Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN TUGAS LAPANGAN: PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

CULTURE SHOCK MAHASISWA ASING YANG KULIAH DI UNNES

(Disusun guna memenuhi tugas project mata kuliah Kajian Aktual Psikologi
Sosial)

Dosen Pengampu:

Drs. Sugiyarta Stanislaus, M. Si.

Pundani Eki Pratiwi S.Psi., M.Psi.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Nova Rizki Saputra 1511421109

Levian Abiyuzha 1511421115

Sofyan Bagus Andreano 1511421128

Muhammad Maulana 1511421136

Dimas Wijoseno Ramadhan 1511421137

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 2

Culture Shock ...................................................................................................... 2

Cultural Differences ............................................................................................ 5

Rasisme ............................................................................................................... 6

Adaptasi Manusia .............................................................................................. 13

METODE PENGAMBILAN DATA ................................................................. 14

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 14

KESIMPULAN.................................................................................................... 20

SARAN ................................................................................................................. 21

LAMPIRAN ......................................................................................................... 23

A. TRANSKRIP WAWANCARA

B. DOKUMENTASI WAWANCARA

ii
PENDAHULUAN
Setiap orang yang berpindah dari daerah asalnya ke daerah lain memiliki
potensi untuk merasakan kebingungan atau mungkin terkejut karena adanya
perbedaan budaya, cara berkomunikasi, dan cara berperilaku. Indonesia yang
merupakan negara dengan suku dan bahasa daerah yang sangat beragam dapat
memungkinkan untuk memunculkan fenomena tersebut, bahkan untuk yang warga
negara Indonesia itu sendiri. Misalnya saja orang dari JABODETABEK yang
pindah ke daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur pasti akan cukup kaget
dengan perbedaan budaya yang muncul seperti cara berbicara, tata sopan santun
yang dipegang, dan unsur budaya yang masih kental.

Rasa terkejut, yang mungkin juga diiringi dengan rasa gelisah karena
bersentuhan dengan budaya baru yang berlainan dengan budaya yang dipegang
dinamakan dengan fenomena Culture Shock (Oberg, K., 1960). Culture shock
adalah fenomena yang bisa dirasakan setiap orang yang memiliki budaya
bersentuhan dengan budaya lain yang berlainan dengan budayanya, tidak terkecuali
orang asing yang masuk ke suatu negara. Orang asing yang masuk ke negara lain
yang budayanya berseberangan atau mungkin berlainan dengan budaya yang dianut
cenderung merasakan fenomena ini dan tidak jarang menimbulkan rasa tidak
nyaman, gelisah, ataupun takut (Uno, 2022).

Culture shock disebabkan oleh faktor intrapersonal yang berkaitan dengan


karakteristik baik fisik maupun keterampilan, faktor variasi budaya yang berkaitan
dengan tingkat perbedaan budaya dan faktor manifestasi sosial politik yang
berkaitan dengan lingkungan dan budaya luar yang baru (Uno, 2022). Culture shock
sendiri merupakan fenomena yang dapat diukur dan terdapat beberapa alat untuk
mengukurnya (Furham, 2012). Penelitian mengenai culture shock yang dirasakan
mahasiswa asing di asrama putra UNNES penting untuk dilakukan karena
kurangnya penelitian yang ada sekaligus membantu mahasiswa asing tersebut
menyalurkan aspirasinya mengenai hal-hal yang bersifat kultural kepada pihak
universitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui culture shock yang mungkin
dialami oleh mahasiswa asing yang menetap di asrama putra UNNES dan
bagaimana cara mereka untuk beradaptasi atau menghadapi fenomena tersebut.

1
Dibuatnya laporan ini dimaksudkan untuk mengemukakan fakta lapangan
mengenai fenomena culture shock yang mungkin dirasakan oleh mahasiswa asing
yang berkuliah di UNNES dan menetap di asrama putra UNNES.

TINJAUAN PUSTAKA
Culture Shock
Istilah culture shock pertama kali muncul dikemukakan oleh Oberg, K. (1960) yang
menyatakan bahwa Culture shock merupakan sebuah bentuk kejutan budaya yang
sering dialami oleh individu ketika berada dalam situasi, tempat, serta kebiasaan
yang berbeda dari kehidupan sebelumnya. Ketika seseorang berpindah ke negara
atau lingkungan yang memiliki nilai-nilai, norma, bahasa, dan kebiasaan yang
berbeda secara signifikan, dia mungkin mengalami culture shock. Ward (dalam
Uno, 2022) mendefinisikan culture shock sebagai suatu proses aktif dalam rangka
menghadapi perubahan Ketika ada dalam lingkungan yang masih kurang familiar.
Proses aktif ini terdiri dari affective, behavior, dan cognitive individu, yaitu reaksi
individu tersebut merasa, berperilaku, dan berpikir ketika menghadapi pengaruh
budaya kedua.

Hayqal (dalam Uno, 2022) mengatakan bahwa culture shock merupakan


gangguan ketika apapun yang biasanya dapat dihadapi di tempat tinggal asal
menjadi sama sekali berbeda dengan hal yang sama ketika dihadapi di lingkungan
baru yang asing. Sedangkan Furnham dan Bochner (dalam Uno, 2022) menyatakan
bahwa culture shock dapat terjadi ketika seseorang tidak mengenali kebiasaan
sosial dari budaya baru atau apabila ia mengenalinya maka dia tidak bersedia untuk
menampilkan 14 perilaku yang sesuai dengan aturan-aturan itu. Definisi ini
menolak penyebutan culture shock sebagai gangguan yang sangat kuat dari
rutinitas, ego, dan self-image individu.

Konsep dari culture shock ini berkembang seiring berjalannya waktu. Adler
(dalam Uno, 2022) mendefinisikan culture shock sebagai reaksi emosional terhadap
perbedaan budaya yang tak terduga dan kesalahpahaman pengalaman yang berbeda
sehingga dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya, mudah marah, dan ketakutan
akan di tipu, dilukai ataupun diacuhkan. Dengan kata lain, culture shock mengacu

2
pada reaksi langsung seseorang ketika menemukan perbedaan signifikan antara
budaya tempat asal ia tinggal dengan budaya dalam lingkungan barunya, sehingga
itu dapat menimbulkan perasaan yang tak berdaya karena tidak mengetahui
bagaimana menanggapi hal itu.

Berdasarkan beberapa pengertian sebelumnnya, dapat disimpulkan bahwa


Culture shock adalah perasaan keterkejutan, kebingungan, dan ketidaknyamanan
yang dialami seseorang ketika berada dalam lingkungan budaya yang sangat
berbeda dari budaya asalnya. Rasa terkejut ini datang Ketika individu yang baru
saja memasuki atau tinggal di lingkungan yang baru menemukan perbedaan yang
signifikan antara bagaimana budaya ia berasal dengan budaya baru ia sekarang
tinggal. Culture shock lebih mengarah kepada reaksi emosional seseorang dan juga
dapat mempengaruhi perilaku karena adanya kesalahpahaman.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan adanya culture shock, seperti


yang dikemukakan oleh parrillo (dalam Uno, 2022) yang menyatakan setidaknya
ada tiga penyebab dari culture shock, diantaranya adalah:

● Faktor Intrapersonal

Faktor intrapersonal ini meliputi keterampilan komunikasi, pengalaman


lintas budaya, toleransi atau kemandirian, dan akses ke sumber daya.
Karakteristik fisik seperti jenis kelamin, usia, penampilan, kesehatan, dan
kemampuan berkencan juga dapat berperan.

● Faktor Variasi Budaya

Fluktuasi budaya mengalami peralihan atau peralihan dari satu budaya ke


budaya lainnya. Individu dapat mengalami gegar budaya lebih cepat ketika
budaya yang dirasakan semakin berbeda. Dalam hal ini tentang adat istiadat,
tingkah laku individu, sosial, pendidikan, agama, bahasa dan aturan-aturan
dalam masyarakat. Semakin tinggi tingkat perbedaan budaya, semakin sulit
bagi seseorang untuk menciptakan hubungan yang harmonis dalam
interaksi.

3
● Faktor Manifestasi Sosial Politik

Faktor manifestasi sosial politik ini juga mempengaruhi culture shock.


Lingkungan atau ruang budaya baru dapat menimbulkan prasangka,
stereotip, dan intimidasi. Prasangka muncul dari lingkungan budaya baru
yang berbeda.

Culture shock merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari oleh karena
itu terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi culture shock,
Berikut ini adalah beberapa cara umum yang dapat membantu seseorang mengatasi
culture shock:

● Mempelajari budaya di daerah baru

Sebelum mengunjungi ke daerah baru, sebaiknya melakukan riset tentang


budaya tempat itu terlebih dahulu, termasuk nilai-nilai, norma, kebiasaan,
dan tradisi yang ada. Mempelajari aspek-aspek budaya tersebut dapat
membantu untuk memahami dan menghormati perbedaan budaya, sehingga
memudahkan proses adaptasi.

● Terlibat dalam Komunitas Lokal

Bergabung dengan kelompok atau organisasi yang memiliki minat yang


sama dapat membantu untuk membangun hubungan sosial dengan
penduduk lokal, belajar dari mereka, dan merasakan kehidupan sehari-hari
dalam budaya baru. Hal ini yang akan memudahkan dalam beradaptasi
dengan budaya yang baru, karena dengan cara ini kita dapat terintegrasi
dengan budaya lokal.

● Belajar Bahasa

Upayakan untuk mempelajari bahasa yang digunakan dalam budaya baru.


Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa lokal akan membuka pintu untuk
berinteraksi dengan orang-orang setempat, memahami budaya mereka
dengan lebih baik, dan merasa lebih terhubung dengan lingkungan sekitar.

4
● Bersikap Terbuka dan Fleksibel

Bersikap terbuka terhadap perbedaan budaya dan berusaha untuk menerima


dan menghormati cara hidup yang berbeda adalah langkah penting dalam
mengatasi culture shock. Fleksibilitas dalam berpikir dan bertindak
membantu Anda menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya secara lebih
mudah. Cara inilah yang akan membantu untuk mengurangi perasaan
terkejut Ketika kita menemukan sesuatu yang sebelumnya kita belum
ketahui.

● Berpikir Positif

Cobalah untuk melihat perbedaan budaya sebagai kesempatan untuk belajar


dan berkembang. Fokus pada hal-hal positif dalam budaya baru dan cari
kesamaan dengan budaya sendiri. Memiliki sikap positif dan optimis akan
membantu untuk menghadapi tantangan culture shock dengan lebih baik.

Cultural Differences
Menurut Diversity Dictionary (dalam Al-Obaydi, 2019) keragaman budaya adalah
Situasi yang mencakup representasi dari beberapa (biasanya semua) kelompok
dalam lingkungan yang ditetapkan seperti universitas atau tempat kerja. Sementara
menurut Burden dan Byrd (dalam Al-Obaydi, 2019) Keragaman budaya tercermin
dalam beragamnya nilai, keyakinan, sikap, dan aturan yang menentukan kelompok
budaya regional, etnis, agama, dan lainnya. Dan menurut Koentjaraningrat (dalam
Arif, 2013) kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu.
Maka dari itu Cultural Differences adalah perbedaan representasi dari keragaman
nilai, keyakinan, sikap, dan aturan yang merupakan gagasan dan karya manusia dari
beberapa kelompok dalam lingkungan.

Hadirnya perbedaan di dalam sosial pastinya menimbulkan perbedaan


kepentingan dari masing-masing pihak yang mana sangat riskan menimbulkan
pergesekan. Terdapat beberapa dampak negatif dari Cultural Differences yaitu:

5
1. Menurut Wahdiah (dalam Nuraeni, et al. 2022) mengatakan bahwa dalam
proses komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya dibutuhkan
pengertian atau pemahaman yang lebih komprehensif.
2. Budaya sangat memengaruhi pola pikir, maka dari itu akan sulit untuk
menyatukan orang-orang dengan pola pikir yang berbeda (Nuraeni, et al.
2022)
3. Munculnya sikap rasisme akibat rasa superior atas budaya sendiri kepada
budaya lain
4. Dapat memantik pertikaian akibat rasa kebanggaan atas budaya masing-
masing.

Namun tidak hanya dampak negatif yang timbul dari Cultural Differences,
terdapat juga dampak positif yang bisa dihasilkan seperti menjadikan negara kaya
akan budaya, menjadi identitas bangsa dan diri sendiri, serta menciptakan sikap
toleransi yang tinggi. Jika kita datang sebagai pendatang baru disuatu daerah atau
disuatu negara, kita dapat melakukan beberapa Cara untuk menghadapi Cultural
Differences menurut Junaedi (2017), antara lain:

1. Sosialisasi saat membeli kebutuhan hidup, ketika sedang berbelanja di


warung atau di minimarket. Usahakan untuk bersosialisasi dengan warga
yang di jumpai, sehingga budaya dari warga sekitar dapat dipahami.
2. Bergaul di tempat umum, hal ini dilakukan agar dapat memahami
karakteristik dari warga sekitar serta memberikan kontribusi kepada
lingkungan.
3. Berkenalan dengan warga sekitar tempat tinggal sehingga dapat diterima
warga sekitar

Rasisme

Rasisme menurut Safiqri, dkk (2021), adalah permusuhan, prasangka, atau


diskriminasi yang ditujukan terhadap seseorang atau orang-orang karena mereka
termasuk dalam kelompok ras atau etnis tertentu.Kelompok-kelompok ini biasanya
minoritas atau kelompok tertindas. Rasisme adalah pandemi yang sangat sulit untuk
diberantas karna keluarga adalah sumber rasisme awal. Perkembangan stigma, yang
baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan dasar-dasar rasisme.

6
Secara umum, stigma yang terbentuk sejak kecil akan bertahan lama pada seorang
individu dan mengubah individu itu menjadi rumah di mana "rasisme" hidup.
Menurut pendapat lain yaitu Kaslam dan Sulistiani (2021), Rasisme adalah
pemahaman yang menganggap rasnya lebih unggul dari ras lain. Kita masih sering
menjumpai rasisme di berbagai wilayah dunia mulai dari kasus yang mengarah pada
kejahatan ringan hingga pembunuhan. Rasisme merupakan ide atau teori yang
menilai hubungan sebab akibat antara sifat-sifat fisik yang diwariskan dan sifat-
sifat yang melekat pada seseorang mengenai kepribadian, kecerdasan, budaya atau
yang menimbulkan superioritas ras tertentu atas ras yang lain.

Definisi lain dari rasisme adalah keyakinan bahwa ras seseorang lebih
unggul dari semua ras lain. Di banyak bagian dunia, rasisme masih menjadi masalah
yang dapat mengakibatkan apa saja mulai dari pelanggaran kecil hingga
pembunuhan. Menurut pendapat dari Mabrur (2021), Rasisme adalah konsep atau
teori yang meneliti hubungan antara karakteristik fisik yang diwariskan dan
kepribadian bawaan seseorang, kemampuan intelektual, atribut budaya, atau
karakteristik lain yang berkontribusi pada keunggulan satu ras atas yang lain. Oleh
karena itu, perilaku rasis dalam kelompok tertentu adalah pernyataan superioritas
arogan berdasarkan ras, etnis, atau budaya terhadap individu atau komunitas yang
berbeda dari mereka. Jadi bisa disimpulkan bahwa rasisme merupakan perbuatan
tidak terpuji, berupa merendahkan dan menjelekkan ras lain, yang dimana suatu ras
merasa lebih unggul dari ras lain, padahal hal tersebut tidak boleh dilakukan karena
manusia memiliki hak yang sama sebagai manusia dan juga memiliki keunikan
yang dimiliki oleh individu masing-masing.

Selain itu, ada banyak contoh rasisme di Indonesia. Masalah rasisme di


Indonesia biasanya muncul karena setiap ras percaya bahwa rasisme lebih unggul
dari ras lain. Sebuah kelompok memandang rendah kelompok lain karena percaya
itu lebih unggul dari kelompok itu. Masih ada ujaran kebencian yang diterima
rasisme. Misalnya, meremehkan ras, kepercayaan, atau etnis orang lain dapat
menimbulkan kegelisahan di masyarakat. Rasisme dapat mengakibatkan konflik
ketika satu kelompok ras atau suku mengolok-olok yang lain. Lebih buruk lagi
ketika seseorang meremehkan ras yang berbeda adalah kenyataan bahwa masih

7
banyak orang di Indonesia yang hanya ingin bergaul dengan satu suku, satu agama,
atau satu ras. Misalnya, pemilik bisnis kulit putih suka berinteraksi dengan pemilik
bisnis kulit putih lainnya dan tidak ingin melakukannya dengan pemilik bisnis kulit
hitam (Suryani dan Dewi, 2021).

Dalam sejarah Indonesia pun telah terjadi banyak tragedi rasisme yang
memakan banyak korban dan memberikan psikologis yang luar biasa seperti,
Tragedi Mei 1998 (kekerasan terhadap etnis Tionghoa), Kerusuhan Ambon 1999
(perseteruan Islam dan Kristen), Kerusuhan Sampit, Kerusuhan Poso, Kerusuhan
Sambas, dan Kerusuhan Papua adalah beberapa insiden rasis yang terjadi di
Indonesia, menurut data dari berbagai sumber, hal ini terjadi karena wilayah
geografis Indonesia sangat luas, dan ada banyak suku berbeda di sana yang sangat
rentan terhadap rasisme. Biasanya rasisme sering dimulai dengan masalah kecil
yang melibatkan anggota berbagai suku. Tetapi karena tidak ditangani dengan
cepat, setelah itu masalahnya menyebar ke mana-mana dan memicu kerusuhan
antar suku. Kerusuhan yang terjadi disebabkan oleh ketidakmampuan rakyat untuk
menahan emosi dan kurangnya persaudaraan di antara mereka.

