oleh :
Nim : 170102001
Program studi : Program Studi Fisioterapi Program Sarjana Poltekes Dr. Rusdi Medan
Telah di setujui
Pada tanggal :
Mengetahui
Ketua Prodi DIV Fisioterapi Pembimbing
Riani Baiduri Siregar S.S.Ft. M.Fis Riani Baiduri Siregar S.S.Ft. M.Fis
NIDN: 0105018902 NIDN: 0105018902
Telah diuji :
Pada Tanggal :
PANITIA PENGUJI SEMINAR SIDANG SKRIPSI
Penguji I :
NPP :
Penguji II :
NPP :
Penguji III :
NPP :
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Pekerjaan : Wiraswasta
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya sehiga penulis dapat meyelesaikan proposal
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Dingin Dan Terapi Latihan Menggunakan
Theraband Terhadap Peningkatan (Rom) Pada Pemain Futsal”. Proposal ini disusun guna
memenuhi sebagian persyarataan dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma IV
Fisioterapi Poltekkes YRSU Dr. Rusdi Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Hj.Marlina Nasution, Sst,M Fis selaku ketua Yayasan Politekknik Kesehatan
YRSU Dr. Rusdi Medan.
2. Ibu Nurul Rahma Siregar, M.kes selaku Direktur Politekknik Kesehatan YRSU Dr.
Rusdi Medan.
3. Ibu Relina Sinaga SSt. Ft, S. Pd, M.Kes selaku Ketua Jurusan Fisioterapi Politekknik
Kesehatan YRSU Dr. Rusdi.
4. Ibu Riani Baiduri Siregar, S.Ft, M.Fis selaku Kepala Prodi D IV Fisioterapi
Politekknik Kesehatan YRSU Dr. Rusdi Medan. dan selaku dosen pembimbing dalam
menyusun proposal penulis.
5. Para staf pendidik dan dosen yang telah memberi banyak ilmu bagi penulis yang tidak
bisa penulis ungkapkan satu-persatu.
6. Kepada Ayah dan Mamak, Abang, adik, serta ponakan penulis Zidan dan Sultan yang
telah memberi banyak dukungan dan bantuan dalam pembuatan proposal ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam proposal ini masih
banyak memiliki kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan dan semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Medan 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
PROPOSAL PENELITIAN....................................................................................
PROPOSAL PENELITIAN....................................................................................
PERNYATAAN.......................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I - PENDAHULUAN......................................................................................
A. Kajian Teori..............................................................................................................
B. Penelitian yang Relavan...........................................................................................
C. Kerangka Berpikir....................................................................................................
D. Kerangka Konsep.....................................................................................................
E. Hipotesa.....................................................................................................................
BAB III - RENCANA PENELITIAN.....................................................................
BAB I
A. PENDAHULUAN
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-
masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola
kegawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain
utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti
Cidera yang sering terjadi di lapangan futsal adalah sprain ankle, karena
pada kaki yang salah atau benturan fisik antar pemain saat berebut bola bisa
menyebabkan terjadinya cidera, cidera pada ankle bisa juga terjadi oleh karena
berebut bola tidak jarang membuat tubuh dan kaki pemain tidak seimbang dan
menyebabkan tumpuan kaki tidak sempurna pada lantai/ tanah dan terjadilah
Terbagi 2 jelaskan
Cidera di ligament atau otot komplek pada pergelangan kaki atlet atau olahragawan
adalah salah satu cidera paling umum terjadi lebih dari 23.000 tahun. Diperkirakan
bahwa keluar dari 23.000, 55% tidak mencari perawatan medis. Ligament yang
anterior talofibular dan ligament calcaneo fibular. Inversi digambarkan sebagai gerakan
Mayoritas cedera engkel/ ankle adalah sprain dimana 85% orang mengalaminya. Dan
45%-nya terjadi ketika berolahraga, salah satunya futsal. Kebanyakan cedera ankle
(sekitar 85%) adalah inversion injury yaitu kaki tertekuk ke arah dalam, sehingga terjadi
peregangan pada ligament bagian luar. Ini biasa terjadi ketika kiper menangkap bola
sambil melompat dan tumpuan atau pijakannya salah. Sedangkan cedera engkel yang
dikarenakan oleh kaki tertekuk ke arah luar jarang terjadi, dikarenakan posisi anatomis
kaki kita. Pemberian ice pada kasus sprain ankle akut selama 10-15 menit membantu
menggunakan es terhadap jaringan lunak yang cedera dapat menurunkan nyeri dan
menghilangkan pembengkakan. Terapi dingin dianjurkan selama satu sampai tiga hari
setelah cedera (tergantung pada beratnya) atau pada fase cedera akut. Selama waktu ini,
pembuluh darah di sekitar jaringan yang terluka membuka, nutrisi dan cairan masuk
Theraband therapy merupakan salah satu bentuk terapi latihan berupa karet yang
berfungsi untuk pemulihan cedera dan membantu memperkuat fungsi kerja otot, seperti
yang di ungkapkan Laura (2011: 1) theraband adalah kekuatan karet tipis atau tabung
cedera, meningkatkan kekuatan, fungsional, dan mobilitas sendi. Metode ini sering
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada pengaruh pemberian es dan terapi theraband terhadap peninggkatan
ROM pada penderita sprine ankle
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi fisioterapi
(overstretching dan hypermobility) atau trauma pada ligamen kompleks lateral, oleh adanya
gaya inversi dan plantar fleksi yang tiba- tiba ketika sedang berolahraga, aktivitas fisik, saat
kaki tidak menumpu sempurna pada lantai atau tanah sehinga menyebabkan struktur
sehingga terjadi penurunan kekuatan otot dan keterbatasan gerak (Calatayud, 2014: 89).
Ankle adalah sendi yang paling utama bagi tubuh guna menjaga keseimbangan tubuh saat
melakukan aktivitas, hal tersebut membuat ankle menjadi salah satu lokasi tubuh yang sering
mengalami cedera. Umumnya cedera ankle terjadi pada saat kaki melakukan belokan atau
memutar sehingga membuat pergelangan kaki meregang pada titik di mana akan merobek
ligamen atau retak tulang persendiaan pergelangan kaki (Taylor, 2002: 115).
Ankle adalah sendi yang menopang tubuh untuk menjaga keseimbangan bila berjalan
dipermukaan yang tidak rata. Sendi ini tersusun oleh tulang, ligamen, tendon, dan seikat
(Sumber: http://patient.info/doctor/ankle-injuries-pro
diunduh pada tanggal 26 Maret 2021 pukul 17:50 WIB)
1. tibia,
2. fibula,
3. talus
4. calcaneus. Pergerakan utama dari sendi ankle terjadi pada tulang tibia, talus dan calcaneus
(Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi, 2012: 53).
Struktur sendi ankle sangatlah kompleks dan kuat karena sendi ankle tersusun atas
ligamen-ligamen yang kuat dan banyak. Ligamen ligamen dari sendi ankle berfungsi sebagai
struktur yang mempertahankan stabilitas sendi ankle dalam berbagai posisi (Ali Satia Graha
dan Bambang Priyonoadi, 2012:54). Secara anatomi struktur ligamen dari sendi ankle
Ga
mbar 2. Ligamen Ankle
a. Fisiologi ankle
Sendi ankle terdiri atas sendi talocrularis dan sendi talotarsalis. Secara gerakan sendi
ini dapat melakukan gerakan dorsofleksi, plantarfleksi, eversi, dan inversi. Range of motion
(luas gerakan sendi) dalam keadaan normal untuk dorsofleksi 20° plantarfleksi 30-50°,
gerakan inversi 45-60° dan gerakan eversi 15-30° (Anderson, 2011:688).
Pergelangan kaki biasanya tidak terlalu membengkak, nyeri ringan dan sedikit
dan memar tampak dengan jelas, nyeri hebat (aktualitas tinggi), penurunan fungsi
Cedera ankle sprain memiliki 4 fase: fase initial akut berlangsung sekitar 3 hari setelah
cedera, respons inflamasi (fase akut) berlangsung 1-6 hari, fibroblastic repair (fase sub akut)
berlangsung hari ke 4-10 setelah cedera, fase kronis (maturation remodeling) berlangsung
Kurang lengkap
Ankle sprain dapat terjadi karena overstretch pada ligament complex lateral ankle dengan
posisi inversi dan plantar fleksi yang terjadi secara tiba-tiba saat kaki tidak menumpu
sempurna pada lantai/tanah, dimana umumnya terjadi pada permukaan lantai/tanah yang
tidak rata, sehingga hal ini menyebabkan struktur ligamen teregang melampaui panjang
Terkilir pada pergelangan kaki biasanya disebabkan oleh gerakan ke sisi luar/samping
(lateral) atau sisi dalam/tengah (medial) dari pergelangan kaki yang terjadi secara mendadak.
