Anda di halaman 1dari 92

01

KELAS PENDALAMAN MATERI


JULI 2021

Metabolik
Endokrin
SEJAWAT.IDN

IG: sejawat.idn
WA: 0877-4876-3742
Jangan Sampai Ketinggalan Lagi
Materi Lainnya! Mengapa harus ikut Sejawat.Idn?
●  Pengajar adalah Lulusan
Terbaik FKUI yang terbaik di
Bidang Kompetensinya
●  Materi berkualitas diperiksa
Mahasiswa Berprestasi FKUI
●  Harga terjangkau (199 ribu
untuk 18x pertemuan)
●  Metode belajar interaktif
●  Tryout Gratis dengan sistem
computer based test
sejawat.idn 0877-4876-3742

DAFTAR ISI SKDI 4


Gangguan Metabolik Diabetes Mellitus, KAD, HHS, Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik

Hipoglikemia

Diabetes Insipidus dan SIADH

Dislipidemia

Sindrom Metabolik

Hipertensi

Gangguan Endokrin Gigantisme dan Akromegali

Hipotiroid, Hipertiroid, dan Krisis Tiroid

Hipoparatiroid dan Hiperparatiroid

Insufisiensi Adrenal dan Krisis Adrenal

Cushing Syndrome

Hiperprolaktinemia

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
GANGGUAN METABOLIK
Diabetes Diabetes
Mellitus, KAD, Hipoglikemia Insipidus dan
HHS, HHNK SIADH

Sindrom
Dislipidemia Hipertensi
Metabolik

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELLITUS SKDI 4

Klasifikasi Deskripsi Ciri-ciri

Destruksi sel beta, umumnya berhubungan •  Gejala muncul tiba-tiba


dengan pada defisiensi insulin absolut •  Terjadi terutama pada anak-anak berbadan
Tipe 1
-  Autoimun kurus
-  Idiopatik •  Pengobatan wajib insulin

MODY LADA
Bervariasi, mulai yang dominan resistensi •  Gejala muncul perlahan
insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai •  Terjadi terutama pada dewasa berbadan Maturity-Onset Latent Autoimmune
Tipe 2
yang dominan defek sekresi insulin disertai gemuk Diabetes of the Young Diabetes in Adults
resistensi insulin •  Pengobatan tidak wajib insulin

Seperti DM tipe II Seperti DM tipe I


Diabetes pada anak/remaja pada Dewasa >40 th
Diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dimana sebelum
mellitus
kehamilan tidak didapatkan diabetes
gestasional
Etiologi: Genetik Etiologi: Autoimun
Tipe spesifik
-  Sindroma diabetes monogenik (diabetes neonatal, maturity-onset diabetes of the young/
yang
MODY)
berkaitan
-  Penyakit eksokrin pancreas (fibrosis kistik, pankreatitis)
dengan
-  Disebabkan oleh obat/zat kimia (penggunaan glukokortikoid pada terapi HIV/AIDS atau setelah
penyebab
transplantasi organ)
lain

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELLITUS SKDI 4

Patogenesis:
The Egregious
Eleven

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELLITUS SKDI 4

Pemeriksaan GDP >= 126 mg/dL.


Keluhan klasik DM : (Puasa = tidak ada asupan kalori minimal 8 jam)

Atau
•  3P (polyuria, polydipsia,
polifagia)
Pemeriksaan glukosa plasma >= 200 mg/dL 2 jam setelah tes Toleransi
•  Penurunan berat badan Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram
tanpa sebab yang jelas
Atau

Keluhan lain :
Pemeriksaan GDS >= 200 mg/dL dengan keluhan klasik

•  lemah badan, Atau


kesemutan, gatal, mata
kabur, disfungsi ereksi Pemeriksaan HbA1c >= 6,5% dengan menggunakan metode yang
pada pria, serta pruritus terstandardisasi oleh National Glycohaemoglobin Standardization
Program (NGSP)
vulva pada wanita

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELLITUS SKDI 4

Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)

•  Glukosa plasma puasa : 100-125 mg/dL


•  TTGO glukosa plasma 2 jam :<140 mg/dL

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)

•  Glukosa plasma puasa : <100 mg/dL


•  TTGO glukosa plasma 2 jam : 140-199 mg/dL

Prediabetes

•  GDPT + TGT
•  HbA1c : 5,7-6,4

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELLITUS SKDI 4

Diabetes Mellitus Tipe 1


Ciri Khas : Pasien hiperglikemi dengan
minimal 1 dari:
Ketosis
Pemeriksaan C-
Penurunan berat badan cepat dan tiba-tiba
peptide tidak
Onset < 50 tahun dianjurkan dalam
(BMI) < 25 kg/m2 pemeriksaan rutin
Riwayat penyakit autoimun pribadi atau keluarga

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELLITUS SKDI 4

1. Edukasi
Tatalaksana DM tipe 2 •  Perjalanan penyakit DM & perlunya pengendalian dan
terdiri dari 5 komponen pemantauan glukosa
yaitu: •  Penyulit DM dan risikonya
•  Pemeliharaan dan perawatan kaki
Edukasi •  Mengenali gejala dan penanganan awal hipoglikemia
Latihan Fisik 2. Latihan Fisik
Terapi Nutrisi Medis (TNM) Teratur 3-5 x per minggu, total 150 menit/minggu, jeda
antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut
Terapi Farmakologis
Jenis Aerobik, intensitas sedang = 50-70% x denyut
jantung maksimal (220-usia pasien)
PGDM latihan
Contoh: jogging, bersepeda santai, jalan cepat,
berenang
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELITUS SKDI 4
3. Terapi Nutrisi Medis

Rumus Broca à Berat badan ideal = 90% * (TB-100) * 1 kg

Kebutuhan kalori à BB ideal x 30 kkal (untuk laki-laki), atau BB ideal x 25 kkal (untuk perempuan)

Faktor koreksi
•  Usia : 40-59 tahun (-5%), 60-69 tahun (-10%), >70 tahun (-20%)
•  Aktivitas fisik: istirahat (+10%), ringan (+20%), sedang (+30%), berat (+40%), sangat berat (50%)
•  Stress metabolik (+10-30%)
•  DM gemuk (- 20–30%), kurus (+ 20–30%)
Pembagian kalori per jenis komposisi makanan
•  Karbohidrat: 45-65%
•  Protein: 10-20%
•  Lemak: 20-25%
•  Serat: 20-35 gr/hari

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELITUS SKDI 4
4. Terapi Farmakologis

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELITUS SKDI 4
4. Terapi Farmakologis
DIABETES MELLITUS SKDI 4
4. Terapi Farmakologis
Kelas Obat Keuntungan Kerugian
•  Efek samping gastrointenstinal
•  Resiko asidosis laktat
•  Tidak menyebabkan hipoglikemia
Biguanide Metformin •  Defisiensi vitamin B12
•  Menurunkan kejadian CVD
•  Kontraindikasi pada GGK, asidosis,
hipoksia, dehidrasi
- Glibenclamide
- Glipizide •  Efek samping hipoglikemik kuat
Sulfonilurea
- Gliclazide •  Menurunkan komplikasi mikrovaskuler •  Resiko hipoglikemia
- Glimepiride •  Berat badan meningkat

Glinid Regaplinide Menurunkan glukosa posprandial

•  Tidak menyebabkan hipoglikemia •  Berat badan meningkat


•  HDL •  Edema, gagal jantung
TZD Pioglitazone
•  ↓ TG •  Resiko fraktur meningkat pada wanita
•  ↓ CVD event menopause

Penghambat •  Tidak menyebabkan hipoglikemia •  Efektivitas penurunan A1c


Alfa- Acarbose •  ↓ Glukosa darah postprandial •  Efek samping GI
glucosidase •  ↓ Kejadian CVD •  Penyesuaian dosis harus sering dilakukan

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELLITUS SKDI 4
4. Terapi Farmakologis
Kelas Obat Keuntungan Kerugian

•  Sitagliptin
•  Angioedema, urtikaria
Penghambat •  Vildagliptin •  Tidak menyebabkan hipoglikemia
•  Pankreatitis akut
DPP-4 •  Saxagliptin •  Ditoleransi dengan baik
•  Gagal jantung
•  Linagliptin

•  Infeksi urogenital
•  Tidak menyebabkan hipoglikemia
•  Dapaglifozin •  Poliuria
Penghambat •  ↓ berat badan
•  Canaglifozin •  Hipovolemia / hipotensi
SGLT 2 •  ↓ tekanan darah
•  Empaglifozin •  ↑ LDL
•  Efektif untuk semua fase DM
•  ↑Kreatinin (sementara)

•  Liraglutide
•  Tidak menyebabkan hipoglikemia •  Efek saping GI (mual, muntah, diare)
•  Semaglutide
•  ↓ glukosa darah postprandial •  ↑ denyut jantung
Agonist •  Lixisenatide
•  ↓ beberapa risiko kardiovaskular •  Hiperplasia C cell atau tumor medulla tiroid
reseptor GLP-1 •  Albiglutide
•  Pankreatitis akut
•  Exenatide
•  Bentuknya injeksi
•  Dulaglutide

•  Hipoglikemia
•  Responnya universal
•  Berat badan naik
Insulin Lihat slide selanjutnya •  Efektif menurunkan glukosa darah
•  Efek mitogenik
•  ↓ Komplikasi mikrovaskular
•  Dalam sediaan injeksi

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
SKDI 4
INSULIN
Dasar pemikiran terapi insulin:

•  Mengendalikan glukosa darah basal à terapi insulin


basal (kerja sedang / panjang)
•  Jika glukosa darah basal telah terkendali, tetapi
HbA1c belum mencapai target à kendalikan glukosa
darah prandial (insulin rapid / short acting)

INDIKASI INSULIN

•  HbA1c saat diperiksa ≥7.5% dan sudah


menggunakan 1 atau 2 obat antidiabetes
•  HbA1c saat diperiksa >9%
•  Penurunan berat badan yang cepat
•  Hiperglikemia berat disertai ketosis
•  Krisis hiperglikemia
•  Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
•  Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark
miokard akut, stroke)
•  Kehamilan dengan DM / diabetes mellitus gestational
yang tidak terkendali dengan perencanaan makan
•  Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
•  Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
•  Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi

PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
DIABETES MELLITUS SKDI 4
Parameter Sasaran
Insulin harian total
Insulin
= 50% x BB IMT 18,5-<23

Tekanan darah <140/<90


GDP 80-130
Prandial 60% Basal 40%
GD2PP <180

HbA1c <7%
Diberi pagi jam 6,
Diberi 1 kali saja
siang jam 12,
malam jam 6
jam 10 malam <100 (<70 bila resiko KV
0-0-x Kadar LDL
x-x-x sangat tinggi)

Increase in Kadar HDL Laki-laki>40, perempuan>50


Fasting glucose level
basal insulin
120 to 140 mg/dL 2 units Trigliserida <150 mg/dL

141 to 160 mg/dL 4 units


161 to 180 mg/dL 6 units
>180 mg/dL 8 units
DIABETES MELLITUS SKDI 4
Komplikasi

Snowflake Cataract
KAD & HHS SKDI 3B

Definisi: komplikasi akut dari DM. Pencetus tersering adalah infeksi

Gejala dan Tanda: mual, muntah, nafas bau keton, nyeri perut, dehidrasi, poliuria, pernapasan kussmaul,
takikardi, takipneu, hipotensi, letargi

Trias KAD

Ketonemia / ketonuria

Hiperglikemia

Asidosis metabolik
dengan peningkatan anion
gap

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
HIPERGLIKEMI HIPEROSMOLAR NON KETOTIK SKDI 3B
Komplikasi akut dari DM

Tidak terjadi ketoasidosis

Gejala :
Hiperglikemia -  lemah, gangguan penglihatan, kaki kejang, mual muntah, letargi,
disorientasi
Tanda:
-  Turgor buruk, mukosa pipi kering, mata cekung, ekstremitas digin,
Terjadi diuresis glukosuria à denyut nadi cepat dan lemah, kejang
hiperosmolar

Umumnya terjadi pada:

•  pasien usia lanjut


•  belum diketahui memiliki DM
•  pasien DM dengan pengaturan diet ketat
•  Memiliki penyakit dasar lain (ginjal / KV)
•  Sering disebabkan obat-obatan seperti
tiazid, furosemid, manitol
•  Ada faktor pencetus seperti infeksi
FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
KAD & HHS Tatalaksana
SKDI 3B

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
HIPOGLIKEMIA SKDI 4

Diagnosis Hipoglikemia : Hipoglikemia ringan


Whipple’s triad •  pasien tidak membutuhkan bantuan orang
lain untuk pemberian glukosa per-oral
•  Terdapat gejala klinis hipoglikemia
•  Glukosa plasma yang rendah Hipoglikemia berat
•  Perbaikan keadaan klinis segera setelah kadar
glukosa plasma normal dengan pemberian •  pasien membutuhkan bantuan orang lain
glukosa untuk pemberian glukosa intravena,
glukagon, atau resusitasi lainnya

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
HIPOGLIKEMIA SKDI 4
Tatalaksana
Pengobatan Hipoglikemia Ringan Pengobatan Hipoglikemia Berat

1.  Terapi pilihan : gula murni 15-20 gram (2-3 sendok 1.  Hentikan obat-obat diabetes
makan gula pasir) yang dilarutkan ke dalam air 2.  Terapi parenteral berupa dextrose 10% sebanyak 150
2.  Periksa glukosa darah 15 menit kemudian mL dalam 15 menit atau dextrose 40% sebanyak 25 mL
3.  Jika masih hipoglikemia, pemberian gula dapat 3.  Periksa glukosa darah setiap 15-30 menit setelahnya
diulang (target ≥70 mg/dL)
4.  Jika glukosa darah normal, pasien diminta makan / 4.  Ulang jika belum mencapai target
snack untuk mencegah hipoglikemia berulang 5.  Jika sudah mencapai target, berikan maintenance
dextrose 10% dengan kecepatan 100 mL/jam

Pemberian glukagon 1 mg IM dapat diberikan sebagai


alternatif

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
SOAL NO. 1
Seorang pria 40 tahun melakukan medical check up di suatu rumah sakit. Pasien
akhir-akhir ini sering lemas. Sering merasa haus, sering BAK atau terbangun di
malam hari untuk BAK, atau sering merasa lapar tidak ada pada pasien.
Pemeriksaan fisik TD 130/90 mmHg. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
GDP 120 mg/dL dan TTGO 139 mg/dL. Diagnosis pasien adalah….

