Anda di halaman 1dari 13

Penghijrahan dan

Adaptasi (2)
Culture Shock
definisi
 Pengertian culture shock pertama kali
dimunculkan oleh Kalvero Oberg (1960).
Menurut dia culture shock adalah suatu
penyakit atau gejala yang berhubungan dengan
aksi yang diderita oelh individu atau group
yang secara tiba-tiba harus berpindah ke
sebuah lingkungan baru yang berbeda dengan
lingkungannya selama ini
 Bila seseorang memasuki suatu budaya asing ia akan seperti
orang yang terperangkap dalam ruang yang gelap. Manusia
akan merasa cemas, bingung, frustrasi karena manusia telah
kehilangan pegangan hidupnya selama ini. Mereka mencoba
menolak lingkungan baru ini karena mereka merasa tidak
nyaman karena adat dan kebiasaan yang berbeda dengan yang
mereka miliki. Selanjutnya mereka merasa bahwa budaya
mereka menjadi begitu penting dan tiada yang indah selain
budaya mereka. Rasa home sick atau rindu kampung halaman
terasa menyentak-nyentak di dada. Semua yang berbau budaya
mereka terasa begitu penting dan hal-hal yang menyenangkan
di lingkungan mereka itu yang teringat ( D. Mulyana &
J.Rahmat, 1993).
 Beberapa gejala culture shock atau gegar
budaya ini secara klinis adalah : sering buang
air kecil, makan yang berlebihan, perasaan
terus ingin bergantung dengan teman
sebangsanya atau minimal dengan teman yang
mirip budayanya dengan mereka, perasaan tak
berdaya dan puncaknya adalah keinginan
untuk pulang ke tanah air atau lingkungannya
yang semula ( D.Mulyana & J.Rahmat, 1993
Oberg (1960) menyebutkan enam
aspek dari culture shock,
 Ketegangan ( Strain ) menuju usaha yang dituntut untuk membuat adaptasi
secara psikologis.
 Rasa kehilangan dan perasaan tercabut, dalam hal teman-teman, status,
profesi dan hak milik.
 Menolak atau merasa ditolak oleh anggota-anggota sebuah lingkungan atau
budaya yang baru.
 Merasa kebingungan atau bingung dalam peran ( role ), peran yang
diharapkan ( role expetation ), nilai-nilai ( values ), perasaan ( feeling ) dan
identitas diri ( self identity ).
 Merasa kaget, cemas, jengkel setelah sadar akan perbedaaan budaya.
 Perasaan menjadi lemah (feeling of impotence) karena tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru (Oberg, 1960 ).
U CURVE
 Tingkatan penyesuaian diri yang ditempuh oleh masing-
masing individu atau grup bisa berbeda tapi umumnya mereka
mengalami tingkatan yang sama dan dilambangkan dengan U-
curve (kurva U), sebuah ide mengenai periode para orang-
orang yang berpindah ke suatu lingkungan budaya yang baru.
Periode ini terdiri dari tiga fase utama dan dikembangkan di
akhir tahun lima puluhan. Kurva U ini melambangkan suatu
proses adaptasi seseorang secara psikologis dari tahap
kegembiraan dan rasa optimistis yang lalu digantikan dengan
tahap rasa frustrasi, depresi dan bingung dan akhirnya diikuti
oleh perkembangan yang menuju rasa kepercayaan diri dan
kepuasan dengan masyarakat baru tersebut (Furnham &
Bochner, 1986).
Tingkatan culture shock
 Tingkat bulan madu ( honeymoon stage
)/kegembiraan, ditandai dengan perasaan terpesona,
antusias, senang, adanya hubungan yang baik dengan
tuan rumah. Misalnya : hari-hari pertama di Jepang,
orang asing senang melihat-lihat hal-hal yang baru
yang tidak ada di negara mereka atau tertarik dengan
keramah-tamahan tuan rumah. Mereka merasa senang
tinggal di lingkungan yang baru. Tahap ini biasanya
berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa
minggu hingga enam bulan, tergantung pada keadaan.
 Tingkat krisis ( Crisis )/kekecewaan, tahap ini
dimulai jika individu atau grup tersebut telah menetap
dalam waktu yang lama. Perbedaan bahasa, konsep,
nilai-nilai, tanda-tanda dan simbol-simbol membuat
perasaan menjadi tak berdaya, frustrasi, cemas dan
marah. Perasaan-perasaan ini berasal dari kesulitan
yang dialami pendatang dalam menyesuaikan diri di
lingkungan yang baru. Jika anda dapat keluar dari
tahap krisis ini berarti anda dapat bertahan di
lingkungan baru tersebut.Jika anda tidak dapat
bertahan sebaiknya anda cepat keluar dari situasi ini
sebelum anda mencapai taraf kerusakan mental
( nervous breakdown).
 . Tingkat berikutnya adalah tahap
penyembuhan (recovery)/resolusi. Dalam
tahap ini krisis dapat dipecahkan jika anda
sudah menguasai bahasa, budaya tuan rumah
yang bersangkutan. Dengan ini anda sudah
membuka jalan ke lingkungan yang baru.
Anda sudah mulai beradaptasi dan bersahabat
ke lingkungan yang baru.
 . Tingkat penyesuaian ( adjustment
)/berfungsi dengan efektif, anda mulai
menikmati dan menerima lingkungan atau
budaya tersebut meskipun masih mengalami
sedikit ketegangan dan kecemasan. Anda sudah
bisa menerima adat istiadat setempat sebagai
suatu cara hidup yang lain. Penyesuaian diri
kita sudah lengkap dan akhirnya terbiasa
terhadap lingkungan baru tersebut.
Tips mengatasi culture shock
 Ketika memutuskan akan berpergian keluar negeri (khususnya
studi ), pelajarilah sebanyak-banyaknya kebudayaan yang
akan dihadapi melalui buku-buku, brosur, informasi dari
kedutaan. Bahkan kalau bisa mencicipi makanan khas Negara
tersebut, dan mengikuti kursus bahasa sebelum berangkat. Ada
beberapa tips lainnya seperti berikut :

 Bersikaplah terbuka dan persiapkan diri terhadap hal-hal baru.

 Jangan terlalu cepat mengkritik, mengeluh, men-judge


kebiasaan yang berlaku di Negara tujuan, apalagi
membandingkannya dengan Negara asal. Tidak bakal ada
habisnya.
 Kembangkan hobi. Penting juga untuk mengusir rasa jenuh
dan stress. Siapa tahu malah bisa mendatangkan uang

 Kalau anda mengalami homesick/ rindu keluarga dan teman-


teman di Indoensia, kamu dapat berkomunikasi dengan
mereka melalui e-mail, chatting, atau sms

 tetap bersikap rendah hati dan tidak lupa pada budaya kita
sendiri. Kamu juga bisa membawa pernak-pernik atau barang-
barang lainnya untuk memperkenalkan Indonesia kepada
teman-teman.
Blog
 http://travel.kompas.com/read/
2008/11/04/08421639/
Titik.Nol.67.Culture.Shock
 http://aimjakarta.com/culture-shock-dan-
bagaimana-menghadapinya/
 http://kris.staff.unisbank.ac.id/2011/07/29/
studi-di-luar-negeri-jadilah-pribadi-mandiri/

Anda mungkin juga menyukai