Terkilir secara invesi yaitu kaki berbelok dan atau membengkok ke dalam dan terbalik. Tipe
ini merupakan cedera yang paling umum terjadi pada pergelangan kaki. Hal ini disebabkan
oleh banyaknya tulang penstabil pada sisi belah samping yang mengakibatkan tekanan pada
kaki menjadi terbalik. Jika kekuatan tersebut cukup besar, pembengkokan dari pergelangan
kaki tejadi sampai medial malleolus kehilangan stabilitasnya dan menciptakan titik tumpu
Ada duafaktor penyebab cedera yaitu faktor intrinsik dan ektrinsik. Faktor intrinsik
adalah faktor dari diri olahragawan, diantaranya kurang pemanasan, beban yang lebih dan
lemahnya kondisi fisik mengakibatkan atlit mengalami cedera. Sedangkan faktor ektrinsik
yaitu faktor yang timbul dari luar, diantaranya kondisi tempat latihan, alat yang di gunakan
dan cuaca maupun suhu saat melakukan olahraga. Penyebab lain bisa di sebabkan karena
trauma atau berbenturan langsung ataupun latihan berulang-ulang dalam waktu lama.
Cedera ankle dapat terjadi karena terkilir secara mendadak dilanjutkan adanya respon dari
tubuh denga n ditandai peradangan yang terdiri dari rubor (merah), kalor (panas), tumor
(bengkak), dolor (nyeri), dan functiolaesa (penurunan fungsi). Pembuluh darah dilokasi
cedera atau bagian ankle akan melebar yaitu terjadi vasodilatasi dengan maksud untuk
mengirim lebih banyak nutrisi dan oksigen dalam mendukung penyembuhan. Pelebaran
pembuluh darah itulah yang mengakibatkan bagian ankle yang cedera terlihat memerah
(rubor). Cairan darah yang banyak dikirim ke lokasi cedera akan merembes keluar dari
kapiler menuju ruang antar sel dan menyebabkan bengkak (tumor). Dengan dukungan
banyak nutrisi dan oksigen, metabolisme dilokasi cedera akan meningkat dengan sisa
metabolisme yang berupa panas. Kondisi itulah yang menyebabkan lokasi daerah ankle yang
mengalami cedera akan lebih panas (kalor) dibandingkan dengan lokasi lain yang tidak
mengalami cedera. Tumpukan sisa metabolisme dan zat kimia lain akan merangsang ujung
saraf dibagian ankle yang mengalami cedera dan akan menimbulkan nyeri (dolor). Rasa nyeri
tersebut juga dipicu oleh tertekannya ujung saraf karena pembengkakan yang terjadi dilokasi
cedera. Tanda peradangan tersebut akan menurunkan fungsi organ atau sendi dislokasi cedera
yang dikenal dengan istilah penurunan sendi atau functiolaesa (Wara kushartanti 2010:1)
1. Terapi Dingin pada Cedera Ankle Sprain Akut
COLD PACK
Cold pack adalah gel beku yang digunakan fisioterapi untuk merawat daerah yang nyeri
dan peradangan. Cold pack dibalutkan pada handuk yang basah dan diletakkan langsung pada
daerah yang membutuhkan perawatan. Efek dingin dari cold pack disalurkan ke kulit, otot
dan jaringan tubuh pasien sehingga mempunyai beberapa manfaat. Suhu yang dingin
menyebabkan vasokonstriksi/penyempitan pembuluh darah vena pada area tersebut. Dan efek
ini menurunkan peradangan pada daerah tersebut. Dan dengan menurunnya peradangan maka
nyeri dan bengkak berkurang.
Cold pack berupa kantong plastic dua lapis. Bagian dalam kantong berisi serbuk ammonium
nitrat dan bagian luar yang mudah pecah berisi air. Ketika bungkusan dipijat, maka kantong
plastic berisi air akan pecah, dengan sedikit pengocokan ammonium sulfat akan larut dalam
air. Reaksi pelarutan ammonium sulfat merupakan reaksi endoterm yang ditandai dengan
penurunan temperature. Kantung dingin yang berisi amonium nitrat tidak dapat didaur ulang
(sekali pakai), sebab larutan amonium nitrat suka dikristalkan kembali, selain itu harga
amonium nitrat relative murah.
Durasi pemberian kompres dingin selama 10-15 menit dan maksimal 20 menit. Hindari
menempelkan kompres dingin terlalu lama, sebab justru bisa menghambat sirkulasi darah.
Kulit dan saraf pun bisa jadi rusak sehingga memperlama proses penyembuhan.
Manfaat : Cold pack bermanfaat untuk membantu menurunkan tingkat aliran darah dan
aktivitas saraf di area tubuh yang cedera. Dengan mengurangi aliran darah dan aktivitas saraf,
maka rasa sakit, bengkak, dan radang yang timbul akibat cedera dapat berkurang.
Tabel.1 Efek Fisiologis Terapi Dingin pada Tubuh
No Variabel Efek
1 Spasme Otot Menurun
2 Persepsi Nyeri Menurun
3 Aliran darah Menurun sampai 10 menit pertama
4 Kecepatan metabolisme Menurun
5 Elastisitas kolagen Menurun
6 Kekakuan sendi Meningkat
7 Permeabilitas kapiler Meningkat
8 Pembengkakan Dapat mengurangi pembengkakan
lanjut tapi relatif tidak
menghentikan pembengkakan yang
sudah terjadi
Terapi dingin dapat mengurangi suhu daerah yang sakit, membatasi aliran darah dan
mencegah cairan masuk ke jaringan di sekitar luka. Hal ini akan mengurangi nyeri dan
pembengkakan. . Terapi dingin dapat mengurangi sensitivitas dari akhiran saraf yang
berakibat terjadinya peningkatan ambang batas rasa nyeri. Terapi dingin juga akan
mengurangi kerusakan jaringan dengan jalan mengurangi metabolisme lokal sehingga
kebutuhan oksigen jaringan menurun. Respon neuro- hormonal terhadap terapi dingin
adalah sebagai berikut: (a) pelepasan endorphin, (b) penurunan transmisi saraf sensoris, (c)
penurunan aktivitas badan sel saraf, dan (d) penurunan iritan yang merupakan limbah
metabolism sel, (e) peningkatan ambang nyeri.
Theraband therapy merupakan salah satu bentuk terapi latihan berupa karet yang
berfungsi untuk pemulihan cedera dan membantu memperkuat fungsi kerja otot, seperti yang
di ungkapkan Laura (2011: 1) theraband adalah kekuatan karet tipis atau tabung yang
digunakan sebagai media penyembuhan yang berfungsi untuk merehabilitasi cedera,
meningkatkan kekuatan, fungsional, dan mobilitas sendi. Metode ini sering digunakan oleh
para fisioterapis untuk pemulihan cedera pada ankle. Theraband memiliki ukuran meliputi
tipis, sedang, dan tebal sesuai dengan kebutuhan yang dgunakan.
Theraband therapy banyak digunakan oleh terapis untuk membantu pemulihan pada
pasien yang mengalami cedera seperti halnya pada penderita cedera pergelangan
atau pasien, karena pada setiap pasien yang mengalami cedera memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Pada dasarnya program terapi latihan terdiri atas latihan peregangan dan
1. Latihan penguatan
Metode latihan penguatan menurut (Tite Juliantie, Yuyun Yudiana, dan Herman
Subardja, 2007: 29) terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu metode isotonis, isometrik, dan
isokinetis. Kontraksi isotonic selalu didahului oleh kontraksi isometric sampai ketegangan
yang ditimbulkan dapat mengatasi beban luar yang harus diangkat, makin berat beban luar
yang harus diangkat, makin panjang dan makin besar komponen kontraksi isometriknya
mendorong beban yang tidak bergerak dengan tanpa gerakan anggota tubuh, dan panjang
otot tidak berubah, seperti mendorong, mengangkat atau menarik benda yang tidak
bergerak. Waktu perlakuan sekitar 10 detik pengulangan 3 kali dan istirahat 20- 30 detik.
Pada permulaan latihan hasil baik dilaksanakan frekuensi selama 3 hari per minggu,
sedangkan lama latihan adalah 4-6 minggu (Tite Juliantie, Yuyun Yudiana, dan Herman
a. Theraband Plantarflexion
Tempatkan theraband sekitar terlibat kaki seperti yang digambarkan. Kaki melawan
tarikan pita tahan dan mengontrol, gerakan kembali. Ulangi delapan kali repetisi, dua set.
