Anda di halaman 1dari 2

Nama : Athaya Firda Az Zahra’ Malaon

Kelompok : Sumbadra 13

Pengaruh Etnosentrisme dan Westernisasi

Persatuan memiliki arti bersatunya keanekaragaman corak menjadi satu kebulatan


yang utuh dan serasi (Syarbaini, 2010). Kesatuan adalah sifat tunggal atau keseutuhan
(Poerwadarminta, 2003). Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan keadaan ketika
terciptanya keserasian dari kemajemukan yang ada dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Keberagaman yang ada bukanlah suatu hal yang perlu dipertentangkan.
Justru keberagaman dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural, yakin bangsa yang di
dalamnya berkembang banyak kebudayaan. Negara Indonesia yang terdiri atas banyak
pulau menjadikannya multikultural karena setiap daerahnya memiliki kebudayaan
tersendiri, seperti pakaian adat, lagu, makanan, kerajinan, tarian, dan tradisi. Hal itu
menunjukkan pentingnya menumbuh rasa persatuan dan kesatuan dalam diri masing -
masing agar dapat menerima perbedaan. Akan tetapi, tidak semua masyarakat
Indonesia memandang baik tentang keberagaman budaya. Hal tersebut menyebabkan
timbulnya ancaman persatuan dan kesatuan baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
Etnosentrisme menjadi salah satu ancaman persatuan dan kesatuan dari dalam
negeri. Etnosentrisme merupakan suatu pandangan yang dimiliki kelompok etnis yang
menganggap kebudayaan mereka lebih unggul dibandingkan kebudayaan kelompok
lain. Etnosentrisme tentunya menyebabkan perselisihan antarkelompok sehingga rasa
persatuan dan kesatuan pun memudar.
Selain itu, tentu kita tidak asing dengan kata westernisasi. Westernisasi sebagai
ancaman persatuan dari luar negeri merupakan suatu gaya hidup yang mengarah
kepada budaya barat tanpa diseleksi baik buruknya terbelih dahulu. Hal - hal yang
sedang tren selalu diikuti, seperti pakaian, kebiasaan, dan lagu. Westernisasi yang
semakin meluas pada masyarakat Indonesia membuat kebudayaan negara sendiri
semakin terlupakan, sedangkan banyak negara lain yang ingin mengklaim budaya
Indonesia.
Upaya mahasiswa untuk mengatasi ancaman - ancaman tersebut tentu sangatlah
banyak. Pada masalah etnosentrisme, kita sebagai mahasiswa dapat mengenalkan ke
seluruh penjuru negeri bahwa kebudayaan di setiap daerah memiliki keunikannya
masing - masing, tidak ada yang lebih unggul antarbudaya satu dengan lainnya.
Pengenalan berbagai macam budaya di Indonesia dapat melalui media sosial, seperti
instagram, tiktok, dan youtube. Pada masalah weternisasi, kita sebagai mahasiswa
harus memiliki kesadaran dari sekarang untuk melestarikan budaya Indonesia. Kita
bisa memulainya dari mengenal lebih dalam kebudayaan di sekitar kita sehingga
kebudayaan yang sudah ada tidak terlupakan. Aksi yang dapat dilakukan, seperti
mempelajari tarian daerah, mencari informasi tentang tradisi setempat, dan
menyanyikan lagu - lagu daerah.

Jadi, semangat persatuan dan kesatuan dalam diri haruslah kita jaga. Dengan menjaga
semangat tersebut kita dapat mengatasi ancaman - ancaman yang ada, salah satunya
ancaman persatuan dan kesatuan di bidang kebudayaan. Kita sebagai mahasiswa yang
mempunyai peran penting dalam kehidupan bermasyarakat harus memanfaatkannya
sebaik mungkin untuk melakukan hal - hal positif untuk mencegah munculnya
etnosentrisme dan westernisasi.

Daftar Pustaka

Syarbaini, Syahrial. 2010. Implementasi Pancasila Melalu Pendidikan


Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Poerwadarminta, Wjs. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai


Pustaka.

Rentika Oktapiani, Hermi Yani, dan Yunisa Nurmlisa. 2015. Hubungan Tingkat
Pemahaman Konsep Persatuan dan Kesatuan Terhadap Sikap Solidaritas Siswa.
https://media.neliti.com/media/publications/250615-hubungan-tingkat-pemahaman-
konsep-persat-44e419ea.pdf. Diakses tanggal 8 Agustus 2021.

Anda mungkin juga menyukai