Anda di halaman 1dari 4

Nama : Delia Puspita Sari

NPM : 24071120025 / Komunikasi antar budaya J

Culture shock dan cara mengatasinya

Culture shock/gegar budaya pertama kali diperkenalkan oleh Oberg(1960) sebagai paham
untuk menggambarkan respon yang mendalam dan negative dari depresi,frustasi dan disorientasi
yang dialami oleh orang-orang yang hidup dalam suatu lingkungan budaya yang baru. Cultur
shock menyatakan ketiadaan arah,merasa tidak mengetahui harus berbuat apa atau bagaimana
mengerjakan segala sesuatu di lingkungan yang baru, dan tidak mengetahui apa yang tidak
sesuai atau pun sesuai ( Dayaksini,2004) . Teori culture shock pad awalnya menekankan pada
komunikasi, Oberg menyatakan Culture shock merupakaan kecemasan yang timbul akibat
hilangnya symbol-simbol hubungan sosial yang familiar ( Frandawati,2009)

Gegar budaya adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan
yang diderita orang-orang secara tiba tiba berpindah atau dipindahkan ke lngkungan yang baru,
biasanya ditimbulkan karena rsa kecemasan yang disebabkan kehilangan tnda tand dan lambing-
lambang dalam pergaulan sosial. Misalnya kapan berjabat tangan dan apa yang harus dilakukan
apabila bertemu dengan orang . hal-hal seperti ini mungkin berbentuk kata-kata
isyarat,memberikan ekspresi wajah,kebiasaan-kebiasaan,norma-norma.

Dari definisi yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa culture shock
merupakan suatu permasalahan yang melibatkan perasaan, cara berpikir dan berperilaku pada
diri individu saat menghadapi perbedaan pengalaman maupun budaya ketika berada di daerah/
negara lain dari daerah/negara asal.

Ward(2001) membagi culure shock menjadi beberapa dimensi yang disebut dengan ABC’s of
culture shock, yaitu :

1. Affective

2. Behavior

3. Cognitive
Adapun proses culture shock yang dijelaskan Samovar (2010) dalam Sekeon 2011 ada
empat yaitu :

1.Fase bulan madu yaitu fase berisi kegembiraan , rasa penuh harapan, dan euphoria sebagai
antisipasi individu sebelum memasuki budaya baru.Pada fase ini semuanya merasakan
ksenangan,kegembiraan serta kenikmatan.

2.Fase pesakitan / krisis , karena lingkungan baru mulai berkembang. Pada dase ini individu
dihadapkan dengan keadaan yang sangat sulit,timbul perasaa yang tidak nyaman,kegelisahan,
rasa ingin menolk apa yang dirasakan tapi tidak bisa berbuat apa-apa . Didalam fase ini terjadi
hlangnya symbol-simbol , adat kebiasan yang dulu menjad identitas diri saat ini haruus
dihadapkan dengan suatu keadaan yang berlawanan.

3.Fase adaptasi dimana individu mulai mengerti mengenai budaya barunya. Biasanya kurun
waktu kurang lebih setengah tahun / 6 bulan.

4.Fase penyesuaian diri dimana individu telah mengerti elemen kunci dari budaya barunya.

5.Re-entry Shock dimana saat sudah dalam jangka waktu panjang terbiasa dengan segala macam
situasi dan kondisi ketika pulang kembali ke daerah asalnya individu akan menyadari bahwa
keadaan sudah berbeda dan tidak lagi sama ketika dirinya pergi ke daerah lain.

Gejala culture shock

 Merasa bosan , sedih dan kesepian


 Menarik diri dari lingkungan baru
 Diliputi perasaa tidak berdaya
 Mudah lelah hingga lebih sering tidur
 Terlalu sering mengomentari budaya/tradisi setempat
 Homesick / perasaan merindungan rumah/daerah asal
 Depresi , tekanan dan perubahan peilaku
 Lebih sering marah
 Mengidealkan budaya lama
 Berusaha terlalu keras menyerap budaya baru
 Tidak percaya diri
Faktor yang mempengaruhi culture shock
 Adanya perbedaan budaya,kualitas,kuantitas dan lamanya culture shock yang dialami
individu yang dipengaruhi oleh lingkungan asal dan lingkungan baru individu
 Adanya perbedaan individu
 Pengalaman lintas budaya individu sebelumnya.

Cara mengatasi Culture shock menurut saya

1. Mempelajari calon tempat/budaya baru sebanyak mungkin. Dapat dilakukan dengan cara
membaca buku-buku budaya tempat yang akan ditempati/dikunjungi , melakukan
pencarian dalam internet maupun menanyakan pada orang-orang lain yang sudah pernah
berada disana .
2. Memiliki pemikiran terbuka. Dengan memiliki pemikiran dan perasaan terbuka,maka
inidividu akan terbiasa melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang,tidak berfikir
negative,menolak atau menghindari apa yang akan di hadapi yang merupakan hal-hal
baru.
3. Mempelajari bahasa berkaitan dengan budaya/tempat baru yang akaan didatangi, dengn
cara ini komunikasi individu dengan masyarakat di tempat baru kan semakin mudah.
4. Memahami tujuan ataupun alas an mengapa individu berada dalam lingkungan baru
tersebut, setidaknya dengan hal ini akan ada 1 hal yang membuat individu menerima
lingkungan dan budaya barunya.
5. Tuliskan hal-hal yang disukai saat berada dlingkungan baru, Agar individu dapat
mengingat hal-hal indah yang dia sukai ditempat dan budaya baru sehingga proses
penerimaan akan berjalan lebih cepat dan efektif.
6. Membuka relasi.Berkenalan dan mendektkan diri dengan banyk warga lokal, seperti
tetangga,penunggu toko-toko disekitar rumah tempat tnggal baru,teman teman sebaya
dan lain lain agar proses penerimaan budaya baru lebih cepat dan efektif, tetap memiliki
rasa waspada dan hati hati.
7. Sabar, Beradaptasi memerlukan waktu , jangan terlalu menekan diri dengan keras agar
cepat bisa berbaur dengan budaya baru.
8. Beradaptasi tidak selalu tentng menerima budaya tetapi tahu bagaimana cara
berkompromi dengan hal itu.
9. Kegiatan selingan yang menghibur dan sehat. Dengan hal hal seperti ini akan
menimbulkan rasa senang berada dalam lingkungan dan budaya baru tersebut. Dengan
hal ini, individu juga akan terhindar dari rasa stress dan depresi.
10. Tetap berkomunikasi dengan keluarga dan teman dari budaya/tempat asal.
11. Kelilingi daerah barumu. Dengan sepeti ini individu akan banyak mnemukan tempat-
tempat yang tidak disangka sebelumnya, sehingga akan tahu harus bertindak/pergi
kemana saat membutuhkan sesuatu mengenai kebutuhannya.
12. Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada dalam lingkungan/budaya baru, seperti
pada upacara adat,kumpulan kumpulan masyarakat setempat dan lain lain.
13. Jangan membandingan diri dengan orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan
beradaptasi yang berbeda.
14. Menghindari membandingkan lingkungan atau budaya lama engan budaya yang baru.
Hal ni akan semakin mempersulit keadaan untuk menerima diri dalam lingkungan dan
budaya baru, menyebabkan tekanan dan depresi berlebihan .
15. Menerima kenyaatan homesick/merindukan tempat/budaya lama , Perasaan rindu adalah
hal yang wajar dirasakan saat individu jauh/berpindah tempat dari tempat/budaya lama ke
budaya/tempat barunya.

Anda mungkin juga menyukai