Anda di halaman 1dari 4

IKHTISAR PUSTAKA

KESURUPAN, TINJAUAN DARI SUDUT BUDAYA DAN PSIKIATRI

Ni Ketut Sri Diniari, Nyoman Hanati


Bagian/SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

ABSTRAK

Kesurupan merupakan sindrom terkait budaya, yang lazim terjadi di Indonesia termasuk Bali. Hal ini terlihat dalam kegiatan
ritual keagamaan dan budaya, juga dalam situasi di luar itu seperti di sekolah (kesurupan masal), rumah, atau lingkungan
masyarakat. Sindrom ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan identitas diri dan kesadaran
terhadap lingkungannya; dalam beberapa kejadian individu berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan
gaib, malaikat atau ’kekuatan lain’. Sampai saat ini belum ada kesamaan pendapat mengenai kesurupan, apakah hanya terkait
budaya tertentu ataukah merupakan bagian dari gangguan mental. DSM-IV-TR dan PPDGJ-III memasukkan trans dan
kesurupan sebagai gangguan mental (disosiatif) untuk kesurupan yang terjadi di luar kemauan individu, bukan merupakan
aktivitas biasa, dan di luar konteks ritual budaya dan agama. (MEDICINA 2012;43:37-40).

Kata kunci: kesurupan, budaya, psikiatri

POSSESSION, REVIEW FROM CULTURAL AND PSYCHIATRY

Ni Ketut Sri Diniari, Nyoman Hanati


Department of Psychiatry, Medical School, Udayana University/Sanglah Hospital, Denpasar

ABSTRACT

Possession is a culture related syndrome, commonly found in Indonesia including Bali. We can see this event in religion
and cultural ceremony and at other times at school, home, and in society. This syndrome consist of temporary loss of
self identification and environment awareness; in several events a person acts as if he/she was controlled by other being,
magic force, spirit or ‘other forces’. There are still several different opinions about trance-possession, whether it is related
to certain culture or is a part of mental disorder. DSM-IV-TR and PPDGJ-III defined trance-possession as mental disorder
(dissociative) for involuntary possession, if it is not a common activity, and if it is not a part of religion or cultural event.
(MEDICINA 2012;43:37-40).

Keywords: possession, culture, psychiatry

PENDAHULUAN tertentu pada keluarganya, seniman- setiap bangsa dan agama. Fenomena
seniman berusaha kerauhan untuk kesurupan ini juga pernah terjadi di
Kedekatan hubungan memperoleh inspirasi saat berkarya.1 Amerika Serikat sesaat setelah film
antara manusia Bali dengan alam Pada pementasan beberapa kesenian horor ’The Exorcist’ diluncurkan
lingkungannya, ‘sekala’ maupun tradisional seperti tari Sanghyang pada tahun 1973. Katholik Vatikan
‘niskala’ tidak hanya tercermin Jaran, Sanghyang Dedari, Tari bahkan melakukan pendidikan
dalam filosofi keagamaan maupun Kecak, maupun kesenian daerah khusus bagi pastor pengusir setan.
ritualnya tetapi juga dengan lain seperti Debus, Kuda Lumping Tanggapan masyarakat Indonesia,
fenomena kerauhan. Kerauhan makan beling, dan lain-lain akan fenomena kesurupan sering
dalam budaya lain dikenal sebagai memperlihatkan orang–orang yang dikaitkan dengan gangguan dari
kesurupan, trance, possession. mengalami kesurupan. Fenomena ini roh-roh halus yang mengambil
Kesurupan sendiri aplikasinya tidak tidak terlepas dengan faktor budaya alih tubuh korban selama beberapa
terbatas pada ritual-ritual keagamaan, setempat, dalam hal ini sering disebut waktu dan membuat korban tidak
melainkan juga pada berbagai segi culture-bound phenomena.2,3 sadar akan apa yang ia perbuat. Pada
kehidupan orang Bali. Para Balian Fenomena kesurupan massal masyarakat kita, paham seperti ini
(dukun) akan kerauhan untuk pada anak-anak sekolah sering kita merupakan paham tradisional yang
meminta petunjuk pengobatan, saksikan pada media masa, dan turun temurun dan berkembang
para leluhur akan meminjam seolah menjadi peristiwa yang lazim dalam masyarakat.3
badan salah satu keturunannya terjadi pada masyarakat Indonesia. Beberapa ahli memiliki
saat ingin menyampaikan pesan Fenomena ini juga terjadi pada pendapat yang berbeda-beda

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 37


MEDICINA • VOLUME 43 NOMOR 1 • JANUARI 2012

mengenai kesurupan. LK Suryani1,4 kepercayaan-kepercayaan tertentu, masa nyejer inilah umat mendapat
berpendapat kesurupan/kerauhan maka kebudayaan itu memungkinkan kesempatan untuk menghaturkan
adalah keadaan dimana seseorang timbulnya sindrom yang terkait sembah serta berkomunikasi dengan
diambil alih kemampuannya oleh kebudayaan, dan sindrom ini akan para junjungannya, salah satunya
spirit, roh atmannya sendiri, atau muncul bilamana ada peristiwa dengan cara kerauhan.3
oleh energi lain di luar pemikirannya, atau ketegangan-ketegangan dalam
sedangkan ahli negara Barat kelompok orang yang mempunyai KESURUPAN SEBAGAI
berpendapat bahwa kesurupan kebudayaan tadi. Jadi ibaratnya GANGGUAN MENTAL
adalah suatu sindrom yang terkait gangguan ini diasuh oleh suatu TERKAIT BUDAYA DI BALI
budaya. Beberapa ahli lain memberi kebudayaan.8,9
pendapat berbeda yaitu walaupun Kesurupan menyebabkan Bebainan adalah gangguan
manifestasinya berbeda-beda sesuai seseorang bebas mengungkapkan jiwa yang berhubungan dengan
dengan budaya masyarakat, tetapi emosi secara terang-terangan, budaya, dimana orang Bali percaya
terlihat yang mendasarinya adalah seperti marah, iri hati, kekerasan jiwa individu sedang dikuasai oleh
sama yaitu disosiasi.5 Belum adanya fisik, tanpa mendapat sangsi dari kekuatan jahat yang dinamakan
kesamaan pendapat akan kesurupan, masyarakat. Pada saat kesurupan ’bebai’. Bebainan hanya berlangsung
apakah hanya terkait budaya orang dikuasai oleh suatu kekuatan, 15 menit-1 jam, beberapa kejadian
tertentu ataukah merupakan bagian sehingga perilakunya tidak bisa dapat lebih dari satu jam. Setelah
dari gangguan jiwa yang terjadi di dikendalikan dan ia tidak bisa serangan, 63% penderita merasakan
masyarakat. Tidak jarang kedua disalahkan karena perilaku itu. sangat ngantuk, yang lainnya
keadaan ini secara ilmiah sukar Dalam keadaan kesurupan, merasa gelisah/resah, dan susah
dibedakan karena kepercayaan dan orang dipercaya menerima atau tidur. Perasaannya dirasa tenang
kebudayaan juga dapat menimbulkan mengungkapkan perasaan dan dilaporkan sebanyak 59%, yang lain
konflik dan stres.6 Sebaliknya, informasi dari dewa atau suatu merasa cemas, perasaan berkabut/
konflik dan stres pada seseorang kekuatan.4 Orang yang kesurupan melayang-layang dan kosong, dan
dapat pula diekspresikan menjadi biasanya mempunyai kepribadian tidak tahu apa yang harus dilakukan.
hal yang dapat diterima oleh budaya histrionik dengan keyakinan dan Dalam satu atau dua hari individu
setempat. Pada tulisan ini kesurupan kepercayaan yang kuat sebagaimana baru merasakan normal kembali.10,11
dibahas dari sudut pandang budaya halnya keinginan untuk mengalami Berdasarkan penelitian bebainan
dan psikiatri. kesurupan. Suasana lingkungan yang yang dilakukan oleh LK Suryani4,10
mendukung seperti bau wewangian/ tahun 1984 di Puri Klungkung,
KESURUPAN SEBAGAI asap kemenyan, semerbak bunga, dengan mengamati kejadian, gejala,
SINDROM TERKAIT BUDAYA nyanyian/kidung, musik/gamelan, keadaan premobid, kesadaran
atau suara monoton, sangat penderita dan keadaan setelah sadar,
Menurut kepercayaan mendukung terjadinya kesurupan.3,4 maka kemungkinan bebainan adalah
masyarakat, kesurupan terjadi bila Bagi masyarakat Bali, merupakan mekanisme disosiatif
roh lain memasuki seseorang dan kesurupan yang berkait dengan (gangguan disosiatif/konversi).
menguasainya. Orang itu menjadi budaya dan ritual keagamaan Kesurupan massal seolah
lain dalam hal bicara, perilaku dan disebut sebagai ’kerauhan/ menjadi peristiwa yang lazim
sifatnya; perilakunya menjadi seperti kalinggihan’. Kerauhan berfungsi terjadi di masyarakat Indonesia.
kepribadian yang ”memasukinya”.7 sebagai jembatan komunikasi antara Fenomena kesurupan massal dapat
Bagaimana kaitan sindrom ini sekala dan niskala, atau antara para digambarkan seperti fenomena
dengan kebudayaan masih belum dewa dengan manusia. Kepercayaan tepuk tangan, dimana apabila ada
jelas benar. Diduga sindrom ini penganut agama Hindu di Bali, salah satu yang bertepuk tangan
ada hubungan dengan kepercayaan para dewa dan leluhur sebagai yang lain juga mengikuti perilaku
yang hidup dalam suatu kebudayaan pengejawantahan sinar suci berada bertepuk tangan. Dalam fenomena
tertentu dan kepercayaan ini hidup amat dekat dengan pemujanya. Saat ini ada efek sugesti yang terjadi pada
dalam individu, baik secara sadar ritual tertentu, akan dimulai dengan orang lain, dimana orang tersebut
maupun tak sadar, mengenai mitos- para dewa ”dipendak” (dijemput akan berperilaku yang sama dengan
mitos/kepercayaan supranatural atau diundang) untuk datang. orang yang sebelumnya. Adanya
yang hidup dalam kebudayaan Kemudian mereka dipersilakan sugesti yang terlibat didalamnya,
yang bersangkutan. Jika dalam ”nyejer” (menempati tahta) selama terbukti oleh adanya penyebaran
kebudayaan tertentu terdapat berlangsung ritual tersebut. Dalam serangan pada kontak baru. Dari

38 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN


Kesurupan, Tinjauan dari Sudut Budaya dan Psikiatri | Ni Ketut Sri Diniari, Nyoman Hanati

semua kajian ini, bahwa serangan b) Perilaku atau gerakan Pedoman Penggolongan
adalah suatu fenomena disosiatif, stereotipik yang dirasakan dan Diagnosis Gangguan Jiwa-
atau kesurupan yang terjadi sebagai di luar kendali orang III (PPDGJ-III) memasukkan
bagian dari gangguan mental.4 tersebut. Gangguan Trans dan Kesurupan
2) Kesurupan (possession- dalam kelompok Gangguan
KESURUPAN DARI SUDUT trance), suatu perubahan disosiatif (konversi) dengan
PANDANG PSIKIATRI tunggal atau episodik dalam pedoman diagnostik sebagai
keadaan kesadaran yang berikut: 14

Banyak peneliti dan klinisi ditandai oleh penggantian rasa • Gangguan ini menunjukkan
berpikir kesurupan sebagai identitas pribadi yang biasanya kehilangan sementara aspek
fenomena disosiatif terkait dengan dengan identitas baru. Hal ini penghayatan akan identitas
kemampuan seseorang untuk dipengaruhi oleh suatu roh, diri dan kesadaran terhadap
dihipnotis (hipnotizability).12 kekuatan, dewa, atau orang lain, lingkungannya; dalam beberapa
Disosiasi ada juga yang menganggap seperti yang dibuktikan oleh kejadian, individu tersebut
sebagai suatu pertahanan terhadap satu (atau lebih) berikut ini: berperilaku seakan-akan
trauma. Banyak jenis penelitian a) Perilaku atau gerakan dikuasai oleh kepribadian lain,
yang menyatakan hubungan antara meniru/ stereotipik dan kekuatan gaib, malaikat, atau
disosiatif dengan peristiwa traumatik, ditentukan secara kultural ’kekuatan lain’.
khususnya penyiksaan fisik dan yang dirasakan sebagai • Hanya gangguan Trans yang
seksual pada masa anak-anak. Teori- dikendalikan oleh hal- ’involunter’ (di luar kemauan
teori perilaku menganggap reaksi- hal yang menyebabkan individu) dan bukan merupakan
reaksi disosiatif sebagai respon- kesurupan ( possessing aktivitas yang biasa, dan bukan
respon pelarian yang dimotivasi agent ). merupakan kegiatan keagamaan
oleh tingkat kecemasan yang sangat b) Amnesia penuh atau ataupun budaya yang boleh
tinggi.12,13 sebagian terhadap dimasukkan dalam pengertian
Kesurupan dalam DSM- kejadian. ini.
IV-TR termasuk dalam gangguan • Tidak ada penyebab organik
disosiatif yang tidak ditentukan atau B. Keadaan trance atau (misalnya epilepsi lobus
NOS ( Not Otherwise Specified). kesurupan adalah tidak diterima temporalis, cedera kepala,
DSM-IV-TR memasukkan dalam sebagai bagian normal dari intoksikasi zat psikoaktif) dan
apendiksnya suatu kriteria diagnostik kelompok praktek kultural atau bukan bagian dari gangguan jiwa
gangguan trance-disosiatif.12 religius. tertentu (misalnya skizofrenia,
Kriteria riset untuk Gangguan gangguan kepribadian
Trance-Disosiatif menurut DSM- C. Keadaan trance atau multipel).
IV-TR: kesurupan menyebabkan
penderitaan yang bermakna RINGKASAN
A. Salah satu (1) atau (2): secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan, Kesurupan merupakan
1) Trance, yaitu perubahan keadaan atau fungsi penting lainnya. sindrom yang lazim terjadi di
kesadaran atau hilangnya rasa Indonesia termasuk Bali. Kesurupan
identitas pribadi yang biasanya D. Keadaan trance atau sering terlihat dalam kegiatan
yang terjadi secara sementara kesurupan tidak terjadi semata- ritual keagamaan dan budaya,
dan jelas tanpa penggantian mata selama perjalanan suatu disamping dalam situasi di luar
oleh identitas pengganti, disertai gangguan psikotik ( termasuk itu, seperti di sekolah, rumah, atau
dengan sekurangnya satu dari gangguan mood dengan ciri lingkungan masyarakat. Sindrom
berikut: psikotik dan gangguan psikotik ini menunjukkan adanya kehilangan
a) Penyempitan kesadaran singkat ) atau gangguan identitas sementara aspek penghayatan akan
tentang sekeliling, disosiatif dan tidak karena efek identitas diri dan kesadaran terhadap
atau penyempitan dan fisiologis langsung dari suatu lingkungannya; dalam beberapa
pemusatan perhatian zat atau suatu kondisi medis kejadian individu berperilaku seakan-
selektif yang tidak umum. akan dikuasai oleh kepribadian
biasanya terhadap stimuli lain, kekuatan gaib, malaikat atau
lingkungan. ’kekuatan lain’.

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 39


MEDICINA • VOLUME 43 NOMOR 1 • JANUARI 2012

Masih belum ada kesamaan 8. Philadelphia: Lippincott Cambridge University Press,


pendapat mengenai kesurupan, Williams & Wilkins, 2005; h. 2007; h.141-56.
apakah hanya terkait budaya 2282-92. 10. Suryani LK, Maramis WF,
tertentu, ataukah merupakan bagian 3. Swadiana JMO, Putrawan N. Hanafi M. Bebainan ditinjau
dari gangguan mental. DSM-IV-TR Kesurupan, membahas tradisi dari sudut psikiatri. Dibawakan
dan PPDGJ-III memasukkan trans kerauhan di Bali. Denpasar: pada kongres nasional II
dan kesurupan sebagai gangguan Majalah Hindu Raditya, April PNPNCH. Bandung: 17-19
mental (disosiatif) untuk gangguan 2007; h. 13-89. November 1980; h.1-20.
kesurupan yang involunter 4. Jensen GD, Suryani LK. Orang 11. Suryani LK. Cultural factor,
(diluar kemauan individu), bukan Bali, penelitian ulang tentang religious beliefs, and mentall
merupakan aktivitas biasa, dan bukan karakter. Bandung: Penerbit illness in Bali: Indonesia.
merupakan kegiatan keagamaan ITB Bandung, 1996; h. 110-6. Dalam: Al-Issa I, penyunting.
ataupun budaya. Gangguan mental 5. Khalifa N, Hardie T. Possession Handbook of Culture and
terkait budaya di Bali adalah and jinn. J R Soc Med. Mental Illness: an International
’bebainan’ dan kesurupan massal. 2005;98:351-3. Perspective. United States
Bila kesurupan terjadi karena 6. Guarnaccia PJ, Rogler LH. of America: International
konflik dan stres psikologik, maka Research on culture-bound Universities Press Inc, 1995; h.
keadaan ini dinamakan reaksi syndromes: new directions. Am 203-13.
disosiatif/konversi. Bila disosiatif J Psychiatry. 1999;156:1322-7. 12. Sadock BJ, Sadock VA. Synopsis
terjadi karena pengaruh kepercayaan 7. Maramis WF. Catatan ilmu of psychiatry behavioral
dan kebudayaan, maka dinamakan kedokteran jiwa. Cetakan ke-9. sciences/clinical psychiatry.
kesurupan/kerauhan. Surabaya: Airlangga University Edisi ke-10. Philadelphia:
Press, 2005; h. 413-20. Lippincott Williams & Wilkins,
DAFTAR PUSTAKA 8. Abidin NZ. Suatu tinjauan 2007; h. 665-79.
mengenai sindroma yang terkait 13. Davidson GC, Neale JM, Kring
1. Suryani LK, Jensen GD. pada kebudayaan. Dalam: Jiwa AM. Psikologi abnormal. Edisi
Trance and possession in Bali, majalah psikiatri, Indonesian ke-9. Jakarta: Divisi Buku
a window on western multiple psychiatric quarterly tahun Perguruan Tinggi PT Raja
personality, possession disorder, XXIV no. 3. Jakarta: Yayasan Grafindo Persada, 2006; h. 255-
and suicide. Bandung: Penerbit Kesehatan Jiwa Darmawangsa, 70.
ITB Bandung, 1999; h. 19-196. 1991; h.1-7. 14. WHO. Pedoman penggolongan
2. Trujillo M. Culture-bound 9. Bhugra D, Sumathipala A, dan diagnosis gangguan jiwa di
syndromes. Dalam: Kaplan Siribaddana S. Culture-bound Indonesia III. Cetakan pertama.
HI, Sadock BJ, penyunting. syndromes: a re-evaluation. Jakarta: Departemen Kesehatan
Comprehensive Textbook Dalam: Bhugra D, Bhui K, RI Direktorat Jenderal
of Psychiatry. Edisi ke- penyunting. Textbook of Pelayanan Medik, 1993; h. 196-
Cultural Psychiatry. New York: 203.

40 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN

Anda mungkin juga menyukai