PASCA PANDEMI
Dapertemen Antropologi
E-mail: ferdi.rahman.efendi-2022@fisip.unair.ac.id
ABSTRAK
Gegar budaya atau culture shock sering disandingkan pada kondisi gangguan mental.
Kejadian ini sering dijumpai di lingkungan sekitar, khususnya pada individu yang berada
di posisi adaptasi dengan lingkungan baru. Kehidupan mahasiswa baru menjadi contoh
salah satu dari peristiwa tersebut. Tak sedikit pula mahasiswa baru merasakan perubahan
emosional dan berbagai dampak reaksi yang ditimbulkan. Menjadi mahasiswa rantau
mengharuskan seseorang harus menerima keadaan yang sedikit terpaksa. Penelitian yang
dilakukan dengan wawancara dan penelitian yang relevan bertujuan untuk mendefinisikan
dan menggambarkan pengaruh dunia baru bagi seorang mahasiswa. Semakin berbeda
kebudayaan antara daerah asal dan daerah yang kini didiami, semakin menambah besar
probabilitas seseorang mengalami gegar budaya. Resah, kaget, kecewa, gelisah,
emosional, bingung, dan sebagainya menjadi sedikit dari berbagai dampak yang muncul.
Banyak juga pengaruh yang ditimbulkan salah satunya berdampak pada kesehatan
individu. Seiring dengan waktunya mahasiswa dengan masa perkuliahannya, membuat
pola sehari-hari akan mengalami perubahan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada
masalah psikologis yaitu gegar budaya yang kembali muncul di era pasca pandemi.
PENDAHULUAN
perilaku, dan kognitif individu yakni ingin diangkat oleh peneliti adalah:
individu merasa, berperilaku dan berpikir Bagaimana gegar budaya yang terjadi
ketika menghadapi budaya kedua. Afektif pada mahasiswa perantau pada pasca
berhubungan dengan perasaan dan emosi pandemi Covid-19? Adapun tujuan ini
yang dapat menjadi positif atau negatif. adalah: untuk mengetahui dan
menganalisis bagaimana proses adaptasi mahasiswa perantau baru dari berbagai
mahasiswa perantau pasca Covid-19 daerah. Unit analisis yang digunakan
dalam menghadapi gegar budaya. terdiri dari adaptasi dan gegar budaya.
Adapun metode pengumpulan data pada
METODE PENELITIAN
penelitian ini meliput: Wawancara
Metode yang digunakan pada penelitian
Terstruktur. Pengumpulan data
ini adalah metode penelitian kualitatif.
penelitian ini menggunakan wawancara
Metode kualitatif dilakukan dengan
mendalam dengan Mahasiswa perantau
wawancara terstruktur dengan
untuk menggali informasi faktor–faktor
Mahasiswa perantau serta penelusuran
apa yang menyebabkan terjadinya gegar
dokumen (buku, tesis, skripsi, jurnal
budaya dan bagaimana cara mereka
penelitian dan situs internet). Subjek
beradaptasi dalam menghadapi gegar
dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
budaya.
Perantau baru. Sedangkan objek dalam
penelitian ini adalah gegar budaya. PEMBAHASAN
Pendekatan yang digunakan dalam Faktor–faktor yang menyebabkan gegar
penelitian ini kualitatif yaitu peneliti budaya adalah antara pribadi,
adalah sebagai instrumen kunci, keterampilan komunikasi, pengalaman
pengambilan sampel sumber data yang berbeda, serta karakteristik fisik
dilakukan secara purposif teknik seperti penampilan, umur, kesehatan,
pengumpulan data dengan triangulasi kemampuan sosialisasi menyebabkan
(gabungan), analisis data bersifat gegar budaya yang dialami oleh para
induktif kualitatif, dan hasil penelitian mahasiswa perantau yang tinggal di
lebih menekankan makna dari pada lingkungan yang baru dengan budaya
generalisasi (Sugiyono: 2009). yang baru khususnya pasca Pandemi
terstruktur, dalam wawancara ini kegiatan yang hampir tanpa henti dari
informan yang digunakan ada 8 orang jam 4 subuh hingga jam 12 malam.
Tubuh saya dan psikis saya kurang dapat membuatnya mengalami gegar budaya.
beradaptasi dengan perbedaan waktu Informan 3 mengungkapkan:
aktivitas per harinya sehingga saya “Perbedaan pembelajaran sebelum dan
mengalami depresi dan juga sering jatuh sesudah mahasiswa lebih mengerti
sakit.” (Wawancara, 13/12/2022). materi yang disampaikan oleh dosen
karena bertatap muka secara langsung.
Berdasarkan hasil wawancara di atas
ada. cara mengatasi nya dengan mencari
menunjukkan bahwa faktor antar pribadi
sumber" penunjang belajar dari youtube,
seperti karakteristik fisik yaitu
buku, jurnal, dll.” (Wawancara,
penampilan dan kesehatan merupakan
13/12/2022).
faktor yang membuatnya mengalami
gegar budaya. Sedangkan untuk Berdasarkan hasil wawancara di atas
keterampilan komunikasi, pengalaman menunjukkan jika faktor antar pribadi
yang berbeda, umur dan kemampuan seperti pengalaman yang berbeda dan
sosialisai bukan faktor yang karakter fisik penampilan, kesehatan
membuatnya mengalami culture shock. merupakan faktor yang membuat dirinya
Informan 2 mengungkapkan: “Yang mengalami gegar budaya. Sedangkan
dapat dilihat (yaitu) dari materi yang untuk keterampilan komunikasi, karakter
disampaikan secara luring menjadi fisik seperti umur dan kemampuan
daring sehingga kurangnya pemahaman sosialisasi bukan faktor yang
konsep, menimbulkan sikap malas membuatnya mengalami gegar budaya.
karena tidak ada pengawasan misal dari Informan 4 mengungkapkan: “Tingkat
teman maupun dosen” (Wawancara, semangat belajar menurun saat pandemi
13/12/2022). Berdasarkan hasil covid karena sudah terbiasa juga dengan
wawancara, Informan 2 di atas aktivitas pembelajaran online yang
menunjukkan bahwa faktor antar pribadi kebanyakan tidak melakukan
seperti pengalaman yang berbeda dan pembelajaran sebagimana mestinya. Hal
karakter fisik penampilan merupakan itu berhubungan dengan culture shock
faktor yang membuatnya mengalami dan cara mengatasinya bisa dengan
gegar budaya. Sedangkan untuk membuka diri terhadap segala
keterampilan komunikasi, karakteristik perubahan pada lingkungan dan siap
seperti umur, kesehatan dan kemampuan menerima segala perubahan yang
sosialisasi bukan faktor yang
bertentangan dengan kebiasaan seperti penampilan, umur dan
sebelumnya.”(Wawancara, 13/12/2022). kemampuan sosialisasi bukan faktor
yang membuatnya mengalami gegar
Berdasarkan hasil wawancara, Informan
budaya. Penyebab Kedua Adalah Variasi
4 di atas menunjukkan jika faktor
Budaya. Seperti sosial, adat istiadat,
hubungan antar pribadi seperti
agama, pendidikan, norma dalam
pengalaman yang berbeda dan karakter
masyarakat dan Bahasa adalah
fisik umur merupakan faktor yang
merupakan salah satu faktor yang
membuat dirinya mengalami gegar
menyebabkan terjadinya gegar budaya
budaya. Sedangkan untuk keterampilan
yang dialami oleh para Mahasiswa
komunikasi, karakter fisik seperti
perantau yang tinggal di lingkungan yang
penampilan, kesehatan dan kemampuan
baru dengan budaya yang baru di masa
sosialisasi bukan faktor yang
pandemi Covid-19 seperti yang di
membuatnya mengalami gegar budaya.
ungkapkan oleh informan 6: “Kaget
Informan 5 mengungkapkan: “Selama
pastinya tapi pada akhirnya menerima
pandemi kemarin saya belajar secara
juga karena sadar kita hidup di dunia
online, berbeda dengan kondisi sekarang
dengan budaya yang luas” (Wawancara,
dimana covid 19 sudah mulai menjadi
13/12/2022).
