a. Persiapan anestesi Ketamine 0,125 mL dan Xylazine 0,175 mL dicampur di dalam ependoff besar. Dosis ini digunakan untuk satu ekor tikus dengan rentang BB 150-350 gram. b. Persiapan NaCl 0.9% Pembuatan suspensi sperma menggunakan NaCl 0.9% yang dipanaskan di waterbath pada suhu 37 0C selama 10 menit. Kemudian diambil 5 mL NaCl 0.9% di tuang ke cawan petri. c. Persiapan pewarnaan morfologi Larutan pewarna morfologi sperma didapat dari campuran 5 gram Na Bicarbonat + 0,9 mL formalin + 2,5 mL eosin 2% dilarutkan dengan air hingga volumenya 100 mL.
B. Pengambilan Suspensi Sperma
1. Tikus diterminasi dengan pemberian anestesi menggunakan campuran Ketamin dan Xylazine. 2. Tikus dibedah dimulai dari sekitar daerah testis. Lalu, testis dan epididymis dipotong. 3. Cauda epididymis dipisahkan dari testis dan dicuci menggunakan NaCl 0.9% 4. Setelah dicuci, cauda epididymis dipotong menjadi bagian kecil di dalam cawan petri yang berisi 5 mL cairan NaCl 0.9% yang telah dihangatkan pada suhu 37 0C. 5. Kemudian diaduk secara perlahan di dalam cawan petri agar sperma tercampur rata dengan larutan NacL 0.9%.
C. Pengamatan Motilitas Sperma Tikus
1. Suspensi sperma diambil menggunakan pipet tetes, lalu diteteskan sebanyak 1 tetes pada kaca objek. Kemudian kaca objek ditutup dengan cover glass 2. Suspensi diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40X. 3. Motilitas sperma diamati dalam 10 lapangan pandang dan direkam selama 20 detik per lapangan pandang. 4. Kemudian diamati sperma yang bergerak aktif lurus ke depan, sperma yang aktif bergerak, dan tidak bergerak sama sekali.
D. Pengamatan Viabilitas Sperma Tikus
1. Suspensi sperma diambil menggunakan pipet tetes, lalu diteteskan sebanyak 1 tetes pada kaca objek. Kemudian kaca objek ditutup dengan cover glass 2. Suspensi diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40X. 3. Pengamatan viabilitas sperma dengan menghitung jumlah sperma yang hidup dalam 100 sperma yang dihitung dalam 5 lapangan pandang.
E. Pengamatan Jumlah Sperma Tikus
1. Suspensi sperma diambil menggunakan pipet tetes, lalu diteteskan pada kamar hitung sel darah (hemocytometer) yang sebelumnya telah dipasang cover glass. 2. Suspensi sperma diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40X. 3. Sperma diamati dalam kamar hitung leukosit.
F. Pengamatan Morfologi Sperma Tikus
1. Suspensi sperma diaduk menggunakan fortex selama 10 menit dengan kecepatan 120. 2. Sperma yang telah diaduk diambil sebanyak 100 µL menggunakan mikropipet. Kemudian, dicampurkan ke dalam larutan eosin sebanyak 10000 µL. 3. Campuran suspense dan eosin diaduk secara rata menggunakan mikropipet. 4. Setelah tercampur rata, ambil campuran menggunakan pipet kemudian diteteskan 1 tetes pada kaca objek 5. Campuran yang diteteskan di buat apusan menggunakan objek glass lain. 6. Apusan difiksasi dengan mengeringkan slide diatas api spiritus sampai terlihat kering. 7. Setelah kering, slide diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40X. 8. Pengamatan melihat bagian sperma yang terpulas pada apusan dalam 3 lapangan pandang.