Intinya konflik rasisme ini menurut Kaslam dan Sulistiani (2021), memiliki
dua penyebab utama, yang pertama adalah perbedaan horizontal antara para pihak.
Etnis, etnis, agama, pekerjaan, dan profesi hanyalah beberapa dari varian dari ini.
Mereka memiliki cara yang berbeda dalam memandang hal-hal dalam kehidupan
sehari-hari mereka, yang mengarah pada argumen dan ketidaksepakatan yang
akhirnya menjadi bermusuhan. Kedua, karena disparitas vertikal. Perbedaan ini
termasuk perbedaan dalam uang, kekuasaan, dan pendidikan. Konflik sering
muncul sebagai akibat dari kesewenang-wenangan satu kelompok terhadap
kelompok lainnya. Intimidasi, pembunuhan, dan kebencian ekstrem terhadap orang
lain hanyalah beberapa manifestasi rasisme lebih lanjut. Pada awalnya, itu mungkin
hanya mengejek, menggertak, atau secara sadar berusaha untuk mengecualikan
orang lain dari kegiatan dan organisasi tertentu karena penampilan fisik atau daerah
asal mereka. Akibatnya, rasisme akan berkembang dalam lingkungan yang secara
sosial tidak setara dan beragam. Perilaku rasis pada dasarnya adalah bentuk
pertahanan diri manusia ketika seseorang merasa terancam oleh posisi, keberadaan,

8
atau posisi mereka. Untuk membuat posisinya tampak lebih signifikan dan dihargai
di mata orang lain, seseorang akan terlibat dalam perilaku rasis. Kecemburuan
masyarakat, yang tumbuh ketika orang lain berhasil, juga hadir bersama dengan dua
faktor ini.

Ada dua jenis rasisme, Rasisme Terbuka dan Rasisme Inferensial, menurut
Stuart Hall dalam Islam (2021). Pertama, rasisme terang-terangan dan jelas disebut
sebagai rasisme terbuka. Misalnya, kasus Suarez, striker timnas Uruguay, yang
sengaja mengejek ras hitam P. Evra, mantan pemain Manchester United. Kedua,
Inferential Racism, yaitu bentuk rasisme yang bersifat tertutup atau implisit. Bentuk
rasisme ini tersembunyi dan selalu dalam keadaan yang sangat halus, dan terkadang
dalam bentuk lelucon. Rasisme inferensial dengan stereotipnya terhadap kelompok-
kelompok kecil, sengaja diproduksi melalui film, sinetron, dan iklan.

Para ahli yang dikutip di Dyah Ayu dalam Kaslam dan Sulistiani (2021)
mengklaim bahwa ketika melakukan kejahatan rasis, seseorang melewati lima
tahap:

1. Kesan gelisah. Rasa tidak aman dan rasa kehilangan identitas adalah dua
faktor yang berkontribusi terhadap rasisme. Orang-orang mencari organisasi
yang memiliki sifat yang sama dengan mereka ketika mereka merasa tidak
memiliki identitas. Kemiripan ini dapat berupa karakteristik ras, etnis, atau
lainnya. Di sisi lain, merasa aman akan mungkin terjadi jika Anda berada di
sekitar orang-orang yang seperti Anda. Kita tidak lagi mengalami kesepian
kehilangan identitas. Kita akan mengalami rasa keutuhan, kenyamanan, dan
penerimaan sosial yang lebih besar.

2. Memusuhi orang lain. Kita memiliki kecenderungan untuk menjadi


bergairah tentang identifikasi kolektif kita setelah mengembangkan rasa diri.
Karena itu, kita mungkin menjadi antagonis terhadap kelompok orang lain.
Karena masing-masing pihak berusaha untuk memperkuat dirinya sendiri,
permusuhan berkembang. Kami mungkin tumbuh dekat dengan anggota
kelompok kami dan memperkuat komitmen kami terhadap nilai-nilai kami.
Konflik dengan kelompok lain justru akan terbawa oleh kedekatan tersebut.

9
Hanya dapat dibayangkan bahwa perbedaan kecil atau kesalahpahaman antara
ras, agama, dan kelompok lain dapat mengakibatkan konflik.

3. Kehilangan rasa hormat terhadap orang lain. Rasisme akan berasal dari rasa
tidak aman. Karena itu, cukup menantang bagi kita untuk menghormati orang
lain. Bahkan ketika seorang anggota kelompok kita mungkin bertindak
mengagumkan di sekitar anggotanya sendiri, dia dapat dengan mudah
mengutuk dan membenci anggota kelompok lain. Seorang fanatik hanya ingin
merasa simpati kepada anggota sukunya sendiri. Namun ketika berinteraksi
dengan orang lain, ia hanya melihat kekurangan dan perbedaan yang ada. Ini
akan menutupi kesamaan lain yang sebenarnya dapat menyatukan kelompok
kita dengan orang-orang dari kelompok lain.

4. Stereotip. Pada titik ini, kita mulai stereotip, berpikir bahwa semua anggota
kelompok tertentu memiliki sifat yang sama. Kami juga akan
menggeneralisasikannya dengan cara yang kurang baik. Misalnya, diasumsikan
bahwa orang Sunda adalah pemalas, orang Papua adalah penjahat, orang Batak
sering jahat, dan sebagainya. Pada kenyataannya, setiap orang memiliki
kepribadian yang unik. Orang-orang yang sudah dibatasi oleh prasangka,
bagaimanapun, tidak dapat mengenali hal ini. Misalnya, ketika berhadapan
dengan orang kulit hitam, mereka akan langsung berasumsi bahwa orang ini
pasti berniat jahat.

5. Menyampaikan keluhan di depan umum. Melakukan kejahatan terhadap


orang lain adalah bentuk rasisme yang paling merusak. Rasisme di masyarakat
kita akan meningkat sebagai akibat dari emosi yang terpendam. Kemudian,
ketika ada kesempatan, kami akan melampiaskannya pada orang-orang dari
kelompok lain. Kami akan melampiaskan kemarahan kami pada individu dari
organisasi lain. Meskipun kami menyadari kekurangan kami, kami memilih
untuk mengekspresikannya dengan membenci orang-orang dari ras lain. Dalam
kasus tertentu, kebencian ini mungkin begitu kuat sehingga menghasilkan
diskriminasi atau bahkan pembunuhan.

10
Ada banyak akar penyebab rasisme yang berbeda. Faktor lingkungan sosial
memainkan pengaruh yang signifikan dimulai dengan interaksi manusia.

1. Sosialisasi dalam rumah tangga yang salah adalah salah satu faktor yang
berkontribusi terhadap rasisme. Sebaliknya, orang tua harus mengajari anak-
anak mereka pelajaran positif. Adalah umum bagi anak-anak untuk belajar
menjadi agresif terhadap satu sama lain. Oleh karena itu, ada kefanatikan
terhadap orang lain di mana Anda nongkrong;

2. Keputusan kebijakan pemerintah yang tidak adil. Semua kelompok


masyarakat harus dijaga oleh pemerintah, kebijakan umum harus
menguntungkan semua pihak;

3. Praktik budaya. Area dengan beragam budaya dan praktik memiliki dampak
besar pada cara golog berpikir, merasakan, dan memahami dunia. Konflik antar
budaya dapat mengakibatkan rasisme, peningkatan signifikan dalam
ketidaksetaraan ekonomi, kesenjangan infrastruktur dan fasilitas antar daerah,
cinta dan kecemburuan yang berlebihan, dan rasisme. Rasisme kemudian
berkembang di masyarakat sebagai akibat dari banyak faktor ini.

Dampak dari Rasisme ini juga dapat mempengaruhi Kesehatan fisik, tetapi
perlu di ingat rasisme dua kali lebih mungkin berdampak pada kesehatan mental
seseorang daripada kesehatan fisik mereka, menurut tinjauan sistematis yang
diterbitkan pada tahun 2015 dalam Islam (2015) berjudul Rasisme sebagai Penentu
Kesehatan: Tinjauan Sistematis dan Meta-Analisis. Tindakan rasis ini dilakukan
dengan beberapa cara, termasuk dengan menanamkan penindasan, membatasi akses
ke sumber daya, dan mengembangkan prasangka. Selain itu, konsekuensi rasisme
dapat menyebabkan dan memperburuk sejumlah masalah kesehatan mental,
termasuk pikiran untuk bunuh diri, kesedihan, kecemasan, dan gangguan stres
pascatrauma (PTSD).

Untuk mengurangi penyebaran dari Rasisme ini, Siregar (2021)


berpendapat bahwa pembelajaran berbasis multikulturalisme dapat
memberdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat terhadap orang-orang

11
dari budaya yang berbeda dengan memberi mereka kesempatan untuk berkolaborasi
langsung dengan individu atau kelompok orang dari berbagai etnis atau ras. Hal ini
diperlukan untuk mengurangi rasisme di Indonesia dan meletakkan dasar yang kuat
untuk pengurangan rasisme di masa depan. Siswa yang menerima pendidikan
multikultural juga belajar tentang validitas sudut pandang budaya lain, bagaimana
bangga dengan warisan budaya mereka, dan bagaimana konflik nilai sering
menyebabkan perselisihan di antara kelompok-kelompok sosial. Dalam upaya
untuk menumbuhkan kapasitas siswa untuk memahami kehidupan dari berbagai
sudut pandang budaya, pendidikan multikultural terstruktur dan memiliki sikap
positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis. Tujuan pendidikan berbasis
multikultural dapat diidentifikasi:

1. Memenuhi peran sekolah dalam mengenali keberadaan siswa yang


beragam;

2. Untuk membantu siswa membangun perlakuan positif terhadap perbedaan


budaya, ras, etnis, dan kelompok agama;

3. Untuk membangun ketahanan siswa dengan mengajari mereka


keterampilan sosial dan pengambilan keputusan;

4. Untuk mendukung siswa dalam mengembangkan ketergantungan lintas


budaya dan memberi mereka pandangan positif tentang perbedaan kelompok.
Gagasan pendidikan untuk kebebasan, yang bertujuan untuk mendukung siswa
dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk
berpartisipasi dalam demokrasi dan kebebasan masyarakat, dan
mempromosikan kebebasan, kemahiran, dan keterampilan melintasi batas-batas
etnis dan budaya untuk berpartisipasi dalam beberapa kelompok dan budaya
orang lain, membentuk dasar untuk pembelajaran berbasis multikultural juga.

Menurut Safiqri dkk (2021), mengatasi rasisme dapat dilakukan pada


sejumlah tingkatan selain pembelajaran multikultural di sekolah. Tingkat pertama
adalah tingkat individu, di mana mengatasi sikap rasis dan mengakhiri perilaku
rasis dapat dimulai dengan mengubah keyakinan berpikir. Konsep diri dan orang

12
lain perlu dinetralisir dalam masyarakat sehingga setiap orang diperlakukan sama
dan tanpa diskriminasi tergantung pada warna kulit mereka. Itu juga bisa dimulai
dengan meninggalkan supremasi kulit putih dan persepsi merendahkan tetangga
kita dengan kulit yang lebih gelap. Gagasan arus utama rasisme ilmiah saat ini harus
ditantang oleh masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, diskriminasi ras atau etnis
tidak boleh ditoleransi selama proses penerimaan siswa baru di sekolah, dalam
administrasi berbagai layanan publik, atau di tempat kerja, Selain itu, organisasi
harus secara aktif membantu anggota kelompok minoritas ras yang secara
tradisional menghadapi diskriminasi dan kurang terwakili dalam banyak aspek
kehidupan publik. Selain itu, hegemoni politik dapat digunakan untuk mencapai hal
ini di tingkat sektor bisnis, dan perlu untuk meningkatkan bagaimana warna kulit
ditangani selama produksi berbagai barang. Akhirnya, pemerintah di mana-mana
harus terus berusaha untuk mengurangi ketidakadilan struktural yang disebabkan
oleh hierarki sosial rasial.

Adaptasi Manusia
Lucius Moody Bristol dalam Habaiba dkk. menyatakan dalam bukunya tentang
adaptasi sosial bahwa adaptasi adalah suatu proses dimana suatu entitas mengalami
perubahan dan membentuk hubungan yang saling menguntungkan dengan
lingkungannya. Lingkungan dapat berupa lingkungan fisik atau lingkungan sosial.
Proses adaptasi juga berdampak pada mentalitas masyarakat dan kemampuan
mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik, sosial, ekonomi dan budaya.
Gerungan dalam Habaiba dkk. Disebutkan juga bahwa Adaptasi tidak hanya terjadi
pada level individu, tetapi juga pada level kelompok dan komunitas. Dalam proses
adaptasi, terbentuk interaksi antara makhluk hidup, lingkungan, kelompok sosial
dan lembaga yang saling menguntungkan bagi kelangsungan hidup dan
perkembangannya. Adaptasi dapat bersifat 'pasif' atau 'aktif'. Adaptasi pasif
melibatkan modifikasi yang dilakukan oleh makhluk hidup, lingkungan, kelompok
sosial atau institusi untuk beradaptasi dengan lingkungannya sedangkan adaptasi
aktif melibatkan modifikasi lingkungan agar bermanfaat bagi unit masyarakat. Pada
masyarakat di daerah banjir, interaksi sosial memegang peranan penting dalam
menjaga kelangsungan hidup bersama. Hal ini disebabkan keterbatasan
kemampuan manusia untuk beradaptasi secara mandiri dan ketergantungan pada

13
bantuan orang lain. Interaksi sosial melibatkan hubungan yang dinamis antara
individu, antar kelompok manusia, maupun antara individu dengan kelompok
manusia (Gillin dan Gillin, dalam Soerjono Soekanto, 2007: 55). Menurut Soerjono
Soekanto dalam Habaiba et al., Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
interaksi sosial, diantaranya imitasi, yaitu tindakan manusia meniru perilaku orang
lain di sekitarnya; sugesti, dimana seseorang memberikan pendapat yang berasal
dari dirinya sendiri; identifikasi, yaitu kecenderungan seseorang untuk menyerupai
pihak lain secara lebih mendalam daripada peniruan; dan simpati yaitu proses
dimana seseorang tertarik kepada pihak lain.

METODE PENGAMBILAN DATA


Lokasi yang kami pilih sebagai tempat untuk melakukan sesi wawancara adalah di
Asrama Putra UNNES tepatnya di ruang tamu Asrama Putra UNNES dengan 3
orang subjek sebagai berikut:

1. Josue, pada tanggal 15 Mei 2023


2. Mr. L, pada tanggal 16 Mei 2023
3. Ahmad Salah, pada tanggal 20 Mei 2023

Perlengkapan yang digunakan dalam sesi wawancara adalah buku catatan,


smartphone, interview guide, dan laptop, perlengkapan ini digunakan agar hasil
wawancara yang telah didapat tidak hilang dan hasil verbatim yang disajikan
merupakan hasil yang akurat. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini
adalah wawancara non formal. Teknik ini kami gunakan agar para subjek tidak
merasa tertekan dalam menceritakan pengalamannya mengenai culture shock dan
agar dapat membangun bonding dengan narasumber sehingga tercipta saling
percaya antara narasumber dan pewawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada tiga narasumber,
terdapat perbedaan pengalaman yang dirasakan apabila dikaitkan dengan culture
shock. ada narasumber yang merasa benar benar terkejut dan ada narasumber yang
tidak terlalu terkejut dengan budaya indonesia karena memang budaya dari daerah
asalnya memiliki kesamaan dengan indonesia.

14
Pada narasumber pertama, tidak terlalu merasakan perbedaan yang
menjadikannya culture shock karena ia memiliki keluarga yang berasal dari
indonesia. namun , narasumber mengatakan bahwa perbedaan paling mencolok dan
menjadikan culture shock baginya adalah perbedaan mayoritas agama
penduduknya, dimana di tempat tinggalnya dulu mayoritas beragama katolik,
sedangkan di indonesia mayoritas beragama islam.

“Iya. Perbedaan agama doang sih disini menurut saya kayak biasanya
disana setiap minggu kayak ke gerejanya bareng-bareng karena hampir
semua kayak tetangga kan pasti katolik kan jadi bareng-bareng tapi sampai
sini kan ya ada temen-temen katolik tapi kan yaa jauh-jauh gitu jadi paling
nanti janjian kalo pergi tapi disana kan perbedaannya di agama sih tapi
untuk segi kehidupan, makanan, semua itu ya hampir sama.” (W1J63-
W1J72)

Selain itu, perbedaan norma norma sosial juga dirasakan oleh narasumber
dan menjadikannya culture shock, karena menurut narasumber norma yang ada di
indonesia sangat ditaati oleh masyarakat.

“aku disana kayak membuat- karna belum tau ya membuat kesalahan kalau
semisal kalau kita mau tul- mau nanyain orang kayak rumahnya dimana
kan kita kayak harus turun ya. Turun terus nanyain gaboleh di atas motor
terus kan itu kurang sopan. Ya itu sih yang hal-hal baru yang alamin
disini.” (W1J93W1J99)

Pada narasumber kedua, shock yang dialami adalah lebih kepada aspek
sosial, dimana ia mengatakan bahwa orang orang di indonesia sangat ramah dan
sangat suka untuk membantu orang, meskipun ada beberapa yang ingin membantu
karena mengharapkan uang.

“I realize there is this one thing, if somebody is honest, you cannot remove
the fact that Indonesia are Hospital, friendly, these are things you see with
your own eyes you don't need to be told.l see especially hospitality and this
desire always to help.” (W1L130-W1L136)

15
Selanjutnya, yang menjadi culture shock bagi narasumber kedua adalah
pertemanan. narasumber mengatakan bahwa di negara asalnya ketika ia berteman
maka ia akan berteman seumur hidup. berbeda dengan indonesia dimana
pertemanan hanya sesaat.

“ at one point di negera saya, people dont easily make friend, but once they
make friend, they are friends for life. When i was here its not the same case,
you have a friend today, tomorrow, maybe some few months, and then one
day they are doesnt want to associate with you.” (W1L199-W1L205)

Pada narasumber ketiga juga tidak merasakan terlalu banyak perbedaan


antara tempatnya berasal dan indonesia. namun terdapat perbedaan seperti
perbedaan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

“Mungkin perbedaan itu muncul di adat atau perlakuan sehari-hari


bagaimana masyarakat Indonesia saling memperlakukan yang lain atau
misalnya waktu bekenalan dengan orang lain itu cara menanggapi nya juga
berbeda.” (W1A29-W1A34)

Selanjutnya, narasumber ketiga juga mengatakan bahwa perbedaan budaya


yang cenderung mengagetkan adalah ketika berbicara dengan bahasa arab
diaminkan oleh masyarakat Indonesia padahal yang dibicarakan tidak ada unsur
agama.

“Ya jujur ya ada, yang paling terbesar itu yang bukan mengganggu atau
membuat saya tidak nyaman tapi mengagumkan dan mengagetkan. Itu
adalah waktu omongan bahasa arab saya diaminkan oleh masyarakat
Indonesia.” (W1A48-W1A53)

Selain itu, narasumber menemukan perbedaan dalam norma sosial yang


berlaku, seperti ketika orang indonesia menatap orang baru maka ia akan menunduk
yang dianggap oleh narasumber sebagai bentuk penghormatan.

“Apa juga gestur kepala kalau sudah sebentar menatap orang baru gitu ya,
misalnya kalau saya sembarangan gitu melihat di mana aja gitu, tiba-tiba
saya sudah menatap ya menatap mata sama kamu, Saya kayak menunduk

16
ya untuk tunduk kepala itu sedikit itu salah satu sifat masyarakat Indonesia
yang saya sukai enggak tahu perlakuan nya itu mungkin untuk menghormati
saya dan hampir jarang ditemukan di negara saya ya gitu ya.” (W1A61-
W1A71)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang


berbeda-beda dari tiap narasumber yang telah diwawancarai, terutama saat
membahas tentang rasisme. Ada narasumber yang merasa tidak nyaman dan
menolak untuk menceritakan pengalaman yang telah mereka alami mengenai
rasisme.

Levian: “so the next question, hmm first I wanna ask you. Are you allow us
to ask you about racism?” (W1L664-666)
L: “Hmm, for now… no (sembari menunjukkan raut wajah yang tidak
nyaman)”(W1L667-668)

Sebagian besar narasumber yang lain bersedia untuk menceritakan


pengalamannya mengenai rasisme saat di Indonesia, dan diantara dua narasumber
yang bersedia salah satu narasumber yaitu Josue yang berasal dari Timor Leste
tidak merasakan adanya pengalaman terkena rasisme selama di Semarang.

Kalau yang me- dialami oleh saya tuh mungkin belum ada ya. Karna
mungkin orang-orang juga liatnya saya kayak orang Indonesia jadi kayak
gak terlalu apa namanya terlalu dilihat (W1J427-W1J430)

Hal ini tidak dirasakan oleh Ahmad Saleh yang berasal dari Mesir karena
melalui wawancara yang telah dilakukan, narasumber terkadang merasakan
perbedaan perlakuan yang dialami oleh mahasiswa dan masyarakat di
lingkungannya, tetapi itu hanya dilakukan sebagian kecil masyarakat, karena
narasumber masih merasa dihormati dan dihargai disini tetapi narasumber harus
lebih berhati-hati dan menjadi Individu yang dapat beradaptasi dengan lingkungan.

Wah pertanyaan seperti ini mungkin sangat privat gitu atau susah ya?
Intinya pasti perasaan yang paling sakit itu bisa dirasakan oleh orang asing
biasanya itu kesendirian. Kesendirian mungkin itu salah satu komentar

17
kebanyakan orang. Kenapa banyak orang asing itu biasanya duduk atau
berada di tempat sendiri. Itu disebabkan dua menurut saya. Tergantung dia
sedang melakukan apa? Misalnya, kalau saya sendiri jika saya bekerja atau
belajar suka sendirian, ya supaya saya tidak diganggu atau mengganggu
orang lain gitu ini nomor satu. Nomor dua, Kadang-kadang saya sangat
membenci merasa di dikasihani kenapa? bagaimana rasanya kalau anda
merasa dipuji terus, Tidak jujur semuanya dengan anda ataupun misalnya,
kalau saya punya teman-teman kami ingin main Bersama kadang-kadang
mungkin mereka mendukung produk nasional? Mungkin perkataan mereka
ya misal enggak usah deh ajak orang luar itu, enggak usah ditanya ke dia.
Itu tak apa-apa, saya tak tahu apa-apa karena sudah dipahami. Hal seperti
itu maupun saya enggak sanggup sama sekali memaksa seseorang untuk
dekat sama saya, saya menghargai diri sendiri mau ya silahkan tidak mau
silahkan juga. Ya allah tapi kalau dari segi orang lain alhamdulillah sangat
menghormat saya apalagi saat saling bercanda gitu tentang tinggi saya,
wajah saya apalagi hidung mancung saya. Itu masalahnya apa? Saya tidak
tahu, iya saya sudah punya anak perempuan, saya mencarikan dia suami,
saya menjodohkan kalian berdua itu karena apa ya? Perbaikan turunan itu
kenapa emang keturunan Indonesia sendiri itu masih bagus. Tapi secara
umum saya tidak bisa menegur atau menyalahkan siapapun itu. Saya hanya
bisa menjalani hidup saya sendiri dengan berada di tempat netral tidak jauh
dari semuanya atau mendekati semua (W1A330 - W1A372)

Dari hasil wawancara diatas kita mendapatkan hasil bahwa rasisme akan
terjadi jika seseorang tampak berbeda dari orang asli dari suatu daerah tersebut, ini
dibuktikan perbedaan perlakuan yang didapatkan Josue dan Ahmad, yang dimana
karena Josue terlihat seperti orang Indonesia sehingga tidak mengalami pengalaman
rasisme, sedangkan Ahmad mengalami rasisme karena dia terlihat berbeda dari
masyarakat di sekitarnya, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Safiqri, dkk (2021) bahwa rasisme adalah prasangka, atau diskriminasi yang
ditujukan terhadap seseorang atau orang-orang karena mereka termasuk dalam
kelompok ras atau etnis tertentu. Padahal semua manusia hakikatnya sama dimata

18
sang pencipta tetapi karena ketakutan atau faktor dari lingkungan maka
terbentuklah sifat Rasisme. Kita seharusnya sebagai masyarakat Indonesia harus
menghargai dan tidak melakukan perbuatan yang dapat memicu konflik antara
masyarakat Indonesia asli dan masyarakat pendatang yang mungkin kuliah atau
bekerja di Indonesia, karena pada akhirnya kita pasti akan hidup berdampingan
dengan masyarakat yang berasal dari berbagai tempat dan kita harus saling menjaga
satu sama lain, hal ini harus dilakukan agar kita tetap nyaman dan dapat hidup
dengan tentram di lingkungan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada tiga narasumber,
terdapat cara berbeda dalam beradaptasi. Dalam proses adaptasi salah satu gejala
yang dialami ialah homesickness atau rindu pada kampung. Rindu kampung
halaman merupakan reaksi psikologis dari tidak adanya kehadiran significant
others dan lingkungan yang dikenalnya secara akrab serta akumulasi dari
rasa penyesalan karena tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan
lingkungan. Dalam menghadapi hal tersebut tiap subjek memiliki strategi dan cara
tersendiri

Pada narasumber pertama, mengatasi rasa kangen pada rumah dengan cara
video call dengan keluarga di rumah, dan mencoba menahan rasa rindu
Aku kayaknya ngga bisa menjawab pertanyaan ini, tapi saya biasanya
melakukan seperti yang siapapun perantau selain saya melihat semua
gambar-gambar yang telah di diambil Bersama-sama, saya enggak video
call dengan keluarga saya, mungkin ini perlakuan saya secara pribadi,
tidak tahu jika orang lain melakukannya juga tapi pasti ada yang
melakukannya. Hari demi hari saya menghitung udah berapa lama tinggal
di sini dan masih berapa lama untuk pulang, namun dalam hal ini ada
sebuah kesukaran yang dihadapi, seperti ada rasa keragu-raguan saya
sudah agak betah di sini nggak mau pulang, tapi keluarga udah saya rindu,
saya harus apa gitu, udah ah jangan gitu lah (W1A410-W1A425)
Berbeda dengan narasumber pertama, narasumber kedua menangani rasa
rindu rumah dengan cara mendengarkan lagu-lagu asal dari daerah asalnya

19
That’s a good question. Hmm, sometime I become homesick that’s obvious.
When you stay thousand of miles from home, of course you think about the
people home. So what would I do? Sometimes I would call my family
members, we’ll just having a casual conversation. that’s one way to reduce
it. Second I would, in my country we have a lot of culture as well so
sometime I would watch livestream of it. That give me vibe of home. It can
be music on youtube (W1L675-W1L685)
Sedangkan pada narasumber ketiga, dengan cara berkumpul dengan teman-
temannya untuk menekan rasa rindunya dengan rumah. Dia juga sering
menghubungi orang rumah pada akhir pekan
Untuk kangen sama orang tua ya pasti udah ada ya. Tapi ya mungkin kayak
gitu tapi karna gini. Dulu se- saya udah punya strategi bahwa semisalnya
kalau kita berawal datang terus murung terus di kamar pasti dikiranya
kangen terus. Karna emang awal-awal saya datang memang gitu kayak
orang tu terus hampir setiap hari dari pagi sampai siang, sore itu pasti
ditelponnya ibu. Karna jauh dari orang tua juga kan ya untuk mengurangi
rasa kangen itu ya mungkin eem ya saya bergaul sama temen-temen disini
gitu biar ngerasa punya keluarga juga. Ngelupain dikit gitu. Tapi kalau
bukannya ngelupain untuk kesana- tapi ya selang dua hari tiga hari ya kita
telpon lah kalau enggak di hari sabtu, hari-hari weekend gitu pasti telpon
orang tua keluarga biar ya kalau pas nanti di hari libur panjang ya pasti
pulang juga. Gitu sih yang aku mulai rasakan (W1J452-W1J471)
Dapat kita simpulkan bahwa para mahasiswa Internasional yang berkuliah
di UNNES memiliki cara masing-masing untuk mengobati kerinduan dengan
keluarga mereka, yang dimana tiap individu memiliki cara yang unik dan efektif
untuk dirinya sendiri, dari sini kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa sebagai
mahasiswa rantau khususnya kita sebaiknya memiliki suatu cara yang efektif agar
kerinduan terhadap keluarga di kampung halaman tidak mengganggu proses belajar
kita selama di perkuliahan.

KESIMPULAN
Kesimpulannya, culture shock adalah pengalaman yang sering dialami oleh
individu ketika mereka berada dalam situasi, tempat, atau kebiasaan yang berbeda

20
dari kehidupan sebelumnya. Keragaman budaya mencakup representasi dari
berbagai kelompok dalam suatu lingkungan, sementara rasisme adalah permusuhan
atau diskriminasi terhadap seseorang karena ras atau etnisnya. Adaptasi adalah
proses penyesuaian diri individu terhadap lingkungan, baik dengan memodifikasi
diri sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan atau memodifikasi lingkungan sesuai
dengan keinginan individu

Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan pada ketiga subjek
tersebut, ditemukan bahwa setiap mereka mengalami culture shock, perbedaan
budaya. Sebagian besar dari mereka mengalami rasisme karena perbedaan yang
mereka alami. Dalam menangani perbedaan tersebut, tiap subjek memiliki strategi-
strategi tersendiri dalam mengatasinya.

SARAN
Saran kami untuk penelitian selanjutnya yang masih mengambil tema yang sama,
sebaiknya sebagai peneliti kita mencari tahu dulu apa saja hal-hal yang sensitif bagi
narasumber dan sebaiknya membangun dulu bonding yang lebih erat terhadap
narasumber baru melakukan interview agar narasumber dapat menjawab
pertanyaan wawancara lebih terbuka tanpa ada menahan kata apapun, dan
disarankan juga untuk membuat situasi yang nyaman agar narasumber tidak
terburu-buru menyelesaikan wawancara

DAFTAR PUSTAKA

Al-Obaydi, L. H. (2019). Cultural Diversity, Awareness and Teaching: A Study in


an EFL Context. Journal of Asia TEFL, 16(3), 987–995.

Arif, D. B. (2013). Membingkai Keberagaman Indonesia: Perspektif Pendidikan


Kewarganegaraan Program Kurikuler (Framing Indonesia’s Diversity: The
Perspective of Citizenship Education in Curricular Programs). Penguatan
Kompetensi Calon Praktikan PPL Program Studi PPKn, 1–23.

Furham, A. (2012). Culture shock. Revista de psicología y educación.

21
Junaedi, A. (2017). Strategi Adaptasi Budaya Mahasiswa Dalam Menghadapi
Perbedaan Kebudayaan Kota Tegal (Studi Kasus Mahasiswa Pgsd Upp
Tegal Fip Unnes). Jurnal Kreatif : Jurnal Kependidikan Dasar, 8(1), 180–
191.

Kaslam, K., & Sulistiani, K. (2021). Solusi Islam Terhadap Kasus - Kasus Rasisme.
Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam, 23(1), 1–20.

Mabrur. (2021). Argumentasi Penolakan Rasisme dalam Al-Qur’an. Jurnal Al-


Fanar, 4(1), 31–44.

Nuraeni, M., Pratama, M. I. F., & Ananda, R. (2022). Pengaruh Perbedaan Budaya
Terhadap Perilaku Komunikasi Mahasiswa. KAMPRET Journal, 1(3), 55–
59.

Nurul Islam. (2021). Representasi Rasisme Dan Media Massa. Shoutika, 1(1), 52–
63.

Safiqri, F. A., Marsingga, P., & Argenti, G. (2022). Manajemen strategi pembinaan
generasi anti rasisme. Jurnal Manajemen, 13(4), 670–675.

Siregar, R. H. (2015). Pendidikan Multikulturalisme; Mengikis Sikap Radikalisme,


Rasisme, dan Diskriminisme Oleh Robiah Hidayah Siregar. Jurnal
Madania, 5(2), 152–176.

Suryani, Z., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Pancasila Dalam Menghadapi


Masalah Rasisme Dan Diskriminasi. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 192–
200.

UNO, S. A. (2022). PENGARUH PRASANGKA SOSIAL TERHADAP CULTURE


SHOCK PADA MAHASISWA PERANTAU LUAR PULAU SULAWESI DI
KOTA MAKASSAR (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS BOSOWA).

22
LAMPIRAN

A. TRANSKRIP WAWANCARA

Nama/Inisial Narasumber : Josue

Tanggal wawancara : 15 Mei 2023

Setting wawancara : Asrama Putra UNNES

Wawancara ke :1

Kode wawancara : W1J


Kode Tanya jawab Analisis Catatan

1 Maulana: Kajian aktual psikologi sosial ee ingin .


2 untuk ee ngobrol banyak gitu tentang anda gitu
3 mengenai ee hal-hal yang ee pernah kamu alami
4 gitu di- selama di Indonesia seperti itu. Ee
5 mungkin lebih tepatnya ee dalam hal yang
6 menyangkut tentang culture shock, seperti itu.
7 Nah disini kami ingin ee sebelum mewawancarai
8 kamu ingin meminta persetujuan dari kamu
9 apakah ee rekam- ee apa sss wawancara kali ini
10 boleh direkam ee dan ee nantinya diambil
11 dokumentasi?
12 Okee hm. Dan ee diharapkan juga kamu akan ee
13 mewawancara- ee akan menjawab pertanyaan
14 dengan sejujur-jujurnya. Baiklah ee terima kasih
15 sebelumnya. Untuk pertanyaan pertama,
16 mungkin ekhm bisa langsung di ee tanyakan oleh
17 saudara Nova.
18 Untuk saudara Nova silahkan
19 Nova: Oke baik ee sebelumnya perkenalkan nama
20 saya Nova Tri Saputra. Saya ee dari kelompok 1
21 juga sebagai ketua grup. Nah ee yang ingin ee saya
22 tanyakan ini terkait dengan apa ya lintas budaya
23 begitu ya yang ada di ee linjur dan di Indonesia.
24 Mungkin pertanyaan pertama ini terkait dengan ee
25 apa sih yang pertama kali kamu perhatikan atau
26 rasakan gitu ketika tiba di daerah baru ini gitu di
27 Semarang. Apakah ada perbedaan yang mencolok
28 dalam ee budaya atau gaya hidup yang
29 mempengaruhi kamu?

31 Josue: Okee ee sebelumnya itu direkam gak? Subjek merasa budayanya tidak memiliki
32 Ntar diskip dulu. Aku mau nanya soalnya. perbedaan yang signifikan dengan budaya
33 Gapapa kalo semua. Oke lanjut. Iyak. Baik eemm Indonesia. Culture shock yang dialami
34 saya- em.. untuk lintas budaya, untuk gaya hidup berupa homesick karena jauh dari keluarga
35 atau semacamnya disini ee menurut saya enggak dan faktor agama yang dirasa lebih kental.
36 terlalu ee ada perbedaan sebagian tapi nggak
37 terlalu beda gitu soalnya ee saya juga campuran
38 Indonesia, ibu saya orang Indonesia terus tapi
39 pindah warga negara disana jadi untuk soal kek
40 makanan, atau mendidik saya itu yaa masih rada
41 kayak seperti gaya hidup di Indonesia lah. Terus,
42 untuk pas kesininya itu, yaa mungkin ada
43 sebagian culture shock yang saya alami itu
44 contohnya yaa karna baru pertama kali kayak
45 jauh dari orang tua ya, jadi kayak merasa kayak
46 homesick, ya pasti tentunya. Terus dari si
47 kehidupan ya mungkin gak terlalu ya tapi dari ee
48 perbedaan gaya hidup disini kalau di timor leste
49 kan mungkin lebih di segi agama karna di timor
50 leste kan mayoritas katolik ya ee jadi ya mungkin
51 dari kehidupan sehari-hari yang kita alami disini
52 kayak yang disana jarang dengar orang adzan
53 gitu, terus setelah ke Indonesia yang pasti ada
54 gitu. Mungkin ee udah gak terlalu mengganggu
55 saya si sebenernya mungkin kita toleransi juga
56 tapi ya ee kadang-kadang ya mungkin kita
57 merasa oh ada suara di pagi terus siang-siang gitu
58 ya mungkin emm yang saya lakukan ya mungkin
59 mencoba untuk beradaptasi dengan baik sih
60 disini

61 Nova: Berarti untuk perbedaan yang paling


62 mencolok itu adalah perbedaan agama?
63 Josue: Iya. Perbedaan agama doang sih disini Perbedaan agama menjadi perbedaan yang
64 menurut saya kayak biasanya disana setiap paling mencolok. Selain itu, cara
65 minggu kayak ke gerejanya bareng-bareng karna berperilaku ketika menanyakan lokasi
66 hampir semua kayak tetangga kan pasti katolik misalnya harus mematikan motor lalu
67 kan jadi bareng-bareng tapi sampai sini kan ya turun. Adapun bahasa juga menjadi
68 ada temen-temen katolik tapi kan yaa jauh-jauh kesulitan karna bahasa formal yang sukar
69 gitu jadi paling nanti janjian kalo pergi tapi dikuasai.
70 disana kan perbedaannya di agama sih tapi untuk
71 segi kehidupan, makanan, semua itu ya hampir
72 sama. Terus eem inline itu ya mungkin dari
73 budayanya. Karna timor leste mempunyai budaya
74 tapi ya yaudah maksudnya jang- enggak terlalu
75 apa namanya ssh ee apa namanya ya enggak
76 terlalu kayak di disini kan kalo kita tahu kan di
77 jawa kan terkenal dengan budayanya, terkenal
78 dengan agamanya yang sangat kental kan. Nah
79 contoh salah satu yang pernah saya alami yaitu
80 kapan- dulu kami pernah datang itu karna kami
81 katain tinggalnya di asrama inter. Asrama inter
82 kan. Tapi kan ternyata itu asrama khusus
83 internasional mahasiswa putri. Nah tapi sampe
84 sini terus kami meminta untuk kayak nego-nego
85 untuk tinggal disitu tapi mereka bilang oh gabisa
86 tinggal gara-gara budaya sama agama. Kan karna
87 itu cewe sama cowo gaboleh satu atap. Itu sih
88 kayak menurut saya oh ternyata disini sangat
89 kental dengan apa namanya budayanya gitu sama
90
91 agamanya. Terus, di semester lalu saya juga
92 pernah mengikuti kayak ada tugas juga ada kayak
93 observasi ke tempat dan itu aku disana kayak
94 membuat- karna belum tau ya membuat
95 kesalahan kalau semisal kalau kita mau tul- mau
96 nanyain orang kayak rumahnya dimana kan kita
97 kayak harus turun ya. Turun terus nanyain
98 gaboleh di atas motor terus kan itu kurang sopan.
99 Ya itu sih yang hal-hal baru yang alamin disini.
100 Terus dari segi bahasa karna ibu saya udah orang
101 Indonesia pasti bahasa for- apa namanya bahasa
102 sehari-hari pasti udah tau. Tapi untuk bahasa
103 formal yang bener-bener kayak di mata kuliah
104 saya yang disini tuh kemaren masih ada kayak
105 culture shock juga karna ada perubahan karna
106 disana saya pakenya bahasa portugis. Kan semua
107 mata pelajaran tu pasti bakal bahasa portugis jadi
108 rumus-rumusnya, semuanya pake bahasa
109 portugis. Tapi setelah sampai sini ya saya belajar
110 lagi ya maksudnya beradaptasi lagi ya kadang
111 dosennya kadang-kadang paparinnya pake
112 bahasa Indonesia maksudnya rumus kayak fisika,
113 kimia gitu, tapi saya membuka pela- kayak cari
114 di google lagi yang portugis jadi kayak inilah apa
115 namanya kayak mem- satukan gitu oh bedanya
116
117 tuh disini gitu. Ya jadi kata-katanya udah sangat
118 beda jadi kayak kemaren itu ada culture shock
119 gitu kayak ham- hampers aku mulut salah
120 satunya prideness protes ku turun kan ya
121 mungkin akibatnya mungkin itu karna culture
122 shock perbedaan bahasa formal sih. Yang untuk
123 bahasa non formal udah lancar tapi formal itu
124 kemaren masih beberapa masih sedikit-sedikit.
125 Terus, ee segi presentasi bahasa Indonesia yang
126 formal itu kayak belum ini banget apa namanya
127 baik banget. Dari yang kayak aku tau yang
128 biasanya dipake “aku” tapi ya tapi harus pake
lagi “saya” kalo bahasa formalnya. Disitu sih.

129 Nova: Oke berarti ee sebenernya kalo misal untuk


130 bahasa sehari-hari tu paham tu ya?

131 Josue: Ya udah paham.

132 Nova: Nah di kamu selama disini tu ee apa


133 namanya pakenya bahasa Indonesia atau bahasa
134 inggris gitu ketika di perkuliahan?
135 Josue: Karna saya masuknya kelas reguler, Subjek memakai bahasa Indonesia ketika
136 otomatis saya pake bahasa indones- bahasa berkomunikasi dengan orang Indonesia
137 Indonesia. Tapi, ee selain itu juga yaa karna saya tetapi terkadang dicampur dengan bahasa
138 sedikit tahu udah ketemu banyak orang kemaren lain ketika berbicara dengan mahasiswa
139 dari Kalimantan, ada yang dari jawa teng- jawa internasional dari negara lain.
140 barat, jawa tengah ya campur-campur segala
141 temen-temen mahasiswa internasional dari negara
142 lain juga ya. Campur-campur sih. Perlu pake
143 bahasa Indonesia karna ketemu mahasiswa inter ya
144 pake bahasa inggris. Kalau sama temen-temen
145 temenin dari jawa barat, jawa tengah ya paling yaa
146 mereka pake bahasa sunda kan ya, bahasa jawa
147 iya, interesting sih untuk belajar juga. Satu-satu
148 gitu yang basic-basic aja.

149 Nova: Ee terkait dengan bahasa daerah gitu yang


150 udah kamu pahami ada berapa kira-kira?

151 Josue: Eemm sejauh ini saya kayaknya emang Bahasa daerah yang dipahami subjek
152 karna sebenernya kayak saya juga minta temen- adalah bahasa Jawa tingkat dasar.
153 temen ngajarin kan dikit-dikit ya paling bahasa
154 jawa sih yang basic-basic aja ya. Makan, tidur gitu,
155 minum, (tertawa).
156 Nova: Oke oke. Mungkin ee akan lanjut ke
157 pertanyaan ke dua ya. Ee gimana sih perasaan
158 kamu ketika menghadapi perkuliahan di budaya
159 lain nih? Apakah ada moment atau situasi tertentu
160 yang menyebabkan kamu merasa tidak nyaman
161 atau gimana?

162 Josue: Untuk itu mungkin saya ee dengan kondisi Subjek merasa kaget dengan perbedaan
163 itu mungkin yaa perasaan saya ya mungkin rada yang ia temukan seperti misalnya perihal
164 apa namanya bukan bingung sih ya kayak kaget norma-norma sosial yang sangat ditaati
165 aja gitu. Kaget aja dengan oh ternyata oleh masyarakat.
166 perbedaannya tu gini gitu. Kita bisa belajar
167 ternyata indonesia kita mengikutinya biasa-biasa
168 aja ternyata disini tu ya sangat ketat gitu tentang
169 norma-norma sosial di masyarakat, itu kan
170 semuanya sangat kayak ditaati kan sama
171 masyarakat gitu. Jadi ya mnugkin kaget aja tapi ya
172 gak terlalu shock banget iya. mungkin emang kalo
173 aku ya mencoba untuk beradaptasi cari tahu oh
174 gitu. Itu doang.
175 Nova: Kalo terkait itu sih memang ya ee di
176 Indonesia tuh memang budayanya seperti itu
177 apalagi di jawa. Karena ketika apa ya kita kan
178 budayanya kolektif gitu disini, di Indonesia.
179 Apalagi di jawa gitu. Beda sama yang kayak di
180 eropa gitu ya individualism gitu. Jadi ee memang
181 aku juga kan apa namanya pernah pindah ya. Aku
182 dulu dari Jakarta pindah ke jawa nah itu bener-
183 bener emang bener-bener sekental itu budayanya.
184 Apalagi buat orang yang dari negara lain git1u
185 kan. Okee. Selanjutnya mungkin ee apakah ada
186 strategi khusus yang kamu gunakan gitu dalam
187 proses adaptasi? Gimanasih ee kamu mencari
188 bantuan atau membangun jaringan sosial untuk
189 membantu kamu berinteraksi dan ee dengan
190 komunitas lokal?
190 Josue: Okee untuk yang itu, karna sebelum saya Subjek memperbanyak jaringan sosial
191 datang saya rasa sempat ketemu salah satu ee dengan bergaul dengan orang Indonesia
192 dosen orang Indonesia tapi dia dah nikah juga agar mampu untuk beradaptasi.
193 sama orang timor leste kan. Tapi terus dia
194 mengingatkan saya kalo mau maksudnya kalo mau
195 tinggal di Indonesia ya bagaimana kamu
196 beradaptasi biar kayak ada temen ya maksudnya
197 kamu harus bergaulnya itu ya mungkin ada temen-
198 temen orang timor leste juga tapi ya bukan kayak
199 setiap hari tu kamu sama orang timor leste itu nanti
200 mindset kamu ga ini kamu ga bakalan berubah.
201 Jadi dosennya itu mengingatkan aku. Jadi kamu
202 disana itu harus bergaulnya sama kemu- kalo baik
203 iya cari temen-temen orang Indonesia yang tinggal
204 disana atau orang jawa yang paham oh penting
205 biar kamu bisa beradaptasi gitu. Yaa salah satunya
206 sampai sini kayak gitu walaupun ada temen-temen
207 saya orang timor leste disini tapi bukan yang setiap
208 hari saya bergaulnya sama- ya ada tapi mungkin di
209 weekend atau hari-hari tertentu tapi kebanyakan ya
210 kayak disini di asrama. Bergaulnya sis ama orang-
211 orang asrama orang-orang kayak maul, setiap hari
212 (tertawa). Itu sih yang saya lakukan biar ngerasa
213 ada teman aja gitu.
214
215 Nova: Berarti ee strategi yang kamu lakukan ini
216 ada- dengan ini ya memperbanyak jaringan he eh.

217 Josue: Iya memperbanyak jaringan temen-temen


218 kawan-kawan Indonesia sih.

219 Nova: Okee kemudian gimana sih kamu belajar


220 dan memahami lebih lanjut terkait dengan budaya
221 lokal di daerah ini gitu? Apakah ada upaya khusus
222 yang kamu lakukan untuk meningkatkan
223 pemahaman kamu terkait dengan perbedaan
224 budaya ini?

225 Josue: Untuk itu, eem karna apa namanya sebagai Subjek mengikuti acara-acara dari Unnes,
226 mahasiswa asing pasti ada dari unnes juga, dari belajar dari universitas lain, dan pengenalan
227 unnes atau dari apa namanya darii- dari univ lain budaya dalam pelajaran bahasa Indonesia
228 karna sebelum saya kesini- sebelum saya masuk untuk menambah pemahamannya.
229 kuliah juga saya sudah mengikuti kayak belajar
230 bahasa Indonesia dan nanti di belajar bahasa
231 Indonesia itu nanti dosen-dosennya itu kayak udah
232 ngajarin kita budaya-budaya, makanannya, tempat-
233 tempatnya itu. Terus selain itu juga saya mengikuti
234 kayak acara-acara dari univ lain tentang budaya
235 Indonesia, bahasa Indonesia gitu. Untuk memulai
236 pemahamannya.
237 Nova: Ee di perkuliahan kamu ada gak sih kayak
238 apa namanya matkul yang membahas budaya di
239 Indonesia gitu?

240 Josue: Untuk matkulnya sih emm selam- belum Subjek belajar budaya Indonesia dari mata
241 ada ya. Untuk membahas tentang budaya tapi ya kuliah PKN.
242 mungkin yang rada masuk-masuk sih seperti PKN.
243 Itu sih yang lebih kayak ada wawasan tentang
244 nusantaranya. Lebih banyak dan belajar dari situ.

245 Nova: Berarti gaada yang kayak dari apa namanya


246 kayak matkul-matkul yang ada di pkn- pertukaran
247 mahasiswa merdeka juga ul ya. Itu kalau misalnya
248 kalau di PMM itu apa aja matkulnya yang kayak
249 lintas budaya gitu?

250 Maulana: Oh kalo di pmm sendiri itu ada matkul


251 modul nusantara gitu. Jadi kita belajar ee budaya
252 Indonesia disitu gitu. Tapi sejauh ini kayaknya
253 belum ada ya kalau dari internasional buat
254 mengenalkan budaya gitu. Karna budaya-

255 Josue: Oh maksudnya budaya di jawa tengah gitu?

256 Maulana:He eh
257 Josue: Untuk dari situnya international school Subjek mengetahui budaya dari dosen
mungkin. Kemaren cuman kayak karna di karena bahasa Indonesia di luar perkuliahan.
ikut belajar bahasa Indonesia sama dosen jadi
dosennya Cuma kayak ngajajkin ke tempat-tempat
wisata terus ngasih tau budaya itu kayaknya harus
bawa makanan gitu terus kami liat di tempat lain.

258 Nova: Oke berarti ee kamu belajar banyak tentang


259 budaya itu di luar perkuliahan ya?

260 Josue: Iya di luar perkula-perkuliahan.

261 Nova: Okee. Nah ee selanjutnya gimana sih cara


262 kamu untuk ee mempertahankan identitas budaya
263 kamu sendiri di tengah perbedaan budaya yang ada
264 saat ini disini gitu? Terus, apakah ada konflik
265 antara budaya asli kamu dan juga budaya baru di
266 daerah ini?
267 Josue: Ituu, budaya ya mungkin dari budayaku ya Subjek mempertahankan budayanya dengan
268 mungkin budayaku itu ee agak mirip sama budaya cara menunjukkan budaya dari daerahnya
269 di NTT. Kayak di kupang gitu, flores, kan masih sendiri.
270 ada rasa yang sama ya. Tapi untuk daerah jawa
271 kan sangat beda jauh. Untuk cara mempertahankan
272 budayaku ya disini saya kayak mengikuti kayak
273 misalnya ada acara dari unnes terus nanti kayak
274 dari internalosofis karena mereka sebagai
275 tanggung jawab dari kami itu mereka ya disuruh
276 kami ikut mengisi acara gitu. Ya mungkin dari situ
277 kami bisa menggunakan apa namanya kostum adat
278 dari budaya kami untuk makai disitu. Terus
279 kadang-kadang kayak temen-temen perkuliahan
280 nanyain gimana sih bahasa timor leste gimana sih
281 ya mungkin kami bisa sharing-sharing juga ke
282 mereka soal itu sih.

283 Nova: Berarti ee kamu dsiini juga menunjukkan


284 budaya kamu gitu?

285 Josue: Ya betul.

286 Nova: Okee, emm oke selanjutnya apakah ada


287 hambatan bahasa yang kamu hadapi dalam
288 berkomunikasi dengan penduduk setempat? Terus
289 gimanasih cara kamu mengatasi hal tersebut gitu?
290 Josue: Untuk hambatan bahasa ya mungkin bahasa Hambatan yang dialami subjek berasal dari
291 Indonesia mungkin ee kalau semisalnya untuk non penggunaan bahasa Indonesia formal dan
292 formal ya mungkin dah tau ya tapi untuk formal itu penggunaan bahasa Jawa dalam
293 kadang-kadang kayak masih bingung ini siapa sih berkomunikasi sehari-hari.
294 artinya. Mungkin aku suruh mereka untuk kayak
295 lebih jelas ya mungkin lebih kata sederhanainnya
296 biar lebih gampang dimengerti. Kalau misalnya
297 ngadapin temen-temen yang pake bahasa jawa ya
298 langsung- aku langsung kena aja, aku gabisa
299 bahasa jawa jadi pake bahasa Indonesia aja gitu.
300 Gitu sih, paham?

301 Nova: Ee kira-kira kamu belajar bahasa indonesia


302 tuh berapa lama?
303 Josue: Emm karna bahasa indonesia sebagai Bahasa Indonesia merupakan bahas ibu
304 bahasa ibu ya, bahasa dari keseharian kan untuk subjek, sebelum kuliah ia sempat belajar
305 bahasa apa namanya kemarin karna dalam itu bahasa Indonesia selama 1 tahun.
306 masih belajar bahasa Indonesia satu tahun.
307 Walaupun udah tau juga disuruh masih tetap tapi
308 dalam belajar satu tahun bahasa Indonesia tuh ya
309 yang kasih emang basic-basic doang. Cuman
310 bahasa area doang bukan yang kayak lebih formal
311 gitu. Terus pas kemarin masuk kuliah juga kayak
312 kayak itu ngadapin kayak ada culture shocknya
313 karna bahasa formal kan masih bingung
314 kebingungan ini apa sih artinya karna perbedaan
315 yang non formal sama formal tu beda jauh banget.
316 Sama karna yaa di formal tuh yaa kata-katanya
317 udah kayak lebih ilmiah lagi gitu jadi lebih
318 bingung disitu sih.

319 Nova: Itu kamu belajar satu tahun itu selama di


320 timor leste atau disini?

321 Josue: Emm enam bulan pertama itu- enam bulan


322 pertama itu online karna belum datang di tahun
323 2021. Tahun 2022 januari dalam baru offline.
324 Enam bulan lagi
325 Nova: Berarti waktu perkuliahan ya?

326 Josue: Enggak, sebelum perkuliahan.

327 Nova: Ohh oke gitu.

328 Maulana: Kayak Jerome gitu loh jadi kan Jerome


329 kan wajib emm belajar bahasa jepang kan kayak
330 se- sebelum kuliah nah jadi dia belajar ee bahasa
331 jepang dulu setahun, abis tu baru boleh di ini ee ini
332 ee waseda university. Nah Josh itu kurang lebih
333 sama kayak gitu jadi walaupun dia dah tahu bahasa
334 indonesia, karna kurikulumnya wajib buat belajar
335 bahasa Indonesia dulu kayak gitu ya josh jadi
336 makanya ee dia ee belajar bahasa- bahasa
337 Indonesia kayak gitu.

