Anda di halaman 1dari 42

KEHAMILAN

GEMELLI
Salwa Nabilah Cholfa
(20204010072)

Preceptor: dr. Alfun Dhiya An, Sp.OG


Identitas Pasien

Nama : Ny. SM
No. RM : 67-94-78
Umur : 28 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan: IRT
Alamat : Pajangan, Bantul
Tanggal Masuk: 4 Juni 2021
Anamnesis Pasien

RPS
Keluhan Riw.
Utama Obstetri

Seorang wanita 28 tahun G2P1A0 Ah 1 hamil 35


minggu dating ke poli atas rujukan dari Status Obstetri : G2P1A0
Hamil 35 minggu 1 Usia kehamilan : 35 minggu 1 hari
puskesmas karena gemelli disertai tekanan
hari gemelli disertai HPHT : 03-10-2020
darah tinggi. Pasien mulai di diagnosis
preeklampsia HPL : 10-07-2021
mengalami hipertensi dalam kehamilan saat usia
kehamilan 24 minggu. Pasien belum pernah di
diagnosis tekanan darah tinggi sebelum hamil. Hipertensi sejak UK 24 minggu
Keluar air ketuban (-)
Kenceng-kenceng (-), pusing (+), pandangan
mata kabur (-)
Riw.
Riw.
Perkawi RPSos
ANC
nan

Trimester 1 : 5 kali Pernikahan pertama (6 tahun) Rokok/alcohol (-)


Trimester 2 : 5 kali Jamu (-)
Trimester 3 : 5 kali Menikah pada usia 22 tahun ADL: mandiri, ringan-sedang
Pasien tinggal Bersama suami

Riw.
RPD RPK
Haid

Menarche : 14 tahun HT : (-) HT : (-)


Siklus 30 hari, lamanya 7 hari, DM : (-) DM : (-)
teratur Alergi: (-) P. Ginjal : (-)
Tidak sakit, darah encer P. Jantung : (-) P. Jantung : (-)
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik TD : 190/100 BB awal kehamilan 50 kg


Kesadaran : Compos Mentis HR : 94 x/min BB sekarang 67 kg
RR : 20 x/min Tinggi badan 152 cm
T : 36,9 LILA 24 cm
BMI 28,99
Simetris
Konjungtiva anemis (-) Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Suara dasar vesikuler (+/+)
Sklera ikterik (-) Tidak tampak pembesaran vena jugularis
Ronkhi (-/-)
Pupil isokor (+)
Wheezing (-/-)

S1 S2 Reguler (+) Akral hangat (+/+/+/+)


Suara tambahan (-) Edema (-/-/-/-)
Jantung kesan tidak membesar
Inspeksi : Striae gravidarum (+), Linea alba (+)
Auskultasi : Bising usus (+). DJJ 1 138 kpm, DJJ 2 149 kpm, regular
Palpasi : HIS (-)

Leopold I
Teraba bagian kecil lunak sebelah kiri dan kanan
Leopold II
Teraba bagian memanjang keras sebelah kiri dan kanan
Leopold III
Teraba bagian keras, bulat, melenting di sebelah kiri
Leopold IV
Bagian terbawah janin belum masuk panggul
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,4 12.0 - 16.0 g/dl
Lekosit 8,14 4.00 - 11.00 10^3/uL
Eritrosit 3,68 4.00 - 5.00 10^6/uL
Trombosit 203 150 – 450 10^3/uL
Hematokrit 33,0 36.0 - 46.0 vol%
HITUNG JENIS
Eosinofil 1 2-4 %
Basofil 0 0-1 %
Batang 0 2-5 %
Segmen 64 51-67 %
Limfosit 20 20-35 %
Monosit 15 4-8 %
FUNGSI HATI    
SGOT 44 <31 U/L
SGPT 40 <31 U/I
FUNGSI GINJAL
Ureum 18 17-43 mg/dl
Creatinin 0,98 0,90-1,30 mg/dl
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Golongan darah A
HEMOSTASIS 12.0-16.0 detik
PPT 11.3 28.0-38.0 detik
APTT 30.0 11.0-16.0 detik
Control PPT 12.2 28.0-36.5 detik
Control APTT 30.3
DIABETES
GDS 83 80-200 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 135,9 137,0-145,0 Mmol/l 
Kalium 3,74 3,50-5,10 Mmol/l 
Klorida 108,3 98.0-107.0  Mmol/l 
URINALISA
Protein Urin 1+
SERO-IMUNOLOGI
HbsAg ECLIA Negatip
HIV Screening Non-Reaktif
HASIL PX USG

Janin ganda, preskep-preskep, DJJ (+/+) regular,


TBJ I 2100 gram, TBJ II 2400 gram, AFI cukup,
plasenta di fundus
Wanita, 28 tahun, G2P1A0 hamil 35 minggu 1 hari
DIAGNOSIS KERJA dengan gemelli disertai PE

Infus RL 20 tpm
Nifedipin 10 mg 3x1
RENCANA TINDAKAN Metildopa 250 mg 2x1
Inj. MgSO4 20% loading dose dilanjutkan 1 gr/ jam selama 24
jam

SC tanggal 5 Juni 2021


Insersi IUD
MONITORING
04/06/2021 ~ 17.00 Abdomen
Striae gravidarum (+), Linea Alba (+)
S: Janin ganda (preskep-preskep)
Gerakan janin aktif, pusing (-), pandangan kabur (-) HIS (-)
DJJ Janin 1 : 138 kpm
O: DJJ Janin 2 : 146 kpm
KU = Baik, CM
TD : 130/90 Ektremitas
HR : 83x/min Akral hangat (+/+/+/+), CRT <2”, Edema (-/-/-/-)
RR : 20x/min
T : 36,7 A:
G2P1A0 35 minggu 1 hari dengan gemelli disertai PE
Kepala
Mata : CA (-/-), SI (-/-) P:
Thorax Infus RL 20 tpm
Simetris (+) Nifedipin 10 mg 3x1
Suara Paru : SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-) Metildopa 250 mg 2x1
Suara Jantung : dbn Inj. Dexametason 1A/12jam
Inj. MgSO4 20% loading dose dilanjutkan 1 gr/jam 24 jam
PRO SC + Insersi IUD tanggal 5 Juni 2021
MONITORING
05/06/2021 ~ 07.00

S: Abdomen
Gerakan janin aktif, pusing (-), pandangan kabur (-) Striae gravidarum (+), Linea Alba (+)
AK rembes (-), kenceng-kenceng (-) Janin ganda (preskep-preskep)
HIS (-)
O: DJJ Janin 1 : 140 kpm
KU = Baik, CM DJJ Janin 2 : 138 kpm
TD : 128/70
HR : 93x/min Ektremitas
RR : 20x/min Akral hangat (+/+/+/+), CRT <2”, Edema (-/-/-/-)
T : 36,7
A:
Kepala G2P1A0 35 minggu 2 hari dengan gemelli disertai PE
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax P:
Simetris (+) Infus RL 20 tpm
Suara Paru : SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-) Nifedipin 10 mg 3x1
Suara Jantung : dbn Metildopa 250 mg 2x1
Inj. Dexametason 1A/12jam
Persiapan SC + Insersi IUD
Laporan Operasi

Diagnosis Pra Bedah


G2P1A0 35 minggu 2 hari dengan gemelli (preskep-preskep) disertai
PE
Instruksi Post SC:
Diagnosis Pasca Bedah
P2A0 Post SC a.i PEB, Gemelli (Preksep-Preskep) • Inj. Ketorolac 30gr/8jam
• Drip oxytocin 10 IU dalam 500
Telah dilakukan tindakan pembedahan Sectio Caesarea Emergency RL 20 tpm s.d 6 ham Post SC
ai PEB, Gemelli (Preskep-Preskep) pukul 13.55 WIB. Air ketuban • Metildopa 2 x 250 mg
normal, jernih • Nifedipin 3 x 10 mg
Bayi I lahir berjenis kelamin laki-laki, AS 7/9, BBL 2450 g, PB 48 • Vit A 200.000 IU 1x1
cm, LK/LD/LLA 33/31/10 • SF 1x1
Bayi II lahir berjenis kelamin laki-laki, AS 5/8, BBL 2100 g, PB 43, • Cek Hb 6 jam Post SC
LK/LD/LLA 32/29/8 • Observasi KU, VS, PPV, Kontraksi
Plasenta lahir lengkap dan dilanjutkan insersi IUD.
MONITORING
06/06/2021 ~ 07.00 Abdomen
Nyeri tekan (+) di luka bekas operasi
S: TFU 2 jari dibawah pusat
Nyeri kepala (-), mual muntah (-), flek-flek (+), ASI (+) Kontraksi baik
sedikit, Kentut (+), BAB (-) PPV minimal

O: Ektremitas
KU = Baik, CM Akral hangat (+/+/+/+), CRT <2”, Edema (-/-/-/-)
TD : 140/92
HR : 92x/min A:
RR : 20x/min P2A0 Post SC + Insersi IUD a.i. gemelli dengan PEB H1
T : 36,7
Hb Post SC 10,9 P:
Metildopa 2 x 250 mg
Kepala Nifedipin 3 x 10 mg
Mata : CA (-/-), SI (-/-) Vit A 200.000 IU 1x1
Thorax SF 1x1
Simetris (+) Paracetamol 3 x 350 mg
Suara Paru : SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-) Aff Infus dan DC
Suara Jantung : dbn Mobilisasi bertahap
Rencana BLPL
MONITORING
07/06/2021 ~ 07.00 Abdomen
Nyeri tekan (+) di luka bekas operasi
S: TFU 2 jari dibawah pusat
Nyeri kepala (-), mual muntah (-), flek-flek (+), ASI (+) Kontraksi baik
sedikit, Kentut (+), BAB (-) nyeri luka post op menurun, PPV minimal
mobilisasi jalan
Ektremitas
O: Akral hangat (+/+/+/+), CRT <2”, Edema (-/-/-/-)
KU = Baik, CM
TD : 135/85 A:
HR : 87x/min P2A0 Post SC + Insersi IUD a.i. gemelli dengan PEB H2
RR : 20x/min
T : 37 P:
Amlodipin 1 x 5 mg
Kepala SF 1x1
Mata : CA (-/-), SI (-/-) Kalk 3x1
Thorax Paracetamol 3x1
Simetris (+) BLPL
Suara Paru : SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Suara Jantung : dbn
KEHAMILAN GANDA

Suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih (multi-janin).

Dua janin yang berasal dari fertilisasi dua ovum, yang


menghasilkan kembar dizigot/kembar fraternal.

Sedangkan dua janin yang berasal dari satu ovum akan


menghasilkan kembar monozigot/kembar identik.
Etiologi Janin Multipel
Kembar Monozigotik

72 jam pertama
Monozigotik, diamnionik dan dikorionik

Hari keempat- kedelapan


Monozigotik, diamnionik dan monokorionik

Setelah 8 hari
Monozigotik, monoamniotic dan monokorionik

Setelah > 13 hari


Kembar siam/dempet
Kembar Dizigotik
FAKTOR-FAKTOR
yang mempengaruhi terjadinya kehamilan ganda

RAS GONADOTROPIN PITUITARI

KETURUNAN TERAPI INFERTILITAS

USIA, PARITAS & NUTRISI ART


DIAGNOSIS
• Gejala hyperemesis gravidarum yang hebat
ANAMNESIS • Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
• Uterus terasa lebih cepat membesar
• Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan
kembar

• Tinggi fundus uteri lebih besar


PEMERIKSAAN FISIK • Dari palpasi dapat teraba ballottement lebih dari 1
fetus, bagian yang keras dan bulat (kepala) pada
kuadran abdomen yang berbeda
• Pada trimester pertama, dapat ditemukan dua DJJ
pada pemeriksaan menggunakan Doppler.
• Dapat di diagnosis melalui pemeriksaan penunjang
PX. PENUNJANG
seperti USG

Kantung gestasional yang terpisah pada kehamilan kembar dapat diidentifikasi sangat dini.
Kemudian, identifikasi masing-masing kepala janin harus dilakukan dalam dua bidang tegak
lurus, sehingga tidak terjadi kesalahan menyangka badan janin sebagai kepala janin kedua.
Komplikasi pada Kehamilan Multipel

Abortus Spontan Malformasi

Kehamilan monokorion memiliki risiko abortus • Cacat akibat proses pembentukan kembar
yang lebih besar dibandingkan dengan kembar itu sendiri atau teratogenic
dikorion. • Cacat akibat pertukaran vascular antara
kembar monokorion
Insidensi kembar pada trimester pertama lebih • Cacat akibat posisi janin yang berdesakan
besar dibandingkan saat kelahiran. Kasus ini (fetal crowding)
sering disebut dengan Vanishing twin.
Berat Lahir
• Gestasi multiple cenderung ditandai oleh berat lahir rendah
dibandingkan dengan janin tunggal.
• Secara umum, semakin banyak jumlah janin, semakin besar derajat
hambatan pertumbuhan.
• Ketidakseimbangan distribusi nutrien dan oksigen pada janin
mempengaruhi pertumbuhan janin.

Durasi Gestasi
Seiring meningkatnya jumlah janin, durasi gestasi menurun. Sekitar separuh
janin kembar lahir pada usia 36 minggu atau kurang. Rerata usia saat lahir
untuk triplet adalah 33,5 minggu, masing-masing 90%, 24% dan 8%
dilahirkan sebelum 37, 32 dan 28 minggu. Pada kehamilan kuadruplet rerata
usia saat lahir adalah 31 minggu.
Hipertensi
Kehamilan multijanin sering menyebabkan hipertensi pada ibu. Kejadian preeklamsia
pada ibu dengan janin multipel 2.6 kali lebih tinggi dengan kehamilan tunggal.

Wanita dengan kehamilan ganda atau multiple memiliki level antiangiogenik soluble Fms-
like tyrosine kinase-1 (sFlt-1) 2x lipat lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal.
KOMPLIKASI KHUSUS

Kembar Monoamnion
Sekitar 1% dari kembar monozigot.
Tingginya angka kematian janin bisa disebabkan oleh lilitan
tali pusat, kelahiran kurang bulan, atau sindrom transfusi
antar kembar.
Kembar Dua Abnormal
Kembar Siam/Dempet
Anastomosis Vaskular pada Kembar Monokorion
Anastomosis vaskular dapat berbahaya bagi kedua janin
tergantung dengan kestabilan hemodinamik salah satu janin.
Pada salah satu janin dengan aliran atau kestabilan
hemodinamik yang lemah akan menyebabkan terbentuknya
suatu shunt atau jalan pintas dari satu janin ke janin yang lain.
Hal ini akan menyebabkan kelainan kelainan pada janin kembar
seperti twin-twin transfusion syndrome (TTTS), twin anemia
polycythemia sequence (TAPS), dan acardiac twinning (kembar
akardiak).

Anastomosis arteri-arteri adalah anastomosis vaskular yang


sering terjadi.
Twin-Twin Transfusion Syndrome

Secara klasik TTTS kronik terjadi akibat aliran satu arah


melalui anastomosis arteri-vena. Darah terdeoksigenasi
dari arteri plasenta donor dipompa ke dalam kotiledon
yang dipakai bersama dengan janin resipien. Jika
pertukaran oksigen di vilus korion telah selesai maka
darah teroksigenasi meninggalkan kotiledon melalui
suatu vena plasenta pada kembar resipien (aliran satu
arah).
Twin Reversed Arterial Perfusion (Kembar Akardiak)

Biasanya terdapat satu kembar yang terbentuk normal sebagai


donor, yang menunjukkan gambaran gagal jantung, dan kembar
resipien yang tidak memiliki jantung. Kembar akardiak terjadi
karena anastomosis arteri dan vena. Di dalam satu plasenta yang
digunakan bersama, tekanan perfusi kembar donor
mengalahkan resipien, sehingga resipien menerima aliran darah
balik dari donor. Darah arteri dari donor cenderung mengalir ke
pembuluh iliaka sehingga hanya mensuplai tubuh bagian bawah.
Twin Anemia Polycythemia Sequence

Anastomosis di arteri – vena perifer.


Ditandai dengan ketidakseimbangan sel darah
merah dan hemoglobin pada kedua janin kembar.
MANAJEMEN

Untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas perinatal pada kehamilan kembar,
penting diperhatikan hal-hal berikut, yaitu:

1. Mencegah kelahiran kurang bulan (preterm)


• Tokolitik
• Kortikosteroid
• Magnesium Sulfat

2. Mengidentifikasi hambatan pertumbuhan janin sedini mungkin


Persalinan Kehamilan ACOG merekomendasikan waktu persalinan untuk ibu dengan
Kembar kehamilan multijanin:

• Kehamilan dikorion diamnion tanpa penyulit/komplikasi 38 minggu


• Kehamilan monokorion diamnion tanpa penyulit/komplikasi antara
34– 37 minggu
• Kehamilan monokorion monoamnion tanpa penyulit/komplikasi 32
–34 minggu

Persalinan Per Vaginam • Presentasi sefalik-sefalik


• Presentasi sefalik-non sefalik

Persalinan Sesar Persalinan sesar diindikasikan pada kehamilan kembar dengan


presentasi bukan kepala, kehamilan monoamnion, dan kehamilan lebih
dari dua janin.
Pada Sebagian kasus kehamilan dengan janin yang banyak, pengurangan jumlah
janin dapat memperbaiki kelangsungan janin yang tersisa.

REDUKSI SELEKTIF TERMINASI SELEKTIF

Reduksi selektif dapat dilakukan secara: Apabila teridentifikasi adanya janin multipel
• Trans-serviks dengan kelainan struktur atau genetik, tersedia
• Trans-vagina tiga pilihan yaitu:
• Trans-abdomen. • Abortus semua janin
• Terminasi selektif janin yang abnormal
Reduksi trans-abdomen biasanya • Melanjutkan kehamilan
dilakukan pada usia gestasi antara 10 dan
13 minggu. Terminasi selektif dilakukan pada usia
Janin yang terkecil atau dengan anomali gestasi yang lebih tua daripada reduksi
adalah janin yang dipilih untuk dikurangi. selektif.
LAPORAN KASUS

Diagnosis Masuk
G2P1A0 hamil 35 minggu 1 hari gemelli (preskep-preskep) dengan Preeklamsia, belum dalam
persalinan
Diagnosis utama
Gemelli (preskep-preskep) hamil 35 minggu 1 hari
Komplikasi/penyerta
Preeklamsia
Tindakan operasi
SC dan insersi IUD
Diagnosis Keluar
P2A0 post SC + IUD hari kedua a.i. hamil gemelli (preskep-preskep) dan PEB
Thankyou!
Does anyone have any questions?

cholfa98@gmail.com
+62 822 8427 4035

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai