Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2BA01
ILMU KOMUNIKASI
PENDAHULUAN
1. Perbedaan dalam Nilai dan Norma Budaya: Perbedaan dalam nilai-nilai budaya, norma-norma
sosial, etika, dan moral seringkali menjadi pemicu utama gegar budaya. Ini mencakup perbedaan
dalam pandangan terhadap waktu, hierarki, individualisme versus kolektivisme, dan sebagainya.
2. Perbedaan Bahasa dan Komunikasi: Bahasa merupakan elemen sentral dalam budaya.
Perbedaan bahasa dan gaya komunikasi, termasuk bahasa tubuh dan
wajah, dapat menjadi hambatan yang signifikan dalam berinteraksi.
3. Perbedaan dalam Struktur Sosial dan Masyarakat: Perbedaan dalam struktur sosial, seperti
peran gender, hierarki keluarga, dan norma perilaku sosial, juga dapat memicu rasa
ketidaknyamanan dan gegar budaya.
4. Isolasi Sosial: Ketika individu merasa terisolasi atau kesulitan untuk memahami lingkungan
sosial yang baru, hal ini dapat memperparah perasaan gegar budaya.
5. Perubahan dalam Lingkungan Fisik: Perubahan yang drastis dalam lingkungan fisik, seperti
perubahan iklim, geografi, atau infrastruktur, juga dapat memengaruhi terjadinya gegar budaya.
2.2 Dampak Gegar Budaya terhadap Kesehatan Mental
Perbedaan budaya yang dihadapi oleh individu yang baru saja berpindah tempat tinggal ternyata
bisa menyebabkan kecemasan dan memengaruhi kesehatan fisik mereka. Meskipun beberapa
orang dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut, banyak yang mengalami kesulitan ketika
mereka menghadapi culture shock atau gegar budaya.
Sesuai dengan namanya, culture shock menggambarkan reaksi mental yang terjadi ketika
seseorang menghadapi perubahan budaya yang asing bagi mereka. Culture shock sering dialami
oleh individu yang melakukan perjalanan ke luar negeri, baik untuk bekerja, belajar, atau pindah
tempat tinggal. Masalah ini bisa memengaruhi individu hingga tingkat tertentu saat mereka
berada di lingkungan baru.
Dampak dari gegar budaya atau culture shock sendiri sangat berpengaruh kepada kesehatan
mental sehingga dapat menimbulkan sejumlah efek negatif seperti:
Kesehatan mental individu sering terpengaruh akibat culture shock, yang dapat menimbulkan
sejumlah efek negatif seperti:
1. Rasa Cemas
Orang yang mengalami culture shock sering merasa gelisah dan khawatir, terutama karena
mereka berada di lingkungan yang asing dan mengalami perubahan budaya yang signifikan.
2. Depresi
Individu dapat mengalami gejala depresi, seperti perasaan sedih, kehilangan minat, dan
perasaan putus asa akibat kesulitan beradaptasi dengan budaya yang berbeda.
3. Isolasi Sosial
Kurangnya pemahaman terhadap budaya baru dan hambatan komunikasi dapat
menyebabkan isolasi sosial yang berdampak pada kesejahteraan mental.
4. Stres
Perubahan budaya dan lingkungan yang drastis dapat menimbulkan stres yang berdampak
negatif pada kesehatan mental.
5. Ketidaknyamanan Emosional
Perasaan ketidaknyamanan emosional, seperti kebingungan dan frustrasi, sering muncul saat
individu berusaha beradaptasi dengan budaya yang berbeda.
6. Masalah Tidur
Culture shock juga dapat memengaruhi pola tidur individu, menyebabkan insomnia atau
perubahan dalam tidur.
7. Perubahan Mood
Individu mungkin mengalami fluktuasi mood yang signifikan, mulai dari kegembiraan
hingga rasa putus asa, karena perasaan yang tidak stabil selama proses penyesuaian.
Gegar Budaya atau Culture Shock dapat dianggap sebagai gangguan kesehatan mental yang
muncul saat individu menghadapi lingkungan yang sama sekali baru tanpa pengalaman
sebelumnya. Saat pertama kali terjun ke dalam lingkungan yang asing ini, banyak individu
merasa kewalahan karena mereka dihadapkan pada tugas berat untuk beradaptasi dengan
kehidupan yang baru dan tak dikenal.
Kesehatan mental memiliki keterkaitan erat dengan gegar budaya karena perubahan budaya dan
lingkungan memengaruhi perubahan perilaku dan pikiran individu. Perubahan perilaku ini
didasari oleh perubahan pandangan dan pemahaman yang memerlukan penyesuaian dalam
lingkungan baru. Ini bukan hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga pada aspek mental.
Lingkungan yang berubah memaksa individu untuk merubah cara berpikir, berbicara,
berpakaian, serta cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Transformasi ini memerlukan
kesiapan fisik dan mental yang signifikan. Jika individu gagal beradaptasi dan mengatasi
perubahan ini, kesehatan mental mereka bisa terganggu.
Gegar budaya adalah tantangan yang memerlukan kesiapan individu secara fisik dan mental
untuk bertransformasi dan berintegrasi ke dalam budaya yang baru. Gagal dalam menghadapi
tantangan ini dapat berdampak pada kesehatan mental individu, termasuk gejala kecemasan,
depresi, dan isolasi sosial. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang culture shock
dan kemampuan untuk mengelolanya adalah penting dalam menjaga kesehatan mental saat
berada dalam lingkungan budaya yang baru.
Gegar budaya tidak selalu memiliki dampak negatif pada kesehatan mental; sebaliknya, itu bisa
menghadirkan efek positif. Ketika seseorang mengalami culture shock, itu bisa membawa
perasaan kebahagiaan karena merasakan pengalaman baru dalam lingkungan yang berbeda.
Selain itu, ini juga membuka peluang untuk bersosialisasi dengan orang-orang baru.
Perlu dicatat bahwa reaksi terhadap culture shock dapat bervariasi dari individu ke individu.
Beberapa orang mungkin merasa terbebani oleh perubahan lingkungan, sementara yang lain
mungkin melihatnya sebagai kesempatan untuk pertumbuhan pribadi dan pengayaan
pengalaman. Kunci utamanya adalah bagaimana individu mengelola dan beradaptasi dengan
tantangan yang muncul saat menghadapi budaya yang berbeda. Dengan pemahaman dan
keterbukaan untuk pengalaman baru, culture shock bisa menjadi peluang positif untuk
pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
BAB III
KESIMPULAN
Gegar budaya, atau culture shock, adalah situasi yang muncul ketika seseorang dihadapkan pada
perubahan budaya yang besar, yang bisa berdampak serius pada kesehatan mental mereka.
Faktor-faktor seperti perbedaan dalam nilai-nilai budaya, bahasa, struktur sosial, isolasi sosial,
dan perubahan lingkungan fisik dapat menjadi pemicu utama dari gegar budaya ini. Dampaknya
mencakup peningkatan kecemasan, depresi, isolasi sosial, stres, ketidaknyamanan emosional,
gangguan tidur, perubahan mood, dan kesulitan dalam proses pembelajaran. Keterkaitan erat
antara culture shock dan kesehatan mental menegaskan pentingnya persiapan fisik dan mental
bagi individu saat menghadapi tantangan ini, serta bahwa hasilnya bisa bermanfaat atau
merugikan tergantung pada pendekatan yang mereka ambil.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Ary H. (2000). Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai
Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 16.
Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi ke-3.
Jakarta: Balai Pustaka.
Basri, C. N., & Ridha, A. A. (2020). "Gegar Budaya dan Motivasi Belajar pada Mahasiswa
yang merantau di kota Makassar." Jurnal Pendidikan Makassar, 25(1), E-ISSN 2579-6518.
Maizan, S. H., Bashori, K., & Hayati, E. N. (2020). Analytical Theory: Gegar Budaya (Culture
Shock). PSYCHO IDEA, Tahun 18(2), ISSN 1693-1076 (Print), ISSN 2654-3516 (Online).
Pramudiana, I. D., & Setyorini, T. D. (2019). Hubungan Antara Gegar Budaya Dengan
Penyesuaian Sosial Siswa Papua di Magelang. Jurnal PRAXIS, Volume 1(2).
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/apa-dampak-buruk-culture-shock-bagi-kesehatan-
mental-gbNz
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/info-psikologi/5-dampak-culture-shock-
bagi-kesehatan-mental-yang-tidak-boleh-disepelekan-1zzl4Bdr7YW