a.  Diabetes mellitus


b.  Toleransi glukosa terganggu
c.  Glukosa darah puasa terganggu
d.  Prediabetes
e.  Sindrom metabolik
SOAL NO. 2
Seorang pria 50 tahun datang dengan keluhan sering buang air kecil malam hari
dan cepat lelah dalam 2 bulan terakhir. BB pasien turun walaupun asupan
makan seperti biasa. Pasien juga sering merasa lebih sering harus akhir-akhir
ini. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS 220 mg/dL dan HbA1c 7%. Tatalaksana yang tepat adalah…

a.  Modifikasi gaya hidup dan monoterapi metformin


b.  Metformin 1 x 500 mg monoterapi
c.  Terapi insulin dengan atau tanpa obat anti diabetes
d.  Edukasi diet dan olahraga rutin
e.  Kombinasi dua obat antidiabetes
SOAL NO. 3
Seorang wanita 60 tahun dibawa ke IGD karena tidak sadarkan diri sejak 2 jam smrs.
Pasien saat ini dalam terapi insulin. Pasien sebelumnya mengeluh lemas, mual, muntah,
dan sesak napas. Pemeriksaan fisik menunjukkan TD 80/60 mmHg, RR 20 kali, HR
cepat lemah. Mata cekung, turgor buruk. Pemeriksaan laboratorium GDS 700 mg/dL, pH
7.39, Kalium 6 mEq/L. Keton urin (-). Tata laksana awal pada pasien adalah…

a.  Rehidrasi NaCl 0.9%, bikarbonat, insulin drip 0,1 U/kgBB/jam hingga target gula
darah 200-300 mg, koreksi kalium
b.  Rehidrasi NaCl 0.9%, bikarbonat, tunda insulin, koreksi kalium
c.  Rehidrasi NaCl 0.9%, insulin drip 0,1 U/kgBB/jam hingga target gula darah 200-300
mg, koreksi kalium
d.  Rehidrasi NaCl 0.9%, insulin drip 0,5 U/kgBB hingga target gula darah 200-300 mg,
koreksi kalium
e.  Rehidrasi NaCl 0.9%, insulin drip 0,1 U/kgBB/jam hingga target gula darah 200-300
mg, koreksi kalium, bikarbonat
SOAL NO. 4
Seorang pria 50 tahun dibawa ke RS karena tidak sadarkan diri sejak 2 jam yang
lalu. Sebelumnya pasien mengeluh lemas, merasa pusing, berdebar-debar, dan
keringat dingin. Pasien memiliki DM dan mengonsumsi metformin dan insulin.
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak sarapan hari ini. Pemeriksaan fisik TD
90/60 mmHg, ekstremitas dingin, nadi 120 kali. Tata laksana yang tepat
adalah…

a.  NaCl 0.9% IV + bolus dextrose 40% 50 mL


b.  NaCl 0.9% IV + bolus dextrose 40% 25 mL
c.  NaCl 0.9% IV + bolus dextrose 25% 25 mL
d.  NaCl 0.9% IV + bolus dextrose 40% 150 mL
e.  NaCl 0.9% IV + bolus dextrose 10% 100 mL
sejawat.idn 0877-4876-3742

SOAL NO. 5
Seorang laki-laki 19 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD karena penurunan
kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Pasien sebelumnya ada keluhan sering merasa lapar,
sering haus, dan sering BAK hingga 7-8 kali terbangun di malam hari. Pada
pemeriksaan fisik TD 80/60, RR 24 kali cepat dan dalam, HR 100, suhu 36,5. Hasil AGD
pH 7,31, HCO3 18, pCO2 20. Pada pemeriksaan lab GDS 300, keton urin (+). Diketahui
saudara kandung pasien pernah mengalami kejadian serupa. Kondisi asam basa pasien
adalah…

a.  Asidosis respiratorik


b.  Asidosis metabolik dengan peningkatan anion gap
c.  Asidosis metabolik dengan anion gap normal
d.  Asidosis respiratorik dan metabolic
e.  Alkalosis metabolik
DIABETES INSIPIDUS SKDI 1

Definisi: Tatalaksana
•  Kegagalan tubuh menyimpan air, kebanyakan •  Diabetes Insipidus Sentral : pilihan utama:
kasus idiopatik Desmopressin (DDAVP)
Klasifikasi •  Diabetes Insipidus nefrogenik: obat-obat
adjuvan seperti Tiazid, klorpropramid,
•  Sentral à Kegagalan sintesis / penyimpanan / klofibrat, diet rendah garam.
transport hormon ADH (antidiuretic hormone)
•  Perifer (nefrogenik) à resistensi terhadap kerja
ADH di ginjal

Gejala dan Tanda


•  Poliuria dan polidipsi (5-10 L per hari), dapat
disertai nokturia
•  Berat jenis urin rendah (1,001-1,005)
•  Osmolaritas urin rendah (50-200 mOsmol/
kgBB)

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
SIADH vs DIABETES INSIPIDUS SKDI 1

7Ss 7Ds

Stop urination (LOW urine output) Diurese “Drain” fluid (HIGH urine
output)
Sticky and thick “urine” HIGH Sp. Diluted urine low specific gravity
Gravity (1.030+) (1.005)
Soaked Inside “low & liquidy” labs Dry Inside “high & dry” labs
•  Hypo osmolality (LOW) •  Hyper osmolality (HIGH)
•  Hyponatremia below 135 N+ (LOW) •  Hypernatremia over 145 N+ (high)

Sodium Low (headache early sign) Drinking a lot “thirsty”


Seizures – key: headache, confusion
Dehydrated dry mucosa & skin
Severe HIGH blood pressure
Stop all fluid and give salt + diuretics Decreased blood pressure
•  NO IV fluid, NO drinking
•  IV 3% saline + eat salt Desmopressin “Vasopresin” (ADH)
•  Decrease urine output
•  Death by Headache (Low Na+) 135 or less
DISLIPIDEMIA SKDI 4
Klasifikasi Kadar Lipid Plasma Perkeni 2019
Faktor resiko utama (selain LDL)
Merokok
Hipertensi
Kolesterol HDL rendah
Riwayat PJK dini dalam keluarga
Umur pria ≥ 45 tahun, wanita ≥55 tahun

Resiko Deskripsi
0-1 faktor resiko, dengan Resiko PJK
Rendah
dalam 10 tahun terakhir <10%

≥2 faktor resiko, dengan Resiko PJK


Sedang
Klasifikasi Dislipidemia dalam 10 tahun terakhir <20%
Salah satu :
Primer Sekunder -  Riwayat PJK
-  Salah satu bentuk lain PJK yaitu
•  akibat genetik, lebih berat : •  akibat penyakit lain : DM, diabetes, gagal ginjal kronis,
hiperkolesterolemia sindrom nefrotik, sindrom Tinggi
bentuk lain
familial, dislipidemia metabolik, hipotiroidisme atherosclerosis ( stroke, PAD,
kombinasi familial aneurisma aorta
abdominal)
PERKENI. Pedoman pengelolaan dislipidemia di Indonesia. Jakarta:PERKENI; 2019
DISLIPIDEMIA SKDI 4
Tatalaksana

Aktivitas fisik

Berhenti
merokok

Terapi nutrisi
medis

PERKENI. Pedoman pengelolaan dislipidemia di Indonesia. Jakarta:PERKENI; 2019


DISLIPIDEMIA SKDI 4
Jenis-jenis obat hipolipidemik

Kelas Senyawa Mekanisme Efek Samping Kontraindikasi

HMG-CoA Absolut: penyakit hati akut/kronik


Hambat sintesis Miopati,
Reductase Statin Relatif: penggunaan ersama obat
kolesterol hepar peningkatan enzim hati
Inhibitor tertentu

