Anda di halaman 1dari 10

JANGAN LUPA BAHAGIA

Jangan lupa bahagia, Sukses bukan uang saja, Bahagia gak ada Harganya...

Ternyata kebahagiaan kita dipengaruhi reaksi kimia di otak lho. Kita


akan berkenalan dengan 4 unsur kimiawi di otak, populer disebut dengan
Empat Hormon Bahagia.

Ketika kita mengaktivasi 4 hormon ini, kita akan bisa mengatasi hormon
stres (kortisol) yang seringkali kuat banget muncul saat kita kerja.
Efeknya antara lain kita lebih sehat, kreatif, dan punya keterampilan
penyelesaian masalah yang lebih bagus.

HORMON ENDORFIN

Hormon endorfin menutupi rasa sakit. Semacam painkiller natural yang


ada dalam tubuh manusia. Sejarahnya, endorfin membantu nenek
moyang kita untuk terus lari agar selamat dari predator. Endorfin bikin
kita punya daya tahan tinggi. Endorfin bikin kita kuat untuk dorong diri
kita melakukan sesuatu yang sulit, berat, dan tetap seneng
melakukannya.

Jadi kalau kamu lagi stres sama kerjaan, coba ambil break dengan
olahraga yang ritmenya cukup kenceng. Cara lainnya bisa dengan makan
makanan pedas. Hormon endorfin sebenarnya ga begitu bantu kita
ngerasa enak, tapi bantu ngurangin perasaan ga enak kita. Hehe,
lumayan ya.

HORMON DOPAMIN
Dopamin adalah hormon kenikmatan yang terstimulasi ketika berjuang
mencapai sebuah sasaran. Hormon ini bantu kita termotivasi untuk
beraksi. Ketika sasaran tercapai, ketika menang, ketika semua rencana
beres, rasanya nikmat banget sehingga kita gembira.

Gimana caranya mengakses hormon dopamin? Nyoret to do list! Atau


majang kerjaan yang sudah kelar, sekecil apapun bagian yang udah
dikerjain, ga masalah. Rasanya enak banget tuh. Selain itu,
visualisasikan impian sejelas-jelasnya, sampai kita bisa lihat-dengar-
rasakan impian itu seakan nyata. Ini akan bikin hormon dopamin
bekerja. Kita jadi termotivasi dan fokus.

HORMON SEROTONIN

Hormon ini bangkitin mood banget. Bikin kita jadi menyenangkan,


ramah, dan suka bergaul. Kalau kekurangan hormon ini, kita jadi cepet
marah atau justru malah mudah depresi.

Serotonin diperoleh dari membangun hubungan. Kita melakukan sesuatu


untuk membuat orang tua, atasan, rekan kerja, bawahan, pasangan, anak,
siapapun orang yang penting dalam hidup kita, bangga. Serotonin itu
rasa bahagia karena mendapat pengakuan, dianggap penting, merasa
percaya diri.

Cara untuk dapetin hormon serotonin adalah membangun komunikasi


dengan orang lain. Komunikasi tatap muka atau minimal telpon (denger
suara) saat lagi kerja. Keduanya ga bisa dikalahkan dengan socmed,
email, dan chat lho ternyata. Cara lain adalah mengingat momen bahagia
di masa lalu dan bersyukur atas apa yang kita punya saat ini.
HORMON OKSITOSIN

Hormon ini sering disebut juga dengan hormon cinta. Ia memberikan


kebahagiaan dengan keintiman dan kepercayaan. Ia membuat kita
merasa aman, semua akan baik-baik saja. Maka menjalin kasih sayang
dengan orang-orang terdekat jadi kuncinya.

Aslinya hormon oksitosin diperoleh dari sentuhan fisik. Itulah mengapa


ada resep sehat dengan 8 pelukan setiap hari ya? Menariknya, oksitosin
juga bisa diperoleh dari melakukan kebaikan pada orang lain. Bahkan,
menyaksikan orang yang berbuat kebaikan pada orang lain aja bisa
bangkitin hormon ini.

Jadi ikutan dalam kegiatan sosial bisa kamu lakukan. Bermain dengan
anak-anak, ngobrol sama kakek-nenek, merawat hewan, membantu
orang yang kesulitan. Ternyata benar, membantu orang lain adalah cara
ampuh untuk membantu diri sendiri.

Nah itu dia. Bahkan tubuh kita pun mendukung kita untuk berbahagia.
Jadi.. jangan lupa bahagia!

ernyata, selain menjadi amalan yang positif, bersyukur dan bersabar mendatangkan kesehatan bagi tubuh manusia.
Kebajikan bersyukur dan bersabar akan memicu homron-hormon yang sangat berguna bagi kesehatan yakni hormone
serotonin dan oksistosin.
Demikian disampaikan salah seorang dokter yang juga praktisi dunia kesehatan dr. Donny Atmadjaja kepada RRI,
Rabu (24/05/2017).
Dijelaskan, bersyukur dan bersabar akan menghasilkan hormone serotonin, oksitosin, dan endorphin. Hormon
serotonin, adalah hormone anti depresan alami. Bagi penderita stress, depresi dan tertekan beban hidup otak
menghasilkan hormon untuk mengatasinya yakni serotonin. Sehingga mampu menekan dan mengurangi stress atau
depresi berkepanjangan.
Dengan kebiasaan besabar dan bersyukur, tubuh akan merasa lebih rileks dan selanjutnya an mengeluarkan
oksistoksin. Hormon ini sering dijuluki hormon kasih sayang yang biasa diproduksi oleh ibu yang sedang menyusui
bayinya. Hormon ini akan memberikan dampak luar biasa bagi keadaan batiniah dan psikis seseorang, karena akan
berefek keintiman menyenangkan dan membahagiakan. Hormon ini sangat penting dalam pemberian asi dan juga
ikatan emotional antara ibu dan anak serta antara suami dan istrinya . Selain itu, hormon oksitosin membawa fungsi
fisiologis yakni melebarkan pembuluh darah .
“Saat pembuluh darah melebar, tekanan darah menjadi turun dan sehat pada akhirnya. Dengan demikian terbukti
benar bahwa kadang penyakit hipertensi diakibatkan oleh faktor pikiran yang kacau dan kalut”, jelasnya. (NATA/AA)

Sedikit informasi, DR. Victor Frankl merupakan salah satu pemuka psikiater di Eropa. Teorinya
yang dinamai logoterapi telah disejajarkan dengan teori psikoanalisisnya Sigmund Freud.
Walaupun ada perbedaan mendasar di antara metode keduanya, jika secara singkat psikoanalisis
lebih menekankan agar seorang pasien mengatakan hal-hal yang sulit untuk diceritakan, maka
logoterapi lebih menekankan agar seseorang mendengarkan hal-hal yang sulit untuk
didengarkan.

Buku Man's search for meaning sendiri bukan sekadar buku teoritis yang membahas psikologi
dan keilmuan. Buku tersebut lebih kepada sebuah kesaksian Victor Frankl selama menjadi
tahanan di kamp konsentrasi yang dijaga oleh kebengisan serdadu Nazi. Akan terlalu panjang
kalau saya harus ceritakan semua pengalaman Victor Frankl pada tulisan ini.

Namun beginilah intisarinya, selama hidup dalam tahanan dengan segala penderitaan yang luar
biasa, Frankl banyak melakukan observasi dan melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana
tahanan yang masih memiliki makna hidup dapat bertahan lebih lama.

Hal ini dicontohkanya saat dia tetap berambisi menjaga salinan naskah-naskah nya agar kelak
dapat diterbitkan. Fokusnya yang beralih dari penderitaan kepada pikiran agar selalu
menyembunyikan naskahnya dari serdadu Nazi, secara tak langsung telah membuatnya lebih
sehat dari tahanan lainya. Hal ini pun kelak di jelaskan olehnya, bahwa seseorang yang memiliki
alasan kenapa dia harus hidup akan jauh lebih bahagia dibandingkan dengan mereka yang tak
punya alasan untuk hidup. Makna hidup disini bisa karena Tuhan, anak, isteri, orang-orang yang
dikasihi, impian, dan berbagai hal lainnya.

