Anda di halaman 1dari 23

Booklet

Strategi Membaca
Efektif
Idei Khurnia Swasti, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Penulis dan Penanggung Jawab Isi Materi
Idei Khurnia Swasti, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Asisten Penulis Materi


Queenta Azzahra Mayo
Sasangka Adhita Nugraha

Desainer dan Penata Letak Booklet


Fauzan Abdillah

Juli, 2021
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
Pengantar:
Strategi Membaca Efektif ii
Membaca Efektif 1
Pre-reading/Pra-membaca 2
Tujuan Membaca 4
Pendekatan atau Teknik Membaca 5
Tips Membaca untuk Mengerjakan Tugas 11
Membuat Rekaman/Catatan dari Bacaanmu 12
Perangkat Lunak Daftar Pustaka 13
Challenge What You Read 14
Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan
dalam Bacaan 15
Referensi 17

i
Strategi
Membaca Efektif

Sebagai mahasiswa, salah satu keterampilan


belajar yang wajib dikuasai adalah membaca.
Membaca tentu saja bukan sekedar bebas dari
buta aksara, namun membaca untuk mendukung
aktivitas akademik, misalnya: pengerjaan tugas,
penguasaan materi belajar, persiapan ujian, dan
lain sebagainya. Kegiatan membaca merupakan
bagian dari aktivitas yang perlu upaya pengelolaan
diri. Pengelolaan atau regulasi diri yang baik dapat
semakin mengarahkan kegiatan ini kepada manfaat
yang disasar.
Mengingat regulasi diri melibatkan proses
refleksi diri, motivasi, dan perilaku (Zimmerman,
2015), maka sekedar mengetahui tips dan trik saja
tentu tidak cukup. Butuh latihan terus menerus
sehingga mahasiswa menemukan cara yang paling
pas untuknya. Mengapa demikian? Karena di
kampus, mahasiswa diharapkan dapat mengelola
pembelajarannya sendiri secara mandiri
(Bembenutty, 2011).

ii
Keterampilan belajar metakognitif. Menurut Barnett
sangat penting dalam (2000), semakin seseorang
kehidupan mahasiswa dan merasa mengendalikan
dengan berkembangnya era pemahamannya, semakin dia
digital, keterampilan belajar dapat mengatur dirinya sendiri
muncul kembali dalam diskusi dalam belajar (self-regulated
akademis. Pandangan bahwa person).
belajar harus diatur sendiri
(self-regulated learning) dan
bergantung pada metakognisi
dan pemikiran yang mendalam
telah mengubah pandangan
tentang keterampilan belajar
dari serangkaian
langkah-langkah spesifik yang
harus diikuti menjadi
seperangkat perilaku yang
dipilih mahasiswa berdasarkan
lingkungan dan tujuan belajar.
Simpson dan Nist (2000)
mengingatkan bahwa
pembelajaran strategis
membutuhkan pengetahuan
yang matang dan kompleks,
seperti pemahaman tugas,
kemampuan untuk
menggeneralisasi, dan
pemrosesan kognitif dan

iii
Membaca
Efektif

Untuk membaca efektif, kamu perlu membaca dengan


tujuan, rencana, dan konsentrasi.
1. Pembaca efektif adalah pembaca yang teratur;
tidak hanya melihat tulisan, mereka mencari arti dari
tulisan tersebut.
2. Mereka mengasimilasikan bacaan mereka dengan
pengetahuan yang telah mereka ketahui
sebelumnya (prior knowledge).
Membaca secara efektif dan aktif bermanfaat untuk
mengingat dan membuat kesimpulan dari apa yang
dibacanya.
Jika kamu membaca sebuah topik baru, pertama-tama
penting untuk membuat kerangka berpikir mengenai
materi apa yang akan dibaca.
Hal ini dilakukan dengan melakukan survei pada tulisan
yang akan dibaca sebelum membacanya secara detail,
biasanya dikenal dengan sebutan pre-reading.

1
Pre-reading/Pra-membaca

Studi menemukan bahwa pemahaman membaca siswa


mengalami peningkatan setelah melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan rencana membaca
sebelumnya (PReP). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
teknik pre-reading plan (PReP) efektif untuk
meningkatkan pemahaman siswa ketika membaca teks
naratif (Mujahidah & Ramli, 2019).
Ketika melakukan ini, kamu mendapat overview
mengenai konten yang akan kamu baca.
Sehingga, kamu dapat menilai apakah kamu akan
melanjutkan untuk membaca secara detail atau tidak.
Pra-membaca juga mengaktifkan pengetahuan
sebelumnya dan mempersiapkan diri untuk menerima
informasi baru.

Melakukan pra-membaca, dapat membantumu


menjawab pertanyaan berikut:

Lihat halaman konten – apakah memiliki material yang


bermanfaat?
Baca halaman pengantar – apa tujuan penulis?
Bagaimana struktur bacaan?
Lihat bagian/chapter-nya – apakah ada ringkasan?
Apa yang kamu simpulkan dari membaca paragraf
pertama dan akhir?
Lakukan indeks survei – apakah ada kata yang
relevan? Topik apakah yang paling banyak dibahas?

2
Melakukan pra-membaca:

Carilah kata kunci dan teliti judul serta sub-judul.


Lihat ilustrasi yang ada.
Baca ringkasan di akhir, apabila ada.
Baca paragraf pengantar dan kesimpulan setiap
bagian/chapter-nya.

Temukan kalimat topik

Jika kamu membaca tulisan tanpa sub-judul, kamu


dapat melakukan survei dengan hanya membaca
bagian awal dan akhir paragraf.
Salah satunya, biasanya adalah kalimat topik.
Kalimat topik ini mengenalkan atau menyimpulkan
tentang poin utama yang dikembangkan menjadi
paragraf.

3
Cari kata kunci dan frasa kunci (skimming)

Kemampuan yang diharapkan adalah untuk


konsentrasi pada kata atau frasa vital.
Pernyataan penting atau definisi biasanya ditulis
dengan huruf tebal atau cetak miring.
Kalimat atau frasa yang ditulis dengan urutan angka
atau huruf, harus diperhatikan.
Ketika kalimat berawalan “pertama, kedua, akhirnya”,
biasanya mereka memberikan tanda bahwa ada poin
penting.
Penting untuk memperhatikan bagan, diagram, atau
peta, dll dalam membaca skimming.

Tujuan Membaca

Dalam kuliah, kamu akan memiliki 3 tujuan berbeda dalam


membaca:
Untuk mengumpulkan materi yang harus dipahami dan diingat
secara detail.
Untuk memahami dan mengevaluasi tujuan penulis dalam
menulis dan argumen pendukung atau bukti yang disajikan.
Background reading.

4
Pendekatan atau Teknik Membaca

Untuk materi bacaan yang perlu untuk dipahami dan diingat


secara detail, kamu mungkin perlu mengembangkan pendekatan
yang lebih sistematik. Pentingnya strategi untuk membaca secara
efektif ditekankan oleh para pakar untuk dapat mendukung
performa siswa/peserta didik (Seli & Dembo, 2020, Downing, S.,
2017; Van Blerkom, 2009).

Berikut ini beberapa pendekatan yang dapat kamu coba


terapkan:

1. SQ3R dan Turunannya

SQ3R
Robinson (1970 dalam Johns & McNamara, 1980),
pengembang SQ3R, menelusuri awal mulanya ke 1920-an.
Dia melakukan studi tentang keefektifan metode dengan
kelas cara belajar di Ohio State University. SQ3R
merupakan singkatan dari:
Survey: melihat sekilas tentang judul dalam chapter
dan baca paragraf akhir.
Question: untuk memancing rasa penasaran,
meningkatkan pemahaman, mengingat informasi yang
telah diketahui.
Read: untuk menemukan jawaban dari pertanyaanmu,
baca bagian awal dan akhir.
Recite/Recall: tutup bacaan, dan coba untuk
mengucapkan kembali jawaban dari pertanyaanmu.

5
Review: lihat bagian-bagian yang kamu tandai dan
coba buat ringkasan dari bacaan.
Metode ini memungkinkan untuk:
1. membaca lebih cepat
2. menyorot poin penting
3. membantu proses menyimpan dalam memori.
SQ4R dan SQRC
Ini adalah variasi dari SQ3R, dengan bermacam versi
untuk pengembangan singkatan R ke-4, antara lain
Record -> membuat catatan (write/note). Lebih lanjut,
Hidayati (2020) menyebutkan SQ4R ini dapat
meningkatkan kemampuan membaca pada siswa SMA.
SQ4R dapat diterapkan tidak hanya oleh subjek
dewasa, tapi juga oleh anak-anak (Başar & Gürbüz,
2017) untuk mendukung optimalisasi kegiatan
membacanya.
Sakta (1999 dalam Richardson, Morgan, & Fleener,
2012) telah mengusulkan sistem studi lain yang mirip
dengan SQ3R. Prosedur SQRC, yang bekerja paling
baik dengan pembacaan ekspositori, memiliki empat
langkah: state, question, read, dan conclude. Ini
dilakukan dalam tiga fase proses membaca: sebelum,
selama, dan setelah membaca.

6
2. Muscle Reading

Sistem ini berasal dari Amerika Serikat.


Sistem ini berdasarkan dari metode SQ3R dan lebih
spesifik pada sorotan kata atau membuat catatan.
Ada 9 tingkatan yang dikelompokkan ke dalam 3 fase
Fase tersebut yaitu:
1. Sebelum membaca
2. Saat Membaca
3. Setelah Membaca.
Simaklah fase-fase dalam Muscle Reading (Ellis, 2017)
berikut ini:
Fase 1 - Sebelum membaca
1. Preview: baca judul dan ringkasan, lihat ilustrasi
atau grafik (diagram, bagan, gambar).
2. Outline: baca outline chapter (jika ada), jika tidak
buatlah outline dengan judul dan sub-judul pada
teks.
3. Question: tulis beberapa pertanyaan yang mungkin
terjawab di chapter tersebut.
Fase 2 - Saat membaca
4. Focus: mulai membaca untuk menemukan jawaban.
5. Flag Answers: selama membaca, jika menemukan
jawaban dari pertanyaanmu, tulislah! Ketika selesai
membaca bagian tertentu, ulangi dan tambahkan
catatan atau highlights pada poin-poin besar.
Fase 3 - Setelah membaca
6. Recite: Bicaralah dengan dirimu sendiri, dengan
keras maupun berbisik, tentang apa yang telah
kamu baca.
7. Review: ketika ide dan informasi baru dikaji dalam

7
24 jam, ada kemungkinan lebih banyak informasi
yang dipertahankan dalam memori.
8. Review: hal ini cukup menantang untuk dilakukan,
namun jika kamu melakukannya secara berkala
setiap minggu atau bulan, akan ada manfaat yang
dirasakan. Kita paling mudah mengingat poin
pertama dan terakhir yang dibuat dalam presentasi.
Melakukan pratinjau (preview) dan meninjau ulang
(review) bacaan membantu mahasiswa memperoleh
hasil belajar yang optimal (Ellis, 2017).

3. P-R-E-P

PREP terdiri dari 3 langkah utama:


1. Preview
2. Road to understand
3. Process to learn.
Langkah 1 - Preview
1. Ini adalah langkah persiapan, dimana pembaca
didorong untuk melihat teks dan menangkap sekilas
pesan yang disampaikan oleh penulis
2. Pertanyaan yang harus diajukan pada langkah ini:
Apakah ini menarik?
Apakah cocok dengan tujuanku?
Bagian manakah yang terlihat menjanjikan?
Langkah 2 - Road to understand
Beberapa teknik yang membantu untuk terlibat dengan
bacaan:
Menggarisbawahi atau highlight kata/kalimat
penting
8
Buat catatan marjinal
Buat catatan singkat dari poin-poin penting.
Langkah 3 - Process to learn
Dalam langkah akhir ini, perbanyak aktivitas yang
dapat mengarahkan pada keterikatan dengan
informasi atau ide dari bacaan, di antaranya:
Menulis ringkasan singkat
Membuat bahan ajar visual
Membuat mnemonics atau rima sederhana dan
mudah diingat
Reciting point utama dari catatanmu.

