Buku Konstruksi Bangunan - 2 2013
Buku Konstruksi Bangunan - 2 2013
KONSTRUKSI
BANGUNAN
Jilid-2
Untuk SMK
Siagian Robert
Konstruksi Bangunan Jilid 2
untuk SMK Kelas XI /oleh Robert Siagian. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2014.
........, hlm
Daftar Pustaka :
Glosarium :
ISBN :
ii
Buku berjudul Konstruksi Bangunan ini dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan teori dan praktik tentang bangunan, baik itu bangunan sipil
kering maupun bangunan sipil basah, dan buku ini disusun dalam dua bentuk,
yaitu konstruksi bangunan_1 dan konstruksi bangunan_2, yang
berkesinambungan. Pada dasarnya konstruksi bangunan merupakan teori dan
pengetahuan yang sifatnya pengantar bagi siswa untuk memahami tentang
pengetahuan bahan, spesifikasi, karakteristik guna mereka mampu
mengaplikasikannya dalam praktek di lapangan. Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan yang pada prkateknya di dunia kerja sebagai pelaksana dan juga
sebagai pengawas, dapat meningkat menjadi perencana bangunan, tentu
buku ini adalah pengantar mereka menuju pelajaran konstruksi atau struktur
pada pelajaran keahliannya. Sehingga setiap siswa yang mempelajari buku ini
diharapkan memiliki rasa ingin tau untuk lebih mendalam belajar konstruksi
seperti konstruksi batu, konstruksi kayu, konstruksi baja, konstruksi jalan dan
jembatan,konstruksi bangunan hidrolis dan lain-lain yang akan menjadikannya
menjadi mausia yang terampil dan bisa melakukan analisis, perencanaan dan
pelaksana bangunan
Penyusunan buku ini merupakan bagian dari program penulisan bahan ajar
SMK, yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
kejuruan (PSMK). Program pembuatan bahan ajar ini, adalah bagian dari
peningkatkan mutu pendidikan kejuruan, melalui sarana buku bahan ajar.
Penyusunan materi bahan ajar ini, tentu diambil dari berbagai sumber, baik itu
materi diklat, bahan ajaryang ada, modul dan sumber lain yang berkenaan
dengan topik dan gambar yang dimuat. Dengan demikian adanya buku ini
diharapkan akan semakin memperkaya referensi pada Sekolah Menengah
Kejuruan.
Akhirnya buku ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu
untuk dilengkapi. Kritik dan saran untuk kesempurnaan buku ini sangat
diharapkan. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan bagi pengembangan bahan
ajr pendidikan menengah kejuruan.
iii
Judul Buku dan Katalog ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Bab 1 Kayu 1
A. Pendahuluan 2
B. Karakteristik Kayu 3
1. Sifatdan Karakteristik Kayu 6
2. Pemeriksaan Kayu 8
3. Keawetan kayu 11
4. Sifat Mekanik Kayu 15
C. Kayu Hasil Olahan 20
1. Pemeriksaan Kayu Olahan 25
Bab 2 Beton 29
A. Pendahuluan 30
B. Campuran Beton 31
1. Batu Beton 31
2. Pasir 34
3. Semen (PC) 36
C. Adukan Beton 43
1. Pekerjaan Pengecoran Beton 45
2. Pekerjaan Beksiting Beton 49
Bab 3 Lantai 53
A. Pendahuluan 54
B. Material Lantai Bangunan 58
1. Lantai Plesteran 59
2. Lantai Keramik 59
3. Lantai Marmer 64
4. Lantai Granit 65
5. Lantai Mozaik 66
6. Lantai Kayu 68
7. Lantai Kayu Olahan 71
8. Lantai Batu Alam 72
9. Lantai Karpet 74
Bab 4 Atap 78
A. Pendahuluan 79
B. Jenis Penutup Atap 80
1. Atap Dari Bahan Tumbuhan 81
1.1 Atap Ilalang 81
1.2 Atap Rumbia 81
1.3 Atap Ijuk 83
iv
1.4 Atap Sirap 85
2. Atap Bahan Logam 88
2.1 Atap Seng 88
2.2 Atap Spandek 89
3. Atap Genteng 94
3.1 Genteng Tanah Tradisonal 94
3.2 Genteng Keramik 95
3.3 Genteng Beton 96
3.4 Genteng Aspal (Bitumen) 99
3.5 Genteng Metal 101
4. Atap beton 104
5. Atap kaca 106
6. Atap Polycarbonate 107
7. Atap Asbes 109
C. Model (Bentuk) Penutup Atap 116
v
Bab 9 Adukan 222
A. Pendahuluan 223
B. Bahan Adukan 224
1. Air Untuk Adukan 225
2. Pasir 227
3. Semen 230
3.1 Bahan Utama Semen 232
4. Kapur 233
C. Adukan Beton 235
1. Teknik Campuran Adukan Beton 237
2. Mutu Beton 242
3. Uji Kuat Beton 245
D. Adukan Plesteran dan Pasangan 246
1. Adukan Pasangan Bata dan Batu Kali 249
vi
Judul Buku dan Katalog ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
vii
4. Sambungan Kayu Menyudut 126
B. Pekerjaan Kusen Kayu 136
1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu 141
2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela 141
C. Konstruksi Kuda-kuda Kayu 145
D. Konstruksi Loteng Kayu 155
E. Konstruksi Plafon Kayu 161
Bab 14 Pondasi (10 JP) 162
A. Pendahuluan 163
B. Jenis-jenis Pondasi 166
1. Pondasi Langsung 166
2. Pondasi Tidak Langsung 181
a. Pondasi tiang Pancang 182
b. Pondasi Bored Pile 185
C. Perencanaan Pondasi 189
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 12-2 : Sambungan Antar Balok Baja Profil
Gambar 12-3 : Sambungan Baja Vertical (Antar Kolom)
Gambar 12-4: Sambungan Baja Sudut (Antar Kolom dengan Balok)
Gambar 12-5: Sambungan Baja Pada Titik Buhul
Gambar 12-6 : Pelat Buhul Pada Sambungan
Gambar 12-7: Sambungan Baut Baja
Gambar 12-8: Sambungan Baja Profil (Foto)
Gambar 12-9: Pemasangan Paku Keling
Gambar 12-10 : Pemindahan Logam Cair
Gambar 12-11:Jenis dasar sambungan sebidang
Gambar 12-12 : Las Tumpul Sambungan Memanjang atau Melebar
Gambar 12-13: Bentuk Las Sudut
Gambar 12-14 : Notasi Gambar Las
Gambar 12-15: Konfigurasi Fillet Weld dengan berbagai kondisi
Gambar 12-16 : Hubungan Sambungan Baja Menggunakan Las
Gambar 12-17: Rencana Kuda-kuda Baja
Gambar 12-18 : Hubungan Titik Buhul (Paku, Baut dan Las)
Gambar 12-19 : Konstruksi Batang Tekan dan Tarik
Gambar 12-20 : Hubungan Konstruksi Gording dan Kaso Baja
Gambar 12-21 : Perletakan Gording dengan Kaki Kuda-kuda
Gambar 12-22 : Rencana Gording Baja Profil
Gambar 12-23 : Perencanaan Gording baja
Gambar 12-24 : Profil Baja Ringan “C” dan “Box”
Gambar 12-25 : Profil Omega dan Canal
Gambar 12-26 : Rangka Kuda-kuda Baja Ringan
Gambar 12-27 : Hubungan Sudut Baja Ringan
x
Gambar 13-10: Pemasangan Kusen Kayu
Gambar 13-11: Pemasangan Kusen Jendela pada Konstruksi Dinding
Gambar 13-12: Pemasangan Daun Pintu
Gambar 13-13 : Rencana Kuda-kuda Kayu
Gambar 13-14: Kuda-kuda Kayu dengan Bagian-bagian
Gambar 13-15: Batang Kuda-kuda Kayu Menggunakan Baut
Gambar 13-16: SkemaKonstruksi Kuda-kuda Kayu
Gambar 13-17: Skema gaya-gaya Kaki Kuda-kuda
Gambar 13-18 : Detail A
Gambar 13-19 ;Model Detail B
Gambar 13-20 : Model Alternatif Detail B
Gambar 13-21 ; Detail C
Gambar 13-22 : Detail D
Gambar 13-23: Sambungan Kayu Gigi Rangkap
Gambar 13-24 : Balok Gapit Pada Balok Penggantung
Gambar 13-25: Balok dan Lantai Loteng
Gambar 13-26 : Balok dan Lantai Loteng
Gambar 13-27: Rencana Rumah Sehat Konstruksi Kayu Panggung
Gambar 13-28 : Isometri Rencana Balok Induk Konstruksi Loteng Kayu
Gambar 13-29:Isometri Konstruksi Lantai Panggung Kayu
Gambar 13-30: Isometri Hubungan Kolom, Balok Induk dan Balok Anak
Gambar 13-31 : Isometri Hubungan Kolom, Balok-balok dan Papan Lantai
Gambar 13-32: Bentuk konstruklsi Plafon Kayu Sisi Atas dan Bawah
xi
Gambar 14-12: Tiang Pancang Besi
Gambar 14-13: Pekerjaan Pondasi Board Pile
Gambar 14-14: Pekerjaan Lubang Bored Pile Manual
Gambar 14-15: Proses Pekerjaan Pondasi Bored Pile
Gambar 14-16: Rencana Pondasi Batu Kali
xii
GLOSSARY
1
A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan (Leveling)
2
Satuan panjang menggunakan sistem internasional (SI) yaitu meter,
desimeter, centimeter dan milimeter dan kilometer.
Pengertian ukuran jarak
1 km = 1000 m = 100000 cm = 1000000 mm
1 foot = 12 inches
1 yard = 3 feel
1 meter = 39, 37 inches = 3,280 feet.
3
Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku
4
garis yang menghubungkan titik CAB belum membentuk siku-siku,
dan pekerjaan pengukuran harus diulangi sampai jarak diagonal BC
dengan AD sama panjang.
Pengukuran bidang datar atau pengukuran beda tinggi denga slang plastik
yang perlu diperhatikan adalah; 1) menggunakan diameter selang yang kecil;
2) Selang plastic tidak bocor bila di isi air; 3) ketika melakukan pengukuran
selang tidak terlipat dan jangan samapi air dalam selang terjadi gelembung
udara. Daerah pengukuran memanjang tidak terlalu jauh, bial jauh disarankan
menggunakan alat ukur tanah.
5
Gambar 11-4: Membuat Bidang Datar Menggunakan Selang Plastik
6
Perhitunganbeda tinggi antara dua titik, gunakan symbol perhitungan sebagai
berikut ini;
∆t =b=m
∆t = beda tinggi
b = Pembacaan belakang
m = pembacaan muka
Papan duga atau patok kayu atau bouwplank, merupakan sebutan umum di
konstruksi bangunan ketika memulai pekerjaan pemasangan batu, baik batu
belah untuk pondasi atau batu bata untuk dinding, bahkan untuk pemasangan
tiang tiang kolam pada bangunan sederhana sering dilakukan. Bowplank
adalah Patok Kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik
pertengahan (as = poros tengah) bangunan yang dibentuk dengan garis bantu
benang atau papan sesuai dengan gambar denah bangunan yang akan
dikerjakan pemasangan konstruksi. Biasanya pada bowplank ini nanti kita
akan meletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta garis yang lurus
dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90 derjat dengan tepat. Benang ini
7
nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan pasangan batu belah/bata,
pekerjaan pondasi, dan pekerjaan tiang tiang kolom bangunan.
8
Gambar 11-6: Pemasangan Bouwplank di Sudut dan Pemberian Tanda
9
Gambar 11-7:Posisi Benang Pada Papan Bouwplank
10
akan dipergunakan sebagai bouwplank. Bila sambungan papan bouwplank
terletak di antara patok, maka sambungan papan harus menggunakan klem.
11
keseluruhan. Dengan demikian konstruksi dinding bangunan menjadi peran
yang sangta penting dalam desain konstruksi secara keseluruhan, karena
disamping fungsi estetika dinding juga berfungsi sebagai struktur.Beberapa
bahan konstruksi didnding bangunan yang dikenal saat ini, seperti Bahan
batu, beton, rakitan lembaran bergelombang logam, panel kaca, atau panel
logam berlapis keramik, dan sebagainya.
Dari penjelasan di atas, jenis dinding bangunan dapat dibedakan dari segi;
1) Structural; yaitu dapat memikul beban beban merata, bahan harus
kaku dan kokoh dan bisanya jenis ini dibuat dari bahan; a) Batu alam
min. tebal 30 cm, b) Batu buatan, dan c) Beton/Beton bertulang.
2) Non structural; yaitu tidak memikul beban, biasanya digunakan untuk
bangunan ringan dan dapat dianggap memikul dengan syarat dinding
elemen penyebar beban harus kaku, dinding penyekat tersebut harus
pula cukup kokoh dan kaku. Jnie sdidnding ini biasanya terbuat dari;
a) Batu alam
b) Batu buatan; Batako, batu bata, bata celcon atau hebel
c) Kayu (triplek, plywood, Partisi)
d) Metal (baja, seng, alumunium)
e) Plastic
f) Kaca
g) Dan lain sebagainya
12
yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir
denganperbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga
berlubang. Bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran
beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, umumnya digunakan pada
rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain
sebagainya.
Saat ini dinding bangunan, yang berfungsi sebagai non structural yaitu yang
berfungsi sebagai variasi atau berfungsi seni sebagai pembatas, telah banyak
diproduksi oleh pabrik-pabrik yang bergerak di bidnag bangunan.
13
dinding dari betonbertulangselain digunakan untuk kekuatan danjuga
berujuansebagai keindahan estetika.Dindingtersebut dapatdibuat di tempat
atau system pracetak. Beberapadinding betonpracetakterbuat daribalok-balok
beton pratekan, berbentukpersegi panjang, yangditempatkan secara vertikal.
Bahan pabrikan lain sepertiKaca, logam , atau keramik berlapis dinding panel
logam adalah jenis umum dinding yang digunakan dalam konstruksi bangunan
pencakar langit.
14
seperti miring, tidak rata atau retak-retaktentu akan mempengaruhi keindahan
arsitektur bangunan.
Salah satu komponen bangunan yang biasa dibuat dari pasangan batu bata
adalah dinding. Dinding pasangan batu bata adalah susunan batu bata yang
disatukan dengan menggunakan adukan mortar sebagai bahan perekat,
sehingga membentuk konstruksipada bagian bangunan tertentu..Dinding bata
merah terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibakar.Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus
15
memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10
(peraturan bata merah). Pada bangunan sederhana rumah tinggal dan
bangunan sederhana satu lantai lainnya, dinding berfungsi sebagai komponen
struktur untuk menyangga beban-beban bangunan yang ada di atasnya dan
sekaligus berfungsi sebagai partisi yaitu pembatas atau penyekat antar
ruangan. Pada bangunan gedung bertingkat, umumnya struktur utama berupa
struktur rangkadibuat dari material beton bertulang atau baja, sedangkan
tembok hanya berfungsi sebagai penyekat. Pasangan dinding batu bata,
menurut ketebalannya, dapat dibedakan menjadi: pasangan setengah batu,
pasangan satu batu, dan pasangan satu setengah batu.
Pemeriksaaan visual bata yang baik dapat dilihat dari bentuk, dan
warnanya.Bata yang ideal mempunyai ukuran 6 x 12 x 24 cm, tetapi bata yang
sekarang
diproduksi mempunyai ukuran yang berbeda beda, tergantung pabrik yang
mengeluarkannya, bahkan banyak bata diproduksi ukurnanya yang lebih kecil
dari ukuran standar seperti yang dipesyaratkan oleh SNIatau standar
bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10. Umumnya ukuran bata di Indonesia
ukuran standar seperti berikut :
1) Panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau
2) Panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm
Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas ialah:
untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %.
Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan
16
ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah untuk
panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm.
Memasang dinding dari batu bata, guna memperoleh hasil yang optimal, ada
beberapa pedoman yang dapat dilakukan antara lain, yaitu;
1) Mempersiapkan alat, seperti;
a) Waterpass
b) Benang
c) Unting-unting
d) Siku rangka
e) Meteran
f) Profil
g) Sendok spesi
h) Pensil
i) Pemotong bata
j) Palu
k) Bak spesi
l) Ember/sekop
17
m) Cangkul
3) Pedoman kerja:
a) Pelajari RKS (Rencan kerja dan Syarat-syarat) beserta gambar kerja
yang tersedia, atau lakukan wawancara dan buat catatan hasil
wawancara dan diskusi;
b) Sebelum melakukan pekerjaan gunakan perlengkapan kerja standar;
c) Buat adukan sesuai dengan dengan komposisi adukan konstruksi
yang akan dibangun;
d) Persiapkan alat dan batu bata yang diperlukan, sebaiknya bata
direndam terlebih dahulu, agar tidak terlalu kering dan tidakmenyerap
air spesi sehingga diperoleh kekuatan lekat yang baik;
e) Tentukan dan atur tata letak pekerjaan dengan tujuan menghindari
kecelakaan kerja, tersedianya ruang gerak yang cukup leluasa saat
18
bekerja, meningkatkan produktivitas, dan hindari tercecernya material
yang bisa mengakibatkan pemborosan
Pelaksanaan pemasangan batu bata agar diperoleh hasil pasangan bata yang
baik, dalam memasang satu buah batu bata diusahakan cukup hanya sekali
mengambil dan meletakkan adukan/spesi. Cara meletakkan batu bata
didorong mendatar seperti pesawat terbang mendarat, sehingga ujung batu
bata akan mendorong adukan dan akhirnya mengisi siar tegak. Cara ini
memerlukan sendok yang cukup panjang, dan sebaiknya digunakan sendok
spesi segitiga. Pedoman dan langkah kerja pemasangan batu bata, sebagai
pasangan dinding untuk bangunan, rumah dan toko, dapat dikerjakan seperti
langkah berikut ini;
1) Persiapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
2) Tentukan target ukuran pekerjaan dan memasang profil terbuat dari
kaso kayu di luar kedua ujung pasangan sejauh 50 cm, dan tegakkan
profil dengan menggunakan unting-unting
3) Mengukur ketinggian lapis pertama pasangan dinding dengan
pedoman elevasi sloof dan lantai di bawahnya dengan selang plastik
berisi air atau water pass.
4) Menentukan ketebalan setiap lapispasangan bata
denganmemperhitungkan tebal bata dan siar.
5) Memberikan tanda untuk setiap ketinggian lapisan pasangan bata, dari
lapis ke-1 sampai ke-20, pada kedua profil yang telah dipasang.
6) Merentangkan benang dan mengikat pada tanda elevasi di kedua profil
7) Memasang lapisan batu bata dengan mengontrol kelurusan ke arah
horisontal dan ketegakan ke arah vertikal pada setiap lapisannya.
8) Memindahkan benang ke tanda elevasi lapis kedua, setelah lapis
pertama selesai, dan melakukan pemasangan selanjutnya.
9) Memasang angkur dengan panjang penyaluran/tertanam minimal 40
cm, setiap 6 lapis batu bata pada bidang dinding.
10) Membersihkan ruang kerja dari adukan yang tercecer, cucilah alat dan
kembalikan ke tempat semula.
11) Mengulangi langkah-langkah pemasangan di atas sampai pekerjaan
selesai.
19
Gambar 11-13 :Membuat Pedoman Siku Pemasangan Dinding Batu Bata
20
Gambar 11-15:Susunan Lapisan Pasangan Batu Bata
Lapisan pertama dengan lapisan yang kedua dibuat pada siar vertical yang
berbeda kemudian untuk lapisan kedua dan yang berikutnya pada batu
masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada dinding yang sudah didirikan
untuk siar yang horisontal dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi
sebagai siar vertical Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah
dipasang menurut papan mistar sampai batu merah terpasang rapat dan
tepat. Dengan sendok adukan, mortar yang tertekan keluar siar-siar dipotong
untuk digunakan langsung untuk batu merah berikutnya.Pada musim hujan
dinding-dinding pasangan batu merah yang belum kering harus dilindungi
terhadap air hujan. Perawatan pasangan batu bata, untuk mecapai hasil yang
optimal, selama proses pengerasan bahan adukandiperlukan kelembaban
yang memadai. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perawatan dengan menyiram
dinding secara berkala selama minimal 7-14 hari sejak mulai dipasang.
Bentuk dan teknis ikatan pemasangan batu bata, dapat dilihat dari
gambar.Ikatan Setengah Bata Memanjang
21
1) Ikatan satu batu memanjang
22
4) Ikatan setengah batu persilanganempat jalur
23
24
Gambar 11-16: Berbagai Hubungan Setengah Bata
25
2. Dinding Bata Hebel
Hebel adalah jenis dinding dari bahan pabrikan, yang terbuat dari campuran
semen, pasir (silica), dan kapur, lalu dicampur air dan bahan
pengembang setelah itu diproses dengan diberi uap air tekanan
tinggi dimana dalam pembentukannya gas-gas dibuang, kemudian kantong-
kantong udara dimanfaatkan untuk mengisi campuran beton (Semen, pasir
dan kapur), sehingga lebih padat tetapi ringan. Hebel dinamakan juga oleh
tukang-tukang di lapangan sebutan “bata ringan”, atau sebutan lain disebut
juga dengan Hebel ACC (Autoclaved Aerated Concrete) dan ada juga
menyebut beton ringan aerasi.
