skala nyeri
skala nyeri 8,
05.30 WIB
3.
Memberi penjelasan secara sederha
mudah di mengerti tentang penyebab nyeri
alami klien dan perawat akan membantu
mengatasi nyerinya
07.00 WIB
4.
Mengajarkan dan memberi contoh pad
teknik untuk mengatur nyeri yang di rasaka
dengan mengatur posisi yang nyaman dan me
teknik nafas dalam yang menarik nafas dari hid
di keluarkan melalui mulut secara perlahan
07.30 WIB
5.
Mengobservasi efek dari teknik mengat
yang telah di lakukan, dan memuji keberhasil
terhadap teknik yang telah di lakukan oleh kli
saat sakit datang klien menarik nafa
mengeluarkannya secara perlahan dari hidung.
15.00 WIB
6.
Memberikan terapi analgetik Injeksi K
3 x 1 ampul iv
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
54
tahun
Dx Medis : Selulitis
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alamat
NO
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
24-11-13
05.00 WIB
1.
Mengobservasi tanda-tanda vital pada
TD
: 120/80 mmHg
Temp : 36,5OC
Pols : 86 x/m
RR
: 22 x/m
05.30 WIB
2.
Mengkaji skala nyeri berat, skala nyer
nyeri sedikit berkurang, namun saat mengg
kakinya klien masih sulit karena masih mera
pada sepanjang tungkai kirinya.
07.30 WIB
3.
Mengajarkan kembali teknik relaksasi
mengalihkan rasa nyeri klien dengan serin
mengajak keluarga klien bercerita mengenai a
di harapkan klien atau juga hal lainnya yan
inginkan.
08.00 WIB
4.
Mengobservasi efek dari teknik m
nyeri yang telah di lakukan, dan memuji kebe
klien terhadap teknik yang telah di lakukan ol
yaitu saat sakit datang klien menarik na
mengeluarkannya secara perlahan dari hidung
19.00 WIB
5.
Memberikan terapi analgetik Injeksi K
3 x 1 ampul iv
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
54
tahun
Dx Medis : Selulitis
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alamat
NO
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
25-11-13
05.00 WIB
1.
Mengobservasi tanda-tanda vital pada
TD
: 130/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR
: 22 x/m
05.15 WIB
2.
Mengkaji skala nyeri berat, skala nyer
nyeri sedikit berkurang, namun saat mengg
15.00 WIB
3.
Memberikan terapi analgetik Injeksi K
3 x 1 ampul iv
25-11-13
05.00 WIB
1.
Mengobservasi tanda-tanda vital pada
09.00 WIB
3.
Mengkaji tanda verbal dan non
kecemasan klien tentang prosedur operasi den
memberikan penjelasan singkat, sederhana d
pada klien yang disertai contoh-contoh ma
lain yang telah berhasil dalam melak
operasinya dengan baik.
17.30 WIB
4.
Menganjurkan klien dan keluargany
banyak berdoa dan meminta pertolongan
Tuhan Yang Maha Esa juga meyakinkan klie
Allah pasti mendengarkan setiap doanya
pastinya Allah lebih mengetahui yang terbai
klien sehingga klien lebih merasa yakin akan t
yang di hadapinya nanti
18.00 WIB
5.
Klien dalam keadaan berpuasa
tindakan operasi di laksanakan, dan klien
keruang operasi oleh perawat serta di d
sampai ke kamar operasi, dengan melibatk
keluarga klien.
ANALISA DATA
POST OPERASI
Nama Klien
: Ny K
Umur
: 54 tahun
Ruang rawat
: Sungkai
No
Data
DS :
Klien
mengatakan nyeri
daerah luka operasi
No. Reg
: Tj. Agung
Etiologi
Luka operasi
Masalah
Nyeri
pada
DO :
Skala nyeri 8
Raut wajah klien tampak meringis
TD
: 110/70 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 88x/m
RR
: 22x/m
Durasi : Hilang timbul
Frekuensi : Sepanjang hari
: 16.81.10
Terputusnya kontinuitas
jaringan
Peningkatan
sensasi
saraf
Nyeri
DS :
Klien mengatakan kakinya merah
dan bengkak
DO :
Adanya
Kulit tampak merah dan bengkak
pada area luka
luka/gigitan di kulit
Luka di kaki kiri
Kedalaman luka : diantara lapisan
Luka
epidermis kulit dan subkutis
Panjang luka : 23 cm sepanjang terkontaminasi
tungkai kiri
mikroorganisme
Mikroorganisme
menginfeksi lapisan kulit
Kerusakan
kulit
integritas
Cedera sel
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
54
tahun
Dx Medis : Selulitis
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alamat
: Tj. Agung
NO
1
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan luka
operasidi tandai dengan :
DS :
Klien mengatakannyeri pada daerah
luka operasi
DO :
Skala nyeri 8
Raut wajah klien tampak meringis
TD
: 110/70mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 88x/m
RR
: 22x/m
Durasi : Hilang timbul
Frekuensi : Sepanjang hari
RENCANA KEPE
TUJUAN
INTERVENSI
Tupan :
1.
Nyeri berkurang / tidak
ada selama perawatan di
rumah sakit
Tupen :
Nyeri berkurang/ hilang
setelah
dilakukan
tindakan dalam waktu 3
x 24 jam :
Skala nyeri 1
Klien tidak lagi merasa
nyeri
Klien tampak nyaman
Klien tampak tenang
TD : 120/80 mmHg
Pulse : 80 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 36,5C
Analgetik stop
Observasi tanda-tanda
2.
Kaji skala nyeri, lokas
beratnya serta frekuensinya
3.
Yakinkan klien ba
mengetahui nyeri yang di ala
dan perawat akan memba
menghadapi nyeri tersebut
4.
Ajarkan klien strat
untuk meredakan nyeri, manag
5.
Identifikasi dan doron
menggunakan strategi yang
keberhasilan pada nyeri sebelu
6.
Kolaborasi dengan
lainnya
Tupan :
1.
Terbentuknya jaringan
2.
baru
pada
semua
jaringan yang rusak /
mati setelah perawatan. 3.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
tahun
Dx Medis : Selulitis
54
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alamat
: Tj. Agung
NO
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
25-11-13
Nyeri berhubungan
operasi
dengan
IMPLEMENTASI
luka 23.00 WIB
1.
Mengobservasi tanda-tanda vital pada
TD
: 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR
: 20 x/m
05.00 WIB
2.
Mengkaji skala nyeri berat, skala nyer
nyeri meningkat kaki kiri klien post opera
mampu di gerakkan sedikit pun.
05.15 WIB
3.
Memberi penjelasan secara sederha
mudah di mengerti tentang penyebab nyeri
alami klien dan perawat akan membantu
mengatasi nyerinya
05.30 WIB
4.
Mengajarkan kembali pada klien tekn
mengatur nyeri yang di rasakan klien
mengatur posisi yang nyaman dan melakuka
nafas dalam yang menarik nafas dari hidung
keluarkan melalui mulut secara perlahan
06.00 WIB
5.
Mengobservasi efek dari teknik m
nyeri yang telah di lakukan, dan memuji kebe
klien terhadap teknik yang telah di lakukan ol
yaitu saat sakit datang klien menarik na
hidung dan mengeluarkannya secara perlah
mulut.
07.00 WIB
6.
Memberikan terapi analgetik Injeksi K
3 x 1 ampul
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
54
tahun
Dx Medis : Selulitis
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alamat
: Tj. Agung
NO
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
26-11-13
TD
: 120/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 82 x/m
RR
: 20 x/m
10.15 WIB
2.
Mengkaji skala nyeri berat, skala nyeri
rasa nyeri masih terasa pada kaki kiri klien po
operasi masih tidak mampu di gerakkan,
10.30 WIB
3.
Mengobservasi efek dari teknik menga
analgetik
Injek
26 Nov Kerusakan
integritas
kulit 10.00 WIB
2013
berhubungan dengan luka eksisi 1.
Mengobservasi tanda-tanda vital
pembedahan
TD
: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR
: 22 x/m
10.45 WIB
2.
Mengkaji ukuran luka, dengan luka war
merah muda pada sepanjang tungkai kiri klien, lu
diantara lapisan epidermis dan subkutis, panja
luka 23 cm, pada kaki kiri klien juga tamp
bengkak.
11.00 WIB
3.
Membersihkan area luka klien dengan cair
NaCl dan mengganti perban klien.
15.00
4.
Memberikan terapi obat untuk klien.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
54
tahun
Dx Medis : Selulitis
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alamat
: Tj. Agung
NO
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
27-11-13
TD
: 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR
: 22 x/m
05.15 WIB
2.
Mengkaji skala nyeri, skala nyeri 7, ra
nyeri sedikit berkurang, namun kaki kiri klien mas
blm mampu di gerakkan
06.00 WIB
3.
