Agama Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai bukan kekerasan dan pemaksaan. Hubungan dagang antara Arab, Persia, Gujarat, dan Cina Abad 1 H – 4 H saling memberi keuntungan. Selain itu para pedagang juga ikut andil dalam penyebaran agama Islam di Nusantara. Secara bertahap agama Islam mengganti agama pendudukan asli Indonesia yang semula animisme, dinamisme, Hindu, dan Buddha. Mereka masuk Islam karena di dalam Islam tidak mengenal sastra sosial/kasta dan juga Islam sesuai dengan fitrah dan tuntutan hidup manusia. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia ada 4 jalan, yaitu: 1. Perdagangan Perdagangan merupakan sumber utama masyarakat Indonesia terutama di pesisir. Seperti Aceh, Malaka, Sunda Kelapa, Gresik, dll. Interaksi antara penduduk dengan pedagang muslim menyebabkan proses islamisasi terjadi di Nusantara. 2. Proses Sosial Proses interaksi social terutama pernikahan antara saudagar muslim dengan orang-orang Nusantara (dari Islam) mempercepat islamisasi di Nusantara. Seperti Prabu Brawijaya ke 5 dari Majapahit yang menikahi Putri Campa yang Muslimah akhirnya melahirkan Raden Patah. Sunan Ampel menikah dengan Putri Blambangan Nyai Manila (Dewi Sekar Dadu) melahirkan Raden Paku (Sunan Giri) dll. 3. Jalan Pengajaran Setelah Indonesia banyak yang muslim, para saudagar mendatangkan mulah (Agamawan) agar mengajarkan Islam kepada pendudukan Indonesia sehingga Islam mudah dimengerti dan berkembang cepat. Seperti Syekh Nurudin ar-Raniri, Syekh Abdul Rauf as-Singkili di Samudera Pasai. Walisongo di Jawa, Syekh Arsyad al-Banjari di Kalimantan, dll. 4. Jalan Tasawuf (mistik) Sebelum Islam berkembang di Indonesia sudah ada agama Hindu, Buddha, Animisme, dan Dinamisme. Para ulama mengajarkan Islam dengan cara yang mirip seperti itu sehingga Islam di menegerti dan diterima. Diantaranya Syekh Siti Jenar, Sunan Panggung, dll.