LP Cos
LP Cos
Oleh :
NAMA : AYU RAHMAWATI
NIM : 20020015
1.1 PENGERTIAN
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti
terputusnya kontinuitas otak. Penyebab terjadinya cedera kepala salah satunya
karena adanya benturan atau kecelakaan. Cedera kepala mengakibatkan pasien
dan keluarga mengalami perubahan fisik maupun psikologis dan akibat paling
fatal adalah kematian. Asuhan keperawatan pada penderita cedera kepala
memegang peranan penting terutama dalam pencegehan komplikasi
(Muttaqin, 2016).
Menurut konsensus PERDOSSI (2006), cedera kepala yang
sinonimnya adalah trauma kapitis/head, injury/trauma,
kranioserebral/traumatic, brain injury merupakan trauma mekanik
terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang
menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik,
kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun permanen.
Cedera kepala sedang yakni apabila GCS 9-12, kehilangan kesadaran atau
terjadi amnesia lebih dari 24 jam bahkan sampai berhari-hari. Resiko utama
pasien yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan
atau pembengkakan otak.
Penentuan Deskripsi
Keparahan
Ringan GCS 13-15
Sadar penuh, membuka mata bila dipanggil. Dapat
terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi
kurang dari 30 menit dan disorientasi. Tidak ada
fraktur tengkorak, tidak ada kontusia cerebral,
hematoma.
Sedang GCS 9-12
Kehilangan kesadaran, namun masih menuruti
perintah yang sederhana atau amnesia lebih dari 30
menit tetapi kurang dari 24 jam. Dapat mengalami
fraktur tengkorak.
Berat GCS 3-8
Kehilangan kesadaran atau terjadi amnesia lebih dari
24 jam juga meliputi kontusio serebral, laserasi atau
hematoma intracranial. Dengan perhitungan GCS
sebagai berikut :
Eye : nilai 2 atau 1
Motorik : Nilai 5 atau <5
Verbal : Nilai 2 atau 1
1. Membuka Mata
Spontan 4
Terhadap rangsang suara 3
Terhadap nyeri 2
Tidak ada 1
2. Respon Verbal
Orientasi baik 5
Orientasi terganggu 4
Kata-kata tidak jelas 3
Suara tidak jelas 2
Tidak ada respon 1
3. Repon Motorik
Mampu Bergerak 6
Melokalisasi Nyeri 5
Fleksi menarik 4
Fleksi 3
Ekstensi 2
Tidak ada respon 1
Total 3-15
Berat ringannya cedera kepala bukan didasarkan berat ringannya gejala yang
muncul setelah cedera kepala. Ada berbagai klasifikasi yang dipakai dalam
penentuan derajat cedera kepala. Menurut Judha (2011), berdasarkan derajat
penurunan tingkat kesadaran serta ada tidaknya deficit neurologic.
1.3 ETIOLOGI
Penyebab cedera kepala dibagi menjadi cedera primer yaitu cedera yang
terjadi akibat benturan langsung maupun tidak langsung, dan cedera sekunder
yaitu cedera yang terjadi akibat cedera saraf melalui akson meluas, hipertensi 6
intrakranial, hipoksia, hiperkapnea / hipotensi sistemik. Cedera sekunder
merupakan cedera yang terjadi akibat berbagai proses patologis yang timbul
sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak primer, berupa perdarahan, edema
otak, kerusakan neuron berkelanjutan, iskemia, peningkatan tekanan intrakranial
dan perubahan neurokimiawi.
1. Trauma Tajam
Kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah yang menyebabkan robeknya
otak. Misalnya tertembak peluru atau benda tajam.
2. Trauma Tumpul
Kerusakan Menyebar karena kekuatan benturan, biasanya lebih berat sifatnya.
3. Cedera Akselerasi
Peristiwa gonjatan yang hebat pada kepala baik disebabkan oleh pukulan
maupun yang bukan pukulan
4. Kontak Benturan
Biasanya terjadi karena suatu benturan atau tertabrak suatu obyek.
7. Kecelakaan Kerja
9. Perkelahian
1.4 PATOFISIOLOGI
Tanda–tanda atau gejala klinis untuk yang cedera kepala ringan adalah pasien
tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian sembuh,
sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan, mual dan atau muntah, gangguan
tidur dan nafsu makan yang menurun, perubahan kepribadian diri, letargik.
Tanda–tanda atau gejala klinis untuk yang cedera kepala berat adalah perubahan
ukuran pupil (anisocoria), trias Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi,
depresi pernafasan) apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat
pergerakan atau posisi abnormal ekstremitas
Menurut Judha (2011), tanda dan gejala dari cidera kepala antara lain:
1. Skull Fracture
Gejala yang didapatkan CSF atau cairan lain keluar dari telinga dan hidung
(othorrea, rhinorhea), darah dibelakang membran timphani, periobital ecimos
(brill haematoma), memar didaerah mastoid (battle sign), perubahan penglihatan,
hilang pendengaran, hilang indra penciuman, pupil dilatasi, berkurangnya
gerakan mata, dan vertigo.
2. Concussion
d. Sistem pencernaan
1) Bagaimana sensori adanya makanan di mulut, refleks menelan,
kemampuan mengunyah, adanya refleks batuk, mudah tersedak.
Jika pasien sadar →tanyakan pola makan?
2) Waspadai fungsi ADH, aldosteron : retensi natrium dan cairan.
3) Retensi urine, konstipasi, inkontinensia.
e. Kemampuan bergerak :kerusakan area motorik→hemiparesis/plegia,
gangguan gerak volunter, ROM, kekuatan otot.
f. Kemampuan komunikasi
Kerusakan pada hemisfer dominan disfagia atau akibat kerusakan
saraf hipoglosus dan saraf fasialis
g. Psikososial → data ini penting untuk mengetahui dukungan yang
didapat pasien dari keluarga.
1.9.2 Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan perawatan selama …x… Manajemen nyeri (I.08238)
8.
dengan Agen Cedera fisik jam diharapkan Kontrol Nyeri (L.08063) 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
(D.0077) Indikator S S 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
A T 3. Identifikasi yang memperberat dan memperingan
Kemampuan mengenali onset 2 4 nyeri
nyeri 4. Control lingkungan yang memperberat rasa
Kemampuan mengenali penyebab 2 4 nyeri (mi. suhu ruangan, pencahayaan,
nyeri
Keluhan nyeri 2 4 kebisingan)
Keterangan : 5. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
6. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
1. Menurun mengurangi rasa nyeri
2. Cukup menurun 7. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat