PENDAHULUAN
1
2
air 0,15%.Guna hal diatas perlu selalu diperhitungkan berapakah efisiensi alat
pengeringan yang dihitung berdasarkan perbandingan.
Selain memperhatikan berlangsungnya suatu proses,kinerja alat juga
sangat perlu diperhatikan agar produk yang dihasilkan mecapai target yang telah
ditentukan.Efisiensi alat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu proses.
Atas dasar inilah penulis tertarik untuk membahas dan mengambil judul
karya akhir yang berjudul:
“PENENTUAN EFISIENSI ALAT VACUUM DRYER STASIUN
KLARIFIKASI PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. SOCFIN
INDONESIA,TANAH GAMBUS”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka yang menjadi
perumususan masalah dalam penelitian ini adalah: Berapakah efisiensi alat
vacuum dryer untuk mengurangi kadar air CPO dari 1,5% - 0,15%?
4
5
dioperasikan vakum agar suhu yang digunakan untuk memanaskan minyak yang
akan dikurangi kadar airnya tidak terlalu tinggi dan tidak merusak struktur dari
suatu minyak dan suhu tersebut merupakan suhu yang ideal untuk pemisahan
minyak. Beberapa peralatan pada vacuum dryer :
a. Nozzle, didalam tabung vacuum dipasang nozzle sebanyak 6 buah yang
berfungsi untuk memercikkan minyak sehingga terjadi lapisan film minyak,
yang berarti memperluas permukaan, dengan sendirinya proses penguapan air
terjadi dengan cepat. Dengan sistem penguapan ini diharapkan minyak
mempunyai kadar air 0,10-0,20%.
b. Pompa minyak, pompa minyak berfungsi untuk memompakan minyak
produksi vacuum dryer ke storage tank.
c. Pompa air dengan tekanan 7-8 Kg/cm2.
d. Steam enjector.
Prinsip kerja dari vacuum dryer ialah proses menghilangkan air dari
suatiu bahan, bersama dengan penggunaan panas makan vacuum dapat menjadi
suatu metode pengeringan yang efektif. Pengeringan dapat dicapai dalam suhu
yang lebih rendah sehingga lebih hemat energi. Metode ini cocok untuk
mengeringkan bahan yang sensitiv terhadap panas atau bersifat volatile karena
waktu pengeringannya yang singkat. Proses pengeringan vakum sering melibatkan
beberapa langkah penerapan panas dan vakum. Mengurangi tekanan pada
permukaan cairan akan membuat tersebut menguap tanpa perlu diikuti kenaikan
suhu (Darma,2013).Cara kerja dari vacuum dryer adalah sebagai berikut :
a. Ruang hampa atau drum yang terbuat dari logam (stainless steel) dihembuskan
udara panas dari dalam.
b. Pada saat bersamaan bahan yang akan dikeringkan dimasukkan kepermukaan
drum yanh berputar.
c. Panas yang ada dipermukaan drum akan menurunkan kadar air dalam bahan.
d. Air dibuang melaui pompa vacuum, sehingga bahan atau sediaan tersebut dapat
mengering.
2.1.2 Pengeringan
Pengeringan mempunyai pengertian yaitu aplikasi pemanasan melalui
kondisi yang teratur,sehingga dapat menghilangkan sebagian besar air dalam
6
suatu bahan dengan cara di uapkan.Penghilangan air dalam suatu bahan dengan
cara pengeringan mempunyai satuan operasi yang berbeda dengan
dehidrasi.Dehidrasi akan menurunkan aktivitas air yang terkandung dalam bahan
dengan cara mengeluarkan atau menghilangkan air dalam jumlah lebih
banyak,sehingga umur simpan pangan menjadi lebih panjang atau lebih
lama(Muarif,2013)
1. Jenis-jenis alat pengering:
a) Pengering putar
Pengering putar terdiri dari sebuah selongsong berbentuk silinder yang
berputar,horizontal atau agak miring kebawah kearah keluar.Umpan masuk dari
satu ujung silinder,bahan kering keluar dari ujung yang satu lagi.
b) Pengering konveyor (screen conveyor dryer)
Lapisan bahan yang akan dikeringkan diangkut perlahan-lahan diatas logam
melalui kamar atau terowongan pengering yang mempunyai kipas dan pemanas
udara.
c) Pengering Menara (Tower dryer)
Pengering menara terdiri dari sederetan tahan bundar yang dipasang bersusun
keatas pada suatu poros tengah yang berputar.Zat padat itu menempuh jalan
seperti melalui pengering,sampai keluar sebagai hasil yang kering dari dasar
menara.
mempunyai kadar air kurang dari 0,1%, dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,1%,
kandungan asam lemak bebas serendah mungkin 2% (Mulono, 2012).