Gambar 1. Plantarfleksion
b. Theraband Dorsoflexion
Tempatkan theraband sekitar terlibat kaki seperti yang digambarkan. Kaki melawan
tarikan pita tahan dan mengontrol, gerakan kembali. Ulangi delapan kali repetisi, dua set.
Gambar 2. Dorsoflexion
(http.foot-pain-explored.com/tanggal, 07-05-2021 jam 22.00)
c. .Theraband Eversion
Duduk kemudian ikat kaki dengan theraband pada pangkal jari kaki yang cedera dan
kaki satunya menginjakkan tali. Tarik kaki ke arah eversion/ luar dengan di tahan
menggunakan tali dengan posisi tumit menyentuh lantai. Ulangi delapan kali repetisi, dua
set.
Gambar 3. Eversion
d. .Theraband inversion
Duduk kemudian ikat kaki dengan theraband pada pangkal jari kaki yang cedera dan
silangkan kaki satunya untuk menginjakkan tali. Tarik kaki ke arah inversi/dalam dengan di
tahan menggunakan tali dengan posisi tumit menyentuh lantai. Ulangi delapan kali repetisi,
dua set.
Gambar 4.Inversion
Range of movement (ROM) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008: 11). Range Of Movement adalah
rentang fleksibilitas gerak sendi tubuh pada manusia. Cara pengukuran ROM dengan
jumlah derajat dari posisi awal ke posisi akhir dengan gerakan maksimal dari suatu
gerakan sendi, sedangkan menurut Lance T. Twomey (2000: 74) mengatakan bahwa
Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan
akhir dan gerakan awal dalam suatu program terapi. Gerakan dapat dilihat pada tulang
yang digerakkan oleh otot atau pun gaya eksternal lain dalam ruang geraknya melalui
persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian
tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh
Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang
(ROM), yaitu penyakit-penyakit sistemik, sendi, nerologis ataupun otot, akibat pengaruh
cedera atau pembedahan, inaktivitas atau imobilitas. Aktivitas ROM diberikan untuk
kelentukan jaringan dan pembentukan kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk peregangan
yang ditujukan untuk memperluas ruang gerak sendi (Lucky Angkawidjaja, 2009: 2).
Gerakan yang terjadi pada sendi ankle yaitu fleksi (ke arah atas) dan ekstensi (ke
arah bawah). Dalam keadaan normal, ekstensi ini bisa dilakukan sampai punggung kaki
segaris dengan permukaan depan tungkai bawah. Dengan demikian, ROM ekstensi normal
adalah 900, dari jumlah tersebut sendi ankle ini hanya memberi andil sejumlah 450. Fleksi
mempunyai ROM ± 200 dari posisi netral. Posisi netral kaki membentuk sudut 900 dengan
Dalam menentukan ROM terdapat tiga sistem pencatatan yang digunakan, yang
pertama dengan sistem 0 –180 derajat, yang kedua dengan sistem 180 - 0 derajat, dan
yang ketiga dengan sistem 360 derajat. Dengan sistem pencatatan 0 - 180 derajat, sendi
ekstremitas atas dan bawah ada pada posisi 0 derajat untuk gerakan fleksi, ekstensi,
abduksi, dan adduksi ketika tubuh dalam posisi anatomis. . Posisi tubuh dimana sendi
ekstremitas berada pada pertengahan antara medial (internal) dan lateral (eksternal).
Rotasi adalah 0 derajat untuk ROM rotasi. ROM dimulai pada 0 derajat dan bergerak
menuju 180 derajat. Sistem pencatatan seperti ini adalah yang paling banyak digunakan di
dunia. Pertama kali dirumuskan oleh Silver pada 1923 dan telah dibantu oleh banyak
penulis, termasuk Cave dan roberts, Moore, American Academy of Orthopaedic Surgeons,
Dua sistem pencatatan yang lainnya yaitu sistem 180 - 0 derajat yang diukur pada
posisi anatomis, ROM dimulai dari 180 derajat dan bergerak menuju 0 derajat. Sistem 360
derajat juga diukur pada posisi anatomis, gerakan fleksi dan abduksi dimulai pada 180
derajat dan bergerak menuju 0 derajat, gerakan ekstensi dan adduksi dimulai pada 180
derajat dan bergerak menuju 360 derajat. Kedua sistem pencatatan tersebut lebih sulit
dimengerti dibandingkan sistem pencatatan 0 - 180 derajat dan juga kedua sistem