Dari buku ini didapatlah kenapa seseorang bisa tidak bahagia, yaitu saat kita tak lagi dapat
melihat sebuah makna dalam hidup. Jika hal ini terkesan terlalu psikologis atau abstrak,
sebenarnya banyak juga hal praktis yang dapat merusak kebahagiaan kita dalam kehidupan
sehari-hari. Bos yang galak, pacar yang cuek, gaji yang tertunda, ditolak wanita, hingga sopir
angkot yang menyebalkan.

Ada banyak hal diluar kendali kita yang dapat mencuri kebahagiaan diri kita. Itu sebab jika kita
hanya menggantungkan kebahagiaan kita pada berbagai fakta hingga peristiwa yang tak mungkin
bisa kita kontrol dan kendalikan, sudah dipastikan kita tak akan pernah bahagia. Itu sebab kita
tak boleh menjadi orang yang dangkal, tak selamanya kita bisa menggantungkan kebahagiaan
pada orang lain apalagi pada sesuatu yang bersifat kebendaan.

Tentu sebagai manusia biasa kita masih butuh orang lain untuk diajak bercanda dan
bercengkrama. Demikian juga kita masih memerlukan berbagai barang seperti televisi misalnya
untuk menghibur diri.
Tapi apalah arti segala sesuatu yang ada di luar diri jika di dalam diri kita masih banyak
tersimpan rahasia dan misteri yang belum terselesaikan. Apa artinya seisi dunia menghibur kalau
di dalam diri kita masih tersimpan berbagai hal yang belum juga kita selesaikan. Kita harus
berdamai dengan diri sendiri dulu baru bisa berbahagia dengan sepenuh hati.

Kembali pada status teman saya yang coba mengingatkan orang lain agar tidak lupa bahagia,
maka saya coba mencari, apakah benar kalau seorang manusia bisa lupa bahagia? Atau
mungkinkah mereka lupa bagaimana cara untuk bahagia? Tapi jangan sampai ada yang lupa
rasanya bahagia ya hehe. Tapi setelah saya pikir-pikir mungkin memang benar kalau manusia itu
bisa lupa bahagia, nah mungkin beberapa hal dibawah inilah yang sering membuat kita lupa
untuk bahagia.

1. TERLALU FOKUS PADA MASA LALU DAN PADA ORANG LAIN

Saya sendiri pernah terjebak pada masa ini. Ketika itu saya baru lulus SMA dan harus pergi ke
Bandung. Lulus dari SMA sungguh tidak enak waktu itu, terutama saat saya harus berpisah
dengan semua sahabat baik.

Belum lagi harus meninggalkan sebuah lingkungan yang biasanya jadi tempat saya bermain,
yaitu sekolah. Yang tadinya banyak bermain mendadak berubah jadi harus banyak bekerja.
Cukup lama bagi saya untuk bisa move on dari nostalgia SMA ini, nggak tahulah mungkin saya
terlalu sentimentil waktu itu.

Saya terlalu fokus pada sahabat-sahabat saya di masa lalu sampai saya lupa kalau mereka pun tak
terlalu memikirkan saya. Ini adalah fakta yang harus dihadapi (sesuatu yang harus didengar
dalam logoterapi Viktor Frankl), inilah kesalahan yang banyak kita lakukan. Kita terlalu terpaku
pada masa keemasan hingga lupa kalau hidup itu soal maju kedepan bukan soal mundur
kebelakang. Hal ini juga berlaku untuk sebuah kesalahan, luka, hingga peristiwa pahit yang
dilakukan orang lain kepada kita.

Kita belum puas kalau belum melihat dia yang dulu menyakiti kita merasakan balasanya.
Percayalah perasaan ini ialah dendam yang malah semakin menjauhkan kita dari yang namanya
kebahagiaan, boro-boro, mungkin mau tertawa saja susah. Kunci kebahagiaan pada kasus ini
bukanlah menjadikan penderitaan orang lain sebagaidasar untuk bahagia. Lupakan orang lain
yang dapat mencuri kebahagiaan kita sepaket dengan masa lalunya, berdamailah dengan diri
sendiri, ingat, better than forgive, forget!.

2. BERPIKIR SEOLAH HARI DEPAN AKAN SAMA SAJA DENGAN HARI INI

Ada beberapa dasar yang dapat dijadikan manusia sebagai pijakan kebahagiaanya, yang pertama
adalah fakta. Contohnya saat tiba-tiba kita menang lotre senilai tiga ratus juta Rupiah. Bukankah
itu adalah fakta yang mengejutkan sekaligus membahagiakan. Masalahnya sangat banyak orang
yang terlalu terpaku pada fakta yang terjadi hari ini.
Bayangkan kalau yang terjadi kita bukan menang lotre melainkan kehilangan benda berharga
yang kita miliki, tentu respon normal nya adalah kita akan sedih.

Nah, terlepas dari fakta yang terjadi hari ini ialah sebuah keberuntungan atau kenaasan, ada
baiknya kita tak terlalu di ikat dengan fakta yang terjadi disekitar hari ini. Contoh lebih tepat,
jika kita ingin menjadi orang kaya namun saat ini kita masih miskin, makan pun susah. Karena
fakta tersebut kita menjadi uring-uringan dan merasa nggak ada gunanya hidup. Pola pikir seperti
ini adalah pola berpikir orang pesimis yang mudah putus asa.

Jangan terlalu terpaku pada apa yang terjadi hari ini, hari esok pasti lebih baik. Hal ini harus
diyakini sebagai fakta yang akan kita alami di masa depan. Begitupun, keyakinan akan fakta
hidup yang lebih baik di waktu yang akan datang ini harus terus dipelihara dan dirawat.

Tujuanya agar pikiran kita dapat melihat jauh kedepan. Terlalu terpaku pada fakta hari ini
(apalagi hal-hal negatifnya) bisa-bisa membuat kita depresi. Bahagia tak bisa hidup di dalam
kedepresian. Kalaupun tertawa bisa jadi itu bukan simbol kebahagiaan melainkan tanda-tanda
kegilaan, oleh sebab itu jauhilah pola pikir seperti ini.

3. MUDAH BAPER DAN MENGGANTUNGKAN KEBAHAGIAAN PADA ORANG


LAIN

Salah satu hal yang membuat kita sulit mendapat perasaan yang nyaman adalah berharap semua
orang menyukai kita. Percayalah sebaik dan seramah apapun kita, tak mungkin kita bisa
menyenangkan semua orang. Kalaupun dalam interaksi kita bisa terlihat manis dan membuat
lawan bicara senang, tapi dalam hal lainya tak mungkin semua manis.

Contohnya , jika kita seorang bos di perusahaan, boleh saja kita ramah dan jadi bos yang jenaka.
Tapi bukankah dalam menjalankan aturan seorang bos harus tegas dan berani menegur
bawahanya. Tentu tak semua orang bisa senang dengan keputusan yang kita buat. Bayangkan
kalau kita menaruh kebahagiaan kita pada bagaimana situasi perasaan orang lain. Pasti setiap
harinya adalah bad mood.

Hal ini juga berlaku pada bagaimana kita menggantungkan kebahagiaan diri pada apa yang
orang lain katakan tentang kita. Bukan berarti kita menjadi cuek dan masa bodoh dengan
masukan orang lain, yang harus diabaikan ialah justifikasi dari orang lain yang tak jarang malah
membunuh karakter kita.

Kita boleh saja melankolis, tapi jangan sampai semua aspek dalam hidup kita di dominasi
perasaan. Beberapa hal memang perlu di katakan dan di lampiaskan, jangan dipendam sendiri.
Dari pada kita tertekan batin, mending di keluarkan, walau tidak enak di awal tapi kedepanya
perasaan kita akan plong.Ingat salah satu ganjalan yang membuat kita sulit bahagia ialah batin
yang tertekan.
4. TERJEBAK LINGKUNGAN DAN PILIHAN YANG SALAH

Ini lah hal yang paling sulit untuk di hadapi, yaitu lingkungan.Jujur tempat yang membuat saya
bergairah ialah kampus. Saya suka dunia pendidikan, itu sebabnya saya kurang tertarik pada
dunia kantoran. Lalu kalau sudah terlanjur, atau katakanlah terpaksa karena butuh uang
bagaimana?Saran motivasionalnya tentu adalah nikmatilah apapun pekerjaan mu. Namun kalau
tak juga bisa, menurut saya keluar saja, cari pekerjaan dengan lingkungan baru seperti yang kita
inginkan.

Bukan berarti anti pada tantangan, tapi lingkungan ialah suatu tempat yang akan kita huni
seumur hidup. Siapa pula yang mau hidup dalam ketidak bahagiaan seumur hidupnya.
Usahakanlah sebisa mungkin hidup dalam lingkungan yang mendukung kita untuk terus
bertumbuh. Bukan berarti satu-satunya perasaan yang dibutuhkan oleh manusia ialah bahagia.
Manusia juga perlu sedih, marah, dan cemburu untuk menstabilkan emosi dan mencapai
kebahagiaan sejatinya.

Mungkin kita sudah paham betul hal-hal apa saja yang dapat merusak kebahagiaan kita. Tulisan
ini hanya mempertajam saja agar hal-hal yang merusak kebahagiaan kita itu berpindah dari yang
tadinya bersembunyi di alam bawah sadar naik ke alam sadar. Semua itu agar kita bisa
mengolahnya dengan baik.

5. JANGAN MENJADI MANUSIA YANG DANGKAL

Jangan menjadi orang yang terjebak rutinitas. Kita lahir ke dunia dengan segudang hobi dan
talenta. Banyak orang menganggap kalau sebuah hobi tak menghasilkan uang maka hobi tersebut
mending ditinggalkan. Contohnya orang yang hobi main gitar, mungkin dengan hobinya itu dia
berharap jadi musisi terkenal, tapi karena melihat peluang untuk jadi musisi hampir tidak ada
maka dia meninggalkan hobinya, hingga memecahkan gitarnya.

Padahal orientasi hobi tak melulu harus menghasilkan uang. Kalau kita lelah dan capek habis
pulang kerja bukankah melakukan hobi dapat melenyapkan kelelahan tersebut. Begitupun
dengan kejenuhan dan kesendirian, kalau tak ada teman, bukankah hobi dapat dijadikan sahabat
untuk mengisi waktu kosong?

Orang bijak bilang jangan lewatkan satu haripun tanpa menikmati seni yang indah, musik yang
legendaris, novel best seller hingga film-film luar biasa yang telah dibuat oleh sosok-sosok
mengagumkan di dunia ini. Ada banyak hal positif yang dapat membuat kita sebagai penikmat
tanpa harus membayar mahal dan bekerja keras. Lalu kenapa kita tak mau menikmatinya?

Jangan menjadi dangkal dengan hanya berkutat pada problem sentimentil dan persolan diri
sendiri melulu.
Karena saya bukan Mario Teguh mungkin hanya ini yang dapat saya tulis hehe. Saya hanya
tergelitik dengan status-status teman saya yang mengingatkan agar orang lain jangan lupa
bahagia. Ternyata status yang sering di anggap candaan itu bisa benar-benar terjadi dalam hidup
manusia.

Kalau begitu jangan lupa bahagia semuaaaa hehe.

Bahagia merupakan sebuah rasa dimana disitu terdapat kenyamanan, bebas dari masalah dan
belenggu nafsu manusia itu sendiri (menurutku).

PR kita saat ini adalah bisa mengkontrol nafsu (keinginan) yang justru bisa menghilangkan rasa
bahagia yang sudah ada.

