KALIMANTAN
Tugas Seni Budaya & Keterampilan
Disusun Oleh :
MUHAMMAD KRISNA FACHRYANTO
VII – I
Dengan memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Saya dapat
Kalimantan” dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarny kepada semua ihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan saya pada khususmya. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat
Penulis
Muhammad Krisna Fachryanto
i|Page
DAFTAR ISI
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
Barat, berbatasan dengan Sabah serta Serawak Malaysia di sebelah utara, di sebelah
selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan sebelah timur berbatasan
dengan Provinsi Kalimantan Timur. Penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu terdiri dari
tiga suku besar sesuai urutan jumlah penduduknya yaitu, Dayak, Melayu dan Tioghoa.
Selain ketiga suku besar diatas terdapat beberapa suku pendatang seperti, Jawa,
Suku Dayak terbagi menjadi beberapa subsuku yang tersebar di seluruh pulau
subsuku besar yang disebut Stammenras, yaitu (1) Kenyah, Kayaan, Bahau; (2)
Danum; (3) Iban; (4) Murut; (5) Klemantan ; dan (6) Punan. Terdapat beberapa sub
suku Dayak yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu, diantaranya adalah suku Iban,
Dayak kayaan merupakan salah satu subsuku dayak yang mendiami daerah sungai
Terdapat dua macam jenis sape’ yang dikenal suku Dayak kayaan di Mendalam
Kabupaten Kapuas Hulu yaitu, sape' kayaan dan sape’ kenyah. Sape’ kayaan adalah
1|Page
nama untuk alat musik petik yang berasal dari dayak kayaan, sedangkan sape’ kenyah
adalah nama untuk alat musik dayak kenyah. Secara umum tidak ada perbedaan
antara kedua jenis alat musik tersebut karena suku dayak kayaan dan kenyah masih
Alat musik Sape’ merupakan alat musik petik dimana proses pembuatannya sesuai
dengan tradisi dan kebudayaan yang memiliki nilai-nilai artistik maupun cultural dari
suku dayak. Nilai-nilai artistik maupun cultural alat musik Sape’ dapat dilihat dari
bentuk Sape’ yang menyerupai perahu serta diukir dengan motif khas dari suku dayak.
Menurut Gorlinski (1989 : 77), Sape’ merupakan alat musik yang mempunyai leher
pendek panjangnya sekitar 1,2 sampai 1,4 meter, dan lebarnya antara 27 sampai 220
cm dan tebalnya berkisar antara 9 sampai 17 cm. bagian belakang dilubangi dan
terbuka.
Menurut Ferinandus Lah (wawancara, Pontianak 7 April 2012) Sape’ artinya tiga,
sesuai dengan senar yang dimiliki alat musik ini memiliki tiga dawai (senar). Awalnya
dawai Sape’ terbuat dari rotan atau ijuk pohon raruk (pohon aren), seiring
perkembangannya kini senar Sape’ sudah menggunakan kawat rem sepeda, kopling
motor atau senar gitar. Bagian lasar (fret) terbuat dari rotan yang menggunakan sarang
musik Sape’ diciptakan oleh seorang yang terdampar di karangan (pulau batu kerikil
di tengah sungai) karna perahunya karam di terjang riam bersama rekan-rekanya. dari
sekian banyak orang tersebut, satu di antaranya bisa menyelamatkan diri kekarangan.
Ketika tertidur, antara sadar dan tidak sadar orang tersebut mendengar suara alunan
2|Page
alat musik petik yang indah dari dasar sungai, terlihat dibayagannya alat musik yang
petunjuk kepadanya. Semenjak itu orang tersebut membuat alat musik sesuai dengan
Alat musik Sape’ merupakan alat musik pendukung dari ritual dan upacara-
upacara adat suku dayak seperti pengobatan, persembahan, hiburan dan sebagai
musik pengiring berbagai macam tarian. Pada dasarnya alat musik Sape’ tidak pernah
instrumental tunggal (solo instrumen) atau ansambel lebih dari dua instrumen
Sampai saat ini alat musi Sape’ masih dipergunakan sebagai instrumen musik
dalam kegiatan yang berhubungan dengan musik pada masyarakat dayak kayaan,
banyak upacara maupun kegiatan adat masyarakat dayak di Kabupaten Kapuas Hulu
yang selalu melibatkan alat musik Sape’ dalam pelaksanaanya seperti upacara
pernikahan, upacara Daangai dan gawai, sehingga membuat keberadaan alat musik
Alat musik sape’ sebenarnya alat musik yang tergolong unik, karena bila dilihat
dari proses pembuatan dan teknik permainannya terdapat beberapa perbedaan yang
membuat alat musik sape’ ini berbeda dari alat musik yang lain, seperti keunikan yang
terdapat pada proses pembuatan alat musik sape’. Proses pembuatan sape’ memiliki
keunikan mulai dari bahan baku yang digunakan, proses pengerjaan badan sape’,
Teknik permainan alat musik sape’ juga memiliki keunikan tersendiri, mulai dari
3|Page
posisi badan memainkan sape’, teknik tangan kanan dan tangan kiri yang dipakai pada
saat memainkan sape’, dan teknik yang dipakai untuk memproduksi nada pada
permainan sape’.
