Anda di halaman 1dari 4

Nama : Andrea Gianina Surbakti

Kelas : XI IPA 4

TUGAS 2
1. Faktor Internal
 Mempunyai rasa ingin balas dendam
 Kurangnya rasa empati
 Memiliki sikap intoleran
Faktor Eksternal
 Kesenjangan sosial dan ekonomi
 Kurangnya wawasan terhadap HAM itu sendiri
 Adanya provokasi dan hasutan

2. 1)

7 Februari 1989. Peristiwa Talangsari. Peristiwa Lampung terjadi akibat kecurigaan


pemerintah terhadap Islam dan kritik keras serta penolakan masyarakat terhadap kebijakan
soal asas tunggal Pancasila yang dihadapi oleh aparat dengan pembantaian. Catatan
Komnas HAM, Peristiwa ini menewaskan 130 orang, 77 orang dipindahkan secara paksa
atau diusir, 53 orang haknya dirampas secara sewenang-wenang, dan 46 orang mengalami
penyiksaan. Jumlah korban secara pasti tidak diketahui hingga saat ini. Menurut KontraS,
hingga saat ini belum ada perkembangan signifikan sejak pembentukan tim khusus
penyelesaian Peristiwa Talangsari pada 2011. Pada 27 April 2021, terdapat pertemuan
yang dilakukan oleh Tim Balitbang Kemenkumham dan Korban Peristiwa Talangsari.
Namun, pertemuan ini dikecam Paguyuban Keluarga Korban Talangsari Lampung
(PK2TL) dan KontraS karena dilakukan tanpa berkoordinasi ataupun mengundang
Paguyuban secara layak
Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210616115743-31-655026/peristiwa-
talangsari-kasus-pelanggaran-ham-berat-pada-1989
2)

Tahun 1990 – 1998 dan tahun 2003 – 2004. Operasi Militer Indonesia di Aceh, atau lebih
dikenal dengan Peristiwa DOM Aceh. Operasi militer yang terjadi tersebut ditujukan
guna menumpas Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di bawah pimpinan Teungku Hasan Di
Tiro. Namun dalam pelaksanaannya, justru aktor-aktor keamanan melakukan dugaan
pelanggaran HAM dalam skala besar dan sistematis kepada masyarakat sipil dengan
mengatasnamakan operasi keamanan. Berikut pelanggaran HAM yang terjadi pada era
DOM Aceh: Tragedi Simpang Kertas Kraft Aceh di Lhokseumawe pada 1999, Tragedi
Jambu Keupok di Aceh Selatan pada 2003, dan Tragedi Rumoh Geudong di Kabupaten
Pidie, sepanjang 1989-1998. Terdapat ribuan orang yang dinyatakan hilang serta ditangkap
dengan sewenang-wenang tanpa prosedur hukum yang jelas. Di antara mereka ada yang
telah dibunuh dengan cara dieksekusi di depan umum. Ratusan perempuan juga mengalami
tindak kekerasan seksual oleh aktor keamanan. Sampai saat ini, pemerintah masih belum
memberikan sanksi kepada para pelaku dan memberi keadilan bagi para korban dan
keluarganya.
Sumber:
https://kontras.org/2020/08/08/22-tahun-peringatan-dom-aceh-pemerintah-masih-ingkar/
https://kumparan.com/acehkini/3-pelanggaran-ham-di-aceh-mau-dituntaskan-semoga-
bukan-isapan-jempol-1sRZIVPYUlD/full
https://www.markijar.com/2016/12/sejarah-lengkap-konflik-dan.html
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45430433

3)
1 Juli 2020. Kejadian pelecehan seksual melalui kamera CCTV kedai kopi Starbucks
terjadi di gerai yang berada di Sunter Mall, Jakarta Utara. Kedua pelaku sudah dipecat
oleh manajemen Starbucks. Namun di dalam ranah hukum, hukum Indonesia belum
mengatur pelecehan seksual non-fisik. KUHP hanya mengatur pelecehan seksual fisik
yang disebut dengan 'pencabulan'.
Sumber:
https://mediaindonesia.com/humaniora/325122/komnas-perempuan-pelecehan-seksual-
di-starbucks-cederai-ham
https://tirto.id/cctv-starbucks-pelecehan-seksual-menipisnya-ruang-aman-perempuan-
fNg6

4)

16 Mei 2015. Kasus Pembunuhan Angeline. Angeline selama ini tinggal di rumah
yang tidak layak huni dan mendapat pengasuhan yang kurang baik dari orang tua
angkatnya bahkan mendapatkan penyiksaan baik fisik maupun mental. Akibat sikap
yang sangat tertutup dan tidak kooperatif dari ibu angkatnya, Margriet Christina Megawe
(66 tahun), memunculkan dugaan bahwa Angeline hilang bukan karena diculik
melainkan karena dibunuh, bahkan sebelum jenazahnya ditemukan. Jasad Angeline
kemudian ditemukan terkubur di halaman belakang rumahnya di Jalan Sedap Malam,
Denpasar, Bali, pada hari Rabu tanggal 10 Juni 2015 dalam keadaan membusuk tertutup
sampah di bawah pohon pisang. Selanjutnya polisi menyelidiki lebih mendalam dan
menetapkan dua orang tersangka pembunuh, yaitu Agus Tay Hamba May, pembantu
rumah tangga, dan Margriet Christina Megawe, ibu angkatnya. Terdakwa kasus
pembunuhan Angeline, Margriet Christina Megawe, dijatuhi hukuman seumur hidup atas
pembunuhan berencana dan Agus Tay Hamba May dijatuhi hukuman 12 tahun penjara
karena disebut membantu Margriet mengubur dan menyembunyikan aksi keji ini.
Sumber:
https://lokadata.id/artikel/perjalanan-kasus-pembunuhan-engeline
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan_Engeline
https://nasional.tempo.co/read/749191/margriet-dibui-seumur-hidup-ibu-angeline-histeris

5)
Tahun 2018 – 2020. Kasus Nduga. Kasus ini berawal dari pembantaian KKB
(Kelompok Kriminal Besenjata) terhadap pekerja jembatan karyawan PT Istaka Karya.
Sejumlah 24 orang tewas tertembak. Sebanyak 263 warga sipil tewas dalam konflik
sosial di Nduga, Papua, sejak 2 Desember 2018 hingga 18 Juli 2020.
Sumber:
https://regional.kompas.com/read/2020/09/01/15064081/konflik-nduga-263-orang-tewas-
sejak-2018-kebanyakan-karena-kelaparan?page=all
https://www.beritasatu.com/nasional/526089/ini-kronologi-penyerangan-di-nduga-papua

Anda mungkin juga menyukai