Anda di halaman 1dari 16

DIFUSI DAN OSMOSIS

(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan)

Oleh

Yuyun Solihat
1717021037

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Difusi dan Osmosis

Tanggal Percobaan : 11 Maret 2019

Tempat Percobaan : Laboratorium Zoologi II

Nama : Yuyun Solihat

NPM : 1717021037

Jurusan : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : 1 (satu)

Bandar Lampung, 11 Maret 2019


Mengetahui,
Asisten

Meri Diyana Sari


NPM. 1617021077
iii

DAFTAR ISI

COVER i
DAFTAR ISI ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
III. METODE PERCOBAAN 6
A. Waktu dan Tempat 6
B. Alat dan Bahan 6
C. Prosedur Kerja 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 8
A. Data Pengamatan 8
B. Pembahasan 8
V. KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses fisika difusi (dengan osmosis sebagai bagian khususnya) memainkan


peranan sangat penting pada fisiologi tumbuhan, sehingga pengertian yang
jelas mengenai proses ini perlu sekali dimiliki, tetapi agar mudah dimengerti,
beberapa sifat umum materi harus diperhatikan lebih dahulu. Telah diketahui
benar bahwa semua zat, baik unsur maupun senyawa, pada hakikatnya
tersusun atas partikel-partikel kecil.

Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme multiseluler


yang paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan lingkungannya pada
tingkat seluler. Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi metabolisme sel.
Transport yang tersebut dapat berlangsung secara aktif maupun pasif.
Transport secara pasif diantaranya difusi dan osmosis

Semua makhluk hidup memerlukan nutrisi untuk melangsungkan


kehidupannya, penyerapan nutrien ini memerlukan suatu sistem transport.
Sistem transport nutrien sangat penting bagi tumbuhan dan hewan. Pada
tumbuhan transport zat hara serta pertukaran zat dan hasil metabolisme dari
sel ke sel dengan menembus membran plasma dan berlangsung baik secara
aktif maupun pasif. Pada umumnya membran sel bersifat selektif permeabel
yaitu cuma zat-zat tertentu saja yang dapat masuk keluar membran plasma.
Transport aktif adalah transport ion atau molekul yang membutuhkan energi
untuk melewati membran plasma, sedangkan transport pasif adalah transport
Ion atau molekul yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran.
2

Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata
atau mencapai keadaan kesetimbangandimana perpindahan molekul tetap
terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi
manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.
Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi
jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam
dari solid atau fluida. Difusi dan osmosis adalah termasuk transport pasif
artinya transport yang tidak memerlukan energi (ATP).

B. Tujuan Percobaan

1. Mempelajari apakah yang disebut difusi dan osmosis.


2. Menjelaskan bagaimana difusi dan osmosi terjadi.
3. Mempelajari proses difusi dan osmosis pada makhluk hidup.
4. Mengetahui factor-faktor terjadinya osmosis.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat
menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Pada
umumnya membrane pada organisme hidup bersifat semipermeable (selektif
permeable) yang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat melewati.
Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi), dan cairan diluar sel
bersifat hipotonis (potensial air rendah), sehingga air akan mengalir masuk ke
dalam sel sampai kedua cairan isotonis (Campbell, 2002).

Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi


rendah baik melalui membrane plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang
terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan ini mendorong
terjadinya difusi. Metabolisme diartikan pertukaran zat antar suatu sel organisme
secara keseluruhan dengan lingkungannya. Salahsatu aktivitas protoplasma yang
penting adalah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan. Sebelum sel
melakukan pembelahan, maka protoplasma aktif mengumpulkan serta mensintesis
karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyaawa organic kompleks yang
merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa
adalah unsur-unsur anorganik yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari
karbondioksida dan air dalam proses fotosintesa. Dengan demikian metabolism
pada organisme multiseluler juga mencakup masalah penyerapan air serta
senyawa-senyawa anorganik dari dalam tanah serta transport nutrien ke tempat
sintesa (Campbell, 2002).

Semua makhluk hidup memerlukan nutrisi untuk melangsungkan kehidupannya,


penyerapan nutrien ini memerlukan suatu sistem transport. Sistem transport
nutrien sangat penting bagi tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan transport zat
hara serta pertukaran zat dan hasil metabolisme dari sel ke sel dengan menembus
membran plasma dan berlangsung baik secara aktif maupun pasif. Transport aktif
adalah transport ion atau molekul yang membutuhkan energi untuk melewati
membran plasma, sedangkan transport pasif adalah transport ion atau molekul
yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Metabolisme
pada organisme multi seluler meliputi banyak hal diantaranya transpor materi dan
energi. Sistem transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang
berkaitan dengan massa organisme. Pada tumbuhan dan hewan yang masih
sederhana atau belum memiliki struktur organisme rumit, transpot materi (nutrien
dan zat hara) dan hasil metabolisme cukup dari sel ke sel. Transportasi tersebut
dapat berlangsung secara aktif maupun pasif. Transportasi pasif berlangsung
antara lain secara osmosis. Protoplasma sel mempunyai plasma (pada tumbuhan)
atau selaput sel (pada hewan) yang mampu mengatur secara selektifaliran cairan
dari lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya. Terdapat dua proses
fisiokimia yang penting yaitu difusi dan osmosis (Volk dan Wheeler, 1988).

Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang hipertonik atau lebih pekat
dibanding konsentrasi plasma selnya maka air yang berada dalam vakoula akan
merembes ke luar sel. Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding
sel, peristiwa ini disebut dengan plasmolisis. Keadaan tersebut dapat kembali
seperti semula apabila lingkungan sel diganti dengan larutan hipotonik.
Kembalinya keadaan protoplasma setelah plasmolisis disebut deplasmolisis.
Metabolisme pada organisme multiselluler mencakup beberapa hal, antara lain
transport zat hara dan transport ion. Sistem transport pada hewan yaitu sistem
sirkulasi. Pada sistem sirkulasi, aliran materi terjadi karena adanya daya dorong
dari organ pemompa. Sedang sistem transport pada tumbuhan yaitu sistem
vaskuler, pada sistem ini aliran senyawa berlangsung mengikuti atau melawan
padatan (gradient) konsentrasi. Sel terdiri atas materi hidup yang disebut dengan
protoplasma. Protoplasma sel dibatasi dari lingkungan sekitarnya oleh selaput sel
tipis yang disebut dengan membran plasma (membran sel). Membran ini
mempunyai kemampuan untuk mengatur secara selektif aliran materi dari dan
5

keluar sel. Berdasarkan kemampuan membran menyeleksi aliran materi antar sel
dan lingkungannya maka membran dapat dibedakan menjadi dua jenis. Membran
dikatakan permiabel apabila semua jenis molekul dalam cairan dapat melewati
membran. Sedang suatu membran dikatakan semi-permiabel jika hanya dapat
dilewati oleh molekul-molekul tertentu saja. Terdapat dua proses fisikokimiawi
yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu difusi dan osmosis (Saktiono,
1989).

Dengan adanya membran sel, tumbuhan mampu berada pada posisi yang tepat
pada lingkungan zat kimia yang kompleks dan selalu berubah, mampu mengambil
dan menahan nutrien sejumlah yang diperlukan, dan membuang produk
buangannya. Membran sel juga mampu menyediakan kemudahan biokimiawi
untuk memindahkan ion-ion mineral, gula, asam-asam amino, elektron, serta
metabolit lain melewati membran. Substansi-substansi dalam larutan ini melewati
membran dengan cara difusi dan transpor aktif serta Proses osmosis tidak spesifik.
Osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah
(hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ini biasa
melalui membran selektif permeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat. Osmosis adalah difusi air melalui membran semi‐permeabel, dari
larutan yang banyak air ke larutan yang sedikit air. Definisi paling sederhananya
adalah difusi air melalui membran semipermeabel (permeabel hanya kepada
pelarut, tidak kepada terlarut). Osmosis melepaskan energi, dan bias melakukan
kerja, sebagaimana akar pohon yang bisa membelah batu. Pelarut (dalam banyak
kasus adalah air) bergerak dari larutan berkonsentrasi lebih rendah (hipotonik) ke
larutan berkonsentrasi lebih tinggai (hipertonik) yang bertujuan menyamakan
konsentrasi kedua larutan. Efek ini dapat dilihat dari bertambahnya tekanan pada
larutan hipertonik relatif terhadap larutan hipotonik. Sehingga tekanan osmotik
didefinisikan sebagai tekanan yang diperlukan untuk menjaga kesetimbangan,
dengan tidak adanya aliran pelarut. Tekanan osmotik merupakan properti
koligatif, yaitu properti yang gayut terhadap konsentrasi molar zat terlarut dan
bukan terhadap jenis zatnya (Lakitan, 2008).
III. METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu dilakukan


pada hari Senin, 11 Maret 2019 di Laboratorium Zoologi II Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

B. Alat dan bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu sonde, papan fiksasi,
benang, beaker glass, dan pipet tetes.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu katak,


sukrosa, NaCl dan air.

C. Prosedur Kerja

1. Mematikan katak dengan cara single pithing dengan cara menusukkan


sonde kedalam foramen occipetale lalu sonte diputar-putar sehingga
otaknya menjadi rusak.
2. Sonde ditarik lalu ditusukkan ke arah belakang ke dalam canalis
vertebralis dengan memutar-mutarkan sonde tersebut sampai kataknya
mati (lemas seluruh tubuhnya). Cara ini disebut double pithing.
3. Katak yang telah mati difiksasi dengan jarum pentul.
4. Kulit di bagian paha dan betis dibuka.
5. Lepaskan kulit dan jangan sampai ada yang tergores.
7

6. Setelah didapatkan kulit maka kulit pertama diisi dengan air


menggunakan pipet tetes lalu ditimbang.
7. Lalu masukan kulit yang berisi air ke dalam larutan sukrosa untuk dilihat
adanya proses osmosis lalu ditimbang.
8. Lakuhal hal yang sama pada laruran NaCl.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Kulit katak

A B C
W0 30.36 35.43 48.34
W1 41.21 38.49 47.70
W2 40.26 38.64 46.19
W3 39.91 39.92 45.90

Plastik sulfat

A B C
W0 35.87 43.66 51.09
W1 36.43 44.41 52.08
W2 36.44 44.86 52.22
W3 36.52 46.65 52.11

A : Aquades
B : NaCl
C : Sukrosa

B. Pembahasan

Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar
sel. Pada umumnya membrane pada organisme hidup bersifat semipermeable
(selektif permeable) yang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat
melewati. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi), dan
cairan diluar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah), sehingga air akan
mengalir masuk ke dalam sel sampai kedua cairan isotonis.
Difusi adalah pergerakan molekul suatu zat secara random yang
menghasilkan pergerakan molekul efektif dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Contoh-contohnya adalah difusi zat warna dalam air
tenang, difusi glukosa dan teknik tomografi, difusi zat melalui membran,
difusi oksigen dalam membran polimer. Bahkan difusi tidak hanya terjadi
pada skala mikro tetapi juga skala makro, seperti difusi gas dalam galaksi.
Model dasar yang digunakan dalam penelitian tentang difusi biasanya adalah
hukum Fick, namun bentuknya akan bervariasi sesuai dengan asumsi-asumsi
peneliti. Difusi larutan gula sangat penting dalam dunia biologi, contohnya
adalah fenomena transport gula dalam tanaman

Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu partikel (air, molekul zat


terlarut, gas atau ion- ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi
menuju ke daerah yang potensial kimianya lebih rendah.
1. Difusi terjadi karena adanya gerakan molekul dan beda potensial kimia.
2. Difusi dipengaruhi oleh temperatur, konsentrasi zat terlarutr (solute),
tekanan dan partikel adsorptif (permukaan mudah mengikat air).
3. Permeabilitas membran akan menentukan laju difusisetiap partikel
melewati membran.

Jika bakteri, khamir dan kapang ditempatkan dalam larutan gula yang pekat,
maka air dalam sel akan keluar menembus membran dan mengalir ke dalam
larutan gula, peristiwa tersebut dikenal dengan Osmosis, dankeadaan ini sel
mikroorganisme mengalami plasmolisis sehingga perkembangbiakannya
terhambat. Contoh plasmolisis pada tanaman adalah pemupukan dengan
konsentrasi yang terlalu tinggi. Pada peristiwa ini, plasma (cairan) sel keluar
dari sel akibat larutan diluar sel (larutan pupuk) lebih pekat dibandingkan
cairan sel. Tanaman akan terlihat mengering seperti terbakar, yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian tanaman. Dengan demikian pupuk
akan memberikan pengaruh yang baik bagi tanaman apabila diberikan pada
konsentrasi yang tepat.
10

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu: Ukuran


partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi. Ketebalan membran.
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi. Luas suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya. Jarak. Semakin
besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis :


1. Konsentrasi larutan
Pada umumnya makin pekat suatu larutan, akan makin tinggi tekanan
osmosisnya.
2. Ionisasi zat yang dilarutkan
Larutan dari suatu zat elektrolit dalam motalitas yang sama mempunyai
tekana osmosis yang lebih besar daripada larutan yang bukan elektrolit.
Sehingga semakin besar daya ionisasi dari zat yang dilarutkan biasanya
tekanan osmosis juga besar.
3. Hidratasi dari molekul zat yang dilarutkan
Molekul-molekul dari zat tertentu (zat hidrofil) apabila dilarutkan dalam
air, molekul-molekulnya akan mengikat molekul air pada permukaan
molekul zat itu. Air yang diikat ini dinamakan air hidratasi.
4. Temperature
Tekanan osmosis naik dengan naiknya temperature.

.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut.
1. Osmosis dan difusi dipengaruhi oleh beberapa factor..
2. Pada kulit katak terjadi proses osmosis.
3. Osmosis terjadi karena adanya membran yaitu kulit katak.
4. Perbedaan larutan mempengaruhi terjadinya difusi.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A. Dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga. Jakarta.
Lakitan, B. 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Saktiono. 1989. Biologi Umum. Gramedia. Jakarta.
Volk dan Wheeler.1988. Mikrobiologi dasar. Erlangga. Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai