Anda di halaman 1dari 28

FF 

“Nothin’ On You” Part 5 [Kyuhyun-Channie]

Author : Deani [@yesungcharger]

Cast       : Cho Kyu Hyun, Park Chan Nie

Ratting : NC-21

Warning! Ini mengandung adegan NO CHILDREN! Jadi, yang di bawah umur, kalau bisa
bacanya hati-hati. Loh? WKWKWK

Okey, langsung saja.

Happy Reading~~^^

“Kita butuh tempat yang lebih luas,” bisik Kyuhyun di depan bibir Channie, tatapan sendu—
mereka yang masih di penuhi hasrat— bertemu. Saling menatap, “Ya, Tuhan. Aku ingin
memilikimu. Sekarang.” bisik Kyuhyun lagi. Namun langsung membakar area sensitif Channie,
kembali.

Kyuhyun tahu arti tatapan sendu Channie. Gadis ini, juga menginginkannya. “Kaitkan, kakimu.”
perintah Kyuhyun pelan, seperti desahan yang tertahan, “Kaitkan, kakimu. Di pinggangku.
Sayang.” ucap Kyuhyun sekali lagi. Menatap dalam-dalam ke mata Channie, hingga ia
merasakan kaki jenjang Channie sudah melilit di pinggangnya.

“Bagus. Tetap kaitkan, sampai kita di kamar.” belum sempat Channie menjawab, Kyuhyun
sudah menekan keras bibirnya pada bibir Channie.

Part 5

Kyuhyun membawa tubuh Channie, tanpa melepaskan ciuman yang penuh hasrat di mulutnya.

Tubuh Channie—yang melilitkan kakinya di pinggang Kyuhyun, begitu pas terasa menempel di
tubuhnya. Kyuhyun menggeram di dalam tenggorokan, ketika Channie entah sengaja atau tidak
menggerakan tubuhnya. Hingga kedua pangkal paha mereka bersentuhan, mengirimkan panas
yang begitu nikmat. Demi, Tuhan. Ini sangat membakarnya.

Dengan terus menempatkan bibirnya pada bibir Channie dan melahapnya lapar, Kyuhyun terus
membawa tubuh Channie menuju kamarnya, yang ada di lantai atas. Tanpa mau bersusah payah
dengan menaiki tangga yang tidak terlalu tinggi, ia langsung menuju lift dan menyudutkan tubuh
Channie di dinding lift  tanpa melepas ciumannya.

Setiap erangan bahkan sentuhan tangan Channie di lehernya bahkan di rambut Kyuhyun,
semakin membuat semangatnya untuk terus, dan terus menyentuh lekuk tubuh Channie.
Channie merasakan tubuhnya tersudut pada dinding lift, tubuh Kyuhyun tetap menekannya.
Keras. Ia bisa merasakan gairah Kyuhyun yang semakin membakar dengan merasakan pangkal
paha Kyuhyun yang menyentuh titik sensitifnya. Tak lama kemudian, bibir dan lidah Kyuhyun
berpindah ke lehernya. Ya, Tuhan. Ia ingin mendesah lebih kencang—meneriakkan nama
Kyuhyun. Bibir dan lidahnya sangat sialan. Nikmat. Di lehernya. Di titik nadinya. Menghisap
dan menjilatnya. Hingga terasa sampai ke perut dan langsung tertuju di area sensitifnya yang
terasa panas, semakin panas dan basah. Hanya, Kyuhyun yang membuatnya seperti wanita
mesum. Menginginkan, lebih dari ini.

Keluar dari lift. Langkah, demi langkah Kyuhyun membawa tubuh Channie, menuju kamarnya,
yang terasa hanya gairah yang semakin menggebu. Semakin dekat dengan pintu, rasa panasnya
berjuta kali lipat. Seolah bibir Channie, adalah sesuatu yang sangat ia jarang temui, Kyuhyun
melahapnya tanpa bosan. Decapan dari perpaduan bibir dan lidah mereka, membuat suasana
yang hening terdengar lebih indah, apalagi nafas mereka yang terengah. Memburu. Membuat
gairah mereka berkobar.

Channie mendengar suara pintu tertutup dengan sangat keras. Kyuhyun menutup pintu—tanpa
susah payah dengan kakinya. Kemudian, Ia merasakan tubuhnya terhimpit oleh tubuh Kyuhyun,
pada dinding kamar ini. Lumatan bibir Kyuhyun lebih pelan. Lebih pelan. Seolah memberi jeda
pada Channie untuk mengambil nafas. Bibirnya terasa panas dan membengkak. Ya, ampun.
Berapa lama ia berciuman, dengan Kyuhyun.

Nafas mereka berdua terdengar sangat memburu. Seperti sehabis berlari maraton, ribuan
kilometer.

Bernafas. Terengah. Bernafas. Terengah.

Kyuhyun mencecap tepian bibir Channie, yang basah akibat saliva mereka, sisa ciuman panas
dan liar. Mengisapnya pelan. Seolah masih enggan melepaskan ciumannya. Bibir Channie,
terlalu nikmat untuk ia tinggalkan, begitu saja.

Akhirnya. Kyuhyun menempatkan dahinya, pada dahi Channie. Nafas mereka berdua masih
terengah. Jantung mereka berdua masih berdebar dengan sangat kencang. Dada yang masih naik-
turun. Tatapan mereka berdua hanya tertuju pada bibir yang ada di depannya, merah dan terasa
bengkak.

Channie menatap Kyuhyun. Kenapa Kyuhyun menghentikan ini. Apa memang, dia tidak—
tubuhnya—senikmat tubuh wanita-wanita nya. Hatinya seperti ditusuk-tusuk. Tidak. Tidak,
Channie. Bahkan ia bisa merasakan Kyuhyun menginginkan-nya. Kini, Kyuhyun juga
menatapnya. Tatapannya sendu. Menggelap. Kemudian, menyala-nyala. Membuat Channie, sulit
mengartikannya.

Kyuhyun menatap lekat-lekat Channie. Merekam semua apa yang ia lihat pada wajah cantik—
bergairah—gadis di depannya ini. Nafas Channie yang panas menerpa permukaan kulit
wajahnya. Kyuhyun seperti terkena sihir akibat hembusan nafas Channie, ini. Mencoba
mengingat apa kata Jungsoo, tadi siang. Pria itu ternyata menyimpan perasaan pada Channie-
nya. Walau, tidak Jungsoo ungkapkan padanya. Tapi, Kyuhyun seorang pria. Dia, yakin tahu apa
yang pria itu rasakan. Bagaimana perasaan Jungsoo terhadap Channie ternyata lebih dari seorang
adik. Parahnya, Jungsoo memang sengaja menyembunyikan perasaannya. Sialan! Ia juga
mendengar pernikahan Jungsoo, diundur. Kyuhyun, tidak tahu harus berbuat apa. Sedang,
Channie-nya ini, menyimpan perasaan juga pada pria itu. Ya, Tuhan. Seandainya, Jungsoo bukan
saudara Channie, atau Park Soo Hwan dia akan menghilangkan pria itu dari muka bumi ini.
Agar, Channie bisa terus untuknya? Bersamanya. Apa yang kau bilang barusan, Cho Kyuhyun?!
Brengsek, kau!

Satu lagi, yang membuat Kyuhyun semakin tidak bisa kehilangan Channie. Jungsoo bisa saja
merebut istrinya ini. Karena, kalau saja Channie tahu, jika dia dan Jungsoo bukanlah—

“Kyu—hhh.“ panggilan lemah Channie membuyarkan segala lamunan Kyuhyun. Channie


hendak beringsut dan turun dari pinggangnya. Ya, ampun. Dia baru sadar, Channie menatapnya
dengan sorot mata yang terluka.

“Tidak. Jangan.” desis Kyuhyun, semakin memperat, dekapannya. Semakin menekan tubuh
Channie, ke dinding. Menyeruakkan kepalanya, pada lekukan leher Channie. Menghirup aroma
Channie yang memabukkan. Dan membuat  tanda kepemilikannya di sana, lagi. Dia, Park
Channie. Hanya miliknya. Milik, Cho Kyuhyun.

“Kau. Milikku.” desah Kyuhyun saat bibirnya membelai bawah telinga dan titik denyut nadi, di
leher Channie. Mengirimkan percikan api yang membuat tubuh panas mereka, kembali terbakar.

“Milik—ku—hhh.” nafas Kyuhyun kembali terengah, membuat Channie merasakan kupu-kupu


mulai menggelitik di perutnya. Kyuhyun berlama-lama di lekukan leher Channie—surga bagi
Kyuhyun.

“Aromamu, memabukkan.” desah Kyuhyun masih sibuk menciumi area lekukan leher Channie,
kemudian naik ke rahang dan kembali pada bibir Channie.

Channie bergeliat dengan tubuhnya masih melilit di pinggang Kyuhyun, sehingga menyentuh
titik rangsang tubuh mereka. Kyuhyun menggeram frustasi. Demi, Tuhan. Tubuh Channie terasa
pas atau memang sengaja tercipta dipasangkan dengan tubuhnya.

Kyuhyun tidak mampu menahan lebih lama lagi, karena miliknya sudah sangat terasa nyeri dan
keras seperti batu. Begitu juga, Channie yang merasa semakin basah. Kyuhyun menyingkap
ujung blouse tipis. Mengusap perut datar Channie, lalu naik mengusap ke tulang rusuk hingga
menyentuh dada Channie yang masih terbalut dengan bra. Jari-jari lincah Kyuhyun, mengusap
dan meremasnya. Terasa pas di tangannya. Membuat Channie, menggeram di dalam mulutnya
merasakan pijatan tangan Kyuhyun di dadanya dan bibirnya dalam lumatan bibir Kyuhyun.
Sensasinya membuat Channie semakin mengeratkan tangannya di leher Kyuhyun. Membuat,
area sensitifnya tidak berhenti berkedut.

Tidak sabar, dengan sekali sentakan, Kyuhyun berhasil merobek blouse tipis yang berbahan
siffon—melekat di tubuh Channie itu, melemparnya seperti kain usang yang tidak terpakai.
Menatap tubuh atas Channie yang masih memakai bra hitam dengan sedikit renda yang
menghiasi, warna hitam yang kontras dengan kulit pucat Channie, membuat Channie terlihat
semakin cantik dan menggairahkan, tentunya. Kyuhyun tidak menyangka. Tubuh gadis ini, lebih
dari imajinasinya selama ini. Sangat indah. Di tambah ekspresi wajah Channie yang merona dan
sedikit berkeringat. Damn! Bertambah cantik saja gadisnya ini. Tentunya, sangat membahayakan
dirinya. Pangkal pahanya makin mengeras.

“Lepaskan kemeja—ku,” pinta Kyuhyun pada Channie, membuat semburat merah itu semakin
menjadi. Ditambah sorot mata Channie yang sendu—penuh gairah. Ini perpaduan yang tidak
pernah Kyuhyun temui, pada wanita manapun. Sangat. Sangat indah.

Setelah Channie—dengan ragu-ragu menempatkan tangannya pada dada Kyuhyun untuk


membuka kancing kemejanya, Kyuhyun kembali menempatkan mulutnya di mulut Channie.
Menciumnya dengan tergesa-gesa, menyusupkan lidahnya. Membangkitkan gelora dan hasrat
mereka berdua. Channie membalasnya dengan tangannya yang membuka kancing kemeja
Kyuhyun—yang terasa sulit sekali untuk menyelesaikan semuanya.