Minyak sawit dan minyak inti sawit adalah dua stok yang dipertimbangkan
untuk produksi biodiesel. Minyak sawit merupakan salah satu tanaman dengan
yield tertinggi. Produktivitas minyak yang lebih tinggi Minyak inti sebagai bahan
baku alternatif untuk produksi biodiesel kelapa sawit akan lebih sangat baik bagi
Nigeria sebagai kelapa sawit. Pohon yang tumbuh sangat baik di mengarah ke
bahan bakar. Dibandingkan dengan bahan bakar alteranatif lainnya, ada beberapa
sifat dan sifat unik CPO itu. Beberapa sifat ini meliputi titik nyala, titik tuang,
yodium nilai, jumlah setana, densitas, viskositas dan nilai kalor (ayoola
dkk,2016).
Minyak sawit yang dihasilkan dari oleh PKS masih berupa minyak mentah
yang disebut Crude Palm Oil (CPO) dimana belum dapat digunakan sebagai
bahan makanan karena kandungan-kandungan logam, mineral maupun lender dan
kadar asam lemak bebas yang masih tinggi, sehingga sulit dicerna apabila
digunakan langsung sebagai bahan makanan manusia. Minyak sawit mentah
adalah hasil pengepresan atau ekstraksi buah kelapa sawit sehingga diperoleh
minyak mentah mempunyai warna kuning-kekuningan karena kandungan karoten
tinggi (kataren,1986).
2.1.5. Proses Pengolahan Minyak Buah Kelapa Sawit
Tahapan pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dijelaskan
sebagai berikut :
1.Stasiun Penerimaan Buah (fruit reception station)
Tandan buah segar yang diangkut ke pabrik terlebih dahulu harus ditimbang
sehingga diketahui berat brutonya. Setelah ditimbang tandan buahsegar
dipindahkan ke loading ramp sebagai tempat penimbunan sementara dan sortasi
untuk mengetahui tingkat kematangan buah (Sibuea, 2014).Sortasi ini bertujuan
untuk mendapatkan bahan olah yang memenuhi syarat. Semakin tinggi tingkat
kematangan buah kelapa sawit semakin tinggi kadar asam lemak bebasnya.
2. Stasiun Perebusan (sterilizing station)
Proses perebusan atau sterilisasi dilakukan dalam bejana bertekanan
(sterilizer) denga menggunakan uap air jenuh (Pahan, 2006). Penggunaan uap air
11
terikat dengan padatan yang masih ada maka di alirkan suhu panas melalui
pipa steam dengan suhu antara 90-95 °C (Heryani,dkk,2017).
Crude oil tank adalah tangki yang terbuat dari plat stainless steel yang
ketebalan 3 mm dilengkapi dengan pipa pemanas didalamnya. Memiliki ukuran
panjang = 2.500 mm, lebar = 1.750 mm, dan tinggi = 1.350 mm sehingga
memiliki volume ± 6 m3 dan kapasitas 5 ton/jam (PT. Socfin,2021).
Crude oil tank berfungsi untuk mengendapkan partikel –partikel yang
tidak lolos dari ayakan getar dan meningkatkan temperatur sebelum minyak kasar
dipompakan ke Continuos Settling Tank. Pemanas pada Crude oil tank
menggunakan steam coil untuk membantu pengendapan kotoran dalam
minyak kasar, pengendapan minyak lebih sempurna jika panas dipertahankan
95oC. Minyak hasil dari Crude oil tank akan diproses kembali ke Continuos
Settling Tank (Siagian,dkk,2012).
Kapasitas Continious settling tank (CST) pada PKS PT. Socfin Indonesia
Kebun Tanah Gambus ini adalah 90 ton. Sludge yang terdapat pada Continious
settling tank (CST) selanjutnya akan di alirkan ke sludge tank sedangkan
minyaknya akan dialirkan ke oil tank (PT.Socfin, 2021).
d) Sludge Tank
Berfungsi sebagai tempat penampungan lumpur dari Continuous settling
tank. Lumpur tersebut masih mengandung minyak sekitar 6%. Kapasitas sludge
tank di PKS PT. Socfin Indonesia kebun tanah gambus ini sebesar 30 Ton. Suhu
pada sludge tank sekitar 95-100oC.
e) Decanter
Decanter merupakan suatu tempat yang berfungsi sebagai pemisahan
lumpur, air dan minyak yang berasal dari sludge tank. Kapasitas dari decanter
ini adalah 6 Ton/Jam. Hasil pemisahan dari decanter yang berupa oil phase
selanjutnya akan di alirkan ke crude oil tank, water phase akan dialirkan ke
decanting tank dan berupa solid akan masuk ke decanting tank.
f) Decanting Tank
Merupakan suatu tempat penampungan water phase decanter yang
masih mengandung minyak, minyak yang ada dipermukaan decanting akan
masuk kedalam oil tank sedangkan sisanya akan masuk kedalam fat-fit. Pada
decanting tank, water phase decanter yang masih mengandung minyak
dipanaskan dengan temperatur 90-100oC, pemanasan ini bertujuan untuk
mempermudah pemisahan air dan minyak.
g) Oil Tank
Oil tank berfungsi untuk memisahkan air dan kotoran yang berasal dari
oil tank dengan cara sentrifugal dengan kecepatan putaran 6000 – 7000 rpm.
Akibat putaran tersebut maka akan terjadi gaya sentrifugal dengan perbedaan
berat jenis, berat jenis yang berat akan terlempar dan akan ditampung dalam
pipa, sedangkan berat jenis yang ringan akan terlempar mendekati pusat pusaran,
dan minyak akan mengumpul ditengah yang kemudian akan dipompakan
langsung ke vacum dryer (Siagian, 2012).
Fungsi dari oil tank adalah untuk memisahkan sludge yang melayang /
emulsi dalam minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam
16
minyak sehingga kadar kotoran minyak menjadi < 0,02%. Alat ini bekerja dengan
cara pemusingan (centrifuge). Suhu minyak dalam oil tank 90-95oC. Akhirnya
minyak dari oil tank dimasukkan ke dalam vacuum dryer (Parhusip, 2008).
h) Vacuum Dryer
Minyak yang keluar dari oil tank masih mengandung air ± 0,3% maka
untuk mengurangi kadar airnya, minyak dipompakan ke vacuum dryer melalui
floating tank. Di dalam vacuum dryer air diuapkan dengan mengabutkan minyak.
Ujung pipa yang masuk ke dalam vacuum dryer dibuat sempit berbentuk nozzle-
nozzle sehingga minyak tersedot dan mengabut di dalam vacuum
dryer.Temperatur minyak dibuat sekitar 90-950C agar kadar air cepat menguap
dan uap air akan terhisap oleh steam injection dan vacuum pump (Yuniva,
2010).Vacuum dryer merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengurangi
kadar air pada minyak produksi. Pada PKS PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah
Gambus ini terdapat 1 buah Vacuum dryer dengan kapasitas 6 ton/jam dan
memiliki tekanan dibawah 1 atmosfer.Pada vacuum dryer ini juga terdapat
temperatur 80-90oC (PT.Socfin,2017).
Alat ini terdiri dari tabungan yang berdiri tegak dan hubungan dengan
stream injector atau vacum pump, untuk menurun tekanan. Pengisian minyak
melalui float thank (tangki apung) didasarkan pada kevakuman alat, pemisahan
air dari minyak dan Vacum drayer dipengaruhi oleh:
1. Suhu minyak, pemisah air atau bahan mudah menguap semakin efektif bila
suhunya yang tinggi. Pemanasan dalam Vacum dryer tidak terjadi sehingga
menentukan minyak adalah suhu perlakuan oil tank atau decenter.
2. Kehampaan udara, bahan lebih mudah menguap apabila dalam keadaan hampa
udara.
3. Intreksi minyak dan kehampaan, Vacum dryer dianggap bekerja dengan baik
pada suhu 70oC dengan tekanan di bawah 50 TOR (Sri Herliza, 2012).
17
Qserap
Efisiensi Dryer= x 100 %
Qlepas
19
Observasi Lapangan
Analisa laboratorium
Kesimpulan
20
22
23