KELOMPOK 4
G E G A R B U D AYA
( C U LT U R E S H O C K )
P E N G E R T I A N G E G A R B U D AYA
P E N Y E B A B G E G A R B U D AYA
G E J A L A G E G A R B U D AYA
TA H A PA N D A L A M G E G A R B U D AYA
S O LU S I P E M E C A H A N M A S A L A H G E G A R
B U D AYA
U
Fase Fase
optimis penyesua
ian
Fase
Masalah
co ve ry
cultural re
FAKTOR PENYEBAB
Fenomena culture shock bersifat kontekstual dan dialami
dengan berbeda-beda dari generasi ke generasi
berikutnya. Faktor yang mendorong bagaimana
munculnya culture shock juga akan sangat spesifik
tergantung pada di daerah mana individu tersebut
berasal, di daerah mana individu berada, serta pada
tahun atau masa seperti apa, akan sangat bervariasi.
Ketakutan merupakan faktor terbesar yang mendorong
timbulnya kecemasan ketika individu mengetahui akan
menempati tempat yang berbeda dalam jangka waktu yang
tidak singkat. Ketakutan ini akan menimbulkan sebuah
kecemasan dan akan menjalar kepada rasa percaya diri yang
kurang. Dengan rasa percaya diri yang kurang tersebut
individu akan cenderung memperoleh hasil yang kurang
maksimal dalam berinteraksi atau berusaha menyesuaikan
diri dengan lingkungan barunya. Inilah yang kemudian harus
segera diatasi agar tidak menjadi berkelanjutan.
Parrillo (2008) menyatakan ada beberapa faktor
yang mempengaruhi culture shock yaitu:
Pergaulan teknologi
Bahasa
Adat
Adat istiadat
istiadat
Sehari-hari
Ekonomi Agama
Agama
geografis
geografis
GEJALA
Jika seseorang memasuki alam kebudayaan baru, maka
timbul semacam kegelisahan dalam dirinya. Sebetulnya
kecenderungan untuk mengalami hal seperti itu adalah
alamiah. Akan tetapi kadang-kadang kegelisahan tersebut
berubah menjadi rasa takut, frustasi dan tidak percaya
diri. Maka hal ini disebut sebagai mengalami culture
shock atau gegar budaya. Yaitu masa khusus transisi
serta perasaan –perasaan unik yang timbul dalam diri
orang setelah ia memasuki kebudayaan baru
GEJALA
Orang yang mengalami fenomena culture shock menurut
Dodd dalam Ilya (KAB, hal 110) ini akan merasakan
gejala-gejala fisik seperti gejala-gejala fisik seperti
pusing, sakit kepala, sakit perut, tidak bisa tidur,
ketakutan yang berlebihanterhadap hal-hal yang kurang
bersih, kurang sehat, tidak berdaya, dan menarik diri,
takut ditipu, dirampok, dilukai, melamun, kesepian,
disorientasi dan lain-lain
REAKSI PADA CULTURE SHOCK
Reaksi terhadap culture shock bervariasi antara 1 individu
dengan individu lainnya, dan dapat muncul pada waktu
yang berbeda. Rekasi-reaksi yang mungkin terjadi, antara
lain:
antagonis/ memusuhi terhadap lingkungan baru.
rasa kehilangan arah
rasa penolakan
gangguan lambung dan sakit kepala
homesick/ rindu pada rumah/ lingkungan lama
rindu pada teman dan keluarga
merasa kehilangan status dan pengaruh
menarik diri
menganggap orang-orang dalam budaya tuan rumah
tidak peka
TAHAPAN CULTURE SHOCK I
Dodd menjelaskan ada beberapa tahapan dalam culture
shock ini antara lain:
1. harapan besar (eager expectations)
yakni orang tersebut merencanakan untuk memasuki
kebudayaan kedua atau kebudayaan baru. Rencana
tersebut dibuatnya dengan bersemangat walaupun ada
perasaan was-was dalam menyongsong kemungkinan yang
bias terjadi.Sekalipun demikian dia optimis menghadapi
masa depan yang perencanaan selanjutnya
2. semua begitu indah (everything is beautiful)
yakni segala sesuatu yang baru terasa menyenangkan.
Walaupun mungkin beberapa gejala seperti tidak bias tidur
atau perasaan gelisah dialami, tetapi rasa keingintahuan
dan antusiasme dengan cepat dapat mengatasi perasaan
3. semua tidak menyenangkan (everything is awful)
sudah mulai menerima adat-istiadat itu sebagai cara hidup yang lain.
Bahasa
Adat
Adat istiadat
istiadat
Sehari-hari
Ekonomi Agama
Agama
geografis
geografis
Masalah Penyesuaian Diri Dalam Lingkungan
Budaya