Persetan! Channie, terasa lamban membuka kemejanya. Ia ingin segera merasakan tubuh
Channie yang tidak terpalisi kain apapun bersentuhan dengan kulit tubuhnya. Suara kancing
kemeja Kyuhyun yang terlepas—jatuh ke lantai, terdengar di telinga Channie. Ia kini merasakan
dada telanjang Kyuhyun bersentuhan dengan dadanya. Membuat Kyuhyun mengerang di dalam
ciumannya. Apalagi, kini ciuman Kyuhyun beralih ke dadanya, menyingkap bra yang ia pakai,
hingga Kyuhyun bisa merasakan dada Channie tanpa sehelai benang, mencium puncak dada
Channie—yang sudah mengeras di dalam mulutnya. Menghisap dan memainkannya dengan
lidah dan bibirnya. Ini, sialan! Nikmat! Channie belum pernah mendapat kenikmatan seperti ini.
Ya, ampun! Bibir dan lidah Kyuhyun serta tangan Kyuhyun tidak berhenti menyentuh ke dua
dadanya. Kyuhyun sangat lihai, memainkannya. Channie meremas kuat rambut Kyuhyun.
Menekan kepala Kyuhyun untuk tetap di sana. Mulutnya kadang terbuka dan matanya terpejam
menikmati sentuhan Kyuhyun di dadanya.

“Kyu—hhh,” desah Channie, nafasnya terengah. Channie melayang atas perlakuan Kyuhyun.
Seperti akan ada gelombang besar yang menerpa titik rangsangnya. Channie meremas kuat-kuat
leher Kyuhyun, ia lemas. Tidak punya tenaga lagi. Tangan Kyuhyun masih memainkan puncak
dada yang satunya, dan bibirnya juga masih mengulum dengan keras puncak dadanya. Channie
mendesah, hingga ia menggeliat. Kemudian…

“Ya—hhh. Lepaskan, sayang,” bisik Kyuhyun sambil mulutnya terus bergantian menghisap
puncak dadanya. Ini, gila! Gila! Bagaimana mungkin, setiap jengkal tubuh Channie, seakan ada
candu di sana. Ini. Lebih. Dari. Nikmat.

Channie berteriak, dan merasakan pelepasan pertama. Nafasnya tersengal hebat. Kakinya yang
masih mengait di pinggang Kyuhyun, seakan sudah tidak kuat lagi untuk mengait di sana.
Bagaimana bisa, Kyuhyun membuatnya orgasme hanya dengan mulutnya di dadanya? Ini, gila.
Kyuhyun membawa Channie ke ranjangnya, kemudian merebahkan Channie dengan hati-hati di
atas King Size nya. Menatap Channie dengan tatapan memuja—tubuh Channie dan kecantikan
yang luar biasa, indahnya. Sempurna. Bahkan Channie belum melepaskan rok nya.

Tapi, entah kenapa, Channie merasa bahagia. Dia merasa, di cintai. Di puja dan di butuhkan oleh
Kyuhyun. Hatinya, menghangat.

“Akan aku buat kau merasakan indahnya bercinta, percayalah.” ucapan Kyuhyun yang tulus
membuat Channie makin meremang. Wajahnya yang masih merona, kini malah semakin merona.
Kyuhyun tersenyum simpul, dan tatapannya kini berubah, menyala-nyala terbakar gairah.
Menutup bibir Channie yang terbuka—karena terengah dengan mulutnya. Melahapnya dengan
cepat dan menutut. Demi, semua Dewa yang ada di bumi. Bibir Channie ini, tidak akan pernah
habis rasa manis dan candunya. Lidah mereka sudah saling bertautan, kembali. Membelit dan
menghisap. Tangan Kyuhyun turun hingga ke area kewanitaan Channie. Menemukan titik
sensitifnya, yang sudah sangat basah kuyup.

Channie semakin menggeliat, ketika jari-jari Kyuhyun membelai kewanitaannya itu.


Menyingkap celana dalam Channie, lalu memainkan jarinya di sana. Geraman Channie berubah
menjadi desahan. Kyuhyun, suka sekali mendengar suara indah Channie dalam desahan.
Membakar gairahnya, yang tidak pernah padam. Apalagi, kalau Channie menyebut namanya.

“Oh, ya ampun. Channie, kau sudah sangat siap untukku,” bisik Kyuhyun di telinganya sambil
terus memainkan lidahnya pada leher—titik nadi Channie.

“Tahan ya, sayang. Ini untuk pemanasan—” desah Kyuhyun, tahu gairah Channie sudah
memuncak. Sama seperti dirinya. Dan ia, sebenarnya juga sangat ingin memasuki Channie.
Pangkal pahanya, sudah sangat nyeri.

Perlahan, jari panjang Kyuhyun memasuki kewanitaan Channie. Channie nyaris memekik kalau
saja bibir Kyuhyun tidak membungkamnya dengan ciuman yang menuntut dan memabukkan.
Jari-jarinya. Bergerak lincah, di sana. Perlahan. Memutar dan menambah cepat gerakan dua jari
panjangnya. Channie tidak kuasa membuka matanya. Ia menikmati sentuhan Kyuhyun di dalam
sana.

Nafas Channie, memburu. Di tambah, Kyuhyun mengalihkan ciumannya di atas dadanya


kemudian turun di perutnya. Tak henti-hentinya lidah—panas dan lihai Kyuhyun menciummi
setiap jengkal tubuh Channie. Membuat Channie berungkali menahan desahannya, tapi selalu
gagal. Merintih. Mendesah. Itulah yang di inginkan Kyuhyun. Setiap apa yang keluar dari mulut
—berbahaya Channie, seolah menarik dirinya untuk terus menjamahi tubuh indah Channie.
Memacu darahnya, hingga terbakar gairah yang tak akan pernah redup.

Kaki Channie bergerak tidak tentu saat ia merasakan dorongan kuat dari jari-jari panjang
Kyuhyun di dalam tubuhnya. Dan, sesuatu akan datang sebentar lagi. Kepalanya pening. Gejolak
di dalam perutnya semakin menjadi. Ia melayang. Kepalanya bergerak tidak teratur, karena
kenikmatan yang di ciptakan Kyuhyun dalam tubuhnya.
“Channie, sayang, tatap aku—“ bisik Kyuhyun di telinga Channie. Kyuhyun tahu kenikmatan itu
akan datang, Channie yang ada di bawahnya kini tidak kuasa menahannya oleh karena dia
memejamkan matanya. Walau kadang juga menatap Kyuhyun. Dengan perlahan ia mulai
menatap Kyuhyun, dan seperti apa yang diharapkan Kyuhyun. Ia menggerakkan cepat di dalam
tubuh Channie, hingga gadis ini meneriakkan namanya. Gelombang kenikmatan itu datang,
untuk kedua kalinya. Dan, Kyuhyun puas menatap wajah Channie yang orgasme karenanya.
Wajah Channie, yang di landa kenikmatan sangat—sangat cantik, Ya Tuhan. Ia bagaikan Dewi
keindahan yang penuh dengan godaan kenikmatan duniawi.

Kyuhyun membiarkan Channie yang masih menikmati sisa-sisa pelepasannya. Dada mereka
berdua masih bergemuruh dengan nafas yang memburu. Kyuhyun dengan sigap melepas
bawahan Channie, hingga Channie kini, polos di bawahnya. Kyuhyun menahan nafasnya
sejenak. Ia tidak boleh tergesa-gesa pada Channie. Ia tahu, kalau Channie masih perawan. Dan,
Kyuhyun sama sekali belum pernah tidur dengan perawan. Sama sekali. Dia, tidak tahu, berbuat
dari mana agar tidak menyakiti gadis ini. Tapi, ia ingin segera menuntaskan hasratnya yang ia
pendam selama ini, sejak ia bertemu pertama kali dengan Chnanie. Dan langsung membuat
reaksi berlebihan di tubuhnya.

“Ya, Tuhan. Kau, sangat cantik… lebih dari cantik. Kau, harus tahu itu.” bisik Kyuhyun saat
Channie merasa malu, karena tubuh telanjangnya di bawah Kyuhyun. Gadis ini, merona kembali.
Sial. Ia tidak tahan, melihat Channie seperti ini. Merona. Berkeringat. Tatapannya sendu penuh
gairah. Ia bangga. Ia pria satu-satunya dan pertama yang melihat Channie, seperti ini.

Kyuhyun sudah melepas celana panjangnya, beserta celana dalamnya dengan cepat. Membuat
Channie berkeringat dingin. Gugup. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain, saat tubuh Kyuhyun
mulai menekan lagi tubuhnya.

Kyuhyun mulai mencium pipi merona Channie, turun ke rahang, kembali ke leher Channie.
Mencecapi setiap inchi kulit Channie dengan bibirnya, menimbulkan sengatan gairah ke seluruh
tubuh Channie terutama titik sensitifnya. Kyuhyun terdengar menggeram saat perlahan miliknya
perlahan menyentuh kewanitaan Channie, begitu juga Channie. Ia menatap Kyuhyun, seolah
akan mengatakan sesuatu. Menggigit bibirnya, jeritannya saat milik Kyuhyun itu sedikit
memasuki tubuhnya.

Kyuhyun tahu, apa arti tatapan Channie padanya, “Tahan Channie, ini akan sakit, tapi—“

“K—Kyu, aku baru pertama—“ bisik Channie. Bibirnya tepat di depan bibir Kyuhyun, “Aku
tahu, aku tahu. Aku juga belum pernah dengan perawan sebelumnya, Channie—hanya
denganmu.“ balas Kyuhyun menahan desahannya, karena milik Channie, begitu sempit. Di luar
dugaannya selama ini.

Channie memejamkan matanya kuat-kuat, karena perlahan milik Kyuhyun masuk ke dalam
tubuhnya, walau tidak, belum sepenuhnya. Jantungnya berdebar hebat. Hatinya berdesir, jadi dia
gadis perawan pertama yang Kyuhyun tiduri. Ya, ampun. Kyuhyun belum pernah tidur dengan
perawan.
“Ah—hhh. Ya, ampun kau sempit sekali, Channie.” desah Kyuhyun, terdengar sedikit frustasi
namun tetap mampu membakar seluruh tubuh Channie dengan suara serak seksi-nya itu.
Terlebih lagi, wajah Kyuhyun yang berpeluh dengan rambut yang acak-acakan. Sialan. Pria ini,
berkali-kali lipat tampannya dan juga makin terlihat panas.

Channie tiba-tiba memekik dan mencengkeram kuat pundak Kyuhyun, tanpa ada aba-aba
Kyuhyun sedikit menyentakkan miliknya ke dalam tubuh Channie. Hingga nafas mereka berdua
kini terdengar melenguh.

Kyuhyun menatap Channie, dengan smriknya. Brengsek, di saat seperti ini dia malah tersenyum
dengan smriknya. Batin Channie kesal. Ya, dia tahu. Kalau Kyuhyun sangat berpengalaman
dengan wanita yang sudah terbiasa dengan seks. Tapi, Channie? Ini baru pertama untuknya.

“Maaf, tapi itu—“

“Cho Kyuhyun—hhh,” bisik Channie dengan nafasnya yang tersengal, tidak dipungkiri ia masih
gugup dan takut kalau saja Kyuhyun akan menyakitinya. Kyuhyun menatapnya dengan tatapan
memuja. Dia tidak bisa kalau tidak segera memasuki Channie, sepenuhnya.

“Tahan sebentar, sayang. Aku tidak akan menyakitimu. Percayalah.” ujar Kyuhyun pelan.
Terdengar penuh dengan kasih sayang. Mencoba menenangkan kegugupan Channie dan juga
rasa sakit yang bahkan Kyuhyun tidak tahu sakitnya seperti apa. Sebaliknya, ia merasakan
nikmat yang luar biasa. Yang belum pernah ia rasakan, pada wanita manapun. Dan, inilah yang
ia nanti-nanti kan. Mimpi yang menghantuinya setiap malam, hingga ia serasa akan mati, jika
tidak akan melakukannya dengan Channie.

“Kita tidak melakukan seks, Park Channie. Tapi. Bercinta.” bisik Kyuhyun tenang namun belum
Channie mengomentari, bibir Kyuhyun lebih dulu melahap bibirnya yang masih terasa bengkak.
Dengan pergerakan bibir Kyuhyun yang melumat bibitnya dengan panas, lagi. Serta lidahnya
yang mampu membuat Channie membuka mulutnya, untuk menyambut lidah lihai Kyuhyun.
Hingga ia membalas ciuman ini.

Channie merasa tenang. Ya, dia akan bercinta. Setidaknya.

Channie tiba-tiba merasakan sentakan kuat di dalam tubuhnya. Jeritannya tertahan dalam
mulutnya, karena Kyuhyun masih sibuk memainkan bibir dan lidahnya untuk mencium bibirnya.
Milik Kyuhyun terasa sangat penuh di dalam tubuhnya, terasa sesak hingga ia menggeliat dan
merintih. Rasanya memang sangat sakit. Hingga ia tidak sadar mengeluarkan air matanya.

“Ssshhh—jangan menangis,“ bisik Kyuhyun setelah melepas tautan bibirnya, kemudian


menciummi setiap inchi wajah Channie. Ketika, ia melihat air mata Channie, Kyuhyun
menghapusnya dengan ciuman lembut. Sudah ia duga, pasti akan sesakit ini. Tapi, mau
bagaimana lagi. Ia sudah mencoba sepelan mungkin, tapi tidak berhasil menerobos pertahanan
dinding Channie hingga dia menusukkan kuat-kuat miliknya. Milik Channie benar-benar
membuatnya gila.
Milik Kyuhyun, terasa sangat dalam mengisi tubuh Channie.

Sempit. Kyuhyun memejamkan matanya karena miliknya seakan di cengkeram kuat-kuat oleh
dinding kewanitaan Channie. Kenapa senikmat ini? Ia tidak pernah merasakan kenikmatan
seperti ini, sebelumnya. Ini. Bahaya. Cho Kyuhyun.

Ini. Lebih. Dari. Yang. Ia. Bayangkan.

Channie merasakan dorongan di dalam tubuhnya ketika rasa sakit itu sedikit mereda. Kyuhyun
sepertinya, tidak sabar menggerakkan dirinya. Walau sakit masih terasa, tapi ada rasa lain di
setiap gerakan Kyuhyun di dalam tubuhnya. Kyuhyun, menggerakkan miliknya dengan irama
yang ia buat sendiri, hingga membuatnya nyaris bermain cepat. Tapi, ia ingat. Ini pertama kali
bagi Channie. Dia harus memberi kesan percintaan yang indah untuk Channie. Agar Channie
selalu mengingat malam pertama mereka. Dengannya, dengan Cho Kyuhyun.

Tapi, Kyuhyun tidak bisa selamanya pelan. Ingin segera menusukkan kuat-kuat miliknya.
Menatap Channie, memastikan apakah masih terasa sakit. Tatapan Channie yang sendu—
bergairah. Channie sudah tidak merasakan sakit tapi kenikmatan yang ia rasakan. Bagus. Dan,
peluh yang ada di dahi Channie dan juga cengkeraman kuat Channie di bed cover serta selimut
yang sudah tidak berbentuk rapi lagi. Membuat Kyuhyun, frustasi. Sialan. Channie membuatnya
semakin terbakar. Gairahnya sudah memuncak. Tidak bisa di tahan lebih lama lagi. Ia sudah
tidak kuasa menahannya.

Channie menggeram ketika Kyuhyun memainkan bibir dan lidahnya di puncak dadanya yang
mengeras. Mengulum dan menghisapnya kuat-kuat. Serta tangannya, meremas dada Channie
yang satunya. Channie di buat melayang oleh perlakuan Kyuhyun ini. Apalagi, Kyuhyun
menggerakkan dengan cepat miliknya di dalam tubuh Channie. Sentuhan Kyuhyun membuat
Channie semakin terbakar gairah hingga ia secara tidak sadar juga menggerakkan tubuhnya.
Mengimbangi permainan Kyuhyun. Mengalihkan tangannya, pada punggung telanjang Kyuhyun.
Mengusap serta memegang kuat untuk menahan tubuhnya saat ia bergeliat karena dorongan
Kyuhyun.

Setiap sentuhan Channie, pada kulit telanjangnya. Membuat Kyuhyun gila. Akal sehatnya tidak
berfungsi sebagai mana mestinya. Begitu lembut dan penuh dengan gairah. Memacu
semangatnya.

“Ya, ampun. Channie. Kau—“ desah Kyuhyun tiap kali ia mendorong miliknya lebih dalam
bersama dengan Channie yang menggerakkan tubuhnya, berlawanan. Ini. Sangat. Sangat.
Nikmat. Dan, Channie adalah miliknya. Ia tidak tahu, akan hidup seperti apa. Jika, Channie
menjadi milik pria lain.

Terengah. Mendesah, Channie di buatnya. Menggertakkan giginya setiap merasakan kenikmatan


yang melanda miliknya di dalam tubuh Channie.

“Kyuhyun—“ desahan Channie memacu Kyuhyun bergerak lebih cepat, Milik Kyuhyun
menyentuh titik rangsangnya. Sialan. Channie. Belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini.
“Channie, Kau sangat nikmat. Ya, Tuhan.” desah Kyuhyun. Channie meremang mendengar apa
kata Kyuhyun, barusan. Tangannya semakin erat memeluk—mengusap, punggung Kyuhyun.

Deru nafas mereka terdengar sangat memburu.

Desahan Channie yang memanggil nama Kyuhyun, dan juga aroma percintaan yang menguar di
dalam kamar ini, membuat Kyuhyun menaikkan tempo permainan ini, lebih cepat. Apalagi,
Kyuhyun. Ia, seakan tidak sabar ingin menuntaskan semuanya. Mimpinya selama ini.

Kaki Channie yang melilit di pinggang Kyuhyun semakin membuat Kyuhyun gila. Bahkan lebih
dalam miliknya memasuki tubuh Channie.

Panas. Tubuh mereka bersatu saling bergesekan dengan peluh yang membanjiri tubuh masing-
masing. Seakan membuat percintaan ini semakin liar dan tidak terkendali. Kyuhyun tahu,
Channie akan datang. Tubuh Channie menegang. Wajahnya semakin memerah dengan peluh
yang membanjiri tubuh Channie, membuat Kyuhyun menusukkan lebih dalam miliknya.

“Cho Kyuhyun, Ak—aku—“ desah Channie ketika merasakan dorongan kuat di dalam tubuhnya,
begitu nikmat. Ia, akan datang.

Kyuhyun yang menyeruakkan kepalanya di sela-sela lehernya, menciummi setiap jengkal leher
jenjang Channie, berbisik “Ya, Sayang—“ Milik Channie semakin erat mencengkeram miliknya
di dalam sana.

“Milikku. Kau. Milikku. Channie.” Kyuhyun menekankan setiap katanya, untuk Channie. Ia kini
terus menatap Channie, begitu juga sebaliknya. Channie melihat tatapan mata Kyuhyun yang
tajam dan penuh dengan gairah. Hatinya berdesir. Membuat gejolak lain di perut dan sensitifnya.
Kata-kata Kyuhyun itu adalah janji yang harus ia tepati. Ia milik Kyuhyun untuk saat ini dan
seterusnya. Sialan, kau akan terjebak bersama pria ini.

“Milikku, Park Channie—“

Kyuhyun mendorong kuat miliknya. Channie, tidak kuasa menjawabnya. Ia tidak punya tenaga.
Begitu penuh milik Kyuhyun mengisinya. Hingga ia merasakan, mungkin menembus dinding
rahimnya, sangat dalam. Ini, gila. Rasanya seperti melayang. Dan, lagi Kyuhyun menusukkan
miliknya semakin dalam dan kuat, tubuh Channie seketika dihantam gelombang kenikmatan
yang begitu intens. Kenikmatan itu datang. Bersama dengan tubuhnya yang kaku.

Terengah. Ia, seakan lemas. Tubuhnya sulit ia gerakkan.

Tak lama setelah itu, Channie juga merasakan tubuh Kyuhyun menegang. Pria itu meneriakkan
namanya dengan keras, kemudian ada kehangatan mengalir di dalam tubuhnya. Cairan Kyuhyun,
memenuhi rahimnya. Kyuhyun ambruk di atas tubuhnya. Menyeruakkan wajahnya di leher
jenjangnya, menghirup dalam-dalam aromanya. Mencium leher jenjangnya. Mencium rambutnya
dengan deru nafas Kyuhyun terdengar memburu, seperti deru nafasnya juga. Channie bisa
merasakan pelepasan Kyuhyun di dalam tubuhnya yang begitu hebat.
Kyuhyun menikmati orgasmenya yang sangat intens. Aroma tubuh Channie dan rambutnya,
semuanya kombinasi yang begitu sangat indah. Dan, pelepasan di dalam tubuh Channie, yang
sialan sangat nikmatnya. Ia tidak pernah menemukan kenikmatan ini, sebelumnya. Dan, tidak
akan pernah bisa menandingi kenikmatan yang Channie berikan. Tidak ada.

Ya, Tuhan. Cho Kyuhyun, kau akan benar-benar gila, jika hanya sekali merasakannya.
Brengsek!

Bahkan sekali, tidak akan pernah cukup. Ketagihan?! Lebih dari ketagihan!

Ia, sudah menduga akan seperti ini. Tapi, ini lebih dari yang ia duga. Apakah, akan membuat
Channie dalam pernikahan untuk membuatnya di samping Kyuhyun. Selamanya. Ini, bukan
hanya tubuh. Ada gelenyar lain di hatinya, saat orgasme pertama datang menghantamnya di
dalam tubuh Channie. Tubuhnya terasa pas dengan Channie.

Channie, meringis saat Kyuhyun menarik miliknya keluar dari tubuhnya hingga Kyuhyun
berbaring di sebelahnya. Ia belum berani menatap Kyuhyun, wajahnya terlalu merah merona
untuk menatap Kyuhyun, malu. Tidak di pungkiri, ia sangat menikmati percintaan ini. Tangan
Kyuhyun menarik pinggangnya, memeluk tubuh Channie, possesif. Merapat dengan tubuh
Kyuhyun. Punggungnya menempel pada dada Kyuhyun. Ia bisa merasakan detak jantung
Kyuhyun. Berdetak, untuknya.

“Terima kasih,” bisik Kyuhyun, “Aku pria pertama kalinya, dan ini juga pertama kali aku
merasakan percintaan yang begitu hebat.” lanjutnya, kemudian Channie merasakan Kyuhyun
mencium pelipis dan juga rambutnya, berulang-kali.

Apa? Ini juga termasuk percintaan hebat bagi Kyuhyun, untuk pertama kali? Sulit di percaya,
karena Kyuhyun sering melakukan dengan wanita-wanita yang jauh berpengalaman dari pada
Channie. Hatinya, menghangat. Serasa ada berjuta-juta kupu-kupu mengepakkan sayapnya di
perut Channie.

Kyuhyun menempelkan bibir basahnya di pundak Channie. Menciumi kulit telanjang yang
begitu cantik, milik Channie. Oh, Tuhan. Tubuhnya bereaksi kembali. Ereksi. Benar-benar, gila.

Channie sedikit tersentak, saat merasakan milik Kyuhyun—yang sudah kembali terangsang,
menyentuh pinggangnya. Terasa menusuk. Terdengar, nafas Kyuhyun yang pendek-pendek
sambil terus mencium area bahunya, hingga membuat Channie dibakar gairahnya, kembali.
Sialan. Ia, menginginkan pria ini di dalam tubuhnya.

Tangan Kyuhyun turun, menyentuh sensitif Channie. Mengusapnya. Membuat Channie,


menahan nafasnya. Tidak tahan, dengan sentuhan jari-jari panjang Kyuhyun yang mulai
memasuki tubuhnya. Nyaris memekik, tapi mulut Kyuhyun lebih dulu membungkam mulutnya
dengan ciuman yang menuntut. Jari-jari Kyuhyun begitu lincah bergerak di dalam tubuhnya.
Begitu nikmat.
“Sekali lagi, Channie—“ desah Kyuhyun di telinganya, kemudian mengecupi telinga, bagian
bawah telinga dan lehernya. Channie melenguh karena gairahnya kembali bangkit. Matanya
terpejam menikmati ciuman Kyuhyun, di sana. Apalagi, tangan Kyuhyun yang lain, memainkan
dadanya. Meremasnya dengan cara Kyuhyun sendiri, berulang-kali hingga ia menggeliat.

Nafas mereka kembali memburu. Desahan kembali keluar dari bibir Channie saat bibir Kyuhyun
mencium dan mencecapi punggung telanjangnya. Ia, tidak mungkin menolak kenikmatan ini.
Tidak akan bisa, tepatnya!

***

Sinar matahari pagi, mengusik tidur lelapnya. Channie masih enggan membuka mata. Ia masih
ingin menikmati rasa kantuknya dan sepertinya ini masih terlalu pagi untuk bangun. Kemudian,
ia merasakan sesuatu yang lembut dan basah di bibirnya. Membuka matanya, ia mendapati
Kyuhyun ada di sampingnya. Rupanya, Kyuhyun mencium bibirnya. Rasa mint segar dari pasta
gigi yang Kyuhyun gunakan, masih tersisa di bibirnya. Pipinya merona, tanpa ia sadari.

Kyuhyun sudah duduk dengan pakaian yang sudah rapi, seperti akan berangkat bekerja.

Channie, segera tersadar dengan arah tatapan Kyuhyun pada dada—Ya, ampun! Selimut yang ia
pakai melorot hingga memperlihatkan sebagian dadanya. Menarik dengan cepat selimutnya
hingga batas lehernya.

Ya, Tuhan! Semalam!

Menormalkan wajahnya, karena mungkin saja, Kyuhyun sudah bisa membaca gelagat malu dan
gugupnya dia. Mengalihkan tatapannya ke arah lain, ia tidak mau Kyuhyun menertawakannya.
Dari ekor matanya, ia masih bisa merasakan, bahwa tatapan Kyuhyun masih intens menatapnya.
Sulit sekali diartikan. Membuat Channie, salah tingkah saja.

Channie lagi-lagi tersadar, ini bukan kamarnya. Melainkan kamar pria yang masih duduk
memperhatikannya, dengan tatapan dinginnya. Entahlah, ia tidak tahu kenapa Kyuhyun
menatapnya seperti itu. Yang jelas, ia sekarang sangat mengagumi selera Kyuhyun! Dalam
pemilihian desain ruangan tentunya. Kamar yang sangat amat besar. Dengan dominasi warna
putih, abu-abu dan ada sedikit warna merah. Ini, bukan kamar. Sangat mewah. Rupanya,
Kyuhyun memang sangat perfeksionis di lihat dari kerapian tempat ini, dan juga interior yang
terlihat maskulin. Dia, sangat-sangat. Kaya. Raya, Park Channie.

Channie mendengar deheman Kyuhyun, pelan. Seketika ia menghentikan tatapan kagumnya


pada kamar ini. Dia akan turun, tapi dengan memakai apa untuk ke kamarnya. Sialan Cho
Kyuhyun, merobek pakaian yang ia pakai kemarin.

Beringsut, dan mengumpulkan selimut. Menutupi tubuhnya, Channie duduk dan hendak beranjak
dari ranjang—alas pelepasan keperawannnya—mewah Cho Kyuhyun ini.

“Perlu bantuan?” suara tenang Kyuhyun memecah kebisuan di kamar ini.


“Tidak—Akhhh,“

Baru saja ia akan menggerakkan kakinya. Rasa sakit, ngilu di area sensitifnya terasa menjalar ke
seluruh tubuhnya. Sial. Ini, lebih dari sakit. Badan Channie, juga terasa agak meriang karena rasa
ngilu ini. Tanpa sadar Channie meringis, merintih.

Channie merasakan tangan Kyuhyun ada di lengannya, duduk di depannya, Kyuhyun terlihat
cemas. Channie berusaha menahan sakitnya ini. Kemudian, ia menggerakkan lagi kakinya, untuk
menyentuh lantai, tapi lagi-lagi…

“Apa rasanya, sakit sekali?” tanya Kyuhyun terdengar khawatir, Channie menatap Kyuhyun raut
wajah Kyuhyun yang sedemikian rupa, membuat Channie menahan tawanya. “Tadi malam, apa
aku—“

“Aku baik-baik saja,” ucap Channie pelan, “Aku bisa berdiri sendiri, tapi aku perlu pakaian
untuk turun, bagaimana kalau nanti Bibi Han—“

“Turun? Untuk apa ke kamarmu?” potong Kyuhyun, Channie melotot kesal ke arah Kyuhyun.

“Untuk mandi. Lalu, ke kantor.” Channie menghela nafas sejenak, “Ini, bukan kamarku. Kau
kira aku akan—“

“Mulai sekarang, kau tidur di sini. Bersamaku.” potong Kyuhyun. Nada suaranya sangat tenang,
memerintah. Tapi, kenapa dia mengucapnya kalimat seperti ini dengan sangat tenang. Tidak
terbantahkan!

Mengerjap. Apa kata Kyuhyun, barusan? Pria ini sinting?

“Mau mandi?” tanya Kyuhyun pelan, mendekatkan wajahnya hingga kini beberapa centi dari
wajah Channie, “Kamar mandinya, ada di sana, apa mau aku antar?” lanjutnya lagi dengan suara
yang nyaris berbisik. Tepat di depan mulut Channie.

Channie menahan nafas, sepertinya ia tidak bisa bernafas, lebih tepatnya. Aroma musk serta
pinus segar—perpaduan dari parfum dan aroma tubuh Kyuhyun—Menyatu, membuatnya
meremang. Ini, terlalu pagi untuk melayang karena aroma Kyuhyun yang memabukkan. Apalagi,
Kyuhyun sudah sangat tampan dengan balutan kemeja dan dasi yang pas, seperti menikmati
pemandangan sangat indah. Channie menatap Kyuhyun. Terpesona.

Channie segera menelan ludahnya, walau sangat sulit. Ia harus fokus. Bagaimana bisa, Kyuhyun
merubah seenaknya. Walau dia suka, sangat suka malah jika Kyuhyun tetap tinggal di
penthouse-nya ini, tapi tidur sekamar dengan Kyuhyun???

“Cho Kyuhyun, kau tidak bisa dengan mudahnya membuat aturan—“


“Jangan membantah, Channie. Mulutmu yang manis dan memabukkan itu terlalu indah untuk
kau buat mendebatku, di pagi hari!” desis Kyuhyun sambil terus menatap mata Channie,
membuat Channie sedikit, terintimidasi oleh sorot mata Kyuhyun ini.

“Pakaianku semua juga masih ada di—“

“Semua sudah di pindahkan di sini. Ada di dalam walking closet yang aku persiapkan khusus
untukmu,” potong Kyuhyun, lagi-lagi. Channie ternganga. Pria ini, lebih gila dari apa yang ia
pikirkan.

“Baiklah,” Kyuhyun menatap Rolex yang ada di pergelangan tangannya, kurang satu jam lagi
ada rapat. Sial. Padahal dia masih ingin bermain-main dengan Channie. “Kau sakit, jangan
masuk ke kantor. Lagi pula ini sudah jam sembilan, kau sudah telat satu jam.” terdengar seperti
perintah yang tidak terbantahkan.

“Kau pasti sengaja, tidak membangunkan aku, kan!” Channie menggerutu, Kyuhyun berbalik
menatapnya.

“Kau pikir, kau bisa berjalan setelah tadi malam—“ Kyuhyun menghela nafasnya ketika melihat
Channie merona, mengingat kegiatan mereka tadi malam. Sialan, Channie. Dengan merona saja,
membuat bagian bawah Kyuhyun yang sedari tadi sudah terbangun, kini semakin bereaksi di
dalam celananya.

Ya, ampun. Cho Kyuhyun. Jangan. Menyerangnya. Kau. Ada. Rapat. Penting. Pagi ini.

Menghilangkan pikiran mesumnya. Kyuhyun berkacak pinggang, lalu menatap Channie dengan
smirknya, “Coba saja, kau berjalan ke kamar mandi, aku akan lihat seberapa bisa kau bisa
menggerakkan kaki indahmu, itu.”

Cho Kyuhyun brengsek! Batin Channie berteriak.

Channie yang harga dirinya merasa dipertaruhkan, jika ia tidak beranjak. Maka, dengan menahan
nafasnya—menahan rasa nyeri. Channie mencoba berdiri, tentunya dengan menjaga wajahnya
agar tidak meringis. Perlahan ia mulai melangkahkan, kakinya. Tapi…

Sangat. Nyeri. Nyaris ia memekikkan suaranya. Astaga. Sampai kapan, sakitnya akan hilang.
Channie tanpa sadar, meringis. Menghentikan langkahnya.

Kyuhyun masih menatap Channie dengan arogan. Smriknya masih terpampang di wajahnya.
Gadis ini, benar-benar keras kepala. Aneh, Kyuhyun semakin bergairah menatap Channie yang
hanya berbalut selimut dengan wajah Channie yang kesal terhadapnya.

“Ahhh—Cho Kyuhyun!”
Channie memekik saat tubuhnya terangkat. Kyuhyun dengan tiba-tiba, menggendong tubuhnya.
Channie memalingkan wajahnya, malu. Dengan otomatis, Channie mengalungkan tangannya di
leher Kyuhyun. Dan, jantungnya berdebar dengan kencang.

“Keras kepala.” gumam Kyuhyun. Channie bisa merasakan tatapan Kyuhyun dengan senyum
evil pada wajah tampan—malaikatnya.

Kyuhyun menurunkan Channie di tepian bath-up, dengan menunduk sedikit Kyuhyun,


menangkup wajah Channie dengan kedua tangannya, kemudian bibirnya menekan keras pada
bibir Channie, yang dirasa, sedari tadi sudah memintanya untuk dilahap. Kyuhyun menggeram,
nikmat. Melumat dengan cepat. Menyusupkan lidahnya ketika Channie hendak protes padanya.
Lidahnya bergerak liar di rongga mulut Channie. Merasakan bibir Channie, lidah Channie.
Bergantian. Dengan tergesa-gesa dan menuntut.

Channie yang belum siap dengan serangan ciuman Kyuhyun—yang tiba-tiba— kesulitan
bernafas karena Kyuhyun benar-benar melahap bibirnya, seolah dia sangat kelaparan. Hawa
panas, langsung terasa di dalam ruangan ini. Gelenyar gairah kembali bangkit. Selimut yang
menutupi tubuhnya, melorot karena tangannya beralih berpengangan pada leher Kyuhyun.
Membalas ciuman Kyuhyun, dengan nalurinya sendiri. Rasa mint segar dari bibir Kyuhyun,
membuat Channie makin semangat membalas, ciuman yang semakin menggebu ini.

Channie seakan tidak kuasa untuk berdiri, ia terlalu lemas karena rasa nyeri di bawah tubuhnya
dan juga ciuman Kyuhyun yang penuh gairah ini, membuat energinya terkuras, sehingga ia juga
tidak tahu kapan ia sudah duduk di tepian bath-up. Channie hendak menarik kemeja Kyuhyun,
kalau saja, Kyuhyun tidak menghentikan ciumannya.

Terengah. Nafas mereka, masih memburu. Dada mereka berdua masih naik-turun, memompa
oksigen yang terlalu banyak keluar dari paru-paru mereka karena aktifitas panas barusan.

Kyuhyun masih menatap bibirnya yang memerah, kemudian di lumatnya lagi dengan lebih
lembut bibir yang masih terlihat bengkak namun begitu membuatnya bergairah. Merasakan
setiap jengkal bibir Channie yang menyatu dengan bibirnya. Sialan, ini begitu nikmat. Menggigit
kecil-kecil bibir Channie, disertai hisapan dan Channie juga membalasnya, membuat Kyuhyun
semakin gila.

Tangan Kyuhyun mengusap bahu Channie, turun ke dada Channie. Membuat gadis itu
menggeliat ketika ia meremasnya pelan. Celananya sudah mengetat. Terasa nyeri. Ini, harus di
hentikan kalau kau tidak mau kehilangan kontrol, Cho Kyuhyun.

Menarik wajahnya, Kyuhyun kemudian meletakkan tubuh—telanjang Channie ke dalam bath-up.


Channie semakin merona. Wajahnya memanas. Dia, dalam keadaan telanjang. Ya, Tuhan.
Channie! Kenapa Kyuhyun begitu membuatmu berdebar dengan perlakuannya, yang seperti ini.

Kau telanjang, Channie. Dan, Kyuhyun—yang panas dan masih berbahaya ini berpakaian
lengkap. Ralat, sangat lengkap dan terlebih sangat rapi. Kau hampir saja merobek kemejanya
kan? Sudah berapa lama, kau menjadi gadis mesum?
Dia tidak berani menatap Kyuhyun, apalagi ia tadi juga sangat menikmati ciumannya, barusan.

“Mandi, Channie—“ Kyuhyun menghela nafasnya, tatapannya masih menyala-nyala penuh


gairah pada Channie. Tidak mungkin, dia membatalkan jadwalnya, kan? Tuhan… Tubuh indah
Channie—yang masih penuh dengan tanda merah, akibat perlakuannya, seperti memanggilnya
untuk segera menyerang.

Memejamkan matanya, kemudian mencium pelipis Channie, “Aku pergi,” bisik Kyuhyun.
Channie hanya membeku mendapat perlakuan seperti ini. Jantungnya masih belum berhenti
berdetak secara normal. Belum berani menatap Kyuhyun. Akhirnya, ia bisa bernafas lega, setelah
mendengar suara pintu tertutup.

***

Channie meraih jubah mandi—mewah untuknya, yang memang sudah ada di sana, sadar jika
sudah cukup lama ia berendam dengan nyaman dengan air hangat dan aroma theraphy. Cukup
menyembuhkan rasa nyerinya. Lebih baik, dari pada tadi sebelum dia berendam. Melangkahkan
kaki dengan pelan, ia menyebrang di ruangan ini.

Takjub! Bukan hanya kamar mandi. Ini, sangat indah. Mewah. Channie, ternganga menatap
jacuzzi yang ada di dalam kamar mandi ini—hanya terpisahkan oleh sekat kaca buram, langsung
menatap ke luar. Pintu kaca, menyambung langsung dengan taman kecil, di sana. Ini gila!
Kyuhyun, memang mempunyai selera yang sangat tinggi.

Ya. dia, banyak uang, Channie. Hal, seperti ini. Sangat. Mudah. Ia, dapatkan.

Sebelum, ingin merendam kan diri lagi, Channie segera melangkah kakinya, ke luar dari kamar
mandi super mewah ini. Mencari pakaian yang layak untuk ia pakai, dalam walking closet, tiba-
tiba terdengar suara pintunya di ketuk.

“Bibi Han,” ucapnya ketika membuka pintu, Bibi Han tersenyum kemudian meletakkan
makanan dan minuman di meja, “Bibi Han, aku bisa makan di bawah. Kau tidak perlu—“

“Kau sakit, mana mungkin aku membiarkan—“

“Aku baik-baik saja,” kilah Channie, tentunya menyembunyikan rona wajahnya yang memerah.
Bibi Han tersenyum melihat Channie. “Tidak perlu repot-repot,” Channie menjadi salah tingkah.

“Tuan muda bilang, kau sakit, Channie. Jadi, jangan banyak bergerak. Istirahatlah. Aku
membawakan obat, kau harus meminumnya.” ucap wanita paruh baya itu tersenyum sambil
membeli tangannya, “Kalau ada perlu, tinggal memanggilku. Tidak perlu turun, kalau masih
sakit. Telepon saja.” tambahnya.

“Oh, ya. Channie, Tuan muda juga bilang, kau harus menunggunya pulang. Tidak boleh kemana-
mana. Nanti siang, dia akan pulang. Makan siang, katanya.”
Apa? Untuk apa Kyuhyun, makan siang di sini?

Channie hanya bisa mengangguk, ragu. Kyuhyun bilang dia sakit? Tapi, dari raut wajah Bibi
Han, Channie merasa Bibi Han, tau sesuatu telah terjadi semalam. Apa, terlihat jelas kalau ia
kesulitan berjalan karena percintaannya semalam dengan Kyuhyun. Sial. Wajahnya panas
seketika mengingatnya. Memalukan? Apa memang semua wanita akan kesakitan setelahnya,
seperti dirinya?

Setelah menyantap makanan yang Bibi Han bawakan, untuknya. Channie berjalan, mengelilingi
kamar ini, beralih ke jendela super besar yang masih tertutup korden tipis, Channie
membukanya. Mulutnya ternganga setelah melihat apa yang ada di depannya.

Sebuah kolam renang. Kolam renang. Channie! Dan, di depannya bukanlah jendela, melainkan
pintu kaca, membukanya, Channie kemudian melangkahkan kaki keluar. Channie bertambah
takjub akan pemandangan di atas sini. Kolam renang dengan tepinya berlapis kaca, seperti
langsung berada di tepian gedung ini. Ini menakjubkan! Sangat indah. Channie jatuh cinta,
dengan pemandangan yang ada di atas sini. Bayangan, dia berenang malam hari, di sini.
Menikmati bintang. Pasti rasanya, luar biasa!

Ya. apalagi berenang bersama Kyuhyun, kemudian berakhir dengan bercinta di dalam kolam
renang. Pasti akan sangat indah, Channie? Channie segera menepis pikiran mesumnya ini.

***

Kyuhyun masih serius menatap layar datarnya, ia harus menyelesaikan ini sebelum jam makan
siang. Ia ingin segera pulang, melihat keadaan Channie. Bagaimana mungkin Channie, bisa
kesakitan akibat bercinta semalam? Ya, Tuhan. Apa, aku semalam terlalu berlebihan? Tidak.
Channie bahkan juga ikut dalam permainan yang bisa dikatakan luar biasa. Bisa mengimbangi
permainanku. Tapi, kalau aku ingin lagi? Apa masih sakit juga? Ah, sebaiknya, aku segera
pulang dan memastikan, Channie baik-baik saja setelah meminum obat. Kyuhyun masih
berkecamuk dengan pikirannya sendiri.

Sementara itu, Donghae yang ada di depannya, malah tersenyum menatap Kyuhyun. Temannya
ini sudah membuat heboh semua karyawannya dengan perbuatannya, kemarin. Setelah menolong
Channie yang di serang wanita yang tergila-gila ingin tidur dengan temannya ini, di depan
kantornya.

Channie, gadis itu ternyata sangat luar biasa efeknya terhadap Kyuhyun. Gadis itu, sebaiknya
juga hati-hati, banyak wanita yang mengincar Kyuhyun. Apalagi, mantan teman tidur Kyuhyun.
Karena, Kyuhyun tidak pernah seperhatian ini terhadap seorang gadis. Apalagi, Channie adalah
karyawan biasa. Bisa di bilang dari tingkatan rendah. Berbeda jauh dari Kyuhyun, atau wanita-
wanita yang biasa melayani Kyuhyun. Ini, bisa memicu kecemburan.

Kyuhyun menghembuskan nafas kasar, kemudian menatap Donghae tajam.

“Kau kurang kerjaan.” kata Kyuhyun sinis, “Mana laporan yang aku—“
“Itu.” potong Donghae, sambil menghardikkan bahunya pada file yang sudah ada di meja
Kyuhyun. Kyuhyun mendengus kesal. Donghae kenapa malah terkekeh melihatnya?
Menyebalkan.

“Kau dalam bahaya, Cho Kyuhyun.” ucap Donghae, membuat Kyuhyun menatap Donghae, lagi.

“Apa?”

“Lehermu terkena cakaran wanita itu, kan? Dan, itu terjadi kemarin.”

“Lantas? Apa masalahnya? Ini sudah tidak apa-apa. Tidak akan infeksi, kalau kau khawatir
padaku, Lee Donghae.” jawab Kyuhyun ketus. Donghae terkekeh.