Hambat absorbsi
Inhibitor absorbsi Gangguan pencernaan
Ezetimibe kolesterol dari diet dan -
kolesterol dan konstipasi
empedu

Flushing,
• Hambat sirkulasi
hiperglikemia,
enterohepatic Absolut: Disbetalipoproteinemia TG>
Bile acid Kolesistramin hiperurisemia,
• Meningkatkan 400 mg/dL
sequestrant Kolestipol hepatotoksik, Gangguan
perubahan asam Relatif: TG > 200 mg/dL
pencernaan, flatulen, konstipasi,
empedu di hati
penurunan absorbsi obat

Gemfibrozil Menurunkan TG dan Absolut: penyakit ginjal (CKD) dan


Fibrat Dispepsia, batu empedu, miopati
Fenofibrat menaikkan HDL penyakit hati yang berat

Ruam, pruritus, Flushing, gout, Absolut: penyakit liver kornik, gout


Hambat mobilisasi hiperglikemi, hyperuricemia, yang berat
Asam nikotinat Niasin
lemak perifer ke hepar gangguan pencernaan, Relatif: diabetes, hyperuricemia,
hepatotoksitas ulkus peptikum

PERKENI. Pedoman pengelolaan dislipidemia di Indonesia. Jakarta:PERKENI; 2019


DISLIPIDEMIA SKDI 4
Statin

Jika kadar CK meningkat:

>4x-10x batas atas normal tanpa keluhan mialgial : lanjutkan +


monitoring

>4x-10x batas atas normal dengan keluhan mialgia : hentikan +


monitoring CK dan fungsi ginjal setiap 2 minggu

>10x batas atas normal = hentikan + monitoring CK dan fungsi


ginjal setiap 2 minggu

PERKENI. Pedoman pengelolaan dislipidemia di Indonesia. Jakarta:PERKENI; 2019


DISLIPIDEMIA SKDI 4
Alur Tatalaksana

PERKENI. Pedoman pengelolaan dislipidemia di Indonesia. Jakarta:PERKENI; 2019


SKOR FRAMINGHAM SKDI 4
Menilai risiko PKV dalam 10 tahun

PERKENI. Pedoman pengelolaan dislipidemia di Indonesia. Jakarta:PERKENI; 2019


DISLIPIDEMIA SKDI 4

Tatalaksana Hipertrigliseridemia
ESC/ACS 2016 hanya merekomendasikan obat penurun trigliserida untuk:

Pencegahan penyakit kardiovaskular jika kadar


triligserida >200 mg/dL yang tidak mengalami penurunan
dangan terapi gaya hidup sehat

Pencegahan pankreatitis akut jika TG >500 mg/dL


dengan memberikan fibrat

Pasien risiko tinggi yang telah mendapatkan statin, tapi


TG tetap >200 mg/d (terapi kombinasi)

PERKENI. Pedoman pengelolaan dislipidemia di Indonesia. Jakarta:PERKENI; 2019


SOAL NO. 6
Seorang wanita 30 tahun mengeluh sering BAK sejak 1 bulan yang lalu. Pasien dapat
terbangun di malam hari untuk BAK hingga 7-8x. Pasien juga merasa lemas dan
haus. Pada pemeriksaan urin, didapatkan BJ 1,001 dan osmolalitas 100 mOsm/kg.
Pasien kemudian diberikan DDAVP (desmopressin), osmolalitas urin tetap. Diagnosis
yang tepat adalah…

a.  Diabetes insipidus neurogenik


b.  Diabetes insipidus nefrogenik
c.  Diabetes melitus
d.  SIADH
e.  Addison disease
SOAL NO. 7
Seorang wanita 50 tahun datang untuk kontrol penyakit. Pasien memiliki riwayat
serangan jantung satu tahun lalu. Pasienjuga diketahui memiliki riwayat kolitis
ulseratif. Pemeriksaan darah saat ini didapatkan GDP 120 mg/dL, kolesterol total 200,
HDL 55, LDL 110, trigliserida 510 . Tata laksana yang tepat diberikan pada pasien
adalah…

a.  Simvastatin
b.  Atorvastatin
c.  Kolestiramin
d.  Fenofibrat
e.  Ezetimibe
HIPERTENSI SKDI 4

Indonesian Society of Hypertension (INASH). Konsensus penatalaksanaan hipertensi. INASH:Jakarta;2019


HIPERTENSI SKDI 4
Tata Laksana

Intervensi pola hidup

Membatasi garam <2 gram/hari (setara 5-6


gram Nacl / 1 sendok teh garam dapur)

Diet seimbang : DASH (Dietary Approaches


to Stop Hypertension) eating plan

Penurunan BB

Olahraga teratur : aerobik intesintas sedang,


150 menit per minggu

Berhenti merokok

Obat

Indonesian Society of Hypertension (INASH). Konsensus penatalaksanaan hipertensi. INASH:Jakarta;2019


HIPERTENSI SKDI 4

Tata Laksana

Indonesian Society of Hypertension (INASH). Konsensus penatalaksanaan hipertensi. INASH:Jakarta;2019


HIPERTENSI SKDI 4
Tata Laksana

Indikasi Pilihan Tatalaksana

ACE-1/ARB + BB + diuretic +
Gagal jantung ACE-I dan
Spironolactone •  efek anti remodeling
Beta baik untuk
blocker penyakitjantung

Post MI ACE-1/ARB + BB

Diabetes ACE-1/ARB, CCV, diuretic


•  efek anti proteinuria
ACE-I dan baik untuk penyakit
ARB ginjal
CKD ACE-1/ARB

Hamil Nifedipin, metildopa

Indonesian Society of Hypertension (INASH). Konsensus penatalaksanaan hipertensi. INASH:Jakarta;2019


HIPERTENSI SKDI 4
Kelas Obat Dosis Frekuensi per Efek Samping Kontraindikasi
hari Tidak dianjurkan Relatif
Diuretik Tiazid Hidroklorothiazid 25–50 1 •  Sering berkemih Gout •  Sindrom metabolik
Indapamide 1.25–2.5 1 •  Hiperurisemia •  Intoleransi glukosa
•  Hiperglikemia •  Kehamilan
•  Hiperlipidemia •  Hiperkalemia
•  Disfungsi seksual •  Hipokalsemia
ACE Inhibitor Captopril 12.5–150 2 atau 3 •  Batuk kering •  Kehamilan Perempuan usia subur
Enalapril 5–40 1 atau 2 •  Hiperkalemia •  Riwayat angioedema tanpa kontrasepsi
•  Hiperkalemia (>5.5 meq/L)
Lisinopril 10–40 1 •  Stenosis arteri renalis bilateral
Perindopril 5–10 1
Ramipril 2.5–10 1 atau 2
ARB Candesartan 8–32 1 •  Hiperkalemia (lebih •  Kehamilan •  Perempuan usia subur
Eprosartan 600 1 jarang dibanding •  Hiperkalemia tanpa kontrasepsi
ACE inhibitor) •  Stenosis arteri renalis bilateral
Irbesartan 150–300 1
Lorasartan 50–100 1 atau 2
Olmesartan 20–40 1
Telmisartan 20–80 1
Valsartan 80–320 1
Calcium Channel Amlodipin 2.5–10 1 •  Edema pedis •  Takiaritmia
•  Sakit kepala •  Gagal jantung (HFrEF
Blocker (Dihidropiridine) Felodipin 5–10 1 kelas III atau IV)
Nifedipin OROS 30–90 1 •  Edema tungkai berat