1.2 Tujuan
- Mendeskripsikan proses pembuatan alat musik Sape’ kayaan di Kabupaten
1.3 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
atau apresiasi bagi mahasiswa seni musik untuk menambah wawasan dan
kayaan.
baru dalam dunia pendidikan dan seni budaya di luar lembaga pendidikan,
c. Bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kapuas Hulu, penelitian ini dapat
4|Page
satu alat musik tradisional di Kapuas Hulu yaitu alat musik sape’ kayaan.
2. Manfaat Praktis
kayaan.
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
tersebar diberbagai provinsi. Dengan kata lain, musik tradisional merupakan musik
asli daerah yang tumbuh karena pengaruh adat istiadat, kepercayaan dan agama,
tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara
dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut dengan alat musik.
2. Garantung
3. Katambung
4. Rebab
5. Kangkanung
6. Kecapi
6|Page
7. Suling Balawung
8. Suling Bahelang
9. Japen
3. Katambung, digunakan pada saat upacara besar atau upacara yang berkaitan
mengisi balungan.
7|Page
2. Garantung dri Kalimantan Tengah
Cara memetik Sampek adalah dengan jari dua kali kedua tangan, baik tangan kiri
2. Garantung
Dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangan kanan.
Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa
ritme.
3. Katambung
Dengan cara menabuh agar ketambung mengeluarkan bunyi yang indah, yaitu
kulit membran dipukul dengan jari tengah kanan, sementara tangan kiri
4. Rebab
8|Page
Dengan menggesek dawainya menggunakan penggesek kayu yang terbuat dari
5. Kangkanung
Dengan cara dipukul dengan dua buah pemukul atau stik yang terbuat dari bahan
6. Kecapi
Dengan cara dipetik pada dawai yang terbentang ditubuhnya, seperti pada gitar.
7. Suling Balawung
Dengan cara ditiup, yang terbuat dari bahan baku yang brukuran kecil dengan 5
8. Suling Bahelang
9. Japen
Dengan cara dipetik akan menghasilkan nada yang unik, namun akan terdengar
10. Serupai/Tote
2. Garantung
9|Page
Berbentuk seperti gong.
3. Katambung
4. Rebab
Berbentuk seperti biola, hanya saja rebab sedikit unik dengan bulatan yang
5. Kangkanung
Terbuat dari bilah logam yang di tempatkan dalam rak kayu. Dalam satu
kangkanung terdapat 5 bilah logam yang memiliki suara dengan nada yang
6. Kecapi
Bentuk seperti burung enggang, seekor burung yang dianggap sakral oleh
masyarakat Dayak. Kecapi terbuat dari bahan kayu ringan yang berasal dari pohon
hanjalulung.
7. Suling Balawung
Terbuat dari bambu kecil dengan 5 lubang dibagian bawah dan 1 lubang dibagian
atas.
8. Suling Bahelang
Terbuat dari bambu dan memiliki 7 lubang yang terbuat dari bambu yang
berukuran kecil dengan 5 lubang dibagian bawah dan 1 lubang dibagian atas.
9. Japen
Bentuknya menyerupai kecapi, gitar, atau mondolin, terbuat dari kayu dan
10 | P a g e
10. Serupai/Tote
Terbuat dari bambu kecil yang dikeringkan. Ujung bagian dalam nya diberi lidah
kita sebagai pemilik musik tradisional wajib menjaga dan melestarikan agar tidak
hilang dan diakui oleh negara asing,tetapi sudah mulai dikenal oleh internasional.
11 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Alat Musik Tradisional ini merupakan suatu ciri khas sebuah bangsa, maka
menjaga, memelihara, dan melestarikan budaya dengan alat alat musik tradisional
merupakan kewajiban dari setiap individu. Dengan kata lain kebudayaan merupakan
kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
12 | P a g e
13 | P a g e