DEFINISI INDUKSI
Inisiasi aktivitas uterus dan perubahan serviks serta penurunan janin, secara farmakologis atau cara lain pada ibu yang tidak in-partu.
Pematangan Serviks
secara
Bukan
Kontra Indikasi
Semua kontra indikasi utk persalinan Plasenta previa/vasa previa/tali pusat menumbung Presentasi/letak bayi abnormal Insisi T terbalik pada uterus sebelumnya Infeksi herpes genital yang aktif Kelainan bentuk pelvis Karsinoma serviks
Indikasi - Darurat
Preeklampsia berat Diduga gawat janin yang akut PJT (IUGR) yang berat Penyakit ibu yang berbahaya dan tidak respon dengan pengobatan Korioamnionitis
BUKAN Indikasi
Induksi
elektif
- Induksi, dengan tidak adanya indikasi ibu dan janin, tidak dapat dibenarkan
Risiko Induksi
Kegagalan untuk mencapai Persalinan Hiperstimulasi uterus dengan komplikasi janin Ruptur uterus Meningkatkan risiko SC
favorable cervix
Multipara
Previous vaginal
Unfavorable cervix
Nullipara
LEAST LEAST
Previous C/S
Jika
percobaan induksi tidak mencapai kemajuan reevaluasi indikasi dan cara induksi
Metode
Pilihan
Skor Bishop
Faktor 0 1 2 3
Dilatasi (cm) 0
0 30
12
40 50
3-4
60 70
>5
> 80
Kaku
Sedang
Lunak
Posisi
Tengah
St 2
Secara mekanik dengan kateter dan balon Menyebabkan pelunakan dan pendataran serviks
Ini
dapat menyebabkan amniotomi yang dini Metode ini efektif dengan cara memproduksi prostaglandin lokal bersamaan dengan dilatasi langsung
Lebih sedikit hipertonus dan abnormalitas nilai DJJ dibanding secara farmakologis
Prostaglandin
Vaginal :
Lebih mudah diberikan Lebih mudah di pindahkan Lebih sedikit kemungkinan diletakkan di ekstra amnion Lebih sedikit meyebabkan ketidaknyamanan pasien
Prostaglandin E2
Kontraksi miometrium Pada serviks : pemecahan kolagen dan deposit proteoglikan vasodilator bronkodilator Efek motilitas GI dan sekresi
intraserviks (Prepidil )
prostaglandin E2 0.5 mg dalam serviks prostaglandin E2 1 atau 2 mg dalam fornix posterior prostaglandin E2 10 mg into dalam fornix posterior
MISOPROSTOL (PGE1), dosis 25ug/6jam, rata rata hanya diperlukan 2 kali intravaginal.
di RS oleh yg berpengalaman Di monitor secara benar dgn FHR dan aktifitas uterus Jika tidak terjadi persalinan, nilai ulang, bila perlu pilih cara induksi yang lain
Prostaglandin E - Keuntungan
Meningkatkan penerimaan pasien Menurunkan angka persalinan operatif Kebutuhan berkurang untuk induksi dengan oksitosin Dapat digunakan pada KPD
Prostaglandin E - Kerugian
Efek samping
hiperstimulasi CVS events nausea, vomiting, diare
Hindari menempatkan PG dekat ke miometrium Gunakan dengan hati2 pada pasien dengan SC sebelumnya Jangan diulangi lebih sering dari setiap 6 jam Tunggu 6 jam sebelum infus oksitosin diikuti dengan jel
Oksitosin
Vaginal prostaglandin
Amniotomi
Menyebabkan persalinan Efektif bila serviks sudah matang Sering dilakukan bersamaan dengan oksitosin Hati2 pada kasus2 presentasi yang masih tinggi ( resiko prolapsus tali pusat)
Efek oksitosin
Kontraksi miometrium serviks - tidak ada efek langsung vasoaktif
Kemungkinan hipotensi pada bolus iv Kemungkinan intoksikasi air dengan oksitosin dosis tinggi
antidiuretik
Pedoman Oksitosin
Serviks sudah matang (favourable) Petugas yang berpengalaman dan ada sarana utk operasi SC EFM tergantung pada indikasi Pemberian
Intravena dgn bermacam konsentrasi tapi hindari pemberian cairan yang banyak
Uterus hipertonik
Hentikan oksitosin jika sedang diberikan Pada bolus intravenous Persiapan persalinan darurat Pertimbangkan pemberian preparat tokolitik
WASPADA Postpartum:
Bisa timbul HPP Pada setiap pasien yang di induksi , beri oksitosin bolus post partum ( oksitosin 10 units I.M. 20 units 1L 100 cc/hr untuk 2 jam atau lebih )
Kesimpulan
Alasan untuk induksi harus jelas, meyakinkan dan tercatat risiko dan keuntungan harus didiskusikan dengan pasien Keinginan pasien harus dipertimbangkan Matangkan serviks sebisa mungkin Cocokkan cara dengan kebutuhan dan status serviks
VAGINAL DELIVERY
HAPPY MOM
HAPPY BABY