Lercanidipin 10–20 1
Calcium Channel Diltiazem SR 180–360 2 •  Konstipasi •  Setiap blok sinoatrial atau •  Konstipasi
(verapamil) atrioventrikular derajat tinggi
Blocker (Non Diltiazem CD 100–200 1 •  Sakit kepala •  Fraksi ejeksi ventrikel kiri <40%
Dihidropiridine) (diltiazem)
Verapamil SR 120–480 1 atau 2
Indonesian Society of Hypertension (INASH). Konsensus penatalaksanaan hipertensi. INASH:Jakarta;2019
HIPERTENSI SKDI 4
Kelas Obat Dosis Frekuensi Efek samping Kontraindikasi
per hari
Tidak dianjurkan Relatif
Beta blocker - Atemolol 25–100 1 atau 2 •  Bronkospasme •  Asma •  Sindrom
kardioselektif •  Lemas •  Setiap blok metabolik
•  Hiperglikemia sinoatrial atau •  Intoleransi
Bisoprolol 2.5–10 1
•  Disfungsi seksual atrioventrikular glukosa
Metoprolol tartrate 100–400 2 derajat tinggi •  Atlit dan individu
•  Bradikardi aktif secara fisik
Beta blocker – Nebivolol 5–40 1
kardioselektif dan
vasodilator
Diuretik Loop Furosemid 20–80 2 •  Sering berkemih
•  Kekurangan elektrolit
Torsemid 5–10 1 •  Alkalosis metabolik
•  hiperkolesterolemia
Diuretik kalium- Amilorid 5–10 1 atau 2
sparing
Triamteren 50–100 1 atau 2
Hiperkalemia Gagal ginjal
Diuretik antagonis Eplerenon 50–100 1 atau 2
aldosteron
Spironolakton 25–100 1a

Indonesian Society of Hypertension (INASH). Konsensus penatalaksanaan hipertensi. INASH:Jakarta;2019


HIPERTENSI SKDI 4

TARGET PENGOBATAN
Kelompok Target TD sistolik (mmHg) Target TD
Usia Diastolik
(mmHg)
Hipertensi + Diabetes + PGK + PJK + Stroke /
TIA
≤130 jika dapat ≤130 jika dapat <140 hingga 130 ≤130 jika dapat ≤130 jika dapat
ditoleransi ditoleransi jika dapat ditoleransi ditoleransi
ditoleransi

18-65 tahun
Jika tidak : <120 Jika tidak : <120 Jika tidak : <120 Jika tidak : <120 70-79

130-139 jika dapat ditoleransi


> 65 tahun

Indonesian Society of Hypertension (INASH). Konsensus penatalaksanaan hipertensi. INASH:Jakarta;2019


SINDROM METABOLIK SKDI 3B
Kriteria Sindroma Metabolik dari NCEP-ATP III (2001) untuk Asia
Minimal 3 dari 5 kriteria
Risk Factor Defining Level (Men) Defining Level (Women)

Obesitas Abdominal
> 90 cm > 80 cm
(Waist Circumferense)

Dislipidemia
>= 150 mg/dL >= 150 mg/dL
(Trigliserida)
High density lipoprotein
< 40 mg/dL < 50 mg/dL
(HDL)

Hipertensi
>= 130/>=85 mmHg >= 130/>=85 mmHg
Tekanan Darah

Metabolisme
>= 100 mg/dL >= 100 mg/dL
(Gula Darah Puasa)
SOAL NO. 8
Seorang pria 55 tahun datang ke RS untuk melakukan medical check up. Pada
pemeriksaan fisik, TD 130/90 mmHg, HR 80, RR 20, suhu 36,5. BB 80 kg, TB 160
cm, lingkar pinggang 110 cm. Pemeriksaan laboratorium GDP 140 mmHg, HDL 52,
trigliserida 140, LDL 120, kolesterol total 200. Diagnosis pasien adalah….

a.  Prediabetes
b.  Diabetes mellitus
c.  Sindrom metabolik
d.  Dislipidemia
e.  Hipertensi
SOAL NO. 9
Seorang wanita 60 tahun datang ke klinik untuk kontrol penyakit diabetes mellitus.
Pasien tidak ada keluhan. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, tekanan darah pasien
150/100 mmH. Pasien mengatakan pernah mendapat hasil tekanan darah yang sama
1 bulan lalu. Menurut JNC VII, pasien termasuk…

a.  Krisis hipertensi


b.  Hipertensi grade II
c.  Hipertensi grade I
d.  Hipertensi urgensi
e.  Prehipertensi
SOAL NO. 10
Seorang pria 50 tahun datang ke klinik untuk kontrol penyakit. Pasien diketahui
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pasien saat ini mengeluh kakinya sering bengkak
sehingga ukuran sepatu pasien sekarang tidak cocok. Pasien juga terkadang sakit
kepala. Pemeriksaan fisik dan laboratorium dalam batas normal. Obat antihipertensi
yang kemungkinan menyebabkan keluhan pasien adalah…

a.  Bisoprolol
b.  Amlodipin
c.  Ramipril
d.  Kandesartan
e.  Hidroklorotiazid
SOAL NO. 11
Seorang pria 50 tahun datang ke klinik untuk kontrol penyakit. Pasien diketahui
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Pasien diketahui sering mengalami bengkak pada
kaki, penurunan nafsu makan, dan lemas. Pemeriksaan laboratorium Natrium 140,
Kalium 4. Pada pemeriksaan urin didapatkan albumin (+). Obat antihipertensi yang
sebaiknya diberikan pada pasien adalah….

a.  Bisoprolol
b.  Amlodipin
c.  Ramipril
d.  Kandesartan
e.  Hidroklorotiazid
GANGGUAN ENDOKRIN

Hipotiroid,
Gigantisme dan Hipoparatiroid dan
Hipertiroid, dan
Akromegali Hiperparatiroid
Krisis Tiroid

Insufisiensi
Cushing
Adrenal dan Krisis Hiperprolaktinemia
Syndrome
Adrenal

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
GIGANTISME, AKROMEGALI SKDI 1

Gigantisme Akromegali

Pertumbuhan abnormal karena peningkatan Pertumbuhan abnormal karena peningkatan


kadar IGF-1 sebelum lempeng epifisis kadar IGF-1 setelah lempeng epifisis
menutup menutup
(terjadi pada anak-anak dan remaja)

Gejala muncul lebih perlahan, sering tidak


Gejala muncul lebih cepat terdiagnosis secara klinis untuk 10 tahun atau
lebih

Mempengaruhi tinggi Tidak mempengaruhi tinggi

Seringkali memperlambat onset pubertas dan Tidak mempengaruhi onset pubertas maupun
menghambat fungsi gonad (hipogonadisme) fungsi gonad

Paling sering disebabkan oleh adenoma hipofisis

-  Pembesaran ukuran ekstremitas akibat pertumbuhan tulang dan edema jaringan lunak
-  Hiperhidrosis dan skin tags
-  Acromegalic facies : supraorbital ridge prominen, hidung lebar, jerawat, mulut lebar,
prognathism, pembesaran lidah, coarse facies
-  Masalah sistemik : lemas dan letargi, osteoartritis onset awal, deep voice, obstructive
sleep apnea, kardiomegali, pembesaran kelenjar tiroid

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
GIGANTISME, AKROMEGALI SKDI 1

Pemeriksaan penunjang

Skrining : Kadar IGF-1 serum

Konfirmasi diagnosis : kegagalan supresi GH menjadi <0,4


mikrogram/L dalam 1-2 jam asupan glukosa oral 75 gram

MRI: melihat kemungkinan adenoma hipofisis

Jika gejala menetap


Tatalaksana
setelah eksisi:
Somatostatin receptor ligands :
Ocreotide

Dopamin agonist : Cabergoline /


Pada adenoma bromokriptin
hipofisis: eksisi
GH receptor antagonist :
transsphenoidal. Pegvisomant

Radiasi

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
HORMON TIROID SKDI 4
HIPOTIROID vs HIPERTIROID

vs
HIPOTIROID SKDI 2
Definisi: Keadaan defisiensi hormon tiroid.

Tatalaksana

Levotiroksin
Dosis 1,6 microgram/kgBB/hari
(biasanya 100-150 mikrogram/hari)

Cek respons dengan ukur kadar TSH 2


bulan kemudian

Perbaikan klinis biasanya muncul 3-6


bulan setelah kadar TSH normal

Peningkatan / pengurangan dosis


dilakukan sebanyak 12.5-25 mikrogram

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
HIPOTIROID SKDI 2

Penyebab & Gejala

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
ENDEMIK GOITER SKDI 3A

Penyebab utama gondok endemic adalah kekurangan yodium (95%)

Awal pembesaran kelenjar tiroid terjadi karena TSH (Thyroid Stimulating Hormones) yang meningkat

Diagnosis
•  Anamnesis : prevalensi masyarakat tinggal di gunung > di laut, anggota keluarga lain juga mengalami hal yang sama, malnutrisi
•  PF: pembesaran kelenjar tiroid kedua sisi, bernodul, tanpa tanda inflamasi, kenyal

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
TIROIDITIS SKDI 2

Akut Subakut Kronis 1. Tiroiditis Supuratif Akut

•  Eutiroid dengan Infeksi, demam, nyeri


Infeksi Pemicu : ISPA •  ec trauma langsung pada tiroid sehingga masuknya infeksi dan menyebabkan inflamasi
Demam (-) dan abses
•  Supurasi terlokalisir —> tidak menyebabkan gangguan sintesis hormon tiroid
Demam Nyeri (+)
2.Tiroiditis Subakut/ de Quarvain/ Giant Cell/
Nyeri (-) granulomatosa subakut
Nyeri Demam (+)
•  Pemicu ISPA / viral infection (mumps, dll), ada nyeri, ada demam
•  3 fase klinis:
•  Hipertiroid (minggu 0 sampai 3-6)
•  Hipotiroid (minggu 6 sampai 12)
•  Eutiroid (minggu >12, stlh peradangan selesai)
Tiroiditis Tiroiditis de Tiroiditis •  ec antibodi yang terbentuk pada infeksi virus sebelumnya
Supuratif Akut Quervain Hashimoto •  FNAB: Multinucleated giant cells
•  Tatalaksana: NSAID/antipiretik
•  Tidak perlu tatalaksana hiper/hipotiroid nya, tapi kalau mau dikasih, levotiroksin untuk
fase hipotiroid, tionamid untuk fase hipertiroid

Hipertiroid Hipotiroid Eutiroid 3.Tioriditis Hashimoto /Kronis

•  Hipotiroid, Tidak ada demam, tidak nyeri


•  Anti TPO (+) (anti thyroid peroxidase)
•  TSH naik, T3 T4 turun
•  Patofisiologi:
•  Antibodi menyerang folikel limfoid
•  Mendatangkan limfosit ke folikel tiroid
•  Gambaran khas PA:
•  Sel Hurtle
•  Folikel tiroid dikelilingi serbukan limfosit yang membentuk germinal sentrum/center

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
TIROIDITIS SKDI 2

Pearce, E. N., Farwell, A. P., & Braverman, L. E. Thyroiditis. New England Journal of Medicine. 2003:348(26), 2646–55.
MYXEDEMA COMA SKDI 2

3 Fitur Myxedema
Coma:
Status mental terganggu
(somnolen – koma)

Hipotermia

Precipitating event à
infeksi, trauma, stroke,
paparan dingin

Wiersinga, WM. Myxedema and coma (severe hypothyroidism). 2018. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279007/
HIPERTIROID SKDI 3A

Definisi:

•  Hipertiroid: peningkatan fungsi kelenjar tiroid dalam


mensintesis hormon tiroid
•  Tirotikosikosis : manifestasi klinis akibat peningkatan
kadar hormon tiroid

Klasifikasi dan etiologinya:

•  Primer : Grave’s disease, Toxic multinodular goiter


•  Sekunder: adenoma hipofisis

Tatalaksana:

•  PTU dosis: 300 – 600 mg/hari, dosis maks 2000 mg/


hari
•  Metimazol, dosis awal 20 – 40 mg/hari
•  Beta bloker : propanolol
•  Bedah

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
HIPERTIROID SKDI 3A
Penyebab & Gejala

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
GRAVE’S DISEASE SKDI 3A
Definisi: Penyebab 60-80% tirotoksikosis (terbanyak)
TEST untuk EXOPHTALMUS

Lid lag sign, stellwag sign,


Terjadi pada usia 20-50 tahun joffroy sign, Dalrymple sign

Gejala Utama: gejala hipertiroid dengan pembesaran tiroid +


oftalmopati + tanda tambahan :

•  Thyroid dermopathy
•  Thyroid acropathy

Pemeriksaan Mata : “NO SPECS”

•  0 = No signs or symptoms
•  1 = Only signs (lid retraction or lag), no symptoms
•  2 = Soft-tissue involvement (periorbital edema)
•  3 = Proptosis (>22 mm)
•  4 = Extraocular muscle involvement (diplopia)
•  5 = Corneal involvement
•  6 = Sight loss

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
HIPERTIROID SKDI 3A

Skoring (Indeks Wayne) Pemeriksaan Laboratorium

Interpretasi Indeks Wayne

Skor >19: Skor <11: Antara 11–19:


Hipertiroid Eutiroid Equivocal

Selalu periksa TSH terlebih dahulu sebelum FT4


NODUL TIROID SKDI 3A

Metode diagnostik: Ciri-ciri nodul ganas:

Hormon tiroid dan TSH Konsistensi keras, sukar digerakkan

Kalsitonin Infiiltrasi ke jaringan sekitar

Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) Nodul soliter

Ultrasonografi Nodul muncul tiba-tiba

Sidik Tiroid Nodul cepat membesar

CT scan / MRI Disertai pembesaran KGB regional


atau perubahan suara menjadi serak

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
NODUL TIROID SKDI 3A

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
TATALAKSANA HIPERTIROID SKDI 3A
Kelompok Obat Efek Indikasi
•  Obat Anti Tiroid
- Propitiuurasi (PTU) 100-200mg/6-8 jam, •  Pengobatan lini pertama
Menghambat sintesis hormon tiroid
maintain 50-100 mg pada Graves.
dan berefek imunosuspresif PTU juga
- Metimazol •  Obat jangka pendek
menghambat konversi T4 --> T3
- Karbimazol prabedah/praRAI
PTU pada ibu
•  Beta blocker
hamil trimester 1.
- Propranolol 20-40 mg/6 jam •  Obat tambahan, kadang
Mengurangi dampak hormon tiroid
- Metoprolol obat tunggal pada tiroditis
pada jaringan
- Atenolol •  Kontrol takikardia

•  Bahan mengandung iodin Metimazole dosis


- Kalium iodida awal 15 mg/hari
- Na ipodat
Menghambat keluarnya T4 dan T3 Persiapan tiroidektomi (bukan
dan dipilih untuk
- Sol Iugol
serta menghambat produksi nya untuk pengobatan rutin) ibu hamil
- Asam iopanoat
- Iodine radioactive therapy trimester 2 dan 3
•  Obat lainnya
Menghambat transpor yodium,
- Kalium perklorat
sintesis dan keluarnya hormon,
- Litium karbonat Bukan indikasi rutin
memperbaiki efek hormon di jar dan
- Glukokortikoid
imunologis

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
KRISIS TIROID SKDI 3A

Diagnosis

•  Klinis + riwayat tirotoksikosis/goiter/eksoftalmus

Suportif
•  Rehidrasi cairan (NaCl, dextrose 5%)

• Blokade produksi hormone tiroid :


•  PTU 300 mg tiap 4-6 jam oral
atau
•  Metimazole 20-30 mg tiap 4 jam oral.

