Anda di halaman 1dari 6

J. Ris. Kim. Vol. 2, No.

2, Maret 2009

MINYAK ATSIRI DARI Toona sinensis DAN UJI AKTIVITAS INSEKTISIDA

Adlis Santoni1, Hazli Nurdin1, Yunazar Manjang1. Sjamsul A. Achmad2


1
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang
2
Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung
email: adlis_1962@yahoo.com

ABSTRACT

Volatile components from leafs of Toona sinensis (Meliaceae) were isolated by distillation water-
vapour method and analyzed using GC/MS. Forty-eight component were identified, and eight
major components are Germacrene-D, Germacrene-B, α-Terpinene, α-Humulene, β-Caryophyllene,
α-Elemene, Bicyclogermacrene and α-copaene. Insect activity of the essential oil against
Crosidolomia pavonana were tested. The activity of the essential oil with concentration 25%
(mortality 73.3%), concentration 50% (mortality 83.3%) and concentration 75% (mortality 90%).

Keywords : Toona sinensis (Meliaceae), essential oil, Crosidolomia pavonana, and mortality.

PENDAHULUAN organik sintetik dapat menyebabkan


terbunuhnya serangga bukan sasaran,
Alam telah tercipta dengan keanekaragaman menimbulkan masalah pencemaran lingkungan
organisme yang luar biasa selama evolusi dan terjadinya keracunan bagi petani
berlangsung beberapa milyar tahun yang lalu. pengguna.
Pada saat ini terdapat sedikitnya 250.000
spesies tumbuhan, 30 juta spesies serangga dan Upaya untuk mengurangi dampak negatif
1,5 juta spesies jamur. Semua organisme ini penggunaan insektisida organaik sintetik maka
bersama-sama dalam berbagai ekosistem dan dikembangkan alternatif pengendalian yang
saling berinteraksi dengan berbagai cara dan lain diantaranya penggunaan insektisida nabati
menghasilkan beraneka ragam jenis metabolit yang memiliki keunggulan seperti mudah
sekunder. Pengetahuan tentang manfaat terurai di lingkungan dan relatif kurang
tumbuh-tumbuhan merupakan landasan bagi beracun terhadap parasitoid.
penemuan senyawa metabolit sekunder yang
berfungsi sebagai obat, seperti kuinin sebagai Tumbuhan famili Meliaceae merupakan satu
obat malaria, kuinidin dan reserpin untuk obat dari lima famili tumbuhan yang potensial
jantung, vinblastin, vinkristin dan taksol untuk sebagai insektisida nabati[1]. Tumbuhan ini
penyakit kanker dan insektisida seperti mengandung minyak atsiri, arylpropanoid,
azadirachtin untuk penolak serangga. Pada saat acetogenin, kumarin, flavonoid, tanin,
ini tercatat lebih dari 100.000 metabolit protoalkaloid, bittertetranotriterpenoid,
sekunder yang berasal dari sejumlah spesies diterpenoid, triterpenoid dan saponin.
organisme yang telah dipelajari. Senyawa tersebut berfungsi sebagai
insektisida, antifeeding, insect-repellent,
Hama merupakan salah satu kendala utama antiinflamatory, antioksidan, cytotoksik dan
dalam peningkatan produksi pertanian dan antitumor[2].
untuk mengatasi hal tersebut petani masih
menggunakan insektisida organik sintetik yang Toona sinensis atau dikenal dengan nama
yang harganya cukup mahal sehingga sering surian adalah spesies dari famili Meliacea telah
digunakan dibawah dosis anjuran. Hal ini akan digunakan oleh petani di Sumatera Barat
menimbulkan masalah hama menjadi komplek sebagai insektida alami.
seperti timbulnya hama sekunder, resistensi
dan resurjensi. Disamping itu insektisida

ISSN : 1978-628X 101


Vol. 2, No. 2, Maret 2009 J. Ris. Kim.

METODOLOGI dengan kristal Na2SO4 anhidrat. Minyak atsiri


yang diperoleh, disimpan dalam botol
Alat dan Bahan berwarna coklat dan siap dilakukan analisa
dengan GC-MS, dilakukan penentuan indek
Alat yang digunakan adalah kromatografi gas bias, densiti dan pengujian aktifitas insektisida.
spektrometri massa (GCMS), seperangkat
peralatan distilasi bertingkat, lampu UV 254 Pengujian Aktivitas Insektisida
nm dan 365 nm, ABBE refraktometer,
timbangan, piknometer dan peralatan gelas Pengujian aktivitas insektisida dilakukan
yang umum dipakai di laboratorium. dengan metoda percobaan makan terhadap
larva Crocidolomia pavonana. Minyak atsiri
Pengujian aktivitas insektisida menggunakan diteteskan pada sehelai daun kubis yang telah
seperangkat alat uji bioaktifitas (injektor, dipotong bulat dengan diameter 3 cm dan
serbet, pipet mikro, kaca petri, kotak plastik, dikeringkan. Selanjutnya diletakkan kedalam
pinset, dan kuas), agistik dan daun kubis. cawan petri dengan diameter 9 cm yang telah
dialas dengan tisu, kemudian dimasukkan 10
Jenis insect uji yang digunakan adalah larva ekor larva Crocidolomia pavonana instar II
Croridolomia Pavonana. Daun Toona sinensis yang telah dilaparkan selama 3 jam. Setelah
seberat 10 kg kering dan identifikasi dari dibiarkan selama 48 jam kemudian diganti
tumbuhan dilakukan di Herbarium Jurusan dengan daun tanpa perlakuan setiap 24 jam
Biologi FMIPA Universitas Andalas. Tercatat sekali. Setelah perlakuan, larva yang mati
sebagai spesimen No. 1 atas nama Adlis dihitung setiap hari sampai menjadi pupa.
Santoni. Bahan kimia natrium sulfat anhidrat,
metanol, etilasetat, n-heksan. Pada perlakuan kontrol, serangga uji hanya
diberi makan daun yang dicelup dengan pelarut
Prosedur saja. Kemudian ditentukan mortalitas dan
antifeeding dengan memakai metoda SAS
Sebelum isolasi minyak atsiri terlebih sistem[3].
dahulu dilakukan identifikasi kandungan
metabolit sekunder dari daun surian dengan
menggunakan metoda yang umum dipakai HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian kimia organik bahan alam.
Pengujian Profil Fitokimia Kulit Batang
Isolasi Minyak Atsiri Tumbuhan Surian Toona Sinensis

Isolasi minyak atsiri dilakukan dengan metoda Hasil pengujian kandungan metabolit sekunder
distilasi uap. Ke dalam alat distilasi uap yang (alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid,
telah dimodifikasi berupa ketel suling saponin, fenolik dan kumarin) dari daun
dimasukkan 5 liter air, kemudian dipanaskan Toona sinensis, dapat dilihat pada Tabel 1.
sehingga menghasilkan uap. Uap yang
dihasilkan naik melalui rongga-rongga kecil Hasil pengujian profil fitokimia daun Toona
yang diatasnya telah terdapat 10 kg rajangan sinensis yang diperoleh di Bukit Gadut Koto
daun surian segar, kemudian didistilasi selama Baru Kelurahan Limau Manis Selatan
6-8 jam. Kecamatan Pauh Padang, memperlihatkan
kandungan metabolit sekunder yang sama
Uap air akan berinteraksi dengan minyak atsiri dengan laporan Mabberley dalam buku Flora
dan minyak atsiri akan menguap bersamaan Malesiana.Marbeley menyatakan bahwa
dengan uap air. Uap ini seterusnya dialirkan ke tumbuhan famili Meliaceae memiliki
kondensor sehingga mengembun kembali. kandungan kimia dari golongan minyak atsiri,
Embun yang terbentuk ditampung dan akan arylpropanoid, acetogenin, kumarin, flavonoid,
membentuk dua lapisan yaitu lapisan air dan tanin, protoalkaloid, bittertetranotriterpenoid,
lapisan minyak atsiri yang berada pada bagian diterpen, triterpenoid, saponin, gum dan
atas. Hasil distilasi berupa minyak berwarna senyawa organik lainnya[2].
kuning dipisahkan dari air kemudian dikocok

102 ISSN : 1978-628X


J. Ris. Kim. Vol. 2, No. 2, Maret 2009

Tabel 1. Pengujian Profil Fitokimia Daun Toona sinensis


No Metabolit sekunder Pereaksi Pengamatan Hasil

1 Alkaloid Meyer Tidak terbentuk endapan putih (-)


2 Flavonoid Sianidin tes Larutan orange-merah ( +)
3 Steroid Lieberman-burchad Larutan biru (+)
4 Triterpenoid Lieberman-burchad Larutan merah ungu (+)
5 Fenolik FeCl3 Larutan biru/ungu (+)
6 Saponin H2O Busa (+)
7 Kumarin NaOH/Etanol/Air Fluorisensi semakin terang/KLT (+)
Ket: (+) : memiliki kandungan metabolit sekunder (-) ; tidak memiliki kandungan metabolit sekunder

Germacrene-D Germacrene-B  -Terpinene

 -Humulene -Caryophyllene  -Elemene

Bicyclogermacrene  -Copaene

Hasil pengujian profil fitokimia tersebut antara kandungan metabolit sekunder dengan
mendukung determinasi tumbuhan yang taksonomi tumbuhan.
dilakukan di herbarium sekaligus
membuktikan bahwa pada famili tumbuhan Hasil distilasi uap terhadap daun surian (Toona
yang sama akan diperoleh senyawa metabolit sinensis), diperoleh minyak atsiri berwarna
sekunder yang identik. Pendapat ini dikenal coklat muda dengan bau yang menyengat
dengan istilah kemotaksonomi yakni korelasi sebesar 0,02%. Pengukuran dengan ABBE

ISSN : 1978-628X 103


Vol. 2, No. 2, Maret 2009 J. Ris. Kim.

refraktometer diketahui indek bias 1,4973 dan bersifat sebagai feromon[7]. Pengujian aktivitas
dengan menggunakan piknometer diketahui insektisida untuk minyak atsiri terhadap larva
berat jenis 0,82. Crocidolomia pavonana dapat dilihat pada
Gambar 2.
Hasil pengukuran GC-MS terhadap minyak
atsiri dan dibandingkan dengan data base Hasil pengujian aktivitas minyak atsiri pada
Wiley 275.L maka diketahui 48 senyawa konsentrasi 25% mampu membunuh larva
seperti terlihat pada Gambar 1, serta komponen Crocidolomia pavonana sebanyak 73,3%, pada
minyak atsiri yang terdapat pada daun surian konsentrasi 50% (mortalitas 83,3%) dan
dapat dilihat pada Tabel 2. konsentrasi 75% (mortalitas 90%).

Berdasarkan persentase area yang ditampilkan


pada Tabel 2, maka diketahui bahwa senyawa KESIMPULAN
yang memiliki persentase area diatas 4% ada
sebanyak delapan senyawa atau delapan Penelitian kimia tumbuhan surian Toona
komponen utama yaitu Germacrene-D, sinensis Meliaceae dan uji aktifitas insektisida
Germacrene-B, α-Terpinene, α-Humulene, β- terhadap daun tumbuhan ini diperoleh 48
Caryophyllene, α-Elemene, bicyclogermacrene senyawa dari golongan minyak atsiri dengan
dan α-copaene. delapan komponen utama yaitu; Germacrene-
D, Germacrene-B, α-Terpinene, α-Humulene,
Menurut Prakash dan Rao, asam β-Caryophyllene, α-Elemene,
heksadekanoat, phytol dan asam linoleat Bicyclogermacrene dan α copaene. Pengujian
bersifat insektisida[4]. Menurut Nishida, aktivitas minyak atsiri pada konsentrasi 25%
copaene merupakan insektisida yang sangat mampu membunuh larva Crocidolomia
kuat[5] sedangkan germacrene D dapat pavonana sebanyak 73,3%, pada konsentrasi
menyerang sistim saraf hama tembakau 50% (mortalitas 83,3%) dan konsentrasi 75%
(Heliothis  virescens)[6], dan Germacrene B (mortalitas 90%).

Gambar 1. Kromatogram gas kromatografi daun Toona sinensis

104 ISSN : 1978-628X


J. Ris. Kim. Vol. 2, No. 2, Maret 2009

Tabel 2. Komponen Minyak Atsiri Daun Toona sinensis


Waktu % Waktu %
No Senyawa No Senyawa
Retensi Area Retensi Area
1 9,44 9,55 α-Terpinen 24 28,96 0,70 Bisabolen
2 9,55 1,23 Bisikloelemen 25 29,26 0,32 Cadina-1,4-dien
3 9,98 4,70 α-Copaene 26 29,81 2,66 δ-Gurjunen
4 12,07 1,82 Trimetil selin 27 29,97 0,89 Viridiflorol
5 12,75 7,09 β-Caryophilen 28 8,56 0,32 Siklopentenildien
6 13,06 2,27 Isoleden 29 30,81 0,32 Heksahidronaphtalen
7 13,66 0,61 δ-Cadinen 30 31,02 0,22 Spatulenol
8 14,03 4,47 γ-Elemen 31 31,31 0,19 γ-Gurjunen
9 14,83 6,10 α-Humulen 32 31,50 0,70 mintsulfid
10 15,79 6,20 α-Elemen 33 31,75 2,84 Calaren
11 16,46 5,73 Germacren-D 34 31,94 0,88 Paradisol
12 16,58 0,37 α-Amorphen 35 32,11 0,57 Epibisiklosequiphelandren
13 16,72 1,90 Valencen 36 32,40 0,82 T-Muurolol
14 16,89 1,12 α-Selinen 37 32,62 0,75 α-Copaene
15 17,45 5,58 Bisiklogermacren 38 33,08 0,22 Isospathulenol
16 17,68 0,88 α-Cendren 39 33,53 0,50 Sphatulenol
17 18,46 3,07 δ-Cadinen 40 34,10 0,33 Junipercamphor
18 18,80 0,33 δ-Selinen 41 34,97 0,37 Linoleic acid
19 19,13 0,82 Cumene 42 35,58 0,19 Sikloisolongifolen
20 19,30 0,70 Naphtalen 43 37,69 0,72 Heksadecenol
21 21,24 5,24 Germacren-B 44 40,96 1,51 Heksadecanoic acid
22 21,23 0,24 Cis-Calamen 45 41,20 2,52 Tetradecanoic acid
23 26,11 0,46 Calaren 46 42,06 0,54 Oleic acid
47 45,36 0,77 Octadecanoic acid
48 50,68 0,36 Eicosanoic acid

Gambar 2. Pengujian aktivitas insektisida

UCAPAN TERIMA KASIH pengukuran GC-MS. Kepada laboratorium


hama penyakit tanaman Fakultas Pertanian
Kami mengucapkan terima kasih pada Universitas Andalas yang telah membantu
herbarium jurusan Biologi FMIPA Universitas untuk pengujian aktifitas insektisida.
Andalas yang telah mendeterminasi tumbuhan, DAFTAR PUSTAKA
kepada Dian Ulamsari yang telah membantu

ISSN : 1978-628X 105


Vol. 2, No. 2, Maret 2009 J. Ris. Kim.

1. J. T. Arnason, S. Mackinnon, A. Durst, 7. M. G. Chisholm, M. A. Wilson, et al.,


B. J. R. Philogene, Hasbun, P. Flavour and Fragrance Journal.
Sanchez, L. Poveda, L. San Roman, 18(2): 106-115, (2003).
M. B. Isman, C. Satasook, G. H. N
Towers, P. Wiriyachitra, and JLMC,
Laughlin, Insecticides in tropical J. Lawrence, Porter, "Flavans and
plants with non-neurotoxic modes of proanthocyanidins", In The Flavanoids:
action, Phytochemical Potential of Advances in Research Since 1986 (J.B.
Tropical Plants, 107-151, (1993). Harborne, Ed.), Chapman & Hall, London, 23–
2. D. J. Mabberley, C. M. Pannel & A. 55, 1994.
M. Sing, Flora Malesiana, Series I-
Spermathophyta: Flowering plants, D. Ngnokam, G. Massiot, J. M. Nuzillard and
Leiden University, 12: 1–20, 1995 E. Tsamo, “(+)-7’,7’-Dimethyl-5-hydroxy-
3. SAS Institut, SAS/STAT User’s 2R,3S-Trans-Pubeschin From
Guide, North Carolina, SAS Institut Entandrophragma cylindrum, Phytochemistry,
Inc., Version 6, fourth ed., 2, 1990. 37: 529-531, (1994).
4. A. J. Prakash, Rao, Botanical
pesticides in agriculture, CRC Press, D. E. Champagne, M. B. Isman, Towers GHN,
New York, London, 1997, 461. Insecticidal activity of phytochemicals and
5. R. Nishida et al., Journal of Chemical extracts of the Meliaceae, Di dalam: Arnason
Ecology, 26: 87, (2000).  JT, Philogne BJR, Morand P, editor.
6. T. Rostelien, A. K Borg–Karlson, The Insecticides of plant origin, Washington DC:
Plant Sesquiterpene Germacrene D ACS, 1989, 95-109.
Specifically Activates a major type of
Antennal Receptor Neuron of the V. H. Kapadia et al., "Structure of mustakone
Tobacco Budworm Moth Heliothis and copaene". Tetrahedron Letters, 28: 1933,
virescens, Chem. Sense, 25: 141-148, (1963).
(2000). 1.

106 ISSN : 1978-628X

Anda mungkin juga menyukai