26
Spesifikasi umum hebel /bata ringan adalah;
1) Berat jenis kering : 520 kg/m3
2) Berat jenis normal : 650 kg/m3
3) Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
4) Ketahanan terhadap api : 4 jam
5) Per meter luas, dibutuhkan 8-9 buah, atau untuk 1 m3 bata jenis ini
bisa digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 m2. kebutuhan
spesi kira-kira 3 cm, dan dapat tidak diplester, karena permukaanya dan
dimensi solid dan presisi.
27
Dari keuntungan pemakaian batu hebel, jelas akan lebih bermanfaat
dibanding menggunakan batu bata, atau batu tradisonal lain.
Ada beberapa kekurangan dinding bata hebel atau celcon ini, yaitu;
1) Harga relative lebih mahal disbanding bata/batako, dan bahabn
tradisonal lain.
2) Tidak semua tukang mampu memasang hebel.
3) Pembelian melalui pemesanan pada took yang special menjual hebel.
Hebel bahannya jenis ini harganya lebih mahal kurang lebih 16,5 % dari harga
dinding bata merah untuk setiap 1 m2 terpasang. Dinding jenis ini sering
digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan
gedung-gedung mewah yang lain.Dinding jenis hebel bisa saja tidak diplester,
28
cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan
permukaan batu yang lebar.Hanya saja ketebalan kusennya harus
disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang
terbuang. Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan
pada bata merah.
3. Dinding Batako
Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang
pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa
campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan
dengan bahan tambah lainnya (additive). Selain itu ada juga yang
membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air bahkan kini juga beredar
batako dari campuran semen, pasir dan batubara, tentu dengan campuran
kekuatannya menjadi kurang. [pengertian Batako, menurut PUBI (Persyaratan
Umum Bahan Bangunan di Indonesia) tahun 1982 pasal 6, “Batako adalah
bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam kondisi lembab”,
sednagkan menurut SNI 03-0349-1989, “Conblock (concrete block) atau batu
cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen
Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya
(additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat
digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding”
Bentuk dari batako/batu cetak itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu batu cetak
yang berlubang (hollow block) dan batu cetak yang tidak berlubang (solid
block) serta mempunyai ukuran yang bervariasi.Ukuran batako (press) pada
umumnya adalah panjang 36-40 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 18-20 cm.
Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan 15 buah batako. Biasanya
orang memilih jenis batako press, hal ini dipilih untuk memperingan beban
struktur sebuah bangunan, mempercepat pelaksanaan, dan meminimalisasi
sisa material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding.
29
Gambar 11-19:Bentuk Batako (solid block dan hollow block)
Sebutan batako, juga sering disebut dengan bata beton, hanya campuran
semennya lebih sedikit dan bervariasi tergantung pabrik yang
memperoduksinya.Batako diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu batako
normal dan batako ringan. Batako normal tergolong batako yang memiliki
densitas sekitar 2200-2400 kg/m3 dan kekuatannya tergantung komposisi
campuran beton (mix design). Sedangkan untuk beton ringan adalah suatu
batako yang memiliki densitas < 1800 kg/m3, begitu juga kekuatannya
biasanya disesuaikan pada penggunaan dan pencampuran bahan bakunya
(mix design).Batako yang baik adalah yang masing-masing permukaanya rata
dan saling tegak lurus serta mempunyai kuat tekan yang tinggi.Permukaan
batako harus mulus, berumur minimal satu bulan, pada waktu pemasangan
harus sudah kering, berukuran panjang 400 mm, lebar 200 mm dan tebal 100-
200 mm, kadar air 25-35 % dari berat, dengan kuat tekan antara 2-7 N/mm2”.
Sebelum dipakai dalam bangunan, maka batako minimal harus sudah
berumur satu bulan dari proses pembuatannya, kadar air pada waktu
pemasangan tidak lebih dari 15 %.
30
Gambar 11-20:Ukuran Batako Press(Diambil dari sampel produksi)
Bahan dinding batu cetak yang tidak dibakar atau sebutan umum batako, ada
juga yang menyebut konblok, berdasarkan bahan bakunya dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu:
31
1) Batako putih; Batako putih ata tras terbuat dari campuran trass, batu
kapur, dan air, dan sering juga disebut batu cetak kapur trass. Trass
merupakan jenis tanah yang berasal dari lapukan batu-batu yang
berasal dari gunung berapi, warnanya ada yang putih dan ada juga
yang putih kecokelatan. Ukuran batako trass yang biasa beredar di
pasaran memiliki panjang 20 cm–30 cm, tebal 8 cm–10 cm, dan tinggi
14 cm–18 cm.
2) Batako semen; dibuat dari campuran semen dan pasir. Ukuran dan
model lebih beragam dibandingkan dengan batako putih. Batako ini
biasanya menggunakan dua lubang atau tiga lubang disisinya untuk
diisi oleh adukan pengikat. Nama lain dari batako semen adalah
batako pres, yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pres mesin
dan pres tangan. Secara kasat mata, perbedaan pres mesin dan
tangan dapat dilihat pada kepadatan permukaan batakonya. Di
pasaran ukuran batako semen yang biasa ditemui memiliki panjang 36
cm–40 cm, tinggi 18 cm–20 cm dan tebal 8 cm–10 cm
32
Kelebihan dinding menggunakan batakosemen (pres) antara lain adalah;
1) Lebih kedap air sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
rembesan air.
2) Pemasangan lebih cepat daripada dinding bata merah ataupun dinding
batako putih, karena ukuran material yang lebih besar.
3) Membutuhkan rangka beton pengaku relatif lebih sedikit, yaitu antara
9-12 m2 luas bidang dinding
4) Ukuran material lebih presisi dan seragam, sehingga mengurangi
pemakaian spesi, dan material plester dan aci.
5) Ketersediaan material relatif terjamin, serta fluktuasi harga tidak terlalu
tinggi karena proses pembuatannya tidak terlalu dipengaruhi oleh
musim.
Kemudian kekurangan dinding batako presantara lain adalah;
1) Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.
2) Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
3) Dinding mudah berlubang karena terdapat lubang pada bagian sisi
dalamnya, sehingga menyulitkan untuk pemasangan perabot pada
dinding.
Batako dan paving block yang diproduksi, bahan bakunya terdiri dari pasir,
semen dan air dengan perbandingan 75 : 20 : 5. Perbandingan komposisi
bahan baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986. Adapun proses produksi batako
dan paving block adalah sebagai berikut :
1) Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan
menggunakan mesin/manual.
2) Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dengan
menggunakan mesin pengaduk/manual dan setelah rata ditambahkan
air.
3) Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga
didapat adukan yang rata dan siap dipakai.
4) Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak
batako/paving block dengan menggunakan sekop dan di atasnya
33
boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis
produk batako/paving block yang akan dibuat).
5) Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan
sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak.
6) Batako/paving block mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian
dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan
di atas seluruh permukaan alat cetak.
7) Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan
keunggulan produk akhir sehingga batakolpaving block mentah
tersebut keluar dari alat cetaknya.
8) Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/paving block mentah
dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari
sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi
Teknik dan cara pemasangan batako sama saja halnya dengan teknik dan
pemasangan batu bata, perbedaan hanya terletak pada ukuran saja. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kita tidak akan membahas secara detail
pemasangan batako, karena dapat dilihat pada materi terdahulu tentang
pemsangan batu bata. Baik itu tentang persiapan alat, persiapan bahan dan
lain sebagainya, dan yang terpenting untuk menghasilkan yang lebih baik, dan
kuat pemasangan batako haruslahbenar-benar disusun dengan rapi.Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penngunaan batako sebagai dinding
bangunan, yaitu;
1) Penyimpanan, diusahakan di dalam keadaan cukup kering
2) Kemanan konstruksi batako, sebaiknya disusun maksimal per lima
lapis.
3) Pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak
bolehdirendam air.
4) Pemotongan batako dipergunakan palu, sendok semen, atau tatah
untukmembuat goresan pada batu yang akan dipatahkan.
34
Gambar 11-22:Pemasangan Batako Sebagai Dinding Pagar
Berikut ini, beberapa gambar teknik dan susunan pemasangan batako yang
dipersyaratkan untuk dipedomani.
35
Gambar 11-24:Konstruksi Batako Sudut Dengan Penguat Kolom
36
4. Dinding Batu Alam
Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami, bentuk, tekstur, dan
motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam
pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Dinding batu alam biasanya terbuat dari bebatuan yang terdapat di alam,
beda dengan batu olahan, seperti batu kali, batu cadas, batu candi, dan batu
yang dapat dipakai sebagai dinding baik itu berfungsi sebagai penyekat,
penahan maupun sekalian sebagai dekorasi arsitektur. Prinsip
pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling, untuk menyatukan batu diberi adukan seperti
campuran ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan
tanah.
Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak
bujur sangkar, dan susun sirih, selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan
pola ini dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter
batu yang dipakai. Batu candi batu ini berupa lempengan. mudah menyerap
air karena berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu
lebih kelam biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm,
15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar
antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Batu alam biasanya digunakan untuk pondasi rumah, meski begitu, tersedia
juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukuran batu alam biasanya tidak
teratur, lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai,
bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan
agak sedikit sulit butuh ahli agar hasilnya rapi daan terlihat lebih artistik.
Kemudian batu andesit, batu ini paling keras di antara batu alam yang umum
dipakai. Tingkat porositasnya paling kecil karena berpori rapat, warnanya
gelap, ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm,
dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini
cocok di segala ruang, pola yang banyak digunakan adalah susun bata, ini
menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat.
37
5. Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah, biasanya dibuat dari pasangan batu kali, yaitu
pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran semen, pasir dan air.
Dikenal beberapa jenis dinding penahan tanah, seperti konstruksi batu kali
murni, batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity), tembok yang dibuat
dari bahan kayu (talud kayu), dan tembok yang dibuat dari bahan beton (talud
beton).
38
Stabilitas dinding ini tergantung beratnya dan tidak ada gaya tarik di
setiap bagian dari dinding. Dinding ini kurang ekonomis apabila
digunakan untuk dinding yang tinggi. Dinding Semi Gravitasi adalah
dinding yang sifatnya terletak antara sifat dinding gravitasi sebenarnya
dan dinding kantilever. Dimana pada dinding ini terdapat perluasan
kaki sehingga tebal penumpang dapat direduksi dan digunakan
sejumlah kecil penguatan bajaKarena bentuknya yang sederhana dan
juga pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila
dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak terlalu tinggi atau bila tanah
pondasinya baik.
39
2) Dinding penahan kantilever (kantilever retaining wall); Dinding
penahan kantiliver di buat dari beton bertulang yang tersusun dari
suatu dinding vertical dan tapak lantai. Masing-masing berperan
sebagai balok atau pelat kantiliver, stabilita konstruksinya diperoleh
dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak
(hell). Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi sebagai kantiliver,
yaitu bagian dinding vertical (steem), tumit tapak dan ujung kaki tapak
(toe ), dan biasanya ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6– 7 meter
3) Dinding conterfort (counterfort wall); Apabila tekanan tanah aktif
pada dinding vertical cukup besar, maka bagian dinding vertical dan
tumit perlu disatukan (kontrafort). Kontrafort berfungsi sebagai
pengikat tarik dinding vertical dan ditempatkan pada bagian timbunan
dengan interfal jarak tertentu. Dinding kontrafort akan lebih ekonomis
digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 meter.
4) Dinding butters (butters Wall); Dinding Buttress hampir sama
dengan dinding kontrafort, hanya bedanya bagian kontrafort diletakkan
di depan dinding. Dalam hal ini, struktur kontrafort berfungsi memikul
tegangan tekan. Pada dinding ini, bagian tumit lebih pendek dari pada
bagian kaki. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri
dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak. Dinding ini lebih
ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7 meter
.
40
Gambar 11-28: Desain Konstruksi Dinding Penahan Tanah
6. Dinding Beton
Pada Bab terdahulu telah dijelaskan pengertian dari beton, untuk lebih
mengingatkan pemahaman kita, penegertian beton yaitu suatu campuran
yang berisi pasir, krikil/ batu pecah/ agregat lain yang dicampurkan menjadi
satu dengan air yang setelah mongering membentuk suatu masa yang disebut
dengan beton, dan selanjutnya dapat digunakan untuk membuat pondasi,
balok, plat lantai, dan lain sebagainya.Dari pekerjaan dan fungsinya beton
dikenal ada berbagai jenis, yaitu, beton normal, beton bertulang, beton
pratekan, dan beton komposit.
Sebagai salah satu konstruksi yang dikerjakan, beton memiliki Kelebihan dan
Kekurangan. Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras dan kaku,
tetapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah dibentuk
sesuai keinginan. beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat
41
tahan terhadap serangan korosi, dan secara umum kelebihan dan kekurangan
beton adalah;
1) Kelebihan beton; dapat dibentuk sesuai keinginan, mampu memikul
beban tekan yang berat, tahan terhadap temperatur tinggi, biaya
pemeliharaan relative kecil.
2) Kekurangan beton; bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah,
pelaksanaan pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi, berat, daya
pantul suara besar, membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk,
tidak memiliki kekuatan tarik, setelah dicampur beton segera
mengeras, dan beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa
di daur ulang.
Dinding beton dibuat dengan berbagai tujuan, selain untuk struktur beton
dapat diadikan sebagai disain arsitektur bangunan.Saat ini banyak orang
membuat dinding beton dari blok-blok beton pracetak, disamping kuat mudah
dalam pengerjaan di lapangan, yang hanya menyatukan dengan konstruksi
yang telah ada atau menempelkannya pada frame yang telah disediakan
sebelumnya. Sekarang ini banyak didapat dinding berbahan beton, dari
desain dan pengerjaannya dikenal beberapa macam, yaitu;
1) Dinding beton dan beton bertulang
2) Dinding beton pracetak
3) Dinding beton panel
42
Dinding beton bertulang banyak dipakai dalam konstruksi dinding penahan
tanah, hal tersebut dimungkinkan karena kekuatannya dan mudah
membentuk dan melaksanakna sesuai dengan counter/relief alam yang akan
dikerjakan. Penggunanaa dinding beton bertulang, banyak diapaki seperti
untuk bendungangan, drainase, dan pondasi atau jembatan. Bahkan untuk
konstruksi tertentu dinding juga dapat ditanam pipa didalamnya, karena
dinding beton dapat menahan kontraksi air dari luar yang dapat melindungi
kekuatan pipa di dalamnya. Tampilan estetikadari dindingbeton
bertulangdapat dibentuk sehingga menarik perhatian, dan akan memperindah
tampilan luar disamping kekuatan yang tetap dipertahankan.
43
7. Dinding Partisi
Bila ditinjau dari arti kata partisi, mungkin semua dari kita memahami
maksudnya, partisi berarti pembatas atau sekat ruangan.Kebiasaan di rumah
partisi dapat dipasang dan dipindah-pindah sesuai keinginan.Penggunaan
partisi sebagai pembatas ruangandimana ruangan satu dengan yang lainnya
mempunyai fungsiyang berbeda.Jadi sesuai dengan namanya dinding partisi
memang dikhususkan untuk sekat antar ruang, karena di desain sebagai
sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi
yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding seperti
dinding bagian luar.Selain fungsi pembatas ruangan,partisi jugadapat
difungsikan sebagai tampilan dekoratif interior ruanganbersama furniture
pendukung, sehingga keberadaannya dapatmembuat kesan lebih hidup dan
mewah di suatu ruangan,kesan kosong dapatdihindari berkat hadirnya
furniture yang sesuai. Fungsi lain dari partisi adalah sebagai bagian dari
meubuler dengan mendesain partisi sebagai lemari atau bufet yang minimalis.
Dengan desain yang simple tetapi multifungsi, layak untuk dijadikan alasan
sebuah partisi dengan bufet sebagai penyekatruangan bisa digunakan untuk
menyimpan benda koleksiatau koleksi crystal.Adanya ruang keluarga
44
danruang makan dalam satu area,penempatan bufet sebagaipenyekat
diharapkan dapat menjadi solusi untuk membuat lebihnyaman area favorit
anda.
Papan gypsum terdiri dari bahan gypsum yang dibungkus dengan kertas
penguat di sekelilingnya. Pada umumnya yang tersedia dipasaran bagian
ujung papan sisi panjang berbentuk miring, namun ada juga beberapa produk
yang menyediakan tepian yang kotak untuk aplikasi khusus. Kekuatan utama
gypsum terletak pada kertas pembungkusnya, untuk papan gypsum standar
kertas pembungkus biasanya berwarna gading cenderung kecoklatan, dengan
bahan sepintas mirip dengan kertas zak pembungkus semen. Saat ini
produsen gypsum memproduksi beberapa jenis gypsum untuk beberapa
aplikasi. Ketebalan gypsum bervariasi, rata-rata di pasaran adalah 9mm,
12mm dan 15 mm untuk type gypsum standar (plasterboard).
45
1) Ketahanan Terhadap Air; Karena kekuatan papan gypsum yang
terletak pada kertas pembungkusnya, maka untuk gypsum standar
(plasterboard) yang ada dipasaran rata-rata tidak tahan terhadap basah
dan lembab, kertas akan mengelupas dan inti gypsum akan terurai. Bila
memang memerlukan gypsum sebagai partisi maka beberapa merk
terkenal mengeluarkan type papan gypsum dengan pelapis yang lebih
tahan terhadap lemba, bukan basah, karena bahan gypsum memang tidak
akan bertahan terhadap basah tentu dengan harga yang lebih mahal untuk
ketebalan yang sama.
2) Akustik; Bahan papan gypsum standar (plasterboard) relatif lunak
sehingga bahan gypsum relatif bisa menyerap suara dengan baik daripada
dinding bata. Papan gypsum cocok digunakan untuk ruang-ruang yang
memerlukan peredaman suara, dan karena sifat peredaman gypsum yang
baik inilah maka beberapa produsen mengeluarkan panel peredam suara
yang lebih baik dengan berbahan dasar gypsum.
3) Ketahanan Terhadap Api; Papan gypsum standar (plasterboard)
mempuyai lapisan kertas sebagai penguat, dan seperti kita ketahui bahwa
kertas adalah penghantar api, sehingga kurang aman terhadap api.
Namun beberapa produsen menciptakan gypsum yang lebih tahan
terhadap api dengan lapisan kertas khusus (tentu dengan harga yang
lebih mahal).
4) Ketahanan Terhadap Benturan dan Goresan; Aplikasi gypsum sebagai
dinding partisi saat ini sudah menjadi suatu hal yang umum, namun dari
berbagai kasus yang terjadi, pemasangan papan gypsum di ruang yang
biasa dilalui banyak orang cenderung mudah rusak dan gupil terutama di
bagian sudut dinding seperti sebagai pelapis kolom. Selain itu bila dinding
tergores dengan sesuatu yang tajam maka dipastikan kertas akan mudah
terkelupas, tetapi perbaikan untuk hal ini cukup mudah.
46
panel gypsum menurut rekomndasi rata-rata dari pabrikan sebesar 2.5-5mm.
Pemasangan panel pada rangka menggunakan sekrup gypsum, jarak yang
direkomendasikan antar sekrup sebesar 200 – 500 mm tergantung ketebalan
gypsum. Nat yang terjadi antar panel gypsum ditutup dengan joint compound
gypsum dan kain kassa. Setelah sambungan tertutup, maka tinggal
menghaluskan dan meratakan sambungan dengan ampelas, dan iap
diberikan cat dasar. Bila menggunakan aplikasi rangka kayu, maka sebaiknya
kayu yang dipakai sebagai rangka adalah kayu yang cukup kering, banyak
kejadian sambungan antar gypsum terjadi keretakan dikarenakan muai susut
kayu rangka.
Harga gypsum dipasaran relatif bervariasi, saat ini banyak produsen gypsum
yang menawarkan produknya mulai dari yang berkualitas dengan harga yang
tinggi, hingga gypsum kelas low-end yang ditawarkan dengan harga murah
tentu dengan kualitas seadanya. Harga gypsum ditentukan oleh ketebalan
dan jenis pelapis untuk aplikasi khusus.
47
hal ini dapat dengan mudah diatasi dengan pengamplasan dan
pengecatan kembali.
2) Akustik;Papan kalsium memiliki material yang cukup padat, bahkan lebih
padat dari plesteran dinding bata pada umumnya, oleh karena itu dari segi
akustik papan kalsium cenderung tidak dapat menyerap suara dengan
baik dan tidak cocok untuk ruang yang membutuhkan peredaman suara
seperti ruang pertunjukan atau studio.
3) Ketahanan Terhadap Api;Bahan papan kalsium rata-rata tidak mudah
terbakar dan tidak juga menyebarkan nyala api, sehingga bahan ini sangat
cocok untuk ruang-ruang yang membutukkan perlindungan terhadap api,
dan yang rentan pada kebakaran seperti dapur, laboratorium, dan lain
sebaginya.
4) Ketahanan Terhadap Benturan dan Goresan;Bahan dengan kerapatan
yang padat, menjadikan papan kalsium cocok diaplikasikan di ruang
dimana banyak orang dan barang berlalu lalang. Papan Kalsium tidak
mudah ”gupil” dan gores, namun perlu dicatat bahwa papan kalsium
mempuyai sifat yang lebih getas, sehingga bila mengalami benturan yang
cukup keras pada bagian yang tidak terdapat rangka bisa mengalami
keretakan, dan keretakan pada papan kalsium memang bisa diatasi
dengan pemberiana plaster & compount seperti halnya pada gypsum,
namun hasilnya tidak bisa serapi papan gypsum.
Dalam hal pemasangan tidak jauh beda dengan pemasangan papan gypsum,
namun perlu dicatat, bahwa papan kalsium dengan sifat bahan yang lebih
keras dan kaku maka biasanya bila rangka kurang rapi sambungan antar
panel juga terlihat begelombang, dan hal ini lebih sulit diatasi dengan dempul
daripada papan gypsum.Harga papan kalsium rata-rata dipasaran relatif lebih
mahal daripada papan gypsum standart dengan ketebalan yang sama, namun
dalam aplikasi partisi yang sama papan kalsium bisa menggunakan ketebalan
yang lebih tipis daripada papan gypsum. Namun bila dibandingkan dengan
papan gypsum untuk aplikasi khusus seperti papan gypsum tahan api, papan
gypsum tahan kelembaban, maupun papan gypsum tahan benturan, maka
harga papan kalsium relatif lebih murah.
48
Papan Multiplek dibuat dari serutan kayu yang dilapiskan secara vertical dan
horizontal secara berselangseling antar lapisan, dan antar lapisan tersebut di
press dengan tekanan tertentu dan di lem. Dalam proses pembuatannya
masing-masing lapisan pada triplek maupun multiplek telah mengalami
pengeringan yang sempurna dan telah difumigasi, sehingga menjadikan
papan triplek/multiplek tahan terhadap rayap dan hewan pemakan kayu
lainnya dan tidak mudah mengalami pelapukan.
Dari segi pemasangan papan multiplek lebih fleksibel dan mudah dibentuk
manjadi model apapun, pemasangan tidak memerlukan tenaga ahli khusus.
Rangka untuk menyokong papan multiplek juga bisa terbuat dari kayu
maupun rangka metal. Kelebihan dari pemasangan multiplek adalah bahan
yang mudah dibentuk menjadi bentuk apapun, dan sisa maupun bongkaran
bisa dimanfaatkan lagi tanpa terlalu banyak kerusakan.
49
Dari soal harga saat ini harga bahan bangunan berbahan dasar bahan kayu
relatif lebih mahal saat ini. Harga tiap lembar multiplek dipengaruhi oleh tebal
dan tekstur kayu yang dipakai. Bahan triplek/ multiplek sangat fleksibel karena
bisa dibongkar pasang tanpa banyak merusak bahan, dan bahan masih bisa
digunakan lagi, hal ini menjadikan bahan ini lebih ekonomis untuk jangka
panjang bila memang partisi sering di bongkar pasang.
50
GLOSSARY
51
A. Pendahuluan
Pad bab terdahulu kita telah membahas tentang baja sebagai bahan
bangunan. Dimana bahwa baja merupakan sauatu bahan konstruksi yang
lazim digunakan dalam struktur bangunan, karena kekuatan yang tinggi dan
ketahanan terhadap gaya luar yang besar maka baja ini juga telah menjadi
bahan pilihan untuk konstruksi bangunan gedung bertingkat. Dan juga telah
menjelaskan bentuk penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk
elemen-elemen besar yang membentuk balok dan kolom pada rangka
struktur. Bentuk kanal dan siku cocok untuk elemen-elemen kecil seperti
lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada rangka segitiga.
Bentuk penampang persegi, bulat, dan persegi empat yang
berlubang dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan digunakan
seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai ketebalan.
52
daftar paku keling, baut, dan las. Sedangkan daftar baja yang baru
profil INP, DIN, DiE, DiR, DiL, ½INP, ½ DIN, batang profil segi empat
sama sisi, batang profil bulat, daftar paku keling, baut, dan las tidak
ada, yang ada adalah : profil WF, Light Beam and Joists, H Bearing
Piles, Structural Tees, Profil Kanal, Profil Siku (sama kaki dan tidak
sama kaki), Daftar Faktor Tekuk, Light Lip Channels, Light Channel,
Hollow Structural Tubings (profil tabung segiempat ), Circular Hollow
Sections (profil tabung bulat), serta tabel-tabel pelengkap lainnya.
Kedua daftar baja tersebut di atas masih tetap digunakan kedua-
duanya karena saling melengkapi satu sama lain.
3) Baja Beton; Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan / pembesian
beton (untuk konstruksi beton). Pada umumnya berbentuk batangan /
lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter.
Terdapat baja tulangan berpenampang bulat polos, juga baja tulangan
yang diprofilkan.
Baja memiliki kekuatan tarik yang tinggi, jauh lebih tinggi dibanding beton, bila
diberi gaya tarikan terus menerus hingga melewati batas elastisitasnya, baja
akan mengalami regangan yang cukup besar sebelum benar-benar runtuh.
Pengertian elastisitas menjelaskan bahwa struktur baja, saat mengalami
stress yang hebat semisal gempa bumi tidak akan langsung rubuh. Biasanya
akan meregang dulu (miring), baru kemudian bila gaya sudah melebihi batas
kritis, baru bangunan tersebut akan runtuh, hal ini memberi kesempatan bagi
penghuni gedung untuk menyelamatkan diri. Kondisi struktur seperti ini, beda
dengan beton biasa yang akan langsung runtuh bila gaya melebihi batas
kritisnya. Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena
memiliki beberapa keunggulan, antara lain yaitu:
1) Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih kecil (colume
kecil) dibanding beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur,
serta mengurangi beban sendiri, dan jauh lebih berat dibandingkan
beton.
2) Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya
merata.
53
3) Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan
terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja
agar terhindar dari korosi.
4) Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang
cukup tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang
terjadi tidak melebihi batas elastisitas baja.
5) Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik
yang cukup tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang
cukup besar sebelum runtuh.
6) Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa
dibentuk sesuai yang dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada
struktur baja juga mudah, hanya tinggal memasangkan baut atau bisa
menggunakan las, sehingga akan mempercepat kegiatan proyek.
Selain murah, ringan, dan pengerjaannya mudah, baja juga lebih awet.
Baja sudah banyak menggantikan peran kayu dalam konstruksi. Jaman kayu
sebagai atap mungkin sudah hampir punah. Mengingat hutan-hutan di seluruh
Indonesia sudah dibabat habis oleh para penebang kayu. Bisa-bisa hutan kita
akan gundul semua bila kita terus menggunakan kayu sebagai bahan
bangunan.
54
B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan
Konstruksi baja pada bangunan banyak kita jumpai berbagai bangunan dan
jembatan yang menggunakan baja sebagai struktur utamanya, serti jembatan
kereta api dan jembatan jalan raya yang melintasi sungai yang cukup lebar.
Kemudian ada bangunan pabrik maupun gudang yang besar, desain
jembatan Suramadu, juga menggunakan kabel baja sebagai strukturnya,
renungkan dan jawab sembarang oleh mu!.
55
Ketentuan atau pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan bangunan
konstruksi baja, sebaiknya menggunakan panduan yang dapat dipakai atau
dipertimbangkan yaitu;
56
baja, harus melalui perhitungan yang dipersyaratkan.
Pemberian notasi atau tanda gambar profil baja dimulai dengan kode profil
diikuti dengan ukuran pokoknya. Berikut ini contoh-contoh penulisan nama
baja profil menurut nomor profil;
1) Baja WF 250x125x6x9: Yaitu baja profil WF (Wide Flange = sayap
lebar) dengan ukuran tinggi profil 250 mm, lebar sayap 125 mm, tebal
badan 6 mm, dan tebal sayap 9 mm.
2) Baja KANAL 140x60x7x10: Yaitu baja profil kanal dengan ukuran
tinggi profil 140 mm, lebar sayap (flens) 60 mm, tebal badan 7 mm,
dan tebal sayap 10 mm. Kanal = Saluran = Parit.
3) Baja L 60.60.6: Yaitu baja profil siku sama kaki dengan ukuran lebar
kaki 60 mm dan tebal baja 6 mm.
4) Baja L 65.100.7: Yaitu baja profil siku tidak sama kaki dengan ukuran
lebar kaki 65 mm dan 100 mm, tebal baja 7 mm.
5) Baja LIP C 125x50x20x3,2: Yaitu baja profil Lip Channel dengan
ukuran tinggi profil 125 mm, lebar sayap 50 mm, panjang bengkokan
sayap 20 mm, tebal baja 3,2 mm.
6) Baja LIGHT C 100x50x50x3,2: Yaitu baja profil Lidht Channel dengan
tinggi profil 100 mm, lebar sayap 50 mm, tebal baja 3,2 mm. Baja ini
hampir sama dengan Lip Channel tetapi tanpan ada bengkokan sayap.
7) Baja Tabung Segi Empat 100x100x3,2: Yaitu baja profil tabung segi
empat dengan ukuran sisi luar 100 x 100 mm, tebal baja 3,2 mm.
8) Baja Tabung Bundar∅ 114,3x4,5: Yaitu baja profil tabung bundar
( pipa) dengan ukuran diameter luar 114,3 mm dan tebal baja 4,5 mm.
Selanjutnya untuk lebih mengenal gambar dan notasi profil baja, berikut ini
penjelasan gambar sistem notasi dan simbol-simbol yang tertera adalah
sebagai berikut;
a) Garis sumbu X dan sumbu Y pada profil baja saling tegak lurus satu sama
lain.
b) Ukuran tinggi profil ( h ) dan lebar flens ( b ) dengan berpedoman daftar
baja
c) Ukuran tebal badan ( d ) dan tebal flens ( t ), tebal t diukur pada titik
tengah lebar flens ( pada jarak ½b ) kemudian lukis garis tebal flens miring
57
8% melalui titik ujung garis tebal t dan lukis garis ujung flens.
d) Garis lengkung pada pertemuan sudut garis badan dan garis flens bagian
dalam (r= 10 mm atau r1 20 mm), juga garis lengkung pada sudut flens
bagian dalam dengan r1 = 5 mm atau∅ 10 mm.
58
2. Sambungan Baja
Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan
las. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah
baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut
berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 type yaitu : Baut baja karbon
sedang, Baut baja karbon rendah, dan Baut baja tahan karat. Walaupun baut
ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keling dan las, tetapi masih
banyak digunakan karena pemasangan baut relatif lebih praktis. Dalam
pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi
sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara
yang dapat dibongkar/dilepas kembali.
59
2.1 Tipe Sambungan Baja
60
Gambar 12-2 : Sambungan Antar Balok Baja Profil
61
Gambar 12-3 : Sambungan Baja Vertical (Antar Kolom)
62
Hubungan batang dengan penghubung dapat menggunakan baut, paku
keling, dan las. Batang tersusun sering digunakan pada kondisi-kondisi
sebagai berikut:
1) Kapasitas profil yang tersedia belum mencukupi
2) Diperlukan batang dengan kekakuan besar
3) Detail sambungan membutuhkan penampang tertentu
4) Faktor estetika
63
Gambar 12-4: Sambungan Baja Sudut (Antar Kolom dengan Balok)
64
menggunakan salah satu jenis sambungan atau kombinasi dari beberapa
alat sambung, baut, paku dan las.
65
Sambungan Pada Simpul, selalu dibarengi dengan adanya pelat simpul
(gusset plate) sebagai bagian dari alat sambung, untuk mempersatukan dan
menyambung batang-batang yang bertemu di titik simpul tersebut, pelat
simpul sebagai pelat penyambung, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Lebar, sehingga paku keling/baut dapat dipasang menurut peraturan
yang ditentukan.
Kuat menerima beban dari batang-batang yang diteruskan pelat
simpul, maka simpul perlu diperiksa kekuatannya, dengan cara
mengadakan beberapa potongan untuk diperiksa kekuatannya pada
potongan tersebut. Tetapi sebelum dilanjutkan mengenai pemeriksaan
pelat simpul, sekilas di ulang kembali dulu tentang perhitungan
banyaknya baut/paku keling yang diperlukan
Pelat buhul harus memiliki ketebalan yang lebih besar dibandingkan dengan
profil tebal pelat pada profil baja, hal ini dikarenakan semua gaya yang bekerja
pada struktur rangka utama akan disalurkan ke pelat buhul tersebut
Takikan; Tidak terjadi takikan pada pelat buhul, pada posisi yang
menerima beban, yaitu pada bagia sudut dalam, karena dapat
mengakibatkan pelat simpul rawan sobek (perhatikan takikan pada
gambar di bawah ini).
66
2.2 Gambar Sambungan Baja Profil
Ketentuan dan notasi gambar penempatan baut atau paku keling pada baja
profil, perhatikan penampang profil gambar baja berikut ini.
67
68
Gambar 12-8: Sambungan Baja Profil (Foto)
Mengenai jarak baut atau paku pada suatu sambungan, tetap harus
berdasarkan ketentuan dan syarat yang ada pada PPBBI pasal 8:2, yaitu :
1) Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya,
tidak boleh lebih dari 5 buah. Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi
atau ke ujung bagian yang disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan
tidak boleh lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang
disambungkan).
Untuk pemasangan satu deret paku keeling yang menahan gaya normal
(tarik / tekan ) dimana deretan paku keeling berada pada garis gerja gaya,
ternyata untuk satu deret yang terdiri ≤ 5 buah paku keling masing-
masing paku menahan gaya relatif sama. Jadi gaya normal yang harus
ditahan dibagi sama rata oleh kelima paku keeling tersebut. Namun jika
banyaknya paku keling dalam satu deret lebih dari 5 buah maka masing-
masing paku keling menahan gaya yang besarnya mulai tidak sama rata.
Oleh karena itu jika dalam perhitungan paku keling / baut dalam konstruksi
ambungan ketemunya memerlukan lebih dari 5 buah paku/baut, maka
harus dipasang dalam susunan 2 deret atau lebih.
69
2) Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke
sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak
boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t. Jika sambungan terdiri dari lebih satu
baris baut yang tidak berseling, maka jarak antara kedua baris baut itu dan
jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu baris tidak
boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.
2,5 d < s < 7 d atau 14 t
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
1,5 d < s1 < 3 d atau 6 t
3) Jika sambungan terdiri dari lebih dari satu baris baut yang dipasang
berseling, jarak antara baris-baris buat (u) tidak bole kurang dari 2,5 d dan
tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t, sedangkan jarak antara satu
baut dengan baut terdekat pada baris lainnya (s2) tidak boleh lebih besar
dari 7 buah.
d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u.
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
s2 > 7 d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u
70
Beberapa pedoman atau cara pemasangan Paku Keling, antara lain yaitu;
1) Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling
yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih
besar dari diameter paku keling.
2) Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
3) Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan
disambung.
4) Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian
kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
5) Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan
dirapikan/ratakan.
6) Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara,
hidrolik atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang
akan dipasang.
71
2.2.1 Sambungan Las
Sambungan las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi
tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat
dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam cara
pengelasan yang digunakan kawat elektroda logam yang dibungkus dengan
fluks, bahwa busur listrik terbentuk di antara logam induk dan ujung elektroda.
Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektroda tersebut
mencair dan kemudian membeku bersama. Proses pemindahan busur
elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan membentuk butir-butir
yang terbawa oleh arus busur listrik yang terjadi. Bila digunakan arus listrik
yang besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus, sebaliknya
bila arusnya kecil maka butirannya menjadi besar.
72
tetapi proses pengelasan dapat dilakukan pada ruang vakum atau dalam
inert gas. Metoda pengelasan ini cocok untuk produksi masa dengan
pengelasan kontinu. Range tebal material yang cocok untuk pengelasan
ini adalah 0,004 s/d 0,75 inchi.
3) Gas Welding : umumnya menggunakan pembakaran gas oxyacetylene
untuk memanaskan logam pengisi dan permukaan benda kerja yang
disambung. Proses pengelasan ini lambat, manual sehingga lebih cocok
untuk pengelasan ringan dan perbaikan.
4) Laser beam welding : plasma arc welding, electron beam welding, dan
electroslag welding : adalah teknologi pengelasan modern yang juga
menggunakan metoda fusi untuk aplikasi yang sangat spesifik.
5) Solid state welding : proses penyambungan dengan mengkombinasikan
panas dan tekanan untuk menyambungkan benda kerja. Temperatur
logam saat dipanaskan biasanya dibawah titik cair material.
Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi
dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah
sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut (corner), dan sisi
(edge), namun secara umum di dalam konstruksi baja bangunan, dikenal 2
macam yaitu; Las Tumpul dan Las Sudut, sebagai berikut :
a) Las Tumpul : adalah bentuk las sambungan memanjang atau melebar.
b) Las Sudut : adalah bentuk las sambungan menyudut.
73
Simbol las diberikan pada gambar teknik dan gambar kerja sehingga
komponen dapat difabrikasi secara akurat. Simbol las distandardkan oleh
AWS (American Welding Society). Komponen utama simbol las sesuai
dengan standard AWS adalah (1) Reference line, (2) tanda panah, (3) basic
weld symbols, (4) dimensi dan data tambahan lainnya, (5) supplementary
symbols, (6) finish symbols, (7) tail, dan (8) spesifikasi atau proses. Simbol las
selengkapnya ditunjukkan pada gambar di bawah ini, aplikasi simbol las dan
ilustrasi hasil bentuk konfigurasi sambungan.
74
Gambar 12-13: Bentuk Las Sudut
Las sudut 4 – 96 = Las sudut dengan tebal 4 mm panjang 96 mm. Las sudut
4 – ( 160 + 77 ) /40 = Las sudut dengan tebal 4 mm panjang dipecah, 2
bagian masing-masing 160 mm dan 77 mm berjarak 40 mm.
75
Gambar 12-14 : Notasi Gambar Las
Las fillet, (a) angka menunjukkan ukuran leg, (b) menunjukkan jarak
Konfigurasi pengelasan tipe butt atau groove (a) square, (b) V tunggal dengan
root 2mm dan sudut 600, (c) V ganda, (d) bevel
76
Gambar 12-15: Konfigurasi Fillet Weld dengan berbagai kondisi
77
baik untuk pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan
disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat
pemegang khusus. Keuntungan lain sambungan tumpang adalah mudah
digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya berlainan. Jenis
sambungan T dipakai untuk membuat penampang bentukan (builtup) seperti
profil T, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping
(bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket). Jenis sambungan ini
terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat
datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
78
Beberapa keunggulan dan kelemahan las baja profil, dimana bahwa secara
teoritis dapat menghasilkan kekuatan sambung yang sama dengan
penampang aslinya, artinya tidak ada pengurangan kekuatan. Ini khususnya
jika berbicara tentang butt-weld atau las tumpul. Jadi jika ada suatu
sambungan yang ingin kita uji kekuatan las, dan cara me-lasnya memakai
butt-weld maka ketika diuji tarik, yang rusak pasti bagian lain dan bukan di
tempat sambungan las tersebut dikerjakan. Beberapa kelebihan sambungan
las dibandingkan sambungan baut-mur atau sambungan keling (rivet) adalah
lebih murah untuk pekerjaan dalam jumlah besar, tidak ada kemungkinan
sambungan longgar, lebih tahan beban fatigue, ketahanan korosi yang lebih
baik.
Pada perhitungan struktur atap gedung dari kuda-kuda baja profil, dalam
perencanaan konstruksinya direncanakan dengan menggunakan pedoman
dan ketentuan, sesuai dengan Pedoman Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia (PPBBI), dan SK SNI untuk baja tahun 2002. Penggunaan baja
profil untuk konstruksi dengan bentang yang lebar, misalanya 15-20 meter,
pemilihan material baja sangatlah tepat karena sambungan untuk batang
tekan dan tariknya akan lebih kuat, kemudian dalam pekrjaan juga lebih
mudah dan cepat. Panjang baja profil yang umum di pasaran yaitu, 12 meter,
tentu untuk kebutuhan lebih panjang dibutuhkan sambungan baja, yang kita
kenal dengan tiga jenis sambungan yaitu sambungan baut, paku dan las.
79
Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar A: Menunjukkan rencana bangunan
gudang dari baja, terlihat skesa tampak depan penutup atap model pelana,
terlihat sudut kemiringan atap dengan besar sudut α , kemudian gambar B:
adalah rencana kuda-kuda atap dari baja, yang memiliki sambungan
(hubungan ) pada titik buhul, yang seluruhnya persambungan tersebut harus
dihitung kekuatannya, dan dipahami teknik persambungannya.
Kemudian pada gambar c: adalah gambar denah atap, dari sini dapat
direncanakan rangka atap, seperti susunan dan dimensi gording, ini juga
tergantung dari jenis penutup atap yang digunakan. Pada perencanaan
bangunan gudang dari baja ini direncanakan penutup atap jenis seng atau
asbes, tentu hanya membutuhkan konstruksi penutup atap gording saja,
berbeda dengan jenis atap genteng. Untuk atap genteng, digunakan
pedoman, sbb:
Kemiringan atap : 30° ≤ α ≤ 60°
α ≥ 60° : dipakai genteng khusus, dipaku pada reng
α ≤ 30° : dipakai genteng dengan presisi tinggi, dan diberi lapisan
aluminium foil di bawah reng.
Usuk dan reng harus mampu memikul beban hidup merata q dan
terpusat p
Untuk penutup atap dari jenis; Seng Gelombang, Asbes Gelombang, dan
80
spandeks
semakin kecil α, overlap semakin besar
kemiringan atap lebih bebas ; 5° ≤ α ≤ 90°
semakin kecil α, overlap semakin besar overlap : Pada arah
mengalir air dan pada // arah mengalir air
81
Gambar 12-20 : Hubungan Konstruksi Gording dan Kaso Baja
82
3.1 Perencanaan Gording Baja
Beberapa baja profl yang sering digunakan sebagai gording, dapat dilihat
contoh nama, bentuk, jenis dan spesifikasi gambar di bawah ini.
83
Contoh Perhitungan Gording
Data - data yang digunakan dalam contoh ini adalah data sembarang, hanya
sebagai contoh untuk memahami filosopi bagaimana gording direncanakan
sehingga memenuhi ketentuan perhitubgan struktur.
1) Diketahui:
Bentang rangka atap = 30 m
84
Jarak kuda – kuda ( λ ) =3m
Berat atap genteng biasa = ±24 Kg/m
Jarak gording = 5,303 m
Beban angin ( W ) = 70 Kg/m2
Beban Berguna ( P ) = 70 Kg
85
Brancing 10 % . q1 = 10 % . 181,472
q2 = 18,147 Kg/m
q total = q1 + q2 = 181,472 + 18,147 = 199,619 Kg/m
b) Beban Berguna ( P ) = 70 Kg
c) Beban Angin:
Angin tekan: c = 0,02 α – 0,4 = 0,02. 45 – 0,4 = 0,5
Angin Isap = c’ = - 0,4
Beban angin tekan W = c × w × a × 1 = 0,5 × 70 × 5,303 × 1 =
185,605 Kg/m
Beban angin isap W’ = c ‘ × w × a × 1 = -0,4 × 70 × 5,303 × 1 =
-148,484 Kg/m
Rumus-rumus:
qy = q cos α qx = q sin α
Mqy = 1/8 . qy .λ2
Mqx = 1/8 . qx . λ2
Py = P cos α Px = P sin α
MPy = 14 . Py .λ
MPx = 14 . Px .λ
86
Py = P cos α = 70 cos 45° = 49,497 Kg
Px = P sin α = 70 sin 45° = 49,497 Kg
MPy = 14 . Py .λ = 14 . 49,497 . 3 = 37,123 Kg/m
MPx = 14 . Px .λ= 14 . 49,497 . 3 = 37,123 Kg/m
Angin tekan
Wy = W = 185,605 Kg/m Wx = 0 ,
MWy = 18 . wy . λ2 = 18 . 185,605 . 32 = 208,806 Kg/m MWx = 0
Angin isap
Wy’ = W’ = -148,484 Kg/m Wx’ = 0
MWy’ = 18 . wy’ . λ2 = 18 .-148,484. 32 = - 167,045 Kg/m MWx’ =
0
87
Wx = 653 cm3 Wy = 72,2 cm3
88
4. Konstruksi Kuda-Kuda Baja Ringan
Penggunaan baja ringan juga efektif dan efisien dalam biaya. Salah satunya,
kemudahan dalam pengangkutan atau transportasi, karena produk ini
dikemas sedemikian rupa. Secara umum, sifat baja ringan adalah ringan, kuat
dalam sistem terintegrasi, memiliki struktur fleksibel dan mampu menghadapi
getaran, serta tidak menjalarkan api. Keuntungan-keuntungan ini sebenarnya
sudah cukup meyakinkan masyarakat untuk menggunakannya. Baja ringan
sebagai material pembuat rumah semakin popular, bahan yang terbukti lebih
tahan terhadap goncangan gempa tersebut juga kian luas digunakan, tidak
hanya untuk bangunan-bangunan darurat pasca bencana, namun juga untuk
rumah-rumah mewah di kota besar.
Lapisan anti karat yang umumnya dipakai adalah lapisan Z (Zinc) yang sering
disebut Galvanis atau lapisan AZ (Aluminum dan Zinc). Masing-masing
lapisan punya kelebihan maupun kekurangan sendiri. Banyak orang salah
mengerti bahwa bahan Aluminum Zinc lebih baik daripada Zinc (Galvanis),
padahal yang menentukan adalah ketebalan lapisan yang dipakai, bukan
jenisnya. Untuk mencapai taraf ketahanan yang relatif setara, ketebalan
lapisan Zinc yang dipakai harus lebih tebal daripada Aluminum Zinc. Standar
89
umum untuk bahan struktural (menanggung beban), ketebalan lapisan
Aluminum Zinc tidak boleh kurang dari 100 gram/m2 (AZ 100) sedangkan
untuk lapisan Zinc (Galvanis) tidak kurang dari 200 gram/m2 (Z 200).
90
Gambar 12-24 : Profil Baja Ringan “C” dan “Box”
Profil Omega
91
Gambar 12-25 : Profil Omega dan Canal
92
4.1 Bagian Konstruksi Kuda-kuda Baja Ringan
93
Bottom chords: Batang-batang utama yang terletak di bagian bawah dari
kuda-kuda
Webb: Batang-batang yang terletak di bagian dalam dari kuda-kuda
.
94
GLOSSARY
95
Kayu adalah bahan kontruksi yang banyak dipakai di dalam pembangunan
rumah dan gedung, kayu banyak dipilih karena kayu mempunyai bentuk dan
warna alami yang lembut dan artistik.Sebagai bahan pelengkap bangunan,
kayu banyak digunakan untuk komponen rangka atap, kuda-kuda, rangka
plafon, loteng, pintu dan jendela.Kayubanyak dipakai dalam pembuatan
perabotan rumah tangga. Pada pembangunan rumah atau gedung, kayu
sering kali memerlukan sambungan perpanjang untuk memperpanjang kayu
atau sambungan buhul untuk menggabungkan beberapa batang kayu pada
satu buhul/joint. Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang
disambung sehingga menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar
maupun tegak lurus dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi.
Sedangkan yang disebut dengan hubungan kayu yaitu dua batang kayu atau
lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian
konstruksi dalam satu bidang (dua dimensi) maupun dalam satu ruang
berdimensi tiga.
Sambungan kayu dibagi dalam 3 kelompok yaaitu; a). Sambungan kayu arah
memanjang, b). Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut), c).
Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan). Sambungan memanjang
digunakan untuk menyambung balok tembok, gording dan sebagainya.
Hubungan kayu banyak digunakan pada hubungan-hubungan pintu, jendela,
kuda-kuda dan sebagainya. Sedangkan sambungan melebar digunakan untuk
bibir lantai,dinding atau atap. Jenis sambungan memanjang terdiri dari;
1) Sambungan mendatar dan tegak lurus.
2) Sambungan bibir lurus
3) Sambungan bibir lurus berkait
4) Sambungan bibir miring
5) Sambungan bibir miring berkait
6) Sambungan memanjang balok kunci
7) Sambungan memanjang kunci jepit
8) Sambungan tegak lurus.
96
Sambungan Bibir Lurus, sambungan ini digunakan bila seluruh batang dipikul,
misalnya balok tembok. Pada sambungan ini kayunya banyak diperlemah
karena masing-masing bagian ditakik separuh kayu.
97
terhindar dari kemungkinan pecah. Dengan adanya ketentuan jarak
tersebut, maka luas efektif sambungan (luas yang dapat digunakan
untuk penempatan alat sambung) akan berkurang dengan sendirinya.
98
Gambar 13-1 :Jenis-jenis paku
99
Gambar 13-2: Model Sambungan Paku
Banyak teori dan hasil pengujian mengenai sambungan paku, teori umum
dapat didasarkan atas lenturan seperti balok yang dipengaruhi daya penahan
terhadap lentur dan kokoh desak kayu, dan tarikan dalam paku. Dalam PKKI
syarat-syarat serta cara-cara perhitungan dan perencanaan telah ditetapkan
untuk sambungan paku biasa. Untuk sambungan-sambungan paku istimewa,
seperti dengan penggunaan pelat buhul dari plywood, cara perhitungan ini
tidak dapat dipakai dan perlu diperhatikan penyelidikan-penyelidikan baru
yang telah menghasilkan rumus-rumus dengan mengabaikan pengauh tarikan
dalam paku dan menganggap beban-beban ideal plastis.
100
1.2 Sambungan dengan baut
Alat sambung baut umumnya terbuat dari baja lunak (mild steel)
dengankepala berbentuk hexagonal, square, dome atau flat. Diameter baut
berkisar antara 12 mm sampai 30 mm. Untuk kemudahanmemasang, lubang
baut diberi kelonggaran 1 mm. Alat sambung baut iasanyadigunakan pada
sambungan dua irisan, dengan tebal minimum kayu samping 30mm dan kayu
tengah 40 mm dan dilengkapi dengan cincin penutup.
101
Gambar 13-3 : Alat Sambung Baut
Bila dibandingkan dengan alat sambung yang lain, perekat/lem termasuk alat
sambung yang bersifat getas, bagian-bagian kayu keruntuhan sambungan
dengan alat sambung perekat/lem terjadi tanpa adanya peristiwa pelelehan
Alat sambung perekat/lem umumnya digunakan pada struktur balok susun,
atau produk kayu laminasi (glue laminated timber). Sambunagn dengan
perekat/lem berlainan dengan sambungan paku, baut dan pasak. Bagian-
bagian kayu tidak disambung pada titik-titik, melainkan pada bidang-bidang,
sehingga mempunyai kekakuan yang jauh lebih tinggi. Kekakuan tersebut
merugikan dalam sambungan rangka batang, karena timbulnya tegangan-
tegangan sekunder yang besar. Akan tetapi untuk balok-balok
tersusun,sambungan dengan perekat lebih menguntungkan.
Jenis perekat (lem) untuk kayu ditinjau dari bahan pembuatanya antara lain,
adalah;
1) Bahan perekat yang berasal dari hewani, seperti Albumen, Casein,
Shellac, Lilin lebah dan Kak (Animal Glue).
102
2) Bahan perekat yang berasal dari tumbuhan adalah Damar Alam, Arabic
Gum, Protein, Starch, Dextrin, dan Karet Alam. Beberapa bahan perekat
yang berasal dari mineral adalah Silicate, Magnesia, Litharge,
Bitemen,dan Asphalt.
3) Bahan pereket sintetis berasal dari Elastomer, Thermoplastic, dan
Thermosetting. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Elastomer
adalah Poly Chloropene, Poly Urethane, Silicon Rubber, Polisoprene, Poly
Sulphide, dan Butyl Rubber. Beberapa bahan perekat yang berasal dari
Thermoplastic adalah Ethyl Cellulose, Poly Vinyl Acetate, Poly Vinyl
Aalcohol, Poly Vinyl Chloride, Poly Acrylate, dan Hotmelt. Beberapa bahan
perekat yang berasal dari Thermosetting adalah Urea Formaldehyde,
Epoxy Polyamide, dan Phenol Formaldehyde
Berikut adalah penjelasan mengenai jenis lem sebagai bahan perekat kayu
yang banyak di kenal di pasaran.
Casein; Casein adalah zat protein yang terdapat dalam susu hewan (sapi)
sebagai hasil samping dari perusahaan keju. Larutan casein dalam bentuk
pasta banyak digunakan pada penempelan label kertas ke botol gelas.
Keistimewaan dari lem casein ini ialah hasil penempelannya bersifat tahan
terhadap kelembaban dan juga tehan terhadap air, sehingga jika botol
terendam didalam air kertas lem tidak akan lepas artinya lem casein ini tahan
terhadap air.
Starch dan Dextrin; Starch atau kanji adalah hasil dari tumbuhan, contoh
yang kita jumpai ialah terbuat dari tepung tapioka. Bahan ini sudah dikenal
sejak dahulu sebagai bahan lem, ialah dengan cara memasaknya dengan air.
Dextrin adalah hasil modifokasi secara kimia dari kanji. Kedua bahan ini
digunakan pada pembuatan kantong kertas, kotak-kotak karton, dan lain-lain.
Poly Vinyl Acetate; Poly vinyl acetate atau disingkat PVAc adalah suatu resin
(polymer) dari hasil polimerisasi di mana sebagai bahan monomernya adalah
vinyl acetate. Lem jenis ini banyak di gunakan untuk keperluan indoor furniture
atau mebel untuk keperluan dalam ruangan, Untuk pemakaian luar ruangan
produk lem putih PVAc juga sangat bagus setelah mendapat penambahan
hardener yang membuatnya semakin kuat tanpa retak. Lem ini bisa di
103
gunakan untuk semua material yang mempunyai permukaan berpori. Sifat
dasarnya elastis dan bisa menyesuaikan terhadap perubahan cuaca (Weather
Reactance). Keistimewaan produk ini adalah tidak memiliki glue line yang
terlihat karena saat lem ini mengering dia berwarna bening, Lem ini juga
elastis sehingga permukaan sambungan yang bergerak atau mengalami
penyusutan minor tidak pecah, kelemahannya waktu pengeringan yang relatif
lama.
Lem Epoxy; Jenis Lem Perkat Kayu ini adalah yang paling banyak di
gunakan, perekat ini terdiri dari 2 komponen utama yaitu Resin dan Hardener.
Sifatnya mengisi permukaan / komponen yang di sambung. memiliki tekstur
yang keras dan sangat kuat tahan air dan bahan kimia serta tahan temperatur
yang relatif tinggi. Pengeringan campuran lem ini bisa mencapai 100 menit
sebelum kemudian mengeras sempurna dan tidak dapat di gunakan lagi, Jika
kita terlalu banyak membuat campuran maka akan sanngat tidak ekonomis.
Kekurangan dari bahan lem perekat kayu epoxy adalah memiliki "glue line"
atau bekas lem yang cukup terlihat dan juga sifat kerasnya yang justru
menjadi bumerang karena jika permukaan komponen yang di sambung
bergerak sedikit saja maka lem akan pecah (retak). untuk aplikasi luar
ruangan (Outdoor Furniture ) mungkin kurang cocok jika menggunakan bahan
perekat ini.
104
Lem Busa (Polyurethane); Disebut lem busa karena saat sudah kering lem
ini berbentuk busa atau foam. Lem ini berbahan dasar synthetic Polyurethane
yang kuat dan tahan terhadap cuaca. Banyak di gunakan sebagai perekat
sambungan Finger Joint dan butt joint, sifanya yang weather reactance dan
mengisi rongga yang kosong pada sambungan. Kekurangannya adalah
kekuatan yang kurang untuk aplikasi pada struktur konstruksi.
Lem Super (cyanocrylate adhesive); lem ini sebagai lem berbentuk cairan
bening dengan glue line menyesuaikan residu bahan yang direkatkannya.
Lem ini hanya diaplikasikan pada finishing produk mebel yang memerlukan
perbaikan dengan hanya sedikit waktu tersedia. Lem ini bisa mengering dalam
waktu beberapa detik saja.
105
berubah bentuknya. Pemakaian kayu sebagai bahan bangunan didasarkan
pada tingkat keawetan dan kekuatannya. Karena kayu merupakan bahan
bangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagai macam
ukuran yang berupa balok, dan papan. Di perdagangan ukuran kayu
umumnya sudah tertentu antara lain : (ukuran dalam satuan cm)
6/12 ; 6/10 ; 8/12 ; 10/10 ; 15/15, disebut balok
2/15 ; 2/20 ; 3/25 ; 3/30 ; 4/40, disebut papan
4/6 ; 5/7 , disebut usuk atau kaso
2/3 ; 3/4 , disebut reng
1/3 ; 1/4 ; 1/6, disebut plat
106
Sambungan Bibir Lurus
107
Sambungan Bibir Lurus Berkait
108
Sambungan Bibir Miring
109
Sambungan Takikan
110
Sambungan Takikan Lurus
111
3. Sambungan Kayu Melebar
Sambungan kayu melebar ada dua macam yaitu melebar kearah horizontal
(kebanyakan digunakan konstruksi lantai) dan melebar ke arah vertikal (yang
sebagian besar digunakan pada konstruksi dinding). Materi kegiatan belajar 2
meliputi menggambar beberapa macam sambungan kayu melebar yaitu
:Sambungan lidah dan alur, Sambungan lidah lepas dan alur, Sambungan
lidah bersponing dan alur, Sambungan lidah miring dan Sambungan papan
melebar ke arah tegak.
112
Sambungan Lidah Alur
113
114
Sambungan Lidah Miring
115
116
4. Sambungan Kayu Menyudut
117
118
119
120
121
122
123
124
Gambar 13-6 : Sambungan Kayu Voor Loef
125
B. Pekerjaan Kusen Kayu
Dalam memilih kayu sebagai bahan kusen maupun bahan jendela atau pintu,
sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu kusen-kusen yang akan kita buat,
seperti:
Kusen Pintu jenisnya dibedakan dari segi ukurannya yaitu, ada pintu
utama atau ruang tamu, pintu kamar tidur, pintu kamar mandi dan
pintu garasi disesuaikan dengan desain rumah yang ada.
Kusen Jendela, dibedakan dari segi ukurannya yaitu, Jendela ruang
tamu, jendela kamar tidur, jendela dapur.
Kusen Fentilasi, biasanya untuk ruang tamu, kamar tidur sama, hanya
kamar mandi dan dapur saja yang berbeda.
Bahan daun pintu dan daun jendela.
Bahan furnitur atau meubelir lain
Banyak jenis kayu yang akan dibuat jadi kusen, yang banyak dikenal
adalah jenis kayu Kalimantan. Jenis kayu dari pulau kalimantan biasa
dipakai dalam pembuatan meubel atau furniture juga kusen, pintu, jendela
dan lain sebagainya, dan masing-masing jenis memiliki kelebihan dan
kekurangannya, berikut jenis-kayu kalimantan yang banyak dikenal, yaitu;
1) Kamfer samarinda; Jenis kayu yang ini sangat cocok untuk bahan
daun pintu minimalis, karena kayu ini biasanya dapat dikeringkan
dengan oven.
126
2) Bengkirai; Kayu bengkirai merupakan salah satu jenis kayu yang
berkualitas bagus, kayu bengkirai mudah diproses seperti diserut,
dipotong, diukirdan lain lainl. Oleh sebab itu, banyak orang yang
memasukkan kayu bengkirai ini ke dalam golongan jenis-jenis kayu
pertukangan.Dan dalam prakteknya, saat ini banyak sekali orang-
orang yang menggunakankayu bangkirai ini untuk memproduksi
beraneka macam produk dari kayu. Kayu bengkirai identik dengan
kayu kuat, karena kayu jenis ini biasanya berbobot lebih berat dan
keras, namun kayu ini rentan tehadap cuca panas yang biasanya
menyebabkan retak pada permukaan kayu.
3) Kruing; Jenis kayu ini biasanya berwarna coklat memiliki serat
yang lurus dan biasanya berminyak, dalam keadaan kering kayu ini
mirip seperti kamfer.
4) Meranti; Kayu meranti ada yang berwarna putih, dan coklat
berserat lurus, dan berbobot ringan.
5) Kayu Jati; kayu jati yang paling dikenal orang adalah karena
keawetannya dan daya tahannya terhadap perubahan cuaca
dibandingkan dengan jenis kayu lain, selain itu karakter serat dan
warnanya memiliki ciri khas tersendiri, kayu jati dari pulau Jawa
khusunya Jawa imur seperti Jepara, terkenal sampai ke
mancanegara.
6) Mahoni.
7) Durian
8) Nangka
9) Dan lain sebagainya.
Beberapa jenis ukuran kusen kayu untuk pintu dan jendela yang umum
dikenal di pasaran, antara lain yaitu;
1) Ukuran: 5/10 5/12 5/14 5/15 cm
2) Ukuran: 6/10 6/12 6/14 6/15 cm
3) Ukuran: 7/12 cm
1) Pada pintu rangkap dengan dua daun: 8/10 8/12 8/14 8/15 cm
127
Beberapa jenis kusen kayu untuk pintu dan jendela yang umum dikenal di
pasaran, antara lain yaitu;
1) Kusen gundul ( satu lubang)
2) Kusen Jalusi (jalusi peregi atau bulat)
3) Kusen gendong (dua lobang/ 3-lobang)
4) Daun pintu panel
5) Daun pintu minimalis
128
Dalam ilmu konstruksi, khusunya konstruksi kayu, dikenal bagian-bagian
Kusen kayu , yaitu;
1) Tiang (style).
2) Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas
danambang bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
3) Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun
jendela.
4) Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam
tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau
kebelakang.
5) Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi
untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu
juga agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
6) Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk memperkuat
melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke
muka/ke belakang.
7) Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah, khusus untuk
kusen pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah
dan melindung tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.
129
Gambar Kusen Pintu Tunggal (Gundul)
130
Kusen Pintu Gendong
131
Kusen Pintu Gendong Jalusi Melingkar
132
Kusen Jendela
133
Kusen Jendela Km/Wc
Beberapa Model Pintu dan Jendela yang banyak di jual di pasaran, berbagai
macam, ada yang belum di finshing dan ada yang telah di finishing dengan
berbagai corak dan warna.
134
Gambar 13-9: Model Pintu di Jual di Pasaran
135
1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu
136
Gambar 13-10: Pemasangan Kusen Kayu
137
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
138
Gambar 13-11: Pemasangan Kusen Jendela pada Konstruksi Dinding
Ambang atas
Ambang tengah
Tiang
Ambang bawah
139
Rangkuman
Rangkuman
Fungsi
Fungsi kusen
kusen Pintu
Pintu dan
dan jendela
jendela sebagai
sebagai alat
alat sirkulasi
sirkulasi udara
udara
maupun
maupun cahaya
cahaya dari
dari suatu
suatu bangunan.
bangunan.
Bagian-bagian
Bagian-bagian yang
yang penting
penting dari
dari kusen
kusen jendela:
jendela:
Tiang
Tiang
Ambang
Ambang atas
atas
Ambang
Ambang bawah
bawah
Ambang
Ambang tengah
tengah
Kupingan/Kuping,
Kupingan/Kuping, fungsinya
fungsinya untuk
untuk dapat
dapat dibuat
dibuat hubungan
hubungan
pen
pen yang
yang baik
baik hanya
hanya dibuat
dibuat jika
jika kusen
kusen dipasang
dipasang pada
pada
tembok,
tembok, Jika
Jika dipasang/menempel
dipasang/menempel pada
pada kolom,
kolom, kuping
kuping
ditiadakan
ditiadakan
Angker
Angker di
di buat
buat dari
dari besi
besi dipasang
dipasang pada
pada tembok
tembok atau
atau kolom
kolom
praktis.
praktis. Jika
Jika kusen
kusen dipasang
dipasang pada
pada kolom
kolom utama
utama dari
dari beton
beton
maka
maka tidak
tidak perlu
perlu menggunakan
menggunakan angker,
angker, sebab
sebab kusen
kusen
dipasang
dipasang kemudian
kemudian dengan
dengan cara
cara diselipkan
diselipkan dan
dan angker
angker
digeser
digeser antara
antara kolom
kolom tersebut
tersebut sebagai
sebagai pengganti
pengganti angker
angker
dipakai
dipakai sekrup
sekrup “Fisher“
“Fisher“
Sponing
Sponing kapur,
kapur, adalah
adalah suatu
suatu cowakan
cowakan dibuat
dibuat pada
pada kuping,
kuping,
tiang
tiang sisi
sisi luar
luar dan
dan ambang
ambang bawah,
bawah, sedangkan
sedangkan pada
pada ambang
ambang
atas
atas tidak
tidak terdapat
terdapat sponing
sponing kapur
kapur hal
hal ini
ini dikarenakan
dikarenakan untuk
untuk
menghindari
menghindari penglihatan
penglihatan tembus
tembus apabila
apabila terjadi
terjadi pemuaian
pemuaian
kayu.
kayu.
140
2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela
Memasang Daun Pintu; Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu.
Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya
digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat
berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu ada
yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser didepan kusennya.
Pintu tersebur dinamakan dengan pintu geser.Kedudukan daun pintu pada
saat ditutup melekat dengan sponingpada kusen pintu, kecuali pada bagian
bawah, kedudukannyadibuat beberapa cm di atas lantai.
Ukuran Daun Pintu; Jumlah daun pintu ada yang tunggal, ada pula yang
ganda.Lebar dan tingginya daun pintu diukur dari sisi dalam kusen sampai
sisiluar kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagaiberikut:
Tinggi : 2,00-2,10 meter
Lebar : 0,70-0,90 meter (tunggal), 0,60-0,80 meter (ganda)
Tebal : 0,30-0,40 meter.
141
7) Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara
melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
8) Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
9) Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
10) Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
11) Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan
baik, rata dan lurus dengan kusen.
142
Gambar 13-12: Pemasangan Daun Pintu
Memasang Daun Jendela; Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen
atau gawang dandaun jendela. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam
tembok, sedangdaunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan
engselsehingga dapat berputar pada engsel, berputar horizontal (ke kiri
dankekanan) atau berputar vertikal (ke atas dan ke bawah). Namun, ada
jenisjendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati dengan
tujuanuntuk penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat ditutup
melekatdengan sponing pada kusen jendela.
Ukuran Daun Jendela; Jumlah daun jendela ada yang tunggal, ada pula
yang ganda.Lebar dan tingginya daun jendela diukur dari sisi dalam kusen
sampai sisiluar kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagai
berikut:
1) Tinggi : 0,80-1,70 meter (menyesuaikan dengan fungsi dankondisi
bangunan)
2) Lebar : 0,60-0,80 meter
3) Tebal : 0,30-0,40 meter.
Cara Pemasangan;
1) Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
2) Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
3) Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
143
4) Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai
masukdengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar
maupunkearah tinggi.
5) Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela padatiang
daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah15-20 cm
dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engselditanam pada
bagian ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20cm dari bagian
tepi (untuk putaran vertikal).
6) Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai
baikkedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas
jendelatempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
7) Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan
caramelepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang
ataskusen
8) Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan
memasangkanengselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas,
sehinggaterpasanglah daun jendela pada kusen jendelanya.
9) Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
10) Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan
caramelepaskan pen.
11) Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup denganbaik,
rata dan lurus dengan kusen
144
Konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangakaian batang yang selalu membentuk
segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk
penutupnya, maka konstruksi kuda-kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi
setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang
kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami
perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua dudukan bisa tembok, ring balok
atau tumpuan kolom selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok
diusahakan tidak menerima gayahorisontal maupun momen, karena tembok
hanya mampu menerimabeban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan
mampu mendukungbeban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu.
Beban-beban yangdihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng,
usuk,gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada
saatmemasang/memperbaiki atap), dan beban beban lain sesuai kondisi dan
desain yang direncanakan.
145
Gambar 13-13 : Rencana Kuda-kuda Kayu
146
Gambar 13-14: Kuda-kuda Kayu dengan Bagian-bagian
147
Gambar 13-15: Batang-batang Kuda-kuda Kayu Menggunakan Batang Gapit
148
Perhatikan gambar di atas, Keterangan gambar:
a. Balok tarik
b. Balok kunci
c. Kaki kuda-kuda
d. Tiang gantung
e. Batang Sokong
f. Balok Gapit
g. Balok Bubungan
h. Balok Gording
i. Balok Tembok
j. Balok bubungan miring
k. Balok tunjang
l. Tiang Pincang
m. Balok Pincang
Berikut ini beberapa gambar hubungan dan detail konstruksi kuda-kuda kayu,
dan sistem hubungan dan sambungan yang dapat dijelaskan, dengan
bermacam jenis hubungan atau ambungan yang dapat dipakai.
149
Detail A:Hubungan kaki kuda-kuda dengan balok penggantung Kaki
kuda-kuda menerima gaya tekan sedangkan balok penggantung
menerima gaya tarik (lihat skema gaya). Sehingga hubungan antara
kedua balok dapat dilaksanakan sistem gigi dan untuk memperkuat
hubungan tersebut dibantu dengan pelat baja, atau dengan perkuatan
lain.
150
Detail B:Hubungan balok tarik, penggantung dan balok penyokong.
Balok tarik menerima gaya tarik, balok penggantung menerima gaya
tarik sedang balok penyokong menerima gaya tekan. Sehingga
hubungan antara balok tarik dan penggantung dapat dilaksanakan
dengan sistem pen dan purus yang diperkuat dengan begel pelat baja,
sedangkan untuk balok penyokong dan penggantung tetap
menggunakan sistem gigi, atau berbagai bentuk variasi sambungan
lain.
151
Detail C; Hubungan balok kaki kuda-kuda dengan balok penyokong. Baik
balok kaki kuda-kuda maupun balok penyokong semuanya mene-rima
gaya tekan, sehingga hubungan antara kedua balok tersebut dapat
dilaksanakan dengan sistem hubungan gigi, pen dan purus yang dikunci
dengan pasak dari kayu.
152
Detail D:Hubungan balok kaki kuda-kuda dengan balok tarik Balok kaki
kuda-kuda menerima gaya tekan dan balok tarik menerima gaya tarik.
Sehingga hubungan kedua balok tersebut dapat dilaksanakan dengan
sistem gigi bahkan karena gaya tekan yang ada pada balok kaki kuda-kuda
terlalu besar pada gigi ganda yang dilengkapi dengan begel pelat baja.
Sambungan gigi tunggal
• tm ¼ h. bila 50
• tm 1/6h. bila 60
• h = tinggi balok datar
Panjang kayu muka
• S = gaya tekan kaki kuda-kuda
• = tegangan yang diizinkan sesuai mutu kayu 8, 12, 20
kg/cm2)
• b = lebar kayu datar
153
Gambar 13-23: Sambungan Kayu Gigi Rangkap
Agar konstruksi kuda-kuda ini tidak melentur maka digapit sepasang balok
dan dikencangkan dengan menggunakan baut dan mur. Umumnya balok 6
x 12 cm. (lihat gambar berikut)
154
D. Konstruksi Loteng Kayu
Loteng adalah salah satu bentuk ruangan dalam sebuah rumah yang
biasanya letaknya di bagian atas.Dalam penggunaannya, loteng digunakan
untuk tingkat atas.Loteng dalam sebuah rumah pada umumnya digunakan
untuk berbagai fungsi. Biasanya untuk gudang atau kamar tidur, dan ada juga
orang membangun loteng untuk digunakan sebagai tempat jemuran.Jadi
loteng merupakan ruang tambahan yang dibangun diatas rumah.Beberapa
desain loteng bahkan mengambil tempat diruang plafon. Hal ini jika rumah kita
didaerah tropis seperti Indonesia, sangat tidak disarankan loteng ini sebagai
kamar tidur, tapi jika hanya sebagai gudang silahkan saja, karena ruang
plafon adalah ruang isolasi panas dari penutup atap supaya tidak menerus
turun ke bawah.
Pada konstruksi loteng, kita menegnal namanya balok induk dan balok anak,
yaitu tempat diletakkanya papan lantai, baik itu dari bahan papan solid atau
papan olahan., dan dapat pula sebagai penopang plafond pada bagian
bawahny. Berikut adalah nama dan fungsi balok-balok yang ada pada
konstruksi loteng;, yaitu:
155
1. Balok Induk; adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada
seluruh lebar bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada
kolom. Konstruksi agar aman dibuat pada bentang terpendek
2. Balok Anak; adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada
balok induk, digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap
ruangan.
3. Balok Bagi, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada
balok anak atau balok induk atau pada salah satunya bertumpu pada
balok anak atau balok induk, dapat berfungsi sebagai untuk
memperkecil petak-petak lantai.
Kemudian Pelat lantai kayu, umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang
disatukan menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang yang
luas.Bahan untuk lantai kayu loteng, dapat juga dibuat dari bahan kayu
olahan.Untuk mendapatkan bahan lantai kayu yang bermutu, maka fungsi
material kayu tersebut harus maksimal.Beberapa pedoman dapat dipakai,
diantaranya harus memilih jenis kayu yang tahan cuaca dan rayap, misalnya
kayu jati, eboni, besi, atau ulin, damar laut, bangkirai, dan merbau. Selain itu
harus dipastikan kayu yang digunakan memiliki kadar air yang sangatminimal.
Kandungan air tinggi dapat membuat kayu menjadi memual, susut atau retak.
Selain itu lakukan pula proses finishing dan pelapisan dengan zat anti rayap,
dan jika ingin memperoleh tekstur permukaan, pakailah pelitur atau vernis,
bisa juga dengan mengecatnya dengan cat kayu. Untuk lantai kayu, akanlebih
156
baik menggunakan kayu jenis solid, karena kayu solid tersebut tahan dari
serangan rayap selain memiliki tekstur yang cantik
Bila lantai loteng menggunakan kayu solid, diambil papan yang standar, dan
umumnya ukuran lebar papan umumnya 20 – 30 cm, tebal papan dapat dipilih
ukuran 2 – 3 cm, dengan jarak balok-balok pendukung antara 60 – 80 cm.
Ukuran balok berkisar antara 8/12, 8/14, 10/14 untuk bentangan 3 – 3,5 m.
balok-balok kayu ini dapat diletakkan di atas pasangan bata 1 batu atau
ditopang oleh balok beton, ring balok besi atau kayu.
158
Gambar 13-28 : Isometri Rencana Balok Induk Konstruksi Loteng Kayu
159
Gambar 13-30: Isometri Hubungan Kolom, Balok Induk dan Balok Anak
160
E. Konstruksi Plafon Kayu
161
bertahanlama dibanding menggunakan kayu.Ukuran batang rangka plafon
ditentukan dari jarak bentang dariruangan, jenis bahan yang digunakan, dan
panjang-pendeknya batanggantung.
Gambar 13-32: Bentuk konstruklsi Plafon Kayu Sisi Atas dan Bawah
162
pemasangan batang penggantung plafon adalahsama, tetapi jaraknya tidak
sama tergantung dari bahan plafon yangdigunakan. Pada bangunan
perumahan dalam pemasangan plafond,ketentuan untuk tinggi ruang/kamar
minimal sekurang-kurangnya 2,40 mkecuali kalau kasau-kasaunya miring
sekurang-kurangnya ½ dari luasruang mempunyai tinggi ruang 2,40 m dan
tinggi ruang selebihnya padatitik terendah tidak kurang dari 1,75 m. Pada
ruang cuci dan kamarmandi diperbolehkan sampai sekurang-kurangnya 2,10
m.
163
GLOSSARY
Balok sloof, adalah balok beton bertulang yang dipasang pada keliling
bangunan dan juga pondasi di tengah bangunan di bawah lantai.
Lapisan batu kosong, adalah pasangan batu tanpa spesi pada bagian
dasar pondasi dipasang setelah lapisan pasir dan pemadatannya
dilakukan dengan; timbris a) Titik 0,00 adalah titik untuk menunjukkan
muka atas lantai bangunan, b) Kedalaman pondasi adalah kedalaman
pondasi diukur dari muka atas latani (+0,00) sampai pada bagian
terbawah pondasi / sampai tahan keras. Biasanya diberi tanda minus.
Misalnya minus (-) 1,20 m.
Pondasi, adalah elemen bangunan yang berada dibawah permukaan
tanah, sebagai konstruksi yang berfungsi memikul beban diatasnya
dan meneruskan ke tanah dasar.
Ø Pondasi langsung (Stahl), termasuk pondasi dangkal yang dipakai
pada kondisi tanah baik dengan maksimal kedalaman tanah ± 2,00 m,
dan bahan bangunan yang sering digunakan adalah batu kali/belah,
batu gunung, atau beton tumbuk, batu bata, pondasi beton bertulang,
pondasi pias, pondasi plat kaki, dan pondasi balok sloof.
Pondasi tidak langsung, disebut juga dengan istilah pondasi dalam,
dari segi kedalaman masuknya ke dalam tanah, digunakannya pondasi
dalam karena besarnya beban bangunan, dan tanah keras diperoleh
sangat dalam, lebih dari dua meter ke bawah.
Tiang pancang, adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari
berbagai bahan bangunan (kayu, beton atau baja) yang digunakan
untuk menyalurkan beban-beban yang dipikul pondasi (struktur serta
penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai
daya dukung yang lebih baik
164
A. Pendahuluan
Mengingat bahwa pondasi adalah salah satu elemen penting bangunan, maka
mau tidak mau, seluruh bangunan harus memiliki pondasi, agar kuat, tidak
rubuh dan mampu berdiri. Oleh karena itu perencanaan sebuah pondasi wajib
dilakukan utuk kekuatan dan ketahanannya menerima beban diatasnya.
Syarat dan ketentuan sebuah pondasi, antara lain adalah;
1) Konstriksi kokoh dan kuat menahan beban diatasnya
2) Bahan; Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak
mudah hancur, dibuat dari bahan yang awet berada di dalam tanah
dan kuat menahan gaya-gaya yang bekerja padanya terutama gaya
desak.
165
3) Pondasi harus terletidak di atas tanah dasar yang cukup keras
sehingga kedudukan pondasi tidak mudah bergerak (berubah), baik
bergerak ke samping, ke bawah (turun) atau terguling.
4) Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus
diletidakkan pada lapisan tanah asli yang keras.
5) Pondasi harus dipasang menerus di bawah seluruh dinding bangunan
dan di bawah kolom-kolom pendukung yang berdiri bebas.
6) Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi-pondasi tersebut harus
dirangkaikan satu dengan lainnya menggunakan balok pengikat (balok
sloof kopel).
Pondasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pondasi langsung dan pondasi
tidak langsung. Pondasi langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman
lapisan tanah keras maksimal 1 meter, sedangkan pondasi tidak langsung
adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras melebihi 1
meter.
1) Jenis-Jenis Pondasi
166
Pondasi langsung disebut orang juga jenis pondasi dangkal, karena
pondasinya dipasang langsung dan dangkal pada kedalaman ± 1-1.5 m.
Jenis pondasi langsung (dangkal) yang umum diantaranya adalah:
a) Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.
b) Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah
adat, rumah kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
c) Pondasi Batu Bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar
batu bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga
dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan
meneruskanya ke tanah.
d) Pondasi bor mini (Strauss Pile)
e) Pondasi Telapak/ Footplat
f) Pondasi beton/ sloof
g) Dll
Batu kali dikenal bermacam bentuknya, masing masing daerah tentu jenis dan
spesifikasinya berbeda pula. Batu kali bahan dasarnya, yang banyak dikenal
orang adalah batu besar atau batu gunung yang dibelah. Namun lain daerah
lain bentuk dan asalnya, kita kenal dulu jenis batu kali atau batu alam yang
dapat dijadikan pondasi batu kali, jenis batu kali yang kita kenal antara lain;
Batu belah berasal dari batu bulat berukuran besar kemudian di pecah
menjadi bongkahan-bongkahan lebih kecil. Batu belah merupakan batu
yang sangat baik untuk pondasi menerus dan pondasi umpak. Batu belah
yang baik harus keras, padat bersih dan tidak lapuk.
Batu Bulat; Batu bulat merupakan bahan yang banyak ditemui hampir
disemua daerah di Indonesia. Batu bulat berasaldaribatu kali/sungai dan
gunung. Cirri-cirinya bentuknya bulay berwarna abu-abu agak kehitaman.
Batu bulat yang baik untuk pondasi adalah yang tidak terlalu besar, cukup
keras, bersih dan tidak memperlihatkan tanda-tanda lapuk. Kelemahan
batu bulat ini adalah karena bentuknya bulat menyebabkan tidak akan
saling mencengkeram satu dengan yang lainnya ketika dipasang.
Batu karang berwarna putih atau kuning muda. Batu ini berasal dari laut
dan pantai. Batu karang yang baik mempunyai kepadatan pada
167
patahannya, kuat, keras dan bersih tnpa garis-garis pelapukan. Pada saat
pemasangan batu karang harus dipilih yang sudah dibelah-belah agar satu
sama lainya dapat mengikat
Batu kali merupakan bahan konstruksi pondasi yang paling banyak igunakan,
karena batu belah yang umumnya didapatkan dari batu kali tidak mengalami
perubahan bentuk dan kualitas bila tertanam di dalam tanah. Persyaratan batu
belah sebagai bahan konstruksi pondasi adalah batu tersebut mempunyai
permukaan yang kasar, berukuran ± 25 cm, bersih dari segala kotoran. Batu
belah yang permukaannya halus kurang baik dipakai sebagai bahan pondasi,
sehingga harus dipecah terlebih dahulu agar didapatkatkan permukaan yang
kasar. Demikian juga dengan batu belah yang berpori sebaiknya tidak
digunakan untuk bahan konstruksi pondasi. Permukaan batu yang kasar akan
membuat ikatan yang kokoh.
Pada umumnya tampang lintang dari badan pondasi batu belah berbentuk
trapesium dengan lebar sisi bagian atas paling sedikit 25 cm, sehingga
idapatkan susunan batu yang kokoh. Sebelum dipasang, batu belah harus
disiram air terlebih dahulu. Bila tanah dasar pondasi banyak mengandung air,
maka sebelum pondasi dipasang harus disusun terlebih dahulu pasangan
batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya. Dalam pemasangan
konstruksi pondasi batu kali, yang dibutuhkan dalam pemasangannya adalah
adalah; Batu belah (batu kali/guning), pasir pasang, dan semen PC (abu-abu).
168
Gambar 14-2: Pasangan Pondasi Batu Kali (Perspektif)
169
Gambar 14-4: Pasangan Pondasi Batu Kali (Potongan)
Bila kondisi lapisan tanah banyak mengandung air, maka sebelum badan
pondasi dipasang terlebih dahulu disusun pasangan batu kosong yang diisi
pasir pada rongga-rongganya. Susunan batu kosong tersebut dinamakan
aanstamping, yang berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air tanah
yang terdapat di sekitar badan pondasi.
170
b). Pondasi umpak/setempat
Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Pemasangan bata
sebagai pasangan rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk
menopang berat beban. Pada saat ini pondasi rollag bata telah lama
ditinggalkan, pemasangannya membutuhkan waktu yang lama serta tidak
memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Pondasi ini tetap digunakanuntuk
menahan beban ringan, misalnya pada teras, bangunan tanpa dinding, atau
jalan setapak yang terbuka.
Beberapa bentuk dan desain pondasi telapak dapa dilihat di bawah ini.
172
173
Gambar 14-6: Pondasi Tapak (Telapak)
Pondasi Tapak atau pondasi telapak, atau dikenal juga dengan sebutan
Pondasi Cakar Ayam, biasanya dipakai untuk membuat bangunan yang
174
memiliki beban tetap yang berat, seperti rumah tinggal, ruko, dan
perkantoran, pondasi ini dipasang persis dibawah kolom, atau didesain
menerus kolom.
e) Pondasi Sloof
Pada kenyataan ada juga orang membuat sloof bukan diatas pondasi batu kali
atau pondasi tertentu, sloof dipasang diatas tanah, tetapi sebaiknya dibuat di
atas tanah keras. Sloof tersebut biasa disebut orang sloof gantung, tentu disini
sloof tersebut berfungsi sebagai pondasi langsung, dan sekalgius Sloof
175
gantung adalah struktur bangunan yang berfungsi sebagai pengikat antar
pondasi.
176
9) Pondasi pasangan batu merah di atas jalur beton bertulang yang jenisnya
pondasi pasangan batu kali di atas jalur beton.
177
178
179
Gambar 14-8: Gambar Denah Pondasi dan Potongan
180
2. Pondasi Tidak Langsung
Pondasi tidak langsung disebut juga dengan istilah pondasi dalam, dari segi
kedalaman masuknya ke dalam tanah, digunakannya pondasi dalam karena
besarnya beban bangunan, dan tanah keras diperoleh sangat dalam, lebih
dari dua meter ke bawah. Dalam perencanaan, dan pelaksanaan pondasi
dalam ini, kita akan mengenal juga bentuk; tiang pancang (pile), pondasi
tiang franki (Franky Pile), pondasi tiang injeksi (Injection Pile), pondasi tiang
bor (Bored Pile), turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pondassi tidak
langsung, dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton prategang.
Pondasi dalam dapat dipasang baik dengan menancapkannya atau
memancangnya ke bumi maupun membor dengan besaran tertentu lalu
mengisinya dengan beton, masif maupun bertulang. Sistem pondasi tiang,
seringkali memiliki kelompok tiang atau beberapa tiang yang dipancang
dengan jarak antar tiang yang beraturan, yang dipersatukan dengan pur / pile
cap yang berupa blok beton besar yang mengikat seluruh kepala tiang dalam
satu kelompok, sehingga kelompok tiang tersebut dapat menyokong beban
yang lebih besar daripada yang dapat ditahan oleh satu tiang saja.
2.1 Pondasi Tiang Pancang
181
Pondasi Tiang pancang adalah jenis Pondasi Dalam (Deep Foundation).
Secara definitif, tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat
dari berbagai bahan bangunan (kayu, beton atau baja) yang digunakan untuk
menyalurkan beban-beban yang dipikul pondasi (struktur serta penggunanya)
ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung yang lebih
baik. Jika dilihat dari pemakaiannya, maka pondasi tiang pancang dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tiang pancang tunggal dengan tiang pancang
kelompok. Sedangkan, bila dilihat dari bahan yang dipakai menjadi tiang
pancang, maka tiang pancang dapat dibedakan menjadi tiang pancang kayu,
tiang pancang baja, tiang pancang beton pracetak, tiang pancamg beton
prategang dan tiang pancang komposit.
Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi ini biasanya bertitik tolak pada
beberapa hal yang mendasar seperti anggapan adanya beban yang besar
sehingga pondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah
pada lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi
langsung tidak ekonomis lagi untuk dipergunakan. Telah dijelaskan di atas,
bahwa pondasi tiang pancang dapat dibuat dari bahan pembuatannya seperti;
tiang pancang beton, tiang pancang kayu, dan tiang pancang baja, berikut
penjelasan tiang pancang dimaksud.
182
struktur dermaga, peralatan penanganan kargo, dan beban-beban lateral yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan (arus, gelombang, gempa) dan operasi
kapal (berthing, mooring). b) Pondasi tiang pancang digunakan untuk pondasi
jembaan yang tanah permukaannya tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk menahan beban dan tanah kerasnya yang
memiliki daya dukung letaknya sangat dalam (> 10 m). Kemudian yang ketiga
c) Pondasi tiang untuk Bendungan; Tiang pancang beton berdasarkan cara
pembuatannya dibedakan menjadi dua macam yaitu Cast in place (tiang
beton cor ditempat atau fondasi tiang bor), dan Precast pile (tiang beton
dibuat ditempat lain atau dibuat dipabrik). Pondasi tiang pancang dibuat
ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai dengan umur
beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan
berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah
diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan
timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan
Beberapa penjelasan mengenai tiang pancang, baik dari jenis bahan maupun
maupunn aplikasi.
Tiang pancang Beton; Tiang pancang beton berdasarkan cara
pembuatannya dibedakan menjadi dua macam yaitu : Cast in place (tiang
beton cor ditempat atau fondasi tiang bor) dan Precast pile (tiang beton
dibuat ditempat lain atau dibuat dipabrik)..
Tiang Pancang Kayu; Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat
digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Persyaratan dari
tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang
dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya
kayu belian. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan,
tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras
tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.
Tiang Pancang Baja; Pondasi tiang pancang baja biasanya berbentuk
profil H ataupun berbentuk pipa baja. Pada tiang pancang baja pipa, dapat
dipilih dengan ujung terbuka bebas ataupun tertutup. Sering kali tiang baja
pipa dilakukan pengisian dengan pengecoran beton setelah
pemancangan, namun dalam beberapa hal dan kondisi, pengecoran
tersebut dirasakan tidak perlu dilakukan. Berdasarkan pengalaman,
183
bentuk ujung terbuka lebih menguntungkan dari segi kedalaman penetrasi
dan dapat dikombinasikan dengan pengeboran bila diperlukan, misalnya
penetrasi tiang pada tanah berbatu.
184
Gambar 14-12: Tiang Pancang Besi
Di Indonesi saat ini dikenal namanya pondasi tiang Franki, yaitu jenis pondasi
tiang pancang yang betonnya dicor di lokasi dengan pembesaran di ujung
bagian bawah. Nama Franki adalah salah satu nama perusahaan yang
bergerak di bidang konstruksi tiang pancang di Dunia, dan kini sudah menjadi
bagian konstruksi pondasi di negeri Indonesia. Tipe pondasi ini banyak
digunakan, karena pada kondisi tanah yang disesuaikan, jenis pondasi ini
banyak dipilih sebagai pondasi gedung-gedung tinggi di berbagai kota di
Indonesia. Pondasi tiang Franki menggabungkan sisi positif dari tiang
pancang dan tiang bor, yaitu tidak ada tanah yang diangkat keluar, sehingga
friksi tanah termanfaatkan secara maksimal dan beton yang digunakan sesuai
kedalaman pondasi, karena dicor di lokasi. Dengan demikian, tiang Franki
cocok pada kondisi dengan kedalaman tanah keras yang bervariasi. Selain
itu, tiang Franki juga memiliki keunikan, yakni adanya perbesaran di ujung
bawah yang akan meningkatkan daya dukung tiang. Diameter tiang bisa
mencapai 50-55 cm dan perbesaran di ujung bawah sampai diameter 80 cm.
Tiang Franki juga cocok diaplikasikan pada tanah dengan lapisan lensa pasir,
karena dalam pelaksanaanya dapat meningkatkan kepadatan lensa pasir.
Pondasi bored pile adalah pondasi tiang dalam berbentuk tabung yang
berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam permukaan tanah.
Fungsinya sama dengan pondasi dalam lainya seperti pancang, bedanya ada
185
pada cara pengerjaanya. Pengerjaan Bored Pile dimulai dengan pelubangan
tanah dahulu sampai kedalaman yang diinginkan, kemudian pemasangan
tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton.
Pembuatan lobang untuk pondasi board pile biasanya dilakukan dengan alat
(mesin) bor. Namun tidak tertutup kemungkinan menggunakan tenaga
manuasia atau manual, cara pekerjaan ini dikenal dengan istilah Bored Pile
Manual (Strauss Pile). Pekerjaan dengan model Strauss Pile (Bor pile
manual) di aplikasikan pada pondasi dangkal berbentuk tabung, umumnya
berkedalaman antara 2-10meter, dengan diameter antara 20cm-40cm.
Pengaplikasian strauss pile umumnya digunakan untuk beban bangunan
ringan sampai menengah, seperti pagar, tower, rumah tinggal, gudang dan
sebagainya. Keunggulan strauss pile adalah alat yang sederhana dan ringkas.
Pengerjaan dengan 2 tenaga sudah bisa, sehingga bisa mengerjakan
dimedan yang sempit, yang tidak bisa dikerjakan dengan bor pile mesin.
186
Gambar 14-14: Pekerjaan Lubang Bored Pile Manual
187
Gambar 14-15: Proses Pekerjaan Pondasi Bored Pile
a) Boring; Proses pengeboran untuk pondasi bored pile, Soil auger dan
soil bucket dipakai untuk pengeboran tanah yang halus (soft), pasir
(sand) sampai tanah keras (hard layer).
b) Casting; Metode casting adalah dengan menggunakan pipa tremi.
Ready mix dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Sebelum
ready mix dituang terlebih dahulu sterofom di tuang ke dalam corong
untuk melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi.
c) Proses pemasukan beton.
188
Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah, bila pelaksanaan
yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos, karena
unsur semen larut oleh air tanah
pemeriksaan kualitas tiang hanya dapat dilakukan secara tidak
lansung, karena beton terletak dibawah muka air tanah.
Adukan beton bisa bercampur tanah atau lumpur, untuk itu harus
ditangani dengan seksama.
Lokasi pengerjaan menjadi kotor akibat lumpur dan air yang di angkat
dari hasil pemboran.
189
C. Perencanaan Pondasi
190
Pemilihan tipe pondasi dalam perencanaan ini tidak terlepas dari hal-hal
tersebut di atas. Dari pertimbangan hasil penyelidikan tanah dari aspek
ketinggian gedung dan beban dari struktur di atasnya, maka jenis pondasi
yang digunakan ditentukan, dengan perhitungan kekuatan, dan volume
dan bentuk penampang. Kemudian disusun dan ditentukan spesifikasi
bahan yang digunakan sebagai pondasi.
Untuk dapat menentukan jenis pondasi dan ukuran pondasi yang akan dipakai
kita harus mengetahui beban yang akan didukung oleh pondasi. Untuk itu kita
akan menghitung beban bangunan di atas pondasi. Menurut Peraturan
Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983, beban hidup untuk
bangunan :
Rumah tinggal = 200 kg/m2
Perkantoran, pertokoan dan ruang kelas = 250 kg/m2
Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3
Berat jenis pasangan bata = 1700 kg/m3
Berat jenis kayu = 1000 kg/m3
191
Gambar 14-16: Rencana Pondasi Batu Kali
Beberapa langkah kerja dan perencanaan pekerjaan pondasi batu kali yang
perlu diperhatikan adalah bagian-bagian pekerjaan, yaitu;
1) pekerjaan galian
2) pekerjaan urugan tanah dan pasir
3) pekerjaan batu kosong (anstamping)
4) pekerjaan batu kali
5) urugan tanah kembali
192
memperoleh ; lebar urugan = xx m, tinggi urugan = xx m, panjang
pondasi = xx m, maka volume urugan = xxx m3.
Pekerjaan batu kali; Pekerjaan batu kali adalah pemasangann batu kali
sebagai pondasi batu kali menerus, artinya pasangan batu kali dipasanga
sepanjang bangunan yang akan dibangun. Untuk pondasi batu kali
disusun dengan menggunakan adukan yang telah direncanakan
sebelumnya, contoh campuran adukan adalah; 1PC:3 Psr atau 1PC:4Psr
atau 1PC: 5. Dengan perencanaan dimensi pondasi batu kali, diperoleh;
lebar atas = xx m, lebar bawah = xx m, tinggi batu kali = xx m, panjang
pondasi = xx m, maka volume batu kali = xxx m3.
193
Volume pondasi per meter = (0,25+0,5)/2x0,6x1=0,225 m3
Jika panjang total pondasi adalah 10 meter, maka kebutuhan totalnya
adalah: 0,225x10=2,25 m3.
Bahan batu Kali = Koefisien batu kali x voleme = 1,2 x 225 = 2,70 m3
(koefisien diperoleh dengan asumsi 5%).
Semen (PC) = Koef x Volume = 136 kg x volume = 136 kg x 225 = 306 kg
atau setara dengan 306/40 zak = 7,65 zak semen
Pasir = Koef x Volume = 0, 544 x225 = 1, 224 m3
194
GLOSSARY
Air bersih, adalah air dingin atau Panas untuk keperluan minum,
mandi, cuci dll.
Air kotor, adalah air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Pathogen, adalah membahayakan bagi kesehatan manusia
Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu melaksanakan
sesuatu, agar memenuhi standar atau kemudahan dalam
penggunaannya.
Sistem penyediaan air bersih dengan sumber air secara individu,
air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur diangkat
kepermukaan tanah dengan menggunakan timba atau pompa, lalu
air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-har
Sistem Plambing, adalah tentang perpipaan sistem penyediaan air
minum, sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem
pembuangan air hujan.
Sestim Vertikal, adalah sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan
sistem pengaturan beda tinggi yang banyak digunakan pada bangunan-
bangunan bertingkat tinggi.
Sistem sambungan langsung pipa distribusi dalam gedung langsung
dengan pipa utama penyediaan air bersih sepeti pipa utama dibawah
jalan dari perusahaan air bersih, atau sistem air bersih dalam komplek
perumahan
195
A. Pendahuluan
Setiap bangunan, sistem utilitasnya tentu tidak sama, baik itu standar minimal
ataupun standar ideal yang dibutuhkan. Namanya juga bagian penunjang,
kebutuhan kamar mandi rumah di desa, dibandingkan dengan rumah di kota
atau gedung yang menjulang tinggi tentu berbeda. Sebagai contoh,
perancangan gedung tinggi, dalam pembangunan gedung setinggi 100 meter,
tentu dibutuhkan teknologi yang canggih untuk mendukung utilitas bangunan.
Dalam pembangunan gedung tinggi tentunya dibutuhkan teknologi yang tinggi
juga untuk mendukung menciptakan kenyamanan bagi pengguna. Kebutuhan
akan lift untuk tangga naik, menjadi kebtuhan standar dalam gedung pencakar
196
langit, sementara gedung ruko tiga lantai cukup dengan tangga manual dari
beton. Itulah salah satu perbandingan utilitas yang menjadi standar suau
bangunan.
Sebagai ulasan kita, pada sistem utilitas bangunan kita ambil contoh adalah
sistem plambing, tentu dalam perencanaan bangunan sistem ini sudah harus
direncanakan matang. Pekerjaan plambing dapat diidentifikasikan
pekerjaannya berdasarkan pengertian plumbing, yaitu Sistem Plambing
suatu bangunan gedung adalah tentang perpipaan sistem penyediaan air
minum, perpipaan sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem
pembuangan air hujan. Sehingga bidang kegiatan pekerjaan yang termasuk
dalam ruang lingkup plambing diantaranya adalah sistem penyediaan air
bersih, sistem pembuangan air kotor, dan sistem pembuangan air hujan
didalam bangunan gedung. Karena plambing merupakan bagian dari utilitas
bangunan, maka tujuan penempatan plambing dalam suatu bangunan
gedung juga, agar penghuni bangunan gedung tersebut merasa aman,
nyaman, dan sehat
197
guna mendukung operasional gedung sesuai fungsinya. Alat plambing adalah
semua peralatan yang dipasang di dalam ataupun di luar gedung, untuk
menyediakan air (memasukan) air panas atau air dingin, dan untuk menerima
(mengeluarkan) air buangan, atau secara singkat dapat dikatakan semua
peralatan yang dipasang pada ujung akhir pipa, untuk memasukkan air, dan
ujung awal pipa, untuk membuang air. Peralatan tersebut terdiri dari antara
lain, yaitu; a) Peralatan untuk penyedian air bersih, b) Peralatan untuk
penyedian air panas, c) Peralatan untuk pembuangan air kotor, dan d)
Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan
plambing.
198
5) Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut;
1) Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
2) Permukaan harus halus dan tahan air
3) Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada
bahan-bahan yang dimaksud
4) Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
5) Mudah memeliharanya
6) Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku
199
masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung
dengan beberapa aspek berikut; Kesehatan, Penggunaan air, dan
Pengolahan dan pembuangan limbah. Dalam perencanaan pelambing, perlu
diperhatikan bahan atau alat plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air
panasa). Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter ½” sampai
dengan 2” sampai dengan 6” untuk bangunan tinggi. Alat-alat plambing yang
merupakan permulaan dari sistem pembuangan dari instalasi dapat berupa :
Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower.
1. Peralatan Plambing
200
Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapis,
berbagai jenis plastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plambing yang
tidak atau jarang terkena air, ada juga digunakan bahan kayu. Alat plambing
yang tergolong “mewah” menggunakan juga marmer kualitas tinggi. Bahan
lain yang ada pada masa sekarang mulai banyak digunakan, terutama untuk
bak mandi (bath tub) adalah FRP atau resin polyester yang diperkuat dengan
anyaman serat gelas.
201
2) Janitor; Janitor adalah tempat pencucian (pembersihan) kain pel dan
biasanya juga dipakai untuk menyuci pakaian (laundry), tapi pada
gedung ini janitor hanya digunakan untuk tempat pencucian kain pel
saja.
3) Bak cuci piring (pantry); Bak cuci piring (pantry) ini adalah tempat
pencuci piring untuk para penghuni gedung.
Apabila dalam pipa air bersih ke pancuran terjadi tekanan negative, air bekas
yang di dalam bak mandi dapat tersedot balik ke dalam pipa dan mencemari
air bersih dalam pipa. Untuk mencegah hal ini, seharusnya dipasang pemecah
vakum untuk menghindarkan aliran balik. Pemecah vakum tersebut dapat
dipasang dalam sistem pipa atau sambungan pipa dengan pipa fleksibel yang
menghubungkan kepala pancuran. Di dalam kamar mandi di mana ada bak
mandi dengan pancuran seperti ini dan juga ada bak pencuci tangan, bibir
taraf banjir bak cuci tangan akan lebih tinggi dari bibir taraf banjir bak mandi.
Untuk mencegah pencemaran air dalam pipa ke bak cuci tangan akibat aliran
202
balik dari bak mandi melalui kepala pancuran, sebaiknya pemecah vakum
dipasang pada tempat yang letaknya sekurang-kurangnya 15 cm di atas
bidang bibir taraf banjir dari alat plumbing tertinggi yang berada dalam ruang
kamar mandi tersebut.
203
kebutuhan dari bangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perencanaan
dan perancangan sistem plambing dibatasi pada pendistribusian dan
penyediaan air bersih.
Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih
(panas dan dingin), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor ,
air buangan air hujan dan air limbah. Jenis pipa digunakan juga beragam
jenisnya: air bersih dialirkan melalui pipa besi (steel pipe atau black pipe), pipa
galvanis , pipa PVC atau pipa tembaga (copper pipe). Pipa yang digunakan
untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran ( hidran dan
spinkler), dituntut untuk mampu menahan beban tertentu. Jaringan pipa diatur
menurut arah vertikal ( riser, down feed, atau stand feed) yang disembunyikan
dalam saluran didalam tembok, sedangkan pada arah horizontal biasanya
diletakkan diatas langit-langit atau dilantai instalasi
Sistem pemipaan plambing menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk
mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air
yaitu;
1) sistem horizontal
2) sistem Vertikal.
204
Sestim Vertikal, adalah sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan sistem
pengaturan beda tinggi yang banyak digunakan pada bangunan-bangunan
bertingkat tinggi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih
dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan
kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian
air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran
yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa,
tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa
mengalami pemadaman. Cara lain dengan menggunakan pompa untuk
diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke
tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan sistem
gravitasi/diturunkan secara lansung.
Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin atau
Panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus).
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya
dengan fasilitas bangunan.Kebutuhan air di dalam gedung, rumah, kantor,
apartemen, hotel dan lain sebagainya, kebutuhan didasarkan atas, antara lain
yaitu; a) Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi,
buang air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan,
tangan, cuci perlatan dan untuk proses seperti industry; b) Kebutuhan yang
sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam renang, air mancur
taman, dan kebutuhan untuk air taman, hidran dan lain sebaginya. Kebutuhan
air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah
penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia
206
dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang
digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.
Air bersih yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem
plambing air bersih, harus memenuhi syarat kuantitas air bersih, yaitu
kapasitas air bersih harus mencukupi berbagai kebutuhan air bersih bangunan
gedung tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air bersih dalam
bangunan gedung didasarkan pada pendekatan sebagai berikut; Jumlah
penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak permanen. Unit
beban alat plambing Luas lantai bangunan Perhitungan kebutuhan air
berdasarkan luas lantai banguan hanya digunakan untuk menentukan
kebutuhan air pada waktu pra rancangan, tidak untuk bangunan gedung
yang sudah selesai rancangannya. Perhitungan berdasarkan jumlah
penghuni, dipakai untuk bangunan gedung rumah tinggal.
Sebagai Contoh menghitung kebutuhan air dalam rumah tinggal, kita hitung
dengan cara sebagai berikut;
1) Kebutuhan air bersih rumah tinggal sederhana: Menentukan
banyaknya kebutuhan air bersih untuk rumah tinggal sederhana
dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa. Asumsikan kebutuhan air
sebesar 100 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa X 100
l/jiwa/hari = 500 l/hari.
2) Kebutuhan air bersih rumah tinggal mewah: Menentukan
banyaknya kebutuhan air bersih untuk rumah tinggal mewah
dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa. Asumsikan kebutuhan air
sebesar 250 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 8 jiwa X 250
l/jiwa/hari = 2.000 l/hari.
207
Taman dan shower 38
Kolam renang 38
Apartemen mewah 570/unit
Rumah susun 152/unit
Hotel 380/kamar
Pabrik 95
Rumah sakit umum 570/unit
Rumah perawat 285/unit
Restoran 95
Dapur hotel 38
Motel 190/tmpt tidur
Drive in Pertokoan 19/mobil
Servis station 38
Airprt 11-19/penumpang
Gereja 19-26/tmpt duduk
Rumah tinggal 150-285
Sisem penyediaan air bersih, tentu sangat erat kaitannya dengan sumber air
itu sendiri, sumber air untuk sistem penyedian air bersih suatu bangunan
gedung ada dua macam yaitu secara individu dan secara kolektif. Secara
individu adalah sistem penyediaan air bersih yang sumber airnya diambil
secara perorangan atau rumah tangga/bangunan. Secara kolektif adalah
sistem penyediaan air bersih yang sumber airnya diambil secara bersama-
sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan atau
perusahaan, yang pada umumnya badan atau perusahaan yang
menyelenggarakannya adalah Perusahaan Daerah Air bersih (PDAM),
namun kini beberpa perumahan elah membuat sumber air kolektif yang
dikelola oleh depeloper atau tim yang ada dalam perumahan. Sistem yang
digunakan untuk mendistribusikan airnya menggunakan sarana perpipaan,
oleh karena itu sistem ini juga disebut penyediaan air bersih sistem
perpipaan.
Penjelasan sistem penyediaan air bersih dengan sumber air secara individu,
air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur diangkat
kepermukaan tanah dengan menggunakan timba atau pompa, lalu air
tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air
208
yang ada didalam tanah melalui sumur di pompa langsung ke alat-alat
plambing atau di pompa ke menara air, lalu air dari menara air dialirkan
secara gravitasi ke alat-alat plambing. Ada juga yang menggunakan
sumber air dari mata air atau dari air permukaan seperti sungai atau kolam.
Kemudian penjelasan sistem penyediaan air bersih dengan sumber air
secara kolektif adalah air dari sumber air seperti air tanah tertekan, mata air,
atau air permukaan di alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa)
air, baik secara gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit
pengolahan air bersih untuk diolah agar supaya air dari sumber air yang
belum memenuhi syarat kualitas air bersih menjadi memenuhi syarat
kualitas air minum. Air bersih dari unit pengolahan air bersihdialirkan
melalui pipa transmisi (pipa pembawa) air bersih secara gravitasi atau
pemompaan ke reservoir. Air bersih dari reservoir didistribusikan ke
konsumen atau pemakai melalui pipa atau jaringan pipa distribusi (pipa
atau jaringan pipa pembagi) secara gravitasi atau secara pemompaan atau
gabungan pemompaan dan gravitasi. Tekanan air pada pipa distribusi,
maksimal 40 meter kolom air (mka), dan pada ujung pipa distribusi minimal 10
meter kolom air. Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung,
bisa secara langsung keperalatan plambing, bisa juga secara tidak langsung
(menggunakan menara air). Air dari sistem penyediaan air bersih kota
(PDAM) pada umumnya kualitasnya sudah memenuhi persyaratan kualitas
air bersih, kalau air dari sumber air individu, ada yang sudah memenuhi syarat
kualitas air bersih ada juga yang belum memenuhi. Kalau belum memenuhi
syarat kualitas air bersih, maka air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar
memenuhi persyaratan air minum, sebelum masuk ke dalam sistem
plambing bangunan gedung.
209
Gambar 15-6: Sistem Sambungan Langsung
Sistem tangki atap, dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki
bawah yaitu dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka
210
tanah, kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang
diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan. Kemudian tangki atap ini
diterapkan dengan kondisi-kondisi seperti; Selama air digunakan, perubahan
tekanan yang terjadi pada alat plambing hanyalah akibat muka air dalam
tangki atap, dan sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja
otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali
kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan
oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap. Perawatan tangki atap
sangat sederhana jika dibandingkan dengan tangki tekan. Untuk bangunan-
bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untuk
menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan normal
biasanya dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk menjaga agar
kalau ada kerusakan atau kesulitan maka dapat segera diketahui. Apabila
tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke
dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam
keadaan demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung
pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.
Sistem tangki tekan diterapkan dalam keadaan dimana suatu kondisi tidak
dapat digunakan sistem sambungan langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah
sebagai berikut : Air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan
ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya
terkompresi. Air dalam tangki tersebut dialirkan ke dalam suatu distribusi
bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor
tekanan, yang menutup / membuka saklar motor listrik penggerak pompa.
Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas
minimum yang ditetapkan, daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan
antara 1,0 sampai 1,5 kg / cm2. Daerah yang makin lebar biasanya baik bagi
pompa karena memberikan waktu lebih lama untuk berhenti, tetapi seringkali
menimbulkan efek yang negatif padaperalatan plambing.
Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem
distribusi dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama
kelamaan akan berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa keluar
tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang agar volume udara tidak lebih
211
dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Bila mula-
mula seluruh tangki berisi udara pada tekanan atmosfer, dan bila fluktuasi
tekanan antara 1,0 sampai dengan 1,5 kg/cm2, maka sebenarnya volume
efektif air yang mengalir hanyalah sekitar 10% dari volume tangki. Untuk
melayani kebutuhan air yang besar maka akan diperlukan tangki tekan yang
besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat
lebih besar dari tekanan atmosfer (dengan memasukkan udara kempa ke
dalam tangki). Kelebihan sistem tangki tekan yaitu;
1) Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu mencolok
dibandingkan dengan tangki atap.
2) Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin
bersama pompa-pompa lainya.
3) Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus
dipasang di atas menara.
212
1) Sistem Hydrocel Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan
“Hydrocel” ciptaan Jacuzzi Brothers Inc. Sebuah perusahaan di
Amerika Serikat sekitar 20 tahun yang lalu, sebagai penganti
udara dalam tangki tekan. Sistem ini mengunakan tabungtabung
berisi udara dibuat dari bahan karet khusus, yang akan
mengkerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam
tangki. Dengan demikian akan mencegah kontak langsung
antara udara dengan air sehingga selama pemakaian sistem ini
tidak perlu ditambah udara setiap kali.
2) Kelemahannya hanyalah bahwa volume air yang tersimpan
relatif sedikit.
3) Sistem Tangki Tekan dengan Diafram Tangki tekan pada sistem
ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat dari bahan karet
khusus, untuk memisahkan udara dengan air. Dengan demikian
akan menghilangkan kelemahan tangki tekan sehubungan
dengan perlunya pengisian udara secara periodik.
Sistem Tanpa Tangki (Booster System), Dalam sistem ini tidak digunakan
tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan, ataupun tangki atap. Air
dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa penghisap
air langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama perusahaan air minum). Di
Eropa dan Amerika Serikat cara ini dapat dilakukan kalau pipa masuk pompa
diameternya 100 mm atau kurang. Sistem ini sebenarnya dilarang di
Indonesia, baik oleh Perusahaan Air Minum maupun pada pipa-pipa utama
dalam pemukiman khusus (tidak untuk umum).
213
2) Sistem kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah
kecepatan atau laju aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran
pompa secara otomatik. Sistem kecepatan putaran pompa variabel
mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara lain:
Mengurangi tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,
Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,
Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,
Biaya pemakaian daya listrik besar,
Penyediaan air bersih tergantung pada sumberdayanya,
Investasi awal besar.
5. Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat
dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel,
apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada daerah yang
beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu sistem
plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang
dibalut dengan benang-benang asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak
terbuang.
Pemanas air dengan menggunakan gas terdapat dua sistem yaitu (a) alat
tidak bekerja dan akan menutup secara otomatis katup pengaman yang ada
pada mesin pemanas jika air kurang dari minium yang disyaratkan, (b) alat
tidak diolengkapi katup pengaman otomatis, jika air kurang dari yang
214
disyaratkan maka mesin pemanas akan mengembang karena panas akhirnya
rusak. Gas buang harus dipasang di atas atap 0,6 m.
Alat pemanas yang berujud elemen pemanas di masukan dalam air dalam
pemanas sehingga akan terjadi perubahan air dari dingin menjadi panas.
Bahan pemanas digunakan nikelkrom diselubungi konduktor kalor (oksida
magnesium). Air dingin masuk dari bawah dan air panas keluar di bagian atas
tangki pemanas. Tekanan uap pada mesin pemanas air biasanya tidak lebih
dari 7 kg/cm2 dan jika tekanan yang terjadi sebesar 7 kg/cm2 maka panas air
sebesar 100oC., oleh karena itu pencabangan seabiknya menggunakan bahan
perunggu/kuningan.
215
Gambar 15-9 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Surya
Dalam pemasangan pipa instalasi air panas yang perlu diperhatikan adalah
sistem perpipaan pada pemanas air ada dua, yaitu : (a) sistem ke atas (up
feed ) dan (b) sistem ke bawah (down feed). Sistem ke atas agar dapat
216
melayani air panas pada lantai di atas alat maka perlu digunakan alat
pendorong yaitu pompa air. Sedangkan untuk yang ke bawah sistem tersebut
berdasarkan gravitasi.
Pipa untuk instalasi air panas umumnya menyesuaikan dengan pipa masuk
air dingin dari yang sudah ada dan pipa flexsibel pada mesin pemanas air baik
inlet maupun outletnya. Alat sambung yang digunakan pada instalasi
pemanas air sama dengan instalasi air bersih dingin. Pemanas air sesaat
dengan kapasitas kecil umumnyanya langsung dihubungkan dengan alat
plambing seperti shower, bak mandi, sink dan alat plambing lainnya.
Penyerapan panas pada bahan pipa distribusi sampai dengan pemakai
diabaikan. Namun untuk instalasi dengan kapasitas besar dan terpusat, maka
penyerapan panas karena bahan instalasi perlu diperhitungkan (misalnya
untuk hotel dan pabrik).
217
C. Sistem Plumbing Air Kotor
Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya,
seperti; a) Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya, b) Air Limbah
yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran, c) Air hujan yaitu air yang
jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan, dan d) Air limbah khusus yaitu
air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas
dari rumah sakit laboratorium, restoran dan pabrik. Sistem pembuangan air
kotor/air bekas, air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas
cucian pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam
cucian lainnya.
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air
limmbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh
lingkungan tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan. Untuk
bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic
tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan. Air limbah
khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti
restoran yang besar, pabrik industri kimia, bengkel, rummah sakit dan
laboratorium.
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut
dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal
atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical
dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal
dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran
terbuka lingkungan. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan
harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2.
Sistem pipa air kotor, bekas, dan kotoran keluar dari perlengkapan saniter
menggunakan pipa tegak agar air buangan dapat mudah berjalan/mengalir
oleh adanya gravitasi bumi. Beberapa pipa dari perlengkapan saniter tersebut
218
digabungkan menjadi satu pada pipa vertikal utama. Tetapi untuk sampai ke
pipa vertikal utama tersebut tentu dihubungkan dengan pipa horizontal dalam
manajemen proyek.
Bahan pipa yang umum digunakanuntuk saluran air kotor, adalah dari besi
(baja) dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin dan dari beton betulang.
Ketentuan dan syarat bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air,
mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus. Untuk instalasi air kotor
dalam bangunan kecuali instalasi air panas biasa digunakan pipa PVC, pipa
ini dikenal spesifikasi di pasaran, antara lain;
219
2) Type, Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium, Biasanya
digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran
pem- buangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.
3) Type C, Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).
Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.
Sistem Instalasi air Kotor, yang perlu diketahui dalam pelaksanaan harus
lengkap denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan. Beberpa pedoman dalam pekerjaaan instalasi sistem perpipaan
saluran air kotor, antara lain yaitu;
1) Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
2) Sambungan harus betul-betul rapat.
3) Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol
pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
4) Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
5) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas
plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
6) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah
ditentukan).
7) Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
8) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila
ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat
dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet
terjadi penyumbatan.
9) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi
tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
10) Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan
bak.
220
2. Sistem Pembuangan Air Kotor
Sistem Instalasi, pembuangan air kotor, kotoran, air hujan, dan air
bekas, dibedakan dalam 2 jenis yaitu sistem campuran dan sistem
221
terpisah. Sistem Konstruksi Bangunan campuran, artinya air bekas dan
air kotor dikumpulkan dan bersama-sama dibuang menggunakan satu
aliran. Sedangkan sistem terpisah,air dikumpulkan sesuai dengan
jenisnya dan dialirkan secara terpisah. Air kotor menuju ke septictank
sedangkan air bekas dan air hujan menuju riol lingkungan
Air hujan yang dibawa dalam system plambing ini harus disalurkan ke dalam
lokasi pembuangan untuk air hujan, kondisi tersebut karena air hujan tidak
boleh disalurkan ke dalam system plambing air buangan yang hanya
bertujuan untuk menyalurkan air buangan saja atau disalurkan ke suatu
tempat sehingga air hujan tersebut akan mengalir ke jalan umum,
menyebabkan erosi atau genangan air. Bila terdapat system plambing air
buangan dan air hujan dalam satu gedung maka dianjurkan jangan
digabungkan kecuali hanya pada lantai paling bawah saja. Sistem plambing
air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai terbawah harus
dilengkapi dengan perangkap (penamung smentara) untuk mencegah
keluarnya gas dan bau tidak enak dari system tersebut. Perangkap yang
terpasang harus berukuran minimal sama dengan pipa mendatar yang
terpasang bersama. Dan harus dilengkapi dengan pembersih di tiap ujungnya
yang terletak di dalam gedung. Pada ujung dimana air masuk, harus
dilengkapi dengan penahan kotoran agar system plambing air hujan tidak
terganggu.
Talang atap (Gutter) dan talang tegak (leader) air hujan digunakan untuk
menangkap air hujan yang jatuh ke atas atap atau bidang tangkap lainnya di
atas tanah. Dari leader kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran,
umumnya ke permukaan tanah atau system drainase bawah tanah
(underground drain). Tidak diperkenankan menghubungkannya dengan
system saluran saniter. beberapa prinsip berkenaan dengan penentuan
ukuran Talang atap & talang tegak adalah :
1) Ukuran leader dibuat sama dengan outletnya, untuk menghindari
kemacetan aliran yang ditimbulkan oleh daun dan kotoran lainnya.
222
2) Ukuran outlet tergantung pada jumlah & jarak antar outlet, kemiringan
atap dan bentuk Talang atap.
1. Jenis gutter terbaik adalah jika punya kedalaman minimal sama dengan
setengah kali lebarnya dan tidak lebih dari ¾ lebarnya.
223
Pada SNI 03-7065-2005, tentang tata cara Tata cara perencanaan sistem
plambing
Pada pasal 7:11 dijelaskan:
Gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air
hujan dari atap dan halaman atau pekarangan dengan pengerasan di dalam
persil ke saluran air hujan kota atau saluran pembuangan campuran kota.
Pada daerah yang tidak terdapat saluran tersebut, pengaliran air hujan
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap persil berhak menyalurkan
air hujan ke saluran air hujan kota
2) Penempatan ujung buntu dilarang pada jaringan air hujan, kecuali bila
diperlukan untuk memperpanjang pipa lubang pembersih.
3) Kemiringan dan perubahan arah pipa air hujan memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1. Pipa air hujan datar yang berukuran sampai dengan 75 mm harus
dipasang dengan kemiringan minimal 2% dan untuk pipa yang
berukuran lebih besar minimal 1%. Kemiringan yang lebih kecil
hanya diperbolehkan apabila secara khusus dibenarkan oleh
pejabat yang berwenang.
2. Perubahan arah pipa air hujan harus dibuat Y 45o, belokan jari-jari
besar 90o, belokan 60o, 45o, 22,5o atau gabungan belokan
tersebut atau gabungan penyambung ekivalen yang dibenarkan
kecuali dinyatakan lain dalam SNI 03-6481- 2000 Sistem Plambing.
3. Belokan jari-jari pendek, dan T saniter tunggal atau ganda hanya
224
diijinkan pemasangannya pada pipa air hujan.
3) Fitting dan Penyambungan yang dilarang
225
lingkungan kota sangat erat kaitannya dengan utilitas, sebab utilitas ini
menjelaskan keterkaitan dan hubungan letak suatu bangunan terhadap
lingkungan, hubungan lingkungan dengan sarana dan prasarana bangunan
yang tersedia, dan hubungan bangunan terhadap aktivitas pengguna
sehingga sistem utilitas ini merupakan salahsatu sarana pendukung pada
suatu sistem perancangan.
Setiap bangunan, sistem utilitasnya tentu tidak sama, baik itu standar minimal
ataupun standar ideal yang dibutuhkan. Namanya juga bagian penunjang,
kebutuhan kamar mandi rumah di desa, dibandingkan dengan rumah di kota
atau gedung yang menjulang tinggi tentu berbeda. Sebuah bangunan modern
dan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi, biasanya, fungsi bangunan
ditambahkan, elevator (lift), kebutuhan teknologi yang tinggi juga untuk mendukung
menciptakan kenyamanan bagi pengguna, salah satunya adalah masalah utilitas
bangunan.
226
1. Perancangan Plambing dan Sanitasi Bangunan Modern
Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem
pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang
memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman
pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya . Sistem plambing
yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan yang baik pula. Selain
pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air
dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek
berikut:
1) Kesehatan.
2) Penggunaan air.
3) Pengolahan dan pembuangan limbah.
4) Perancangan Pencegahan Kebakaran
227
terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
rendah dan menjalarnya api lambat. Bahaya kebakaran berat; Merupakan
bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai
nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan
panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat.
2. Perancangan Pengudaraan/penghawaan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam
bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban
udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara
segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan
pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan
aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.
228
Gambar 15-13 : Alat Pendingin Ruangan
Penggunaan air conditioner (AC) atau pendingin ruangan sudah menjadi hal
yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya di kantor, di rumahpun
alat ini menjadi penolong utama untuk mengusir udara panas. Satu hal yang
harus diingat, janganlah hanya menjadi pengguna tapi juga
harus dapat merawat alat pendingin ruangan ini. Pendingin ruangan yang
tidak dirawat secara berkala dan saksama dapat menjadi polusi udara
bagi penghuninya sehingga menyebabkan beberapa jenis penyakit, seperti
penyakit pada saluran pernafasan. Hal ini disebabkan karena pendingin
ruangan yang kotor dapat menyimpan berbagai virus dan bakteri yang
kemudian disebarkan kembali ke seluruh ruangan sehingga masuk melalui
indera penciuman.
3. Perancangan Penerangan
Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar
bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada
siang hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan
pencahayaandigunakan sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 –
2396 – 2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada
bangunan gedung”. Selain itu dalam perencanaan penerangan atau
pencahayaan juga mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan
yang diatur pada SNI 03- 6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung”.
229
4. Perancangan Sistem Komunikasi dan CCTV
Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada
perencanaan istem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan
sistem komunikasi luar. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem
pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga
tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam
perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus
menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit
komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).
Pada saat ini CCTV (closed-circuit television) sudah merupakan salah satu
utilitas bangunan, untuk meningkatkan keamanan. CCTV dapat memantau
dan merekam segala aktivitas dan kejadian pada suatu tempat setiap saat.
Juga untuk menjaga sebuah ruang penyimpanan atau rumah tinggal dengan
pendeteksi gerak sehingga tidak diperlukan tenaga manusia untuk menjaga
sistem keamanan tersebut. Dengan menerapkan sistem keamanan
menggunakan CCTV dengan deteksi gerak dapat memantau kondisi lokasi
yang terpasang sistem ini menggunakan PC atau handphone melalui jaringan
internet. Deteksi gerak yang terpasang dapat memberikan peringatan melalui
email apabila terdektesi adanya sebuah gerakan oleh kamera. Untuk
menghasilkan sistem yang baik, diperlukan analisa terhadap jaringan,
penggunaan peralatan, dan analisis terhadap daya tangkap lensa pada
kamera
230
Kemajuan teknologi CCTV Online, bisa memantau toko, kantor, pabrik dari
Rumah atau tempat mana saja, dengan sangat mudah. Bisa memantau kantor
cabang dari pusat secara langsung, mengawasi kegiatan pabrik dari kantor,
mengawasi rumah (babby sitter/pembantu dll) selagi anda di kantor,
meningkatkan kinerja staff secara luar biasa drastis, Mengurangi dan
mencegah kecurangan dan penipuan mencegah kehilangan barang dan
kerugian material, memproteksi asset berharga anda, Bisa tetap memantau
jalannya bisnis sambil berlibur bersama keluarga tidak lagi mengorbankan
waktu bersama keluarga yang sangat berharga.
232
7. Perancangan Alat Pembersih Bangunan
Perancangan alat pembersih bangunan yang diterapkan pada bangunan
tinggi, biasanya menggunakan gondola. Sistem gondola digunakan untuk
membersihkan debu pada dinding dan kaca bangunan, sehingga warnanya
tetap terjaga dan terawat.Mengacu pada standart Working at height
Procedure, metode yang umum adalah Rope Acess dan system BMU
( Building Maitenance Units ) atau di Indonesia di sebut Gondola. Jika
mengacu pada fungsi Maintenance gedung, maka yang dimaksud dengan
BMU atau Gondola adalah alat atau sistem yang di instal di atas atap gedung,
berfungsi untuk mengantarkan pekerja Cleaning Service atau Teknisi Gedung
yang akan melakukan pekerjaan di sisi luar gedung dalam posisi Vertikal ,
Menuju kesemua arah atau lokasi dimana mereka harus membersihkan
kaca,dinding gedung atau perbaikan lampu, dinding dan kaca atau konstruksi
lainnya yang berada di sisi luar gedung.
233
GLOSSARY
A. Pendahuluan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah
Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja
yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan
kerja. Budaya K3 ini harus diterapkan didalam mendukung produktivitas kerja
dan hasil yang tinggi, efisiensi biaya dapat tercapai karena menghindari
bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan
kenyamanan dan suasana yang baik serta kondusif. Penerapan Sistem
Manajemen K3 yang mengacu kepada standard dan peraturan yang berlaku
seperti Permennaker RI No: 05/ MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), merupakan tuntutan saat ini, dan
sebagian sekolah sudah melaksanakannya dalam lingkup pembelajaran
praktiknya.
236
Peraturan perundang-undangan yang mewajibkan perencana dan pelaksana
kerja bidang konstruksi bangunan untuk melaksanakan Kesehatan dan
Keamanan Kerja (K3) pada proyek yang menjadi tanggung jawabnya guna
menjamin perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan dan gangguan
kesehatan kerja. Pelaksana lapangan sebagai petugas perencana dan
pelaksana kerja bidang konstruksi bangunan di lapangan perlu mengetahui
pokok-pokok kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada pekerjaan
konstruksi di bidang bangunan yang meliputi :
1) Peraturan Perundangan yang berlaku.
2) Lembaga atau Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
3) Sebab-sebab serta cara pencegahan terjadinya kecelakaan.
4) Sebab-sebab serta cara pencegahan gangguan kesehatan tenaga
kerja pada pekerjaan konstruksi di bidang bangunan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting dan bermanfaat baik
bagi pemberi kerja, pelaksana bangunan maupun tenaga kerja. Bila tidak
melaksanakannya dapat menimbulkan kerugian. Kerugian-kerugian antara
lain :
1) Bagi Pemberi Kerja; Bila terjadi kecelakaan dan terjadi musibah (misalnya
kebakaran), maka proyek dapat tertunda penyelesaiannya. Sekalipun
pemberi kerja tidak akan mengeluarkan biaya tambahan karena adanya
kebakaran tsb, namun tertundanya penyelesaian proyek bearti merupakan
penundaan manfaat proyek yang dibiayai dari dana kredit, jelas pemberi
kerja akan menanggung bunga kredit itu selama waktu tertundanya proyek
beroperasi.
2) Bagi Perencana dan pelaksana kerja bidang konstruksi banguna; Banyak
sekali kerugian yang harus dipikul. Baik kerugian dalam keuangan, beban
pikiran dan reputasi. Bila terjadi kecelakaan dan kecelakaan tersebut
menimbulkan kerugian masyarakat yang besar, perencana dan pelaksana
kerja bidang konstruksi bangunan akan diprotes, dituntut bahkan
dicacimaki oleh Pers.
3) Bagi Tenaga Kerja (Naker); Bagi tenaga kerja yang mendapat kecelakaan,
apalagi cacat berat bearti yang bersangkutan akan kehilangan
kesempatan bekerja sesuai kemampuan yang dimilikinya, atau tidak dapat
bekerja sama sekali. Bagi yang sudah berumahtangga kecelakaan dapat
menimbulkan penderitaan istri dan anak-anaknya.
238
Penjelaan dan pemahaman tentang Keselamatan kerja khusus untuk sektor
konstruksi, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-
01/Men/1980, peraturan mengenai keselamatan kerja untuk konstruksi
tersebut, dapat memadai untuk kondisi di Indonesia. Rendahnya kesadaran
masyarakat akan masalah keselamatan kerja, dan rendahnya tingkat
penegakan hukum oleh pemerintah, mengakibatkan penerapan peraturan
keselamatan kerja yang masih jauh dari optimal, yang pada akhirnya
menyebabkan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Pemerintah telah
sejak lama mempertimbangkan masalah perlindungan tenaga kerja, yaitu
melalui UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Sesuai dengan
perkembangan jaman, pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU
13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang undang ini mencakup berbagai hal
dalam perlindungan pekerja yaitu upah, kesejahteraan, jaminan sosial tenaga
kerja, dan termasuk juga masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
240
Gambar 16=1 : Diagram Organisasi K3 di Indonesia
241
1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme,
sering implisit manusia. Pada saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit
atau kelemahan". Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk
Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah; "sumber daya
bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep
positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.."
Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC),
yang terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi, Cacat, dan Kesehatan
(ICF) dan Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan
kesehatan. (The Caduceus 2009). Jackson (1999), menjelaskan bahwa
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-
kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Sementara keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan
biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari
peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada
hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun
sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan
berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya
kecelakaan. Keselamatan dan kesehatan kerja saat ini merupakan istilah yang
sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal
dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Istilah
keselamatan dan kesehatan kerja, dapat dipandang mempunyai dua sisi
pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu
pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian
sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu.
242
2. Peran dan Fungsi K3
244
2) Untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan -
kecelakaan akibat kerja perlu memelihara dan meningkatkan
kesehatan efisiensi dan daya produktivitas kerja serta meningkatkan
kegairahan dan kenikmatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara filosofi adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya.
Secara disiplin ilmu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan sebagai ilmu
dan penerapannya secara teknis dan teknologis untuk melakukan
pencegahan terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Secara hukum, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diartikan sebagai suatu upaya perlindungan agar setiap
tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam
keaaan yang sehat dan selamat serta sumbersumber proses produksi dapat
dijalankan secara aman, efisien dan produktif.
245
kedokteran. Adapun tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja menurut
antara lain :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatakan produksi
serta produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki
arti mengerjakan tanah, mengolah, dan memelihara. Sementara menurut The
American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial,
seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari
suatu kelompok manusia. Kemudian “Budaya Kerja”, adalah suatu falsafah
dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan yang terwujud sebagai hasil
produktivitas kerja. Dengan demikian budaya kerja memiliki tujuan untuk
mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan
dating.
248
Gambar 16-2: Peralatan P3K
249
pertolongan pertama pada kecelakaan. Beberpa kelengkapan kotak
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.antara lain, yaitu;
- Plester
- Pembalut berperekat
- Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
- Perban gulung (5 cm dan 8 cm)
- Perban segitiga
- Kain pembalut siku
- Kasa hydrophile
- Kapas pembalut (10 dan 25)
- Pinset
- Gunting
- Peniti
- Salep levertran
- Obat luka anti septic
- Rivanol kompres
- Cutban –a plaster
- Obat gosok
- Minyak urut
250
Implementasi K3 di skeolah, dapat dimulai dengan diperhatikannya dan
diikutkannya K3 sebagai bagian dari kebijakan dari manajemen sekolah. Hal
ini mulai disadari karena dari data kecelakaan kerja yang terjadi juga
mengakibatkan kerugian yang cukup. Manajemen risiko menuntut tidak hanya
keterlibatan pihak manajemen tetapi juga komitmen manajemen dan seluruh
pihak yang terkait. Pada konsep ini, bahaya sebagai sumber kecelakaan kerja
harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan perhitungan dan prioritas
terhadap risiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah pengontrolan risiko.
Di tahap pengontrolan risiko, peran guru praktik sangat penting karena
pengontrolan risiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang
dimiliki sekolah, karena pihak manajemen sekolah yang sanggup memenuhi
ketersediaan ini.
251
sehingga terhindar dari segala resiko yang tidak di inginkan bagi keselamatan
dan kesehatan kerja.
Alat Pelindung diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. APD dipakai apabila usaha
252
rekayasa dan cara kerja yang aman telah maksimum. Dalam penggunaan
APD masih memiliki beberapa kelemahan seperti; Kemampuan perlindungan
yang tidak sempurna, Tenaga kerja tidak merasa aman, dan Komunikasi
terganggu.
Alat pelindung kepala (Safety Helmet) melindungi kepala dari benda keras,
pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. Kemudian melindungi
kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas atau dingin. Pelindung kepala
untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan listrik
yang terbatas atau tahan terhadap tegangan listrik tinggi. Perlindungan
253
terhadap tenaga listrik biasanya terbuat dari logam yang digunakan untuk
pemadam kebakaran. Manfaat alat pelindung kepala (Safety Helmet) adalah
topi untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya, dari iklim yang
berubah-ubah dan dari bahaya api dan lain-lain.
Sumbat telinga (ear plug) dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB dan
tutup telinga (ear muff) dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB.
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan
frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. Kelemahan alat
pelindung telinga yaitu tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai,
kadang-kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri bahan
sumbat telinga karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas.
Penggunanan alat pelindung telinga yang banyak diminati adalah jenis karet
dan plastic lunak, karena bisa menyusaikan bentuk dengan lobang telinga.
Alat pelindung telinga ada beberapa jenis atenuasinya yaitu pada frekuensi
2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB). Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.
Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat
telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi akan tetapi tak lebih dari 50
dB, karena hantaran suara melalui tulang masih ada.
255
d) Rubber neoprene or viniyl gloves; Digunakan dalam penggunaan
bahan kimia dan korosif
e) Leather gloves; Tahan percikan api, panas yang sedanng, benda kasar
dan objek yang keras dan dilengkapi dengan bantalan terhadap
pukulan. Biasanya dipakai untuk pekerjaan berat
f) Chrome-tanned cowhide leathe; Dengan alat penekan besi yang
melekat pada tapal tangan dan jari untuk pengecoran pada pabrik baja
g) Catton or fabric gloves; Dipakai untuk di tempat-tempat kotor,
memotong atau melindungi luka. Tidak terlalu berat untuk digunakan
terhadap yang kasar, tajam atau material berat
h) Coated fabric gloves; Melindungi dari konsentrasi kimia yang sedang
direkomendasi untuk pengalengan, pengepakan, penanganan
makanan, indusrti yang sejenis.
256
c) Sepatu penguat bagian dalamnya memiliki sol metal yang fleksibel dan
di rancang menonjol pada jari-jarinya, tetapi kemungkinan akan kontak
dengan energi listrik namun dapat diperkecil. Untuk kondisi basah
sepatu kulit dengan paduan kayu cendana, sangat efektif dan dapat
memberikan pelindungan yang baik dalam bekerja dan dibutuhkan
ketika berjalan di permukaan panas. Sepatu ini digunakan secara luas
dalam pekerjaan aspal panas. Sepatu keselamatan dengan pelindung
metatarsal, selalu digunakan dalam opersi material berat. Juga untuk
menjaga kemungkinan bila ada denda jatuh dan menimpa jari kaki
bagian atas. Pelindung metal ini sangat cukup melindungi kaki sampai
pergelanagan kaki. Sepatu boot keselamatan yaitu sepatu yang
dilengkapi dengan nonferrous yang akan mereduksi kemungkinan
adanya gesekan dari pecahan ketika dilokasi dengan bahaya ledakan
api.
d) Sepatu buruh atau tipe sepatu jalan, digunakan untuk melindungi
pekerja dari percikan, lelehan metal atau logam yang berasal dari
pengelasan atau bunga api.
257
Dalam penggunaannya APD memiliki syarat – syarat anatra lain, sebagai
berikut;
1) Enak dipakai
2) Tidak mengganggu
3) Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya
tempat kerja
Penyimpanan APD, Untuk menjaga daya guna dari APD, hendaknya disimpan
ditempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun, dan
gigitan serangga/binatang. Tempat tersebut hendaknya kering dan mudah
dalam pengambilannya.
APAR atau alat pemadam api ringan yaitu peralatan portabel yang dapat
dibawa dan dioperasikan dengan tangan, berisi bahan pemadam bertekanann
yang dapat disemprotkan dengan tujuan memadamkan api. Jika anda masih
bingung alat ini sering berada di berbagai kantor, laboratorium dan pusat
perbelanjaan. Untuk seiap sekolah apakah itu ruangan kelas, ruangan guru
terutama begkel atau laboratorium wajib memiliki APAR. Peristiwa kebakaran
adalah peristiwa yang paling menakutkan. Kebakaran dapat menimbulkan
kehilangan harta benda, kematian dan kecelakaan. Kebakaran merupakan
satu peristiwa yang tidak terjadi begitu saja, sudah pasti ada penyebabnya.
Beberapa type atau jenis dan jumlah alat pemadam api ringan (APAR) yang
akan digunakan antara ain, yaitu;
258
a) Jenis cairan, untuk kayu kertas dan tekstil
b) Jenis busa, untuk penggunaan terbatas pada kayu kertas dan tekstil
c) Jenis tepung kering, untuk kayu kertas, tekstil, karet dan plastik.
d) Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dsb), untuk penggunaan terbatas pada
sentral telepon, transformator yang tidak berada diruang tertutup dan
terdapat banyak personil.
Tempat – tempat kerja yang perlu dipasang APAR, minimal 1 (satu) buah
APAR harus tersedia :
a) Tempat penyimpanan bahan – bahan yang mudah terbakar.
b) Tempat pengelasan.
c) Di setiap tingkat / lantai gedung yang sedang dibangun, dimana terdapat
barang-barang atau alat-alat yang mudah terbakar.
260
BAB I KETERANGAN UMUM
Pasal 1:
(1) Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
(2) Menteri ialah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
(3) Pegawai pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri.
(4) Ahli keselamatan kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk mengawasi ditaatinya peraturan ini.
(5) Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu
tempat kerja atau bagian yang berdiri sendiri.
261
BAB II PEMASANGAN
Pasal 4:
(6) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisiyang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil
serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
(7) Pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) harus sesuai dengan
lampiran I.
(8) Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm
dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan
bersangkutan.
(9) Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai
dengan jenis dan penggolongan kebakaran seperti tersebut dalam
lampiran 2.
(10) Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter,
kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
Kerja.
(11) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
D. Lingkungan Hidup
264
SDA juga dapat dibagi menjadi dua yaitu SDA hayati' dan SDA non-hayati.
SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup (biotik). Seperti:
hasil pertanian, perkebunan, pertambakan dan perikanan. SDA non-hayati
adalah SDA yang berasal dari makhluk tak hidup (abiotik). Seperti: air, tanah,
barang-barang tambang.
266
Kita hidup di dunia, sangat tergantung pada lingkungan hidup, manusia akan
musnah jika lingkungan hidupnya rusak, yaitu tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya dalam mendukung kehidupan. Dilain pihak, manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya melakukan ekplorasi dan eksploitasi sumber
daya alam, dan eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya
daya dukung alam. Manusia slalu menggali potensi sumber daya alam,
dikarenakan kebutuhan yang terus berkembang, baik jenis maupun
jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam terbatas. Disisi lain
dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia juga akan dihasilkan
limbah, limbah yang dihasilkan menjadi beban bagi lingkungan jumlah limbah
yang semakin besar yang tidak terdegradasi akan menimbulkan masalah baru
bagi manusia, sepeti timbulnya pencemaran.
Lingkungan fisik sekolah di tata secara rapi, manis, hijau dan ekologis
sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh waga sekolah untuk
bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan. Program pendidikan dikemas
secara partisipatif penuh, percaya pada kekuatan kelompok, mengaktifkan
dan menyeimbangkan rasa, pikiran dan kekuatan yang nyata sehingga tiap
individu di sekolah bisa merasakan nilai budaya lingkungan, yang nyaman dan
tenteram, ibarat kita berjalan di sebuah kebun yang rindag, penuh kehijauan
dan kesejukan. Secara konsep seluruh unsur yang ada di sekolah, diajak
secara bersama-sama melahirkan tujuan dan visi bersama dengan
268
memahami apa yang menjadi penting, menemukan dan mengapresiasi apa
yang telah ada dan tentunya itu yang terbaik. Sehingga makna green school
terbentuk dan masing-masing pihak dapat berbuat untuk menciptakan
kualiatas lingkungan sekolah yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan
berkelanjutan , tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif
dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal.
269
Pada program Green School, dalam menumbuhkan sikap peduli lingkungan
melalui proses pembelajaran dan pembiasaan menjadi penting dan strategis.
Di sekolah, proses pembelajaran mengarah pada upaya pembentukan
perilaku siswa yang peduli lingkungan melalui model pembelajaran yang
aplikatif dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Sementara itu, lingkungan
sekolah dijadikan wahana pembiasaan perilaku peduli lingkungan sehari-hari.
Dengan demikian, kedua aspek tadi, menuju pada satu tujuan yaitu
internalisasi atau pembiasaan perilaku peduli lingkungan dalam kehidupan
sehari-hari.
273
9. Nitrogen Sulida (NS) Gas berbau
10. Klorin (Cl2) Gas berbau
274
Menurut PP RI No. 18/1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan
beracun adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berrbahaya dan
beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung
maupun tak langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan maupun
manusia. Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat bahan yang
mengandung satu atau lebih senyawa:
Mudah meledak (explosive)
Pengoksidasi (oxidizing)
Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
Sangat mudah terbakar (highly flammable)
Mudah terbakar (flammable)
Amat sangat beracun (extremely toxic)
Sangat beracun (highly toxic)
Beracun (moderately toxic)
Berbahaya (harmful)
Korosif (corrosive)
Bersifat mengiritasi (irritant)
Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Karsinogenik/dapat menyebabkan kanker (carcinogenic)
Teratogenik/dapat menyebabkan kecacatan janin (teratogenic)
Mutagenik/dapat menyebabkan mutasi (mutagenic)
Zat atau bahan tersebut diatas diklasifikasikan sebagai limbah
B3 karena memenuhi satau atau lebih karakteristik limbah B3
berikut:
Limbah mudah meledak, yaitu limbah yang pada suhu dan
tekanan standar (250 C, 760 mmHg) dapat meledak dan atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah atu
sifat berikut:
o Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol yang
mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
275
pada titik nyala tidak lebih dari 400C (1400F) akan menyala
apabila terjadi kontak dengan api, percikan api, atau
sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
o Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan
tekanan standar (250C, 760mmHg) dapat mudah
menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan
uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus
menerus.
o Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah
terbakar.
o Merupakan limbah pengoksidasi.
v Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai
salah satu sifat berikut:
Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa peledakan.
Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi
menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap
beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan
manusia dan lingkungan.Merupakan limbah sianida, sulfida, atau
amonia yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan
tekanan standar (250C, 760mmHg).
Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak
stabil dalam suhu tinggi.
Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang
bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat
276
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk
kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran,
limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi
kuman penyakit yang dapat menular.
Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu
sifat berikut:
− Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
− Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja .
− Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah
bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk
bersifat basa.
Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3, yaitu:
− Produk Automotif, contoh: bahan bakar, oli kendaraan,
aki, dan pembersih kendaraan.
− Produk untuk pemeliharaan rumah, contoh: cat, pewarna,
pengencer cat.
− Pestisida, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper.
− Pembersih rumah, contoh: pembersih lantai, pemutih,
pengkilap oven
− Produk lainnya, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles
sepatu
277