Blokade ekskresi hormone tiroid:


•  lugol 8 tetes tiap 6 jam

Beta blocker:
45 or more→ thyroid storm
•  Propranolol 20-40 mg tiap 6 jam 25-44→ suggestive of impending storm
<25→ unlikely to represent thyroid storm

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
SOAL NO. 12
Seorang pria 30 tahun datang dengan keluhan bentuk wajah yang berubah. Jari-jari
tangan dan kaki dirasa membesar. Pasien tidak sadar sejak kapan mangalaminya.
Pasien kadang merasa sakit kepala dan sering tersandung. Pasien merasa tidak ada
perubahan tinggi badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90, supraorbital
ridge prominen, hidung dan bibir besar dan lebar. Jari tangan dan kaki membesar.
Apakah penyebab tersering kondisi pasien…

a.  Autoimun
b.  Gagal ginjal kronik
c.  Kortikosteroid eksogen
d.  Amiodaron
e.  Adenoma hipofisis
SOAL NO. 13
Seorang wanita 30 tahun datang dengan keluhan muncul benjolan pada leher sejak 2
bulan lalu. Tidak ada keluhan berdebar-debar, berkeringat, ataupun tangan gemetar.
BAB dirasa normal tidak ada perubahan, tidak ada perubahan BB. Pasien diketahui
tinggal di pegunungan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80, HR 80, RR 20,
suhu 36,5. Terlihat benjolan merata pada leher, batas tidak tegas, konsistensi lunak,
ikut bergerak saat menelan, tidak ada nyeri. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan TSH meningkat. Diagnosis yang tepat….

a.  Struma difusa toksik


b.  Struma difusa non-toksik
c.  Struma nodosa non-toksik
d.  Struma nodosa toksik
e.  Hipotiroidisme subklinis
SOAL NO. 14
Seorang wanita 29 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar. Pasien juga
merasa sering berkeringat dan tidak tahan panas. Tangan pasien juga dirasa gemetar
saat istirahat dan pasien BAB cair 3-4 kali sehari. Pasien merasa BB nya turun
walaupun nafsu makannya meningkat. Pada pemeriksaan fisik TD 140/90, HR 110,
RR 18, suhu 37,8. Mata terdapat proptosis. Pada leher terdapat massa difus, batas
tidak tegas yang ikut bergerak saat menelan. Pemeriksaan lab TSH turun.
Mekanisme yang mendasari kondisi pasien adalah….

a.  Anti-TPO menstimulasi reseptor TSH di kelenjar tiroid


b.  Penurunan asupan iodium menyebabkan gangguan sintesis hormone tiroid
c.  Thyroid stimulating immunoglobulin menstimulasi reseptor TTSH di kelenjar tiroid
d.  TRAb memblok reseptor TSH di kelenjar tiroid sehingga kerjanya menurun
e.  Anti-TPO menstimulasi penurunan sekresi TSH oleh hipofisis anterios
SOAL NO. 15
Seorang pria 35 tahun dibawa ke IGD karena sulit dibangunkan sejak 5 jam smrs.
Sebelumnya pasien demam tinggi. Pasien juga biasanya mengeluh berdebar-debar,
berkeringat dan tidak tahan panas sejak 4 bulan lalu. Pasien juga mengalami BAB
cair 3-4 kali sehari. Pada pemeriksaan fisik, TD 140/90, HR 120, RR 21, suhu 39,5.
Terdapat massa pada leher, difus, dapat digerakkan, mata eksoftalmus. Tata laksana
farmakologi yang tepat…

a.  Loading PTU 600 mg, parasetamol 1 gram


b.  Loading PTU 300 mg, parasetamol 1 gram
c.  Loading PTU 600 mg, propranolol 40 mg
d.  Loading PTU 300 mg, propranolol 40 mg, parasetamol 1 gram
e.  Loading metimazol 10 mg, propranolol 40 mg, parasetamol 1 gram
SOAL NO. 16
Seorang perempuan 29 tahun, datang untuk kontrol kehamilan trimester 2. Pasien
merasa berdebar-debar sejak 2 minggu yang lalu, tangannya gemetar, kesulitan tidur,
lemas, dan BAB cair 3-4 kali sehari. Pasien juga sering berkeringat dan tidak tahan
panas. Pada pemeriksaan fisik, TD130/90, HR 110, RR 24. Pada leher, teraba massa
difus yang ikut bergerak saat menelan. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
penurunan TSH dan peningkatan FT4. Tata laksana farmakologi yang tepat pada
pasien…
a.  Metimazol
b.  PTU
c.  Levotiroksin
d.  Propranolol
e.  Lugol
HIPOPARATIROID SKDI 3A

Definisi: Klasifikasi
Hipoparatiroid herediter:
akibat defek genetik,
awitan lebih dini
Keadaan sekresi
hormon paratiroid
yang menurun Hipoparatiroid akuisita:
terjadi sekunder jika
dilakukan pembedahan Chvostek Sign
pada leher.

Tatalaksana:

•  Kalsium oral dosis tinggi (> 1 g kalsium


elemental) dapat dikombinasi dengan vit. D
(dosis 40.000 – 120.000 U/hari.
•  Diuretik tiazid
•  Terapi pengganti hormon paratiroid Trosseau Sign

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
HIPERPARATIROID SKDI 1

Fungsi Hormon Paratiroid (PTH): meningkatkan Calcitonin berlawanan dengan


Ca2+ dalam darah, dengan: paratiroid
•  Meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang
•  Menurunkan clearance kalsium oleh ginjal
•  Meningkatkan absorbsi Ca2+ di usus halus

Primer Sekunder
Deskripsi Hiperfungsi sel paratiroid Stimulasi fisiologis paratiroid karena
hipokalsemia
Etiologi Hiperplasia, adenoma, karsinoma CKD, defisiensi vitamin D
Kalsium serum Tinggi Rendah / normal
Fosfat serum Rendah / normal Tinggi
Tata Laksana •  Definitif : reseksi jika simptomatik •  Tatalaksana penyakit primer
•  Kalsium 1 – 1,2 g/hari pascareseksi •  Pemberian kalsium dan vit.D atau analog
•  Jika keadaan ringan: hidrasi yang cukup, vit.D
bifosfonat, terapi pengganti hormon estrogen dan •  Pengikat fosfat
kalsimimetik •  Kalsimimetik

FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
HIPERPARATIROID SKDI 1

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
INSUFISIENSI ADRENAL
Insufisiensi adrenal primer = Addison’s disease
•  Definisi: kerusakan langsung korteks adrenal.
•  Hampir seluruhnya disebabkan oleh proses autoimun.
Penyakit ini terjadi jika >90% jaringan adrenal rusak.

Insufisiensi adrenal sekunder:


•  timbul akibat kegagalan HPA-axis (akibat tumor, radiasi, drug-
induced)

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
INSUFISIENSI ADRENAL

Tatalaksana:
Terapi pengganti
dengan
kortikosteroid:
Hidrokortison

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
KRISIS ADRENAL SKDI 3B

Definisi: kondisi
Disebut juga sebagai
mengancam nyawa
Acute Adrenal
akibat jumlah kortisol
Insufficiency
yang sangat sedikit

Tata Laksana:
•  Infus NaCl 0.9% dengan kecepatan of 1 L/jam +monitor EKG
•  Penggantian glukokortikoid: Bolus 100 mg hydrocortisone + maintenance 100–200 mg
hydrocortisone dalam 24 jam
•  Penggantian mineralocorticoid: dilakukan setelah dosis hydrocortisone <50 mg

Dineen R, et al. Adrenal crisis: prevention and management in adult patients. Ther Adv Endocrinol Metab. 2019: 10 (1–12)
CUSHING SYNDROME SKDI 3B

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
CUSHING SYNDROME SKDI 3B

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
CUSHING SYNDROME SKDI 3B

TATALAKSANA

Cushing eksogen Cushing endogen

Jika operable à operasi


dengan teknik
transsphenoidal.
Tappering off steroid
eksogen.
Apabila inoperable à obat-
obatan supresi sintesis
kortisol
•  metyrapone 3 x 500 mg
•  ketoconazole 3 x 200 mg

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
HIPERPROLAKTINEMIA SKDI 1

Definisi: Gejala dan Tanda

•  Peningkatan kadar prolaktin serum. Pada Perempuan


Merupakan sindrom hipersekresi
hipofisis paling sering baik pada •  Amenorea
wanita dan laki-laki •  Infertilitas
•  Galaktorea
Etiologi paling sering :

•  PRL-secreting pituitary adenomas Pada pria


(prolactinomas)
•  Penurunan libido
Tatalaksana: •  Infertilitas
•  Gangguan penglihatan
•  Hentikan obat penyebab
•  reseksi masa hipotalamik
•  Dopamine agonist (bromokriptin)
•  Terapi pengganti estrogen,

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
SOAL NO. 17
Seorang wanita 32 tahun datang untuk kontrol pasca operasi pengangkatan kelenjar
tiroid 3 minggu lalu. Pada pemeriksaan fisik, ketika area sekitar pipi dketuk,
didapatkan kontraksi otot wajah. Pemeriksaan dengan sfigmomanomener pada
lengan menunjukkan fleksi pergelangan tangan dan adduksi ibu jari. Pasien kemudian
dilakukan pemeriksaan EKG. Hasil pemeriksaan EKG yang diharapkan adalah….

a.  Peninggian amplitudo gelombang T


b.  Gelombang T datar
c.  Pemendekkan interval QT
d.  Pemanjangan interval QT
e.  Pemanjangan interval PR
SOAL NO. 18
Seorang pria 30 tahun datang dengan keluhan lemas. Pasien juga terkadang menjadi
pusing Ketika perubahan posisi dari duduk ke berdiri. Nyeri perut dan penurunan berat
badan juga dirasakan. Rambut pada wajah pasien dirasa juga berkurang. Pasien juga
merasa kulitnya menggelap tidak seperti sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik TD 100/80
Ketika duduk dan TD 90/70 Ketika berdiri. HR 90, RR 20, suhu 36,5. Pada pemeriksaan
fisik, kulit tampak coklat perunggu. Pada pemeriksaan lab, GDS 80, Natrium 130, Kalium 6.
Keadaan hormonal pasien yang sesuai adalah…

a.  Peningkatan kortisol


b.  Peningkatan aldosteron
c.  Peningkatan ACTH
d.  Peningkatan androgen
e.  Peningkatan insulin
SOAL NO. 19
Seorang pria 24 tahun datang dengan keluhan peningkatan BB dalam 2 bulan
terakhir. Pasien diketahui 2 bulan ini rutin mengonsumsi jamu setiap hari yang ia beli
di warung dekat rumahnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/90, HR 94,
RR 20, suhu 36,9. Wajah pasien tampak bulat, pipi kemerahan, terdapat buffalo
hump. Lingkar perut pasien 110 cm. Terdapat striae kemerahan pada perut bagian
bawah hingga paha. Pemeriksaan lab GDS 240. Dilakukan tes supresi deksametason
1 mg tidak didapatkan supresi. Diagnosis pasien adalah….

a.  Cushing disease


b.  Cushing syndrome
c.  Adenoma hipofisis
d.  McCune Albright syndrome
e.  Penyakit Addison
SOAL NO. 20
Seorang pria 24 tahun datang dibawa keluarganya karena penurunan kesadaran sejak 4 jam
yang lalu. Pasien sebelumnya mengeluh lemas, mual, dan muntah. Pasien diketahui 2 bulan
ini rutin mengonsumsi jamu setiap hari yang ia beli di warung dekat rumahnya. Namun,
kemarin dan hari ini pasien tidak minum jamu karena sibuk pekerjaan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 80/60, HR 100, RR 20, suhu 37,4. Wajah pasien tampak bulat, pipi
kemerahan, terdapat buffalo hump. Terdapat striae kemerahan pada perut bagian bawah
hingga paha. Pemeriksaan lab GDS 60. Tata laksana awal yang tepat…

a.  Rehidrasi NaCl 0,9% + bolus hidrokortison 100 mg dilanjutkan 100 mg per 24 jam
b.  Rehidrasi NaCl 0,9% + hidrokortison oral 100 mg dilanjutkan 100 mg per 24 jam
c.  Rehidrasi NaCl 0,9% + bolus hidrokortison 100 mg
d.  Rehidrasi NaCl 0,9% + bolus metilpredinisolon 62,5 mg
e.  Rehidrasi NaCl 0,9% + bolus metilpredinisolon 100 mg dilanjutkan 100 mg per 24 jam
HIPERPROLAKTINEMIA SKDI 1

Definisi: Gejala dan Tanda

•  Peningkatan kadar prolaktin serum. Pada Perempuan


Merupakan sindrom hipersekresi
hipofisis paling sering baik pada •  Amenorea
wanita dan laki-laki •  Infertilitas
•  Galaktorea
Etiologi paling sering :

•  PRL-secreting pituitary adenomas Pada pria


(prolactinomas)
•  Penurunan libido
Tatalaksana: •  Infertilitas
•  Gangguan penglihatan
•  Hentikan obat penyebab
•  reseksi masa hipotalamik
•  Dopamine agonist (bromokriptin)
•  Terapi pengganti estrogen,

Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Jangan Sampai Ketinggalan Lagi
Materi Lainnya! Mengapa harus ikut Sejawat.Idn?
●  Pengajar adalah Lulusan
Terbaik FKUI yang terbaik di
Bidang Kompetensinya
●  Materi berkualitas diperiksa
Mahasiswa Berprestasi FKUI
●  Harga terjangkau (199 ribu
untuk 18x pertemuan)
●  Metode belajar interaktif
●  Tryout Gratis dengan sistem
computer based test
92

INSTAGRAM
SEJAWAT.IDN

WHATSAPP DARI SEJAWAT


0877-4876-3742 UNTUK SEJAWAT

Anda mungkin juga menyukai