Mengobservasi efek dari teknik menga
nyeri yang telah di lakukan, dan mem
keberhasilan klien terhadap teknik yang telah
lakukan oleh klien yaitu saat sakit datang kli
menarik nafas dari hidung dan mengeluarkann
secara perlahan dari mulut.
07.00 WIB
4.
Memberikan terapi
Ketarolak 3 x 1 ampul iv
analgetik
Injek
27 Nov Kerusakan
integritas
kulit 10.00 WIB
2013
berhubungan dengan luka eksisi 1.
Mengobservasi tanda-tanda vital
pembedahan
TD
: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR
: 22 x/m
10.45 WIB
2.
Mengkaji ukuran luka, dengan luka war
merah muda pada sepanjang tungkai kiri klien, lu
diantara lapisan epidermis dan subkutis, panja
luka 23 cm, pada kaki kiri klien juga tamp
bengkak.
11.00 WIB
3.
Membersihkan area luka klien dengan cair
NaCl dan mengganti perban klien.
15.00
4.
Memberikan terapi obat untuk klien.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
54
tahun
Dx Medis : Selulitis
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alamat
: Tj. Agung
NO
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
28-11-13
RR
: 22 x/m
05.15 WIB
2.
Mengkaji skala nyeri hampir ringan, ska
nyeri 5, rasa nyeri berkurang kaki kiri klien po
operasi sudah mampu di gerakkan sedikit de
sedikit
07.00 WIB
3.
Memberikan terapi
Ketorolak 3 x 1 ampul iv
analgetik
Injek
28 Nov Kerusakan
integritas
kulit 10.00 WIB
2013
berhubungan dengan luka eksisi 1.
Mengobservasi tanda-tanda vital
pembedahan
TD
: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR
: 22 x/m
10.45 WIB
2.
Mengkaji ukuran luka, dengan luka war
merah muda pada sepanjang tungkai kiri klien, lu
diantara lapisan epidermis dan subkutis, panja
luka 23 cm, pada kaki kiri klien juga tamp
bengkak.
11.00 WIB
3.
Membersihkan area luka klien dengan cair
NaCl dan mengganti perban klien.
15.00
4.
Memberikan terapi obat untuk klien.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Ny.
K
No. Med Rec
Umur
: 16.81.10
:
54
tahun
Dx Medis
: Selulitis
Ruang
Rawat :
Sungkai
K1
Alama
:Tanjung agung
NO
1
TGL
29-11-13
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
TD
: 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR
: 20 x/m
05.30 WIB
2.
Mengkaji skala nyeri ringan, skala nyeri
rasa nyeri jauh berkurang pada kaki kiri klien po
operasi sudah bisa di gerakkan dan di tegakkan
atas tempat tidur
07.00 WIB
3.
Memberikan terapi
Ketorolak 3 x 1 ampul
29
Nov Kerusakan
integritas
analgetik
Injek
2013
11.00 WIB
3.
Membersihkan area luka klien dengan cair
NaCl dan mengganti perban klien.
4.
EVALUASI AKHIR
NO TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
EVALUASI
25 Nov 2013
(18.30 WIB)
Pre Operasi
Masalah teratasi sebagian
Nyeri berhubungan dengan luka dan di lanjutkan operasi pada
infeksi terbuka
daerah luka
25 Nov 2013
(18.30 WIB)
Ansietas berhubungan
kurang
pengetahuan
prosedur operasi
29 Nov 2013
(12.00 WIB)
29 Nov 2013
(12.00 WIB)
Post Operasi
Masalah teratasi
Nyeri berhubungan dengan luka Nyeri hilang
operasi
Ekspresi wajah klien jauh
lebih tenang
Luka klien juga nampak jauh
lebih bersih
Cairan pada luka klien sudah
tidak ada lagi, luka sudah
kering
Analgetik di stop
Kerusakan
integritas
kulit Masalah teratasi
berhubungan dengan luka eksisi
Cairan pad luka tidak
nampak lagi
Kulit sudah berwarna merah
muda artinya mendekati
penumbuhan jaringan baru
mulai terbentuk
Tidak nampak adanya infeksi
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Saran
Pada
makalah
ini
penulis
menyarankan
mahasiswa
kesehatan
senantiasa
DAFTAR PUSTAKA
Peterson L J., et al. 2003. Contemporary Oral and Maxillofascial Surgery. 4th ed.
Mosby. Saint Louis. Missouri
Arif, Mansjoer, dkk..2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica.