Anda di halaman 1dari 21

Induksi Persalinan

Nur Rafida
20204010015
Definisi

Induksi persalinan adalah stimulasi kontraksi uterus sebelum


terjadinya persalinan spontan baik secara mekanik atau
medikamentosa atau kombinasi keduanya .
Tujuan Induksi

Untuk menstimulasi kontraksi uterus, pematangan serviks, penurunan janin


sehingga mecapai kelahiran pervaginam
Indikasi

• Postdates (>41minggu) atau post-term (>42 minggu) kehamilan


• Gemelli >38 minggu
• Preeklampsia >37 minggu
• Hipertensi Gestasional
• Diabetes melitus
• Korioamnionitis
• Ketuban Pecah Dini
• Intrauterine growth restriction
• Oligohidramnion
• Intrauterine fetal death
Kontraindikasi

• Plasenta previa atau vasa previa


• Malpresentasi dan malposisi janin (letak lintang, presentai
bokong)
• Makrosomia
• Memiliki penyakit infeksi menular seksual
• Kelainan bentuk panggul
• Riwayat operasi (myomectomy)
• Riwayat ruptur uterus sebelumnya
Faktor yang Mempengaruhi Induksi

• Paritas
• Usia kehamilan
• Kondisi serviks
Parameter yang dinilai sebelum induksi

 Maternal  Fetal
1. Mengkonfirmasi indikasi 1. Memastikan usia kehamilan janin
dan kontraindikasi dari 2. Memperkirakan taksiran berat janin
induksi persalinan 3. Memastikan presentasi janin
2. Menilai bishop skor 4. Memastikan kematangan paru
3. Edukasi manfaat,prosedur 5. Menilai denyut jantung janin
dan resiko induksi
Monitoring Selama Induksi

 Tanda vital : suhu, tekanan darah, denyut nadi


 Denyut jatung janin
 Kemajuan persalinan pada patograf
 Pantau komplikasi:hiperstimulasi uterus,
perdarahan pervaginam, ruptur uteri terutama
pada wanita VBAC
Metode Induksi

• Metode Medikamentosa
• Metode Mekanikal
• Metode Kombinasi
Medikamentosa Prostaglandin E2
• Sediaan
Dinoprostone dalam bentuk gel (Prepidil) yang diberikan
dengan aplikator khusus intraservikal dengan dosis 0,5 mg.
Dinoprostone vaginal suppositoria (Cervidil) 10 mg.

• Pemberiannyaa harus dilakukan dikamar bersalin serta


dipantau detak jantung janin dan kontraksi uterus.
• Kontraindikasi : asma, glaukoma dan perlu dipertimbangkan
jika ada ruptur membran.
• Efek samping :Hiperstimulasi Uterus
• Dinoprostone (Prespidil) : Ibu dalam posisi terlentang,
ujung suntikan yang belum diisi diletakkan didalam servik,
dan gelnya dimasukkan tepat dibawah os serviks interna.
Setelah pemberian, ibu tetap berbaring selama setidaknya 30
menit. Dosis dapat diulang setiap 6 jam, dengan maksimum
tiga dosis yang direkomendasikan dalam 24 jam
• Dinoprostone (Cervidil) : ibu dalam posisi telentang lalu
dimasukkan ke forniks posterior vagina secara melintang,
setelah itu ibu berbaring selama 2 jam. Obat dicabut setelah
12 jam atau saat awitan persalinan.

• Induksi oksitosin setelah pemberian prostaglandin E2 ditunda


6-12 jam.
Medikamentosa Prostaglandin E1
• Sediaan : misoprostol 100 µg dan 200 µg.
 Dosis pemberian secara intravagina 25 µg pada fornix
posterior
 Dosis misoprostol per oral 50-100 mcg

• Misoprostol oral maupun vagina dapat digunakan untuk


pematangan serviks atau induksi persalinan.
• 100 mg misoprostol peroral atau 25 mcg misoprostol
pervagina memiliki manfaat yang serupa dengan oksitosin
IV untuk induksi persalinan pada perempuan saat atau
mendekati cukup bulan, baik dengan ruptur membran
kurang bulan maupun serviks yang baik
• Efek samping : nausea, vomitus, diare
Medikamentosa, Donor Nitrit Oksida

• Sejauh ini uji klinis belum menunjukkan bahwa donor NO


sama efektifnya dengan prostaglandin E2 dalam
menghasilkan pematangan serviks.
• Penambahan isosorbide mononitrate pada dinoprostone atau
misoprostol tidak meningkatkan pematangan serviks pada
awal kehamilan atau saat cukup bulan dan tidak
mempersingkat waktu perlahiran pervaginam
Mekanikal Kateter Foley

• Kateter foley dimasukkan kedalam os serviks


interna. Dimana tekanan ke arah bawah yang
dibentuk dengan cara menempelkan kateter
pada paha dapat menyebabkan pematangan
serviks
• Pasang speculum pada vagina
• Masukkan kateter foley pelan-pelan melalui
serviks dengan menggunakan cunam tampon
• Pastikan ujung kateter telah melewati ostium
uteri internum
• Gelembungkan balon kateter dengan
memasukkan30 ml atau 80 ml air
• Gulung sisa kateter dan letakkan dalam vagina
• Diamkan kateter dalam vagina sampai timbul
kontraksi uterus atau maksimum 24 jam
• Kempiskan balon kateter sebelum
mengeluarkannya
• Tidakkan ini tidak boleh dilakukan pada ibu
yang mengalami servisitis, vaginitis, pecah
ketuban dan terdapat riwayat pendarahan
Mekanikal, Dilator Servikal Higroskopik

• Dilakukan dengan batang laminaria


pada keadaan dimana serviks
masih belum membuka.
Pemasangan laminaria
dimasukkan ke dalam kanalis
servikalis,
• Pemasangan laminaria dalam
kanalis servikalis dan dibiarkan
selama 12-18 jam.
• Efek sampig : chorioamnionitis
Mekanikal Stripping Membran

• Merupakan teknik memisahkan


atau melepaskan selaput
kantong ketuban dari segmen
bawah uterus
• Membran dilepas dari os internal
dan segmen uterus bawah
dengan menggunakan jari
tengah atau telunjuk yang
dimasukkan dalam kanalis
servikalis
• Efek samping : perdarahan
Medikamentosa, Oksitosin

• Dosis yang digunakan yaitu 2,5-5 unit oksitosin dilarutkan dalam 500
ml larutan kristaloid. Tetesan infus dimulai dari 8tpm dan ditambahkan
4 tpm setiap 30 menit hingga dosis optimal dengan tujuan his adekuat
tercapai. Dosis maksimum oksitosin adalah 20 mU/menit.
• Hal yang perlu dievaluasi yaitu denyut jantung janin dan kuatnya
kontraksi. Hal ini penting untuk menyesuaikan dosis oksitosin dengan
respons klinik. Bila ada gawat janin atau hipereaksi uterus, infus harus
dihentikan
• Efek samping : hiperstimulasi uterus, aktivitas uterus yang tidak
terkoordinasi, penurunan output urin, hipotensi, fetal distress
Mekanikal Amniotomi
• Adalah suatu tindakan untuk membuka
selaput amnion dengan jalan membuat
robekan kecil yang kemudian akan melebar
secara spontan akibat gaya berat dan
adanya tekanan didalam rongga amnion.
• Pecahnya selaput ketuban (spontan atau
artifisial) akan mengawali rangkaian proses
berikut :
Cairan amnion mengalir keluar dan volume
uterus menurun
Produksi prostaglandin sehingga
merangsang proses persalinan
His mulai terjadi (bila pasien inpartu):
menjadi semakin kuat (bila sudah inpartu) Kontraindikasi : Presentasi selain kepala,
• Efek samping : infeksi, fetal distress,solusio polihidramion, riwayat infeksi menular
plasenta seksual, kepala janin belum masuk panggul
Gagal Induksi

• Definisi menurut NICE adalah sebagai persalinan tidak


mengalami kemajuan setelah satu siklus pemberian\.
• Monitoring ulang kondisi ibu dan janin
• Pertimbangan induksi lanjut atau sectio sesar
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai