Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

EFEKTIFITAS YOGA SELAMA KEHAMILAN TERHADAP


PENURUNAN KECEMASAN PADA IBU NIFAS DI KLINIK
EKA SRI WAHYUNI DAN KLINIK PRATAMA NIAR
TAHUN 2018

OLEH:

RIDHA ARIANI
P07524414038

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN
TAHUN 2018
SKRIPSI

EFEKTIFITAS YOGA SELAMA KEHAMILAN TERHADAP


PENURUNAN KECEMASAN PADA IBU NIFAS DI KLINIK
EKA SRI WAHYUNI DAN KLINIK PRATAMA NIAR
TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma IV Kebidanan

OLEH:

RIDHA ARIANI
P07524414038

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN
TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI DIV KEBIDANAN MEDAN
SKRIPSI, JULI 2018

RIDHA ARIANI

EFEKTIVITAS YOGA SELAMA KEHAMILAN TERHADAP PENURUNAN


KECEMASAN PADA IBU NIFAS DI BPM EKA SRI WAHYUNI DAN
KLINIK PRATAMA NIAR TAHUN 2018
Ix+47 halaman, 5 tabel,11 gambar, 10 lampiran

Abstrak
Masa nifas adalah suatu waktu yang sangat rentan untuk terjadinya
stress, terutama pada ibu primipara sehingga dapat membuat perubahan
psikologi yang berat. Yoga dapat Mengurangi ketegangan tubuh, mental
sehingga lebih kuat menghadapi stress,meningkatkan rasa percaya diri dan
kemampuan untuk berfikir positif sehingga sangat cocok bagi seseorang yang
ingin meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi rasa stress. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui efektifitas yoga selama kehamilan terhadap
tingkat kecemasan pada ibu nifas.
Desain penelitian ini true experimen dengan bersifat Posttest-only control
design.Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah
50 orang ibu hamil TM III di BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik Pratama Niar.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data yang sudah dikumpul diolah
dan dianalisis menggunakan Mann Whitney Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwapada kelompok yang mengikuti yoga
dan tidak mengikuti yoga selama kehamilannya, memiliki perbedaan skor rerata
(mean) dengan selisih 13,36. Hasil analisis data dengan Mann Whitney Test
diperoleh nilai ρ<0,01 sehingga disimpulkan yoga selama kehamilan
efektifmenurunkan kecemasan pada ibu nifas di BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik
Pratama Niar Medan tahun 2018.
Diharapkan kepada tenaga kesehatan dapat mengaplikasikan yoga
selama kehamilan untuk menurunkan kecemasan terutama pada ibu nifas.

Kata Kunci : Nifas, Kecemasan,Yoga.


Daftar Bacaan : 21 lampiran:1998-2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini telah terselesaikan tepat pada
waktunya. Skiripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menempuh ujian akhir Program D-IV 0 Tahun Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Medan Tahun 2018 dengan judul yaitu “Efektifitas Yoga Selama Kehamilan
Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Ibu Nifas Di Klinik Eka Sri Wahyuni dan
Klinik Pratama Niar Tahun 2018”.

Dalam penyusunan skiripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan


dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada:

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes RI Medan.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan dan ketua penguji yang telah
memberikan kritikan dan masukan dalam penulisan skiripsi ini.
3. Melva Simatupang, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan 0
Tahun yang akan di lanjutkan oleh Yusniar Siregar, SST, M.Kes selaku
Ketua Prodi D-IV Kebidanan 0 Tahun Politeknik Kesehatan Kemenkes RI
Medan.
4. Bebaskita Br. Ginting, SSiT, MPH selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan
bersedia memberikan masukan, kritik, dan saran dalam menyelesaikan
skiripsi ini.
5. Eva Mahayani, SST, M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan
kritikan serta saran dalam penulisan skiripsi ini.
6. Kepala ibu Eka Sri Wahyuni, SST, M.Kes yang telah mengizinkan untuk
melakukan penelitian dan membimbing dalam pembuatan skiripsi ini.
7. Hormat kepada kedua orang tua, ayahanda tercinta dan ibunda tersayang
Samsu Rijal dan Alm. Nibah Damanik yang telah membesarkan,
membimbing dan mengasuh penulis dengan penuh cinta dan kasih
sayang yang selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi buat penulis
dan juga telah memberikan dukungan moril dan material sehingga Skiripsi
ini dapat diselesaikan.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Program D-IV 0 Tahun Kebidanan Poltekkes
Medan yang telah memberikan dorongan moril terhadap penulis dalam
pembuatan ini.
penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari sempurna. Baik dari
teknis penulisan maupun bahasanya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya skiripsi
ini. Semoga dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembacanya.

Medan, Juli 2018

Ridha Ariani
DAFTAR ISI

Abstrak..................................................................................................... i
Kata Pengantar…………………..………………………………………….. iii
Daftar Isi………………………………………………................................... v
Daftar tabel…………………………………………………….…................... vii
Daftar gambar…………………………………………………………............ viii
Daftar Lampiran........................................................................................ ix
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………... 4
C. Tujuan………………………………………………………………. 4
C.1. TujuanUmum……………………………………………… 4
C.3. TujuanKhusus……………………………………………. 4
D. MANFAAT…………………………………………………..…….... 5
D.1. BPM…………………………………………………..... 5
D.2. Peneliti…………………………………………………. 5
D.3. Ibu Post Partum.................................................... 5
E. Keaslian Penelitian…………………………………............. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 6
A. Tinjauan Teori…………………………………………………….. 6
A.1 Yoga.................................................................................... 6
A.2 Konsep Dasar Masa Nifas................................................... 15
A.3 Kecemasan Pada Ibu Nifas................................................. 24
B. Kerangka Teori……………………………………………............ 33
C. Kerangka Konsep………………………………………….......... 33
D. Definisi Operasional……………………………………............. 34
E. Hipotesis………………………………………………………..... 34
BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………….. 35
A. Jenis Dan Desain Penelitian……………………………........... 35
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian………………...…………........... 35
B.1. Lokasi Penelitian.………………………………………. 35
B.2. WaktuPenelitian……………………………………….... 35
C. Populasi Dan Sampel Penelitian……………………............... 36
C.1. Populasi………………………………………………..... 36
C.2. Sampel…………………………………………………... 36
D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data………………………..... 36
E. Alat ukur dan Bahan Penelitian…………………..................... 36
F. Prosedur Penelitian......…………………………………...……. 37
G. Pengolahan Data..................................................................... 37
H. Teknik Analisis Data................................................................ 38
H.1 Analisis Univariat............................................................... 38
H.2 Analisis Bivariat................................................................. 38
I. Etika Penelitian........................................................................ 39

BAB IV. Hasil dan Pembahasan............................................................. 40


BAB V. Simpulan dan Saran.................................................................. 45

Daftar Pustaka........................................................................... 46

Lampiran
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.3 Defenisi Operasional............................................................... 34


Tabel 3.1 Design Penelitian.................................................................... 35
Tabel 3.2 Waktu Penelitian..................................................................... 36
Tabel 4.1 Distribusi kecemasan ibu nifas yang tidak melakukan........... 40
yoga dan melakukan yoga di BPM Eka Sri Wahyuni
dan Klinik Pratama Niar Medan Tahun 2018
Tabel 4.2 Perbedaan Distribusi Rata-Rata Skor kecemasan................ 41
ibu nifas yang tidak melakukan yoga dan melakukan
yoga di BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik Pratama
Niar Medan Tahun 2018
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Yoga apanasana......................................................... 11


Gambar 2.2 Yoga Buddha konasana............................................. 12
Gambar 2.3 Yoga Bidalasana........................................................ 12
Gambar 2.4 Yoga Dandasana....................................................... 13
Gambar 2.5 Yoga Utkatasana....................................................... 14
Gambar 2.6 Yoga Trikanasana..................................................... 15
Gambar 2.7 Yoga Viparita Karani.................................................. 16
Gambar 2.8 Chakra pada Wanita.................................................. 17
Gambar 2.9 Kerangka Teori.......................................................... 33
Gambar 2.10 Kerangka Konsep...................................................... 34
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian................................................... 37
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Penelitian


2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
3. Daftar Pertanyaan/Kuesioner
4. Waktu Penelitian
5. SOP Senam Yoga Ibu Hamil TM III
6. Daftar Ceklis
7. Lembaran Persetujuan Menjadi Responden
8. Lembar Penjelasan Kepada calon Subjek
9. Output Hasil Analisis Data
10. Dokumentasi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, melahirkan dan menjadi seorang ibu merupakan fisiologis


wanita. Peristiwa tersebut merupakan masa transisi kehidupan wanita. Banyak
yang menganggap bahwa hal tersebut merupakan proses masa transisi yang
menyenangkan dari kehidupannya. Namun, pada sebagian wanita, masa transisi
tersebut menimbulkan stres sehingga menimbulkan hal negatif dan merasa takut
dan cemas dengan kehidupan barunya. Pada masa ini wanita akan mempunyai
risiko terhadap kesehatan fisik maupun psikis. Gangguan psikis pada ibu pasca
melahirkan dikenal dengan depresi postpartum.
Depresi postpartum adalah gangguan mood yang terjadi setelah
melahirkan. Depresi postpartum merupakan masalah yang sering ditemukan dan
merupakan gangguan mood nonpsikotik yang biasanya terjadi 6-8 minggu
setelah melahirkan. Beberapa literatur lain menyebutkan depresi postpartum
terjadi 4-6 minggu setelah melahirkan. Karakteristik depresi postpartum adalah
perasaan depresi, kecemasan yang berlebihan, insomnia, dan perubahan berat
badan. Banyaknya akibat yang ditimbulkan dari depresi postpartum dalam hal
peran seorang ibu seperti Merasa tidak mampu mencintai bayi, khawatir tentang
bayi, atau kurangnya minat dan perasaan untuk bayi, Kemarahan terhadap bayi
ataupun keluarga, dan pikiran berulang tentang kematian, yang dapat berencana
bunuh diri.Masa ini sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh begitu banyak faktor,
maka penekanan utama adalah pendekatan dengan memberikan bantuan,
simpati dan dorongan semangat.
Angka Kejadian depresi postpartum menurut laporan WHO (2009)
diperkirakan wanita yang melahirkan dan mengalami depresi ringan berkisar 10
per 1000 kelahiran hidup dan depresi postpartum sedang atau berat berkisar 30
sampai 200 per 1000 kelahiran hidup. Motzfeldt mengatakan angka prevalensi
depresi postpartum secara global antara 10-15%.4 Dinegara-negara seperti
Singapura, Malta, Malaysia, Austria dan Denmark, ada sedikit laporan
tentangdepresi postpartum. sedangkan di negara-negara lain seperti Brazil,
Guyana,
Kosta Rika, Italia, Chili, Afrika Selatan, Taiwan, dan Korea laporan
tentang gejala depresi postpartum sangat lazim. Menurun penelitian yang
dilakukan Chandran, et al. kepada 359 perempuan di daerah Tamil Nadu di
India, didapat insiden depresi postpartum 11%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tahun 2009 pada 50 orang
ibu postpartum yang melahirkanspontan di bangsal rawat inap RSUP. Haji Adam
Malik Medan didapatkan hasil sindrom depresi postpartumsebanyak 16%. (Sari,
2009).
Angka insiden depresi postpartum adalah sampai 2 per 1000 kelahiran.
sekitar 50 sampai 60% perempuan yang mengalami depresi postpartum saat
mereka memiliki anak pertama, dan sekitar 50% perempuan yang mengalami
postpartum mempunyai keluarga yang tidak menerima dengan kehadiran
bayinya. Faktor risiko yang berpotensi menjadi depresi postpartum yaitu faktor
sosiodemografi (usia, jenis kelamin,suku,agama,tingkat pendidikan, pekerjaan),
faktor obsetri ( masalah kandungan,seperti janin, plasent, dll), dan faktor marital (
status perkawinan).(Prayogaadiguna,2016)
Menurut Gausia et al, salah satu penyebab terjadinya depresi postpartum
adalah kemiskinan, hubungan yang tidak baik dengan ibu mertua, melahirkan
bayi dengan jenis kelamin perempuan, kehamilan yang tidak terencana,
kerentanan terhadap gejala psikiatri, bayi yang dirawat dirumah sakit, suami yang
tidak bekerja serta perselisihan yang serius dengan salah satu anggota keluarga.
Survei diatas dilakukan dinegara berkembang (India dan Pakistan) yang masih
mempunyai pengaruh adat istiadat yang kuat.(Prayogaadiguna,2016)
Menurut Reva Rubin, Periode masa nifas merupakan suatu waktu yang
sangat rentan untuk terjadinya stress, terutama pada ibu primipara sehingga
dapat membuat perubahan psikologis yang berat. Periode adaptasi psikologi
masa nifas, dideskripsikan oleh Reva Rubin ada 3, yaitu periode taking in (hari
pertama hingga kedua setelah melahirkan), periode taking hold (hari kedua
hingga ke empat setelah melahirkan), dan periode letting go (hari setelah ibu
pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga).
(Pradibta, 2009)
Upaya yang dapat dilakukan ibu untuk mengurangi rasa cemasnya yakni
dapat dilakukan dengan cara membicarakan rasa cemas yang dialami, bersikap
tulus ikhlas dalam menerima aktivitas dan peran baru setelah melahirkan,
bersikap fleksibel dan tidak terlalu perfectionis dalam mengurus bayi dan rumah
tangga, dan juga dengan menggunakan terapi Farmakologi seperti
larazepam,Ativan. Tetapi pemberian terapi ini memiliki efek samping seperti
dapat menyebabkan cacat lahir dan dapat menyebabkan ketagihan bagi si
pengguna.
Menurut Permenkes No. 8 tahun 2014 pasal 12 berisi tentang
Persyaratan metode perawatanuntuk menghilangkan stres dan kecemasan, dan
yoga adalah salah satu pilihan yang hasilnya menjanjikan, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi: Terapi Hidro, meditasi, penggunaan ramuan,
Pijat, Terapi Aroma, latihan fisik dalam SPA, terapi warna, terapi musik, dan
pemberian makanan sehat dalam pelayanan kesehatan SPA.
Menurut Pujiastuti (2015) dengan melakukan yoga dapat Mengurangi
ketegangan tubuh, pikiran, dan mental serta membuatnya lebih kuat saat
menghadapi stress Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk
berfikir positif dan Meningkatkan hormon endokrin yang merupakan salah satu
hormon kegembiraan, sehingga sangat cocok bagi seseorang yang ingin
meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi rasa stress.
Menurut penelitian Amber W. Li (2014) dengan melakukan yoga dapat
mengurangi tingkat kecemasan dalam beberapa penyakit seperti kanker,
diabetes, stress, mengurangi rasa ketakutan dan lain-lain. Berdasarkan studi
pendahuluan yang di lakukan di Praktik Bidan Eka Sri Wahyuni, sudah di lakukan
yoga terhadap ibu hamil dan ibu nifas. Berdasarkan Catatan buku kunjungan
terdapat 50 ibu hamil yang melakukan yoga di Praktik Bidan Eka Sri Wahyuni.
Namun, belum pernah di teliti efektifitas dari senam yoga dalam menurunkan
angka kecemasan dalam menghadapi persalinan maupun menghadapi peran
baru sebagaiibu pada ibu hamil dan ibu nifas.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian
tentang efektifitas yoga selama kehamilan terhadap tingkat kecemasan pada ibu
nifasdi BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik Pratama Niar Medan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian
ini adalah:“Apakah ada efektifitas yoga selama kehamilan terhadap
penurunan kecemasan pada ibu nifas?”

C. Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui efektifitas yoga selama kehamilan terhadap tingkat
kecemasan pada ibu nifas
C.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi frekuensi kecemasan pada kelompok ibu
nifas yang mengikuti yoga selama hamil.
2. Mengetahui distribusi frekuensi kecemasan pada kelompok ibu
nifas yang tidak mengikuti yoga selama hamil.
3. Mengetahui efektifitas yoga terhadap kecemasan pada ibu nifas
yang sudah melakukan senam yoga pada kehamilan.

D. Manfaat Penelitian
D.1 Bagi BPM
Sebagai motivasi untuk meningkatkan kelas ibu nifas dan yoga
dapat dibuat sebagai alternatif untuk meningkatkan kesehatan
psikologi ibu dengan mengurangi rasa cemas dan stress
D.2 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengalaman dan
ilmu pengetahuan bagi peneliti sendiri.
D.3 Bagi Ibu Nifas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan untuk ibu
nifas bagaimana cara untuk mengurangi rasa kecemasan dan
stress pada ibu nifas.
E. Keaslian Penelitian
1. Ni Nengah Arini Murni, dkk.2014. “Pengaruh Latihan Relaksasi Guided
Imagery And Music (Gim) Pada Kelas Ibu Terhadap Derajat Kecemasan
Ibu Hamil”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian ini yaitu
variebel bebasnya latihan relaksasi GIM, dengan variabel terikatnya
yaitu derajat kecemasan. Metode penelitian yang di gunakan yaitu quasi
experiment dengan pendekatan group pre and post test desaign with
control group. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Latihan relaksasi
dan senam hamil efektif dalam menurunkan kecemasan ibu hamil dalam
menghadapi persalinan pertama dan ada pengaruh latihan relaksasi
GIM terhadap derajat kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan
pertama.

2. Amber W. Li, dkk. 2014 “The Effect of Yoga on Anxiety and Stress
(review)”. Penelitian ini menggunakan metode experimental dengan
pengambilan sample secara randomized controlled trial. Disini reviewer
mendapatkan hasil dari beberapa penelitian bahwa menunjukkan adanya
manfaat dari yoga dalam mengurangi kecemasan, dan perubahan
Tindakan gejala kecemasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
A.1 Yoga
A.1.1 Pengertian Yoga
Yoga merupakan sistem kesehatan menyeluruh (holistik) yang terbentuk
dari kebudayaan India kuno sejak 3.000 SM yang lalu. Yoga atau yuj- dalam
bahasa Sansekerta kuno- berarti union (penyatuan). Penyatuan antara atman
(diri) dan brahman (yang mahakuasa). Intinya, melalui yoga seseorang akan
lebih baik mengenal pikirannya, dan mengenal jiwanya. Semakin ia mengenal
seluruh aspek dirinya itulah maka semakin dekat pula ia dengan sang
penciptanya. (Pujastuti,2015)
Menurut Amber Land (2006) Kata “yoga” berasal dari bahasa
sansekerta yaitu joug atau yuj,yang berarti “yoke” atau “persatuan”. Dalam
pemikiran Yoga, hal ini dapat berati seorang manusia yang menyatukan dirinya
dengan sang ilahi, atau mempersatukan seluruh aspek yang berbeda yang
membentuk seseorang manusia dalam keseimbangan. Kata ini telah disaring ke
dalam bahasa Inggris yaitu ke dalam kata “conjugal” yang dikaitkan dengan
hubungan (pertalian) yang saling menguntungkan antara suami dan istri.
Qualikatif dari yoga itu sendiri adalah latihan pernapasan dengan
gerakan-gerakan tertentu yang tujuannya merileksakan tubuh dan pikiran untuk
mencapai ketenangan dalam diri.
Terdapat empat aliran yoga yang di anggap paling besar karena
memiliki nilai yang scientific dan universal, yaitu :
1. Jnana Yoga (yoga akan ilmu pengerahuan)
2. Karma Yoga ( Yoga akan pelayanan terhadap sesama manusia)
3. Raja Yoga (yoga akan penguasaan pikiran dan mental)
4. Bhakti Yoga (yoga akan bakti terhadap tuhan)
A.1.2 Prinsip Dalam keefektifikan Yoga
1. Berlatih dengan teratur
Postur yoga membantu meregangkan dan membina otot, serta
menguatkan tulang dan melenturkan sendi.Asana menstimulasi pengeluaran
hormon endorfin-the feel good hormone yang menciptkan rasa nyaman pada
tubuh.
2. Benapas Dalam
Bernapas dalam teknik pernapasan yoga penuh meningkatkan
kapasitas paru-paru agar proses bernpas menjadi lebih optimal.
3. Pola Makan yang seimbang
Pola makan yang seimbang dan sehat akan meningkatkan imunitas
(daya tahan) tubuh, melancarkan proses alami pencernaan, meningkatkan
kesehatan secara keseluruhan , dan menenangkan pikiran.
4. Beristirahat Cukup
Menjaga ritme yang seimbang antara bekerja dan beristirahat akan
memertahankan tubuh dalam keadaan yang selalu prima dari waktu ke waktu.
5. Berfikir Positif dan Bermeditasi
Berlatih dan bermeditasi akan memurnikan pikiran dari pikiran dan
emosi negatif, serta meningkatkan rasa percaya diri

A.1.3 Pengaruh Yoga


Berbagai emosi yang muncul adalah akibat dari perubahan kimiawi yang
terjadi di dalam otak. Selama kehamilan, anda biasanya menemukan diri anda
lebih rentan terhadap kekesalan emosi dan perubahan suasana hati yang tidak
dapat ditebak. Hal ini terjadi karena meningkatnya produksi hormon adalah
unsur-unsur kimia pembawa pesan pada tubuh. Berbagai hormon diproduksi
oleh kelenjar endokrin dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah. Hormon-
hormon tersebut memastikan berfungsinya organ-organ tubuh anda dengan
lancar dan pada wanita juga bertanggung jawab untuk memicu siklus menstruasi,
mempertahankan kehamilan, dan mengatur kelahiran dan masa
menyusui.(Amber Land,2006)
Kelenjar pituitari ( kelenjar yang terletak di bawah otak) mempengaruhi
fungsi kelenjar endokrin yang lain dan berperan dalam produksi hormon endorfin,
yaitu penghilang rasa sakit alami yang sangat penting pada masa melahirkan,
selain itu juga memberikan efek positif pada keberadaan anda secara
keseluruhan. Berbagai sikap seperti berdiri pada kepala dan sikap bajak akan
merangsangkelenjar pituitari(kedua sikap ini tidak dapat dilakukan pada tiga
bulan terakhir.
Salah satu hormon yang di aktifkan pada masa kehamilan, yaitu prolaktin,
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Prolaktin, bersama dengan estrogen dan
progesteron, sangat vital dalam merangsang produksi ASI. Di antara fungsi-
fungsi yang lain, estrogen dan progesteron-lah yang merelaksasi otot rahim dan
membantunya menjaga janin yang sedang bertumbuh.
Produksi adrenalin (epinefrin), noradrenalin (non-epinefrin) dan kortison
meningkat pada masa kehamilan. Adrenalin dan noradrenalin mengubah denyut
jantung dan tekanan darah. Adrenalin juga meningkatkan kadar gula darah
dengan cara merangsang produksi glukosa. Kortison adalah hormon kekebalan
tubuh yang membantu menghilangkan reaksi alergi yang muncul pada masa
kehamilan. Hormon-hormon tersebut diproduksi oleh kelenjar adrenalin, yang
terletak di atas ginjal.
Muatan pada ginjal meningkat selama masa kehamilan karena ginjal
harus menyaring unsur-unsur sisa dari ibu dan janin. Gerakan menekuk ke
belakang yang lembut, memampukan ginjal untul berfungsi dengan lebih baik
dan juga membantu menyeimbangkan produksi berbagai hormon.
Hormon relaksin, yang diproduksi oleh plasenta, menyebabkan ligamen
dan jaringan penghubung pada panggul dan rahim menjadi lebih elastis dan
lentur sebagai persiapan untuk proses melahirkan. Meskipun demikian, anda
seharusnya tidak melakukan peregangan yang berlebihan pada ligamen-ligamen
tersebut,jadi hindarilah gerakan berpilin yang berlebihan.
Pengendalian pernapasan adalah bagian yang penting dari yoga.
Terpisah dari kemampuannya untuk menjalankan fungsi dengan efisien, apabila
anda dapat mengendalikan pernapasan, maka akan memudahkan anda dalam
mengatur tubuh dan emosi anda. Ketika anda merasa marah atau kesal,
adrenalin akan mengalir , denyut jantung, dan tekanan darah meningkat. Ketika
anda kehilangan kendali atas emosi, maka anda akan dapat menangis atau
mengatakan hal-hal yang akan anda sesali. Apabila anda secara sadar langsung
mengendalikan pernapasan sejak awal dari munculnya konflik, maka akan lebih
mudah bagi anda untuk mengatur tubuh dan emosi.
Melatih yoga akan meningkatkan keberadaan diri dan meningkatkan
ketenaangan diri anda, dan latihan untuk melakukan pernapasan dengan benar
akan sangat menolong pada proses melahirkan.

A.1.4 Teknik- Teknik Yoga


A.1.4.1 Sikap duduk dan Terlentang
1) Apanasana
Sikap atau posisi yang tidak memiliki nama dalam bahasa Indonesia ini
sering dianggap sebagai melepaskan angin.
Manfaat : Membantu mengeluarkan racun-racun dalam tubuh,
membantu menyingkirkan karbon dioksida dari paru-paru dan
membantu proses pencernaan dan pembuangan.
Metode : Berbaring terlentang dan
dorong lutut ke arah dagu.
Letakkantangan kanan pada lutut
kanan dan tangan kiri pada lutut
kiri. Tanganharus tetap berada
pada lutut selama latihan. Sambil
menariknafas,luruskan siku dan
biarkan lutut anda bergerak menjauhi Gambar 2.1 Yoga apanasana
anda. Sambil menghembuskan nafas, sumber:tipskesehatanmu.com
dorong lutut ke arah dada. Ulangi latihan ini sebanyak 10 sampai
dengan 10 kali. Pastikan pantat anda tetap melekat di lantai. Apabila
anda merasa sakit pada bagian punggung bawah, dorong bagian
punggung kecil kelantai sambil memeluk lutut dan menariknya ke dada.

2) Buddha Konasana
Manfaat : Meregangkan pinggul, panggul dan otot paha dalam.
Metode : Duduk dengan tegak, telapak kaki saling dirapatkan dan
tumit berada sedekat mungkin dengan perineum/selangkangan
(1). Angkat tulangdada sehingga meluruskan tulang punggung, dan
bahurileks. Buatlah gerakan kupu-kupu yang lembut dengan lutut anda,
cobalah mendorong lutut sedekat mungkin dengan lantai.
(2). Untuk mendapatkan
peregangan yang lebih kuat
pada pinggul, tarik batang
tubuh dan kepalake atas
tanpa menekuk tulang
punggung
(3). Ini adalah posisi yang Gambar 2.2 Yoga Buddha konasana
sangat baik untuk melatih Sumber :ibudanmama.com

pengangkatan panggul.

