Induksi Persalinan
Siti Rahmah Ulfa
41201396100042
Pembimbing : dr. Dwi , Sp.OG(K)
Indikasi segera
Indikasi tidak segera (urgent)
(non-urgent) KPD saat aterm atau dekat aterm
PJT tanpa bukti adanya hipoksia akut
DM yang tidak terkontrol
Kehamilan ‘post-term’ Penyakit iso-imun saat aterm atau dekat aterm
DM terkontrol baik
Kematian intrauterin pada kehamilan sebelumnya
Kematian janin
Problem logistik (jarak ke RS)
Kontraindikasi
a. Terdapat distosia persalinan
b. Terdapat kedudukan ganda
c. Terdapat overdistensi rahim
d. Pada grandemultipara atau kehamilan > 5 kali
e. Terdapat tanda atau gejala intrauterine fetal distress
Bishop Score
Faktor serviks Skor
0 1 2 3
Penurunan -3 -2 -1 0 +1 +2
kepala/station (4/5) (3/5) (2/5) (1/5)
Nilai
skor ≥ 6 • Serviks Matang
Farmakologis Mekanik
Prostaglandin E2 Membrane Stripping / Sweeping
Prostaglandin E1 (PGE1) Teknik Mekanik dengan kateter foley
Oksitosin Amniotomi
Penggunaan prostaglandin E2
• Prostaglandin E2 intravaginal (dinoprostone) menguraikan struktur kolagen pada jaringan serviks
Sediaan : gel 10 mg, intravaginal 1 mg dan 2 mg, intracervical 0,5 gel
• prostaglandin E2 bentuk pessarium 3 mg atau gel 2-3 mg ditempatkan pada forniks posterior vagina
• Hanya pada kasus tertentu e.c efeknya yang sangat kuat (risiko ruptur uteri)
• Misalnya pada kasus : PEB/EKLAMPSI , serviks belum matang, SC tidak bisa dilakukan atau
bayi tertalu prematur untuk bisa hidup
• IUFD yang lebih dari 4 minggu dan sudah ada tanda gangguan pembekuan darah
Jika tetap tidak ada kemajuan his sampai dengan tetesan ke-60, maka :
• Pada multigravida gagal dan lakukan SC
• Pada primigravida naikan dosis menjadi 10 UI/500 cc. Mulai dengan tetesan 30 dan tingkatkan 10
tts tiap 30 menit
• Jika tetap tidak adekuat hisnya setelah tetesan ke-60, lakukan SC
Membrane stripping (sweeping)
• Melepaskan atau memisahkan selaput kantong ketuban dari segmen bawah
uterus
• Cara ini akan lebih berhasil bila serviks sudah terbuka dan kepala sudah
turun.
• Tindakan ini tidak boleh digunakan pada ibu yang mengalami servisitis, vaginitis, pecah ketuban
dini, dan terdapat riwayat perdarahan.
Amniotomi
• Amniotomi Pemecahan ketuban buatan memicu pelepasan prostaglandin.
• Amniotomi dapat dilakukan sejak awal sebagai tindakan induksi, dengan atau tanpa oksitosin.
• Amniotomi berkurangnya aliran darah kedalam rahim (40 mnt setelahnya) oksigenasi otot
Rahim berkurang meningkatkan kepekaan otot Rahim kepala dapat langsung menekan dinding
serviks
Resiko induksi
• Kegagalan untuk mencapai Persalinan
• Hiperstimulasi uterus dengan komplikasi janin
• Ruptur uterus
• Meningkatkan risiko SC
Komplikasi
Terhadap Ibu Terhadap Janin