Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Kesuksesan suatu bisnis tentu tidak akan lepas dari pihak yang bernama vendor. Contohnya
sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri pengelolaan keju. Perusahaan A
harus selalu memasok susu dalam jumlah besar setiap harinya. Untuk mendukung kesuksesan
bisnisnya, Perusahaan A harus mencari rekan bisnis atau vendor yang mampu menjadi pemasok
susu , sebut saja perusahan B. Sekarang coba anda bayangkan jika perusahaan B tidak
memproduksi susu lagi, bagaimana nasib Perusahaan A?

Itulah pentingnya vendor manajemen bagi keberlangsungan suatu bisnis. Dalam membangun
hubungan dengan vendor sebagai mitra kerja strategis, dibutuhkan suatu sistem yang disebut
Vendor Management.

Pengertian Vendor Manajemen


Adalah pengelolaan vendor/rekan kerja yang merupakan bagian dari pengadaan barang dan jasa
(procurement). Vendor Management mampu memberikan dampak yang cukup baik untuk
kemajuan perusahaan. Proses pengelolaan vendor diawali dari proses permintaan pendaftaran
oleh vendor , pemasukan dan pembaharuan data data vendor, serta proses verifikasi yang
dilakukan oleh panitia lelang (Indrajit, 2004).

Tujuan Vendor Manajemen


Keberadaan vendor manajemen diharapkan mampu membangun hubungan yang harmonis
dengan rekan kerja.Hubungan saling menguntungkan dan bisa berjalan secara terus menerus ,
sehingga kedua belah pihak bisa tumbuh sukses bersama. Adapun tujuannya secara lebih detail
adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan value for money dari vendor


2. Memastikan bahwa kinerja vendor bisa sesuai dengan harapan perusahaan, misalnya pasokan
barang/jasa tepat waktu, tepat jumlah, dan kualitasnya sesuai dengan permintaan perusahaan
3. Mengelola hubungan agar vendor bisa mendukung strategi dan kinerja perusahaan

Proses Vendor Management


Untuk mendapatkan vendor sesuai dengan kriteria perusahan, manajemen vendor harus mampu
membuat suatu tahapan penting, yaitu sebagai berikut (Pura, 2014):

1. Menyusun database vendor


2. Menyusun analisis dan risiko
3. Menyeleksi vendor
4. Melakukan negosiasi dengan vendor
5. Menyusun kontrak kerja yang tercantum dalam Service Level Agreement (kontrak
manajemen)
6. Melakukan evaluasi terhadap kinerja vendor
7. Memberikan pembinaan pada vendor
8. Merencanakan implementasi perbaikan yang berkesinambungan

Referensi
Indrajit, E. (2004) ‘Electronic commerce’, Preinexus, 29(3), pp. 177–185. doi:
10.1177/0256090920040313.

Pura, P. A. (2014) ‘e-Procurement Application System’, pp. 0–18. Available at:


https://eproc.angkasapura1.co.id/Manual/ManualVendorManagementSystem.pdf.

Anda mungkin juga menyukai