Disusun oleh :
????????????????????????????
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
2.1 SUB BAB 1...............................................................................................2
2.2 SUB BAB 2...............................................................................................3
BAB III METODE...................................................................................................1
METODE.............................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................2
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3. Habitat dan Distribusi
Geografis Kencur adaptif di daerah berketinggian 50-600 m di atas
permukaan laut yang bersuhu 25oC-30oC. Kencur menghendaki 5-9 bulan
basah dan 5–6 bulan kering per tahun. Intensitas cahaya matahari idealnya
penuh (100%) atau ternaungi sampai 25%-30% hingga tanaman berumur 6
bulan. Syarat lainnya adalah drainase tanah baik, tekstur tanah lempung
sampai lempung liat berpasir, kemiringan lahan kurang dari 3%,
kemasaman tanah 5,5–6,5 (Pujiharti, 2012).
4. Kandungan Kimia Kaempferia galanga L.
Rimpang kencur paling banyak mengandung alkaloid dan minyak
atsiri, yang terdiri atas sineol, asam sinamat, etil ester, kamphene,
paraeumarin dan asam anisat (Gendrowati, 2013).
Tabel 2.1 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Rimpang Kencur
3
yang disebabkan trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat
mikrobiologi. Inflamasi dapat juga diartikan sebagai usaha tubuh untuk
mengaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat
iritan dan mengatur perbaikan jaringan. Tanda-tanda inflamasi adalah
kemerahan, bengkak, panas dan nyeri. Banyak obat kimia yang digunakan
untuk mencegah inflamasi trsebut, salah satunya ialah obat modern yang
biasa digunakan sebagai antiinflamasi adalah obat golongan AINS
(Antiinflamasi Non Steroid) (Hasanah, et al., 2011).
Radang atau inflamasi merupakan respon protektif setempat yang
ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan pada jaringan yang berfungsi untuk
menghancurkan, mengurangi, atau melokalisasi (sekuster) baik agen
pencedera maupun jaringan yang cedera itu. Tanda-tanda pokok peradangan
akut mencakup pembengkakan/edema, kemerahan, panas, nyeri, dan
perubahan fungsi. Hal-hal yang terjadi pada proses radang akut sebagian
besar dimungkinkan oleh pelepasan berbagai macam mediator kimia, antara
lain amina vasoaktif, protease plasma, metabolit asam arakhidonat dan
produk leukosit (Erlina, et al., 2007). Terapi topikal merupakan salah satu
metode pengobatan yang sering digunakan dalam bidang dermatologis,
contohnya salep yang merupakan sediaan semi solid yang dapat digunakan
pada kulit maupun mukosa. Kelebihan dari sediaan salep ini adalah
mempunyai bentuk yang lunak, halus, homogen, dan mudah dioleskan,
sehingga dapat digunakan untuk kulit yang teriritasi, inflamasi dan ekskoriasi,
sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit, sebagai bahan
pelumas pada kulit, sebagai pelindung untuk kulit (mencegah kontak
permukaan kulit dengan larutan berair) dan sebagai obat luar (Asmara et al.,
2012).
Mekanisme pertahanan fisiologis utama yang dikenal sebagai
peradangan membantu melindungi tubuh dari rangsangan berbahaya,
mengakibatkan pembengkakan atau edema jaringan, rasa sakit, atau bahkan
kerusakan sel. Tujuan utama mekanisme ini adalah untuk memperbaiki dan
mengembalikan jaringan yang rusak ke keadaan sehat. Gangguan sel terjadi
selama proses peradangan yang mengarah pada pelepasan asam arakidonat,
selanjutnya mengalami dua jalur metabolisme yang dikenal sebagai
cyclooxygenase. (COX) dan jalur lipoksigenase (LOX). Jalur COX terdiri
dari cyclooxygenase-1 (COX-1) dan cyclooxygenase2 (COX-2), sedangkan
5-lipoxygenase (5-LOX), 12-lipoxygenase (12-LOX), dan 15-lipoxygenase
(15-LOX) adalah contoh jalur LOX. Produk dari jalur COX adalah
prostaglandin (mediator peradangan akut) dan tromboksan, sedangkan yang
dari jalur LOX adalah leukotrien dan asam lemak hidroperoksi (Mueller, et
al., 2010).
4
BAB III
METODE
1
DAFTAR PUSTAKA
Umar MI, Asmawi MZ, Sadikun A, Altaf R, Iqbal MA. Review: phytochemistry
and medicinal properties of Kaempferia galangal L. (Zingiberaceae)
extracts. Afr J Pharm Pharmacol. 2011;5(14):1638–1647.
doi:10.5897/AJPP11.388
Syahruddin AN, Dahlan CK, Taslim NA. The effects of Kaempferia galanga L.
extract on pain, stiffness and functional physic in patient with knee
osteoarthritis: double blind randomized clinical trial. Int J Sci Healthcare
Res. 2017;2(4):37–43