Anda di halaman 1dari 6

Modelling 3d dan Animating Karakter pada Game Edukasi "World War D" Berbasis Android

Modelling 3D dan Animating Karakter pada


Game Edukasi "World War D" Berbasis
Android
Mifta Fadya1 , Irma Permata Sari2
Teknik Informatika dan Ko mputer
Politeknik Negeri Jakarta
mitaafd@g mail.co m1 , irma.permatasari@tik.pnj.ac.id 2

Diterima: 20 Oktober 2018. Disetujui Oktober 2018. Dipublikasikan November 2018

Abstrak – Penyakit difteri merupakan sistem saraf sehingga berakibat susah menelan,
sebuah penyakit yang disebabk an oleh bakteri kelemahan otot, sesak nafas, bahkan gagal jantung
Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini yang dapat berakibat kemat ian yang mendadak [2].
menyerang sistem pernapasan bagian atas dan
umumnya pada anak usia 0 – 10 tahun. Pada tahun 2016, World Health
Penyakit menular ini sebenarnya mampu Organization (WHO) mencatat sebanyak 7.097
dicegah deng an i munisasi, namun penurunan kasus difteri yang terjad i d i seluruh dunia[3].
angka kesadaran untuk melakukan i munisasi Berdasarkan hasil laporan yang ada, Indonesia
ini terjadi karena kurangnya pendi dik an dan mendapati sebanyak 415 kasus pada tahun 2016
pemahaman akan hal tersebut. Serta rendahnya dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 24 kasus.
minat yang di miliki oleh anak-anak untuk Dari seluruh kasus difteri, 51% diantaranya tidak
melakukan i munisasi. Saat ini game merupakan memiliki riwayat imunisasi. Pada kasus difteri ini,
sarana yang tepat untuk di jadikan sebag ai 59% terjadi pada kelo mpok u mur 1-4 tahun dan 5-9
medi a alternatif pembel ajaran serta pengenalan tahun[1].Wabah penyakit difteri sudah ada sejak
suatu hal kepada anak. Karena selain dulu, namun muncul kembali karena kesadaran
meng hi bur, anak-anak mendapatkan eduk asi masyarakat akan mengantisipasi penyakit tersebut
yang terkandung di dalam game tersebut. Game menurun. Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) kepada
yang di buat berjudul “Worl d War D” ini anak-anak belu m pernah mencapai angka 100%.
merupak an game 2.5D memiliki genre eduk asi Hal in i d isebabkan oleh berbagai faktor, salah satu
advanture. Pada pembuatan game ini faktor tersebut ialah pendidikan tentang
menggunakan teknik pemodel an primitive pemahaman pentingnya imunisasi yang diberikan
modeling serta menggunakan fitur mirror kepada masyarakat belu m maksimal. Selain itu,
modifier, subvision surface, dan l ain-l ain. Dalam sosialisasi akan pentingnya imunisasi tidakhanya
pembuatan ani masi karakter menggunakan 7 men jadi tugas Kementerian Kesehatan, namun
dari 12 prinsi p dasar animasi. Pembuatan men jadi tanggung jawab seluruh masyarakat
model karakter 3D dan ani masi karakter Indonesia[4]
dil akukan deng an menggunak an perangkat Mengenalkan pendidikan tentang penyakit
lunak Blender. Hasil pengujian alfa dari difteri kepada anak-anak merupakan salah satu
pembuatan model karakter 3D dan ani masi solusi untuk mengurangi penyebaran wabah
karakter 3D ini sudah cocok deng an game
penyakit tersebut. Menurut Jong et al., media
secara keseluruhan. Dan hasil pada pengujian pendidikan yang dapat dijadikan alternatif sebagai
beta memperoleh 29,93% pada jawaban “sangat med ia pembelajaran serta pengenalan suatu hal
setuju” dan 56,01% untuk jawaban “setuju” kepada anak dapat berupa game edukasi. Game
pada setiap poin pertanyaan.
edukasi merupakan game yang tidak hanya bersifat
Kata kunci: Game Edukasi, Difteri, 3d, Modeling, menghibur, namun didalamnya memiliki unsur
Blender pengetahuan yang disampaikan kepada
penggunanya[5].
I. PENDAHULUAN Maka dari itu dibuat mobile game berbasis
Penyakit d ifteri merupakan sebuah penyakit 2.5 dimensi dengan teknologi platform Android
Re-emerging Disease yang disebabkan oleh bakteri berjudul „World War D‟ dengan tema lingkungan
Corynebacterium diphtheriae yang menyerang bertujuan untuk melawan penyakit difteri yang
sistem pernapasan bagian atas. Penyakit ini dikemas dalam bentuk permainan berjenis
umu mnya menyerang anak-anak usia 1 – 10 tahun advanture yang simple dan ringan.Mobile game 2.5
[1]. Penyakit ini menyerang selaput lendir atau dimensi berjudul „World War D‟ ini memiliki
radang konjungtiva atau vagina, jantung, ginjal,

JURNA L M ULTINETICS VOL. 4 NO. 2 NOPEM BER 2018 43


Modelling 3d dan Animating Karakter pada Game Edukasi "World War D" Berbasis Android

karakter dan latar ling kungan yang dibuat dalam memaksimalkan sebuah hasil menuju suatu tujuan
bentuk 3 dimensi. Tamp ilan animasi citra 3 d imensi tertentu[10].
dalam sebuah permainan menghasilkan kualitas
yang jauh lebih baik, serta memiliki grafik C. Mobile Games
pergerakan dan style yang lebih bagus daripada Mobile games adalah game yang dirancang
animasi citra 2 d imensi [6] dan dalam penggunaan untuk perangkat seluler, seperti smartphones dan
objek 3D dapat meningkat kan performa yang lebih tablet. Mobile game memiliki ragam jenis, mu lai
baik daripada mereka yang hanya menggunakan 2D dari yang dasar seperti game Snake pada ponsel
[7]. Untuk membagun game „World War D‟ Nokia lama hingga game realitas canggih (3D dan
dengan visualisasi yang menarik dan atraktif augmented reality). Saat ini mobile phones
dibutuhkan seorang modeler dan animator 3 terutama smartphones memiliki berbagai fitur
dimensi yang berperan membuat model 3 d imensi konektivitas termasuk inframerah, Bluetooth, Wi -Fi,
dan animasi karakter utama pada permainan dan 3G/4G. Teknologi tersebut memfasilitasi game
tersebut. Dari permasalahan yang telah disebutkan, multiplayer nirkabel dengan dua atau lebih pemain
maka d ibuat judul skripsi “Modelling 3D dan dimanapun berada [11].
Animating Karakter Pada Ga me Edukasi „World
War D‟ Berbasis Android” agar dapat membantu D. Game Edukasi
proses pembutan game edukasi-advanture „World Game edukasi adalah sebuah permainan
War D‟ tersebut. yang memiliki konten pendidikan. Game berjenis
edukasi bertujuan untuk memancing minat belajar
II. LANDASAN TEORI anak terhadap suatu pelajaran sehingga akan lebih
mudah memahami suatu materi[12]. Sedangkan
game edukasi menurut Ed ward (2009) dalam
A. Difteri
(Anggraini, et al., 2016) game merupakan sebuah
Difteri adalah sebuah penyakit menular
tools yang efektif untuk mengajar karena
akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri
mengandung prinsip-prinsip pembelajaran dan
Corynebacterium diphtheriae, yang menyerang
teknik instruksional yang efektif digunakan dalam
bagian selaput lendir (mucus) pada tenggorokan penguatan pada level-level yang sulit.
dan hidung. Dalam beberapa kondisi penyakit
difteri juga dapat menyerang kulit. Difteri E. Game Adventure
men jangkit seluruh kalangan masyarakat dari Game in i merupakan jenis game yang
selaga usia, namun anak-anak yang tidak menekankan pada penyelesaian jalan cerita. Game
mendapatkan imunisasi lebih rentan terkena difteri. ini tidak seperti aksi yang membutuhkan kecepatan
Di daerah yang memiliki iklim cenderung tropis, refleks. Game ini hanya membutuhkan ketajaman
difteri lebih mudah menyebar [8]. Corynebacterium analisis dan kekuatan hafalan, karena di sisi pemain
diphtheriae diklasifikasikan menjadi biotipe (mit is, akan diminta memecahkan teka-teki ataupun
intermedius, dan gravis) menurut morfologi koloni, menyimpu lkan rangkaian peristiwa dari percakapan
serta menjadi lisotip berdasarkan sensitivitas karakter hingga ke penggunaan benda yang ada
corynebacteriophage. Corynebacterium dalam permainan[12].
diphtheriae disebarkan oleh tetesan, sekresi, atau
kontak langsung. Infeksi menyebar hanya di antara F. 3 Dimensi
manusia, meskipun strain toksigenik telah diisolasi 3 Dimensi atau 3D mempunyai bentuk,
dari kuda.Wabah penyakit dengan skala besar dapat volume, dan ruang. Sehingga objek in i memiliki
terjadi pada populasi di daerah yang memiliki koordinat X, Y, dan Z.Pada umu mnya objek 3D
program imun isasi yang tidak dipelihara [9]. memiliki sub objek berupa elemen-elemen
B. Game pembentuk objek tersebut, yang berupa Vertex,
Teori yang dikemu kakan oleh Kat ie Salen Edge, dan Face. Vertex merupakan titik yang
dan Eric Zimmerman (dalam Ekawati, 2015) game terletak pada koordinat X, Y, Z. Penggabungan dua
atau permainan merupakan sebuah sistem di mana Vertex akan menjad i Edge. Tiga Vertex dan Edge
pemain terlibat dalam konflik buatan yang yang terbentuk dalam bidang permukaan berupa
ditentukan oleh aturan yang menghasilkan hasil kurva tutup akan menghasilkan Face. Ku mpulan
yang terukur. Sedangkan menurut David Parlett, dari Vertex, Edge, dan Face akan menjadi sebuah
game adalah sesuatu yang memiliki akh ir dan cara objek utuh yang disebut dengan Mesh[13].
pencapaiannya. Dalam game terdapat tujuan, hasil
G. 3DModeling
dan serangkaian peraturan untuk mencapai
3D modeling atau pemodelan 3 Dimensi (3D)
keduanya. Sehingga game merupakan sarana yang
sebuah proses pembuatan representasi 3D dari
menangani hubungan input/output, yang dikemas
setiap latar atau objek dengan meman ipulasi
dalam sebuah sistem dimana pemain terlibat dalam
polygon, edges, dan vertices dalam ruang simu lasi
konflik buatan yang sudah ditentukan oleh aturan
3D. Pemodelan 3D dapat dicapai secara manual
memilih strategi yang dibangun untuk
dengan perangkat 3D khusus yang memungkin kan

JURNA L M ULTINETICS VOL. 4 NO. 2 NOPEM BER 2018 44


Modelling 3d dan Animating Karakter pada Game Edukasi "World War D" Berbasis Android

seniman menciptakan dengan memindai objek tema lingkungan yang bersifat edukasi-
dunia nyata menjad i serangkaian t itik-t itik data adventure.
yang dapat digunakan untuk merepresentasikan b. Cara kerja Permainan, pada game “World
objek secara digita l[14]. War D” dapat digambarkan dengan Finite
State Machine (FSM) yang digambarkan
H. Rigging sebagai berikut.
Rigging adalah proses menambahkan tulang
ke karakter atau mendefinisikan gerakan benda
mekanis. Ini adalah pusat proses animasi karena
akan menunjukkan bagaimana karakter muncul
ketika berubah bentuk menjadi pose yang berbeda.
Proses tali-temali melibatkan menciptakan
kerangka, menambahkan kulit ke bagian rangka
tubuh dan kemudian menempelkan bagian-bagian
yang berbeda bersama-sama[15].

I. Animasi
Animasi adalah proses membawa atau
membuat objek v irtual ke dalam keh idupan nyata,
untuk melaku kan hal tersebut, seorang animator
memerlukan ku mpulan kontrol dan manipulator,
yang akan memungkin kan untuk mengontrol setiap
bagian karakter dan animasi[16]. Animasi berasal
dari bahasa inggris yaitu animate yang artinya Gambar 1 Finite State Machine (FSM)
menghidupkan, memberi jiwa dan mengerakan
c. Spesifikasi Alat, dalam membuat permainan
benda mati. Animasi merupakan proses membuat
ini menggunakan spesifikasi alat laptop dan
objek yang asalnya objek mati, kemud ian disusun
smartphone Android serta perangkat lunak
dalam posisi yang berbeda seolah men jadi hidup.
Blender versi 2.79b.
Di dalam animasi ada dua objek penting, yaitu
2. Desain, pada tahap ini merupakan tahap
objek atau gambar dan alur gerak. Animasi secara
pembuatan desain karakter secara rinci dalam
umu m dapat dikatakan sebagai suatu sequence
bentuk 2 dimensi (2D) yang kemudian akan
gambar yang ditampilkan pada tenggang waktu
digunakan sebagai acuan pembuatan karakter
(timeline) tertentu sehingga tercipta sebuah ilusi
gambar bergerak [17]. 3D dengan menggunakan perangkat lunak
Blender. Serta pembuatan storyboard yang
dibuat secara terperinci. Dalam proses desain
III. METODOLOGI
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Metode yang digunakan dalam pembuatan a. Desain Karakter, karakter utama dalam mobile
produk mult imed ia ini adalah metode Luther, di game ini bernama Bat raz. Batraz d iambil dari
mana metode in i meliputi tahap-tahap sebagai
kata bagatur dalam Bahasa Turki yang berarti
berikut.
pahlawan; prajurit; atau pemberani. Batraz
1. Konsep, merupakan tahap awal dalam adalah seorang anak kecil yang tinggal di
membuat produk mult imedia, yaitu berupa sebuah kota kecil yang sedang mengalami
menentukan spesifikasi dari bentuk akhir bahaya penularan penyakit mematikan yaitu
karakter 3 dimensi (3D) yang akan dibuat difteri. Batraz memiliki sifat yang optimis,
berdasarkan ide, jenis aplikasi, serta sasaran kuat dan pemberani seperti namanya.
penggunaan aplikasi. Dalam pembuatan game b. Storyboard, pembuatan storyboard digunakan
“World War D” ini dibutuhkan perencanaan untuk mencegah penyimpangan alur cerita
yang matang agar tersampaikan pesan edukasi yang telah dirancang.
yang ingin diberikan serta mampu memberikan
pengalaman yang menarik kepada pe mainnya. 3. Pengumpulan Materi (Material Collecting),
Perencanaan yang dilaku kan meliputi pada tahap ini dilakukan pengumpulan asset-
perancangan awal berupa karakter 2 d imensi aset pendukung dari pembuatan karakter 3D
(2D) h ingga karakter 3 dimensi (3D). Berikut dan user interface pada aplikasi. Dibawah ini
adalah penjelasan spesifik permainan yaitu merupakan daftar aset yang termasuk dalam
meliputi: konsep permainan, cara kerja tahap pengumpulan material.
permainan, dan spesifikasi alat yang akan
digunakan.
a. Konsep Permainan, dalam permainan ini
memiliki konsep single player dengan
platform berbasis Android yang memiliki

JURNA L M ULTINETICS VOL. 4 NO. 2 NOPEM BER 2018 45


Modelling 3d dan Animating Karakter pada Game Edukasi "World War D" Berbasis Android

TABEL 1 DAFTAR ASET a. Modeling, pada proses pembuatan model


karakter 3D ini menggunakan perangkat lunak
Nama Visualisasi Nama Aset Keterangan
Aset
Blender dengan beberapa tahap yang
Font GameplayRegular Sebagai font dilalui.Proses pembuatan model 3D memiliki
.otf,CartoonistKoo yang beberapa cara, dalam pembuatan karakter
ky.otf,JandaManat digunakan pada permainan mobile phone ini adalah
eeSolid.ttf pada desain
user
primitive modeling. Teknik in i merupakan
interface teknik yang pembuatan awalnya
menggunakan objek yang sudah disediakan
oleh perangkat lunak Blender. Pada
3D Body_Mesh_Rigg Sebagai pembuatan karakter ini menggunakan object
objek ed.blend karakter cube. Penggunaan object cube ini dilakukan
pendukung karena cube memiliki bentuk dasar yang
(bapak mudah dibentuk dan dirangkai kembali dalam
kepala
kesehatan) pembuatan karakter. Seperti yang terlihat pada
Gambar 2 d ibawah ini
3D Trash.fbx Sebagai
objek objek 3D
pendukung
pada
permainan
3D Milk.obj Sebagai
objek objek 3D
pendukung
pada
permainan
(rarething
game)
Gambar 2 Blueprint Karakter dengan Cube Object
Gam- Texture1.png Sebagai
bar texture pada Extrude memiliki fungsi ialah menambah atau
3D objek
memperluas vertex, edge, atau face yang
sampah
sedang terseleksi. Penggunaan extrude ini
terdapat pada beberapa proses pembuatan
seperti pembuatan tangan, kaki, dan leher pada
Gam- Bakteri3d.jpg Sebagai
referensi
karakter 3D seperti pada Gambar 3 d ibawah ini
bar
pembutan
bakteri
Gam- Bakteri.png Sebagai
bar referensi
pembuatan
bakteri
Gam- Mask.jpg Sebagai
bar blueprint
pada
pembuatan
rare thing
pada Gambar 3 Extrude Karakter
permainan
vektor Asset_video_gam Sebagai Loop cut and slide adalah fitur yang memiliki
e.ai texture pada
3D objek fungsi yang dapat membagi sebuah objek
balok khususnya edge dan vertex menjadi beberapa
rintangan bagian secara otomatis. Dalam pembuatan
model karakter 3D ini d igunakan untuk
Vektor Gameplay.ai Sebagai membentuk lekukan pada badan dan kepala
dasar pada
pada objek.
jalanan

4. Penggabungan (Assembly), tahap pembuatan


dan penggabungan dari objek karakter yang
dibuat serta pembuatan animasi pergerakan
karakter 3D untuk kemudian digabungkan
men jadi satu kesatuan karakter 3D yang dapat
dieksekusi ke tahap pembangunan aplikasi.

JURNA L M ULTINETICS VOL. 4 NO. 2 NOPEM BER 2018 46


Modelling 3d dan Animating Karakter pada Game Edukasi "World War D" Berbasis Android

berlari, melo mpat, dan menyerang.


Pembuatan animasi ini dilakukan dengan
mengubah posisi dan rotasi yang ada pada
controller karakter sehingga mendapatkan
pose yang dibutuhkan. Perubahan posisi dan
rotasi pada seluruh pergerakan karakter
direkam dalam key frame pada timeline yang
tersedia pada panel action editor mode. Dapat
Gambar 4 Loop cut and slide dilihat seperti Gambar 7 dibawah ini

b. Texture Karakter, pemberian warna dan


tekstur pada karakter model 3D in i d ilakukan
dengan menggunakan teknik UV mapping,
pemberian texture dapat diatur ukuran dan
posisi yang berbeda pada setiap sisi objek
sesuai dengan yang dibutuhkan. Setelah uv
maping dilakukan maka akan menghasilkan
warna karakter dengan hasil sebagai berikut
Gambar 7 Animating Karakter