3) Bidalasana
Manfaat : Meningkatkan kelenturan tulang punggung. Variasinya
juga akan meningkatkan keseimbangan, memperbaiki kemampuan
konsentrasi dan menenangkan. Posisi peregangan kucing
yangterlentang akan meregangkan bahu.
Metode :Berlututlah
seperti sedang merangkak.
Letakkan tangan tepat di
bawah bahu dengan jari-jari
dilebarkan dan kedua jari
tengah saling sejajar. Pastikan
bahwa lutut anda tepat berada
di bawah pinggul, dan
diregangkan selebar pinggul
(1). Tarik dan Hembuskan
pernapasan Ujjayi sebagai
persiapan.
Pada tarikan napas Gambar 2.3 yoga bidalasana
berikutnya angkat dada sumber: Pinterest

dan kepala secara perlahan


(2). Pastiakan agar tulang punggung tetap rata. Anda akan merasa
seperti sedang mencoba menyentuh tulang punggung dengan
bagian belakang kepala. Gerakan yang lambat itu harus sesuai
dengan panjangnya tarikan napas.
Sambil menghembuskan napas, turunkan tulang ekor secara
perlahan dan lengkungan punggung ke arah langit-langit. Turunkan
kepala seperti sedang berusaha melihat ke pusar anda. Berikan
dorongan yang kuat ke bawah pada tangan dan lutut
(3). Gerakan ini seharusnya sesuai dengan panjangnya hembusan
napas.Ulangi latihan peregangan kucing ini sebanyak tujuh kali,
sambil memastikan bahwa gerakan di sepanjang tulang punggung
tetap lembut dan terkendali. Jangan bergerak dengan tersentak-
sentak.

4) Dandasana
Manfaat : Menguatkan kaki dan tulang punggung, juga
meningkatkan energi.
Metode : Duduk di atas matras dengan kaki diregangkan ke depan
anda. Tarik jari-jari kaki ke atas dan dorong lutut ke bawah.
Regangkan lutut ke arah
tumit dengan kuat
sehinggakedua tumit
tersebut terangkat dari
lantai. Regangkan lengan
menjauhdari anda pada
sudut 45 derajatdan
regangkan dengan kuat
melalui ujung-ujung jari Gambar 2.4 Yoga Dandasana
tangan. Angkat tulang Sumber : Grid.id

dada dan biarkan bahu menjadi rileks. Tahan posisi ini sambil
melakukan pemanasan Ujjayi. Anda akan merasakan gerakab energi
dua arah dari pinggul ke tumit lalu naik sampai ke ubun-ubun kepala.
Berhati-hatilah dengan latihan ini. Latihan ini terlihat tidak berbahaya,
tetapi dapat membuat anda merasa sangat tegang sampai-sampai
hampir sulit bernapas.
Sikap yang berlawanan keluar dari sikap ini dan jadilah
rileks,kemudian goyang-goyang kaki anda.
A.1.4.1.2 Berbagai Sikap Berdiri
1)Utkatasana
Manfaat : Latihan ini penting bagi wanita hamil karena latihan ini
membuka daerah panggul dan pinggul.
Metode : Berdirilah dengan meregangkan telapak kaki selebar
pinggul dengan posisi sejajar,putar jari ke arah keluar apabila di
perlukan.Tarik nafas danangkat lengan kedepan anda sampai
setinggibahu, dengan telapaktangan menghadap ke bawah. Sambil
menghembuskan nafas, tekuk lutut dan jongkoklah sehingga
mendorong pantat sedekat mungkin ke lantai. Cobalah untuk menjaga
agar lutu tetap di renggakan selebar anda sanggup. Apabila tumit
anda terangkat dari lantai, letakkan sebuah balok kayu, buku tebal
atau buku telepondi
bawahnya.Pada saat menarik
nafas, kecangkan otot-otot paha
dan angkat tubuh ke posisi berdiri
denganhanya menggunakan otot
paha. Cobalah untuktidak
mendorong terlalu kuat ke arah
lantai dengan kaki. Ini akan
memudahkan anda untuk berdiri
tetapi tidak akan menguatkan Gambar 2.5 Yoga Utkatasana
otot-otot paha. Pada saat Sumber : Healthherbal

menghembuskan nafas kembalilah berjongkok. Ulangi latihan ini tiga


atau empat kali.

2) Trikanasana
Manfaat : Meningkatkan gerakan kesamping pada tulang
punggung. Menguatkan tulang punggung dan kaki, dan memijat
organ-organ perut.
Metode : Berdirilah dengan kaki di renggangkan selebar kurang
dari 1 meter dengan posisi sejajar (1). Putar telapak tangan kanan
keluar membentuk sudut 90derajat dan putar telapak kaki kiri ke
dalammembentuk sudut 45 derajat.Tumit pada telapak kaki kanan
harus segaris dengan bagian atas dari telapakkaki kiri. Pastikan
bahwa pinggul anda menghadap ke depan dan bahwa kedua pinggul
sama tinggi dan seimbang. Tarik lutut ke atas. Dorong berat badan ke
bagian luar dari telapak kaki kiri (ini adalah dasar dari sikap dan akan
menahan agar anda tidak terjatuh). Tarik napas dan angkat lengan
kesamping sampai
setinggi bahu,sehingga
lengan anda
sejajardengan lantai.
Biarkan telapak tangan
menghadap kebawah
(2). Hembuskan nafas dan
bahu rileks pada saat
meregangkannya sampai
ke ujung-ujung jari. Tarik napas, Sambil
menghembuskan napas, Gambar 2.6 Yoga Trikanasana
tarik tubuh dari pinggul Sumber:lovesutera.com

ke arah kanan sejauh yanganda dapat dan kemudian miringkan ke


bawah. Letakkan tangan kanan anda dengan ringan pada tulang
kering kanan atau pada lantai. Doronglah tangan kiri anda vertikal ke
atas yaitu kearah langit-langit dengan telapak tangan menghadap
kedepan. Arahkan pandangan pada telapak tangan kiri.
(3). Apabila anda merasakan ketegangan pada leher, arahkan
pandangan kedepan atau kebawah. Tetap berikan dorongan ke arah
bagian luar dari telapak kaki kiri dan jagalah agar tempurung lutut
tetap ditarik ke atas. Bernapas dengan teratur dan seimbang dan
tahan sikap ini selama anda merasa nyaman. Ketika melakukan posisi
ini, anda sebaiknya sambil membayangkan bahwa terdapat dinding di
belakang anda dan bahwa pinggul, bahu, lengan dan kepala anda di
sandarkan dengan rata pada dinding.
Untuk keluar dari sikap ini, tarik napas dan rasakan seperti
anda sedang ditarik oleh tangan kiri anda dan mengakibatkan lengan
sejajar dengan lantai. Turunkan lengan ke sisi tubuh pada saat
menghembuskan napas. Bawalah kedua telapak kaki ke posisi sejajar
dan lakukan gerakan menekuk ke depan dengan lemas dan terkulai
sebagai posisi istirahat. Ketika telapak kaki anda diistirahatkan, tarik
napas dan bangkitlah secara perlahan dengan punggung melengkung
sampai kepala anda kembali tegak. Rapatkan kedua kaki anda dan
goyang-goyangkan. Sekarang lakukan seluruh sikap ini sekali lagi
pada sisi kiri tubuh anda.

A.1.4.1.3 Berbagai Sikap Terbalik


1) Viparita Karani
Manfaat : Memberikan rasa rileks, gerakan ini sangat
direkomendasikan pada ibu hamil karena sikap ini membebaskan
semua organ dalam dan janin dari gaya tarik gravitasi.
Metode : Lakukan latihan dengan bersandar pada tembok dan
letakkan dua buah
bantal di dekat
tangan anda.
Duduklah di
ataslantai dengan
kaki
direnggangkan ke
depan dan pinggul
menempel pada
tembok. Dorong
tubuh ke belakang Gambar 2.7 Yoga Viparita Karani
lalu ke samping, Sumber : Hellosehat.com

letakkan berat badan pada siku anda. Ayunkan kaki kearah dinding,
berputarlah sehingga anda terbaring terlentang dan membentuk sudut
siku-sikuterhadap tembok dangan kedua telapak kaki direnggangkan
ke langit-langit. Geser pantat sedekat mungkin dengan tembok.
Tekuk lutut dan letakkan kedua telapak kaki pada tembok. Berikan
dorongan ke arah tembok dengan telapak kaki anda, angkat pinggul
dan letakkan kedua bantal di bawahnya, sehingga bantal dan pantat
menyentuh tembok. Sekarang turunkan pinggul bawah dan pantat ke
bawah ke arah bantal dan sekali lagi luruskan kaki ke arah langit-langit
pada tembok.Regangkan lengan anda pada lantai di samping tubuh
anda ,tutup mata anda dan rileks saja.
Untuk keluar dari sikap ini, tekuk lutut dan berguling ke samping
kanan. Beristirahatlah sejenak, lalu letakkan tangan kiri pada lantai di
depan anda sambil mendorong tubuh ke atas sehingga anda kembali
berada dalam posisi duduk.

A.1.5 Berbagai Chakra


Pusat energi, atau cakra, terdapat diseluruh tubuh. Energi (prana)
mengalir di sepanjang lorong (nadis) yang saling bersilangan pada chakra.
Setiap Chakra dihubungkan dengan sebuah warna, Organ, kelenjar endokrin,
serta fungsi fisik dan emosi, seperti yang dijabarkan di bawah ini.
1. Ubun-ubun Ungu. Otak,
kelenjar pineal. Keyakinan,
pencerahan, dan kesadaran
yang lebih tinggi.
2. Kening Nila. Otak. Pituitari, dan
hipotalamus. Kebijaksanaan dan
kesadaran pikiran.
3. TenggorokanBiru . Metabolisme
Tiroid dan paratiroid.
Komunikasidengan orang lain dan
diri sendiri.
4. Jantung Hijau. jantung dan paru-
paru. timus, kardiovaskuler(Sirkulasi dan respirasi), rasa belaskasihan
danGambar 2.8 Chakra pada Wanita
semangat. Sumber : aurarezeki.com

5. Solar PlexusKuning. Pankreas, lambung dan hati. Emosi dan kesadaran


diri.
6. Pusar Orange. Ginjal dan usus. Kelenjar adrenal. Pencernaan dan
makanan.
7. Dasar Merah. Gonad. Organ reproduksi. Sumber energi.
A.1.6 Manfaat Berlatih Yoga
Menurut Penelitian yang dilakukan Amber W.Li (2012) Yoga Dapat
Menurutkan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara pasca-operasi.
Menurut Pujiastuti Sindu dalam bukunya Yoga Untuk Hidup Sehat dan Seimbang
(2015) dengan Berlatih yoga secara teratur akan memberikan manfaat yang
besar, antara lain dapat :
1. Meningkatkan fungsi kerja endokrin di dalam tubuh.
2. Meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh sel tubuh dan otak
3. Meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernapas
4. Membuang racun dari dalam tubuh
5. Mengurangi ketegangan tubuh, pikiran, dan mental serta membuatnya
lebih kuat saat menghadapi stress.
6. Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi yang mendalam
7. Memurnikan saraf pusat yang terdapat di tulang punggung.
8. Meningkatkan kesadaran pada lingkungan
9. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk berfikir positif

A.2. Konsep Dasar Masa Nifas


A.2.1. Definisi Masa Nifas
Masa nifas (purperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah persalinan.
Masa nifas adalah masalah setelah keluarnya plasenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari setelah persalinan.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan,
pemulihan, penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan, berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari setelah persalinan.
Masa nifas dibagi menjadi tiga bagian :
1. Pasca nifas, merupakan masa setelah persalinan sampai 24 jam setelah
persalinan (0-24 jam sesudah melahirkan).
2. Nifas dini, adalah 1-7 hari setelah masa persalinan (1 minggu pertama
persalinan.
3. Nifas lanjut, terjadi pada 1 minggu sampai dengan 6 mingggu setelah ibu
melahirkan bayinya
Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa nifas
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan,
deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi,
dan nutrisi bagi ibu. Secara psikologi, ibu pascapersalinan akan merasakan
gejala-gejala psikiatrik. Meskipun demikian, adapula ibu yang tidak mengalami
hal ini. Agar perubahan psikologi yag dialami tidak berlebihan, ibu perlu
mengetahui tentang hal tentang hal yang lebih lanjut. Wanita banyak mengalami
perubahan emosi selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi
seorang ibu.

A.2.2. Perubahan Psikologis Masa Nifas


Perubahan psikologi masa nifas adalah proses secara psikologi atau jiwa
seorang ibu setelah melahirkan. Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama
kehamilan, menjelang proses kelahiran, maupun setelah persalinan. Pada
peroide tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Perubahan
psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas
menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga
terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pegarahan pada
keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan
pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan melalui fase-fase
sebagai berikut :
1. Fase Taking In
Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus
perhatian ibu terutama pada bayinya sendiri. Pengalaman selama proses
persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahannya membuat ibu perlu
cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah
tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap
lingkungannya.
Oleh karena itu kondisi ini perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang
baik. Pada fase ini, perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk
proses pemulihannya, disamping nafsu makan ibu yang memang sedang
meningkat.
2. Fase Taking hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking
hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu perasaan yang sangat sensitif
sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh
karena itu ibu memerlukan dukungan karena sat ini merupakan kesempatan
yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan
bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.
3. Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan untuk
merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
Banyak ketakutan dan kekhawatiran pada ibu yang baru melahirkan
terjadi akibat persoalan yang sederhana dan dapat diatasi dengan mudah atau
sebenarnya dapat dicegah oleh staf keperawatan, pengunjung dan suami, bidan
dapat mengantisipasi hal-hal yang bias menimbulkan stress psikologis. Dengan
bertemu dan mengenal suami serta keluarga ibu, bidan akan memiliki
pandangan yang lebih mendalam terhadap setiap permasalahan yang
mendasarinya.
Fase-fase adaptasi ibu nifas yaitu taking in, taking hold dan letting go
yang merupakan perubahan perasaan sebagai respon alami terhadap rasa lelah
yang dirasakan dan akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat
menyesuaikan diri dengan peran barunya dan tumbuh kembali pada keadaan
normal.
Sedangkan menurut teori Ramona Marcer (dalam Pradibta,2009), lebih
menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan
peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:
a. Efek stress Anterpartum
Stress anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan
pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di
berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi
ketidak percayaan ibu.Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor
yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1) Hubungan Interpersonal
2) Peran keluarga
3) Stress anterpartum
4) Dukungan social
5) Rasa percaya diri
6) Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu
mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan
penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
b. Pencapaian peran ibu
Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer
menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik
yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka
ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena
resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status
kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat
mengurangi atau mengatasi stress anterpartum.
Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di
mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan,
tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7
bulan setelah dilahirkan.
Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor
sebagai berikut:
a) Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu.
b. Faktor bayi
1) Temperament
2) Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi

Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor


pendukung:

a. Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat
membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
c. Physical support
Misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan tambahan
dana
d. Appraisal support
Ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan
pencapaiaan peran ibu
Walaupun perubahan-perubahan terjadi sedemikian rupa, ibu sebaiknya
tetap menjalani ikatan batin dengan bayinya sejak awal. Sejak dalam kandungan
bayi hanya mengenal ibu yang memberinya rasa aman dan nyaman sehingga
stress yang dialaminya tidak bertambah berat.

A.2.3. Gangguan Psikologis Pada Masa Nifas


A.2.3.1 Post Partum Blues
Post partum blues sering juga disebut sebagai maternity blues atau
baby blues, sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak
dalam minggu pertama pasca persalinan atau merupakan kesedihan atau
kemurungan pascapersalinan, yang biasanya hanya muncul sementara waktu
yakni sekitar 2 hari - 2 minggu sejak kelahiran bayi. Biasanya disebabkan oleh
perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima
kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap
rasa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena semua perubahan fisik dan
emosional selama beberapa bulan kehamilan.Gejala-gejalanyasebagai berikut :
1. Cemas tanpa sebab
2. Reaksi depresi/sedih/ disforia.
3. Menangis tanpa sebab.
4. Tidak sabar
5. Tidak percaya diri.
6. Sensitif, cepat marah dan mudah tersinggung (iriabilitas).
7. Merasa kurang menyayangi bayinya.
8. Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan cepat pula gembira.
9. Perasaan terjebak, marah kepada pasangan dan bayinya.
10. Cenderung menyalahkan diri sendiri.
11. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.
12. Kelelahan
13. Sangat pelupa.
Faktor-faktor penyebab timbulnya post partum blues adalah sebagai
berikut:
a) Faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen progesterone,
prolaktin, serta estriol yang terlalu rendah. Kadar estrogen turun
secara tajam setelah melahirkan dan ternyata estrogen memiliki efek
supresi aktifitas enzim non-adrenalin maupun serotin yang berperan
dalam suasana hati dan kejadian depresi.
b) Ketidaknyaman fisik yang dialami sehingga menimbulkan perasaan
emosi pada wanita pasca melahirkan misalnya, rasa sakit akibat luka
jahit atau bengkak pada payudara.
c) Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi, seperti perubahan fisik dan emosional yang kompleks.
d) Faktor umur dan paritas (jumlah anak).
e) Latar belakang psikososial wanita tersebut misalnya, tingkat
pendidikan, kehamilan yang tidak diinginkan, status perkawinan, atau
riwayat gangguan jiwa pada wanita tersebut.
f) Dukungan yang diberikan dari lingkungan, misalnya dari suami, orang
tua dan keluarga.
g) Stres dalam keluarga misalnya, faktor ekonomi memburuk, persoalan
dengan suami, problem dengan mertua atau orang tua. Stres yang
dialami oleh wanita itu sendiri misalnya, karena belum bisa menyusui
bayinya atau ASI tidak keluar, frustasi karena bayi tidak mau tidur, rasa
bosan terhadap rutinitas barunya.
h) Kelelahan pasca melahirkan.
i) Ketidaksiapan terhadap perubahan peran yang dialami ibu dan adanya
rasa cemas terhadap kemampuan merawat bayi
j) Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam, sehingga timbul rasa takut
yang berlebihan akan kehilangan bayinya.
k) Problem anak setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa
cemburu dari anak sebelumnya, sehingga hal tersebut cukup
mengganggu emosional ibu.

A.2.3.2 Post Partum Depression/Neurosa Post Partum


Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan
mungkin seorang ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdaya dan merasa
serba kurang mampu, tertindih oleh beban terhadap tangung jawab terhadap
bayi dan keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk menghilangakan
perasaan itu. Depresi post partum dapat berlangsung selama 3 bulan atau lebih
dan berkembang menjadi depresi lain lebih berat atau lebih ringan. Gejalanya
sama saja tetapi di samping itu, ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan
bayinya dan kemampuanya sebagai seorang ibu.
Walaupun banyak wanita yang mengalami depresi post partum segera
setelah melahirkan, namun beberapa wanita tidak merasakan tanda depresi
sampai beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Depresi dapat saja
terjadi dalam kurun waktu enam bulan berikutnya. Depresi post partum mungkin
saja berkembang menjadi post partum psikosis, walaupun jarang terjadi.
Keluhan dan gejala depresi postpartum tidak berbeda dengan yang
terdapat pada kelainan depresi lainnya. Gejala-gejala yang mungkin
diperlihatkan pada penderita depresi post partum adalah sebagai berikut :
1. Perasaan sedih dan kecewa.
2. Sering menangis.
3. Merasa gelisah dan cemas.
4. Kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang menyenangkan dan sukar
konsentrasi.
5. Nafsu makan menurun.
6. Kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu.
7. Phobia, rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang
tidak dapat dihilangakan (paranoid).
8. Tidak bisa tidur (insomnia) dan terkadang mimpi buruk.
9. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless), hingga pikiran mau
bunuh diri.
10. Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
11. Memperlihatkan penurunan keinginan untuk mengurus bayinya dan
terkadang ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
Faktor terjadinya depresi post partum diantaranya adalah, kurangnya
dukungan sosial dan dukungan keluarga serta teman, kekhawatiran akan bayi
yang sebetulnya sehat, kesulitan selama persalinan dan melahirkan, merasa
terasing, masalah/perselisihan perkawinan atau keuangan, kehamilan yang tidak
diinginkan. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya neurosa post
partum, antara lain :
a) Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi post partum sebagai akibat
kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan
hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat.
b) Faktor umur. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang
tepat bagi seorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20-30
tahun, dan hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi
perawatan bayi oleh seorang ibu. Faktor usia perempuan yang
bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan
dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang
ibu.
c) Faktor pengalaman. Depresi pasca persalinan ini lebih banyak
ditemukan pada primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan
segala yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama
sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres.
d) Faktor pendidikan. Perempuan yang berpendidikan tinggi, menghadapi
tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan
yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktifitasnya diluar
rumah dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua
dari anak-anak mereka.
e) Faktor selama proses persalinan. Hal ini mencakup lamanya persalinan,
serta intervensi medis yang digunakan selama proses pesalinan. Diduga
semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan maka
akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan
perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi pasca
persalinan.
f) Faktor dukungan sosial. Banyaknya kerabat yang membantu pada saat
kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan, beban seorang ibu karena
kehamilannya sedikit banyak berkurang.

A.2.3.3 Psikosis Post Partum (Post Partum Psychosis)


Insiden terjadinya psikosis port partum adalah 1-2 per 1000 kelahiran.
Pada kasus tersebut sebaiknya ibu dirawat karena dapat menampakkan gejala
yang membahayakan seperti, menyakiti diri sendiri atau bayinya. Hal tersebut
merupakan penyakit yang sangat serius dan merupakan depresi yang paling
berat, bahkan bisa sampai membunuh anak-anaknya. Gejala psikosis port
partum, diantaranya :
1. Gangguan tidur.
2. Gaya bicara yang keras dan cepat marah.
3. Inkoheren (berbicaranya kacau).
4. Menarik diri dari pergaulan.
5. Pikiran obsesif (pikiran yang menyimpang dan berulang-ulang).
6. Impulsif (bertindak diluar kesadaran).
7. Curiga berlebihan.
8. Delusi dan halusinasi.
9. Kebingungan
10. Sulit konsentrasi.
Faktor pemicu psikosis post partum, antara lain :
a) Faktor keturunan atau adanya riwayat keluarga menderita kelainan
psikiatri.
b) Riwayat penyakit dahulu menderita penyakit psikiatri.
c) Adanya masalah keluarga dan perkawinan
d) Faktor sosial kultural (dukungan suami dan keluarga, kepercayaan
atau etnik)
e) Faktor obstetrik dan ginekologik (kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi)
f) Faktor psikososial (adanya stresor psikososial, faktor kepribadian,
riwayat mengalami depresi, penyakit mental, problem emosional, dll)
g) Karakter personal seperti harga diri yang rendah.
h) Perubahan hormonal yang cepat.
i) Masalah medis dalam kehamilan (pre eklampsia, DM).
j) Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan
orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.
k) Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
l) Merasa terisolasi dan adanya ketakutan akan melahirkan anak cacat
atau tidak sempurna.

A.2.3.4 Asuhan dalam kedudukan atau kehilangan


Memberitahukan sebaiknya langsung diberitahukan bila sudah kepastian
diagnosa/kematian/cacat. Shock karena berita buruk, sering menyebabkan orang
lupa akan apa yang hadir disitu. Mengulang informasi pada beberapa
kesempatan, sebelum orang tua mampu mengerti dan menerimanya.
Keterampilan konseling mendengarkan dan mendampingi sangatlah penting
(seperti sentuhan atau empati, elusan). Tanggung jawab seperti perhatian untuk
orang yang sedang stress.

A.3.1 Kecemasan Pada Ibu Nifas


A.3.1.1 Definisi Kecemasan
Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasa
an, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadap
i kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.
Lefrancois dalam kartikasari 1995, menyatakan bahwa kecemasan
merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan
ketakutan, adanya hambatan terhadap keinginan pribadi dan perasaan-perasaan
yang tertekan yang muncul dalam kesadaran.
Kecemasan adalah reaksi terhadap bahaya yang memperingatkan
orang “dari dalam” secara naluri, bahwa ada bahaya dan orang yang
bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam sistem tersebut.
Cemas atau anxietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh
penyebab yang spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan
merasa terancam (Stuart dan Sundden, 1998).
Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan
adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil
tindakan untuk mengatasi ancaman (Suliswati, 2006).
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang spesifik yang
secara subyektif dialami oleh dan dikomunikasikan secara interpersonal.
Para ahli membagi bentuk kecemasan dalam dua tingkat, yaitu :
1. Tingkat Psikologis
Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti
tegang, bingung, khawatir, sukar konsentrasi, perasaan tidak menentu dan
sebagainya.
2. Tingkat Fisiologis
Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-
gejala fisik, terutama pada sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung
berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan sebagainya.

A.3.1.2 Komponen-Komponen Kecemasan


Komponen kecemasan menurut Sue
dkk (dalam Kartikasari, 1995) dapat dimanifestasi dalam empat hal yaitu :

1. Secara Kognitif
Dapat bervariasi, dari rasa khawatir yang ringan sampai panik. Individu
terus mengkhawatirkan segala mascam masalah yang mungkin terjadi dan sulit
sekali untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan, akan menimbulkan
kekhawatiran lebih lanjut, dan juga akan membawa dampak kesulitan tidur
(insomnia).
2. Secara Afektif (Perasaan)
Individu tidak dapat tenang dan mudah tersinggung, sehingga
memungkinkan untuk mengalami depresi.
3. Secara Motorik (Gerak Tubuh)
Kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak menentu sepe
rti gemetar sampai dengan goncangan tubuh yang berat. Seringkali gugup dan
mengalami kesulitan dalam berbicara
4. Secara Somatik (Dalam reaksi fisik atau biologis)
Dapat berupa gangguan anggota tubuh, seperti
keadaan mulut kering, tangan dan kaki kaku, diare, sering kencing, ketega
ngan otot.

A.3.1.3 Faktor Predisposisi Kecemasan


Menurut Struart dan Sundden (1998), mengemukakan bahwa faktor
presdisposisi (pendukung ) terjadinya kecemasan antara lain :
1. Teori Psikoanalitik
Kecemasan merupakan knflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian yaitu id dan super ego. Id melambangkan dorongan insting dan
impuls primitif, super ego mencerminkan hati nurani seseorang dikendalikan oleh
norma-norma budaya seseorang. Sedangkan ego digambarkan sebagai
mediator antara tuntutan dari id dan super ego. Kecemasan berfungsi untuk
memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi.
2. Teori Interpersonal
Kecemasan dan ketakutan atau penolakan interpersonal dihubungkan
dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan yang
menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai
harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami kecemasan yang
sangat berat.
3. Teori Perilaku
Kecemasan merupakan hasil frustasi segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kecemasan
merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk
menghindar rasa sakit. Pada individu yang pada awal kehidupan dihadapkan
pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan kecemasan
yang berat pada kehidupan masa dewasanya. Sementara para ahli konflik
mengatakan bahwa kecemasan sebagai benturan-benturan keinginan yang
bertentangan dan berhubungan timbal balik antara konflik dan daya kecemasan
yang kemudian menimbulkan kecemasan.
4. Teori Keluarga
Menyatakan bahwa gangguan kecemasan dapat terjadi dan timbul secara
nyata dalam keluarga dan biasanya tumpang tindih antara gangguan cemas dan
gangguan depresi.
5. Teori Biologi
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor spesifik untuk
bernodiasepin. Reseptor ini mungkin mempengaruhi kecemasan

A.3.1.4 Faktor Presipitasi Kecemasan


Faktor presipitasi pada gangguan ansietas berasal dari sumber eksternal
dan internal yaitu :
1. Mengancam terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis
atau menurunyaa kemampuan untuk melaksanakan kehidupan sehari-
hari.
2. Mengancam sistim dua pribadi yang dapat membahayakan identitas
harga diri dan integritas fungsi sosial.

A.3.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan


Menurut Stuart dan Sudden (1998) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu:
1. Jenis kelamin
Stres sering dialami oleh wanita lebih tinggi dibandingkan dengan laki-
laki. Menurut Kaplan dan Sadock (1997) menyatakan bahwa kurang
lebih 5% dari populasi, kecemasan pada wanita yang dialami oledua kali
lebih banyak daripada pria, lebih tinggi kecemasan yang dialami oleh
wanita kemungkinan disebabkan wanita lebih mempunyai kepribadian
lebih labil, juga adanya peran hormon yang mempengaruhi kondisi
emosi sehingga mudah meledak, mudah cemas dan curiga.
2. Umur
Seseorang dengan umur lebih muda lebih mudah mengalami gangguan
akibat steres dari pada seseorang yang lebih tua.
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang dapat mengakibatkan
seseorang mengalami stres. Status pendidikan yang kurang pada
seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih mudah mengalami
stres dibanding dengan mereka yang status pendidikan yang lebih tinggi
atau baik.
4. Lingkungan/Sanitasi
Seseorang yang berada dilingkungan asing akan lebih mudah
mengalami stres.
5. Sosial Budaya
Seseorang yang mempunyai falsafah hidup yang jelas dan keyakinan
agama yang kuat umumnya lebih sukar mengalami stres.
6. Keadaan Fisik
Seseorang yang mengalami gangguan fisik seperti cedera, penyakit
badan, operasi, aborsi lebih muda mengalami kelelahan fisik sehingga
lebih mudah mengalami stres.
7. Potensi Stressor
Stresor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang
tersebut melakukan adaptasi.
8. Maturasi (Kematangan)
Individu yang mengalami kematangan kepribadian lebih sukar
mengalami gangguan terhadap stres, karena individu yang matang
mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap stres yang timbul,
sebaliknya individu yang berkepribadian tidak matang yaitu yang
tergantung pada peka terhadap rangsangan sehingga sangat mudah
mengalami stres.
9. Teori Psikologis
Dua faktor pikiran utama tentang faktor psikologis yang menyebabkan
perkembangan gangguan kecemasan umum adalah bidang psikoanalitik
dan bidang kognitif perilaku. Teori psikoanalitik kecemasan adalah
konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan
super ego. Id mewakili dorongan insting sedangkan teori kognitif
perilaku yaitu pandangan perilaku kecemasan yang merupakan prodk
frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

A.3.1.6 Tingkat Kecemasan


Menurut Stuart dan Sundden (1998) tingkat kecemasan yaitu :
1. Kecemasan Ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan meyebabkan seseorang menjadi waspada serta meningkatkan
lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan serta kreativitas. Kecemasan ini normal dalam kehidupan karena
meningkatkan motivasi dan membuat individu siap bertindak. Stimulus dari luar
siap di internalisasi dan pada tingkat individu mampu memecahkan masalah
secara efektif, misalnya seseorang yang menghadapi ujian akhir, individu yang
akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, pasangan dewasa yang
akan masuk ke jenjang pernikahan.
2. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada
hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang yang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah. Cemas sedang ditandai dengan lapang persepsi mulai menyempit. Pada
kondisi ini, individu masih bisa belajar dari arahan orang lain. Stimulus dari luar
tidak mapu diinternalisasikan dengan baik, tetapi individu sangat memperhatikan
hal-hal yang menjadi pusat perhatian.
3. Kecemasan Berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi orang yang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak
dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi
ketegangan. Seseorang memerlukan banyak pengarahan untuk dpaat
memusatkan pada suatu area lain. Lapang persepsi individu sangat sempit.
Pusat perhatiannya pada detailyang kecil (spesifik) dan tidak berfikir tentang hal-
hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu
banyak perintah atau arahan untuk berfokus pada area ini, misalnya individu
yang mengalami kehilanga harta benda dan orang yang dicintai karena bencana
alam, individu dalam penyanderaan.
4. Panik
Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan denga terperangah,
ketakutan dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, orang yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan. Panik menyebabkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemmapuan untuk berhubungan dengan orang lain., persepsi yang menyimpang,
dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan
dengan kehidupan dan jika berlangsung dala waktu yang lama dapat terjadi
kelelahan yang sangat bahkan kematian. Individu kehilangan kendalu diri dan
detail perhatian hilang karena hilangnnya kontrol, maka tidak mampu melakukan
apapun meski dengan perintah, terjadi peningkatan aktivitas motorik,
berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyiompanan
persepsi dan hilangnnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif.

A.3.1.7 Macam-Macam Kecemasan


Menurut Freud, cemas ada tigas jenis yaitu :
1. Cemas Obyektif (Obyektive Anxiety)
Apabila orang mengetahui sumber cemasnya adalah diluar dirinya
dikatakan bahwa ia menderita cemas obyektif. Cemas obyektif adalah
reaksi terhadap pengenalan akan adanya bahaya luar, atau adanya
kemungkinan bahaya yang disangkanya akan terjadi.
2. Cemas Penyakit (Neurotic Anxiety)
Freud berpendapat bahwa cemas penyalit tampak dalam tiga bentuk
pokok yaitu cemas umum, cemas dalam bentuk takut penyakit terhadap
hal-hal atau situasi tertentu, cemas dalam bentuk ancaman. Cemas
umum adalah cemas yang paling dsederhana karena tidak berhubungan
dengan sesuatu hal tertentu, yang terjadi hanyalah individu merasa takut
yang samar dan umum serta tidak menentu. Cemas penyakit adalah
cemas yang mencakup pengenalan terhadap objek atau situasi tertentu,
sebagai penyebab dari gangguan cemas.Cemas dalam bentuk ancaman
yaitu cemas yang menyertai gangguan kejiwaan.
3. Cemas Moral (Moral Anxiety)
Cemas moral timbul akibat tekanan dari dorongan yang tinggi seperti
perasaan dosa.
A.3.1.8 Pengukuran Kecemasan
Diagnosis kecemasan dapat ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang
muncul sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguang Jiwa
(PPDGJ) edisi III atau menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS),
Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) dan instrumen yang lain. (Hawari,2016)

TMAS merupakan instrumen berupa kuesioner untuk menilai


kecemasan pada seseorang yang memiliki 50 pertanyaan dengan jawaban “Ya”
dan “Tidak” sesuai dengan kondisi yang mengisi kuesioner, dengan pemberian 1
skor untuk yang menjawab “ya” dan skor 0 yang menjawab “tidak” pada butir
yang favorable. Pada butir unfavorable diberikan skor 1 untuk setiap jawaban
“tidak” dan skor 0 untuk jawaban “ya”. unfavourable (pernyataan no 3, 4, 9, 12,
15, 18, 20, 25, 29, 38, 43, 44, 50) dan 37 pernyataan favourable (pernyataan no
1, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32,
33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 49).

Sebagai cut off point adalah sebagai berikut :

a. Skor < 21 berarti tidak cemas

b. Skor ≥ 21 berarti cemas

Menurut Gardos (1961)membagi tingkat kecemasan menjadi 3 skala


berdasarkan hasil pengukuran T-MAS :

a. Skor < 20 : Kecemasan ringan

b. Skor 20−25 : Kecemasan sedang

c. Skor > 25 : Kecemasan Berat (Mancesvska, 2008).


Suatu skala atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut (Azwar, 2007).

B.1 Kerangka Teori

Yoga Yang dipengaruhi


yoga
- Apanasana - Buddha konasana
- Bindalasana - Dandasana -Siklus darah lancar
- Utkatasana - Trikanasana -Emosi terkendali
- Viparita karani -Kapasitas paru
meningkat saat
bernafas
-Menghilangkan rasa
kecemasan akan
Faktor dalam masa nifas
(Ramona Marcer) Kecemasan
sesuatu

 Emotional
support
 Informational
support
 Physical support
 Aprasial support

Tabel 2.1. Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Variabel Terikat
Variabel Bebas
Tingkat kecemasan pada
Yoga
ibu nifas

Tabel 2.2 Kerangka Konsep


2.4 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Yoga Posisi ataupun Menggunaka
gerakan yang n panduan
tujuannya untuk langkah-
merelaksasikan diri langkah yoga
dengan mengatur pada ibu
pernafasan dengan hamil
tenang.
Kecemasan sebagai tanda Kuesioner 1.Skor 0-16 : Ordinal
dalam masa adanya bahaya TMAS terdiri Kecemasan
nifas yang akan terjadi, dari 50 Ringan
suatu ancaman pertanyaan 2.Skor 17-33:
terhadap ego yang dengan 2 Kecemasan
harus dihindari atau alternatif Sedang
dilawan pada masa jawaban : 3. Skor 34-50 :
nifas “ya” dan kecemasanBer
“Tidak” at
Tabel. 2.3 Defenisi Operasional

2.5 Hipotesis Penelitian


1. Ibu nifas yang mengikuti yoga selama hamil memiliki tingkat kecemasan
yang lebih rendah di bandingkan dengan ibu nifas yang tidak mengikuti
yoga selama hamil.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah True-
eksperimen yang bersifat Posttest-only control design yaitu rancangan
eksperimen dengan cara sampel mengukur frekuensi kecemasan pada ibu nifas
setelah dilakukan treatment (perlakuan) untuk mengidentifikasi Pengaruh yoga
terhadap tingkat kecemasan dilakukan intervensi. Desain ini digambarkan:

Perlakuan Post Test

Kelompok eksperimen X O1

Kelompok Kontrol O1

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :
O1 : Nilai Post test (Sesudah dilakukan perlakuan)
X : Perlakuan (Yoga)

Pengaruh yoga adalah 01, hasil 01 diperbandingkan apakah terjadi


perbedaan hasil ukur tingkat kecemasan secara statistik antara sesudah
melakukan yoga setelah melahirkan .

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


B.1 Lokasi Penelitian (Lokus)
Penelitian dilaksanakan di Klinik Eka Sri Wahyuni (untuk kelompok
eksperimen) medan dengan pertimbangan telah dilakukan yoga pada ibu
hamil,dan di Klinik Pratama Niar untuk kelompok kontrol.
B.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dari Maret sampai Mei 2018.
Waktu pengajuan judul penelitian hingga penyiapan laporan penelitian. (Lihat
Lampiran Tabel 3.2 Waktu Penelitian).

C. Populasi dan Sampel


C.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu nifas yang berada di
wilayah kerja BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik Pratama Niar. Saat ini pasien ibu
nifas di BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik Pratama Niar berjumlah 120 orang.

C.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang kebetulan bertemu dengan peneliti pada
periode Maret sampai Mei kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Ibu Hamil TM III akhir (Kelompok kontrol)
2. Ibu Hamil TM III yang mengikuti kelas yoga (kelompok eksperimen)
3. Ibu Nifas yang bersedia menjadi responden
4. Ibu yang berdomisil di wilayah Medan
Pada penelitian ini kriteris eksklusinya adalah :
a) Ibu yang memiliki penyakit bawaan/cacat.
b) Ibu yang memiliki masalah dalam keluarga.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara
pengisian lembar kuesioner yang telah dipersiapkan peneliti sebelumnya.
Lembar kuesioner ini digunakan untuk mencatat hasil pengukuran frekuensi
tingkat kecemasan responden sesudah dilakukan intervensi yaitu Yoga.

E. Alat Ukur/ Instrumen dan Bahan Penelitian


Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan untuk pengumpulan data
yang dialami responden adalah lembar kuesioner TMAS (Taylor Manifest Anxiety
Scale). Kuesioner yang diisi oleh responden, berdasarkan tingkat kecemasan
yang dialami responden. Kuesioner TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale)ini
berisi 50 pertanyaan dengan skala “ya” dan “tidak”. Kuesioner TMAS (Taylor
Manifest Anxiety Scale) merupakan kuesioner baku yang banyak digunakan
dalam penelitian yang berhubungan dengan kecemasan, sehingga peneliti tidak
melakukan uji validitas dan rehabilitas kembali (Hawari,2006).

F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebagai berikut :

Ibu hamil TM III

Tidak dilakukan yoga pada


Pada waktu hamil TM III
kehamilan TM III
Dilakukan Yoga

Ibu nifasdiukur tingkat kecemasan dengan


menggunakan kuesioner

Membandingkan dua grup yang diberikan


perlakuan yoga pada masa kehamilan dengan
yang tidak diberi perlakuan yoga pada masa
hamil

Bagan 3.2 Prosedur penelitian

G. Pengolahan Data
Data yang telah di peroleh dari hasil lembar observasi diolah secara
komputerisasi. Pengolahan data melalui langkah berikut :
1) Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket maupun
observasi.
2) Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau
lembar observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar
sehingga pengolahan data memberikan hasil yang valid dan realiabel
dan terhindar dari bias.
3) Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variable-
variabel yang diteliti.
4) Entering
Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden
yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan
kedalam program computer.
5) Data Processing
Semua data yang telah di input kedalamaplikasi computer akan
diolah sesuai dengan kebutuhan dari penelitian (Muhammad, 2013).

H. Teknik Analisis Data


H.1. Analisis Univariat
Analisa univariat mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan dari masing-
masing variabel yang diteliti untuk data numerik dengan menghitung mean,
median, nilai minimal dan maksimal. Pengujian masing-masing variable dengan
menggunakan table dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.
Analisa deskripsi pada penelitian ini menjelaskan atau mendeskripsikan frekuensi
kecemasan sebelum maupun sesudah treatment.

H.2. Analisis Bivariat


Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi
kecemasan pada ibu nifas dilakukan intervensi. Untuk dapat menguji hipotesis
dan menganalisa data yang diperoleh, digunakan uji Mann Whithney untuk
melihat adanya pengaruh yoga terhadap penurunan kecemasan pada ibu nifas.
Uji Mann Whitney adalah Merupakan pilihan uji non parametris apabila
uji Independent T Test tidak dapat dilakukan oleh karena asumsi normalitas tidak
terpenuhi. Tetapi meskipun bentuk non parametris dari uji independent t test, uji
Mann Whitney U Test tidak menguji perbedaan Mean (rerata) dua kelompok
seperti layaknya uji Independen T Test, melainkan untuk menguji perbedaan
Median (nilai tengah) dua kelompok.

I. Etika Penelitian
Penelitian dalam pelaksanaanya tidak berdiri sendiri, tetapi saling
berkaitan dan saling mendukung. Beberapa faktor pendukung tersebut agar
penelitian dapat terlaksana antara lain sepertidana dan adanya objek penelitian.
Terlebih bila mengingat bahwa manusia menjadi salah satu objek penelitian,
maka penelitian yang melibatkan manusia sebagai objek penelitian harus
memperhatikan hak hak azazi manusia (Salamah, U dan Suyanto, 2009).
Penelitian ini terlebih dahulu meminta persetujuan dari komisi etik
penelitian kesehatan (KPEK) Politeknik Kesehatan. Subjek akan dijelaskan
prosedur penelitian dan diminta persetujuan untuk menjadi subjek penelitian
dengan menandatangani inform consent. Subjek yang memenuhi kriteria dan
akan menandatangani inform consent akan mengikuti prosedur penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
efektifitas yoga selama kehamilan terhadap tingkat kecemasan pada ibu nifas di
BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik Pratama Niar Medan
Data diperoleh melalui proses pengumpulan data dilakukan sejak pada
bulan Mei sampai dengan Juni 2018 di BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik Pratama
Niar Medan. Jumlah responden sebesar 25 orang ibu yang tidak melakukan yoga
dan 25 orang ibu yang melakukan yoga. Penyajian data meliputi tingkat
kecemasan ibu di BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik Pratama Niar Medan.

A.1.Analisa Univariat

Berdasarkan hasil penelitianterhadap 50 orang responden,yang terdiri 25


orang diberi eksperimen yoga selama kehamilan dan 25 orang yang diberikan
asuhan sesuai dengan standart, diperoleh deskriptif kecemasan responden
sebagai berikut:

Tabel 4.1
Distribusi kecemasan ibu nifas yang tidak melakukan yoga dan melakukan
yoga di BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik Pratama Niar Medan Tahun 2018
Kecemasan Ringan Sedang Bera Total
t
F % f % f % N %
Yoga 11 44 13 52 1 4 25 100
Tidak Yoga 1 4 17 68 7 28 25 100
Sumber : Data primer yang diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel 4.1, Tingkat kecemasan yang melakukan yoga dan


tidak melakukan yoga selama kehamilan berada di kategori sedang dengan
frekuensi pada ibu yang mengikuti yoga selama kehamilan 52% dan yang tidak
mengikuti yoga memiliki frekuensi 68 %. Tetapi, kecemasan pada ibu yang
mengikuti yoga selama masa kehamilannya hanya 4% yang berada di kategori
Berat sedangkan tidak yoga memiliki kategori kecemasan berat sebanyak 28%.
A.2 Analisis Bivariat

Tabel 4.2
Perbedaan Distribusi Rata-Rata Skor kecemasan ibu nifas yang tidak
melakukan yoga dan melakukan yoga di BPM Eka Sri Wahyuni dan Klinik
Pratama Niar Medan Tahun 2018
Kecemasan N Max Min Median Mean SD Ρ Value
Tidak Yoga 25 47 16 30,00 30.96 7.363
0,000
Yoga 25 34 9 17,00 17.60 5,923
Sumber : Data primer yang diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat perbedaan skor
rerata (mean) pada kedua kelompok yaitu dengan selisih 13,36. Hasil Mann
Whitney Test diperoleh nilai p=0,000 < 0,01 maka H0 ditolak, artinya secara
statistik menunjukkan terdapat perbedaan kecemasan pada ibu nifas yang tidak
melakukan yoga dan yang melakukan yoga selama kehamilan.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, respondenyang tidak melakukan yoga
selama kehamilan, memiliki kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan yang
melakukakan yoga selama kehamilan yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kecemasan. Berdasarkan hasil Mann Whitney Test terdapat selsisih
mean diantara kedua kelompok dengan p=0,000, artinya adanya efektivitas
senam yoga selama kehamilan terhadap tingkat kecemasan ibu nifas.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelian Jiang et al (2015) yang
menyatakan bahwa yoga lebih efektif dari pada berjalan atau latihan standar
prenatal dalam menurunkan kejadian gangguan prenatal, kelahiran prematur,
rasa nyeri dan stres serta meningkatkan hubungan interpersonal dengan p value
(p < 0,05). Hal ini sesuai pula dengan penelitian yang dilakukan Satyapriya et al
(2013) pada ibuyang menunjukkan bahwa yoga lebih efektif dalam menurunkan
kecemasan dan depresi pada kehamilan normal dibanding dengan kelompok
kontrol. Rata-rata kecemasan kelompok yang diberikan yoga mengalami
penurunan sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan.
Ni tengah Arini Murni (2014) mengatakan senam hamil dan latihan
relaksasi GIM (Guided Imagery and Music) efektif dalam menurunkan
kecemasan pada ibu hamik dalam menghadapi persalinan dan adanya pengaruh
latihan relaksasi terhadap derajat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
persalinan.
Ibu hamil mengalami perubahan yang signifikan pada fungsi fisiologis dan
psikologis, proses penyesuaian diri terhadap keadaan baru ini seringkali
menimbulkan kecemasan (Aprianawati & Sulistyorini, 2007). Menurut Mayangsari
(2011), perubahan secara fisik pada ibu hamil seperti perubahan bentuk tubuh
dengan badan yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit
muka yang mengelupas. Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil
antara lain disebabkan karena rasa cemas menjelang kelahiran, konsentrasi
tentang perubahan hubungan dengan pasangan, serta rasa cemas pada
masalah keuangan. Pada saat yang sama, juga akan merasakan kegelisahan
pada kelahiran bayi dan permulaan dari fase baru dalam hidup calon ibu
(Mayangsari, 2011).
Manfaat yoga bagi kesehatan dapat menurunkan tekanan darah,detak
jantung, meningkatkan peredaran darah untuk membuang sisa-sisa makanan
yang mengandung racun bagi tubuh. Manfaat senam hamil yoga bagi ibu hamil
yaitu dapat meningkatkan aliran darah dan nutrisi janin secara adekuat serta
berpengaruh juga pada organ reproduksi dan panggul (memperkuat otot
perineum) ibu untuk mempersiapkan kelahiran anak secara alami (Stoppard,
2008).
Selain itu, latihan yoga selama kehamilan dapat meringkankan oedema
dan kram yang sering terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, membantu
posisi bayi dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan nafsu makan,
meningkatkan energi dan memperlambat metabolisme untuk memulihkan
ketenangan dan focus, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi rasa mual,
morning sickness dan suasana hati, meredakan ketegangan disekitar leher rahim
dan jalan lahir, yang berfokus pada membuka pelvis untuk mempermudah
persalinan, membantu dalam perawatan pasca kelahiran dengan
mengembalikan uterus, perut dan dasar panggul, mengurangi ketegangan,
cemas dan depresi selama hamil, persalinan nifas dan ketidaknyamanan
payudara (Stoppard, 2008; Siska, 2009; Sindhu, 2009; Wiadnyana, 2011).
Vijayalakshmi et al (2005) menjelaskan bahwa pada saat melakukan
gerakan yoga, secara langsung hipotalamus akan mempengaruhi sistem saraf
otonom yaitu menurunkan aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan aktivitas
saraf parasimpatis. Yoga akan menghambat peningkatan saraf simpatis
sehingga hormon penyebab disregulasi tubuh dapat dikurangi jumlahnya. Sistem
saraf parasimpatis yang memiliki fungsi kerja yang berlawanan dengan saraf
simpatis akan memperlambat atau memperlemah kerja alat-alat internal tubuh.
Sistem saraf parasimpatis memberi sinyal ke medula adrenal sehingga
mempengaruhi pengeluaran katekolamin yaitu epineprin (adrenalin) dan
norepineprin (noradrenalin) ke aliran darah. Akibatnya, terjadi penurunan detak
jantung, irama nafas, tekanan darah, ketegangan otot, tingkat metabolisme, dan
produksi hormon penyebab kecemasan atau stres. Yoga mempengaruhi pula
hipotalamus untuk menekan sekresi CRH yang akan mempengaruhi kelenjar
hipofisis lobus anterior untuk menekan pengeluaran hormon ACTH sehingga
produksi hormon adrenal dan kortisol menurun serta memerintahkan kelenjar
hipofisis lobus anterior mengeluarkan hormon endorpin (Streeter, 2012).
Hormon endorfin adalah hormon menghilangkan rasa sakit alami yang
sangat penting pada masa melahirkan, selain itu juga memberikan efek positif
pada keberadaan anda secara keseluruhan. Berbagai sikap seperti berdiri pada
kepala dan sikap bajak akan merangsang kelenjar pituitari (kedua sikap tidak
dapat dilakukan pada 3 tahun terakhir). Salah satu hormon yang diaktifkan pada
masa kehamilan yaitu prolaktin,dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Prolaktin,
bersama dengan estrogen dan progesteron, sangat vital dalam merangsang
produksi ASI. Di antara fungsi-fungsi yang lain, estrogen dan progesteron-lah
yang merelaksasikan otot rahim dan membantunya menjaga janin yang sedang
bertumbuh. (Amber Land,2006)
Menurut asumsi peneliti, Ibu yang mengikuti yoga harus memang ada
kemauan dari dalam dirinya, jika ada paksaan maka yoga tidak akan maksimal
dilakukan. Sebelum melakukan yoga, terlebih dahulu diberi edukasi tentang
kehamilan kemudian dilakukan share tentang kehamilannya ataupun kecemasan
yang dihadapinya dalam kehamilannya sekarang. Setelah selesai melakukan
yoga dilakukan relaksasi kepada ibu agar tubuh merasa rileks dan tenang dalam
menghadapi kehamilannya. Dan yoga sangat efektif diberikan kepada ibu
primipara karena pada ibu primipara lebih cemas dalam menghadapi
kehamilannya dari pada ibu multipara.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. adanya perbedaan antara kedua kelompok, kelompok yang mengikuti yoga
selama kehamilan memiliki skor di kategori sedang sebanyak 52%
sedangkan kelompok yang tidak mengikuti yoga selama memiliki skor di
kategori sedang sebanyak 68%.
2. Adanya perbedaan skor rerarata (mean) terhadap dua kelompok dengan
selisih skor 13,36.
3.Berdasarkan hasil uji Mann Whitney Test diperoleh nilai p= 0,000. Oleh
karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p< 0,01 maka H0 ditolak,
artinya adanya efektifitas senam yoga selama kehamilan terhadap tingkat
kecemasan ibu nifas.

B.Saran
B.1. Bagi Klinik Pratama Niar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Klinik Pratama
Niar untuk dapat melaksanakan yoga pada ibu hamil. .
B.2 Bagi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi
peningkatan pengetahuan maupun wawasan peserta didik kebidanan tentang
efektifitas yoga selama kehamilan terhadap penurunan kecemasan pada ibu
nifas.
B.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian
berikutnya yang terkait dengan efektifitas yoga selama kehamilan terhadap
penurunan kecemasan pada ibu nifas. Diharapkan pada peneliti berikutnya dapat
mengembangkan penelitian dengan megidentifikasi penurunan kecemasan pada
ibu nifas dan menambah kriteria inklusi ibu primipara.
DAFTAR PUSTAKA

Adelina, Erin.2014.Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu


Hamil Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Turi
Sleman.Kepearwatan:Stikes Alma Alta Yogyakarta

Amber W. Li.2014.The Effect of Yoga on anxiety and Stress.(NA).17:21-35

Amber,Land.2006.Yoga Untuk masa Kehamilan.Batam:KarismaPusblishinggroup

Anggraini,Yetti.2014.Asuhan Kebidanan Masa Nifas.YogyakartaPustaka Rihana

Aprianawati & Sulistyorini.2007.Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan


Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran anak Pertama Pada Masa
Triwulan Ketiga.Psikologi.Dikutip 30 Juli 2018,dari
http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf.