“Kau tidak bodoh kan, Mr. Cho?” Donghae memperbaiki posisi duduknya, lebih tegak menatap
Kyuhyun, “Kemarin kau menolong gadis itu, di depan loby gedung ini. Ada banyak orang
melihat kejadian itu. Lalu, kau dengan mudahnya membawa Channie, ke dalam mobilmu.
Channie, gadis itu karwayan di sini. Dia karyawan biasa, selain statusnya sebagai istrimu yang
tidak di ketahui publik. Oh, bukan. Tepatnya, hanya pemuas nafsu—“

“Lee Donghae!!!” Kyuhyun berteriak. Dia tahu arah pembicaraan Donghae. Matanya menatap
tajam ke arah Donghae. “Sekali lagi, kau bilang dia pemuas—“

“Hey! Bukankah, itu kenyataannya. Kau hanya mengincar tubuhnya, kan? Bukannya, dulu kau
juga menolak dijodohkan dengan Channie? Setelah melihat Channie, kau tergila-gila. Ingin
bercinta dengan Channie. Sekarang, kau malah menjadi begitu perhatian padanya. Apa, kau
menyukainya? Benar, kan?”

“Lee Donghae.” Kyuhyun terlihat sangat marah. “Ini. Urusanku. Bukan. Urusanmu!” teriaknya
marah.

Donghae terkekeh, dia benar! Firasatnya benar. Kyuhyun bahkan sudah mencintai gadis itu.
Hanya saja, temannya ini telalu gengsi. Masih takut, berkomitmen dan tidak percaya dengan
cinta, setelah apa yang dialami kakaknya, Cho Ahra, yang membuat kakaknya depresi—dan
harus menjalani perawatan intensif seperti orang gila selama dua tahun, karena di tinggal calon
tunanganya, ke Amerika, katanya hanya untuk menyusul cinta pertama pria itu, pria beruntung
itu juga salah satu teman baik mereka, Choi Siwon.

Setelah itu. Kyuhyun menggagap cinta itu, omong kosong. Ya, Kyuhyun menyayangi kakaknya.
Sehingga ia bisa merasakan sakitnya, Ahra saat itu.

Donghae kemudian menatap Kyuhyun lekat-lekat, “Aku mengenalmu bukan hanya satu tahun?
Itu lama sekali, kau tahu. Kalau kau menyukai gadis itu. Jangan membuat kekacauan lagi. Ingat,
apa yang dialami kakakmu dulu.”

“Lee Donghae—“ Kyuhyun menggeram. Marah. “Apa maumu? Kau mau aku mutasi ke luar
negeri—“
“Kekanak-kanakan.” potong Donghae tersenyum. “Gentleman, Mr. Cho! Kau pasti tahu, apa
yang akan terjadi, jika kau menyembunyikan status Channie.” jelas Donghae. “Ya sudah, aku
ada janji makan siang dengan Sung Ah.”

Kyuhyun masih membeku di tempatnya. Tidak kuasa berdiri, walau hanya untuk menoyor wajah
tampan seorang, Lee Donghae.

Channie pasti akan mendapat omongan yang tidak-tidak dari semua karyawan di sini. Pasti
semua mencibir Channie sebagai—Oh, ya ampun! Kyuhyun memijit kepalanya, pusing
menderanya. Kepalanya seperti di tusuk-tusuk. Hatinya terasa nyeri, mengingat kata-kata kotor
yang terlontar untuk Channie. Belum lagi, kata-kata sepupu Channie, Jungsoo. Kemarin siang.
Membuatnya, ingin berteriak. Sangat keras. Dia tidak mau berbagi Channie, dengan pria itu.
Channie hanya miliknya. Sialan!

Kyuhyun, pada makan siang itu langsung pada inti pembicaraan. Kenapa, Jungsoo ingin
menemuinya. Mengenai Channie, apalagi. Dia mencium, ada hal lain di balik senyum manis
pria di depannya, kala itu.

“Langsung saja, aku tidak punya banyak waktu,” ucap Kyuhyun dingin. Bayangan Jungsoo
memeluk Channie dan mencium pipi Channie, waktu mereka akan menikah. Menusuk ulu
hatinya. Sakit.

“Aku sulit menemuinya, akhir-akhir ini. Entahlah, pesanku juga, jarang ia balas. Apa dia baik-
baik saja. Erm, maksudku, aku terbiasa tahu keadaannya. Jadi, aku hanya khawatir. Itu saja,”
pria itu terlihat gugup tapi bisa di tutupi dengan wajahnya yang terlihat tenang.

“Dia baik. Sangat baik, bahkan. Mengenai itu, seharusnya kau tahu, dia sudah bersuami
sekarang. Dan, kalau khawatir, itu wajar. Kau sepupunya. Oh, Channie bilang, kau kakak yang
baik.” Kyuhyun sengaja mengatakan kata ‘kakak’ dengan penekanan, agar Jungsoo tahu siapa
dirinya.

“Ya, aku hanya kakaknya. Tapi, aku berhak tahu, kan. Sepertinya, dia berubah setelah menikah
denganmu.” Oh, rupanya Jungsoo sudah berani menantangnya. Kyuhyun menatap tajam kearah
Jungsoo. Ia ingin mencekik pria ini. Terlihat jelas, kalau Jungsoo cemburu.

Astaga! Jungsoo, menyukai adik sepupunya sendiri. Ya, Tuhan. Mereka saling mencintai. Dada
Kyuhyun bagai dihantam sesuatu yang sangat keras. Sesak. Hatinya teriris. Kalau, Channie
tahu? Lalu, mereka berpisah dan Channie akan bersama Jungsoo! Tidak! Tidak! Tenang Cho
Kyuhyun! Oh, ya! lagi pula, Jungsoo akan menikah, kan? Dengan wanita iblis itu?

“Berubah? Maksudmu?” tanya Kyuhyun. Mencoba mengintimidasi Jungsoo, tapi Jungsoo tidak
terlihat terintimidasi. Brengsek!

“Ya, kau pasti tahu. Dia sedikit tertutup, aku tahu pernikahan kalian belum waktunya untuk
dipublikasikan. Dan, aku juga tahu, kau orang sangat terpandang dan berpengaruh di negeri ini
sedangkan Channie, orang biasa saja. Bukan dari kalanganmu. Tapi, perlu kau tahu, dia seperti
tidak bahagia?”

“Kau tahu apa, dengan kata bahagia? Lagi pula. Aku tidak melihat status sosial dalam memilih
ISTRI. Aku menikahi Channie, karena aku dan dia saling mencintai. Hanya dasar, saling
mencintai. Simple, kan?” Bohong sekali, kau Cho Kyuhyun! Cinta? Apa, kau mencintainya. Sial.
Jantungnya berdebar dengan keras sekarang.

“Aku mengenal Channie, semenjak dia bayi! Jadi, aku tahu apa yang terjadi pada perasaannya.
Kalau, kau menyakitinya—“

“Kau mengancamku?” Kyuhyun tersenyum dengan smriknya, “Kau ini hanya kakak sepupunya,
jadi jangan harap kau bisa ikut campur dengan urusan rumah tanggaku.” jelas Kyuhyun,
terlihat marah. Tapi, ia mencoba tenang. Jangan membuat kacau, Cho Kyuhyun, tenang.
Tenang.

“Ya. Kalau kau berani menyakitinya, aku tidak peduli, kau seorang CEO yang sangat kaya raya
dan sangat berpengaruh. Tapi, sebagai pria sejati, kau tahu artinya, kan? Jadi—”

“Kau, sepertinya sangat takut kehilangan Channie, ya? Apa kau menyukai adik sepupumu
sendiri?” Kyuhyun mengepalkan tangannya, sampai buku-buku jarinya memutih. Wajah
Jungsoo terlihat memucat. Brengsek! Pria ini, benar-benar mencintai, Channie-nya.

“Kau, seharusnya tahu. Channie, layak bahagia. Dia, tidak mempunyai keluarga sebahagia ini,
bersama Paman dan Bibi, kalau saja, Paman dan Bibi tidak mengadopsinya, sewaktu ia masih
bayi.” Jungsoo segera sadar dengan apa yang ia ucapkan. Dia, baru saja membocorkan rahasia
penting. Yang bahkan, ditutup rapat-rapat oleh, Park Soo Hwan, Pamannya. Ayah, Channie.

Kyuhyun kala itu, langsung membeku. Seakan tertimpa balok es di atas kepalanya. Kaku,
seluruh tubuhnya tidak bisa di gerakkan. Bagaimana mungkin, ia bisa tidak tahu kalau
Channie?

“Ja—jadi Channie, bukan—“

“Aku mohon, jangan memberi tahu Channie tentang ini.”

“Kau gila!” Kyuhyun berdesis marah. “Channie berhak tahu!” lanjutnya lagi. Channie
sebaiknya tahu. Dia, selama ini bukan anak kandung, Soo Hwan? Ya, Tuhan. Channie pasti
akan sangat terpukul mendengar ini. Lalu, kau juga akan kehilangan dia, setelah dia tahu kalau
dia dan Jungsoo tidak sedarah? Kepalanya semakin berat. Pusing.

“Jangan! Biarkan seperti ini dulu.” Jungsoo terlihat terpukul, “Ada waktunya nanti, dia akan
tahu, dari Paman sendiri.” lanjutnya, “Erm, setidaknya sampai, aku menikah dengan Juyeon.”
“Apa?!” pekik Kyuhyun. Jadi, Jungsoo—Pria yang dianggapnya Brengsek, ini. Menunda
pernikahannya. Double sialan! Cho Kyuhyun, kau dalam masalah. Soo Hwan—ayah Channie
tahu, kalau Channie mencintai pria ini. Pasti, itu.

“Pernikahan, kami di undur.”

Masih memejamkan matanya, Kyuhyun berusaha menghilangkan rasa pusing yang menderanya.
Ya. Benar. Kalau saja Soo Hwan, menikahkan Jungsoo dengan Channie, pasti akan
menimbulkan curiga. Mereka ada ikatan darah, berarti tidak boleh menikah. Kalau, Jungsoo
menikah dengan Channie, itu artinya, Soo Hwan siap membongkar kalau Channie, bukan anak
kandungnya. Dan, Soo Hwan tidak melakukan itu, dia masih ingin Channie menganggapnya,
sebagai ayah kandugnya.

Sialan!

Memijit lagi. Bernafas dengan berat, Kyuhyun terasa pusing. Ini, lebih sulit dari yang ia kira.
Lalu, apa yang harus ia lakukan?

“Sakit kepala?” suara Ryeowook, membuat Kyuhyun perlahan membuka matanya, “Sudah jam
makan siang, katanya kau mau—ya ampun, kau terlihat pucat, Kyu.“ ucap Ryeowook—yang
memang terbiasa memanggil Kyuhyun, tanpa kata ‘Sahjangnim’ di depan namanya kalau hanya
ada dia dan Kyuhyun.

“Setelah makan siang, tidak ada rapat penting, kan?” potong Kyuhyun mengalihkan apa kata
Ryeowook barusan.

“Hanya ada rapat—Emm aku akan menundanya, kalau kau mau?” tawar Ryeowook. “Kau
terlihat, banyak pikiran.” lanjutnya lagi, Kyuhyun hanya bisa tersenyum masam. Membayangkan
Channie, akan menjadi milik orang lain saja, ia sudah gila. Apalagi—Ya, Tuhan! Tidak. Tidak!

“Channie, menjadi bahan gosip hari ini, kau tahu?” Ryeowook tersenyum menggoda. Kyuhyun
melemparkan tatapan tidak suka kepada Ryeowook. “Bahkan, Changmin dan Jonghyun yang ada
di luar Seoul, saja tahu, itu.” Ryeowook terkekeh mendengarnya.

Ini, di luar dugaannya. Dia hanya ingin, Channie tidak tersakiti oleh siapapun, termasuk wanita
sialan itu, kemarin saat akan menyakiti Channie.

“Ini semua, karena wanita sialan yang dibawa Lee Hyukjae. Ngomong-ngomong, aku belum
melihat Lee Hyukjae, apa dia—“

“Ya, dia seperti biasa. Bersembunyi, dengan wanita-wanita seksinya itu.”

“Dasar. Aku akan menghabisinya, kalau dia kembali.” gumam Kyuhyun, kemudian
membereskan peralatannya. “Ryeowook—“ panggil Kyuhyun pelan, dia sedikit takut.

“Ya?”
“Mengambil hati seorang wanita, bagaimana caranya?”

Ryeowook ternganga. Kyuhyun menanyakan apa? Dia sinting atau apa? Bukankah selama ini,
dia berhasil mengambil hati semua gadis-gadis di seluruh penjuru kota ini? Sulit di percaya,
Kyuhyun menanyakan hal seperti ini padanya.

Tak lama kemudian. Terdengar suara Ryeowook yang tertawa dengan keras.

***

“Sudah tidak demam?” Bibi Han bertanya pada Channie saat Channie akan membantunya
menyiapkan makan siang.

“Ya. Aku baik-baik saja,” ucap Channie ragu. Sebenarnya kadang ia masih suka merasakan
nyeri. Beruntung obat yang ia minum, lumayan bisa membuat sakitnya mereda.

“Sudah tidak nyeri lagi, kan?”

Channie merasa pertanyaan Bibi Han mengarah pada hal yang ia lakukan dengan Kyuhyun
semalam. Pipinya merona. Kenapa, hal seperti itu sangat mudah terbaca. Dia malu.

“Tidak,” jawab Channie pelan, membuat Bibi Han terkekeh, “Bibi Han, aku bisa—“

“Sudahlah, kau sedang sakit. Lebih baik, kau duduk saja. Sebentar lagi, Tuan muda akan pulang.
Dia pasti tidak senang, melihat kau kelelahan membantu Bibi.”

“Astaga Bi, jangan berlebihan. Aku hanya ingin membantu, lagi pula tidak mungkin kelelahan
kan, kalau hanya membantu memasak,” Channie memaksa, Bibi Han hanya menggelengkan
kepalanya sambil tersenyum.

“Seperti kata Tuan muda, kau keras kepala. Kau sering membantahnya, iya kan?”

Apa? Jadi, Kyuhyun bercerita pada Bibi Han, kalau dia keras kepala? Kapan? Bibi Han seperti
Ibu bagi Kyuhyun, sepertinya. Beliau tahu apa saja tentang Kyuhyun.

“Memangnya, Kyuhyun pernah bercerita. Erm, tentang aku?” tanya Channie ragu-ragu.

Sambil terus menyiapkan makanannya, Bibi Han tersenyum, lagi-lagi, “Perlu kau tahu, dia tidak
bercerita. Melainkan dia berbicara sendiri, saat Bibi di depannya atau sedang menyiapkan
makanan untuknya, dia selalu mengoceh sendiri.” Bibi Han terkekeh.

“Tuan muda, tidak pernah membicarakan wanita lain, selain kau. Di luar ibu dan kakaknya,
tentunya.” lanjut Bibi Han. Channie, menghangat mendengar ini. Jadi, dia wanita yang pertama
keluar dari mulut seorang Cho Kyuhyun, di depan Bibi Han, orang yang di anggap keluarganya
sendiri.
“Ma—maksud Bibi Han?”

“Kau sudah berhasil menyentuh hatinya.” jawab Bibi Han singkat.

Apa? Hatinya? Apa seorang Cho Kyuhyun—yang sangat suka berganti wanita setiap harinya,
okey bisa di bilang begitu, bisa tersentuh hatinya? Tidak masuk akal. Apalagi tersentuh olehnya,
yang hanya seorang gadis biasa?

“Dia peduli padamu. Tidak pernah selama berpuluh-puluh tahun, aku melihat dia seperti saat
bersamamu, Channie.” ucap Bibi Han melembut. Membuat Channie merona.

“Bibi Han—“

“Percayalah. Jadi, kau siap-siap saja terjerat olehnya.”

“Tapi, dia banyak—“ Channie mengingat Kyuhyun saat ada di Club bersama wanita yang
hampir mencelakainya, bercumbu. Hatinya memanas. Terasa nyeri. Ia tidak suka Kyuhyun
seperti itu padanya.

“Channie, dia berbuat seperti itu ada dasarnya. Bahkan, kau belum tahu alasan sepenuhnya Tuan
muda tidak mau berkomitmen sebelum bertemu denganmu.”

Wow. Sebuah rahasia lagi Channie?

“Memang apa alasannya? Apa dia pernah patah hati?”

“Tidak, hanya saja—“

“Makan siang sudah siap?”

Bibi Han dan Channie segera menoleh saat pembicaraan mereka terpotong oleh pertanyaan yang
datang dari orang yang mereka bicarakan. Dia, Cho Kyuhyun. Kyuhyun, menatap ke arah
Channie dengan tatapan tenang, walau sorot matanya teduh namun bisa membuat Channie
terintimidasi oleh tatapan itu.

Cho Kyuhyun, berdiri dengan angkuhnya. Kedua tangan di masukkan ke dalam saku celananya.
Jas sudah terlepas dan kemeja yang sudah ia gulung lengannya sampi ke siku. Rambutnya
terlihat acak-acakan. Walau wajahnya terlihat sedikit pucat, tapi dia tetap tampan. Terlebih, dia
begitu seksi.

Tuhan, kapan dia terlihat tidak mempesona?

“Sebentar lagi,” Bibi Han terlihat gugup, namun bisa menutupinya dengan senyum yang
merekah di wajahnya.
Channie menelan ludah dengan susah payah. Jantungnya berdebar dengan keras. Keringat dingin
langsung keluar dari tubuhnya. Tatapan Kyuhyun yang terus tertuju padanya, kini terasa begitu
membakar dirinya. Sampai dia merasa panas di area sensitifnya. Lalu, sudah berapa lama
Kyuhyun ada di sini. Apa dia mendengar apa yang Channie tanyakan, dan Bibi Han katakan.
Channie, kau mati saja kalau dia benar-benar mendengarnya.

Bumi tolong telan aku, sekarang juga! Batin Channie berteriak.

Tidak lama kemudian, makanan sudah tersaji di meja makan. Channie duduk perlahan,
berhadapan dengan Kyuhyun—yang masih diam sejak ia datang. Membuat Channie, salah
tingkah. Gugup. Pria ini selalu saja berubah-ubah. Tadi pagi begitu lembut, perhatian walau
memang sikap menyebalkan seperti memaksa itu masih ada, tapi siang ini. Lihatlah, begitu
berbeda. Apa ada masalah dalam pekerjaannya?

“Kau sudah terlihat baik,” ucap Kyuhyun memecah keheningan saat Bibi Han menuju tempat
yang lain. Entahlah, Bibi Han selalu tidak ada di sekitarnya saat dia berdua dengan Kyuhyun.

“Kau minum obatnya, kan?” tanya Kyuhyun lagi, sambil mengunyah makanan yang ada di
mulutnya.

“Ya. Aku meminumnya.” jawab Channie pelan. Ia menahan nafasnya. Gugup. Kenapa, Kyuhyun
bisa terlihat tenang saat mengucapkan kata-kata itu?

“Masih nyeri kalau dibuat berjalan?” tanya Kyuhyun lagi, masih terlihat tenang namun terdengar
khawatir. Channie sedikit memperbaiki duduknya, ia tidak nyaman dengan tatapan Kyuhyun
seolah langsung menembus bagian bawah tubuhnya.

“Sudah—maksudku, sudah tidak, ya kadang-kadang masih. Tapi, tidak seperti tadi pagi.”
ucapnya menatap makanan yang ada di depannya. Channie tidak bisa berbohong pada Kyuhyun.

“Bagus.” gumam Kyuhyun, Channie seketika menatap Kyuhyun dan tatapan mereka bertemu.
Sorot mata Kyuhyun terlihat menyala-nyala. Ada sesuatu di balik, kata ‘Bagus’ membuat
Channie meremang.

“Makanlah,” perintah Kyuhyun, Channie segera menyantap makanan yang ada di depannya.
Kenapa Kyuhyun pulang untuk makan siang? Apa benar kata Bibi Han. Kyuhyun memang
peduli padanya? Apakah itu, Kyuhyun ada perasaan sedikit saja padanya?

Ponsel Channie berbunyi. Meletakkan sumpitnya, Channie meraih ponselnya. Kyuhyun


menatapnya, dengan tatapan bertanya. Tapi, ia kembali menyantap makan siangnya.

“Jungsoo, oppa? Oh, sayang sekali aku—“ Menatap Kyuhyun yang ada di depannya, Kyuhyun
ternyata juga menatapnya. Tatapannya menggelap. “Ya, aku sedang makan—erm makan siang
dengan Kyuhyun.” lanjut Channie pelan.
“Ya. Baik. Hum? Tidak. Kau juga, jaga dirimu. Baik. Iya.” Channie menutup teleponnya dan
Kyuhyun masih menatapnya.

“Kau senang sekali, mendapat telepon dari kakak sepupumu?” tanya Kyuhyun dingin.

“Maksudmu? Ya, dia sedikit khawatir—“

“Sepertinya, kalian sering saling menelpon,” potong Kyuhyun, Channie menjadi tidak tahu arah
pembicaraan Kyuhyun ini.

“Aku jarang melakukannya, sekarang—“

“Tapi dia yang sering menelponmu dan kau dengan senang hati kan, meladeninya,” potong
Kyuhyun, lagi-lagi dengan nada yang ketus. Channie mendengus kesal. Kyuhyun tidak suka,
interaksinya dengan Jungsoo, karena pria ini tahu, dulu dia mencintai kakak sepupunya itu. Tapi,
itu dulu! Demi, Tuhan, bahkan hatinya sudah tidak ada nama, Jungsoo lagi. Selain, dia
menghormati kakaknya itu.

“Aku tidak mengerti apa maksudmu,” Channie juga menatap Kyuhyun kesal. “Aku lapar,
sebaiknya kita lanjutkan makan—“

“Aku sudah tidak berselera!” Kyuhyun menatap Channie, marah. “Kau harus tahu, aku paling
tidak suka, jika seorang gadis apalagi itu istriku pada saat bersamaku, menerima telepon dari pria
lain!” Kyuhyun berteriak marah.

“Ka—kau kenapa sih? Dia, Jungsoo. Kakak sepupuku, saudaraku. Bukan, pria lain.” jelas
Channie.

“Ya. Dia, kakak sepupu yang kau cintai, kan? Aku tahu, Channie. Setidaknya, kau menghargai
aku yang ada di depanmu ini. Aku di depanmu saja, kau bisa menerima telepon darinya, apalagi
kalau aku tidak ada di sampingmu?”

Channie berdiri, matanya memerah. Detak jantungnya berdebar dengan keras. Kyuhyun secara
tidak sengaja menuduhnya, ia berselingkuh? Begitu? Dia murahan.

“Kau bisa mengatakan itu. Lalu, pada saat kau dengan wanita malam—“

“Itu tidak sama.” potong Kyuhyun, dia berdiri seketika, menggebrak meja dengan begitu keras.
“Kau jangan menghubungkan masalah ini. Ini tidak sama. Aku tidak ada perasaan dengan wanita
sialan itu, brengsek!”

“Jadi, kau bisa dengan wanita lain, sementara aku tidak, begitu?” mata Channie semakin
memerah. Kyuhyun masih belum mengerti perasaannya. Apakah, dia akan terus seperti ini? Air
mata sudah ada di pelupuk matanya. Jangan menangis, Channie. Jangan!
“Tidak!” Kyuhyun mengerang, “Tidak seperti itu, Channie. Demi, Tuhan!” Kyuhyun menatap
tajam pada Channie. Rahangnya mengeras.

“Kau mencintai pria itu, dan pria itu juga—“ Kyuhyun menghentikan kata-katanya, hampir saja
ia mengatakan kalau Jungsoo juga mencintai Channie. Nafasnya memburu. Sialan, dia begitu
emosi. Selain, itu kau cemburu Cho Kyuhyun?

Apa? Cemburu? Tidak mungkin, kan?!!

“Kau, tidak akan pernah mengerti. Aku muak denganmu!” Teriak Channie sebelum ia
menghentakkan kakinya. Channie segera beranjak dari hadapan Kyuhyun.

Dengan dada yang masih bergemuruh, Kyuhyun juga meninggalkan meja makan dan ia juga
tahu, Channie menangis—melihat dari merahnya mata Channie, tadi menahan amarahnya,
karena pertengkaran ini. Lebih tepatnya, sikapnya yang terlalu takut kehilangan Channie. Egois!
Ya, dia pria brengsek dan paling egois!

Dan, kau takut kehilangannya, Cho Kyuhyun. Akui saja, kau memang takut kalau dia kembali
pada Jungsoo! Hatinya bagai di tusuk-tusuk mengingat Channie dan Jungsoo bisa saja bersatu.

BRAKKK!

Menutup ruang kerjanya dengan keras! Tidak peduli, kalau pintu itu bisa saja rusak.

“Argghh!!!” Kyuhyun melemparkan apa saja yang ada di meja kerjanya. Dadanya terlihat naik-
turun. Darahnya mendidih, sakit kepalanya makin terasa sampai ke ubun-ubun.

“Brengsek!” umpatnya marah.

Melonggarkan dasinya, ia memilih memejamkan matanya kuat-kuat. Menghempaskan tubuhnya


pada kursi kerjanya. Menghela nafas panjang. Kenapa, membuat Channie berada di sisinya,
menjadi semakin sulit. Apakah, benar yang ia rasakan selama ini? Apa, ia pantas untuk Channie.
Membuat gadis itu bahagia? Dia, bukan pria baik seperti kakak sepupunya. Dia, pria brengsek
yang dulu selalu bermain wanita. Sebelum dia bertemu dengan Channie. Dia sudah tidak
mempunyai nafsu lagi, dengan wanita selain, wanita itu Channie. Sialan.

Kejadian Channie, tiba-tiba diserang oleh wanita itu, membuat Kyuhyun ingin terus melindungi
Channie, dan membuat gadis itu aman. Bahagia. Bersamanya. Apa, dia bisa? Bagaimana, kalau
Jungsoo tidak terima, dan merebutnya?

Dia tidak akan membiarkannya. Channie. Miliknya.

***

Kyuhyun mengerjapkan matanya, membuka perlahan, Kyuhyun menatap jam yang ada di meja
kerjanya. Sudah jam tujuh malam. Dia, tertidur cukup lama, rupanya.
“Oh, sial!” ia memijit pelipisnya yang masih terasa pusing. Mengingat kembali pertengkarannya
dengan Channie. Ia segera beranjak dari kursi kerjanya.

Kyuhyun mencari Channie, di penjuru penthousenya ini, Channie tidak ada. Kamar Channie
yang memang di kunci karena ia tidak mau Channie tidur di sana, lagi. Tapi, gadis itu tidak ada
di sana. Pintunya masih terkunci. Naik keatas. Kyuhyun membuka cepat pintu kamarnya.

Melihat ranjangnya kosong, Kyuhyun semakin panik. Di mana, Channie?

“Channie!” panggil Kyuhyun, jangan sampai Channie pergi! Tidak! Dia tidak mau, Channie
pergi!

Gusar, dengan cepat Kyuhyun berlari ke dalam kamar mandinya. Kosong! Channie, tidak ada di
penjuru kamar mandi termasuk di luar kamar mandi ini, ada taman di sana. Channie, juga tidak
ada.

Mengusap rambutnya kasar, Kyuhyun semakin frustasi. “Channie. Ini, tidak lucu.”

Membuka pintu, yang mengarah langsung ke kolam renang, mata Kyuhyun bergerak mencari
sosok gadis yang ia cari. Ia melihat sosok itu. Seketika ada kelegaan dalam hatinya.

“Ya, Tuhan.” gumam Kyuhyun sambil menghela nafas panjang, lalu ia bergerak mendekat ke
arah di mana Channie sedang berbaring pada kursi malas. Menunduk, Kyuhyun menatap
Channie yang tertidur. Gadis ini, begitu Cantik. Sangat cantik!

Melihat mata Channie yang masih meninggalkan bekas basah karena air mata dan terlihat sedikit
bengkak. Kyuhyun merasa hatinya juga teriris. Sakit.

Tuhan, dia membuat gadis ini menangis. Kau mengacaukan segalanya, lagi. Cho Kyuhyun.

Mengusap pipi, Channie dengan lembut. Kyuhyun menggenggam erat tangan Channie, mencium
punggung tangan Channie berulang kali. Ia takut sekali, kalau Channie benar-benar pergi dari
sisinya.

Dia, tidak bisa membayangkan gadis ini akan pergi darinya. Tidak bisa. Tidak.

Menaikkan kepalanya, untuk mencium ujung kepala Channie. Mengecupnya lama di sana,
kemudian turun pada hidung dan bibir Channie yang menggoda. Menyesapnya perlahan.
Membuat Channie menggeliat. Kyuhyun melepaskan ciumannya, menatap Channie, yang kini
terkejut menatapnya.

“Ka—kau sejak kapan?” Channie terlihat gugup.

“Tidur di dalam. Kau, bisa sakit nantinya.” Kyuhyun hendak mengangkat tubuh Channie, tapi
Channie menolak.
“Tunggu.” tolaknya, “Aku bisa berjalan—“

“Kau masih marah padaku?” tatap Kyuhyun pada Channie, jarak wajah mereka berdua sangat
dekat, membuat Channie sedikit memundurkan wajahnya. Ia masih marah dengan Kyuhyun.
Tapi, melihat sikap Kyuhyun yang terlihat menyesal.

“Channie—Channie aku…maaf,” ucap Kyuhyun gusar. Mengusap wajahnya kasar. Pria ini
terlihat takut. Entahlah, Channie hanya bisa mengartikan itu dari raut wajah Kyuhyun.

“Ayo, kita ke dalam. Kita bicarakan baik-baik. Aku janji, tidak akan marah-marah lagi.”

Channie diam sejenak. Mencerna apa kata Kyuhyun. Ada baiknya. Tapi, tadi ia ingin berenang.
Apa boleh buat, ia ketiduran karena menangisi pria sinting yang ada di depannya ini.

“Persetan.” Kyuhyun hendak mengangkat tubuhnya.

“Cho—Cho Kyuhyun, tunggu!” Channie sedikit meronta dalam gendongan Kyuhyun, “Aku,
masih ingin di sini.” lanjut Channie, “Emm, berenang. Aku ingin berenang.”

“Apa?” Kyuhyun mengernyit. Kemudian menggelengkan kepalanya, “Tidak. Kau kurang enak
badan, lagi pula ini sudah malam. Kau bisa sakit.”

“Aku tadi, berniat untuk berenang.” bantah Channie. “Turunkan aku, Cho Kyuhyun.”

“Channie kau—“

“Kalau kau ingin bicara denganku. Biarkan, aku berenang, malam ini.” potong Channie. Masih
dalam gendongan Kyuhyun dan keduanya saling menatap. Menghembuskan nafas beratnya.
Kyuhyun melumat cepat bibir Channie.

“Okey. Tapi—“

“Apa?”

“Kau boleh berenang malam ini. Tapi, bersamaku. Atau, tidak sama sekali.” Kyuhyun
memberikan tatapan yang menggelap, ada gairah dari sorot matanya.

“Apa?” Channie terkejut mendengar perintah Kyuhyun, “Kau tidak bisa melakukan ini padaku.”

“Oh, ya? Ayo. Kita. Berenang.” bisik Kyuhyun tepat di telinga Channie. Terdengar sensual.
Membuatnya, bergidik. Kyuhyun mencium pipinya sebelum Channie protes, lebih banyak.

“Kyu—Kyu aku—“ Channie semakin gugup, jantungnya berdebar dengan keras. Kyuhyun
membawa tubuhnya perlahan mendekat ke tepian kolam, terus masuk ke dalam kolam. Hingga
air membasahi sebagian tubuh Kyuhyun. Menurunkan dirinya, dan berhadapan dengan Kyuhyun.
Membuat Channie, semakin gugup.
Sekarang, tubuhnya juga sudah basah dengan air sampai batas bawah dadanya. Tatapan Kyuhyun
yang terus tertuju padanya, membuat wajah Channie memanas dan panasnya menjalar hingga
titik sensitifnya. Begitu juga dengan Kyuhyun, Channie yang hanya memakai t-shirt putih
kebesarannya, menampilkan bahu telanjangnya yang indah dan sekarang t-shirt itu sudah basah,
hingga—Oh, ya ampun. Cho Kyuhyun menahan nafasnya.

“Berenang, tidak enak kalau berpakaian lengkap seperti ini,” bisik Kyuhyun di depan bibirnya.

***

Salahkan CHO KYUHYUN YA, kalau kurang panas!!!

Maaf kalau ENCE-nya tidak memuaskan. Karena, aku juga gak pengalaman
sih, pengalamannya langsung di playroom/? Sama Yesoong *PLAKKK

Masih ada yang protes? Kurang panjang? Kurang Panas? Sini, aku injek-injek/?
*jahattttttt

Seharusnya, ini aku protek sih. Berhubung aku baik hati sama semuanya,
apalagi yang sudah sudi buat komen, atau sekedar nyapa kalau dia baca FF
nista ini, jadi gak jadi. Sebenarnya males juga kalo di pw, males jawab inbok
tepatnya WKWKWKWK

Untuk yang di bawah umur, bacanya di skip kan tadi? Jangan nyalahin aku
kalau ntar kalian terpengaruh ke dalam jurang kenistaan *tawa setan

Akhir kata, Adik SISTAR BORA, Twins SOO JUNG pamit ya… Jumpa lagi Next Part.
Semoga cepet/?

BYEEE<33333

Bayangin Kyu pas lagi emosi, cemburu, rambutnya acak-acakan >,<

Channie tidurnya aja menggoda banget -______-“

Anda mungkin juga menyukai