endemi sehingga pembelajaran
dilakukan secara offline. Tentunya ini Dari pernyataan Informan 6 di atas
menjadi penyebab munculnya culture menunjukkan bahwa variasi budaya
shock pada saya, karena selama seperti social distance, perilaku,
pandemi saya melakukan berbagai pendidikan merupakan faktor yang
kegiatan secara online dan dirumah membuat dirinya mengalami gegar
(jarang bertemu orang secara langsung” budaya. Sedangkan untuk adat istiadat,
(Wawancara, 13/12/2022). agama, norma dalam masyarakat dan
Bahasa bukan faktor yang membuatnya
Berdasarkan hasil wawancara, Informan
mengalami gegar budaya. Informan 7 ia
5 di atas menunjukkan jika faktor antar
mengungkapkan: “kalau stress untuk
pribadi seperti pengalaman yang berbeda
mengatasinya saya biasanya mencari
dan karakter fisik kesehatan merupakan
kegiatan yang menurut saya
faktor yang membuat dirinya mengalami
menyenangkan seperti jalan-jalan, main
gegar budaya. Sedangkan untuk
keterampilan komunikasi, karak terfisik
sama teman, dan sebagainya” (Wawancara, 13/12/2022). Dari
(Wawancara, 13/12/2022) pernyataan Informan di atas
Dari pernyataan Informan 7 di atas menunjukkan bahwa variasi budaya
menunjukkan bahwa variasi budaya seperti agama, pendidikan, dan Bahasa
seperti perilaku, pendidikan merupakan merupakan faktor yang membuat dirinya
faktor yang membuat dirinya mengalami mengalami gegar budaya. Sedangkan
gegar budaya. Sedangkan untuk sosial, untuk sosialisasi, perilaku, adat istiadat,
adat istiadat, agama, norma dalam dan norma dalam masyarakat bukan
masyarakat dan Bahasa bukan faktor faktor yang membuatnya mengalami
yang membuatnya mengalami gegar gegar budaya.
budaya. Informan 1 mengungkapkan:
Fase Perencanaan
“Di Pesantren saya mengalami depresi
Fase ini adalah Mahasiswa perantau
dan penurunan kekebalan tubuh. Di
masih berada pada kondisi asalnya dan
Surabaya, saya menjadi sedikit terkejut
menyiapkan segala sesuatu, mulai dari
dan stress akibat kemacetan yang parah
ketahanan fisik sampai kepada mental,
dan juga pengendara yang ugal-
termasuk kemampuan komunikasi yang
ugalan.” (Wawancara, 13/12/2022).
dimiliki untuk dipersiapkan, yang
Dari pernyataan Informan 1 di atas
nantinya digunakan pada masa pandemi
menunjukkan bahwa variasi budaya
Covid-19. Informan pertama 1: Ia
seperti perilaku, pendidikan dan agama
menyiapkan mental dirinya dengan
merupakan faktor yang membuat dirinya
memberanikan diri mengenal orang-
mengalami gegar budaya. Sedangkan
orang baru. “Saya mencoba mengenal
untuk sosial, adat istiadat, norma dalam
orang-orang yang paling dekat terlebih
masyarakat dan Bahasa bukan faktor
dahulu, seperti teman satu prodi, teman
yang membuatnya mengalami gegar
sekelompok, sekelas, dll.” (Wawancara,
budaya. Informan 4 mengungkapkan:
13/12/2022)
“Berbaur dengan siapa saja dan
berusaha mengakrabkan diri dengan Informan 2: Ia menyiapkan dirinya
lawan bicara untuk saling mengenal dengan usaha-usaha berbaur kembali
lebih dalam. Tidak ada hambatan, dengan lingkungan barunya, khsusunya
mungkin cuma sulit untuk menyamakan di lingkungan terdekatnya seperti di
frekuensi agar lebih akrab.” kelas.“Dengan berusaha berbaur secara
perlahan-lahan untuk saling mengenal “Berbaur dengan siapa saja dan
satu dengan yang lain mulai dari temen berusaha mengakrabkan diri dengan
prodi maupun luar prodi.” (Wawancara, lawan bicara untuk saling mengenal
13/12/2022). Hal ini juga dapat dilihat lebih dalam. Tidak ada hambatan,
pada informan 6 dimana ia menyiapkan mungkin cuma sulit untuk menyamakan
dirinya untuk terus mengupayakan frekuensi agar lebih akrab.”
dirinya berbaur dengan lingkungan (Wawancara, 13/12/2022)
barunya. “Berusaha membaur dan
Informan 5 : Ia selalu berusaha mengenal
menerima akan tetapi jika tidak sesuai
orang baru dan berusaha memahami
dengan apa yang saya biasa lakukan
karakter orang-orang di sekitarnya.
saya tidak memaksa diri saya untuk
“Cara yang saya lakukan adl berusaha
berbaur dengan mereka.” (Wawancara,
membaur dengan teman-teman lainnya
13/12/2022).
juga berusaha memahami karakter
Informan 3: Ia lebih sederhana mereka.” (Wawancara, 13/12/2022)
menghadapi, yaitu dengan menyiapkan
Fase Resolusi
diri untuk memahami bahasa baru yang
Fase dari adaptasi budaya, berupa jalan
ia kenal. “bertanya makna dari kata
akhir yang diambil mahasiswa perantau
yang tidak saya tahu” (Wawancara,
sebagai jalan keluar dari kondisi tidak
13/12/2022). Kesederhanaan ini juga
nyaman yang di rasakannya. Dalam
dilihat dari informan 7, dimana ia dalam
tahap ini ada beberapa hal yang dapat
menghadapi persoalan dalam
dijadikan pilihan oleh orang tersebut,
menghadapi sesuatu hal barunya adalah
seperti:
dengan mencoba bertanya dengan
lingkungan sekitar. “Cara saya a) Flight, yaitu ketika seseorang
bersosialisasi dan mengatasi apabila tidak tahan dengan
ada hambatan ya belajar lingkungannya dan merasa tidak
dan meminta bantuan teman yang lebih dapat melakukan usaha untuk
paham untuk membantu.” (Wawancara, beradaptasi yang lebih dari apa
13/12/2022). yang telah dia lakukan. Fight,
yaitu orang yang masuk pada
Informan 4: Ia menyiapkan diri dengan
lingkungan dan kebudayaan baru
berusaha mengenal orang baru dan
dan dia sebenarnya merasa tidak
lingkungan baru yang ia ketahui.
nyaman, namun dia berusaha menghadapi segala hal yang membuat Ia
untuk tetap bertahan dan berusaha merasa tidak nyaman.
menghadapi segala hal yang
Informan 2 dan informan 6, proses
membuat dia merasa tidak
adaptasi budaya yang di gunakan adalah
nyaman.
accomodation, yaitu tahapan dimana ia
b) Accomodation, yaitu tahapan
mencoba untuk menikmati apa yang ada
seseorang mencoba untuk
di lingkungannya yang baru, awalnya
menikmati apa yang ada di
mungkin orang tersebut merasa tidak
lingkungannya yang baru,
nyaman, namun dia sadar bahwa
awalnya mungkin orang tersebut
memasuki budaya baru memang akan
merasa tidak nyaman, namun dia
menimbulkan sedikit ketegangan, maka
sadar bahwa memasuki budaya
dia pun berusaha berkompromi dengan
baru memang akan menimbulkan
keadaan, baik eksternal maupun internal
sedikit ketegangan, maka dia pun
dirinya.
berusaha berkompromi dengan
keadaan, baik eksternal maupun Informan 3 dan informan 7, proses
budaya barunya. Tidak ada lagi mungkin orang tersebut merasa tidak
tidak nyaman, dan bisa mengatasi memasuki budaya baru memang akan
Informan 1: Proses adaptasi budaya yang keadaan, baik eksternal maupun internal
yang masuk pada lingkungan dan Informan 4, proses adaptasi budaya yang
kebudayaan baru dan dia sebenarnya di gunakan ia adalah full participation,
merasa tidak nyaman, namun Ia berusaha yaitu ketika ia sudah mulai merasa
untuk tetap bertahan dan berusaha nyaman dengan lingkungan dan budaya
barunya. Tidak ada lagi rasa khawatir,
cemas, kondisi tidak nyaman, dan bisa faktor yang mempengaruhi terjadinya
mengatasi rasa frustrasi yang dialami gegar budaya pada mahasiswa perantau
dahulu. pasca pandemi Covid-19 yaitu faktor
antar pribadi, variasi budaya.
Informan 5 dalam proses adaptasi budaya
yang di gunakan ia adalah full Gegar budaya yang dialami mahasiswa
participation, yaitu ketika Veni sudah baru di era pasca pandemi mulai menjadi
mulai merasa nyaman dengan hal yang lama kembali terjadi. Beragam
lingkungan dan budaya barunya. Tidak reaksi muncul seperti kaget, kecewa,
ada lagi rasa khawatir, cemas, kondisi gelisah, emosional, bingung, dll.
tidak nyaman, dan bisa mengatasi rasa Perlunya penyesuaian adaptasi juga
frustrasi yang dialami dahulu. mengajarkan seorang mahasiswa untuk
berlatih membuka diri terhadap
PENUTUP
lingkungan barunya dari berbagai cara
Berdasarkan seluruh uraian pada bab agar tidak berpengaruh dalam
sebelumnya, maka dapat ditarik kesehatannya.
kesimpulan sebagai berikut: faktor –
DAFTAR PUSTAKA