Anda di halaman 1dari 13

Machine Translated by Google

Pengaruh Kepercayaan Merek, Pengalaman Merek Terhadap Pembelian


Niat keberlanjutan kerjasama bisnis PT
Burdah Unggul Sejahtera dengan moderator Service Quality
Lukiyana1 , Raisa Anjani2
1,2Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta,
Indonesia lukiyana50@gmail.com, raisaanjani1304@gmail.com

Abstrak Kata kunci


Kepercayaan Merek; pengalaman
Perkembangan perusahaan di era global menuntut PT Burdah
merek; niat beli; kualitas
Unggul Sejahtera (PT Bultera) untuk terus memperhatikan kinerja
layanan; kuadrat terkecil parsial
perusahaan yang baik dan totalitas kepada klien/ mitra bisnis agar
(PLS); model persamaan
berdampak pada peningkatan kinerja bisnis, return on investment
struktural (SEM)
( ROI), kepuasan, loyalitas pelanggan, keuntungan, dan permintaan
produk barang/ jasa serta kesinambungan kerjasama bisnis di
berbagai sektor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
kepercayaan merek, pengalaman merek terhadap niat beli yang
dimoderatori oleh kualitas layanan terhadap keberlangsungan
kerjasama bisnis dengan PT Bultera. Metode penelitian yang
digunakan dalam pengujian variabel penelitian ini adalah kuantitatif
dengan teknik partial least square dengan pendekatan model
persamaan struktural (PLS-SEM) dan dibantu prosesing
menggunakan software SmartPLS 3 (v.3.3.9). Dalam mengumpulkan
data sampel, peneliti memilih menggunakan teknik sensus internal
dan eksternal PT Bultera yaitu karyawan, mitra bisnis, dan klien
sebanyak 187 responden untuk menguji secara langsung pengaruh
antar variabel dan moderasi variabel. Hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kepercayaan
merek terhadap niat beli, ada pengaruh yang signifikan pengalaman
merek terhadap niat beli, dan ada pengaruh yang signifikan kualitas
layanan terhadap niat beli. Kemudian hasil pengujian variabel
moderasi menunjukkan bahwa pengaruh kepercayaan merek
terhadap niat beli secara signifikan dimoderasi oleh kualitas layanan.
Sedangkan kualitas layanan tidak memiliki efek moderating pada
hubungan antara pengalaman merek dan niat beli.

I. Pendahuluan

Perkembangan ekonomi dunia saat ini semakin meluas dan persaingan juga semakin tajam. Di era
globalisasi seperti sekarang ini mewarnai berbagai jenis persaingan dalam berwirausaha. Perusahaan di
berbagai sektor industri, perdagangan dan jasa menjamur dan selalu menciptakan inovasi baru setiap
periodenya. Kesuksesan dan kesuksesan perusahaan terbentuk ketika perusahaan dapat mempertahankan
brand di mata klien/mitra bisnisnya. Dengan memberikan kepercayaan, pengalaman, dan kualitas layanan
yang baik kepada klien/mitra bisnis, akan berpotensi membangun kepercayaan di mata klien/mitra bisnis
dan pada akhirnya menciptakan hubungan yang erat antara klien dan perusahaan. Menurut teori
pemasaran, perusahaan yang dapat bertahan, berinovasi, dan memenangkan persaingan di pasar dunia
adalah perusahaan yang mampu menawarkan nilai lebih dan dapat memenuhi ekspektasi atau ekspektasi
pasar. Oleh karena itu, untuk mencapai kesuksesan, sebuah perusahaan

12852
______________________________________________________________

DOI: https:// doi.org/ 10.33258/ birci.v5i2.5125


Machine Translated by Google
Jurnal Lembaga Riset dan Kritik Internasional Budapest (BIRCI-Journal)
Volume 5, No 2, Mei 2022, Halaman: 12852-12864
e-ISSN: 2615-3076 (Online), p-ISSN: 2615-1715 (Cetak)
www.bircu-journal.com/ index.php/ birci
email: birci.journal@gmail.com

harus memenuhi persyaratan tersirat dan eksplisit dari klien/mitra bisnis untuk mencapai keberhasilan
dalam persaingan bisnis (Kotler et al., 2019).
Pembangunan adalah usaha sistematis dan berkesinambungan yang dilakukan untuk mewujudkan
sesuatu yang dicita-citakan. Pembangunan adalah perubahan menuju perbaikan. Perubahan menuju
perbaikan memerlukan penggerakan seluruh sumber daya manusia dan nalar untuk mewujudkan apa yang
dicita-citakan. Selain itu, pembangunan juga sangat bergantung pada ketersediaan kekayaan sumber daya alam.
Ketersediaan sumber daya alam merupakan salah satu kunci pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
(Shah, M. et al. 2020)
Dalam penelitian ini peneliti mengambil kasus perkembangan bisnis di PT Burdah Unggul Sejahtera
(PT Bultera), dimana perkembangan bisnis yang terjadi di PT Bultera bergerak dinamis mengikuti
perkembangan zaman. Berbagai strategi diterapkan oleh PT Bultera dalam hal peningkatan return on
investment (ROI), kepuasan, loyalitas pelanggan, keuntungan, dan permintaan barang/jasa serta
kesinambungan kerjasama bisnis di berbagai sektor. Perusahaan harus selalu update terkait trend / perilaku
klien, karena hal ini sangat penting dalam menyusun strategi bisnis dalam hal menarik minat klien atau
pasar. Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dengan meningkatkan keahlian/keandalan, tingkat kepercayaan, pengalaman, dan kualitas layanan untuk
bertahan dalam persaingan bisnis sehingga perusahaan dapat selalu berkelanjutan dalam menjalankan
bisnisnya dan tepat sasaran (Iacobucci, 2018). Berikut adalah grafik laporan laba rugi PT Butera selama 5
tahun terakhir.

Gambar 1. Laporan Keuangan PT Bultera

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa PT Bultera sedang mengalami trend line income yang
menurun akibat persaingan bisnis dan tentunya pandemi Covid-19 yang telah mendisrupsi bisnis di berbagai
sektor. Namun, PT Bultera tetap melakukan manuver bisnis dalam hal mempertahankan dan meningkatkan
kualitas layanan, kepercayaan merek, dan pengalaman merek dalam hal menarik pasar dan klien untuk
membeli barang dan jasa serta menjalin kerjasama dan berbisnis dengan PT Bultera. Strategi pemasaran

12853
Machine Translated by Google

memberikan arahan kepada perusahaan dalam kaitannya dengan variabel seperti segmentasi pasar,
identifikasi target pasar, positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran
(Czinkota et al., 2021). Setiap perusahaan sebagai produsen selalu menginginkan pembeli/kliennya
mendapatkan kepuasan atas barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada mereka. Sebagai
gambaran, seperti yang dilakukan perusahaan PT Bultera. Perusahaan banyak melakukan kerjasama/
penjualan barang/jasa seperti batu bara, jasa konstruksi, tenaga kerja outsourcingOleh karena itu, PT
Bultera selalu memperhatikan faktor pendukung baik internal maupun eksternal dalam hal peningkatan
pembelian/kerjasama dengan mitra bisnis. Perusahaan harus memahami bahwa keputusan pembelian
oleh klien/mitra bisnis merupakan proses yang panjang oleh klien/mitra bisnis yang dimulai jauh
sebelum klien membeli suatu produk dan bertahan lama setelahnya. Proses yang terjadi ketika klien
ingin mengambil keputusan pembelian adalah mencari informasi, mengevaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan perilaku pasca pembelian (Aripin, 2021).

Perusahaan selalu memiliki tujuan untuk meningkatkan penjualan produk atau jasanya, maka
harapan bagi perusahaan adalah keputusan pembelian yang dilakukan klien dapat memberikan
sensasi kepuasan kepada pengguna dan selalu melakukan keputusan pembelian secara teratur.
Keputusan pembelian disini dapat didefinisikan sebagai aktivitas klien yang terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan dalam hal melakukan pembelian produk yang ditawarkan oleh produsen
(Kotler et al., 2019). Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian klien terhadap produk
yang ditawarkan. Salah satunya adalah brand trust, seorang klien akan membeli suatu produk karena
klien yakin dan yakin dengan produk yang ditawarkan, kemudian brand experience dimana klien
merasakan sensasi pengalaman yang baik saat membeli produk yang ditawarkan, dan service quality
dimana klien merasakan pelayanan yang baik dari perusahaan.
Berdasarkan observasi dan pembahasan di atas maka peneliti akan memfokuskan pada topik
pengaruh Brand Trust, Brand Experience terhadap Purchase Intention terhadap keberlanjutan
kerjasama bisnis PT Burdah Unggul Sejahtera yang dimoderatori Service Quality.

II. Tinjauan Sastra

2.1 Grand Theory


Dasar teori dalam penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) yang
didefinisikan sebagai alat untuk menganalisis niat yang muncul dari diri individu untuk berperilaku,
dan niat tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu internal dan eksternal terhadap perilaku.
individu (Ajzen, 2020). Niat untuk melakukan suatu perilaku dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap
terhadap perilaku, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku (Sussman & Gifford, 2019). Yang
pertama adalah sikap terhadap perilaku dimana seseorang menilai sesuatu yang dapat menguntungkan
atau merugikan. Yang kedua adalah faktor sosial yang disebut norma subyektif, mengacu pada
tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Tiga anteseden
niat adalah tingkat kontrol yang dirasakan atas suatu perilaku seperti yang kita lihat sebelumnya,
mengacu pada kemudahan atau kesulitan yang dirasakan dalam melakukan perilaku, dan diasumsikan
mencerminkan pengalaman masa lalu dalam mengantisipasi rintangan dan rintangan (Botelho et al.,
2021). Berdasarkan teori besar yang digunakan dalam penelitian ini, akan dianalisis ke dalam model
penelitian ini. Variabel independen yang terdapat dalam model penelitian ini berpotensi untuk
mempengaruhi variabel dependen dan tentunya juga berpotensi digunakan oleh variabel moderasi.

12854
Machine Translated by Google

2.2 Niat Membeli Niat beli


adalah suatu proses ketika klien melihat preferensi terhadap suatu produk/jasa pada tahap dimana klien
akan mengevaluasi keputusan pembelian aktual dan perilaku pembelian yang dipengaruhi oleh motivasi internal
dan eksternal (Shukla et al., 2022) . Dalam riset pemasaran, Purchase Intention diklaim mampu memprediksi
pembelian yang sebenarnya. Sedangkan niat adalah sejauh mana klien kemungkinan akan melakukan pembelian
di masa depan (Aureliano-Silva et al., 2022). Sebagian besar perilaku manusia dapat diprediksi berdasarkan
niat, mengingat perilaku tersebut berada di bawah kendali setiap individu (Olšanová et al., 2021). Oleh karena
itu, niat beli dapat dijelaskan sebagai motivasi individu dalam mengambil keputusan secara sadar untuk
melakukan pembelian atau dalam kasus penelitian ini adalah keberlanjutan kerjasama yang nyata (Nosi et al.,
2021).