338 Nova: Tapi ada gak sih kayak nilai sejauh mana
339 kamu udah paham terkait bahasa Indonesia gitu
340 selama kamu belajar bahasa Indonesia? Kayak
341 misal di inggris kan kayak ada toefl, terus ada ielts.
342
343 Josue: Ada. Emm di tahun lalu itu enam bulan Subjek memiliki nilai yang lumayan dalam
344 pertama itu kamu disuruh tes kbi uji kemahiran bahasa Indonesia formal.
345 bahasa Indonesia. Itu dulu. Itu juga pake bayarnya
346 pake bayar juga dari univnya bayar. Terus kami
347 tes. Itu kalo gasalah itu ada 3 ya mungkin ada
348 kayak baca, menulis, sama apa ya dulu writing.
349 Terus disitu yaa skornya udah lumayan sih untuk
350 bahasa formal-formalnya. Jadi diuji dari situ sih
351 untuk bahasa indonesianya. Terus kemarin datang
352 lagi ya ee dari unnesnya juga keluarin nilai bahasa
353 Indonesia gitu aja sih.

354 Nova: Okey mungkin kita lanjut ke pertanyaan


355 selanjutnya ya. Ee apakah ada perbedaan dalam
356 norma-norma komunikasi yang kamu perhatikan
357 antara daerah tempat kamu berasal dan juga daerah
358 disini gitu? Kemudian apakah ee kamu merasa
359 perlu menyesuaikan cara kamu berkomunikasi
360 untuk cocok dengan lingkungan baru ini?
361 Josue: Emm untuk soal komunikasi ee ya mungkin Subjek menyesuaikan diri dengan
362 ada beda- ada perbedaan juga karna kita tahu apa perbedaan cara berkomunikasi.
363 namanya ee disana kan orang-orangnya juga
364 disana juga ada perbedaan bahasa. Disana ada
365 bahasa lokal juga, ada bahasa umum juga yang kita
366 pake. Dan disini ya mungkin lebih menyesuaikan
367 diri aja sih. Ya mungkin jangan apa namanya ee
368 kadang-kadang kayak orang ngomong bahasa jawa
369 kan kita ga ngerti ya, saya gak ngerti. Terus saya
370 disitu kayak ngerasa kebingungan apa sih yang
371 mereka omongin ya? Mungkin minta waktu ininya
372 aja sih penjelasan apa sih apa yang kalian mau
373 omongin gitu.

374 Nova: Terkait kayak misal apa ya norma-norma


375 komunikasi itu apa- misalnya gini, kalau misalnya
376 di jawa itu kalau misalnya kita berkomunikasi
377 pake bahasa jawa ke orang yang ebih tua itu kita
378 pake bahasa jawa krama. Jadi tingkatannya lebih
379 apa ya lebih sopan lagi.gitu ya. Nah ketika kita
380 ngomong se teman sepantaran misal ee aku sendiri
381 sama maul itu pake ngoko atau bahasa yang kasar
382 lah bisa dibilang. Iya bisa dibilang lebih
383 dibawahnya krama ya formal gitu. Apakah di
384 kamu sendiri dari timor leste gitu terus kesini ada
385 yang kamu rasain terkait itu gitu?
386 Josue: Iyasih. Kadang-kadang kayak ada temen- Subjek mengetahui secara kasar tentang
387 temen juga ngajarin ee kalau misalnya ngomong tingkatan dalam bahasa Jawa.
388 sama masyarakatnya yang dari jawa itu juga ada
389 tingkatannya gitu. Kalau misalnya mereka cuman
390 ngajarin- dah lupa sih kata-katanya tapi mereka
391 ngajarin misalnya apa namanya kalau ngomong
392 sama orang yang lebih tua pake bahasa ini, kalau
393 ngomong sama temen-temen setara ya
394 ngomongnya pake kata ini. Ya ada sih yang temen-
395 temen sebagian yang ngajarin gitu. Kasih tau biar
396 tau.

397 Nova: Ketika di tempatmu disana di timor leste itu


398 apakah ada yang kayak gitu? Apa enggak?

399 Josue: Oh tingkatannya itu? Ada sih untuk Terdapat tingkatan bahasa juga dalam
400 ngomong sama orang yang lebih tua ya kita norma berkomunikasi yang digunakan
401 ngomongnya yang so- lebih sopan untuk temen- subjek.
402 temen yang setara sih yaa lurusin aja maksudnya
403 kata-kata yang perlu formal juga bisa.

404 Nova: Tapi apakah ketika kamu enggak


405 menetapkan apa itu misal ee apa ya enggak
406 menerapkan tingkatan-tingkatan bahasa itu disana
407 itu apakah menjadi masalah atau tidak?
408 Josue: Mungkin bukan menjadi masalah ya, Tingkatan bahasa yang tidak diterapkan
409 mungkin takutnya ee orang yang lebih tua itu dikhawatirkan dapat menyebabkan lawan
410 merasa tidak dihargai gitu. Jadi disana juga bicara (orang yang lebih tua) merasa tidak
411 diterapkan sih bahasa tingkatannya mana sih yang dihargai.
412 kita gunakan untuk orang yang lebih tua, mana
413 yang bisa kita gunakan untuk orang yang setara
414 sama kita. Takutnya bukan jadi masalah tapi
415 takutnya enggak merasa dihargai.

416 Maulana: Okee baiklah untuk pertanyaan selanjut-


417 terima kasih nova ee untu- untuk pertanyaan
418 selanjutnya mungkin akan ditanyakan oleh Sofyan.

419 Sofyan: Okee terus apakah ee anda telah


420 mengalami atau menyaksikan situasi rasisme di
421 daerah tempat anda berada sekarang? Bisakah
422 anda menceritakan pengalaman atau insiden
423 spesifik yang menggambarkan perbedaan
424 perlakuan atau diskriminasi berdasarkan ras?
425 Josue: Untuk diskriminasi yang pernah saya alami Subjek tidak pernah mengalami
426 disini sih ngomong- dulu kamu masih ga keinget diskriminasi karena kemiripannya dengan
427 ya. Kalau yang me- dialami oleh saya tuh mungkin orang Indonesia pada umumnya, begitupun
428 belum ada ya. Karna mungkin orang-orang juga teman-temannya juga tidak pernah
429 liatnya saya kayak orang Indonesia jadi kayak gak mengalami hal tersebut.
430 terlalu apa namanya terlalu dilihat. Tapi kalau
431 mungkin sama temen-temen perantauan sama
432 teman-teman lingkar dari negara lain sama teman-
433 teman saya timuran juga katanya sih yaa mereka
434 gak ngalamin juga karna mereka juga ba- dilihat
435 orang juga kayak orang Indonesia. Masih satu
436 daerah gitu kan. Aku kalau enggak merantau yang
437 kayak dari afrika, yang kayak gitu mereka
438 mungkin kadang-kadang itu kayak mengalami.
439 Kurang tau sama mereka- kalo itu kan mereka juga
440 jarang cerita sih. Aku kurang tau sih sama- yang
441 mereka pokoknya. Soalnya mereka juga perbedaan
442 kuliatnya juga beda banget kan, jadi kurang tau
443 sih. Belum pernah ngelihat racism disini sih.

444 Nova: Iya berarti ee ininya belum- belum pernah


445 ngalamin yah al-hal semacam-

446 Josue: … He em iya.


447 Sofyan: Ee kemudian bagaimana pengalaman- ni
448 apa bagaimana anda mengatasi rasa kangen atau
449 rindu terhadap rumah dan keluarga di daerah asal
450 anda? Apakah ada strategi khusus yang membantu
451 anda menghadapi perasaan tersebut?

452 Josue: Untuk kangen sama orang tua ya pasti Subjek mengatasi rasa rindu kepada
453 udah ada ya. Tapi ya mungkin kayak gitu tapi keluarganya dengan melakukan komunikasi
454 karna gini. Dulu se- saya udah punya strategi melalui telepon hampir setiap hari. Subjek
456 bahwa semisalnya kalau kita berawal datang mencoba untuk mendistraksi dirinya dari
457 terus murung terus di kamar pasti dikiranya rasa kangen tersebut dengan cara bergaul
458 kangen terus. Karna emang awal-awal saya dengan teman-temannya.
459 datang memang gitu kayak orang tu terus hampir
460 setiap hari dari pagi sampai siang, sore itu pasti
461 ditelponnya ibu. Karna jauh dari orang tua juga
462 kan ya untuk mengurangi rasa kangen itu ya
463 mungkin eem ya saya bergaul sama temen-temen
464 disini gitu biar ngerasa punya keluarga juga.
465 Ngelupain dikit gitu. Tapi kalau bukannya
466 ngelupain untuk kesana- tapi ya selang dua hari
467 tiga hari ya kita telpon lah kalau enggak di hari
468 sabtu, hari-hari weekend gitu pasti telpon orang
469 tua keluarga biar ya kalau pas nanti di hari libur
470 panjang ya pasti pulang juga. Gitu sih yang aku
471 mulai rasakan.
472 Maulana: Berarti kayak ada copingnya gitu ya
473 maksudnya kayak kamu menyesuaikan ee kayak
474 dulu kan pernah cerita tuh kayak ee setiap hari
475 nelpon orang tua terus kan sebelum kenal kami
476 gitu, kenal anak-anak asrama gitu kan. Emm
477 berarti kalau ee misalnya kalo ee kemungkinan
478 kalau kamu gak deket sama anak-anak asrama
479 mungkin ee bakal selalu homesick ya bisa
480 dibilang gitu.

481 Josue: Iya, iya, udah tau disana, udah tau siapa Subjek merasa tahu apa yang harus
482 yang harus dilakukan ya. Salah satunya ya kita dilakukan untuk mendistraksi dirinya dari
483 harus bergaul gitu harus- jangan murung di rasa kangen terhadap orang tuanya.
484 kamar soalnya itu pikiran kita kan di rumah terus
485 gitu. Saran satu-satunya ya kita harus bergaul
486 dengan teman-teman keluar kemana ngobrol-
487 ngobrol biar nggak kepikiran gitu. Ya itu sih
488 yang saya lakukan tapi ya selang dua hari pasti
489 udah telpon orang tua gitu untuk main kadang,
490 kondisi.
Nama/Inisial Narasumber : Mr. L

Tanggal wawancara : 16 Mei 2023

Setting wawancara : Asrama Putra UNNES

Wawancara ke :1

Kode wawancara : W1L

Kode Tanya Jawab Analisis Catatan

1 I: Okay, to begin with maybe We should say


2 that we are English not that good so we're not
3 fluent when speaking English and I'm sorry
4 when we ask you or when we interview you is
5 mixing with Indonesian or English but you can
6 use your fully English wee can understand
7 with it

8 L: Okay, its okay. Tempat recordingnya mana?

9 I: Ehh inii, we use this


10 L: Udah mulai apa belum?

11 I: Its already begin from the first time you


12 speak

13 L: emm , its okay

14 I: So S in this evening I went to ask you


15 something about the feeling that you feel in
16 Indonesia that you already maybe one year I
17 guess in Indonesia right? so you have the
18 experiences and you have the unique things
19 that you might have on this country I guess, so
20 I want to ask you a few question about it. For
21 the first question what did you first notice or
22 feel when you arrive in this country were there
23 any noticeable differences in culture or
24 lifestyle that affected you?

25 L: Okay, That's a good question I also want to subjek menanyakan kembali kepada
26 question you because why do I need to pewawancara waktu mana yang
27 question you when you first arrive there is a dimaksud secara spesifik, karena
28 different time frame, the first arrival is always terdapat perbedaan reaksi.
29 when you arrive at an airport of a certain
30 country. maybe what timeline are you meaning
31 you want me to give you an experience for the
32 first one month, for the first week, for the first
33 three month? because experience ada berbeda,
34 gitu. Ada berbeda experience mungkin kalo
35 udah satu bulan mungkin ada instan. What
36 your first experience gitu. Yang mau apa?

37 I: Aaa, the most you know unfogettable maybe

38 L: Oo, okayy. Yang Utama for me outside the


39 first thing that that captivated my attention and
40 that leads to, you know to Captivate my subjek merasakan bahwa apa yang
41 attention regarding Indonesian is you know I I pertama kali ia ketahui dari orang
42 realize that there is always a desire to help, a indonesia adalah selalu ada keinginan
43 desire to help somebody. because when I came untuk menolong orang lain.
44 from my country I never knew anyone, the
45 booking Arrangement that I have done with
46 my colleagues and international office I came
47 at the time when it was I think libur raya, it
48 during the idul fitri. so that was the time
49 schedule people that have designed to pick me
50 up at the airport didn't came, but I contacted
51 one of my friends and that time was leaving
52 tangerang, Jakarta. we never met each other,
53 we never had you know much Social
54 connections. but we just shared one course,
55 that was a pendidikan kewarganegaraan. So we
56 even from another different departmen from
57 me, i contacted him just ask are you in jakarta? teman dari subjek dengan senang hati
58 He told me yes, so can you help me pick me membantu subjek untuk menjemputnya
59 up at airport because I'll be coming there and di bandara karena orang yang
60 the people were supposed to pick me up you seharusnya menjemputnya mendapatkan
61 know had difficulties in reaching on the date kendala.
62 mentioned. Dia menurut, he say I will be subjek mengatakan ketika kita
63 happy to do that. mengunjungi tempat asing, kita akan
64 I counted on him you know. Kalo if you want merasakan takut dengan bagaimana
65 to go to different country, you always have orang lain disana dan juga banyak
66 that fear what do you think they look like, I berfikir bagaimana jika kita bertemu
67 mean if I get to the airport how will it get to it dengan orang yang salah.
68 if I get to learn on wrong people. a lot of
69 thoughts I mean… so I came my met that guy
70 you waited for me about 2 3 hours at the
71 airport, we need some coordination I mean you
72 never hear me before I never know him before,
73 we just have what's up contacts, sending my
74 pictures, and we managed to link up. it took
75 me to his own house, so yeah he
76 accommodated me there, and I spend the
77 roughly around 4 days. I'm at the family, I
78 gave them some gifts from my country as a
79 form of gesture. but now to do that that is a
80 story to narrow it down to your question, what subjek menekankan bahwa sangat sulit
81 the first experiences on this country. what that bagi seseorang untuk melakukan hal itu
82 guy do to me change my entire experience, dengan ikhlas dan juga subjek
83 regarding the country. I mean I realized, this is merasakan keramahan karena telah
84 hard somebody to do it willingfully, and then disambut dengan baik.
85 the hospitility and I want to talk about it you
86 know that sense of you feeling welcome. I subjek merasa positif dan merasakan
87 write it from the family members from his face bahwa indonesia merupakan tempat
88 and everybody welcome me as if i was they yang tepat baginya. meskipun, subjek
89 own. so , to me that was very important. It get juga mendapatkan hal hal negatif ketika
90 me a sense of positivity and I was really, you pertama kali sampai di indonesia.
91 know I felt like Indonesia is the best place to
92 to be. although I got some negative things yang pertama kali dirasakan oleh subjek
93 down the line, that first inspiration as always adalah bahwa orang indonesia sangat
94 play a very positive you know inspiration of ramah, ikhlas membantu, dan mau
95 how i feel indonesian, i get something negative mengerti.
96 I guess reflect on the first moment. I mean
97 yeah people can have you differences. so to subjek mendapatkan pengalaman buruk
98 finalize from me, the first thing that I saw, was dimana ia diminta untuk memberikan
99 that you know, level people even the offices in uang ketika meminta tolong kepada
100 the airport that works in Jakarta International orang di bandara untuk
101 soekarno hatta. Most of them are very friendly menyambungkannya ke internet.
102 and they are willing to help, and willing to
103 understand. But unfortunately i had certain guy
104 that i dont know whats wrong about it but he subjek merasa hal itu lucu karena untuk
105 start to asking me for money. I told him why, menyambungkan handphone ke internet
106 why i heve to bribe you, he told me it's a little merupakan hal kecil yang semua orang
107 bit funny but he was like, yeah obviously I bisa lakukan
108 came my phone did not have a connection the
109 internet connection and I had to meet my
110 friend. so he tell me to connect to the internet
111 you need to pay me some money, in order to
112 have a connection to the internet. that was
113 funny to me i ask him how much do you need?
114 And he said any amount that you can. i told
115 him I don't have money now, the money I have
116 it's hot current. hot current does US dollars so
117 why should I pay you that. He say okay you subjek menyadari dan merangkum
118 cannot pay me you cannot get the internet, i bahwa orang orang di indonesia ramah
119 told him okay its okay. so, well yeah people dan memiliki keinginan untuk
120 seems nice but some are not good. But membantu.
121 eventually at the airport I realize there is this
122 one thing, if somebody is honest, you cannot
123 remove the fact that Indonesia are Hospital,
124 friendly, these are things you see with your
125 own eyes you don't need to be told.l see
126 especially hospitality and this desire always to subjek mengatakan bahwa kemampuan
127 help. so that's a summarize you know my first untuk membantu seseorang yang sedang
128 coming in Jakarta, my first month, my second membutuhkan adalah sesuatu hal yang
129 month here. This ability, this desire to help sebagian besar orang indonesia lakukan.
130 somebody who is in need, it's something that I
131 realized most of Indonesian and more subjek mengatakan bahwa itu
132 particularly the Japanese i would say so. I dont merupakan hal yang baik.
133 know im here to understand wether its the
134 culture, im here to know. but that is something
135 that's splendid, something pretty good, its
136 something pretty good.
137 Yeah thats sume up, i believe its length the
138 answer that i felt like giving a background
139 story in oder to validate what I would say
140 because if you say the people that you don't
141 just need to mention bullet, points bullets
142 “orang indonesia itu orang baik, baik for what?
143 Otu kenapa? You have to give a reason” so
144 thats why. So thank you maybe you can
145 proceed to another question.

146 I: I have a lot of question again but i think


147 indonesia we have a type of people that
148 memanfaatkan, suka memanfaatkan orang you
149 know, and then the one type that pure good.
150 So, theres two kind of peoples and you must to
151 know that some people that really nice to you
152 and some people that just want your thing or
153 your money i guess… maybe that subjek setuju bahwa ada orang baik dan
ada orang yang hanya memanfaatkan,
154 L: Betul betul, and it is not only in indonesia, dan subjek menegaskan bahwa itu tidak
155 it is all over the world. Ada orang yang baik, hanya di indonesia namun juga di
156 ada orang yang jahat juga. Its human things seluruh dunia.
157 that we can do about it. But you know, it
158 became a cultural shock, because indonesia
159 ada global projected as one of the emerging
160 economies. So, there a thing that comes with
161 the develop country. And thats why it becomes subjek merasa terkejut ketika diminta
162 a little bit a shock to me when that man asking uang ketika meminta bantuan karena ia
163 me for money. Cause i like, cmon this is an sedang berada di bandara internasional
164 international airport, of this country? Why this
165 thing be so? Gitu. but yah that what it is. There
166 are those people like tha everywhere. So its
167 oke. I also appreciate yout input thats very
168 important.

169 I: So, from your many experiences in


170 indonesia. So, were there any particular
171 moment or situation that cause you to feel
172 uncomfortable or confuse with this country or
173 something maybe that you feel that i dont like subjek merasa pertanyaan yang diajukan
174 indonesia or i dont want to live here? adalah pertanyaan sensitif

175 L: Mmm, that also sensitive question.

176 I: Its okay, we protect your data


177 L: Yeahh, its okay. That also a sensitive
178 question. That a situation baries, you know
179 situation ada yang berbeda. Setiap orang itu
180 punya berbeda mungkin feeling juga. How i
181 feel might not be you feel. But to me, saya
182 yang orang seorang yang suka mungkin subjek mengatakan bahwa di negaranya
183 friendship itu, friendship real friendship. Not ketika ia berteman, maka ia akan
184 just friendship that itu teman saya. at one point menjadi teman seumur hidup, namun
185 di negera saya, people dont easily make friend, berbeda dengan indonesia dimana
186 but once they make friend, they are friends for meskipun telah menjadi teman. suatu
187 life. When i was here its not the same case, saat ia tidak ingin berhuungan lagi.
188 you have a friend today, tomorrow, maybe
189 some few months, and then one day they are
190 doesnt want to associate with you. You ask
191 whats wrong, you are good friend before, and
192 now you dont want to associate with me, what
193 is the problem? Sometime it is even out of
194 nothin, theres is no problem. To me that was subjek merasa kecewa dengan hal itu.
195 quite disappointing. Because kalo kamu dapat
196 teman teman, it means that you should be
197 friend of somebody in terms of glue to death.
198 Kalo mungkin ada kesalahan, kesalahan itu,
199 you sort it out. And then you apologize, and
200 keep continuing together.and it is something i
201 realize indonesian do not do it, even not to
202 foreign as alone but even to fellow indonesian
203 you guys can testified. Itu teman teman today,
204 tomorrow, somebody is having is own space,
205 you see. Where is the problem? Ngga ada.
206 Then kenapa? Why we not like before? To me subjek mengatakan bahwa hal itu tidak
207 that is one particular event, social event that a baik.
208 little bit disgusting, its not good i mean. If you
209 dont want to be somebody’s friends, dont subjek menegaskan bahwa apabila ingin
210 deceive yourself to be a friend, dont pretend to berteman, maka berteman lah yang
211 be a friend. If you want to be a friend, be a sesungguhnya.
212 friend for real friend, okayy. But you know, to
213 be a friend simply, to be seem that has a friend
214 doesnt make sense. Kalo kamu mau dapat
215 teman, means it has to be real friendship. Yang
216 kedua, that i feel a little bit surprising is again
217 its on that same aspect of socialism, social subjek merasa terkejut juga dengan
218 unit. I dont know in indonesia calls it, i was maraknya fenomena gosip di indonesia.
219 told but i forgot. Namanya itu, gossip.

220 I: Ahh gossip.

221 L: Di bahasa indonesia itu namanya apa?


222 Gossiping

223 I: gossip, its the same. In english its gossip


224 with double s. In indonesia its gossip or julid

225 L: Ehemm, what do you think about it here?


226 Common or uncommon?

227 I: Very common, you oftenly see a, all of the


228 entertainment in all the tv’s its base on a
229 gossip. All the artist, all the celebrities. Aku
230 bingung gimana jelasnya, tapi aibnya, their
231 privacy, their secret, are leaked by the media.
232 And people think that its common, its natural,
233 because once theyre celebrities, or they are
234 easily known by all the people, so they
235 naturally dont have privacy.

236 L: now I would ask you a question before I


237 come to my own part what do you think about
238 that I said no let's leave about Indonesians
239 right now you as a person what do you think
240 about that

241 I: as a person I think that everybody has their


242 secrets as this is their privacy in life even if
243 you're artists or celebrities here we actually
244 have privacy, ee privacy meant to defend we're
245 meant to keep it in ourselves so so it's not a
246 good thing at all

247 L: oh that is also one of the coke to me, why


248 because I did an experiment I will not tell you
249 how I did it, but according to my short
250 experiment if you tell an Indonesian. that is
251 related to and you are not asking not to share
252 it with somebody if you give that person to me
253 two or three more people those three people
254 would have known routine and instant this is
255 what I realized right I did a little research I
256 did strategic you know research on it yes it's
257 not so much documented by that I tried to find
258 out exactly so I don't know mungkin ada di
259 budaya saya gak tau

260 M: kebudayaan nggak ada, adanya kebiasaan

261 L: it's just a normal thing or maybe people like


262 it or yes it's. Kebiasaan itu apa?

263 I: it's called habit actually oh habit yes I'm OK


264 it feels like it's a common thing to do like a
265 common thing

L: you know that actually I traveled most of


266 narasumber resah dengan adanya
the foreigners yeah I meet these people you
267 kebiasaan gossip
know different continents what they often
268
complain about it the same thing, gossip
269
because you share something somebody has
270
already sprayed into their friend and he didn't
271
have any permission to share then you ask
272
yourself why do you need to go and talk about
273
something I have not told you to talk about any
274
test you know and in English there's a word for
275
courage I don't know what is that translation
276
L: Courage in indoneisa, bentar aku cari di
277
google
278
I: berani, courage iya berani, braveness
279
L: when you look at courage and one of those Narasumber lebih menghargai
280 things that is considered as a courage you keberanian untuk menegur jika terdapat
281
282 know is that ability to tell somebody what it kesalahan dibanding diam, hanya
283 deserves to know despite the risk. In the state mencari amannya sendiri
284 of me saying OK must Mohammed yeah buat
285 kesana-kesini what the state of me telling you
286 why you don't have the courage to tell that you
287 did this and it's banyak orang gak punya
288 literally but they also other countries a little
289 bit more here, somebody will feel like if I go
290 and tell him you will grow annoyed always
291 said the truth set you free tell the truth you'll
292 be free if you don't tell the truth that would
293 still be letting you in this pain so that that
294 courage you know of you know separating
295 between can you private life really most of the
296 international student there are things that
297 relate to your private life maybe your friends
298 even you're very good friends with go and use
299 them for public, for other people to me
300 annoying personally as a person I like if I did
301 a mistake if you come to me and you tell me
302 kenapa kamu baut begini why did you do this
303 you tell me this is wrong do it like this next
304 time I'll become very happy with you I don't
305 have any problem I would not take you as a
306 bad person you are the best person to me tapi
307 if you no it it belongs to me then you take it
308 and you tell it to somebody who will not give
309 the solution I just feel like you're what are you
310 doing that's nothing. that is illogical why why
311 why don't you give the problem to the person
312 who will solve it you're saying yeah yeah what
313 the heck dia kesini dia pergi kesana-kesini I'm
314 I'm mean and at the end of the day even the
315 solution will not come from those people it has
316 to come from the person who makes it you
317 need to explain himself why did he do that if
318 he's wrong of course he has to apologize like I
319 should also be very honest and now it's not
320 everyone yeah. Those Indonesians especially
321 few Indonesian friends who are really
322 sensitively keep your information the way you
323 tell them they don't like sharing with other
324 people they also themselves do not like the
325 prospect specially when it comes to orang-
326 orang asing but yeah yeah you know more so
327 this is like a habit but yeah I should say that
328 specially for us foreigners makes it difficult to
329 believe it makes it difficult to leave because
330 you will be afraid if I do this maybe somebody
331 new I don't know what it would think about it,
332 so you you feel like threatened feel like
333 threatened because security the beginning of
334 personal security is having that sure and that
335 all is well with you you know security doesn't
336 your security is not threatened only when you
337 a gun is pointed at you your security is
338 threatened when you feel like whatever you do
339 might have an harm to you, see. That that
340 threaten your security that makes you a little
341 bit afraid that you know that makes you a little
342 bit uncomfortable with the environment feel
343 like I don't know if it's the same place to stay
345 that people might do and who knows that
346 might help me return so yeah that is an instant
347 to me and maybe to few others that make
348 somebody feels like Indonesia is a very good
349 country security wise I don't know enough the
350 people are pretty good they cannot harm you
351 in any manner there's also you know I I call it
352 size psychological security because your mind
353 needs to feel also secure you know your
354 emotions also you need to feel like you are safe
355 emotionally but that that's that that's that
356 maybe

357 M: yeah, OK from that few things that you


358 feel. How did you try to adapt to the new
359 culture like the back maybe the culture or
360 something that knew that in this area that you
361 have adapt to it I feel like you know entire
362 world this it is not these?

363 L: sure sure, good question I don't know they


364 cannot help you your mind needs to feel you
365 know your emotions you need to feel like you
366 are saying how did you try to adapt to the new
367 culture like in the back maybe the venture or
368 something that new that in this area that you
369 have to me I feel like you know adaptability
370 Cortana for example it is not working why
371 because it's resilient OK a little bit it means
372 you might be but you just decide to let it go
373 you try to play along with it she's a key
374 somebody yeah you need to know that you
375 have to adapt to the new place give you an
376 example gossips number one I need to I came
377 to realize that habbit this isn't happening so I
378 cannot change it I cannot change it so if I
379 cannot change it it is me to change not them to
380 change it is me that should change but I
381 should not expect them to change say they
382 have been doing four or five number of years
383 so how do I change the whole society to check
384 so how did I change that should be the next
385 question I came to realize I have to lower my
386 emotions people are telling me directly I don't
387 like that person but I have to make sure. you
388 as long as you did not approach me that's up
389 to you none of my business if that will help you
390 as up to you that's what I decided you know if
391 maybe I hear about it that maybe relates to me
392 it doesn't surprise me it just look like a
393 commons years OK OK no the other
394 adaptability mechanism cortana how do I
395 engage them what I like what I don't like but
396 particularly I left the rest but the issue of
397 gossip because Indonesian naturally most of
398 them you know they feel afraid or a little bit
399 shy that important people feel shy I don't know
400 the language different also contributes but
401 naturally not most of the people would want to
402 talk to foreigners let's see not because they
403 don't like them but you know they find it a little
404 bit hard yeah difficult to talk to it's a common
405 human being there's something which is not
406 you don't do it right so that that that's how
407 things work So what do I do to engage these
408 people my close friends you know when there
409 is something you feel I have done wrong or if
410 there is something you want to tell me in the
411 state of telling to the next person come to me
412 direct B2 I'll be open to hear luckily some few
413 got the courage and many of them still do not
414 have the courage but they both feel that I have
415 to persuade persuade persuade them they will
416 tell me OK what do you what was this thing
417 about what is this why did this thing happen
418 like this then I told see and also hear from the
419 opinions and yeah we have a very good
420 linkage then so that's one of the adaptability
421 that I'm but it's still the work is huge because
422 this is something you need in the compass
423 something you meet in the market something
424 you make in the game plays it's everywhere so
425 you have to adapt slowly and you you need to
426 incorporate this so that's what I did regarding
427 your question

428 M: how did you that to help you ee the social


429 network that maybe make a friend with you to
430 get to integrate into the local community that
431 how did you membuat jaringan membuat
432 hubungan pertemanan

433 L: you know integration is a process. It's a narasumber menganggap intergrasi


434 process that need it doesn't happen in a day adalah sebuah proses, dalam proses
435 doesn't even happen in a year or even a month integrasi bahasa memegang peran
436 it's supposed there's a lot of time because once penting
437 you integrate into the local community well
438 most of the people say that I have already
439 integrated with us being live integration takes
440 time why does it take time because there are a
441 lot of aspects in which you need to integrate to
442 the society. They are social aspect emotional
443 aspect other parts of integrate, for example
444 that's what is called code of conduct how you
445 conduct yourself there is a public code of
446 conduct you know and there is also a private
447 for code of conduct Indonesian has different
448 code of conduct for these people for this for
449 these two in public, maybe if an Indonesian
450 crossed mungkin ada 2 3 orang tua what or
451 maybe even if not around to a you are coming
452 from there you have to bend you know been a
453 little keep that that is a public code of conduct
454 it is considered as a part of respect if I'm not
455 wrong right. Well in my country we don't do
456 that because you of course that does not mean
457 that there's no respect you say excuse me I
458 need to pass give me away but you don't have
459 to bend because why do you need to bend after
460 all it makes no difference you work better or
461 you walk that bad it doesn't make any
462 difference but here it makes a different So
463 what do I do if you are to integrate how do you
464 integrate you have to do what they do. OK, so
465 to me at times I get somebody people are
466 burning after although my height doesn't favor
467 me but I have to do it integrated side that I will
468 not be seen as somebody who is hot OK
469 somebody who is different somebody who's on
470 with the public order. What are you going to
471 the market you have to give thank you you
472 have to almost apologize for that even if you
473 have not done anything but that is a public
474 code of conduct see so you have to integrate
475 into that so me myself I have to do it and also
476 the issue of language at least you learn the
477 basic language unfortunately my Bahasa is
478 still terrible because I don't have things I don't
479 I don't have friends who are committed and
480 leads to be interactive with said that I I
481 learned speak because.it's speaking YouTube
482 will never teach you speak you need to have
483 friends dedicated friends who wants to be
484 talking to you everyday I'm talking bahasa
485 about unfortunately I have friends but I don't
486 know I don't know whether they are not
487 committed to that I tried but this seems to be
488 having their own agendas but I particularly
489 love if there is that friend who can be
490 somebody wants me to learn but because I
491 have the passion to learn it but I don't have the
492 corporate partner so that that would be even
493 my request and the end of the interview that's
494 something else because if you are to integrate
495 into the society much quickly the language
496 play a bigger role the language play because
497 because it is the language that will help you to
498 understand the quote principles of that society
499 what are you integrating into so you have to
500 know what you want to integrate into you you
501 need to know what is there and how do you
502 integrate so asking for foreign student
503 language plays a pretty very big home in
504 integration process. So for the obvious social
505 code of conduct and have the necessary
506 integrations that are needed I would say I'm
507 not 100% but I'll try my best. Integrate as
508 much as possible and still there is more there's
509 more to be done if I know the language later
510 on about social by to more things mungkin
511 bahasa saya mother society about the people
512 out there like that try to see how do I integrate
513 so that's it

514 M: OK just next to the next question maybe


515 didn't you learn in learn about and understand
516 more about the local country the local culture
517 in this country where where they were there
518 any special efforts that you need to improve
519 your understanding of this cultural differences

520 L: I didn't understand the question you asked

521 M: Indonesia maybe kan kamu udah banyak


522 cerita budaya-budaya yang belum kamu
523 ketahui juga, dari banyak budaya itu pernah
524 nggak try to learn about culture about the
525 culture in Indonesia apakah kamu pernah gitu
526 have uh efforts that to learn about Indonesian
527 culture maybe like that

528 L: I think you have understood you correctly


529 maybe the effort that I did to learn Indonesian
530 culture? did I learn some of the touches what
531 exactly is the target

I: how did you learn and understand more


532
about the local cultures in this country and
533
were there any special efforts you made to
534
improve your understanding of these are
535
cultural differences
536
L: I know that you firstly I think my major
537 source of learning was cultural problems Menurut subjek perlu ada platform di
538 organized by different universities in UNNES untuk belajar budaya asing dan
539 Indonesia and I really feel this is something lokal.
540 very good I wish I could have a contact with
541 maybe maybe people in the higher Ministry of
542
543 Education there are many Ministry of
544 Education and culture right. The university is
545 here by now hey mereka punya program
546 program lain untuk orang asing the last can
547 but this program you have to apply you know
548 but for me because I have the passion to learn
549 Indonesian cultures I applied to different
550 programs I and I got accepted I want to kota
551 surabaya kota surakarta Bala different cities I
552 attended this Indonesian cultural programs I
553 visited a lot of regencies from villages and I'm
554 willing to visit more now please help me to
555 learn the culture because one way of learning
556 the culture is living it. Paham?

557 L: One way of learning the culture is living it.


558 Kalo saya di asrama ini, I will not learn
559 budaya. Of course what would teach me
560 budaya. So you have to interact with the
561 people. And for you to interact with them,
562 theres should be a platform for interacting. The
563 platform could be an event where local people
564 and international people interact. You learn
565 culture by living it. So of course I give effort,
566 but unfortunately our campus didn’t organize
567 well for international student. They don’t have
568 plans regarding it. It make the international Menurut subjek tidak hanya orang asing
569 student hard to learn local culture. But other yang perlu belajar budaya lokal, namun
570 university like Universitas Sebelas Maret, juga warga lokal perlu belajar budaya
571 Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro asing.
572 I have friends there through platform. Making
573 event on monthly basis where people interact.
574 If only we have that kind of platform where
575 international and local student give their
576 opinion about culture, people will learn from
577 it. But because theres no such a thing like that
578 here therefore I have to give an extra effort
579 like I apply to different university, getting
580 information from friends. But once I get there I
581 don’t just sit like a guest. I try to interact with
582 local people as much as possible. My bahasa
583 isnt that good but I don’t care. Some people
584 will laugh at it but some other don’t.
585 I would add something, you see culture is an
586 exhaustible thing. Just because you know your
587 culture that’s not enough, you also need to
588 learn other culture as well. And that’s why
589 international student come to different country.
590 Because you need to have international
591 experience. But the local as well need to learn
592 from foreigners, they need to create space for
593 us to learn. The quickest way to learn culture
594 is by living it. And to living it you need to
595 have platform where you can have interaction
596 with the local people. Not just the student but
597 also the local citizen. Indonesia is a very rich
598 country, budaya Indonesia is so big. Theres
599 always something new to learn. Ada banyak
600 budaya yang bagus disini.
601 Maulana: so the next question will be with
602 Levian.
603 Levian: hello, first of all my name is Levian,
604 so lets just go to the next question. So from
605 what you’ve said, its exhausting to learn
606 culture especially because the lack of event
607 and platform that exist. And maybe because
608 Indonesia is so rich in culture its also making
609 it harder.
610 L: yeah, that’s a good point. But its not
611 achieveable to learn other culture, especially
612 when you learn it for years. What im talking
613 about is, maybe particularly Java because we
614 live in Jawa Tengah. The most important
615 culture is the one you live in. Because those
616 are the most that you'll be meeting.
617 Levian: ok so the next question is, Are there
618 any differences in communication norms that
619 you have noticed between the area you are
620 from and the area you are in now? Did you
621 feel need to adjust the way you communicate
622 to fit into the new environment?
623 L: that’s true, in other countries there are
624 different communication norms. The way you
625 speak to elderly, to your friend, to the young
626 ones. Disini berbeda, but for me different here
627 with my home country isnt that much. Theres
628 a certain way you speak to elders, just like in
629 Indonesia. You speak soft to them, you don’t
630 use authoritative to them, that would consider
631 disrespectful. For example, even though im a
632 christian but when you salam you say
633 Assalamualaikum. I think in Islam it has a
634 very good meaning right. That has become like
635 a formula for starting a communication.
636 Especially when im talking to someone that im
637 not familiar I will say salam because that is the
638 norm. I have to say Assalamualaikum Menurut subjek salam
639 Warahmatullahi Wabarakatuh in order to fit. Assalamualaikum Wr. Wb. Adalah
640 Levian: talking about norms, in Javanese itself norma salam di Indonesia
641 we have norm when talking to elderly yang
642 kita praktekkan kepada orangtua. But in the
643 language itself theres no norms in it.
644 L; yeah I can agree to some extent, but did you
645 know theres formal and informal language?
646 Levian: right Subjek mencoba memahami apa yang
647 L: so what makes something formal or menjadikan sesuatu formal dan tidak
648 informal? formal di bahasa Indonesia
649 Levian: tenses, mungkin contohnya ketika we
650 talk like “aku, kamu, saya” itu formal, but
651 when you use “gua, lu” that’s informal.
652 L; I get the same instruction because I
653 remember when I say “kamu”, she feel that’s
654 not respectful.
655 Levian: actually when youre on a formal
656 situation you don’t use “kamu” but “anda”.
657 L: so that’s the communication norm, norm is
658 the way something is done, the way something
659 is expected to be done. So when I use a formal
660 communication in an informal situation,
661 people wouldn’t like it right? that’s a norm
662 already.
663 Levian: so the next question, hmm first I
664 wanna ask you. Are you allow us to ask you
665 about racism? Subjek merasa tidak nyaman dengan
666 L; Hmm, for now… no (sembari menunjukkan pertanyaan terkait rasisme
667 raut wajah yang tidak nyaman).
668 Levian: ok that’s fine, so lets move to the next
669 question. I mean the last question is, How do
670 you cope with feelings of homesickness or
671 homesickness for your home and family? Are
672 there specific strategies that help you deal with
673 these feelings?
674 L: that’s a good question. Hmm, sometime I
675 become homesick that’s obvious. When you
676 stay thousand of miles from home, of course
677 you think about the people home. So what
678 would I do? Sometimes I would call my family
679 members, we’ll just having a casual
680 conversation. that’s one way to reduce it.
681 Second I would, in my country we have a lot
682 of culture as well so sometime I would watch
683 livestream of it. That give me vibe of home. It
684 can be music on youtube .
685 Levian: is it rap music?
686 L: no it’s a combination of English, Arab, and
687 local language. Its pretty enjoyable, so that’s
688 how I deal with homesickness.
689 Levian: well, that’s it. We have bring out all of
690 the questions. Thank you
691 Maulana: Once again, terima kasih atas
692 kerjasamanya dan mohon maaf apabila ada
693 kata yang tidak mengenakkan.
694 L: its okay, thank you so much as well. Also
695 for the time.
696 Maulana: you too.
697 L: I don’t know apakah ini akan hanya
698 menjadi tugas saja, but I request that you guys
699 can analyze this interview especially with your Subjek berharap hasil interview ini
700 lecturer. Because the information that I give to dapat menghasilkan sesuatu yang lebih
701 you is as truthful as possible and as much as dari sekedar tugas
702 possible so maybe you can analyze it for
703 different purpose, maybe a research. Because
704 if theres one that should have a role in this
705 problem, it’s the psychology student. So
706 maybe your lecturer can analyze it and use it to
707 make improvement, that can be good. Maybe
708 in the future this can help to change
709 something. So yeah terima kasih banyak,
710 walaupun banyak waktu terpakai but its not a
711 waste of time.
Nama/Inisial Narasumber : Ahmad Salah