4. S-RUN-R

Karena kesederhanaannya, salah satu variasi yang


mungkin sangat berguna bagi mahasiswa adalah metode
membaca S-RUN (Survey, Read, Underline, Note Taking)
yang dirancang oleh Nancy Bailey (1988).

Terdapat 4 langkah dari sistem ini:


Survey: melakukan survei chapter, membaca dan
mempertimbangkan judul dan pendahuluan, serta
semua sub-judul, bagan, grafik, dan diagram
Read: baca chapter
Underline: garis bawahi materi yang menjelaskan judul
bagian, pada tiap bagian
Note-taking: buat catatan singkat dari materi, tulis
ringkasan dari poin utama chapter.

9
Selanjutnya, sistem membaca/belajar S-RUN-R
menggabungkan sistem Bailey dengan langkah peninjauan
untuk lebih jauh memenuhi kebutuhan mahasiswa. Karena
mahasiswa fokus pada teks satu bagian pada satu waktu,
S-RUN-R harus digunakan dengan materi teks yang lebih
sulit. Contohnya: Sari (2013) menemukan bahwa metode ini
tepat digunakan memahami bacaan dalam bahasa Inggris
itu sulit bagi, karena begitu banyak kosa kata baru dalam
bahasa Inggris yang berbeda dengan bahasa yang
digunakan sehari-hari sehari-hari.
Penjelasan “R” adalah “Review” yaitu ketika
mahasiswa telah menyelesaikan seluruh bab, tinjau untuk
memperkuat informasi penting dari setiap bab. Mahasiswa
dapat membaca informasi kunci yang ditulis di bawah
setiap judul. Mengerjakan pertanyaan di akhir bab (jika
ada), juga dapat membantu mahasiswa meninjau informasi
kunci dalam bab ini.

10
Tips Membaca untuk
Mengerjakan Tugas

Aktivitas membaca sangat membantu untuk mengembangkan


sebuah pendekatan sistematik dalam mengerjakan tugas
kuliah.
Pilih buku atau artikel dari daftar bacaan yang
memberikan overview topik.
Putuskan apa yang harus kamu cari tahu. Tulis beberapa
pertanyaan untuk memfokuskan bacaanmu.
Cek nama penulis, tanggal publikasi, konten dan halaman
indeks untuk memutuskan apakah materialnya relevan
dengan apa yang kamu butuhkan.
Rekam detail tentang penulis, judul, tempat publikasi,
penerbit, dan tanggal saat ini, sehingga kamu tidak
kesulitan mencari material tersebut saat menuliskan
referensi.
Baca secara skimming bagian yang relevan dan
bandingkan mereka dengan material lainnya sebelum
membuat catatan.
Tuliskan nomor halaman yang kamu tambahkan catatan di
dalamnya.
Hindari pemakaian pena penanda/highlighter yang
berlebihan pada material yang difotokopi, atau pada buku
milik sendiri.
Catatan singkat akan lebih berguna.
Catatan tersebut dapat dituliskan di ujung halaman margin
buku.
Sebagai seorang mahasiswa, saat membaca kamu dituntut
untuk bisa melihat ide dan argumen secara kritis.
Peningkatan kemampuanmu untuk menjadi kritis dalam
mengkaji informasi baru adalah kemampuan yang
diharapkan berkembang selama pendidikan di perguruan
tinggi
11
Membuat Rekaman/
Catatan dari Bacaanmu

Mencatat apa yang telah kamu baca adalah hal yang


sepele namun PENTING.
Hal ini akan bermanfaat ketika kamu akan membuat
sebuah karya tulis (skripsi, tesis, disertasi, dll), karena
dalam karya tulis diwajibkan untuk memberikan
referensi yang akurat.
Ketika kamu tidak mengingat darimana kamu membaca
atau menulis sebuah kutipan tertentu, maka kamu akan
membuang-buang waktu untuk mencari darimana
kutipan itu berasal.
Pada masa lalu, cara yang dilakukan adalah
menyimpan kotak indeks kartu catatan dari setiap
buku, chapter, ataupun artikel.
Kartu ini berisi komentar pendek, pengingat tentang
sebuah kutipan dalam pertanyaan, ataupun informasi
detail lain.
Namun untuk masa sekarang, teknologi semakin
berkembang dan sudah ada alat yang berfungsi untuk
menyimpan dan mengelola referensi bacaan.

12
Perangkat Lunak
Daftar Pustaka

Penggunaan perangkat lunak untuk mengolah data


referensi saat kita membaca atau menulis akan sangat
mendukung proses kita dengan optimal.
Tujuan perangkat lunak ini adalah untuk memasukkan,
menyimpan, mengatur, mengunduh, dan membuat
daftar referensi dengan mudah.
Perangkat lunak yang berkualitas baik dapat membuat
daftar urut berdasarkan kategori tertentu (penulis,
penerbit, dan lain sebagainya).
Sekarang ada banyak paket manajemen bibliografi
tersedia dan banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan ketika memilih produk yang paling
sesuai dengan kebutuhan pengguna individu atau
institusi. Alat populer termasuk RefWorks
(www.refworks.proquest.com),EndNote
(www.endnote.com), Zotero (www.zotero.org),
Mendeley (www.mendeley.com), dan lain-lainnya.
Pilihan atas perangkat lunak terbaik untuk tujuan
tertentu dapat ditentukan oleh faktor selain fungsi dari
aplikasi itu sendiri. Namun demikian, ada faktor-faktor
yang juga perlu dipertimbangkan, termasuk biaya,
dukungan disediakan oleh lembaga, kebutuhan,
keakraban dengan suatu produk dari pengalaman
sebelumnya, dan aksesibilitas (Ivey & Crum, 2018).
Misalnya, jika pengguna sedang mengerjakan tinjauan
sistematis dengan penulis yang lain sebagai kerja
kelompok, maka mereka harus memilih alat yang dapat
diakses oleh semua orang di kelompok tersebut.

13
Challenge What You Read

Sebagai seorang mahasiswa, kamu mungkin tidak menyadari


kemampuanmu untuk menantang atau mempertanyakan apa
yang ditulis oleh penulis.
Ada banyak alasan, mengapa informasi yang muncul di media
cetak atau media sosial, dapat dipertanyakan lebih lanjut lagi.

Alasan

Expertise penulis: meskipun berpengalaman di


bidangnya, tidak mungkin penulis paham secara
absolut segala sesuatunya.
Waktu dan tempat: apa yang kamu baca mungkin
sudah ketinggalan zaman.
Padahal seiring berjalannya waktu, ada
kemungkinan perkembangan pengetahuan dan
penelitian.
Bisa juga konteks yang kamu baca berbeda tempat
dengan situasi dimana kamu berada sekarang.
Pengetahuan: sifat dari pengetahuan adalah demikian,
sehingga menunjukkan sesuatu benar dan kebenaran
tidak selalu memungkinkan.
Adanya penyelidikan ilmiah hanya memungkinkan
untuk membantah sesuatu.
Beberapa filsuf dan akademisi menganggap bahwa
pengetahuan paling baik hanya bersifat sementara
dan selalu terbuka untuk perubahan dan kontradiksi.