2.3 Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Niat Beli


Kepercayaan didefinisikan sebagai kepercayaan yang merujuk pada keyakinan akan keamanan suatu
produk/kinerja/merek dan secara konseptual dapat didefinisikan sebagai harapan dan keyakinan klien bahwa
merek tersebut akan terus memberikan fungsi dan kinerja yang baik (Ali et al., 2020). Dengan kata lain,
kepercayaan adalah keyakinan yang kuat terhadap sesuatu dan merupakan kunci untuk menjaga hubungan
yang berkelanjutan antara klien dengan produsen/penyedia jasa (Han et al., 2019). Kepercayaan terbentuk
ketika perusahaan memperoleh keyakinan atas keahlian dan ketulusan yang telah terbukti dari pihak-pihak yang
terlibat dan memainkan peran yang meningkatkan ketergantungan pada mitra bisnis dalam memperluas
hubungan pertukaran (Sullivan & Kim, 2018). Klien akan mempercayai suatu merek jika mereka merasa merek
tersebut berkinerja seperti yang diharapkan dan dijanjikan (Sung, 2020).
H1 : Brand Trust berpengaruh terhadap Purchase Intention.

2.4 Pengaruh Brand Experience dengan Niat Beli


Pelaku bisnis menyadari bahwa pemasaran dengan memperhatikan dan memahami brand experience
sangat penting untuk pengembangan strategi bisnis dalam meningkatkan hasil produksi barang dan jasa yang
juga akan mempengaruhi keberlangsungan kerjasama bisnis dengan mitra bisnis (Joshi & Srivastava, 2020). .
Pengalaman merek terbentuk ketika klien menggunakan merek tersebut, berbicara dengan orang lain tentang
merek tersebut, mencari informasi merek, promosi, acara, dan sebagainya (Rahman & Mannan, 2018).
Rangsangan terkait merek ini terjadi sebagai bagian dari desain dan identitas merek, pengemasan dan
komunikasi pemasaran (misalnya iklan, brosur, dan situs web) dan juga di lingkungan tempat merek dipasarkan
atau dijual (misalnya toko atau acara) (Kim et al.
, 2018).
Rangsangan terkait merek ini adalah sumber utama dari tanggapan klien internal yang subyektif, yang dikenal
sebagai pengalaman merek (Shukla et al., 2022). Penelitian tentang pengalaman hingga saat ini berfokus pada
atribut produk dan pengalaman merek yang dikonseptualisasikan sebagai bentuk sensasi, perasaan, kognisi,
dan respons perilaku yang ditimbulkan oleh rangsangan terkait merek yang merupakan bagian dari desain dan
identitas merek, pengemasan, komunikasi, dan lingkungan ( De Villiers et al.al., 2018).

H2: Brand Experience mempengaruhi Niat Beli.

2.5 Pengaruh Service Quality terhadap Purchase Intention


Di era dimana sumber informasi dapat diakses dengan cepat oleh setiap individu, perusahaan harus
lebih meningkatkan kualitas pelayanan (quality of service) yang baik bagi klien/mitra bisnis sehingga dapat
berdampak pada peningkatan bisnis kinerja, pengembalian investasi, kepuasan, loyalitas pelanggan, keuntungan,
dan permintaan barang/jasa serta keberlanjutan kerjasama bisnis di berbagai sektor (Lin et al., 2021).

Kualitas layanan dapat dijelaskan sebagai pernyataan tentang sikap dan hubungan yang dihasilkan

12855
Machine Translated by Google

dari kolaborasi antara harapan dan hasil kinerja. Definisi lain dari kualitas pelayanan adalah upaya
memenuhi kebutuhan dan keinginan klien serta ketepatan dalam penyampaiannya agar sesuai dengan
harapan klien (Qalati et al., 2021).
H3 : Service Quality berpengaruh terhadap Purchase Intention.

2.6 Moderasi Kualitas Pelayanan Terhadap Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Pembelian
Intention
Pada penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa brand trust akan muncul jika sebuah brand
dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan klien. Kepercayaan merek tercipta karena rasa kepuasan
klien setelah menggunakan merek, kepercayaan hadir karena merek menyediakan atau menjual sesuai
dengan komitmen yang dihadirkan perusahaan (Aureliano-Silva et al., 2022). Menurut penelitian Kim et
al., (2018) kepercayaan merek merupakan hasil dari keinginan klien pada umumnya yang percaya
bahwa suatu merek dapat memenuhi persyaratan atau harapan yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan klien/mitra bisnis. Kepercayaan merupakan faktor yang sangat penting dalam membangun
hubungan antara perusahaan dengan klien/mitra bisnis, kepercayaan merek merupakan harapan klien
terhadap perusahaan, jika perusahaan dapat memenuhi keinginan klien sesuai dengan harapan dan
klien merasakan kepuasan dari kualitas layanan, klien akan setia pada hubungan kerja sama dalam
jangka panjang atau membeli kembali produk yang disediakan oleh perusahaan (Alonso Dos Santos et
al., 2020).
H4 : Brand trust berpengaruh terhadap purchase intention yang dimoderatori oleh service quality.

2.7 Moderasi Service Quality terhadap Pengaruh Brand Experience terhadap Pembelian
Maksud
Dalam penelitian Khan et al., (2021) menjelaskan bahwa brand experience atau pengalaman
terhadap suatu merek telah banyak menarik perhatian dalam praktik dunia pemasaran, persepsi klien
pada setiap saat ketika mereka berhubungan dengan merek tersebut, baik ketika klien melihat citra
merek dalam iklan, maupun pada tingkat kualitas yang berfokus pada layanan pribadi yang diterima
klien. Hubungan emosional pengalaman merek dengan niat beli yang dimoderatori oleh kualitas layanan
secara otomatis akan tercipta melalui bagaimana klien menghabiskan waktu tertentu dengan merek
tersebut. kualitas layanan akan menjadi sumber dukungan bagi klien untuk menciptakan pengalaman
merek dan ini akan memengaruhi niat beli (Ali et al., 2018).

H5: Brand experience berpengaruh terhadap niat beli, dimoderatori oleh layanan
kualitas.

AKU AKU AKU. Hasil dan Diskusi

Jenis penelitian penyelidikan menggunakan kasual dan korelasi, karena berkaitan dengan
identifikasi variabel independen (kepercayaan merek & pengalaman merek) pada variabel dependen
(niat beli) dan variabel pemoderasi (kualitas layanan).
(Sekaran, 2017). Sedangkan metode yang tepat dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif dimana
metode ini cocok digunakan untuk populasi yang besar dengan variabel yang terbatas. Penelitian
kuantitatif ini melibatkan pemanfaatan dan analisis data numerik menggunakan teknik statistik khusus
untuk menjawab pertanyaan seperti siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan berapa banyak (Apuke &
Program, 2017). Responden penelitian ini menggunakan teknik sensus internal dan eksternal PT Bultera
yaitu karyawan, mitra bisnis, dan klien. Desain dalam penelitian ini menggunakan explanatory research
yang menjelaskan hubungan tertentu, sifat, atau menentukan perbedaan faktor antar kelompok atau
dalam suatu situasi (Sekaran, 2017). Metode pengumpulan data di lapangan adalah explanatory survey
dalam bentuk penelitian kuantitatif. Data kuantitatif

12856
Machine Translated by Google

pengolahan dalam penelitian ini dibantu oleh perangkat lunak SmartPLS 3 (v. 3.3.9) dengan menggunakan
pendekatan model persamaan struktural kuadrat terkecil parsial (PLS-SEM).

IV. Hasil dan Diskusi

4.1 Statistik Deskriptif Pengujian


dalam penelitian ini menggunakan 193 responden dengan menggunakan random sampling yang
dikemukakan oleh Hair Jr et al., (2019) yang menyatakan jumlah indikator minimal 5 sampai 10 kali lipat.
Hasil data dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada karyawan, mitra bisnis, dan klien
dengan menggunakan Google Form. Kuesioner penelitian berisi pertanyaan yang berkaitan dengan variabel
penelitian, data kuesioner juga berisi data pribadi

Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik


TIDAK. Jumlah Responden Persentase

1 Jenis Kelamin
1. Pria 2. 121 62,7
Wanita 72 37,3
Total 193 100 %
2 Usia 1. <
25 Tahun 2. 25 - 62 32,1
30 Tahun 3. 31 - 40 47 24,3
Tahun 4. > 40 Tahun 53 27,4
Total 3 Pendidikan 31 16,1
193 100 %
Terakhir 1. SMA/SMK 2.
Diploma 3. S1 4. 24 12,4
S2 5. S3 36 18,6
92 47,6
32 16,5
9 4,6
Total 193 100%
4 Status Kepegawaian
1. Kontrak 2. 112 58
Pegawai Tetap 3. Pemberi 52 26,9
Kerja Total 5 29 29,1
193 100%
Pengalaman kerja/usaha
1. < 3 Tahun 92 47,6
2. 3 - 6 Tahun 42 21,7
3. 6 - 10 Tahun 4. 27 13,9
> 10 Tahun 32 16,5

Total 193 100%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa gambaran responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu 62,7% dan berjenis kelamin perempuan sebesar 37,3%, sedangkan dari segi usia
kerja sebagian besar responden berusia kurang dari 25 tahun. , yaitu 32,1% dan untuk

12857
Machine Translated by Google

minoritas berusia di atas 40 tahun sebesar 16,1%. Kemudian dari segi pendidikan, responden didominasi oleh
pendidikan S1/S1 sebesar 47,6%. Ditinjau dari status kepegawaian, tenaga kontrak didominasi sebesar 58%
dan status kepegawaian minoritas yaitu wiraswasta sebanyak 29,1%. Serta dari segi pengalaman kerja,
responden didominasi oleh pengalaman kerja kurang dari 3 tahun atau 47,6%, sedangkan pengalaman kerja/
pengusaha lebih dari 10 tahun sebanyak 16,5%.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji


Validitas Model Pengukuran (Luar) Model Pengukuran (Luar)
adalah pengukuran model luar yang menggambarkan hubungan antara indikator dan konstruksinya.
Model ini dapat ditentukan dengan hasil nilai Cornbach's Alpha, Composite Reliability dan rho_A yang
disyaratkan > 0.7 dan nilai Average Variance Extracted (AVE) yang disyaratkan memiliki nilai > 0.5.

Pada tabel di bawah ini dijelaskan bahwa hasil pengujian penelitian dengan menggunakan metode SEM PLS
memiliki Cornbach's Alpha, rho_A, dan Composite Reliability yang semuanya bernilai > 0,7 dan hasil pengujian
Average Variance Extracted (AVE) semuanya > 0,5 . Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini bahwa
tes tersebut membuktikan bahwa responden penelitian ini valid dan reliabel.

Tabel 2. Konstruk Reliabilitas dan Validitas


Cronbach's Composite Alpha Reliability Varians Rata-Rata
rho_A
Diekstrak (AVE)
X1
0,822 0,738 0,878 0,602
Kepercayaan Merek

X2
0,881 0,903 0,539 0,5071
Pengalaman Merek
Y
0,774 0,771 0,855 Maksud
Pembelian
Z 0,502
Kualitas 0,901 0,917
Melayani
Z Moderasi pada
efek X1 pada Y
1.000 1.000 1.000 1.000

Z Moderasi pada
1.000 1.000 1.000 1.000
efek X2 pada Y

Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Outer Loading


Q X1 X2 Z Y
Kepercayaan Merek Pengalaman Merek Kualitas Layanan Niat Membeli
1 0,781 0,746 0,660 0,780
2 0,630 0,734 0,709 0,809
3 0,738 0,723 0,656 0,787
4 0,732 0,758 0,725 0,711
5 0,736 0,751 0,723
6 0,714 0,763

12858
Machine Translated by Google

7 0,767 0,709
8 0,712 0,717
9 0,737
10 0,759
11 0,734

B. Structural (Inner) Model


Structural (Inner) Model merupakan inner structure model yang dapat diukur dengan melihat R-Square
yang menjelaskan bahwa jika R-Square yang dihasilkan < 0,3 maka nilainya lemah, maka jika nilainya antara
0,3-0,4 maka nilai tersebut berstatus sedang, dan jika nilai R-Square yang dimiliki menghasilkan 0,5-0,6 maka
nilainya cukup kuat, dan jika R-Square menghasilkan nilai > 0,6 maka nilainya sangat kuat. Pada pengujian
penelitian ini dapat dijelaskan nilai R-Square sebesar 0,581 yang dapat dijelaskan bahwa Brand Trust, Brand
Experience on Purchase Intention yang dimoderasi Service Quality memberikan kontribusi sebesar 0,581 atau
58,1%, sedangkan sisanya sebesar 0,419 atau 41,9% dipengaruhi oleh variabel selain variabel yang diteliti
dalam penelitian ini.

4.3 Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengujian yang menghasilkan nilai signifikansi dari masing-masing
koefisien dimana terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan antara variabel independen, dependen
dan moderator. Pengujian model struktural digunakan untuk menganalisis hipotesis antar variabel penelitian dan
mengukur P-value dan T-Statistics. Jika nilai T-Statistics menghasilkan > 1,96 maka menghasilkan nilai yang
valid atau P-Value < 0,05 maka dapat diartikan bahwa variabel yang diuji berpengaruh signifikan. pengujian
hipotesis koefisien jalur dan dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 3 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Hipotesis

4.4 Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Niat Beli


Berdasarkan hasil hipotesis koefisien jalur di atas menunjukkan bahwa pengaruh kepercayaan merek
terhadap niat beli memiliki hasil signifikansi T-Statistics 2,579 > 1,96 dan nilai P-Value 0,031 < 0,05; sehingga
dapat diartikan bahwa brand trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention dalam
penelitian ini, purchase intention dimaksudkan untuk keberlangsungan kerjasama bisnis. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shukla et al., (2022) yang menunjukkan bahwa brand
trust memberikan hasil yang positif dan signifikan terhadap niat beli. Demikian juga penelitian Nosi et al. (2021);
(Choi, 2019); (Han et al., 2019); (Khan et al., 2021); dan (Ali et al., 2018) yang menjelaskan bahwa brand trust
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Intention. Kepercayaan terhadap suatu brand yang
dibangun oleh perusahaan akan meningkatkan kepercayaan klien dalam melakukan kerjasama dan bisnis.
Sehingga perusahaan harus terus mempertahankan

12859
Machine Translated by Google

dan meningkatkan tingkat kepercayaan di mata dan pikiran klien. Karena hal ini akan
berdampak pada keberlangsungan kerjasama bisnis dan pendapatan perusahaan. Pada
pengujian ini dapat disimpulkan bahwa H1: diterima.

4.5. Pengaruh Brand Experience terhadap Minat Beli


Berdasarkan hasil hipotesis koefisien jalur di atas menunjukkan bahwa pengaruh Brand
Experience terhadap minat beli memiliki hasil signifikansi T-Statistics 2,861 > 1,96 dan nilai P-
Value 0,042 < 0,05; sehingga dapat diartikan brand experience berpengaruh positif dan
signifikan terhadap purchase intention dalam penelitian ini, purchase intention dimaksudkan
untuk keberlangsungan kerjasama bisnis. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Joshi & Srivastava, 2020) yang menjelaskan bahwa brand
experience berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. Begitu pula penelitian
(Rahman & Mannan, 2018) dan (Lee & Young, 2021) menyatakan bahwa brand experience
berpengaruh positif terhadap niat beli. Pengembangan dan peningkatan pengalaman suatu
merek merupakan strategi bisnis dalam meningkatkan hasil produksi barang dan jasa yang
juga akan mempengaruhi keberlangsungan kerjasama bisnis dengan mitra bisnis. Pada
pengujian ini dapat disimpulkan bahwa H2: diterima.