Hakim, Luqman.2013.Hubungan Kecemasan dengan Motivasi Pada Mahasiswa


Pendidikan Dokter Semester III Universitas Sebelas Maret.Surakarta(ID):
Universitas Sebelas Maret

Hawari D.2006.Manajemen Stress,Cemas dan Depresi.Jakarta:Balai Penerbitan


FK UI

Jiang et al.2015.Effects Of Yoga Intervention during


pregnancy(Review).(US).32:06:503:14

Mayangsari,O.D.A.2011.Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab Faktor Terjadinya


BBLR di RS. Permata Bunda Kabupaten Grobogan.Semarang:Universitas
Muhammadiyah Semarang

Ni Tengah Arini Murni.2014.Pengaruh Latihan Relaksasi Guided Imagery and


music (GIM) Pada Kelas Ibu terhadap Derajat Kecemasan Ibu Hamil
Menghadapi Persalinan Pertama:Studi di Puskesmas Meninting
Kabupaten Lombok Batar.Skripsi.Poltekkes Kemekes Mataram : (Vol 8
no. 1)

Pradibta.2009.Teori-Teori Yang Mempengaruhi Model Kebidanan.


https://dypta.wordpress.com/2009/01/21/teori-teori-yang-mempengaruhi-
model-kebidanan/

Prabawani, Enik.2015.Gambaran Tingakt Kecemasan Postpartum Di Rumah


Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo.Keperawatan:Stikes
KusumaHusada

Prayoga Ariguna Dira,I Komang.2016.Prevalensi Dan Faktor Risiko Depresi


Postpartum Di Kota Denpasar Menggunakan Edinburgh Postnatal
Depression Scale.Fakultas Kedokteran:Universitas Udaya Vol.5 no. 7
Pasaribu, Irmahandayani.2016.Tingkat Kecemasan Skala Hars,Ny D P2 A0 Usia
32 tahun Post Partum Hari ke Dua dengan Bendungan Asi dan Tingkat
Kecemasan Sedang.Malang (ID):Universitas Brawijaya

Sari, L.S.2009.Sindroma Depresi Pasca Persalinan Di Rumah Sakit Umum Pusat


Haji Adam Malik Medan. (Tesis). Departemen Psikiatri Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan
Satyapriya et al.2013. Effect of integrated yoga on anxiety, depression & well
being in normal pregnancy.(NA). 19(4):230-6

Sindhu,Pujiastuti.2015.Panduan Lengkap Yoga,Untuk Hidup Sehat dan


Seimbang.Bandung:Qanita

S,Herlinda.2010.PenggunaanStatistik Non Parametrik.Palembang(ID):Universitas


SriWijaya

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Stuart & Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3 alih bahasa
Achir Yani. S. Jakarta: EGC

Streeter.2012.Effects Of Yoga On The Autonomic Nervous System,Gamma-


Aminobutyric-Acid, And Allostatis In Epilepsy, Depression, And Post-
Traumatic Stress Disorder.NCBI.Med Hypotheses

Stoppard, M.2008.Conception Pregnancy and Birth:Ensiklopedia


kehamilan.Surabaya:Erlangga

Vijayalakshmi,et al.2004. the early and late reactions after the use of iopamidol
340 (Niopam) and iobitridol 350 (Xenetix) in cardiac
catheterization.(PP).16:212707-711

Wiadyana, M.S.2011.The Power Of Yoga For Pregnancy and Post


Pregnancy.Gramedia Widiasarana.Jakarta:Taruna Grafika.
LAMPIRAN
Lampiran D. Kuesioner Tingkat Kecemasan
T-MAS Taylor Test

Petunjuk pengisian :
Kondisi dimana keadaan pada saat nifas.
Jawablah dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban ya atau tidak.
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Saya tidak cepat lelah
2. Saya sering sakit
3. Saya cemas dengan bentuk tubuh saya saat ini
4. Saya jarang sakit kepala
5. Saya sering merasa tegang pada waktu bekerja
6. Saya mudah berkeringat meskipun hari tidak panas
7. Saya merasa seperti ada yang mengikuti saya
8. Saya sering mengalami mimpi buruk
9. Saya mudah merasa kikuk
10. Saya sering mendengar suara bisikan
11. Saya khawatir dengan bentuk payudara
12. Saya biasanya tenang dan tidak mudah marah
13. Saya merasa cemas karena kulit saya bertambah
gelap dan banyak flek pada bagian tubuh
14. Saya cemas karena akhir-akhir ini sering melamun
15. Tangan dan kaki saya biasanya cukup hangat
16. Saya cemas dengan bau badan
17. Saya cemas tidak dapat membagi waktu dengan
anak dan pekerjaan
18. Saya cemas makan ikan akan membuat asi amis
19. Saya cemas dengan menghapadi peran baru
20. Ketika menggendong bayi, saya takut
21. Saya cemas tidak dapat memandikan bayi dengan
benar
22. Ketika saya memikirkan untuk mengurus bayi,
berkeringat dan mengganggu konsentrasi
keseharian
23. Saya merasa takut untuk menyusui
24. Saya cemas karena produksi asi saya tidak lancar
25. Saya cemas bisa merawat bayi dengan baik
26. Saya cemas jika terjadi sesuatu pada bayi saya
27. Saya merasa terganggu dengan tangisan bayi
dimalam hari
28. Saya Cemas dengan tumbuh kembang bayi
29. Saya cemas dengan posisi menyusui
30. Saya merasa cemas ketika saya menyusui bayi,
payudara lecet
31. Perasaan saya tidak enak dan mudah sensitif dari
pada kebanyakan orang
32. Saya sering merasa bahwa saya kurang disayang,
dimanja dan diperhatikan oleh keluarga
33. Saya berharap bahwa saya dapat bahagia seperti
orang lain
34. Saya biasanya tenang dan tidak mudah marah
35. Saya lebih senang menyendiri dikamar dari pada
melakukan aktivitas
36. Suami memberikan semangat kepada saya agar
tidak putus asa
37. Saya meyakini bahwa saya kadang-kadang merasa
khawatir tanpa suatu alasan tertentu terhadap hal
yang tidak berarti
38. Saya sering gelisah pada waktu-waktu tertentu
39. Saya merasa khawatir karena mengalami
gangguan tidur
40. Saya hampir selalu bahagia
41. Saya merasa sulit untuk memusatkan perhatian
42. Saya lebih pemalu dari kebanyakan orang
43. Biasanya saya yakin pada diri saya sendiri
44. Saya sering merasa gugup
45. Hidup sering merupakan beban bagi saya
46. Pada waktu tertentu saya merasa tidak berguna
47. Saya benar-benar tidak percaya terhadap diri saya
sendiri
48. Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas
pada sewaktu waktu
49. Saya tidak biasa menghadapi kesulitan atau
membuat keputusan yang penting
50. Saya sangat percaya diri pada diri saya sendiri

Skor :1.Skor 0-16 : Kecemasan Ringan

2.Skor 17-33: Kecemasan Sedang

3. Skor 34-50 : kecemasan Berat


SOP SENAM YOGA KEHAMILAN TRIMESTER III

Senam Yoga Pada Kehamilan TM III

Pengertian latihan pernapasan dengan gerakan-gerakan tertentu


yang tujuannya merileksakan tubuh dan pikiran untuk
mencapai ketenangan dalam diri
Tujuan Meningkatkan fungsi kerja endokrin di dalam tubuh.
Meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh sel tubuh
dan otak
Meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernapas
Membuang racun dari dalam tubuh
Mengurangi ketegangan tubuh, pikiran, dan mental
serta membuatnya lebih kuat saat menghadapi
stress.
Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi
yang mendalam
Memurnikan saraf pusat yang terdapat di tulang
punggung.
Kebijakan Dilakukan pada ibu hamil TM III
Petugas Bidan/perawat
Peralatan 1. Matras
2. Bantal
Prosedur Tahap Pra Interaksi
Pelaksanaan 1. Menyiapkan Alat.
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa
nama pasien.
2. Memperkenalkan diri pada pasien.
3. Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
4. Menanyakan persetujuan/ kesiapan pasien.
5. Menjaga privasi klien.
6. Mengawali dengan doa kepada Tuhan dan
mengakhiri dengan doa kepada tuhan.
Tahap Kerja
1. Memeriksa keadaan umum, pemeriksaan fisik dan
TTV
2. Memposisikan ibu dengan posisi duduk di atas
kasur dengan kaki bersila, tangan berada pada
lutut, telapak tangan menghadap keatas
3. Menganjurkan ibu untuk memejamkan mata
4. Melakukan pernafasan diafragma dengan cara
posisi kaki dan tangan seperti posisi awal,
melakukan selama 15 menit dengan mengikuti
arahan pembimbing
 Apanasana
Berbaring terlentang dan dorong lutut ke
arah dagu. Letakkan tangan kanan pada lutut
kanan dan tangan kiri pada lutut kiri. Tangan
harus tetap berada pada lutut selama latihan.
Sambil menarik nafas,luruskan siku dan
biarkan lutut anda bergerak menjauhi anda.
Sambil menghembuskan nafas, dorong lutut
ke arah dada.
Ulangi latihan ini sebanyak 10 sampai
dengan 10 kali. Pastikan pantat anda tetap
melekat di lantai. Apabila anda merasa sakit
pada bagian punggung bawah, dorong bagian
punggung kecil kelantai sambil memeluk lutut
dan menariknya ke dada.
 Buddha Konasana
Duduk dengan tegak, telapak kaki saling
dirapatkan dan tumit berada sedekat mungkin
dengan perineum/selangkangan
(1). Angkat tulang dada sehingga
meluruskan tulang punggung, dan bahurileks.
Buatlah gerakan kupu-kupu yang lembut
dengan lutut anda, cobalah mendorong lutut
sedekat mungkin dengan lantai.
(2). Untuk mendapatkan peregangan
yang lebih kuat pada pinggul, tarik batang
tubuh dan kepala ke atas tanpa menekuk
tulang punggung
(3). Ini adalah posisi yang sangat baik
untuk melatih
pengangkatan panggul.
 Bidalasana
Berlututlah seperti sedang merangkak .
Letakkan tangan tepat di bawah bahu dengan
jari-jari dilebarkan dan kedua jari tengah
saling sejajar. Pastikan bahwa lutut anda
tepat berada di bawah pinggul, dan
diregangkan selebar pinggul
(1). Tarik dan Hembuskan pernapasan
Ujjayi sebagai persiapan. Pada tarikan
napasberikutnya angkat dada dan kepala
secara perlahan
(2). Pastiakan agar tulang punggung tetap
rata. Anda akan merasa seperti sedang
mencoba menyentuh tulang punggung
dengan bagian belakang kepala. Gerakan
yang lambat itu harus sesuai dengan
panjangnya tarikan napas.
Sambil menghembuskan napas, turunkan
tulang ekor secara perlahan dan lengkungan
punggung ke arah langit-langit. Turunkan
kepala seperti sedang berusaha melihat ke
pusar anda. Berikan dorongan yang kuat ke
bawah pada tangan dan lutut
(3). Gerakan ini seharusnya sesuai
dengan panjangnya hembusan napas.
Ulangi latihan peregangan kucing ini
sebanyak tujuh kali, sambil memastikan
bahwa gerakan di sepanjang tulang
punggung tetap lembut dan terkendali.
Jangan bergerak dengan tersentak-sentak.

 Dandasana
Duduk di atas matras dengan kaki
diregangkan ke depan anda. Tarik jari-jari
kaki ke atas dan dorong lutut ke bawah.
Regangkan lutut ke arah tumit dengan kuat
sehingga kedua tumit tersebut terangkat dari
lantai. Regangkan lengan menjauh dari anda
pada sudut 45 derajat dan regangkan dengan
kuat melalui ujung-ujung jari tangan. Angkat
tulang dada dan biarkan bahu menjadi rileks.
Tahan posisi ini sambil melakukan
pemanasan Ujjayi.
Anda akan merasakan gerakab energi
dua arah dari pinggul ke tumit lalu naik
sampai ke ubun-ubun kepala. Berhati-hatilah
dengan latihan ini. Latihan ini terlihat tidak
berbahaya, tetapi dapat membuat anda
merasa sangat tegang sampai-sampai hampir
sulit bernapas.
Sikap yang berlawanan keluar dari
sikap ini dan jadilah rileks,kemudian goyang-
goyang kaki anda.
 Utkatasana
Berdirilah dengan meregangkan telapak
kaki selebar pinggul dengan posisi
sejajar,putar jari ke arah keluar apabila di
perlukan .Tarik nafas dan angkat lengan
kedepan anda sampai setinggibahu, dengan
telapaktangan menghadap ke bawah. Sambil
menghembuskan nafas, tekuk lutut dan
jongkoklah sehingga mendorong pantat
sedekat mungkin ke lantai.
Cobalah untuk menjaga agar lutu
tetap di renggakan selebar anda sanggup.
Apabila tumit anda terangkat dari lantai,
letakkan sebuah balok kayu, buku tebal atau
buku telepondi bawahnya.Pada saat menarik
nafas, kecangkan otot-otot paha dan angkat
tubuh ke posisi berdiri dengan hanya
menggunakan otot paha. Cobalah untuk tidak
mendorong terlalu kuat ke arah lantai dengan
kaki.ini akan memudahkan anda untuk berdiri
tetapi tidak akan menguatkan otot-otot paha.
Pada saat menghembuskan nafas
kembalilah berjongkok. Ulangi latihan ini tiga
atau empat kali.
 Trikanasana
Berdirilah dengan kaki di
renggangkan selebar kurang dari 1 meter
dengan posisi sejajar
(1). Putar telapak tangan kanan keluar
membentuk sudut 90 derajat dan putar
telapak kaki kiri ke dalam membentuk sudut
45 derajat.Tumit pada telapak kaki kanan
harus segaris dengan bagian atas dari
telapak kaki kiri. Pastikan bahwa pinggul anda
menghadap ke depan dan bahwa kedua
pinggul sama tinggi dan seimbang. Tarik lutut
ke atas. Dorong berat badan ke bagian luar
dari telapak kaki kiri (ini adalah dasar dari
sikap dan akan menahan agar anda tidak
terjatuh). Tarik napas dan angkat lengan
kesamping sampai setinggi bahu, sehingga
lengan anda sejajar dengan lantai. Biarkan
telapak tangan menghadap kebawah
(2). Hembuskan nafas dan bahu rileks
pada saat meregangkannya sampai ke ujung-
ujung jari. Tarik napas, Sambil
menghembuskan napas, tarik tubuh dari
pinggul ke arah kanan sejauh yang anda
dapat dan kemudian miringkan ke bawah.
Letakkan tangan kanan anda dengan ringan
pada tulang kering kanan atau pada lantai.
Doronglah tangan kiri anda vertikal ke atas
yaitu kearah langit-langit dengan telapak
tangan menghadap kedepan. Arahkan
pandangan pada telapak tangan kiri.
(3). Apabila anda merasakan ketegangan
pada leher, arahkan pandangan kedepan
atau kebawah. Tetap berikan dorongan ke
arah bagian luar dari telapak kaki kiri dan
jagalah agar tempurung lutut tetap ditarik ke
atas. Bernapas dengan teratur dan seimbang
dan tahan sikap ini selama anda merasa
nyaman. Ketika melakukan posisi ini, anda
sebaiknya sambil membayangkan bahwa
terdapat dinding di belakang anda dan bahwa
pinggul, bahu, lengan dan kepala anda di
sandarkan dengan rata pada dinding.
Untuk keluar dari sikap ini, tarik napas
dan rasakan seperti anda sedang ditarik oleh
tangan kiri anda dan mengakibatkan lengan
sejajar dengan lantai. Turunkan lengan ke
sisi tubuh pada saat menghembuskan
napas. Bawalah kedua telapak kaki ke posisi
sejajar dan lakukan gerakan menekuk ke
depan dengan lemas dan terkulai sebagai
posisi istirahat. Ketika telapak kaki anda
diistirahatkan, tarik napas dan bangkitlah
secara perlahan dengan punggung
melengkung sampai kepala anda kembali
tegak. Rapatkan kedua kaki anda dan
goyang-goyangkan. Sekarang lakukan
seluruh sikap ini sekali lagi pada sisi kiri
tubuh anda.
 Viparita Karani
Lakukan latihan dengan bersandar pada
tembok dan letakkan dua buah bantal di dekat
tangan anda. Duduklah di atas lantai dengan
kaki direnggangkan ke
depan dan pinggul menempel pada tembok.
Dorong tubuh ke belakang lalu ke samping,
letakkan berat badan pada siku anda.
Ayunkan kaki kearah dinding, berputarlah
sehingga anda terbaring terlentang dan
membentuk sudut siku-sikuterhadap tembok
dangan kedua telapak kaki direnggangkan ke
langit-langit. Geser pantat sedekat mungkin
dengan tembok.
Tekuk lutut dan letakkan kedua telapak
kaki pada tembok. Berikan dorongan ke arah
tembok dengan telapak kaki anda, angkat
pinggul dan letakkan kedua bantal di
bawahnya, sehingga bantal dan pantat
menyentuh tembok. Sekarang turunkan pinggul
bawah dan pantat ke bawah ke arah bantal
dan sekali lagi luruskan kaki ke arah langit-
langit pada tembok. Regangkan lengan anda
pada lantai di samping tubuh anda ,tutup mata
anda dan rileks saja.
Untuk keluar dari sikap ini, tekuk lutut dan
berguling ke samping kanan. Beristirahatlah
sejenak, lalu letakkan tangan kiri pada lantai di
depan anda sambil mendorong tubuh ke atas
sehingga anda kembali berada dalam posisi
duduk.
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
2. Berpamitan dengan klien.
Daftar Cocok ( Checklist )

Berikan tanda ceklis (√) pada kolom yang menunjukkan gerakan yoga ibu hamil
TM III yang ada lakukan yang tertera di bawah ini.

N Jenis gerakan yoga hamil TM III Di Di Dikerja


o kerjak kerjak kan
an an dengan
oleh bersa bantuan
anda ma
1 Apanasana
. Berbaring terlentang dan dorong
lutut ke arah dagu.Letakkantangan
kanan pada lutut kanan dan tangan
kiri pada lutut kiri. Tangan harus
tetap berada pada lutut selama
latihan. Sambil menarik
nafas,luruskan siku dan biarkan lutut
anda bergerak menjauhi anda.
Sambil menghembuskan
nafas,dorong lutut ke arah dada.
Ulangi latihan ini sebanyak 10
sampai dengan 10 kali. Pastikan
pantat anda tetap melekat di lantai.
Apabila anda merasa sakit pada
bagian punggung bawah, dorong
bagian punggung kecil kelantai
sambil memeluk lutut dan
menariknya ke dada.
2 Buddha Konasana
.  Duduk dengan tegak, telapak kaki
saling dirapatkan dan tumit berada
sedekat mungkin dengan perineum /
selangkangan
(1). Angkat tulangdada sehingga
meluruskan tulang punggung, dan bahurileks.
Buatlah gerakan kupu-kupu yang lembut
dengan lutut anda, cobalah mendorong lutut
sedekat mungkin dengan lantai.
(2). Untuk mendapatkan peregangan
yang lebih kuat pada pinggul, tarik batang
tubuh dan kepalake atas tanpa menekuk
tulang punggung
(3). Ini adalah posisi yang sangat baik
untuk melatih pengangkatan panggul.
3 Bidalasana
.  Berlututlah seperti sedang
merangkak. Letakkan tangan tepat di
bawah bahu dengan jari-jari
dilebarkan dan kedua jari tengah
saling sejajar. Pastikan bahwa lutut
anda tepat berada di bawah pinggul,
dan diregangkan selebar pinggul
(1). Tarik dan Hembuskan
pernapasan Ujjayi sebagai persiapan.
Pada tarikan napas berikutnya angkat
dada dan kepala secara perlahan
(2). Pastiakan agar tulang punggung
tetap rata. Anda akan merasa seperti
sedang mencoba menyentuh tulang
punggung dengan bagian belakang
kepala. Gerakan yang lambat itu harus
sesuai dengan panjangnya tarikan napas.
Sambil menghembuskan napas, turunkan
tulang ekor secara perlahan dan
lengkungan punggung ke arah langit-
langit. Turunkan kepala seperti sedang
berusaha melihat ke pusar anda. Berikan
dorongan yang kuat ke bawah pada
tangan dan lutut
(3). Gerakan ini seharusnya sesuai
dengan panjangnya hembusan
napas.Ulangi latihan peregangan kucing
ini sebanyak tujuh kali, sambil
memastikan bahwa gerakan di sepanjang
tulang punggung tetap lembut dan
terkendali. Jangan bergerak dengan
tersentak-sentak.
4 Dandasana
. Duduk di atas matras dengan
kaki diregangkan ke depan anda.
Tarik jari-jari kaki ke atas dan
dorong lutut ke bawah.
Regangkan lutut ke arah
tumit dengan kuat
sehinggakedua tumit tersebut
terangkat dari lantai. Regangkan
lengan menjauhdari anda pada
sudut 45 derajatdan regangkan
dengan kuat melalui ujung-ujung
jaritangan. Angkat tulang dada
dan biarkan bahu menjadi rileks.
Tahan posisi ini sambil melakukan
pemanasan Ujjayi. Anda akan
merasakan gerakab energi dua
arah dari pinggul ke tumit lalu naik
sampai ke ubun-ubun kepala.
Berhati-hatilah dengan latihan ini.
Latihan ini terlihat tidak
berbahaya, tetapi dapat membuat
anda merasa sangat tegang
sampai-sampai hampir sulit
bernapas.
Sikap yang berlawanan keluar
dari sikap ini dan jadilah
rileks,kemudian goyang-goyang
kaki anda.
5 Utkatasana
. Berdirilah dengan meregangkan
telapak kaki selebar pinggul
dengan posisi sejajar,putar jari ke
arah keluar apabila di
perlukan.Tarik nafas danangkat
lengan kedepan anda sampai
setinggi bahu, dengan telapak
tangan menghadap ke bawah.
Sambil menghembuskan nafas,
tekuk lutut dan jongkoklah
sehingga mendorong pantat
sedekat mungkin ke lantai.
Cobalah untuk menjaga agar lutu
tetap di renggakan selebar anda
sanggup. Apabila tumit anda
terangkat dari lantai, letakkan
sebuah balok kayu, buku tebal
atau buku telepondi bawahnya.
Pada saat menarik nafas,
kecangkan otot-otot paha dan
angkat tubuh ke posisi berdiri
denganhanya menggunakan otot
paha. Cobalah untuktidak
mendorong terlalu kuat ke arah
lantai dengan kaki. Ini akan
memudahkan anda untuk berdiri
tetapi tidak akan menguatkanotot-
otot paha. Pada saat
menghembuskan nafas
kembalilah berjongkok. Ulangi
latihan ini tiga atau empat kali.
6 Trikatasana
. Berdirilah dengan kaki di
renggangkan selebar kurang dari
1 meter dengan posisi sejajar
(1). Putar telapak tangan
kanan keluar membentuk sudut
90derajat dan putar telapak kaki
kiri ke dalammembentuk sudut 45
derajat.Tumit pada telapak kaki
kanan harus segaris dengan
bagian atas dari telapakkaki kiri.
Pastikan bahwa pinggul anda
menghadap ke depan dan bahwa
kedua pinggul sama tinggi dan
seimbang. Tarik lutut ke atas.
Dorong berat badan ke bagian
luar dari telapak kaki kiri (ini
adalah dasar dari sikap dan akan
menahan agar anda tidak
terjatuh). Tarik napas dan angkat
lengan kesamping sampai
setinggi bahu,sehingga
lengan anda sejajardengan
lantai. Biarkan telapak tangan
menghadap kebawah
(2). Hembuskan nafas dan
bahu rileks pada saat
meregangkannya sampai ke
ujung-ujung jari. Tarik napas,
Sambil
menghembuskan napas, tarik
tubuh dari pinggulke arah kanan
sejauh yanganda dapat dan
kemudian miringkan ke bawah.
Letakkan tangan kanan anda
dengan ringan pada tulang kering
kanan atau pada lantai. Doronglah
tangan kiri anda vertikal ke atas
yaitu kearah langit-langit dengan
telapak tangan menghadap
kedepan. Arahkan pandangan
pada telapak tangan kiri.
(3). Apabila anda merasakan
ketegangan pada leher, arahkan
pandangan kedepan atau
kebawah. Tetap berikan dorongan
ke arah bagian luar dari telapak
kaki kiri dan jagalah agar
tempurung lutut tetap ditarik ke
atas. Bernapas dengan teratur
dan seimbang dan tahan sikap ini
selama anda merasa nyaman.
Ketika melakukan posisi ini, anda
sebaiknya sambil membayangkan
bahwa terdapat dinding di
belakang anda dan bahwa
pinggul, bahu, lengan dan kepala
anda di sandarkan dengan rata
pada dinding.
Untuk keluar dari sikap ini,
tarik napas dan rasakan seperti
anda sedang ditarik oleh tangan
kiri anda dan mengakibatkan
lengan sejajar dengan lantai.
Turunkan lengan ke sisi tubuh
pada saat menghembuskan
napas. Bawalah kedua telapak
kaki ke posisi sejajar dan lakukan
gerakan menekuk ke depan
dengan lemas dan terkulai
sebagai posisi istirahat. Ketika
telapak kaki anda diistirahatkan,
tarik napas dan bangkitlah secara
perlahan dengan punggung
melengkung sampai kepala anda
kembali tegak. Rapatkan kedua
kaki anda dan goyang-goyangkan.
Sekarang lakukan seluruh sikap
ini sekali lagi pada sisi kiri tubuh
anda.
7 Viparita Karani
. Lakukan latihan dengan
bersandar pada tembok dan
letakkan dua buah
bantal di dekat tangan anda.
Duduklah di atas lantai dengan
kaki direnggangkan ke depan dan
pinggul menempel pada tembok.
Dorong tubuh ke belakang lalu ke
samping, letakkan berat badan
pada siku anda. Ayunkan kaki
kearah dinding, berputarlah
sehingga anda terbaring terlentang
dan membentuk sudut siku-siku
terhadap tembok dangan kedua
telapak kaki direnggangkan ke
langit-langit. Geser pantat sedekat
mungkin dengan tembok.
Tekuk lutut dan letakkan
kedua telapak kaki pada tembok.
Berikan dorongan ke arah tembok
dengan telapak kaki anda, angkat
pinggul dan letakkan kedua bantal
di bawahnya, sehingga bantal dan
pantat menyentuh tembok.
Sekarang turunkan pinggul bawah
dan pantat ke bawah ke arah bantal
dan sekali lagi luruskan kaki ke
arah langit-langit pada tembok.
Regangkan lengan anda pada
lantai di samping tubuh anda ,tutup
mata anda dan rileks saja.
Untuk keluar dari sikap ini,
tekuk lutut dan berguling ke
samping kanan. Beristirahatlah
sejenak, lalu letakkan tangan kiri
pada lantai di depan anda sambil
mendorong tubuh ke atas
sehingga anda kembali berada
dalam posisi duduk.
BIODATA PENELITI

DATA PRIBADI

Nama : Ridha Ariani

TTL : Medan, 4 April 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak Ke : 1 dari 2 Bersaudara

Telp : 0853-6008-6683

Alamat : Jl. Beringin Pasar VII Gang.Aren/21 Desa Tembung Kec. Percut
Sei Tuan Kab. Deli Serdang

E-mail : ridhaariani96.ra@gmail.com

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Samsu Rijal, S.Pd

Nama Ibu : Alm. Nibah Damanik

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Tahun Pendidikan
Pendidikan
1. 2004-2009 SD Swasta Al- Ulum Medan
2. 2009-2011 SMP Swasta Al- Ulum Medan
3. 2011-2014 SMA Negeri 8 Medan

Anda mungkin juga menyukai