Dalam fase kehidupan, acapkali kita menggantungkan keinginan memang yang membuat kita lupa
untuk berbahagia. Berbahagia dengan apa yang sudah kita capai, dengan apa yang sudah ada dan
apa yang sudah kita genggam.

Ilustrasi bahagia

Meski judul tulisan di atas begitu sederhana dan seringkali kita dengar namun kenyataanya kita sering
lupa untuk berbahagia. Ya memang kadangkala pikiran manusia itu loncat-loncat dari keinginan satu
kekeinginan yang lain sehingga mengabsurdkan makna “bahagia” itu sendiri.
Tulisan singkat itu menggugah saya untuk berbahagia dengan segala macam problematika yang ada.
Meski hanya seperti obat bius, yang bilamana obat itu sudah hilang maka akan kembali kerasa seperti
biasa.

Memang seharusnya kita sudah tidaklah terlalu kaget dengan hal-hal yang membuat kondisi manusia
menjadi tidak berbahagia, namun sebagai manusia biasa ketika kita dihadapkan dengan situasi
tertentu kita masih saja menghilangkan rasa kebahagiaan itu.

Kondisi manusia memang naik turun tidak ada yang stagnan, baru satu detik kita merasakan
kebahagiaan beberapa detik yang akan datang kita merasakan penderitaan, seperti itulah kehidupan.

“Jangan lupa bahagia” bila dipraktekan tidaklah mudah, manusia itu mempunyai sifat apa-apa kurang.
Belum lagi ditambah degan kondisi sikologi manusia itu sendiri yang terbentuk dari berbagai macam
latarbelakang.

Rasa resah hampir setiap hari menggangu manusia, dengan kadar keimanan yang minim seharusnya
kita juga punya hak yang sama untuk merasakan kebahagiaan, tidak hanya untuk kalangan tertentu
saja kebahagiaan itu akan nampak.

Untuk menghadirkan kebahagiaan manusia juga dihadapkan pada dilema, dengan hanya berada dititik
pencapaian sekarang atau harus maju mengejar keinginan yang belum digenggam.

Lagi, lagi kebahagiaan itu hilang, bahagia itu hanya peredam rasa sesaat manusia untuk menjalankan
kehidupannya, bila ada alat untuk menakar kebahagiaan hanya sekian persen saja dari penderitaan
manusia selama ia hidup.

Artinya untuk menuju kebahagiaan memerlukan proses yang panjang, atau kita akan hilangkan saja
segala bentuk keinginan yang bisa mengganggu kebahagiaan hidup di dunia.

Mungkin jangan-jangan adanya kesengsaraan untuk mengkontrol manusia dari sikap takabur, karena
orang yang sedang mengalami kesengsaraan biasanya akan bersifat rendah diri.

Ahhh semakin membingungkan mencari kebahagiaan yang sejati, dengan berada diposisi manusia
yang harus mencukupi kehidupan sehari-hari. Dengan segala hal duniawi yang pada akhir-akhir ini
menuntut untuk dikehendaki.

Mengutip perkataan Gie “Berbahagialah mereka yang mati muda” mungkin pendapat Gie benar,
orang yang mendapatkan kebahagiaan adalah mereka yang mati muda dan yang tak pernah
dilahirkan.

Atau kalian lebih sependapat dengan perkataan Mahatma Gandi “berbahagialah dengan penderitaan”,
tulisan ini bukan putus sampai disini mungkin kelak saya akan menghapus tulisan ini ketika saya sudah
benar-benar bisa memaknai hidup dan sudah benar-benar bisa merasakan kebahagiaan sejati.

Sekali lagi “jangan lupa bahagia” semoga bermanfaat bagi kalian pencari kebahagiaan sejati.

Salam.
bahagia/ba·ha·gia/ 1 n keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang
menyusahkan):

Happiness is something that you are and it comes from the way you think.

-wayne dyer-
Seorang teman sosmed saya pernah berkata seperti ini, jangan jadikan bahagia sebagai alasan kita untuk
tersenyum. Tapi tersenyumlah agar kita bahagia.

Anda mungkin juga menyukai