4.6. Pengaruh Service Quality terhadap Minat Beli


Berdasarkan hasil hipotesis koefisien jalur di atas menunjukkan bahwa pengaruh
service quality terhadap minat beli memiliki hasil signifikansi T-Statistics 4,295 > 1,96 dan
nilai P-Value 0,000 < 0,05; sehingga dapat diartikan service quality berpengaruh positif dan
signifikan terhadap purchase intention dalam penelitian ini, purchase intention dimaksudkan
untuk keberlangsungan kerjasama bisnis. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Prentice et al., 2019) yang menunjukkan bahwa service
quality memberikan hasil yang positif dan signifikan terhadap niat beli. Sama halnya dengan
penelitian Naeem (2019); Lin et al., (2021); dan (Chen et al., 2019) yang menyatakan bahwa
service quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Intention. Kualitas
pelayanan yang baik dapat berdampak pada peningkatan kinerja bisnis, pengembalian
investasi, kepuasan, loyalitas pelanggan, keuntungan, dan permintaan barang/jasa serta
keberlanjutan kerjasama bisnis di berbagai sektor. Pada pengujian ini dapat disimpulkan
bahwa H3: diterima.

4.7. Service Quality berpengaruh memoderasi hubungan antara Brand Trust


dan Purchase Intention
Berdasarkan hasil hipotesis koefisien jalur di atas menunjukkan bahwa moderasi service
quality terhadap pengaruh brand trust terhadap purchase intention menghasilkan nilai
signifikansi T-Statistics 2,081 > 1,96 dan nilai P-Value 0,037 < 0,05; sehingga dapat diartikan
bahwa pengaruh kepercayaan merek terhadap niat beli yang dimoderasi oleh kualitas layanan
memberikan hasil yang signifikan dan positif dan moderasi kualitas layanan mampu
memperkuat hubungan antara kepercayaan merek dan niat beli. Pada pengujian ini dapat
disimpulkan bahwa H4: diterima.

4.8. Service Quality memiliki pengaruh moderating terhadap hubungan antara Brand
Experience dan Purchase Intention
Berdasarkan hasil hipotesis koefisien jalur di atas menunjukkan bahwa moderasi service
quality terhadap pengaruh brand trust terhadap purchase intention menghasilkan nilai
signifikansi T-Statistics 1,942 < 1,96 dan nilai P-Value 0,325 > 0,05; dari

12860
Machine Translated by Google

hasil T-Statistics dan P-Value tidak memenuhi syarat signifikansi. sehingga dapat diartikan bahwa
pengaruh brand experience terhadap purchase intention yang dimoderasi oleh service quality
memberikan hasil yang tidak signifikan dan positif dan moderasi service quality tidak mampu memperkuat
hubungan antara brand experience dan purchase intention. Pada pengujian ini dapat disimpulkan bahwa
H5: ditolak.

V. KESIMPULAN

Penelitian ini memberikan hasil studi empiris mengenai pengaruh Brand Trust, Brand Experience
terhadap Purchase Intention terhadap Keberlanjutan Kemitraan Bisnis PT Burdah Unggul Sejahtera
yang dimoderatori oleh Service Quality. Penelitian ini menggunakan 193 responden, baik karyawan,
mitra bisnis, maupun klien yang terkait dengan PT Bultera. Peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh Brand Trust terhadap Purchase
Intention. Hasil pengujian menyatakan bahwa brand trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap
purchase intention, hal ini dapat diartikan bahwa tingkat brand trust akan memberikan pengaruh yang
sangat baik terhadap klien keputusan pembelian dan membuat klien melakukan kerjasama bisnis
dengan PT Bultera, oleh karena itu PT Bultera harus menjaga kepercayaan agar klien lebih yakin
dan merasa aman dengan adanya kerjasama bisnis yang berkelanjutan.

2. Pengaruh Pengalaman Merek terhadap Niat Beli. Pada hasil pengujian di atas dijelaskan bahwa brand
experience berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli, hal ini dapat diartikan bahwa
pengalaman yang dirasakan klien pada saat membeli/mengkonsumsi produk barang/jasa yang
ditawarkan perusahaan memberikan dampak sensasi kepuasan pada klien. Sehingga klien dapat
berpikir untuk membeli kembali barang/jasa yang ditawarkan dan melakukan kerjasama bisnis yang
berkelanjutan.
3. Pengaruh Service Quality terhadap Purchase Intention Hasil pengujian menyatakan bahwa service
quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention, hal ini menjelaskan pentingnya
memberikan service quality yang baik kepada klien, agar kualitas layanan mendukung perasaan
klien untuk melakukan pembelian atau kerjasama. dengan PT Bultera.
4. Service Quality memiliki efek moderating terhadap hubungan antara Brand Trust dan Purchase
Intention. Hasil uji moderasi ini menjelaskan bahwa kualitas layanan memiliki efek penguatan pada
hubungan kepercayaan merek terhadap niat beli, hal ini menjelaskan bahwa kualitas layanan akan
memberikan dukungan penguatan antara kepercayaan merek dan niat beli.

5. Service Quality memiliki efek moderating terhadap hubungan antara Brand Experience dan Purchase
Intention. Hasil uji moderasi ini menjelaskan bahwa moderasi kualitas layanan memiliki efek
penguatan pada hubungan kepercayaan merek terhadap niat beli, hal ini menjelaskan bahwa kualitas
layanan akan memberikan dukungan penguatan antara pengalaman merek dan niat beli.

Referensi

Ahn, J., & Kembali, KJ (2018). Di luar perjudian: memediasi peran pengalaman dan sikap merek. Jurnal
Internasional Manajemen Perhotelan Kontemporer, 30(10), 3026–3039. https://doi.org/10.1108/
IJCHM-07-2017-0473
Ajzen, I. (2020). Teori perilaku terencana: Pertanyaan yang sering diajukan. Perilaku Manusia dan
Teknologi Baru, 2(4). https://doi.org/10.1002/hbe2.195 Ali, A., Sherwani, M., Ali, A., Ali,
Z., & Sherwani, M. (2020). Investigasi anteseden niat beli produk merek halal: investigasi empiris.

12861
Machine Translated by Google

Jurnal Pemasaran Islami, 12(7), 1339–1362. https://doi.org/10.1108/JIMA-03- 2019-0063

Ali, A., Xiaoling, G., Sherwani, M., & Ali, A. (2018). Anteseden niat pembelian merek Halal konsumen:
pendekatan terpadu. Keputusan Manajemen, 56(4), 715– 735. https://doi.org/10.1108/
MD-11-2016-0785
Alonso Dos Santos, M., Llanos Contreras, O., Calabuig Moreno, F., & Augusto Felicio, J.
(2020). Haruskah perusahaan keluarga mengomunikasikan identitas keluarga dan negara asal
mereka? Sebuah studi lintas budaya dari Chili dan Spanyol. Jurnal Internasional Pasar
Berkembang, 17(3), 725–746. https://doi.org/10.1108/IJOEM-01-2020-0027
Aripin, Z. (2021). Manajemen Pemasaran.
Atulkar, S. (2020). Kepercayaan merek dan loyalitas merek pada pembeli mal. Intelijen dan
Perencanaan Pemasaran, 38(5), 559–572. https://doi.org/10.1108/MIP-02-2019-0095
Aureliano-Silva, L., Spers, EE, Lodhi, RN, & Pattanayak, M. (2022). Siapa yang suka memaafkan?
Mekanisme mediator pemulihan layanan antara cinta merek, kepercayaan merek, dan niat
membeli dalam konteks aplikasi pengiriman makanan. British Food Journal, di depan (di depan
cetak). https://doi.org/10.1108/bfj-07-2021-0819 Beig, FA, & Nika, FA (2022). Dampak
Pengalaman Merek pada Ekuitas Merek Portal Belanja Online: Studi Situs E-Commerce Terpilih di
Negara Bagian Jammu dan Kashmir.
Bisnis Global 23(1), 156–175. https://doi.org/10.1177/0972150919836041
Tinjauan,

Botelho, T., Harrison, R., & Mason, C. (2021). Malaikat bisnis keluar: teori perspektif perilaku terencana.
Ekonomi Kecil,Bisnis
57(1). https://doi.org/10.1007/
s11187-019-00292-0
Chen, L., Li, YQ, & Liu, CH (2019). Bagaimana kualitas layanan penerbangan menentukan jumlah niat
pembelian kembali - Memediasi dan memoderasi efek kualitas merek dan nilai yang dirasakan.
Jurnal Manajemen Transportasi Udara, 75(Oktober), 185–197. https://doi.org/10.1016/
j.jairtraman.2018.11.002
Choi, YK (2019). Efek persuasi karakter dalam advergaming: Peran kepercayaan merek, keterlibatan
produk, dan kecenderungan kepercayaan. Riset Internet, 29(2), 367–380. https://doi.org/10.1108/
IntR-01-2018-0021
Czinkota, MR, Kotabe, M., Vrontis, D., & Shams, SMR (2021). Manajemen Pemasaran.
Di Moremedia.
De Villiers, MV, Chinomona, R., & Chuchu, T. (2018). Pengaruh lingkungan toko terhadap sikap
merek, pengalaman merek dan niat beli. Jurnal Bisnis Afrika Selatan 1–8.
Manajemen, 49(1),
https://doi.org/10.4102/sajbm.v49i1.186
Goutam, D., Ganguli, S., & Gopalakrishna, BV (2022). Kesiapan teknologi dan kualitas layanan –
berdampak pada niat beli dan loyalitas. Intelijen dan Perencanaan Pemasaran. https://doi.org/
10.1108/MIP-06-2021-0196
Rambut Jr, JF, Hitam, WC, Babin, BJ, & Anderson, RE (2019). Analisis Data Multivariat
Edisi Delapan. Di Cengage (Vol. 49, Edisi 1).
Han, H., Yu, J., Chua, BL, Lee, S., & Kim, W. (2019). Dampak produk inti dan layanan menghadapi
kualitas, sikap, citra, kepercayaan, dan cinta pada pembelian kembali: Layanan penuh vs
maskapai berbiaya rendah di Korea Selatan. Jurnal Internasional Manajemen Perhotelan
Kontemporer, 31(4), 1588–1608. https://doi.org/10.1108/IJCHM-05-2018-0376 Huaman-
Ramirez, R., & Merunka, D. (2019). Efek pengalaman merek pada keterikatan merek: peran
kepercayaan merek, usia, dan pendapatan. Tinjauan Bisnis Eropa, 31(5), 610–645. https://
doi.org/10.1108/EBR-02-2017-0039 Iacobucci, D. (2018).
Manajemen Pemasaran. Dalam Manajemen Pemasaran.

12862
Machine Translated by Google

Javed, MK, Degong, M., & Qadeer, T. (2019). Hubungan antara persepsi etis konsumen China dan
niat beli: Sebuah perspektif tentang strategi manajemen perusahaan/merek yang etis. Jurnal
Pemasaran dan Logistik Asia Pasifik, 31(3), 670– 690. https://doi.org/10.1108/
APJML-10-2017-0254 Joshi, Y., & Srivastava, AP (2020).
Meneliti efek CE dan BE pada niat beli konsumen terhadap pakaian hijau. Konsumen Muda, 21(2),
255–272. https://doi.org/10.1108/YC-01-2019-0947

Khan, A., Mohammad, AS, & Muhammad, S. (2021). Model terintegrasi dari pengalaman merek dan
kecintaan merek terhadap merek halal: survei konsumen makanan cepat saji halal di Malaysia.
Jurnal Islam 12(8),
dari 1492–1520. https://doi.org/10.1108/JIMA-11-2019-0236
Pemasaran,

Kim, MS, Shin, DJ, & Koo, DW (2018). Pengaruh Persepsi Kewajaran Layanan terhadap Kepercayaan
Merek, Pengalaman Merek dan Perilaku Kewargaan Merek. Jurnal Perhotelan Internasional
https://doi.org/10.1108/IJCHM-06-2017-0355
30(7), Manajemen Kontemporer, 2603–2621.

Kotler, P., Keller, K., & Mairead, B. (2019). Manajemen pemasaran edisi Eropa ke-4.
Di Pearson UK (Vol. 13, Edisi 3).
Lee, JE, & Youn, SY (2021). Pemasaran mewah di media sosial: peran jarak sosial dalam video
pengerjaan. Jurnal Pemasaran dan Logistik Asia Pasifik, 33(3), 826–845. https://doi.org/10.1108/
APJML-09-2019-0551
Lin, YH, Lin, FJ, & Wang, KH (2021). Pengaruh misi sosial terhadap kualitas layanan dan citra merek.
Jurnal Riset Bisnis, 132(Juni), 744–752. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.10.054

Naeem, M. (2019). Peran platform jejaring sosial sebagai alat untuk meningkatkan kualitas layanan
dan niat beli pelanggan di negara Islam. Jurnal Pemasaran Islami, 10(3), 811–826. https://
doi.org/10.1108/JIMA-11-2018-0214 Ngo, HM, Liu, R., Moritaka, M., & Fukuda,
S. (2020). Pengaruh faktor tingkat industri, kredibilitas merek, dan reputasi merek pada kepercayaan
merek pada makanan yang aman: bukti dari sektor sayuran yang aman di Vietnam. Jurnal
Makanan Inggris, 122(9), 2993–3007. https://doi.org/10.1108/BFJ-03-2020-0167

Nosi, C., Pucci, T., Melanthiou, Y., & Zanni, L. (2021). Pengaruh kepercayaan merek online dan offline
terhadap niat beli konsumen. Jurnal Bisnis EuroMed. https://doi.org/10.1108/EMJB-01-2021-0002

Olšanová, K., Escobar Ríos, A., Cook, G., Král, P., & Zlatiÿ, M. (2021). Dampak kesadaran kegiatan
CSR terkait merek terhadap niat beli untuk merek-merek mewah.
Jurnal Tanggung Jawab Sosial, 18(3), 597–618. https://doi.org/10.1108/SRJ-10-2020- 0398

Ong, CH, Lee, HW, & Ramayah, T. (2018). Dampak pengalaman merek terhadap loyalitas. Jurnal
27(7),
Pemasaran Perhotelan dan 755–774. https://doi.org/10.1080/19368623.2018.1445055
Pengelolaan,

Prentice, C., Wang, X., & Loureiro, SMC (2019). Pengaruh brand experience dan service quality
terhadap customer engagement. Jurnal Ritel dan Layanan Konsumen, 50(Februari), 50–59.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2019.04.020 Qalati, SA, Vela, EG, Li, W., Dakhan,
SA, Hong Thuy, TT, & Merani, SH (2021). Pengaruh kualitas layanan yang dirasakan, kualitas situs
web, dan reputasi pada niat pembelian: Peran mediasi dan moderasi dari kepercayaan dan
risiko yang dirasakan dalam belanja online.
8(1),
Bisnis dan Manajemen yang Meyakinkan, 1–21. https://doi.org/10.1080/23311975.2020.1869363

Rahman, MS, & Mannan, M. (2018). Perilaku pembelian online konsumen fashion lokal

12863
Machine Translated by Google

merek pakaian: Adopsi informasi, e-WOM, keakraban merek online, dan pengalaman
merek online. Jurnal Pemasaran dan Manajemen Mode, 22(3), 404–419. https://
doi.org/10.1108/JFMM-11-2017-0118
Shah, M. et al. (2020). Dampak Pembangunan PT. Medco E&P Malaka pada Aspek
Ekonomi di Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Lembaga Riset dan Kritik Internasional
Budapest (BIRCI-Journal). P.276-286.

Shukla, M., Misra, R., & Singh, D. (2022). Menjelajahi hubungan antara kemasan produk
semiotik, dimensi pengalaman merek, kepercayaan merek, dan niat membeli di pasar
berkembang Asia. Jurnal Pemasaran dan Logistik Asia Pasifik. https://doi.org/10.1108/
APJML-10-2021-0718
Sullivan, YW, & Kim, DJ (2018). Menilai efek evaluasi produk konsumen dan kepercayaan
pada niat pembelian kembali di lingkungan e-commerce. International Journal of
Informasi
Management, 39 (Desember 2017), 199–219. https://doi.org/10.1016/
j.ijinfomgt.2017.12.008
Sung, E. (Christine). (2020). Tanggapan konsumen terhadap iklan aplikasi seluler selama
periode liburan. Jurnal Pemasaran Konsumen, 37(3), 341–352. https://doi.org/10.1108/
JCM-03-2019-3137
Sussman, R., & Gifford, R. (2019). Kausalitas dalam Teori Perilaku Terencana.
Sosial
Kepribadian dan Psikologi https://doi.org/ Buletin, 45(6).
10.1177/0146167218801363

12864

Anda mungkin juga menyukai