Anda di halaman 1dari 39

BAB II

PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah


ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari
setiap kegiatan.

Tanda
Tempat Alasan
Jenis kegiatan tangan
Tanggal Waktu belajar Perubahan
guru
Mengetahui
Pengertian K3
Mengetahui Syarat
K3
Mengetahui jenis
bahaya dan cara
menghindarinya
Teknik
Pengangkatan /
pemindahanSecara
manual
Menggunakan
pakaian dan alat
pengaman
Menggunakan
Perlengkapan
pemadam
kebakaran

B. KEGIATAN BELAJAR SISWA

1. Kegiata Belajar 1 : Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan


Kerja

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1

1). Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja.


2). Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja.
3). Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja.
4). Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan
secara manual.
b. Uraian Materi 1

UNDANG-UNDANG K3

1). Pengertian Kesehatan Kerja

Safe adalah aman atau selamat.


Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman
atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari
kecelakaan.
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan
menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu
tempat kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan
dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia
serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.

2). Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja

Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah :


a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
c) Mencegah/ mengurangi kematian.
d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian,
pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin,
instalasi dan lain sebagainya.
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga
kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan
sumber-sumber produksi lainnya.
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan
aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan
semangat kerja.
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi
industri serta pembangunan.

OPKR 10-016B
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi
a) Manusia (pekerja dan masyarakat)
b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan
tumbuh-tumbuhan)

3). Syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja

Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3


syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan
peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk :
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan
penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-
orang, binatang, tanaman atau barang.
m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.

PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA

Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja


diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan

OPKR 10-016B
terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan
disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama, yaitu:

1). Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri


(unsafe act)

a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan


pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang
diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

2). Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe


condition).

a) Mesin-mesin yang rusak , tidak diberi pengamanan,


kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang
kurang baik dan rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek
atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau
suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/
kebersihan dan lain-lain).

Apakah kecelakaan dapat dicegah ?

Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan


itu dapat dicegah?, pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat
diusahakan untuk dicegah karena :

a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.


b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan
maka kecelakaan dapat dicegah.

Bagaimana kecelakaan dapat dicegah

Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk


menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja
serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung
factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition).

Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman

a) Karena tidak serius/disiplin.

OPKR 10-016B
b) Karena tidak mampu/tidak bisa.
c) Karena tidak mau.
Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang
tidak aman

a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak


aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya,
misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b) Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi
diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya
bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi
tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan
kerja.
c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan
secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-
bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan
pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.

3). Keselamatan kerja di perbengkelan otomotif.

a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena


kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api
atau zat-zat yang merugikan.
b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam
kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja
yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda
tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama
terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya
melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala
yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila
rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut
mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu.
d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya
hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada
kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan
pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai
dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang
tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi
kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari
kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor
item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang

OPKR 10-016B
terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung
telinga, respirator, sarung tangan dan apron.

f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan


gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar
debu atau material tidak dapat masuk ke mata.
g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis
ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain
krep atau bahan penutup untuk berbaring karena
berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak
kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.

PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN

1). Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan.

a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap


bahaya yang mungkin ada.
b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga
ketidaknyamanannya harus yang paling minim.
c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
diterima.
d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain,
misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas
yang sangat mungkin termakan mesin.
e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang
cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang
dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-
partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau
terselip di lipatan-lipatan pakaian.
g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan
di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling
banyak digunakan sebagai pakaian kerja.
h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang
mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena
mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan
dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas
dengan berhenti menghilangkan bahaya.

2). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan


pakaian kerja

OPKR 10-016B
a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat,
dan berkancingkan.
b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari
bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun
baju bawah.
c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p
berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran
mesin.
d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah
kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau
penyangga dan sebagainya.

3). Alat-alat pelindung anggota badan

Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus


terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat
pelindung bagian adalah sbb:

a) Alat pelindung mata,


Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan
dan juga dari debu.

Gb. Kacamata debu Gb. Kacamata las listrik

b) Alat pelindung kepala,


Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja
pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu
sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit
oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api.

Gb. Alat Pelindung Kepala

OPKR 10-016B
c) Alat pelindung telinga,
Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang
sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.

Gb. Alat Pelindung Telinga

d) Alat pelindung hidung,


Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan
terhisapnya gas-gas beracun.

Gb. Alat Pelindung Hidung

e) Alat pelindung tangan, alat ini terbuat dari berbagai


macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara
lain :

OPKR 10-016B
 Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat
pegangan supaya tidak meleset.

 Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk


melindungin tangan terhadap bahaya panas.
 Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi
tangan dari benda-benda tajam pada saat
mengangkat suatu barang.

 Sarung tangan karet, digunakan pada waktu


pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel,
vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari
bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.

Gb. Macam-macam Sarung Tangan

f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan


benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua
jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti
halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi
dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak
permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset
dan jatuh.

OPKR 10-016B
Gb. Alata Pelindung Kaki (Sepatu)

g) Alat pelindung badan, alat ini terbuat dari kulit sehingga


memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari
percikan api, terutama pada waktu menempa dan
mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan
baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api.

Gb. Alat Pelindung Badan

TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL

1). Pengangkatan/ pemindahan benda berat,


pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak
garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban
seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan
sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan

OPKR 10-016B
keselamatan kerja. Dibawah ini diperlihatkan teknis pemindahan
benda yang berat.

2). Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang


Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa
jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan,
tergantung pada kapasitas pengangkatannya.

3). Penyangga
Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat
guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan.
Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau
penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil
dapat menyebabkan kecelakaan besar.

OPKR 10-016B
4). Lokasi dongkrak dan penyangga
Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan
penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta

c. Rangkuman 1

OPKR 10-016B
1) Keselamatan kerja adalah suatu
usaha untuk menciptakan keadaan lingkuan kerja yang aman
bebas dari kecelakaan.
2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya
yang telah diatur menurut undang-undang kerja ayat 1.
3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan
terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan
disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri
(unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe
condition)
4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan
kerja dan disesuai dengan bidang pekerjaannya.
5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya
memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat
pengangkatannya,

2. Kegiatan belajar 2
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN ,PERLENGKAPAN DAN AREA
KERJA

a. Tujuan Kegiatan Belajar 2


1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat , bahan dan
perlengkapan kebersihan
2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan
3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang
4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat
Kerja

b. Uraian Materi 2

ALAT-ALAT KEBERSIHAN

Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya


bengkel otomotif terdiri dari :
1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa
kotoran sampah kering atau debu

OPKR 10-016B
2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari
sampah-sampak kering.
3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari
lantai.
4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran
yang tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain
pel,misalnya ; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik
pada ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang sedang
diperbaiki.
5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli
atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.

Metode Pembersihan

Gambar . Menjaga kebersihan lingkungan kerja


Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk
menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari
dan fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena
dapat menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya
dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi.
Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat
menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari
bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat
mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner
yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang
sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal
yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.
Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan
sabun detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk
digunakan oleh para pekerja.
Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak
diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan
mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas
lantai.

OPKR 10-016B
Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara
periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang
direkomendasikan/dianjurkan.

Penyimpanan
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak
cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada
beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-
rak peralatan dan material.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem
penyimpanan barang :
1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
2) Barang-barang yang sering digunakan
diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan
barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.

Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai


3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel
kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci,
kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik.
4) Pemadam kebakaran harus mudah
dicapai/didapatkan.
5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus
bebas hambatan
6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang
mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus
disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi
MSDS recommendations.
7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan
dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan
mekanik yang sesuai.
8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya
harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip
pada ujung-ujungnya atau di dalam rak.
9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya
jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.

OPKR 10-016B
10) Material yang mudah terbakar (seperti kain yang
berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja

Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja


yang baik :
1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk
memelihara atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan
atau mesin-mesin.

Gambar . Sebuah kotak alat pekerja

2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk


dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.
3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.
4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi
beben kerjanya.
6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada
diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi
cairan?
7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang
dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam
container.
9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form
atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum
terbiasa dengan asembling/perakitan.
10) Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu
oleh pergerakan atau jalan masuk.
11) Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam
lainnya.
12) Gunakan penutup debu jika diperlukan.

OPKR 10-016B
13) Gantikan bagian/parts yang rusak.
14) Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat
kendaraan yang rusak.
15) Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.
16) Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.

Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai .

Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja

1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan


dan pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan
simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap
akhir jam kerja.
4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat
penyimpanannya.

Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik

Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja


anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.
Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja
anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda,

OPKR 10-016B
simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai
sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan
produk-produk bahan bakar.
Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan
gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin


(Mesin pengangkat, mesin bubut dll)

a) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk


menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat
sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di
tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada
ketinggian yang sesuai.
b) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada
saat selesai tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
c) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku
petunjuk dari pabrik pembuatnya.
d) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
e) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga
bulan.
f) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan
dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat.
g) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil
langkah untuk menhentikan penyebabnya.
h) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-
masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam
kerja.
i) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan.
Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada
menunggu bencana terjadi

c. Rangkuman 2
1) Alat-alat kebersihan sangat
diperlukan pada setiap tempat untuk menjaga kondisi
tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak.
2) Metode penyimpanan hendaknya
material harus direncanakan terlebih dahulu. Barang-
barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat
yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat
ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
3) Pemeliharaan dalam Penataan
Tempat Kerja Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi

OPKR 10-016B
aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber
listrik.
Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak
terkena kotoran.
Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai
melebihi beben kerjanya.

3. Kegiatan Belajar 3
PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN

a. Tujuan Kegiatan Belajar 3

1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api


2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api
3) Siswa dapat memahami klasifikasi api
4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran
5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat
pemadam kebakaran

b. Uraian Materi 3

Sifat api
Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Gambar 1.

Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair
maupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda
yang mudah menyala dan terbakar dengan cepat.
Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung
rokok, gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan.
Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi
kimia.

OPKR 10-016B
Mencegah api
Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan
cara:
1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti
sampah dan limbah.
2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar
dengan hati-hati.

Gambar 2.

Tanpa panas, tidak akan terjadi api.


Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan
cara:
1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas.
2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.
Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara
mendinginkan bahan bakar yang sedang terbakar untuk
menghilangkan panas.

Gambar 3.
Tanpa oksigen tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan
cara menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak
berhubungan dengan oksigen.
Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan menutupnya
sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.

OPKR 10-016B
Gambar 4.

Api tidak dapat muncul tanpa panas.

Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas.


1) Berhati-hati dengan listrik.
2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap
dalam keadaan baik.

Gambar 5.
3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi.
4) Jangan membebani kabel berlebihan.
5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik
fleksibel, insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.

Gambar 6.

6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa


perlindungan yang cukup agar api tersebut tidak menyambar
bahan-bahan yang dapat terbakar.

Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.

OPKR 10-016B
1) Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar saat
menggunakan lampu semprot (blow lamp), obor gas dan
peralatan potong oksigen.
2) Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak
jatuh pada bahan yang dapat terbakar.
3) Gunakan hanya pemanas yang disarankan.
4) Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik.
5) Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang
dapat terbakar lainnya.
6) Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas,
bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan
panas lainnya.
7) Patuhi tanda “dilarang merokok”.
8) Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran.
9) Buang puntung rokok pada tempat yang aman.

Gambar 7.

Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas


dapat muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran
yang tiba—tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap
tersebut.
1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.
2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam
locker.

Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua


bahan-bahan yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera
mungkin.
1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.

OPKR 10-016B
Gambar 8.

2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar.


3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat
sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.

Gambar 9.

Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG,


dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak
tanah, cairan pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang
mudah terbakar sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan
jauh dari sumber panas.

Gambar 10.

1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap


dalam kondisi baik.
2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan
percikan bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat
terbakar.

OPKR 10-016B
3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit
mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah
logam yang tertutup.
4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat
terbakar.
5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada
pakaian anda, hindarkan dari sumber panas dan segera
informasikan kepada supervisor anda.
6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk
menyalakan api.

Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu


sangat mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan
udara.
1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja
dengan peralatan listrik.

Gambar 11.

2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu.


3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat.
4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.

Klasifikasi api

Api kelas A.
Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu,
pakaian, kertas dan bahan-bahan paking.

OPKR 10-016B
Gambar 12.

Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling


efektif untuk mematikan api kelas A.
Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk
mematikan api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan
sampai pada titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes
jauh ke dalam sumber api.

Gambar 13.

1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan


api kelas A.

Gambar 14.

OPKR 10-016B
2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam
kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi
tidak seefektif air.

Catatan:
Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan
oleh jenis air-udara di sejumlah negara bagian.

Api kelas B
Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti
bensin, minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent.

Gambar 15.
Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara
yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B.
Peringatan:
Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B,
air dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar.
Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon
dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.

Gambar 16.

OPKR 10-016B
Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang
terbakar di dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas
untuk terbakar sendiri bila berhubungan dengan oksigen.

Gambar 17.
Api kelas C
Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor,
generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik.

Gambar 18.

Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara


yang paling efektif untuk memadamkan api kelas C.

OPKR 10-016B
Gambar 19.
Peringatan
Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk
menghindari kejutan atau kerusakan peralatan. Jangan sekali-kali
menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk
mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat
hati-hati, matikan semua peralatan listrik yang sedang terbakar.

d. Alat-alat Pemadam Kebakaran


Alat pemadam api portable

Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman.


Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan
pada masing-masing jenisnya.
Pada bagian sisi alat pemadam biasanya dilengkapi dengan label
instruksi.

Gambar 20.

OPKR 10-016B
Label ini memberikan rincian bagaimana menggunakan pemadam api,
juga dijelaskan untuk api jenis apa digunakan.
Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam
api….,

1) Pemadam kebakaran yang berisi air


Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk
memadamkan api kelas A.
Pemadam ini dicat merah. Rentang semprotannya berkisar 10m.
Digunakan sesuai petunjuknya.
Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong.

Gambar 21.

Jenis pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu


dan dapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.

Gambar 22,

2) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)


Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai
tekanan yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk
memadamkan api kelas B dan kelas C.
Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran
kecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang
berukuran besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.

OPKR 10-016B
Gambar 23.

Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat


digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah
karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi
gas. Semprotan utama sangat dingin. Menkanisme
pengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agar
nozel tidak membeku. Alat ini bias juga dilengkapi dengan
plunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk.
Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran
oleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan
area sangat penting.

Contohnya adalah:
a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan
laboratorium.
b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat
terbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical dan
horizontal.

OPKR 10-016B
Gambar 24.
Prosedur penggunaan.
a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api.
b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber
api.
c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan.
d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api
mati.

Peringatan:
Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang
berisi Karbon dioksida dapat menyebabkan sesak bahkan mati
lemas. Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka
semua jendela dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas
karbondioksida.

3). Pemadam Kebakaran Busa

Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada


pemadam kebakaran busa cocok digunakan untuk
memadamkan api kelas B dan terbatas pada api kelas A.
Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnya
berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.

OPKR 10-016B
Gambar 25.
Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan
memadam api.
Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif
untuk memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada
dalam wadah diaman bahan ini cukup panas untuk dapat
terbakar sendiri bila bersinggungan dengan oksigen.

Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya


cukup lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar
sehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapat
terbakar sendiri.

Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini


biasa jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.
Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan
semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan . Hal
ini akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di
atas permukaan cairan.

Gambar 26.

4. Pemadam Kebakaran Tepung Kering

OPKR 10-016B
Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung
kering yang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan
tekanan udara. Jenis ini sesuai untuk memadamkan api kelas
B dan C.
Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan
lingkaran PUTIH. Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas.
Rentang semprotan yang berukuran kecil samapi 3m, dan
yang berukuran besar samapai 6 meter. Operasikan
berdasarkan petunjuk pemakaian.

Gambar 27
Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai
reaksi pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia
kering ini cenderung melindungi orang yang memadamkan api
dari panas.
Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif
untuk memadamkan cairan yang terbakar pada area yang
luas, khususnya pada tumpahan yang mengalir bebas.
Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya
dengan menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri.
Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang
berbentuk pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakan
dengan cepat. Hal ini membuat alat ini efektif memadamkan
semua jenis api yang muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil
yang sulit dijangkau.
Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak
digunakan untuk memadamkan api yang besar dan dalam

OPKR 10-016B
Gambar 28.

Menyelamatkan diri dari Api


Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus
mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .
Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan
pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.

Gambar 29.

Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang
berganti lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana
menyelamatkan diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka.
Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu
memadamkan api. Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan
untuk memadamkan api, pertama periksa apakah ada tempat yang
lowong dan aman untuk jalan ke luar.
Selalulah berada diantara api dan jalan keluar.

OPKR 10-016B
Tinggalkan tempat kebakaran sesegera mungkin bila:

1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi.


2. Api telah menguasai jalan ke luar.
3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar.
4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu
dengan hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu
masuk ruangan.
5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara
menghembus api.
6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api.
7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan
merangkak untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat
mungkin dengan lantai

Gambar 30.
8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur
atau berhenti.
9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda.
10. Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar.

Selalu siap memadamkan api.


Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran:
1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat
kerja anda.
2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.

Gambar 31.

OPKR 10-016B
3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.
4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.
5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman
api dengan pasti.
6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar
mudah dijangkau.

Gambar 32.
7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri.
8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan.
9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga
belum dibangun.
10. Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga
tertutup, tetapi tidak terkunci.

Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat


menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.
1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang
dingin sekali.
2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah
digunakan ke tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi
ulang.
3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti
dengan yang baru

Memadamkan Api/Kebakaran.

Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat


memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan
meminimalisasi kerusakan.

OPKR 10-016B
Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan
berikut:
1. Hidupkan segera alarm.

Gambar 33.

2. Beritahu regu pemadam kebakaran.

Gambar 34.

3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.

Gambar 35.

4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.

OPKR 10-016B
Gambar 36.
5. Bila dipandang perlu segera keluar.

Gambar 37
6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar

Gambar 38

Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal


berikut:

1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah


penting segera di tanggulangi.

2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil
sehigga mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi
besar sehingga sulit ditanggulangi.

3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapat


mengarahkan mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus
menunda.

4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan


peralatan yang tepat,

5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi


bangunan dapat meregut nyawa seseorang.

6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun


sumber api dan panasnya jauh.

7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda
tidak dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan

OPKR 10-016B
nyala api. Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan
peralatan yang ada di sekitarnya.

8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.

c. Rangkuman 3
1) Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan
api.
2) Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus
mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .
3) Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran,
telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
4) Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah
dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat
meningkatkan bahaya kebakaran.
5) Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan
peluang dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi
bahaya dan meminimalisasi kerusakan.

OPKR 10-016B

Anda mungkin juga menyukai