14
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam bacaan

Keambiguan: jika sesuatu terlihat ambigu, maka patut


untuk diperhatikan.
Inkonsistensi: jika kamu menemukan kejanggalan
dalam argumen, jangan serta merta terima argumen
itu.
Penggunaan bahasa yang tidak cerdas: kata-kata
seperti ‘baik, buruk, bagus, sedikit, banyak, dll’ dapat
diartikan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda.
Harus ada kejelasan, misal “sedikit, artinya kurang
dari 25% sampel.”
Generalisasi: sikapi semua generalisasi sebagai
kecurigaan hingga kamu diyakinkan oleh argumen atau
fakta yang kuat.
Penggunaan bukti yang ekonomis: bukti dapat
disajikan dengan berbagai macam cara yang menarik,
yang kadang meyakinkan pembaca bahwa itu adil dan
seimbang.
Terkadang kenyataannya tidak lengkap dan tidak
detail -> jadi, kamu perlu kroscek lagi dengan
sumber yang lain.
Konsensus: frasa seperti “kita tahu bahwa..” harus
diperhatikan.
Ada kemungkinan bahwa penulis tidak memiliki bukti
yang cukup untuk pernyataan tersebut.
Otoritas: hanya karena seorang ahli mendukung
beberapa pandangan, bukan berarti itu benar.
Bahkan seorang ahli pun harus memiliki bukti yang
kuat.

15
Common sense: common sense atau akal sehat
seseorang belum tentu sama dengan yang lainnya.
Sebuah kesalahan untuk menganggap bahwa akal
sehat adalah fenomena universal dan berlaku
secara setara pada semua orang -> faktanya,
kemampuan orang mencerna dan memaknai
informasi itu beragam.
Jika penulis memberitahumu bahwa “masuk akal”
untuk menerima pernyataan tertentu, pertanyakan
kembali hal itu!

16
Referensi

Başar, M. & Gürbüz, M. (2017). Effect of the SQ4R technique on


the reading comprehension of elementary school 4th grade
elementary school students. International Journal of
Instruction. Vol.10, No.2. pp. 131-144.
https://doi.org/10.12973/iji.2017.1029a
Bailey, N. (1988). “S-RUN: Beyond SQ3R,” Journal of Reading,
32: 170.
Barnett, J. E. (2000). Self-regulated reading and test
preparation among college students. Journal of College
Reading and Learning, 31(1), 42–61
Bembenutty , H. (2011). Introduction of learning in
postsecondary education. New Directions for Teaching and
Learning, 125, 3–8.
Downing, S. (2017). On course: Strategies for creating success
in college and in life, Eighth Edition. Boston (US): Cengage
Learning
Ellis, D. (2017). Becoming a master student (16 th Edition).
Boston: Houghton-Mifflin
Ivey, C. & Crum, J. (2018). Choosing the right citation
management tool: EndNote, Mendeley, RefWorks or
Zotero. Journal of the Medical Library Association. 106 (3).
DOI: http://dx.doi.org/10.5195/jmla.2018.468
Johns, J.L. & McNamara, L.P. (1980). The SQ3R study technique:
A Forgotten research target. Journal of Reading, Vol. 23,
No. 8, pp. 705-708
Mujahidah & Ramli (2019). Effectiveness of Pre-Reading-Plan
(PReP) technique to improve student’s reading
comprehension of narrative text. Jurnal Bahasa dan
Linguistik Vol. 8 No. 2: Hal. 91-100
Richardson, J.S., Morgan, R.F. & Fleener, C.E. (2012). Reading
to learn in the content areas, 8th Edition. Belmont:
Wadsworth, Cengage Learning.

17
Sari, R. M. (2013). Using S-RUN-R (Survey, Read, Underline,
Note Taking, Review) technique in improving reading
comprehension. Paper. English Department, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang, diakses pada
tanggal 5 Juli 2021, melalui laman
http://repository.unp.ac.id/6288/1/A_3_RIMA_MEZIA_S
ARI_04669_936_2013.pdf
Seli, H. &. Dembo, M., H. (2020) Motivation and learning
strategies for college success: a focus on self-regulated
learning 6th edition. New York: Routledge
Simpson, M. L., & Nist, S. (2000). An update on strategic
learning: It’s more than textbook reading strategies.
Journal of Adolescent and Adult Literacy, 43(6), 528–541
Van Blerkom, D.L (2009). College study skills: Becoming a
strategic learner, 6th edition. Boston (US): Wadsworth
Cengage Learning
Zimmerman, B. J. (2015). Self-regulated learning: Theories,
measures, and outcomes. International Encyclopedia of the
Social & Behavioral Sciences. Elsevier

@ppsmb_ugm PPSMB UGM

Anda mungkin juga menyukai