5. Pengujian (Testing), pada tahap ini dilakukan


pengujian alfa untuk menguji karakter 3D yang
telah dibuat. Pengujian alfa ini dilaku kan secara
internal o leh t im pembuat khususnya pembuat
karakter (modeler) dengan melihat dan meneliti
hasil karakter yang d ibuat dengan yang sudah
dirancangkan sebelumnya. Dan pengujian beta
yang dilakukan dengan cara penyebaran
Gambar 5 Hasil Texturing kuisioner dan uji coba lapangan oleh calon
pengguna. Pengujian pada mobile game “World
c. Rigging, rigging pada karakter 3D adalah War D” berbasis Android dilakukan setelah
tahapan pemberian tulang pada objek 3D proses pembuatan selesai. Tahap pengujian
tersebut agar objek men jadi lebih d inamis. merupakan tahap kelima setelah dilakukan
Pada tahap ini menggunakan armature single assembly pada metode pengembangan Luther.
bone. Penggunaan armature single bone ini Pengujian ini d ilaku kan terhadap hasil modeling,
memudahkan dalam pengaturan posisi tulang texturing, coloring dan animating pada aplikasi
sesuai kebutuhan. Armature single bone ini android.
akan di-extrude sesuai bentuk leku kan tubuh a. Alpa Testing, Dari hasil pengujian yang
pada karakter 3D. Jika proses penggabungan dilakukan pada warna, tekstur dan animasi
bone dengan objek berhasil d ilakukan maka maka didapatkan hasil yang menunjukan
secara otomatis karakter 3D tersebut dapat bahwa ditemu kan terdapat error system di
digerakan. Seperti yang terlihat pada Gambar dalam beberapa aspek penilaian namun
6 dibawah in i dilakukannya kembali perbaikan yang
menghasil hasil uji valid. Hasil akh ir
pengujian warna dan tekstur sudah sesuai
dengan yang diinginkan. Serta animasi yang
diuji sudah sesuai dengan gerakan asli
manusia yang biasa dilakukan sehari-hari.
Serta menerapkan 7 dari 12 prinsip dasar
animasi, yaitu anticipation, straight ahead
action and pose to pose, archs, secondary
action, timing, solid drawing dan appeal.
Serta squashstretch, staging, exaggeration,
ease in and ease out, dan follow through and
overlapping action tidak diterapkan pada
Gambar 6 Hasil Rigging animasi karakter karena yang dibuat
merupakan jen is animasi sederhana.Dari hasil
d. Animating, permainan “World War D” alpha testing yang telah dijabarkan di atas,
dibutuhkan pergerakan atau animasi pada dapat disimpulkan bahwa alpha testing pada
model karakter 3D, d iantaranya ialah idle, seluruh komponen yang diuji menunjukan

JURNA L M ULTINETICS VOL. 4 NO. 2 NOPEM BER 2018 47


Modelling 3d dan Animating Karakter pada Game Edukasi "World War D" Berbasis Android

hasil yang valid. Sehingga alpha testing ini REFERENS I


membu ktikan bahwa karakter pada permainan
“World War D” sudah cukup baik untuk [1] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017, Juli).
dilanjutkan pada tahap beta testing Profil Kesehatan Indonesia. Diambil kembali dari Profil
Kesehatan Indonesia 2016: http://www.kemkes.go.id
b. Beta Testing, berdasarkan hasil beta testing, [2] Pracoyo, N. E. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan
responden menilai animasi sudah berjalan dan Sikap Pengelola Vaksin dengan Skor Pengelolaan
dengan baik seperti yang seharusnya. Vaksin di Daerah Kasus Difteri di Jawa T imur. Media
Responden juga menilai warna dan tekstur Litbangkes, 102-109.
[3] Marianti, d. (2017). Penyakit Difteri. Diambil kembali
pada karakter 3D sudah cocok dengan tema dari Alodokter - Informasi Kesehatan Terlengkap dan
game secara keseluruhan. Hal ini dibukt ikan Terpercaya: http://www.alodokter.com/difteri
dengan rata-rata persentase sebesar 29,93% [4] Rizky, M. (2017, Desember 12). Soal Wabah Difteri,
DPR: Imunisasi Dasar Lengkap Tak Pernah sampai
pada jawaban “sangat setuju” dan 56,01%
100%. Dipetik April 2, 2018, dari Okezone News:
untuk jawaban “setuju” pada kuisioner. https://news.okezone.com/read/2017/12/12/337/1829362/
6. Distribusi, tahap di mana hasil dari membuat soal-wabah-difteri-dpr-imunisasi-dasar-lengkap-tak-
dan menganimasikan karakter 3D pada pernah-sampai-100
permainan „World War D‟ d idistribusikan [5] Fauzi, M., Cahyana, R., & Tresnawati, D. (2013).
Pembuatan Game Edukasi Pengenalan Karies Untuk
kepada programmer aplikasi permainan untuk Anak Usia 6-8 Tahun. Jurnal Algoritma.
selanjutnya digunakan dalam pembuatan [6] Putra, A. R. (2017, Desember). Mempercantik Tampilan
aplikasi mobile game. Game 2D Menjadi 3D De Kronik Van Diponegoro
Menggunakan Teknik Mode 7. Jurnal Teknik Elektro.
[7] Clemenson, G. D., & Stark, C. E. (2015). Virtual
IV. KES IMPULAN Environmental Enrichment through Video Games
Improves Hippocampal-Associated Memory. The Journal
of Neuroscience.
Berdasarkan hasil pengerjaan skripsi yang [8] World Health Organization. (2015). Diphtheria - The
berjudul “Modeling 3D dan Animating Pada Game Disease. Diambil kembali dari World Health
Edukasi “World War D” Berbasis Android dapat Organization:
disimpulkan bahwa http://www.who.int/immunization/topics/diphtheria/en/in
dex1.html
a. Pembuatan model 3D karakter pemain utama [9] Baron, S. (1996). Medical Microbiology, 4th Edition.
dan karakter bakteri sebanyak tiga objek Texas: University of T exas Medical Branch.
(enemy) sebagai aset utama pada aplikasi [10] Ekawati, P. L. (2015, Februari). Pemanfaatan Teknologi
permainan “World War D” sudah berhasil Game Untuk Pemebelajaran Mengenal Ragam Budaya
Indonesia Berbasis Android. Jurnal Link, 22.
dibuat. [11] Technopedia. (2017). Mobile Games. Diambil kembali
b. Pembuatan animasi pada model 3D karakter dari Technopedia:
pada permainan “World War D” telah berhasil https://www.techopedia.com/definition/24261/mobile-
dibuat. games
[12] Anggraini, A. F., Erviana, N., Anggraini, S., & Prasetya,
c. Berdasarkan hasil alpha testing, objek 3D pada D. D. (2016). Aplikasi Game Edukasi Petualangan
karakter serta animasi yang dibuat memiliki Nusantara. Prosiding SENTIA, VIII, A168-A172.
error system ket ika d imasukan kedalam game [13] International Design School. (2016, November 25).
engine namun langsung dilakukan perbaikan. Memahami Lebih Dalam Pengertian Animasi 3D.
Diambil kembali dari International Design School:
d. Berdasarkan hasil beta testing, responden https://idseducation.com/articles/memahami-lebih-dalam-
men ilai an imasi sudah berjalan dengan baik pengertian-animasi-3d/
seperti yang seharusnya. Responden juga [14] Slick, J. (2018, Maret 25). What Is 3D Modeling?
men ilai warna dan tekstur pada karakter 3D Diambil kembali dari Lifewire:
https://www.lifewire.com/what -is-3d-modeling-2164
sudah cocok dengan tema game secara [15] Adeyanju. (2015). 3D-Computer Animation For A
keseluruhan. Hal ini d ibuktikan dengan rata- Yoruba NAtive Folktale. Inernational Journal of
rata persentase sebesar 29,93% pada jawaban Computer Graphics & Animation, 20-27.
“sangat setuju” dan 56,01% untuk jawaban [16] Bhatti, Z. (2017). Be-Educated: Multimedia Learning
Through 3D Animation. International Journal of
“setuju” pada kuisioner. Computer Science and Emerging Technologies, 13-22.
[17] International Design School. (2014, Juni 13). Apa Itu
Animasi? Diambil kembali dari International Design
School: https://idseducation.com/articles/apa-itu-animasi/

JURNA L M ULTINETICS VOL. 4 NO. 2 NOPEM BER 2018 48

Anda mungkin juga menyukai