Tanggal wawancara : 20 Mei 2023

Setting wawancara : Asrama Putra UNNES

Wawancara ke :1

Kode wawancara : W1A

Kode Tanya Jawab Analisis Catatan

1 I: Oke, Assalamualaikum Warahmatullahi


2 Wabarakatuh ahmad, perkenalkan nama saya
3 Levian, di sini tujuan aku adalah untuk
4 mewawancari kamu tentang culture shock.
5 Jadi di sini ada beberapa pertanyaan terkait
6 culture shock dan satu di antaranya berkaitan
7 dengan isu rasisme, apakah kamu mau
8 berbicara tentang hal itu di wawancara ini,
9 kalau kamu nggak mau nggak papa kita bisa
10 tiadakan pertanyaan itu, jadi apakah kamu
11 berkenan untuk membicarakan tentang culture
12 shock dan isu rasisme yang ada di wawancara
13 kali ini?
14 A: Saya tidak punya masalah sama sekali,
15 silahkan.
16 I: Oke, Jadi langsung saja dimulai dari
17 pertanyaan pertama, Ahmad, apa yang pertama
18 kali kamu perhatikan atau rasakan ketika tiba
19 di Semarang? Apakah ada perbedaan yang
20 mungkin kerasa sekali dalam budaya gitu atau
21 gaya hidupnya?
22 A: Kalau menurut saya, waktu saya sudah Tidak merasakan culture shock yang Tidak merasakan culture shock karena
23 sampai di Semarang itu, Kalau culture shock terlalu signifikan karena ada banyak banyak persamaan budaya.
24 itu menurut saya tidak, tidak sebesar itu. Jika persamaan antara masyarakat Indonesia
25 saya bisa menyebutkan karena di masyarakat dengan masyarakat Mesir, perbedaan
26 saya ada banyak persamaan di antara kami dan yang paling terasa muncul ketika
27 Indonesia. Namun, Masih ada beberapa per masyarakat Indonesia berinteraksi
28 beberapa perbedaan itu, Itu pasti. Mungkin dengan lingkungan sekitarnya.
29 perbedaan itu muncul di adat atau perlakuan
30 sehari-hari bagaimana masyarakat Indonesia
31 saling memperlakukan yang lain atau misalnya
32 waktu bekenalan dengan orang lain itu cara
33 menanggapi nya juga berbeda. Tapi kalau
34 perbedaan sebesar itu belum ada, kalau
35 menurut saya karena itu sudah terbiasa
36 menghadapi atau merasa seperti itu dalam
37 masyarakat saya disana (tempat asal), tapi
38 pasti perlakuan yang tadi saya menyebutkan
39 kadang-kadang membahagiakan saya ya
40 sejujurnya.
41 I: Oke ke pertanyaan selanjutnya, bagaimana
42 perasaan kamu ketika menghadapi perbedaan
43 budaya di Semarang ini? Apakah ada momen
44 atau situasi tertentu yang menyebabkan kamu
45 itu merasa tidak nyaman atau bahkan bingung?
46 A: Ya jujur ya ada, yang paling terbesar itu Ada beberapa perbedaan budaya yang Beberapa perbedaan budaya yang dialami
47 yang bukan mengganggu atau membuat saya cenderung mengagetkan adalah ketika cenderung mengagetkan
48 tidak nyaman tapi mengagumkan dan berbicara dengan bahasa arab diaminkan
49 mengagetkan. Itu adalah waktu omongan oleh masyarakat Indonesia padahal yang
50 bahasa arab saya diaminkan oleh masyarakat dibicarakan tidak ada unsur agama dan
51 Indonesia. Kenapa? Padahal saya tidak berkata perbedaan yang kedua yaitu saat orang
52 yang relevan sama agama gitu ya. Tapi itu Indonesia menatap orang baru maka
53 karena itu kan kesan masyarakat Indonesia, akan menunduk yang dimana ini
54 karena islam itu pada awal zaman sudah dianggap sebagai penghormatan
55 muncul di dunia arab jadi sudah terjamin
56 apapun omongan bahasa arab nya harus saya
57 mengaminkan, tidak usah-tidak usah, tapi itu
58 terkadang kadang bikin ngakak gitu yang
59 membuat saya tertawa. Apa juga gestur kepala
60 kalau sudah sebentar menatap orang baru gitu
61 ya, misalnya kalau saya sembarangan gitu
62 melihat di mana aja gitu, tiba-tiba saya sudah
63 menatap ya menatap mata sama kamu, Saya
64 kayak menunduk ya untuk tunduk kepala itu
65 sedikit itu salah satu sifat masyarakat
66 Indonesia yang saya sukai enggak tahu
67 perlakuan nya itu mungkin untuk menghormati
68 saya dan hampir jarang ditemukan di negara
69 saya ya gitu ya
70 I: Oke selanjutnya. Apakah ada strategi khusus
71 yang kamu gunakan dalam proses beradaptasi
72 dengan budaya yang tadi kamu sebutkan? Lalu
73 bagaimana kamu itu mencari bantuan atau
74 membangun jaringan sosial? Untuk membantu
75 kamu berintegrasi dengan komunitas lokal
76 yang ada di sini?
77 A: Ya kalau saya secara pribadi itu orang yang Tidak ada strategi khusus untuk bergaul Tidak memiliki strategi khusus karena
78 gampang bergaul sama orang baru. Apalagi dengan komunitas lokal karena memang mudah bergaul dengan orang baru
79 terkadang sayangnya saya dikira orang orang yang gampang bergaul dengan
80 sombong karena berasal dari non-Indonesia. orang yang baru, tetapi terkadang di
81 Karena itu. Kebanyakan orang mengira bahwa bilang sombong karena berasal dari
82 saya tidak ingin berkenalan dengan mereka non-Indonesia padahal suka berkenalan
83 atau bergaul dengan mereka karena mungkin dengan siapapun tanpa membandingkan
84 tidak nyaman atau saya enggan menerima siapapun
85 kehidupan saya di sini itu semuanya salah, itu
86 tidak jalur kehidupan saya karena
87 kesombongan itu tidak diperlukan menurut
88 saya, saya orang sederhana, sangat-sangat
89 mengikuti kesederhanaan-kesederhanaan
90 panutan hidup. Jadi saya sering main-main
91 dengan teman saya di manapun apalagi kalau
92 di tempat pedesaan atau di Kabupaten karena
93 saya sudah dilahirkan dalam lingkungan petani
94 ya, kakek saya seorang petani jadi tidak ada
95 kebutuhan sama sekali untuk bersombong gitu
96 ya, maupun sebagai saya mahasiswa
97 pendidikan Bahasa Indonesia itu kira kira
98 tugas besar saya untuk mendalami
99 Pengetahuan saya tentang Indonesia untuk
100 kira-kira melengkapi kebutuhan saya untuk
101 belajar bahasa Indonesia secara utuh gitu ya
102 maupun Untuk layak dijuluki mahasiswa
103 bahasa Indonesia. Karena itu saya pernah
104 menjelajahi ke Sumatera Barat maupun ke Bali
105 itu sebagian dari perencanaan simulasi saya
106 untuk mengetahui bagaimana dijalani hidup
107 Indonesia sehari hari di setiap masyarakat
108 masing-masing gitu karena pasti ada
109 perbedaan antar masyarakat Indonesia. Jadi
110 dari semua multilingualisme kulturalisme yang
111 berada di Indonesia itu membuat saya sangat
112 penasaran. Bagaimana semuanya saling
113 memperlakukan dengan semua perbedaan itu.
114 Bagaimana jika saya berasal dari suatu kota?
115 Dan sudah pergi ke kota lain yang saya tidak
116 bisa mengadaptasi kehidupan saya di sana
117 karena bahasa. Misalnya, anda berasal dari
118 dari Jakarta selatan mungkin belum pernah
119 sempat anda belajar bahasa jawa bagaimana
120 sudah pindah ke Jawa Tengah. Bagaimana bisa
121 mengatasi permasalahan pemahaman bahasa
122 jawa gitu? Kata kata nya ya itu ya, tetapi saya
123 suka ini semua, suka berkenalan dengan
124 siapapun tidak hanya kalau saya mencari
125 kemaslahatan dengan orang itu saya
126 berkenalan dengan dia saja bukan gitu saya
127 berkenalan dengan siapapun, saya tidak
128 membedakan, saya tidak membandingkan gitu
129 sih.
130 I: Baik untuk pertanyaan selanjutnya,
131 bagaimana kamu belajar dan memahami lebih
132 lanjut tentang budaya lokal di daerah ini di
133 daerah Semarang? Apakah ada upaya khusus
134 yang kamu lakukan untuk meningkatkan
135 pemahaman kamu tentang perbedaan budaya? Cara meningkatkan pemahaman tentang
136 A: Selama saya tinggal di Jawa tengah, secara perbedaan budaya adalah dengan Pemahaman budaya Indonesia ditingkatkan
137 khusus di Semarang yang merupakan ibu kota berkunjung ke daerah lain dan memang dengan mengunjungi daerah lain.
138 Jawa Tengah, untuk menguasai masalah efektif untuk meningkatkan pemahaman
139 ketidakpahaman budaya daerah ini saya mengenai budaya dengan cepat.
140 memaksa diri saya sendiri untuk menghadiri
141 banyak acara atau bepergian ke kota-kota yang
142 lain tidak hanya Semarang, saya pernah ke
143 Tegal, pernah ke Solo, pernah ke Salatiga,
144 Wonosobo, Jogja. Dan insya allah sudah
145 segera ke Kebumen ya, saya hanya jalan-jalan
146 di sana supaya paham setiap kota masing
147 masing itu apa perbedaan budayanya dari kota
148 lain gitu ya. Ini secara efektif mengajari saya
149 bagaimana bisa memahami budaya secepat
150 cepatnya. Dan saya agak berani ngomong gitu.
151 Saya mungkin lebih lebih kurang 25%
152 memahami budaya Jawa yang tidak semata
153 mata hanya dengan simulasi, yang kemarin di
154 Sumatera Barat dan Bali, meski itu sebentar
155 saja namun sudah mendapat yang agak cukup
156 untuk mengetahui bagaimana cara budaya
157 daerah-daerah mereka, seperti itu
158 I: Terima kasih ahmad, berikut pertanyaannya
159 adalah bagaimana kamu mencoba
160 mempertahankan identitas budaya kamu
161 sendiri di tengah perbedaan budaya yang ada?
162 Apakah ada konflik antara budaya kamu
163 sendiri dan budaya baru di daerah ini?
164 A: Sebetulnya saya Pasti menemukan beberapa Beberapa adat dirasa asing, tetapi hal ini Adat yang dirasa asing membuat rasa ingin
165 adat yang kurang terbiasa pada saya membuat rasa keingintahuan muncul tahu muncul.
166 melihatnya setiap hari. Tetapi saya untuk mencari tahu detail dari budaya
167 memperbolehkan diri saya sendiri untuk asing yang baru diketahui tersebut, hal
168 mengeksplorasi bagaimana, Hal itu di dibuat ini dilakukan agar mengetahui apakah
169 atau rinciannya apa, bisakah saya hal ini bisa diketahui dengan mudah dan
170 memahaminya dengan mudah atau tidak, apakah budaya baru tersebut
171 Apakah itu bisa mempengaruhi karakter saya memengaruhi karakter atau tidak.
172 sendiri atau tidak, dari manakah saya bisa
173 memperkaya pengetahuan saya tentang hal itu
174 agar saya bisa mendekati pemahaman saya
175 kepada mereka. Karena setiap bidang itu
176 memiliki bahasa sendiri. Misalnya kalau dalam
177 kehidupan di Semarang masalah saya kadang-
178 kadang karena perkuliahan dalam prodi
179 pendidikan bahasa Indonesia tapi itu dulu
180 sekarang sudah sangat berubah saya pakai
181 bahasa halus itu kurang cocok sama semuanya.
182 Tidak, tidak biasa saya bertanya kepada anda
183 bilang apa kabar? Padahal itu benar, Anda
184 menuju ke mana? Terlalu formal ya kan ya?
185 Tetapi itu benar tapi sudah mengharuskan diri
186 sendiri harus mengubah caranya untuk jadi
187 sesuai, dan Alhamdulillah sudah jadi orang
188 Indonesia ya kalau terdengar tidak bisa
189 dibandingkan. Itu suara orang asing itu suara
190 orang non-Indonesia tidak bisa dibandingkan,
191 tidak bisa ditangkap gitu ya masih kedengeran
192 orang asli gitu ya.
193 I: Oke. Baik selanjutnya apakah ada hambatan
194 bahasa yang kamu hadapi dalam
195 berkomunikasi dengan penduduk setempat?
196 Lalu bagaimana kamu mengatasi hambatan
197 atau masalah tersebut dan membangun
198 kemampuan bahasa baru?
199 A: Ya ini yang baru saja tadi menyebutkan ya. Memiliki hambatan ketika masyarakat Hambatan yang dihadapi adalah ketika
200 Pasti dengan orang asing sudah belajar saja sekitar menggunakan bahasa Jawa atau masyarakat Indonesia berbahasa daerah.
201 bahasa Indonesia yang dipakai di seluruh bahasa daerah lainnya, padahal yang
202 Indonesia, Tiba-tiba menemui lagi bahasa jawa dikuasai dan yang dipelajari oleh orang
203 bagaimana itu dikuasai, apalagi jika saya asing hanya bahasa Indonesia, tetapi
204 sedang berbincang bincang dengan dengan sebenarnya orang asing ini menguasai
205 seseorang itu dalam bahasa Indonesia tiba-tiba beragam bahasa khas yang ada di
206 mengobrol dengan orang lain ya dengan suara Indonesia tetapi bahasa Indonesia juga
207 samar-samar gitu pakai bahasa jawa yang belum terlalu dikuasai sehingga tidak
208 menjadi masalah mereka lagi mau ngomong mempelajari bahasa daerah/bahasa khas
209 apa? Saya sebenarnya ingin memahami hal Indonesia.
210 tersebut atau waktu saya mau berbelanja di
211 manapun karyawan atau kasir itu pakai bahasa
212 khas. Makanya kan tadi saya mengatakan
213 bahwa setiap bidang itu punya bahasa khas
214 gitu ya. Terus tak secepat itu dikuasai hari
215 demi hari saya belajar tapi gaya setiap orang
216 itu berbeda-beda dan secepat apa bisa
217 menguasai atau memahami. Apakah hal itu
218 sangat berkepentingan kepada anda atau tidak.
219 Kalau misalnya saya karena saya orang
220 linguistik gitu ya linguistik sangat berpeduli
221 dengan bahasa. Kata apa yang paling cocok
222 sama orang itu? Saya menyesuaikan
223 percakapan saya dengan yang sedang di
224 diomongin dengan dia. Bagaimana kalau saya
225 mengatakan kalimat sangat formal itu dengan
226 Petani itu, Maksud saya tidak menghina atau
227 meremehkan, Tapi mungkin tidak terbiasa
228 memakai bahasa seperti itu harus mengurangi
229 tingkat percakapan saya untuk sesuai. Dan
230 sebelum saya datang ke Indonesia waktu
231 belajar bahasa Indonesia pada awalnya kami
232 sudah diajak dari kebanyak kebahasaan
233 Indonesia. Tapi tak sebanyak itu kami sudah
234 diajari, ya karena perangkaan yang terakhir itu
235 yang telah diterbitkan dari UN statistiknya
236 berkata bahwa jumlah bahasa lokal Indonesia
237 itu melampaui 700 bahasa kenapa banyak
238 banget ya. Itu bagaimana kalau saya, saya
239 sendiri orang asing orang non-Indonesia.
240 Bagaimana kalau orang-orang Indonesia
241 sendiri kira-kira merasa yang sama ya itu kan
242 susah ya.
243 I: Oke baik. Selanjutnya. Apakah ada
244 perbedaan dalam norma-norma komunikasi.
245 Ya yang kamu perhatikan Antara daerah
246 tempat kamu berasal dari mesir dan daerah
247 tempat kamu berada sekarang di Jawa tengah
248 ini. Apakah kamu merasa perlu menyesuaikan
249 cara kamu berkomunikasi untuk cocok dengan
250 lingkungan baru? Jadi kamu jawabnya norma
251 norma aja apakah ada perbedaan atau tidak?
252 A: Kalau dari segi norma-norma itu kalau dari Perbedaan dari segi lingkungan, Lingkungan di Indonesia lebih hijau
253 segi tempat misalnya sebenarnya di negara Indonesia lebih hijau, Dari segi bahasa sedangkan sistem komunikasi di Indonesia
254 saya itu tak sehijau Indonesia tak sehijau sama dengan tempat lain yaitu jika sama seperti negara lain.
255 Indonesia ini salah satu faktor penguatan bahasa sudah dikuasai maka apapun
256 Indonesia, apalagi saya orang yang menyukai bisa dilakukan dengan lancar karena
257 berolahraga, main yoga, kadang-kadang itu bahasa merupakan langkah pertama
258 kan suasana atau cuaca untuk berinteraksi dengan orang lain,
259 Indonesia yang sangat kehijauan itu sangat apalagi jika bisa menguasai bahasa
260 diperlukan kepada saya kepada macam orang daerah akan lebih mudah lagi.
261 seperti saya. Kan itu menyediakan banyak
262 oksigen dan sangat cocok dengan
263 kemanusiaan, nah menurut saya ini ini dari
264 segi tempat kalau dari segi cara berkomunikasi
265 kalau menurut saya dan berkali-kali saya
266 sudah menjamin kebenaran saya tentang hal
267 itu. Kalau bahasa sudah dimiliki atau dikuasai
268 apa bisa dijalani secara mengalir. Ya kira-kira
269 tidak akan dihadapi masalahnya apa pun
270 karena apa? Karena bahasa itu menurut saya
271 langkah pertama untuk berinteraksi dengan
272 orang lain pasti ada dasar bahasa dasar yang
273 sering dipakai, tapi saat menguasai bahasa
274 khas sebuah bidang semuanya akan menjadi
275 lebih mudah gitu ya.
276 I: Kalau misalnya aku tanya kamu di bahasa di
277 bahasa arab itu ada tata cara untuk
278 berkomunikasi dengan orang yang lebih tua
279 atau tidak dan dibandingkan dengan bahasa
280 jawa yang sekarang kamu pelajari apakah
281 sama?
282 A: Sama ya pasti semua bahasa pasti ada tiga Berbahasa di bahasa arab tetap sama Memiliki norma atau aturan bahasa yang
283 tingkat yaitu tingkat halus, tingkat gaul gitu ya seperti berbahasa di Indonesia atau jawa sama dengan bahasa Indonesia dan Jawa.
284 tergantung sama siapa dipakai yaitu bergantung dipakai kepada siapa
285 I: Tapi di bahasa Indonesia kan cuma ada dan dimana.
286 formal dan informal tidak secara spesifik
287 mengatur tentang ini cara berbicara kamu
288 kepada orang tua gitu. Nah itu di bahasa
289 Indonesia nggak ada. Makanya pertanyaan
290 kami lebih ke apakah norma peraturan dalam
291 bahasa kamu itu ada perbedaan dengan bahasa
292 jawa atau bahasa Indonesia ada ya?
293 A: Kalau bahasa Indonesia dan bahasa Jawa
294 itu perbedaannya satu aja, bahasa jawa
295 bertingkat tiga, Bahasa Indonesia bertingkat
296 dua yaitu baku atau non baku halus atau gaul
297 tercampur. Bahasa Jawa juga ini tergantung
298 budaya orang nya sendiri berasal dari mana,
299 dan bahasa arab itu ya tergantung juga di mana Bahasa arab juga memiliki Norma/Peraturan dari bahasa Arab sama
300 saya memakai bahasa itu. Misalnya kalau di norma/peraturan yang sama dengan seperti bahasa Indonesia dan Jawa.
301 confrence atau di wawancara biasanya saya bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yaitu
302 pakai bahasa fusha, bahasa yang halus gitu. tergantung dimana bahasa tersebut
303 Tetapi di sini ada pengecualian betapa orang dipakai misal di wawancara
304 yang saya sedang berbincang dengan dia menggunakan bahasa yang halus dan
305 nyaman dan percaya kepada saya dan betapa ketika berbincang dengan teman sebaya
306 kita saling menghormati. Misalnya kalau saya hanya menggunakan bahasa non baku
307 tidak harus menyebutkan gelar prestisius terus dan gaul saja.
308 itu pak atau mas atau ibu. Bagaimana kalau
309 langsung dipanggil namanya? Gitu ya mas
310 imam, bagaimana kalau imam aja? Gitu ya?
311 Ini tergantung bagaimana saya mengatur
312 obrolan saya dengan orang lain. Apabila
313 dengan teman teman pasti langsung pasti terus
314 menerus non baku gaul yang mungkin under
315 gaul juga.
316 I: Oke lalu seperti yang tadi kita telah sepakati
317 kamu bersedia untuk berbicara tentang rasisme
318 itu ya. Baik pertanyaannya adalah apakah
319 kamu telah mengalami atau menyaksikan
320 situasi rasisme di tempat kamu berada
321 sekarang? Lalu bisakah kamu ceritakan
322 pengalaman atau insiden spesifik yang
323 menggambarkan perbedaan perlakuan atau
324 diskriminasi berdasarkan ras di tempat kamu
325 berada sekarang?
326 A: Wah pertanyaan seperti ini mungkin sangat Beberapa kali mengalami insiden Pernah mengalami keadaan perlakuan
327 privat gitu atau susah ya? Intinya pasti rasisme, pengalaman pertama yaitu perilaku (rasisme) seperti diganggu saat
328 perasaan yang paling sakit itu bisa dirasakan diganggu saat sedang menyendiri yang menyendiri dan merasa dikasihani.
329 oleh orang asing biasanya itu kesendirian. dimana mereka sebenarnya ingin fokus
330 Kesendirian mungkin itu salah satu komentar agar tidak diganggu dan mengganggu
331 kebanyakan orang. Kenapa banyak orang asing orang lain, pengalaman kedua yaitu
332 itu biasanya duduk atau berada di tempat merasa dikasihani padahal rasa
333 sendiri. Itu disebabkan dua menurut saya. dikasihani itu sangat dibenci karena
334 Tergantung dia sedang melakukan apa? tidak jujur tetapi mereka harus tetap
335 Misalnya, kalau saya sendiri jika saya bekerja netral dan tetap menjalani hidup.
336 atau belajar suka sendirian, ya supaya saya
337 tidak diganggu atau mengganggu orang lain
338 gitu ini nomor satu. Nomor dua, Kadang-
339 kadang saya sangat membenci merasa di
340 dikasihani kenapa? bagaimana rasanya kalau
341 anda merasa dipuji terus, Tidak jujur
342 semuanya dengan anda ataupun misalnya,
343 kalau saya punya teman-teman kami ingin
345 main Bersama kadang-kadang mungkin
346 mereka mendukung produk nasional?
347 Mungkin perkataan mereka ya misal enggak
348 usah deh ajak orang luar itu, enggak usah
349 ditanya ke dia. Itu tak apa-apa, saya tak tahu
350 apa-apa karena sudah dipahami. Hal seperti itu
351 maupun saya enggak sanggup sama sekali
352 memaksa seseorang untuk dekat sama saya,
353 saya menghargai diri sendiri mau ya silahkan
354 tidak mau silahkan juga. Ya allah tapi kalau
355 dari segi orang lain alhamdulillah sangat
356 menghormat saya apalagi saat saling bercanda
357 gitu tentang tinggi saya, wajah saya apalagi
358 hidung mancung saya. Itu masalahnya apa?
359 Saya tidak tahu, iya saya sudah punya anak
360 perempuan, saya mencarikan dia suami, saya
361 menjodohkan kalian berdua itu karena apa ya?
362 Perbaikan turunan itu kenapa emang keturunan
363 Indonesia sendiri itu masih bagus. Tapi secara
364 umum saya tidak bisa menegur atau
365 menyalahkan siapapun itu. Saya hanya bisa
366 menjalani hidup saya sendiri dengan berada di
367 tempat netral tidak jauh dari semuanya atau
368 mendekati semua.
369 I: Oke. Itu saja. Tadi kamu sudah cerita
370 tentang pengalaman kamu. Terus. Ya kenapa
371 kok justru semakin banyak yang kamu ceritain
372 kita. Makin banyak data yang bisa dianalisis.
373 Gitu lalu. Pengalaman pengalaman kamu tadi
374 apakah itu berpengaruh kepada kesehatan
375 mental kamu? Lalu adakah? Dampak jangka
376 panjangnya dari pengalaman yang tadi kamu
377 sebutkan.
378 A: Kesehatan mental saya pasti terpengaruhi, Pengalaman yang dialami memengaruhi Pengalaman yang telah dialami
379 salah satu sebabnya yang saya tadi. kesehatan mental terutama masalah rasa memengaruhi kesehatan mental.
380 menyebutkan itu rasa kesendirian. Karena pun kesendirian karena tidak ada siapapun
381 misalnya, saya sendiri tidak ada keluarga, disini sehingga rasa perantau
382 tidak ada saudara, pasti ada teman-teman menyelimuti dengan kuat, selain itu
383 banyak. Tapi rasa perantau itu sering karena ada perasaan tidak suka
384 menyelimuti saya. misalnya, saya pernah dikasihani membuat menjadi tidak
385 dirawat inap di rumah sakit sebelum waktu membutuhkan orang lain sehingga
386 perawatan itu saya sudah empat harian di semakin menjadi merasa sendiri
387 dalam kamar saya tanpa memberi tahu kepada sehingga pernah saat sakit DBD empat
388 siapa pun bahwa saya sakit, saya tak bisa hari dikamar tanpa memberitahu
389 bangun dari ranjang saya waktu itu saya sudah siapapun bahwa sedang sakit.
390 sakit Demam Berdarah yang sangat
391 melemahkan kaki, tulang sakit sehingga saya
392 tidak bisa berdiri lama, terasa darah kayak
393 beku dikaki saya dan tidak bisa berdiri lama
394 maksimalnya itu 10 detik , ini karena saya
395 tidak suka dikasihani siapapun, tidak mau
396 meminta tolong pada siapapun.
397 I: Kamu sempat mengabari keluarga kamu di
398 Mesir tentang kondisi kamu saat itu?
399 A: Pasti iya,tapi mereka tak bisa berbuat
400 apapun ya hanya berdoa tapi pasti ada banyak
401 pengalaman di sini yang sudah membuat saya
402 berani sehingga bisa memperkuat diri saya
403 sendiri dan alhamdulillah dengan keimanan
404 saya, kalau saya sendiri di sekitar manusia
405 saya terus ditemani allah.
406 I: Oke, Baik ahmad ini pertanyaan terakhir,
407 Bagaimana kamu mengatasi rasa
408 rindu/kangen? Terhadap rumah dan keluarga
409 di daerah asal kamu?
410 A: Aku kayaknya ngga bisa menjawab Semua perantau merasakan rindu Kerinduan diobati dengan melihat gambar-
411 pertanyaan ini, tapi saya biasanya melakukan kepada keluarga sehingga melakukan gambar yang pernah diambil bersama
412 seperti yang siapapun perantau selain saya hal yang membuat mengurangi rasa keluarga
413 melihat semua gambar-gambar yang telah di kangen seperti melihat gambar yang
414 diambil Bersama-sama, saya enggak video call pernah difoto bersama keluarga dan
415 dengan keluarga saya, mungkin ini perlakuan tidak video call agar rasa kangen tidak
416 saya secara pribadi, tidak tahu jika orang lain tambah meningkat, lalu biasanya juga
417 melakukannya juga tapi pasti ada yang menghitung hari untuk mengetahui
418 melakukannya. Hari demi hari saya berapa hari lagi di Indonesia, tetapi
419 menghitung udah berapa lama tinggal di sini masih ada keragu-raguan untuk pulang
420 dan masih berapa lama untuk pulang, namun karena betah disini.
421 dalam hal ini ada sebuah kesukaran yang
422 dihadapi, seperti ada rasa keragu-raguan saya
423 sudah agak betah di sini nggak mau pulang,
424 tapi keluarga udah saya rindu, saya harus apa
425 gitu, udah ah jangan gitu lah
426 I: Ngga apa-apa Ahmad kamu dalam
427 wawancara ini bisa cerita apa aja, karena dari
428 hasil obrolan kita ini nggak bakalan dikasih tau
429 ke siapa pun kecuali ke dosen kita enggak apa
430 ya oke ya. Wawancara ini sebenarnya selesai
431 pertanyaan-pertanyaannya udah aku kasih ke
432 kamu semua, terima kasih Ahmad atas
433 waktunya
434 A: Terima kasih untuk menyakiti saya ya
435 I: Aku sendiri sebagai pewawancara memohon
436 maaf apabila ada kata-kata yang tidak
437 mengenakkan pada wawancara kali ini
438 A: Saya suka tapi kalo kamu jadi aku gimana
439 ya, hahaha
440 I: Baik, mohon maaf juga tadi telat, oke aku
441 akhiri ya, Wassalamualaikum Warrahmatullahi
442 Wabarakatuh.
B. DOKUMENTASI WAWANCARA

Gambar 1.1. Foto ini diambil ketika kami sedang mewawancarai Josue yang berasal dari Timor-Leste, Tempat
dilaksanakan wawancara ini masih di dalam Asrama, tepatnya di ruang tamu dari Asrama Putra UNNES.
Wawancara pada waktu itu dilaksanakan di pagi hari karena menyesuaikan jadwal narasumber dan pewawancara
yang sama-sama padat.

Gambar 1.2. Foto ini diambil diluar Asrama seusai mewawancarai Mr.L dikarenakan Mr.L tidak ingin
didokumentasikan dan ingin menjaga privacy-nya, akhirnya kami melakukan dokumentasi di luar asrama, tempat
dilaksanakan wawancara masih sama yaitu Asrama Putra UNNES.
Gambar 1.3. Foto kali ini diambil pada malam hari dikarenakan narasumber ketiga yaitu Ahmad Saleh baru dapat
diwawancarai pada saat itu, hal ini dilakukan untuk membuat hasil wawancara tidak direkayasa dan tidak terburu-
buru dan juga sebagai bentuk penghormatan kami terhadap narasumber yang akan kami wawancarai.

Gambar 1.4. Ini merupakan gambaran bagaimana tempat yang digunakan untuk wawancara di asrama,
wawancara dilakukan saat suasana asrama tenang dan sedang sepi agar narasumber tidak terdistraksi dengan
gangguan dari lingkungan sekitar dan tetap menjaga hasil wawancara tetap akurat.

Anda mungkin juga menyukai